Anda di halaman 1dari 71

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat hidayah dan rahmat-Nya sehingga
laporan lengkap praktikum Teknologi Sediaan Farmasi I ini dapat diselesaikan.
Laporan ini dibuat sesuai dengan hasil-hasil percobaan pada praktikum yang telah
dilakukan.
Penyususn mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mempunyai andil yang cukup besar dalam penyusunan laporan
lengkap ini.
Dan tidak dapat dipungkiri bahwa laporan lengkap ini masih banyak
kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan sehingga mohon pengertian dari
semua pihak yang berkepentingan.
Wassalam.

Makassar, Februari 2017

( Penyusun )
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perkembangan kehidupan manusia sejak dahulu kala selalu
mengalami berbagai tantangan dalam hidupnya, termasuk penyakit yang
sewaktu-waktu dapat menimpanya. Untuk itu manusia mencari cara untuk
menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dengan menggunakan bahan-
bahan disekitarnya baik dari tumbuhan hewan atau mineral. Pengalaman ini
terus dikembangkan sehingga ditemukan penemuan-penemuan.
Penggolongan obat mulai dari bentuk sederhana sejak zaman dulu efeknya
tidak diragukan lagi. Sampai sekarang ini obat-obatan berkembang dengan
berbagai bentuk dan zat aktif yang berbeda.
Di era yang semakin modern ini banyak ahli farmasi yang berlomba
untuk menemukan obat-obat baru, maupun berbagai perkembangan bahan
obat, diantaranya adalah dalam memformulasikan suatu formula dimana
diperlukan berbagai keahlian dan ketelitian serta kreasi dari masing-masing
pribadi.
Salah satu bentuk sediaan yang dapat diformulasikan adalah bentuk
tablet, dimana tablet merupakan bentuk sediaan farmasetik padat yang
mengandung bahan obat dengan atau tanpa zat pengisi yang cocok dan
disiapkan dengan metode pengempaan atau pencetakan.
Melihat pentingnya hal di atas bagi seorang farmasis, maka
dilakukanlah praktikum ini.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara memformulasi dan membuat
suatu sediaan farmasi dengan menggunakan metode tertentu.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Membuat suatu formula sediaan farmasi berupa …..yaitu
tablet… dengan menggunakan metode tertentu.

I.3 Prinsip Percobaan


Pembuatan sediaan tablet berupa tablet kunyah dengan menggunakan
metode granulasi basah melalui pencampuran Mg(OH)3, Al(OH)3, dan
Simetikon sebagai bahan aktif, Laktosa sebagai pengisi, Sukrosa sebagai
pemanis, PVP sebagai pengikat, Pati Kentang sebagai penghancur, Pipermint
Oil sebagai pengaroma, Na-Benzoat sebagai pengawet, dan Talk sebagai
pelincir.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Tentang Tablet

II.1.1 Defenisi Tablet

Tablet didefenisikan sebagai berikut:

 Menurut FI III (6)

Tablet adalah sediaan kempa, dibuat secara kempa cetak, dalam

bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau

cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa

zat tambahan.

 Menurut FI IV (4)

Tablet adalah sediaan obat yang terdiri dari bahan obat dengan atau

tanpa bahan pengisi.

 Menurut Parrot (93)

Tablet kempa adalah suatu bentuk sediaan tunggal yang disiapkan

dengan mengempa substansi obat yang digranulasi dibawah tekanan

beberapa ratus kilogram per sentimeter persegi permukaan ke dalam

bentuk cakram atau bentuk lain sesuai punch dan dies ( pukulan dan

pembentuk).
 Menurut Prescription (125)

Tablet kempa adalah suatu unit bentuk sediaan disiapkan dengan

menggranulasi substansi obat dan mengempa dibawah tekanan

beberapa kilogram per sentimeter persegi granul bahan obat menjadi

bentuk cakram sesuai dengan dies (pembentuk).

 Menurut Scoville’s (81)

Tablet adalah bentuk sediaan padat dari satu atau lebih bahan obat

dengan atau tanpa bahan pengisi yang mana dibua dengan cara

dikempa dengan menggunakan mesin tablet.

 Menurut Michael E Aulton (304)

Tablet adalah sediaan dalam bentuk bulat dimana kedua sisinya rata

atau cembung dan dibuat dengan pencetakan obat atau pencampuran

obat biasanya dengan zat tambahan.

 Menurut Ansel (291)

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan

tambahan yang sesuai yang terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran,

kekerasan, kandungannya pada aspek lain kegunaan dari tablet ini

tergantung dari metoda pembuatannya.

 Menurut Lachman Tablet (131)

Tablet kempa didefenisikan sebagai suatu kait bentuk sediaan padat

dibuat dengan pengempaan dari formula yang mengandung obat dan


pengisi yang cocok atau zat tambahan yang sesuai untuk membantu

dalam proses dan sifat dari produk obat.

 Menurut Dom (772)

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat

dengan atau tanpa zat pengisi yang cocok.

 Menurut USP edisi XX (305)

Tablet kempa didefenisikan sebagai suatu kait bentuk sediaan padat

dibuat dengan pengempaan dari formula yang mengandung obat dan

pengisi yang cocok atau zat tambahan yang sesuai untuk membantu

dalam proses dan sifat dari produk obat.

 Menurut American Pharmacy (436)

Tablet kempa adalah bentuk sediaan yang dibuat dengan pencetakan

pengempaan bahan-bahan obat dalam pencetak.

 Menurut Modern Pharmaceutics (269)

Tablet dapat didefenisikan sebagai suatu sediaan obat padat yang

dibuat dengan cara pemadatan.

 Menurut Text Book of Pharmaceutics (269)

Tablet adalah suatu sediaan padat yang dibuat dengan cara

memadatkan bahan obat atau granul dengan bantuan sebuah mesin

tablet.
 Menurut FORNAS (310)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa

cetak dalam bentuk umumnya pipih yang mana kedua permukaannya

rata atau cembung.

 RPS 18th (1576)

Tablet didefenisikan sebagai sediaan padat farmasetik, berisi

substansi obat atau tanpa bahan pengisi dan juga disediakan melalui

kompresi/kempa cetak.

Kesimpulan :

Tablet adalah bentuk sediaan padat kompak yang dibuat dengan

pengempaan atau pencetakan menjadi bentuk tabung pipih atau sirkuler

atau bentuk lain yang sesuai dengan punch dan dies dengan permukaan

yang rata atau cembung rangkap yang mengandung satu atau lebih

bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan dan bervariasi dalam

bentuk, ukuran, kekerasan, bobot sesuai dengan tujuan penggunaan.

II.1.2 Jenis-jenis Tablet

 Menurut Ansel Inggris (291).

1. Tablet kompresi yaitu tablet kompresi yang dibuat dengan sekali

tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya

kedalam bahan obatnya, diberi tambahan sejumlah bahan

pembantu antara lain. (a) Pengencer atau pengisi yang

ditambahkan jika perlu ke dalam formulasi supaya membentuk


ukuran tablet yang diinginkan; (b) Pengikat atau perekat, yang

membantu perekatan partikel dalam formulasi, memungkinkan

granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya; (c)

Penghancur atau bahan yang dapat membantu penghancuran,

akan membantu memecah atau menghancurkan tablet setelah

pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil,

sehingga lebih kecil, sehingga lebih mudah diabsorpsi; (d)

Antirekat pelincir atau zat pelincir yaitu zat yang meningkatkan

aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah melekatnya

punch dan die serta membuat tablet-tablet menjadi bagus dan

berkilat; dan (e)Bahan tambahan lain seperti zat warna dan zat

pemberi rasa.

2. Tablet kompresi ganda, yaitu tablet kompresi berlapis, dalam

pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Hasilnya

menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet di dalam

tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut

kulit.

3. Tablet salut gula. Tablet kompresi ini mungkin diberi lapisan

gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini berguna untuk

melindungi obat dari udara dan kelembapan serta memberi rasa

atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat

rasa atau bahan obat.


