II”
DI SUSUN OLEH :
NIM : B1A119349
KELAS : I/019
UNIVERSITAS MEGEREZKY
MAKASSAR
2020
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah Fisika Dasar tentang hukum
Termodinamika I, entropi, dan hukum termodinamika II ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bias disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
Penyusun
Page 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 6
D. Manfaat 6
Bab II Pembahasan 7
A. Hukum Termodinamika I 7
B. Entropi 15
C. Hukum Termodinamika II 18
A. Kesimpulan 22
B. Saran 23
Daftar Pustaka 24
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banyak digunakan sebagai
dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam
secarakeseluruhan. Fisika mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam,
baik yang bersifat makroskopis (berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingi Matahari)
maupun yang bersifat mikroskopis (berukurankecil, seperti gerak elektron mengelilingi inti)
yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi. Fisika menjadi dasar berbagai
pengembangan ilmudan teknologi. Kaitan antara fisika dan disiplin ilmu lain membentuk
disiplin ilmu yang baru, misalnya dengan ilmu astronomi membentuk ilmu astrofisika,
dengan ilmu bahan membentuk fisika material, dengan geologi membentuk geofisika, dan
lain-lain.
digunakan untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk mengubah suatu sistem
keseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untuk mengetahui seberapa cepat (laju) perubahan
itu terjadi karena selama proses sistem tidak berada dalam keseimbangan. Suatu sistem
tersebut dapat berubah akibat dari lingkungan yang berada di sekitarnya. Sementara untuk
aplikasi dalam materialnya, termodinamika membahas material yang menerima energi panas
Di dalam hukum-hukum tersebut terdapat rumus-rumus yang berbeda pula, sesuai dengan
Page 4
permasalahan yang ada. Ada Hukum 0 Termodinamika atau biasa disebut sebagai Hukum
Hukum 3 Termodinamika.
Di dalam Hukum 1 Termodinamika itu sendiri, menjelaskan tentang energi yang ada
Kekekalan Energi. Hukum Kekekalan Energi yaitu energi yang tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, hanya dapat berubah bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Oleh
isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Dari energi yang ada pada proses tersebut, dapat pula
dihitung berapa kapasitas panas kalornya, entalpi, dan kalor yang dihasilkan dari proses
tersebut.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu
ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada
konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan
entropinya naik.
suatu ukuran kalor atau energi yang tidak dapat diubah. Dalam Hukum II Termodinamika,
B. Rumusan Masalah
Page 5
3. Bagaimana konsep entropi ?
C. Tujuan
D. Manfaat
Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Termodinamika I
Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”. Sesuai
dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah
Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau
dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”. Sesuai dengan
hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang
dilakukan ditambah dengan perolehan energi dalam karena kenaikan temperature (Pauzali,
2008).
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah
(sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil
dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa
lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam
termodinamika atau disebut Hukum I Termodinamika. Untuk suatu proses dengan keadaan
Page 7
∆U = U2 – U1
Q = W + ∆U
Tapi rumus itu berlaku jika sistem menyerap kalor Q dari lingkungannya dan melakukan
Jika dalam sistem mengalami proses perubahan yang sangat kecil, maka
(Pauzali, 2008).
Page 8
1. Hukum 1 Termodinamika dalam Proses Termodinamika
1) Proses Isotermal
perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu
konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan,
tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika
kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W) (Pauzali, 2008).
PV = nRT
Karena suhu konstan, maka usaha yang dilakukan oleh gas adalah :
dW = P.dV
n.R.T
dW = dV
V
Vf
1
W= nRT∫ dV (Pauzali, 2008).
Vi
V
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang
Page 9
Grafik Proses Isotermal
(Pauzali, 2008).
2) Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V
= 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan
perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
W = P dV = P.0 = 0
Page
10
Gambar 3. Grafik Proses Isokhorik
3) Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan,
gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas
melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
W = P dV = nR dT (Pauzali, 2008).
Page
11
4) Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses termodinamika dimana kerja yang dilakukan oleh
gas adalah murni berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi yang masuk
maupun yang keluar (Q) selama proses itu berjalan. (Hukum Termodinamika I
menyatakan : Perubahan energi internal gas (dU) adalah banyaknya energi kalor yang
disuplai (Q) dikurangi kerja yang dilakukan oleh gas (P.dV) (Pauzali, 2008).
dU = Q - P.dV = - P dV
P Vƴ = K (konstan)
Kapasitas kalor merupakan kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu
sistem sebesar satu derajat. Apabila tidak ada perubahan fasa, panas yang diberikan
kepada sistem akan mengakibatkan kenaikan temperatur. Ada 2 jenis kapasitas kalor,
yaitu ada kapasitas kalor saat volume tetap (C V) dan kapasitas kalor saat tekanan tetap
Page
12
ΔQ = C . ΔT C = dQ/dT
Dimana C adalah kapasitas panas zat yang secara kuantitatif didefinisikan sebagai
besarnya energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1 oC. Dengan
demikian kapasitas panas C memiliki satuan J/kal atau J/K. Sedangkan ΔT tidak lain
adalah menyatakan selisih suhu pada keadaan sebelum dan sesudah diberi energi panas Q
(Pauzali, 2008).
dQv = Cv dT
dQv = n Cv dT
Kapasitas panas pada kalor tetap juga memiliki perbedaan rumus, tergantung pada
dQp = CP dT
dQp = n CP dT
Page
13
(Pauzali, 2008).
1. Proses Isotermal
Vf
ΔU =Q−W → Q=ΔU +W=nCV ΔT +nRT ln
Vi (Pauzali, 2008).