4. Tablet diwarnai coklat, yaitu lapisan coklat merupakan hal yang

penting dalam sejarah karena diwaktu itu hanya coklat yang

dipakai untuk menyalut dan mewarnai tablet.

5. Tablet salut selaput. Tablet kompresi ini disalut dengan

selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut dalam air

maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet, biasanya

berwarna. Kelebihannya bila dibandingkan penyalutan dengan

gula ialah lebih tahan lama, lebih sedikit bahan, waktu lebih

sedikit untuk penggunaannya. Selaput ini pecah dalam saluran

lambung-usus.

6. Tablet salut enterik, yakni tablet yang disalut dengan lapisan

yang tidak melarut atau tidak hancur di lambung tapi di usus.

Dalam hal ini tablet dibiarkan supaya melewati lambung dan

hancur serta diabsorpsi di usus.

7. Tablet sublingual atau bukal, yaitu tablet yang disisipkan di

pipi dan dibawah lidah biasanya berbentuk datar. Tablet oral ini

direncanakan larut dalam kantung pipi, atau dibawah lidah untuk

diabsorpsi melalui mukosa oral, dimana cara ini berguna untuk

penyerapan obat yang dirusak oleh cairan lambung dan atau

sedikit sekali diabsorpsi oleh saluran pencernaan.

8. Tablet kunyah. Tablet kunyah lembut segera hancur ketika

dikunyah atau dibiarkan melarut dalam mulut, menghasilkan


dasar seperti krim dari mannitol yang berasa dan berwarna

khusus.

9. Tablet effervescent dibuat dengan mencetak garam granul

effervescent atau material lainnya yang dapat menghasilkan gas

ketika bercampur dengan air.

10. Tablet triturat. Tablet ini berbentuk kecil biasanya silinder,

dibuat dengan cetakan (MTT) atau dibuat dengan kompresi

(CTT) dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras

11. Tablet hipodermik, yaitu tablet dimasukkan dibawah kulit,

merupakan tablet triturat, asalkan dimaksudkan untuk digunakan

oleh dokter dalam membuat larutan parenteral secara mendadak.

12. Tablet pembagi yaitu tablet untuk membuat resep lebih tepat

bila disebut tablet campuran, karena para ahli farmasi memakai

tablet ini untuk pencampuran dan tidak pernah diberikan kepada

pasien sebagai tablet itu sendiri. Tablet ini relatif mengandung

sejumlah besar bahan obat keras dan diolah untuk membantu ahli

farmasi, dan memungkinkan mereka mendapatkan dengan cepat

ketepatan dalam mengukur obat keras yang berpotensi dalam

menyiapkan bentuk sediaan padat atau cair lainnya..

13. Tablet dengan penglepasan terkendali yaitu tablet yang

penglepasan obatnya secara terkendali.


 Menurut RPS 20th 1633)

1. Tablet salut gula. Tablet ini dicetak dengan menyalutinya dengan

gula. Penyalutannya dapat diberikan pewarna dan sangat baik

dalam melindungi atau melapisi bahan obat terhadap rasa dan

bau, dan melindungi bahan yang sensitif terhadap oksidasi.

2. Tablet salut film atau selaput. Tablet ini dicetak dengan

melindungi lapisan tipis dan bahan yang tidak larut dalam air.

Sejumlah bahan polimer dengan lapisan yang memiliki

karakteristik yang umumnya sama dengan penyalutan gula,

hanya saja keuntungannya dapat mengurangi waktu yang

digunakan pada saat proses penyalutan.

3. Tablet salut enterik. Tablet kempa ini disalut dengan bahan yang

memiliki kelarutan yang resisten terhadap cairan asam lambung,

tetapi dapat dihancurkan pada usus. Penyalutan enterik memiliki

komposisi bahan obat yang tidak aktif atau rusak pada daerah

pencernaan, yang dapat mengiritasi mukosa atau juga dapat

menghambat proses pengobatan.

4. Tablet kompres ganda. Tablet yang dibuat dengan cara

mengempa lebih dari satu tekanan.

5. Tablet lapis. Beberapa tablet disiapkan dengan cara mengempa

menjadi granul dan selanjutnya menjadi tablet. Tablet ini dapat


diulangi untuk memproduksi tablet dengan beberapa lapis,

seperti dua atau tiga lapis.

6. Tablet salut kempa. Beberapa tablet yang disalut dengan

penyalutan kering granul dan dilanjutkan dengan cara mengempa

tablet yang khusus menggunakan mesin tablet dan pengempaan

granul yang lain-lain akan menentukan bentuk dari tablet.

7. Tablet pelepasan terkendali. Tablet kompresi ini dapat

diformulasikan menjadi tablet yang dilepaskan secara lambat

dalam waktu yang lama.

8. Tablet untuk kelarutan. Tablet kempa ini digunakan untuk

mempersiapkan dan membaginya dengan memberikan

karaktesitik tersendiri yang dapat diberi label untuk

mengidentifikasi bahwa obat ini tidak dapat ditelan.

9. Tablet effervescent. Tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi

granul yang mengandung effervescent atau bahan-bahan lain

yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan die.

10. Suppositoria kempa. Suppositoria vaginal, seperti tablet

metrodazole, disiapkan dengan cara mengempa. Tablet ini

biasanya mengandung laktosa sebagai pengisi. Hal ini ditujukan

untuk pasien yang tidak dapat menelan. Dengan adanya label

dapat mengindikasikan cara penggunaannya.


11. Tablet bukal dan sublingual. Bentuknya kecil, rata, oval. Tablet

ini ditujukan untuk pemberian bukal yang harus larut secara

lambat yang diformulasikan dan dikempa dengan tekanan yang

tepat untuk membentuk tablet yang keras. Tablet sublingual

biasanya mengandung nitrogliserin, iso proterenol hidroklorida

yang biasa ditempatkan dibawah lidah.

12. Tablet cetak/ tablet triturat. Tablet triturat biasanyta dibuat dari

bahan yang cair dengan menggunakan cetakan triturat yang

bentuknya berupa silinder. Tablet ini seharusnya sempurna dan

larut dengan cepat

13. Tablet pembagi. Tablet ini memiliki potensi yang cukup baik

yang dapat digabungkan menjadi serbuk dan cairan namun

ukuran beratnya sangat kecil.

14. Tablet hipodermik. Tablet hipodemik lembut, merupakan tablet

yang siap melarut dan juga digunakan sebagai larutan injeksi.

 Menurut FI III (6)

Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut

yang cocok untuk maksud dan tujuan tertentu, meliputi:

1. Tablet bersalut gula/tablet salut gula adalah tablet yang disalut

dengan larutan gula atau zat lain yang cocok dengan atau tanpa

zat penambahan zat warna.


2. Tablet bersalut kempa dalam tablet yang

disalut secara kempa cetak dengan massa granulat dan terdiri

dari laktosa, kalsium postat atau zat lain yang cocok.

3. Tablet bersalut selaput adalah yang disalut

dengan lapisan yang dibuat dengan cara pengendapan zat

penyalut dari pelarut dengan cocok. Lapisan selaput umumnya

tidak lebih dari 10% berat tablet.

4. Tablet bersalut enterik adalah tablet yang

disalut dengan zat penyalut yang relatif tidak larut dalam asam

lambung, tetapi larut dan hancur dalam lingkungan basa usus

halus.

 Menurut Prescription (133)

1. Tablet yang digunakan dalam sistem gastrointestinal. Beberapa

tablet kempa seluruhnya ditelan dengan air minum. Tablet

dihancurkan dan larut dalam sistem gastrointestinal, dimana obat

diabsorpsi yang merupakan efek terapeutik. Beberapa tablet oral

diatur dengan menempatkan ½ tablet dalam gelas air, diaduk dan

diminum sebagai campuran suspensi. Tablet massa inikurang

lebih dibatasi untuk produk antasid.

2. Tablet yang digunakan secara oral. Tablet buccal yang kecil,

tablet flat yang ditewmpatkan dalam kantung buccal antara pipi

dan gusi. Sebagai obat yang dibebaskan dari tablet yang larut,
bahan aktif diabsorpsi tanpa melewati sistem gastrointestinal. Ini

adalah keuntungan bagi obat yang akan dihancurkan oleh aksi

enzimatik dalam sistem gastrointestinal. Kerugiannya, beberapa

obat yang cepat diserap secara oral, buccal dan sublingual.

3. Tablet yang digunakan untukpemakaian subkutan. Pellet atau

tablet implantasi dihasilkan untuk hormon implantasi subkutan

dan yang digunakan implamantor Kearne atau irisan. Umumnya,

3,2 x 8 mm pellet yang di implantasikan dalam paha. Beberapa

pellet yang steril ini sebagai depot, dimana kelebihan hormon

dibebaskan secara lambat pada periode yang lama. Efeknya

diteliti beberapa bulan setelah implantasi.

4. Tablet yang digunakan pada vagina. Tablet kempa menjadi

bentuk pear untuk disisipkan vagina yang diketahui sebagai

penyisip. Penyisip mengandung laktosa atau Na-bicarbonat yang

dibebaskan obat dengan cepat. Beberapa tablet digunakan untuk

membuat larutan yang penggunaannya ditujukan sebagai

semprot. Tablet yang larut dalam volume air yang spesifik akan

membuat larutan yang cocok pada pengobatan untuk semprot

vagina.

5. Tablet untuk penggunaan yang bermacam-macam. Beberapa

bagian spesifik seperti cones gigi yang digunakan dalam mulut.

Ilotycin cones gigi terdiri dari Na-bicarbonat dan Na-klorida


dasar. Dasar ini akan dihancurkan dan dilarutkan dalam jumlah

kecil pada serum kira-kira ½ jam. Cone dental yang kekurangan

paket dalam sendi setelah ekstraksi gigi mengandung antibiotik

untuk mencegah multiplikasi lokal bakteri.

 Menurut Parrot (74)

1. Troches dibuat dengan mengempa bahan–bahan yang

mengandung lebih banyak pengikat tanpa penghancur dan

dikempa lebih keras dari tablet oral. Troches diserap secara

lambat dan menahan larutnya obat dalam rongga mulut.

2. Tablet bukal dan tablet sublingual yang bentuknya kecil, lonjong

seperti ginjal yabg ditempatkan diantara pipi dan gusi dan

dibawah lidah. Absorpsi obat ini terjadi pada mukosa bukal ke

dalam sirkulasi sistemik. Keuntungan rute obat ini yakni dirusak

oleh enzim saluran pencernaan. Sayangnya, semua obat tidak

diabsorpsi melalui rute ini. Tablet bukal ini dikempa dengan

tekanan sedang sehingga dapat diabsorpsi selama 30 menit.

Pengaroma dan pemanis yang tidak ditambahkan maka akan

dapat menstimulasi salivasi, sehingga akan timbul pengembang

yang tidak diinginkan dan akan kehilangan obatnya.

3. Pellet atau implant merupakan tablet yang steril yang dikompres

secara alami, obat kristal ini dilakukan pada kondisi yang

aseptik. Kira-kira 3,2-8 mm pellet yang diimplantasikan secara


subkutan oleh injektor Kearns atau Perleff atau dengan cara

penggoresan, dan obat ini akan disimpan pada waktu satu atau

beberapa bulan. Implant biasanya digunakan di rumah sakit dan

klinik dan hanya dibatasi pada penggunaan hormon, seperti

estradrol dan testosteron.

4. Beberapa tablet triturat dan tablet hipodemik dibuat dengan cara

pengempaan. Hal ini karena masih mempertimbangkan beberapa

faktor seperti penampilan dan sifatnya. Tablet hipodemik

dikompresi dengan tekanan yang rendah. Tablet ini memerlukan

kelarutan yang sempurna dengan bahan pengisi seperti β-

laktosa, dekstrosa dan sodium sulfat.

 Menurut Scoville’s (81-91)

1. Tablet cetak, Dibuat dalam proses produksi skala besar, berupa

bahan obat serbuk atau granul dengan pengisi yang sesuai,

dicetak dalam die dibawah tekanan beberapa tons per inci2.

2. Tablet bukal; bentuk tablet cetak kecil, oval tapi rata, dan

digunakan dengan menempatkannya dalam bukal antara pipi dan

gusi dan dibiarkan melarut.

3. Tablet sublingual; hampir mirip dengan penggunaan tablet bukal.

Tablet sublingual ditempatkan di bawah lidah, dimana tablet

melarut, melepaskan molekul obat yang diadsorbsi oleh mukosa

sublingual.
4. Tablet dispensing; tablet ini tidak diformulasikan untuk

penggunaan seperti pada pasien dan sejak mengandung jumlah

besar obat keras, dapat menyebabkan kesalahan jika digunakan

pada pasien dengan kesalahan. Untuk alasan ini, biasanya

berbeda bentuknya, untuk menghindari kemungkinan tercampur

dalam tablet biasa.

5. Tablet salut; bentuk tablet cetak yang dilapisi dengan lapisan

tipis sukrosa atau bahan lain yang sesuai. Tablet salut dapat

diwarnai atau tidak. Tujuan penyalutan tablet:

 Membuat produk lebih menarik dalam penampilan

 Menutupi rasa tidak enak dari obat

 Melindungi obat yang tidak stabil atau higroskopik

 Memasarkan produk berwarna

 Mengatur pelepasan obat, yang dimaksud salut enterik sampai

tablet melewati lambung

 Mencegah nausea dan sakit perut diakibatkan oleh beberapa

obat yang mengiritasi lokal dalam lambung.

6. Tablet salut enterik; tablet yang disalut

agar tahan terhadap asam lambung, tetapi akan melarut atau

hancur dalam media basa dalam usus. Salut enterik digunakan:

 Jika obat mengiritasi lambung


 Jika aksi obat diharapkan dalam usus seperti antelmentik

 Jika obat bisa inaktif dengan cairan lambung

7. Tablet cetak, Ada 3 kelas tablet kempa; tablet triturasi dan tablet

hipodermis dan pellets. Tablet ini dibuat dengan menekan secara

manual campuran bahan obat dan pengisi ke dalam cetakan

8. Tablet triturasi; tablet yang dapat disiapkan tiba-tiba. Jika dokter

menginginkan untuk meresepkan obat keras. Beratnya sekitar 60

mg, termasuk pengisi dari laktosa atau sukrosa, dan tidak dapat

digunakan dalam dosis jumlah besar.

9. Tablet hipodermik; tablet kempa atau cetak, karakteristik

esensialnya adalah kelarutan dalam air untuk membuat larutan

injeksi. Saat digunakan untuk injeksi, tablet dilarutkan dalam air

untuk injeksi, dengan teknik steril dan digunakan pada pasien

untuk injeksi hipodermik.

10. Pellets. Tablet ini merupakan tablet kempa. Bentuknya kecil,

oval, kempa steril dan hormon steroid yang ditujukan untuk

implantasi pada jaringan tubuh. Testosteron merupakan salah

satu contoh sediaannya.


Kesimpulan :

1. Tablet salut terdiri dari : Tablet salut gula, tablet salut enterik,

tablet salut kempa, tablet salut selaput, tablet yang diwarnai cokelat

2. Berdasarkan cara pembuatannya : Tablet kempa, yang terdiri dari

tablet bukal, tablet sublingual, tablet dispensing, tablet salut, tablet

salut enterik, dan pellet; Tablet cetak, yang terdiri dari tablet triturat,

dan tablet hipodermik.