2. Proses Isokhorik
3. Proses Isobarik
Q=nC P ΔT =nC P (T f −T i )
4. Proses Adiabatik
Page
14
Pada proses adiabatik, tidak ada perubahan kalor yang terjadi karena kalor yang diterima
dan dikeluarkan sama besarnya, sehingga Q = 0 . Maka kerja yang dihasilkan proses
1 −γ +1 V
W=C V |V fi
−γ +1
C −γ +1 −γ +1
= ( V f −V i )
1−γ
C −γ+1 −γ +1
W= V −V i )
1−γ ( f
pV γ =C → p i V iγ = p f V γf
1 γ −γ+1 1
W= ( p f V γf V −γ
f
+1
− p i i Vi
V )=1−γ ( p f V f − pi V i )
1−γ
Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :
1
Q=0 ΔU =Q−W → ΔU =−W = (p V −p V )
γ−1 f f i i (Pauzali, 2008).
B. Entropi
1. Definisi Entropi
Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam
sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha.
Entropidari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi
panas berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang bersuhu
Page
15
lebih rendah. Pada suatu sistem yang panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah
Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat
hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah
Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi
termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu
bertambah atau tetap konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran kecenderungan
suatu proses, apakah proses tersebut cenderung akan "terentropikan" atau akan
berlangsung ke arah tertentu. Entropi juga menunjukkan bahwa energi panas selalu
mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah yang suhunya
Dalam proses adiabatik, d’Q = 0, dan dalam proses adaibatik ireversibel d’Qr = 0. Oleh
karena itu dalam proses adibatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap.
Page
16
Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan dengan sebuah
reservoir yang suhunya berbeda. Jika arus panas mengalir masuk kedalam sistem, maka
Qr positif dan entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem Qr negatif dan
Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada tekanan tetap. Arus
panas yang masuk kedalam sistem per satuan massa atau per mol sama dengan panas
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan lingkungannya secara
reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar
arus panas ini yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam lingkungan disetiap
titik adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan
entropi lingkungan sama besar tapi berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem
dan jumlahnya menjadi nol. Sebab sistem bersama dengan lingkungannya membentuk
dunia, maka boleh dikatakn bahwa entropi dunia adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa
Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan ekspansi reversibel.
Dalam ekspansi semacam ini usaha luar haus dilakukan. Karena tenaga dakhil sistem
tetap, maka harus ada arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama besarnya
dengan usaha luar tersebut. Entropi dalam gas dal proses reversibel ini naik dan kenaikan
ini sama dengan kenaikan dalam proses sebenarnya yang irreversibel, yaitu ekspansi
2. Penerapan Entropi
Page
17
Implikasi hukum kedua termodinamika pada lingkungan hidup adalah bahwa
sehingga memerlukan pengelolaan atau bantuan energi dari luar. Prinsip ini terjadi dalam
pengetahuan dan teknologi. Entropi dapat dikurangi dengan menjadikan limbah sebagai
Contoh:
Pemanfaatan limbah perkebunan kedele untuk pakan ternak. Jerami sebagai entropi dapat
digunakan lagi untuk bahan baku kertas, makanan ternak, dan keperluan lain. Manusia
menjadikan buah-buahan sebagai salah satu sumber energi. Entropi yang berupa kulit
C. Hukum II Termodinamika
taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum kedua
siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor
secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi" (Moran,
2004).
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses
pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral
sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut
yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan
Page
18
sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal
ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan tak
gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut (Moran,
2004).
alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu
keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dari
Mesin kalor atau yang biasa disebut dengan mesin carnot adalah suatu alat yang
menggunakan panas/kalor (Q) untuk dapat melakukan kerja (W). Alat ini tidak ideal,
pasti ada kalor yang terbuang walaupun hanya sedikit. Ada beberapa ciri khas yang
Kalor yang dikirimkan berasal dari tempat yang panas (reservoir panas) dengan
Kalor yang dikirimkan ke dalam mesin sebagian besar melakukan kerja oleh zat yang
bekerja dari mesin, yaitu material yang ada di dalam mesin melakukan kerja.
Kalor sisa dari input dibuang ke temperatur yang lebih rendah yang disebut reservoir
dingin
Page
19
Skema Mesin Kalor
Mesin kalor bekerja menurut siklus carnot, siklus carnot bekerja dalam 4 tahap proses,
Siklus Carnot
Tahap pertama yaitu isotermal reversibel secara ekspansi atau penurunan tekanan,
Q=W
Vb
QH = W ab = nRT H ln
Va
Tahap kedua yaitu adiabatik reversibel secara ekspansi, dengan melakukan kerja (W)
Page
20
W = Cv (T1 – T2) = Cv (TH – TC)
Tahap ketiga yaitu isotermal reversibel secara kompresi atau penaikan tekanan,
Tahap keempat yaitu adiabatik reversibel secara kompresi, dengan melakukan kerja
Ketika sistem tersebut melakukan siklus, tak ada perubahan energi dalam sistem.
Dalam mesin carnot, ada yang dinamakan efisiensi mesin. Efisiensi dari suatu
mesin didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja yang dilakukan (W) dengan kalor
W Q H −Q C QC
W =Q H −QC → η= = =1−
QH QH QH
(Campbell, 2002).
Page
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”. Sesuai
dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah
kalor, dan sebaliknya. Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: “Energi tidak bisa dibuat
atau dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”. Sesuai dengan
hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang
Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat
hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah
Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi
dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum
Page
22
kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, “Untuk suatu
mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari
menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai
Makalah ini juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam memberikan pengajaran kepada
Page
23
DAFTAR PUSTAKA
Young, Hugh D. 2002. Fisika University Edisi Sepuluh Jilid Satu. Erlangga : Jakarta/
Page
24