3. Berdasarkan penggunaannya : Dalam rongga mulut seperti tablet

kunyah, tablet bukal, tablet sublingual; Dalam saluran usus;

Pemakaian subkutan seperti pellet / implan dan tablet hipodermik;

Penggunaan vagina seperti Troches; Penggunaan yang beraneka

ragam

II.1.3 Keuntungan Tablet

 Parrot (73)

1. Untuk anak-anak dan orang yang tidak mungkin menelan obat,

tablet dapat dihaluskan dan dibasahi air untuk tujuan pemakaian

2. Tablet dapat disalut untuk menutupi rasa tidak enak

3. Tablet kompak dan mudah dibungkus, ditransportasi dan

didagangkan

4. Pasien mudah membawanya dan tidak membutuhkan sendok teh

untuk pengukuran penggunaan


5. Tablet dapat dibuat menjadi ½,¼ karena mudah dibelah dalam

dosis kecil

 Prescription (125)

1. Memudahkan transportasi dalam pembuatan, bagi ahli farmasi

dan pasien

2. Semua bentuk sediaan farmasetik adalah dari bentuk sediaan

yang akurat dan biasanya tablet kompresi adalah sediaan akurat

dalam satu tablet yang diberikan dalam satu dosis

3. Tablet mungkin dimasukkan ke dalam ½ atau ¼ dan tablet

seragam dibagi secara praktis oleh pasien ke dalam ½ atau ¼ dari

total dosis dalam tablet utuh

4. Rasa yang tidak enak dari obat dapat diubah dengan tablet yang

disalut

5. Pasien umumnya menemukan tablet dalam bentuk sediaan

sederhana untuk penggunaan sendiri

 Menurut DOM King (52)

1. Rasa pahit, mual dan rasa tidak enak dari obat dapat ditutupi dan

kadang-kadang menjadi enak dari menyalut isi tablet atau granul

tablet dengan pentyalut yang cocok. Penyalut ini hanya

dibutuhkan untuk melindungi tablet selam waktu yang normal.

2. Keuntungan dibidang pemasaran dari tablet adalah mudah diatur

dengan dosis yang akurat. Jika dibagi dapat memiliki


keseragaman distribusi keseluruhan tablet. Untuk menjamin

keakuratan ketika tablet dibelah atau satu atau lebih bahan

terapeutik dapat dibagi menjadi bagian spesifik seperti lapisan

pellet atau granul untuk menambah hasil/efek terapetik.

3. Tablet tidak megandung alkohol. Alkohol merupakan bahan

penting untuk meningkatkan kelarutan/ stabilitas dari bentuk lain

suatu obat. Tidak adanya alkohol dalam tablet secara normal

mengurangi biaya produksi.

4. Tablet dapat dengan mudah disesuaikan dengan berbagai variasi

sediaan dari bahan obat. Oleh karena itu, konsentrasi obat yang

layak tersedia dengan mudah dan ekonomis, baik untuk dokter,

pasien maupun farmasis.

5. Sifat alami tablet memberi kesan layak secara fisiologis untuk

hampir semua diterima oleh pasien.

6. Untuk kenyamanan dalam penggunaan tablet dibuat dalam

bentuk sangat praktis dan efisien untuk pengobatan. Tablet

menyenangkan bagi farmasis karena kemudahan dalam

pengemasan dan penyalutan.

 Menurut Lachman (645)

1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan

kemajuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan

serta vasibility kandungan yang paling rendah.


2. Tablet merupakan sediaan oral yang paling mudah dan murah

untuk dikemas dan dikirim.

3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan

kompak

4. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan

murah tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila

menggunakan pencetak yang bermonogram atau berhiasan

timbul.

5. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan

tertinggal ditenggorokan terutama bila bersalut yang

kemungkinan pecah atau hancurnya tablet dapat segera terjadi.

 Menurut Text Book of Pharmaceutics (67)

1. Harga tablet lebih murah

2. Bersifat lebih permanen dan mudah untuk dipegang, dikemas dan

digunakan.

 Menurut DOM Martin (781-782)

1. Dosis yang akurat; tiap 1 tablet mewakili 1 dosis, sehingga tablet

memiliki dosis yang seragam satu sama lain

2. Tidak mengandung alkohol; adanya alkohol dapat melarutkan

bahan penyusun obat yang dalam proses pembuatannya dapat

menyebabkan penyebaran bahan obat tersebut tidak merata


3. Konsentrasi yang bervariasi; suatu tablet tersedia dalam

beberapa konsentrasi pada beberapa bentuk

4. Bentuk sediaan yang mewah; beberapa obat tablet diberi

warna/disalut dengan bahan pewarna

5. Disukai oleh pasien; karena mudah dibawa, bentuknya

kompak, kestabilan yang besar, ekonomis, fleksibilitas yang luas,

mudah didapatkan, mudah digunakan

6. Kenyamanan; mudah dibuat, praktis, efisien dalam

pengobatan. Bagi farmasis mudah untuk pengepakan, penyaluran

baik dalam pembuatan juga mudah dalam produksi, perdagangan,

transportasi.

Kesimpulan :

1. Dosis akurat

2. tidak adanya alkohol

3. konsentrasi yang bervariasi

4. mewah

5. penerimaan pasien karena lebih menyenangkan

6. biaya produksi paling rendah dibanding bentuk sediaan oral lainnya

7. dapat disalut, sehingga dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak
II.1.4 Kerugian Tablet

 Menurut Presciption: 125

1. Beberapa individu mempunyai sifat psikologis yang tidak

memungkinkan unutk menelan tablet. Untuk orang seperti ini tablet

harus dibasahkan dan dihancurkan dengan air.

2. Kematian dari anak-anak akibat aspirin yang tertinggal dilaring

telah dilaporkan.

3. Warna yang menarik, dari tablet menyebabkan anak-anak mengira

tablet sebagai permen. Ini bebahaya bagi anak-anak karena dapat

menyebabkan kematian, sehingga harus disimpan jauh jangkauan

anak-anak.

4. Dalam pembuatan tablet dibatasi oleh sifat fisika dan kimia obat.

5. Tablet kempa adalah sediaan yang tidak praktis bagi para ahli

farmasi karena memerlukan waktu dan peralatan kontrol serta

memerlukan pelatihan dalam penggunaannya. Selain itu diperlukan

pengetahuan pengetahuan tentang metode penyimpanan,

penyimpanan pada kondisi yang benar, bentuk atau jenis wadah

yang digunakan

 Menurut Lachman Tablet ; 645

1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak,

tergantung pada keadaan amorfnya.


2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup atau

tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran setiap kombinasi

dan sifat didasari akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan

dipabrikasikan dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bio

vailabiutas obat cukup.

3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tak dapat

dihilangkan atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan

udara perlu pengapsulan atau pengelabuan dulu sebelum ditempa

(bila mungkin) atau meerlukan penyalutan dulu.

 Menurut Parrot (73)

1. Untuk anak-anak dan orang yang memiliki sifat psikologi yang tidak

dapat menelan tablet, tablet dihancurkan dan dibasahkan dengan air

untuk pemakaian.

2. Kematian yang dihasilkan oleh tablet yang tersangkut dilarang anak-

anak.

 Menurut Scoville’s : 82

1. Warna tablet cenderung memberikan bahaya

2. Meningkatkan bahaya bagi bayi dan anak-anak dari warna tablet

yang terang, anak-anak secara alami tertarik pada tablet yang

kelihatan seperti permen dan jumlah kasus keracunan telah

dilaporkan, dimana anak-anakyang telah memakan tablet dengan


warna terang yang berisi bahan antihistamin, besi sulfat, dan obat

lainnya.

 Menurut DOM Martin (782)

1. Kerugian yang paling nyata adalah bahwa beberapa pengalaman

kejiwaan individu menyulitkan dalam pemakaian atau penelanana

tablet.

2. Kekurangan lainnya adalah ketidakpastian karena tidak dapat

dilakukan pembuatan tablet tanpa persiapan

Kesimpulan :

1. Dapat menyebabkan kematian pada anak – anak dari obat yang tersangkut

di tenggorokan

2. Penampilannya yang menarik membuat anak – anak mengira bahwa tablet

itu adalah permen

3. Tidak mungkin diberikan pada pasien yang pingsan dan ada pasien yang

tidak dapat untuk menelan tablet

4. Ada obat / tablet yang tidak dapat dihilangkan bau dan rasanya walaupun

dengan penyalutan

5. Butuh air untuk menelan tablet


II.1.5 Sifat Tablet

a. Menurut FI III ; 6

- Memiliki keseragaman ukuran

Dosis tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak lebih dari 1 1/3 tablet

- Memiliki keseragaman bobot

Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot

yang telah ditetapkan. Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata

tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu tidak boleh lebih dari 2

tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata -

ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan

tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata

yang ditetapkan kolom B.

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata dalam %


A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg – 150 mg 10 % 20 %
151 mg – 200 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %

- Untuk hancur tablet dipenuhi

Masukkan 5 tablet dalam keranjang, naik turunkan keranjang secara

teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal pada kasa kecuali fragmen penyalut.

Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet lebih dari 15


menit. Untuk tablet yang tidak bersalut dan tidak lebih dari 60

menit untuk bersalut gula dan bersalut selaput.

- Memiliki / memenuhi waktu hancur tablet bersalut enterik

b. Menurut Scovill’s (85 – 86)

- Kekerasan

Tablet yang baik adalah tablet yang cukup keras untuk dipegang

hingga penggunaan. Dosis lain, tidak boleh terlalu keras karena

akan gagal dalam penghancuran atau larut dengan mudah. Tablet

harus lunak atau cukup lunak sebagai mudah patah dengan tiga jari

tetapi cukup keras untuk disentuh ketika dinyatakan pada pemukaan

yang kasar dari ketinggian 3 kaki. Kekerasan tablet dapat diuji

dengan menggunakan tes kekerasan yang dibutuhkan untuk

menghancurkan tablet pada kondisi standar.

- Keseragaman bahan aktif

Farmakope Amerika dan formularium Nasional mnetapkan batasan

potensi tablet. Biasanya pengujian didasarkan pada rata-rata tidak

boleh kurang dari 20 tablet yang diuji. Metode ini kurang sempurna

dibidang pengujian masing-masing tablet. Ini dilakukan karena

alasan kepraktisan. Ketidaksamarataan menjadi nyata ketika

pengujian dilakukan pada beberapa sampel tablet yang berbeda.


- Keseragaman bobot

Walaupun sejak dahulu telah diketahui bahwa kadang-kadang

terjadi variasi berat dari beberapa tablet yang sama. Secara praktis

sulit untuk menetapkan batasan. Persyaratan khusus yang tertera

dalam Farmakope Inggris 1948, dan setelah penelitian untuk

menghasilkan modifikasi untuk peningkatan toleransi bagi tabet

yang terkecil. Persyaratan yang sama juga diadopsi oleh USP dan

FN. Secara resmi “ tervariasi berat dari tablet “ dikehendaki tidak

lebih dari 2 tablet dari 20 tablet boleh berbeda dari persentase yang

disebutkan dan tidak boleh ada tablet yang bervariasi lebih dari 2

kali persentase. Penyimpangan yang diizinkan pada tabel berikut ini

Berat rata-rata Persentase perhitungan


13 mg atau kurang 15
13 mg – 130 mg 10
130 mg – 324 mg 7½
Lebih dari 324 mg 5

- Kehancuran

Jika tablet diharapkan efektif dalam pengobatan maka jelas tablet

tersebut harus larut atau hancur dengan cepat. Temperatur yang

diinginkan yaitu pada suhu kamar, suhu 25 0 C atau suhu tubuh 37 0.

jika temperatur meningkat 10 0 hingga 15 0 maka terjadi peningkatan

kelarutan tablet 2 kali.


c. Lachman (295)

- Tablet harus cukup kuat dan resisten terhadap guncangan selama

pembuatan, pengepakan, pengiriman dan penggunaan. Pengujian

sifat dilakukan melalui dua cara yaitu uji kekerasan dan uji

kerapuhan.

- Tablet harus seragam dalam berat dan kandungan obat dari tiap-tiap

tablet. Hal ini diukur dengan tes variasi berat dan tes keseragaman.

- Kandungan bahan obat dari tablet harus bio vallabel. Sifat ini juga

diukur dengan dua tes yaitu tes pengahancuran dan tes pemisahan.

- Tablet harus mewah dalam penampilan dan mempunyai

karakteristik bentuk, warna, dan tanda-tanda penting lainnya untuk

identifikasi produk.

- Tablet harus memamaki semua fungsi distribusi termasuk

kestabilan dan efisiensi obat.

d. Menurut Parrot (80)

- Tablet harus memenuhi spesifikasi keseragaman bobot dan

kekerasan.

- Diameter tablet tidak lebih dari 7/16 inci

- Tablet diharapkan memberikan penambahan yang baik


Kesimpulan:

Sifat-sifat tablet:

- Kekerasan sebuah tablet yang baika adalah tablet yang cukup keras

untuk dipegang sampai digunakan.

- Keseragaman bahan aktif

- Keseragaman Bobot

- Tablet harus cukup kuat dan tahan terhadap gincangan dan abrasi

unutk mempertahankan pemeliharaan selama proses pembuatan,

pengepakan, pengiriman, dan penggunaan dari tablet, pengujian dari

tablet, pengukian sifat yang dilakukuan dengan dua cara yaitu

kekerasan dan kerapuhan

- Kandungan bahan obat harus bio avaibilitas

II.1.6 Kerusakan-kerusakan tablet

a. Menurut Lachman : 311-314

 Capping adalah suatu istilah yang digunakan unutk menjelaskan

bagian yang terpisah dari bagian atas atau bawah mahkota tablet

dari bagian utama tablet tesebut. Laminasi adalah pemisahan pada

suatu tablet yang menjadi dua atau lebih lapisan yang berbeda.

Biasanya masalah produk ini tampak segera setelah pengepaan.

Namun capping dan laminasi sejak dahulu disebabkan oleh

terjebaknya udara selama proses pengempaan, udara terperangkap


diantara partikel-partikel atau granul-granul dan tidak dapat keluar

sampai tole pengempaan dilepaskan. Penelitian menunjukkan

bahwa chaping dan laminasi disebabkan oleh sifat kelainan bentuk

selama proses pormulasi dan dengan segara diikuti oleh

pengempaan.

 Picking dan sticking. Picking adalah suatu istilah yang digunakan

untuk mendiskripsikan permebilitas bahan dari sebua tablet yang

melekat dan dipindahkan dari permukaan tablet oleh punch.

Picking merupakan suatu keadaan ketika ujung punch mengukir

atau mencetak. Bagian kecil yang tertutup, biasanya hal ini

ditemukan pada huruf “B”, “A”, dan “O” sangat sulit untuk dibuat

secara sempurna. Bahan tablet yang menempel pada punch dapat

terkumpul pada titik yang akan menghapus picking dan sticking

terjadi. Tenaga tambahan dibutuhkan untuk mengatasi gesekan

antara tablet dan dinding die ketika dilepaskan. Sticking yang

parah pada saat pelepasan dapat menyebabkan dupping pada

sebuah tablet sehingga dapat menghasilkan tablet yang tidak

biasanya pada jalan roda mesin dan kepala punch yang

mengakibatkan rusaknya punc sticking juga dapat muncul.


 Motling merupakan distribusi yang tidak merata dari warna tablet

dengan terang/gelap daerah pada permukaan tablet. Salah satu

penyebab motling adalah obat yang warnanya berbeda, dari zat

tambahan tablet obat yang hasil produksinya dapat mengganggu

yang lain. Die dapat menyebabkan motling denga cara berpindah

ke permukaan granulasi selama pengeringan.

 Variasi Berat. Pada bagian sebelumnya variasi berat dari tablet

telan sebagai salah satu hal penting dalam proses pengontrolan dan

spesifikasi variasi berat. Telah diberikan berat dari sebuah tablet

yang dibuat dengan pengempaan diketahui dengan jumlah

granulasi dalam die yang utama untuk pengisian die dapat

mempengaruhi dari variasi berat.

 Ukuran granul dan distribusi bentuk sebelum pengempaan.Variasi

dari ratio dari granual mempengaruhi bagaimana ruang kosong

antara partikel terisi. Oleh karena itu, walaupun volumenya ada di

dalam dies sama pentingnya bagian berbeda dari partikel besar dan

kecil dapat berubah. Berat pengisian dalam tiap die lebih lanjut

jika granul besar digunakan untuk mengisi rongga die yang kecil

maka relatif beberapa granul yang dibutuhkan perbedaan dan

hanya beberapa granul selular serta dapat mewakili persentase

yang penting dari variasi berat.


 Aliran yang buruk. Proses pengisian yang didasarkan pada

kontiniutas dan keseragaman aliran granulasi dari coppen melalui

bingkai freed. Ketika granulasi tidak mengalir dengan baik itu

cembung untuk bergerak secara sposinotik melalui bingkai freed.

Oleh karena itu beberapa die terisi secara tidak lengkap. Hal

serupa die tidak terisi secara baik ketika kecepatan mesin luar

biasa dari kemampuan aliran granulasi dengan aliran yang buruk.

Penambahan dari glidant seperti talkum, silika atau peningkatan

dalam jumlah yag tidak mungkin membantu juga tersedia adalah

induksi freed die yang secara mekanik memakan granul turun

kedalam rongga die seperti mereka melewati bagian bawah

bingkai freed.

 Variasi punch. Ketika punch yang lebih renda kepada panjang

yang setara perbedaannya mungkin hanya beberapa ribu dari 1

inci. Pengisian dalam setiap die bervariasi karena pengisiannya

volumetrik. Hanya punch dan die yang mewakili program kontrol

yang baik dapat membuat peralatan tersebut mewakili dimensi

yang beragam.

 Variasi kekerasan adalah suatu masalah yang penyebabnya adalah

yang sama dengan variasi berat. Kekerasan tergantung pada berat

bahan yang ruang antara punch atas dan bawah pada saat
pengempaan jika volume dari bahan adalah jarak antara punch

bervariasi, kekerasan sama halnya.

 Impression ganda. Masalah terakhir, untuk didiskusikan adalah

“double impression” hal ini melibatkan hanya punch atau yang

memiliki monogram. Selai pada mereka pada saat pengempaan.

Tablet menerima pencetakan dari punch pada beberapa mesin,

punch lebih renda bebas unutk menerapkan kemudian menjalankan

dalam jarak pendek. Sebelum ini mengangkat menyemprot untuk

mendorong tablet keluar dari die selama perjalanan bebas. Pada

saat ini punch dibuat baru. Impress pada bagian bawah tablet yang

menghasilkan pencetakan ganda. Masalah yang sama dapat

berhubungan dengan punch bagian atas dari mesin yang dua

pengempaan untuk mengempa sebuah tablet. Tahap yang

mengkopressi menggunakan tenaga kempa rendah dan pada saat

kempa akhir tapi tablet mendapat pencetakan dari punch. Jika

punch dari bagian atas tidak terkontrol ini dapat berolasi selama

waktu singkat sampai tahap empa akhir dan hal itu telah dibagi

sebagai bagian integrasi dari ransangan mereka atau kontraksi.

b. Menurut Scoville’s (103)

 Crumbing.Crumbing mungkin disebabkan karena kurangnya

tekanan, atau kurangnya daya rekat. Jika penyebabnya adalah yang


terakhir ini granual mungkin terlalu kering atau bahannya

mungkin kurang dalam kualitas bahan perekat. Membasahkan

granual oleh penyemprotan dengan alat penyemprot akan tepat

pada keadaan yang pertama.

 Chipping. Chipping atau “capping” adalah memisahnya lapisan

tipis dari permukaan tablet ini biasanya karena bubuk halus

kekurangan tempat keluarnya udara atau banyaknya tekanan dan

mungkin lebih menjadi tebal dari tipisnya tablet.

 Picking. Picking atau picking pada dies disebabkan karena terlalu

lengket kedalam bahan sering disebabkan oleh kelembaban dalam

granul, terutama ketika bahan higroskopik

 Perubahan warna. Ini mungkin disebabkan karena kurang

sempurna mencampur bahan berminyak atau bahan pemanis.

Terlihat noda pada permukaan tablet yang tidak rata dan tidak

seimbang kurangnya daya larut. Ketidaklarutan ketidakaktifan dari

tablet bergantung , tentu lebih pada sifat bahan-bahan aktif

daripada keadaan tablet. Tetapi semua macam bahan dimasukkan

dalam tablet, dan semua diharapkan menjadi objektif, keadaan

tablet harus baik kelarutan atau penghancurnya.


Kesimpulan :

Kerusakan-kerusakan tablet:

1. Capping, terpisahnya bagian atas atau seluruhnya dengan bagian

utama tablet

2. Laminasi adalah memisahnya tablet menjadi 2 bagian atau lebih

lapisan-lapisan.

3. Chipping, keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong

4. Motting adalah keadaan dimana distribusi warna tablet tidak merata,

dengan terdapatnya bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan

seragam

5. Sticking, permukaan tablet menempel pada permukaan punch

6. Picking merupakan suatu bentuk dari sticking dimana sebagian kecil

dari granulasi menempel pada permukaan punch dan bertambah pada

permukaan tablet.

II.1.7 Mekanisme penghancuran obat

Farmaceutical availability (FA) merupakan ukuran untuk bagian obat

yang in vitro dibebaskan dari bentuk pemberiannya dan tersedia untuk proses

resorpsi, misalnya dari tablet, kapsul, serbuk, suspensi, suppositoria dan

sebagainya. Dengan kata lain, FA menyatakan kecepatan larut (dan jumlah)

dari obat yang menjadi tersedia in vitro dari bentuk famasetisnya.

Bentuk tablet
Banyak penelitian mengenai FA telah dilakukan dengan tablet sebagai bentuk

sediaan yang paling umum. Setelah ditelan, tablet akan pecah (desintegrasi) di

lambung dan menjadi banyak granul kecil, yang terdiri dari zat aktif tercampur

zat zat pembantu (gom, gelatin, dan sebagainya). Baru setelah granul-granul ini

pecah, zat aktif dibebaskan. Bila daya larutnya cukup besar, zat aktif tersebut

akan melarut dalam cairan lambung/ usus, tergantung di mana obat pada saat itu

berada. Hal ini ditentukan oleh waktu pengosongan lambung (gastric emptying

time), yang pada umumnya berkisar antara 2 dan 3 jam setelah makan. Setelah

melarut, obat tersedia dan proses resorpsi oleh usus dapat dimulai, peristiwa

inilah yang disebut farmaceutical availability.

Gambar 1. Skema obat dalam bentuk tablet (OOP:11-12)

Farmac availability Bio-availability

tablet resorpsi interaksi


pecah
metabolisme dengan
Tablet granul obat tersedia obat tersedia
pecah ditribusi reseptor di
zat aktit
Dengan untuk resorpsi ekskresi untuk bekerja tempat kerja Efek
terlepas
zat aktif
dan larut

Fasa biofarmasi Fasa farmakokinetik Fasa farmakodinamik

0000000000 ░░░░░ =======


0000000000 ░░░░░ =======
0000000000 ░░░░░ =======
Tablet granul-granul zat aktif zat aktif melarut
terlepas terlepas
Desintegrasi dari tablet tergantung pada sifat fisika dan kimia dari

granulasi dan kekerasan serta menyerap dari tablet. Logaritma dari waktu

hancur sebanding dengan gaya kompresi. Semakin keras tablet waktu hancur

menjadi lebih panjang karena tablet kurang daya serapnya dan cairan tidak

dapat masuk dengan cepat. Zat penggranul dapat memperpanjang penghancuran

jika lambat mencair atau menyerap kelembaban. Lubrikan seperti kalsium

stearat, asam stearat dan talk juga mempunyai efek yang sama dalam waktu

hancur. Sedikit kenaikan konsentrasi dari lubrikan dapat dengan hebat

meningkatkan waktu hancur. Kebanyakan lubrikan hidrofobik dan terdapat

untuk membuat tablet tahan air.

Gambaran mengenai langkah-langkah yang menyangkut pelepasan obat dari

tablet kempa ditunjukkan pada gambar (Parrot:83)

desintegrasi desintegrasi
dari tablet dari granul
ooooooo ▓▓▓

oooooo ▓▓▓

ooooooo ▓▓▓

kelarutan
granul kelarutan partikel zat aktif

absorbsi molekul-molekul
Respon terpecah
transpor sistemik
Bahan penghancur atau campuran bahan penghancur ditambahkan pada

tablet untuk membuat pecah atau hancur setelah penggunaan. Bahan-bahan

penghancur telah diklasifikasikan secara kimia sebagai pati, liat, sellulosa, gom

dan polimer silang. Penghancur yang paling kuno dan masih popular digunakan

adalah pati jagung dan kentang yang telah dikeringkan dan diserbuk. Faktor

selain persiapan penghancur yang dapat menghasilkan secara signifikan waktu

penghancuran tablet kempa. Pengikat, kekerasan tablet telah memperlihatkan

pengaruh terhadap waktu penghancuran.

Pengembangan karbondioksida juga merupakan cara yang efektif dalam

menyebabkan penghancuran tablet kempa. Tablet mengandung campuran

natrium bikarbonat dan asam seperti asam tartrat atau sitrat akan membuih

ketika ditambahkan ke air. Asam yang cukup ditambahkan untuk menghasilkan

reaksi netral atau asam ketika penghancuran dalam air cepat dan sempurna.

Salah satu kekurangan dari penggunaan yaitu effervescent adalah bahan tablet

semacam ini harus disimpan. (RPS 18th:1641)

II.1.8 Metode Pembuatan Tablet

1. Menurut (RPS 18th:1641)

 Metode fluid-bed

Metode baru granulasi adalah granulasi yang memiliki

pengeringan yang baik atau cepat. Konsepnya adalah penyemprotan

larutan granulasi pada partikel tersuspensi kemudian dikeringkan dengan


cepat pada udara tersuspensi. Keuntungan utama dari pengeringan yang

cepat dari batch. Pada metode ini partikel dari materi yang inert atau

obat aktif disuspensikan dalam tabung vertikel dengan tekanan udara

panas atau aliran udara panas ketika dalam tabung vertikel partikel

disuspensikan, umumnya materi granulasi dalam larutan disemprotkan

ke dalam kolom.

Terdapat partikel granul yang berkembang di bawah kondisi yang

terkontrol yang dihasilkan dalam granulasi tablet yang siap dicetak

setelah penambahan lubrikan. Keuntungan yang jelas tampak sejak

proses granulasi dan pengeringan yang dapat dipindahkan dalam sebuah

lempengan tunggal. Kecepatan penambahan pengikat, temperatur pada

bed partikel, temperatur udara, volume dan kelembaban udara berperan

penting dalam penentuan kualitas dan penampakan dari produk akhir.

 Metode granulasi basah

Metode paling awal dan luas digunakan pada pembuatan tablet

adalah metode granulasi basah, dimana granulasi akan memenuhi syarat

fisik untuk pengempaan tablet yang baik. Langkah-langkah pada metode

basah, yaitu:

1. Penimbangan

2. Pencampuran

3. Granulasi
4. Penggilasan massa lembab

5. Pengeringan

6. Pengayakan kering

7. Lubrikasi

8. Pengempaan

Kerugiannya adalah pada langkah pemisahan bagian tablet yang

rumit, waktu dan pengerjaan yang membutuhkan kehati-hatian dalam

prosedur khususnya dalam skala besar. Peralatan ruwet tergantung pada

kuantitas atau ukuran pada batch. Keuntungannya adalah merupakan

metode umum dan menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat

disimpan lama jika dibandingkan cara granulasi kering. Cara granulasi

basah digunakan untuk bahan obat yang tahan air dan pemanasan.

 Metode granulasi kering

Cara ini dikenal dengan cara slugging atau prekomposis ataupun

cara kompresi ganda. Cara ini dilakukan untuk obat yang tidak tahan

terhadap pemanasan dan adanya air. Jadi, digunakan ketika bahan sangat

sensitif, cenderung lembab atau tidak dapat bertahan pada suhu tinggi

selama pengeringan. Tablet mempunyai daya pengikat yang cukup atau

bagian kohesif pencetakan mungkin untuk digunakan sediaan granulasi.

Langkah pada metode kering, yaitu:


Obat atau bahan obat dibuat serbuk halus selanjutnya dikempa cetak

dengan tekanan tinggi, slugging menjadi tablet yang lebih besar

kemudian dihancurkan kembali sampai diperoleh granul-granul yang

sesuai. Selanjutnya tambahkan pelincir dan pengembang, campur

sampai homogen dan massa siap dicetak. Salah satu ketentuan lain

bahan aktif atau pengencer harus mempunyai kohesif. Keuntungan

metode ini adalah bahan serbuk berisi sejumlah udara dapat

dipertimbangkan di bawah tekanan udara mengeluarkan dan jelas dalam

pembentukan. Selain itu, metode ini tanpa pemanasan dan alatnya

sederhana. Kerugiannya adalah tablet yang dihasilkan kurang tahan lama

dibandingkan dengan cara granulasi basah.

 Metode kempa langsung

Seperti namanya, metode kempa langsung terdiri dari mengempa

tablet langsung dari bahan tersebut. Dulu metode langsung sebagai

metode pembuatan tablet terbatas pada sekelompok kecil bahan kimia

seperti garam yodium, garam-garam kalium klorat, klorida, bromida,

iodida, intras dan femin. Bahan-bahan tersebut memiliki sifat kohesif

dan daya alir yang memungkinkan terjadinya kempa langsung. Tablet

digunakan untuk industri farmasi untuk meningkatkan efisiensi

pembuatan tablet dan mengandung biaya banyak dan metode ini


memerlukan ruang yang sudah secara universal termasuk penguraian zat

tambahan yang bisa menyesuaikan dengan sifat yang dibutuhkan.

2. Menurut (Scoville’s:97)

 Proses basah

Bahan obat, pengisi sebaiknya penghancur dicampur seksama

sebagai serbuk dalam skala besar dengan mesin. Pencampuran biasanya

dilakukan dengan melewatkan pada pengayak no. 40 untuk menjadi

keseragaman dan memisahkan bahan-bahan asing yang ada. Larutan

pengikat mengandung pewarna bila perlu ditambahkan dan dicampur

(diaduk) dengan baik menggunakan tangan atau mesin. Pengikat yang

cukup akan memberikan tekstur yang lembut, rapuh, mirip gula merah.

 Proses kering (prekompresi atau pembuatan slug)

Beberapa bahan tidak bisa dilembabkan (dibasahi air) membuat

pengembang mengganti cara dengan proses kering yang disebut juga

prekompresi. Semua bahan termasuk pelicin dijadikan serbuk, termasuk

jika diperlukan pengikat juga dalam bentuk serbuk. Serbuk tersebut

kemudian dikempa menjadi lempeng permukaan rata dan lebar yang

dinamakan slug.

Keuntungan cara atau proses kering, yaitu bebas kelembaban dan

panas. Kerugiannya yaitu bukan metode umum dan dibutuhkan daya


kohesi yang tinggi karena pada metode kering bahan pengikatnya kering

sehingga diperlukan daya kohesi yang cukup besar.

3. Menurut (PDF Lachman:137)

Granulasi basah adalah suatu proses dimana cairan ditambahkan

kepada serbuk dalam wadah pencampuran/ perlengkapan dengan berbagai

tipe pencampuran yang akan menghasilkan merasi atau granul. Ini adalah

metode pembuatan tablet yang paling tua dan sederhana walaupun metode

ini merupakan metode yang membutuhkan usaha yang giat dan paling

mahal dari metode yang tersedia, namun tetap dilakukan. Kemungkinan

membawa bentuk dengan berbagai macam cairan yang dapat juga bertindak

sebagai pembawa untuk bahan tertentu, karena hal ini menghambat

karakteristik granulasi dengan beberapa keuntungan. Granulasi dengan

pengempaan kering memiliki banyak keterbatasan.

Langkah pada metode berbeda dari pembuatan tablet

Granulasi basah Granulasi kering Kempa langsung


1. pengempaan 1. penggerusan dari obat 1. penggerusan bahan

dari obat dan dan bahan tambahan. obat dan zat tambahan.

bahan

tambahan.

2. pencampura 2. pencampuran serbuk 2. pencampuran bahan.

n air serbuk yang digerus.

yang
digerus.

3. penyediaan 3. pengempaan sampai 3. pengempaan tablet.

dari larutan besar, tablet keras/

pengikat. kuat disebut slug.

4. pencampura 4. pengayakan slug.

n larutan

pengikat

pada

pencampura

n serbuk

massa

lembab/

basah. 5. pencampuran dengan

5. pengayakan lubrikan dan bahan

kasar dari penghancur.

massa basah

menggunaka

n ayakan 6-

12.

6. pengeringan

granul basah.

7. pengayakan
granul kering

dengtan

lubrikan dan

penghancura

n.

8. mencampur

granul yang

diayak

dengan

pelican dan

disintegran.

9. pengempaan

tablet.
4. Menurut Ansel:269-271

 Metode granulasi basah

Tidak diragukan lagi bahwa metode granulasi basah merupakan

yang terluas dari semua metode dalam memproduksi tablet kempa.

Langkah-langkahnya :

 menimbang dan mencampur bahan.

 Pembuatan granulasi basah.

 Pengayakan adonan lemban menjadi granul.

 Pengeringan.
 Pengeyakan kering.

 Pecampuran bahan pelincir.

 Pembuatan tablet dengan kompresi.

 Metode granulasi kering

Pada metode ini, granulasi dibentuk oleh kelembaban atau

penambahan bahan pengikat dalam campuran serbuk obat tetapi dengan

syarat memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk.

Setelah itu, memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan ke dalam

granul yang lebih kecil. Dengan metode ini baik bahan aktif maupun

pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya harus

besar dapat dibentuk.

 Metode kompresi langsung

Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium

iodida, ammonium klorida dan metanamin memiliki sifat mudah

mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan

untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan

granulasi basah atau kering. Pengisi yang didorong atau dipaksa yang

telah dikembangkan memungkinkan pembuatan tablet-tablet tambahan

tertentu dengan kompresi langsung. Sebab kerja mengeluarkan udara

dari pengisi pada serbuk curah ringan membuatnya menjadi lebih rapat
dan memungkinkan mengalir dengan tetap serta sempurna ke dalam

rongga cetakan (die) di bawah tekanan sedang-sedang saja.

5. Menurut FI IV :5

Tablet dibuat dengan tiga cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi

kering (mesin rol atau mesin slug) dan kempa langsung. Tujuan granulasi

basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau

kemampuan kempa.

Granulasi kering dilakukan denga cara menekan massa serbuk pada

tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak baik, kemudian

digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang

diinginkan. Keuntungan granulasi kering adalah tidak diperlukan panas dan

kelembaban dalam proses granulasi. Granulasi kering dapat juga dilakukan

dengan meletakkan massa serbuk diantara mesin rol yang dijalankan secara

hidrolik untuk menghasilkan massa padat yang tipis. Selanjutnya diayak

atau digiling hingga diperoleh, granul dengan ukuran yang diinginkan.

Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan zat tambahan

yang memungkinkan pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih

dahulu. Zat tambahan ini terdiri dari zat terbentuk fisik khusus seperti

laktosa, sukrosa, dekstrosa atau selulosa yang mempunyai sifat aliran dan

kemampuan yang diinginkan. Kempa langsung menghindari banyak

masalah yang timbul pada granulasi kering. Walaupun demikian sifat fisik

masing-masing bahan pengisi merupakan hal kritis, perubahan sedikit dapat


mengubah sifat alir dan kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk

dikempa langsung.

II.1.9 Studi Preformulasi

Langkah pertama dalam setiap pendesainan tablet atau aktivitas

preformulasi adalah merupakan suatu kehati-hatian yang penuh dengan

kesadaran berdasarkan data preformulasi. Hal ini penting bahwa seorang

formulator memiliki profil atau data yang lengkap mengenai sifat fisika-kimia

dari bahan aktif yang tersedia, sebelum memulai aktivitas fomulasi.

Kumpulan dari informasi ini diketahui sebagai preformulasi. Hal ini biasanya

merupakan tanggung jawab dari daerah penelitian kimia-farmasetika untuk

menyiapakan data yang ditunjukkan di bawah ini pada bahan obat.

1. Stabilitas (bentuk padat) : stabilitas zat tambahan, obat (analisis diferensial

suhu atau metode lain yang bersangkutan.

2. Sifat fisika-mekanik : ukuran partikel, massa dan berat jenis, bentuk

kristalin, kompressibilitas, fotomikrograf, titik

leleh, rasa warna, penampilan, bau.

3. Sifat fisika-kimia : kelarutan dan profil pH dari larutan/ dispersi

(air, pelarut lain).

4. Disolusi in vitro : obat murni, pellet obat murni, dialisis dari obat

murni, kemampuan absorbsi, efek dari zat

tambahan dan surfaktan.


Tujuan dasar dari aktivitas preformulasi adalah untuk menyiapkan dasar

rasional untuk metode preformulasi, untuk memaksimalkan kesempatan

dalam mengoptimalkan sebuah produk obat dan penampilannya. Dari sudut

pandang seorang formulator tablet, informasi preformulasi yang paling

penting adalah studi kestabilan zat tambahan obat. Pertanyaan berikutnya

untuk obat baru, sebuah obat dimana formulatornya memiliki pengalaman

yang kurang adalah untuk memilih bahan zat tambahan yang mana baik secara

kimia dan fisika cocok dengan obatnya. (PDF Tablet II:77)

Perancang formula menggunakan pengalaman dan pengetahuan mengenai

bahan tambahan untuk menjaga ukuran tablet ini seminimal mungkin tanpa

mengorbankan bagian-bagian yang perlu. Formulasi dari tablet membutuhkan

pertimbangan antara lain: (PDF Tablet II:153)

 Ukuran dari dosis atau kuantitas dari bahan aktif.

 Stabilitas, kelarutan dan kerapatan dari bahan aktif.

 Kemampuan pengempaan dari bahan aktif.

 Penyeleksian bahan tambahan.

 Metode dari granulasi.

 Karakter dari granulasi.

 Kempa tablet, tipe, ukuran dan kapasitas.

 Kondisi lingkungan (kontaminasi dan kontrol kelembababan).

 Stabilitas dari produk obat.

 Ketersediaan.
Preformulasi dapat dideskripsikan sebagai tahap perkembangan yang

mana ahli farmasi mengkategorikan sifat fisika-kimia dari bahan obat dalam

pertanyaan mana yang dianggap penting dalam formulasi yang stabil, efektif

dan bentuk dosis yang aman. Beberapa parameter seperti ukuran kristal dan

bentuk, sifat pH, kelarutan pH, stabilitas pH, polimorf, efek pembagian,

permeabilitas obat dan disolusi dievaluasi selama evaluasi tersebut mungkin

saja terjadi. Interaksi dengan berbagai bahan-bahan inert yang dimaksudkan

untuk penggunaan dalam bentuk akhir, yang mana diketahui. Data yang

didapat dari evaluasi ini berhubungan dengan data yang didapat dari

pendahuluan farmakologi dan studi biokimia dan memberikan ahli farmasi

informasi yang mengizinkan pemilihan dari dosis yang optimum mengandung

bahan-bahan inert yang paling diminati untuk penggunaannya dalam

perkembangan. (RPS 18th:1435)

Banyak obat-obat baru yang aktif secara oral dibuat sebagai tablet,

kapsul atau kombinasinya. Walaupun hanya sedikit bahan obat yang dibuat

dalam bentuk injeksi 25% (dari obat-obatan dibuat dalam tablet), injeksi

diberikan dalam atau melalui rute intravena selalu dibutuhkan selama dalam

hal toksisitas awal, metabolik, bioavailabilitas dan klinik untuk menjamin

pernyataan obat dan dosis lebih seksama. Bentuk dosis lainnya, mungkin

dikehendaki tetapi ini semua biasa lebih spesifik dan kadang dipercaya secara

luas lebih baik penggunaan dalam bentuk tablet, kapsul dan injeksi. Sebelum

membuat ketiga bentuk dosis dengan obat baru, ini esensial atau perlu
diperhatikan sifat fisika dan kimia dari molekul obat dan sifat dari serbuk obat

serta derivatnya harus ditetapkan. Informasi ini dapat dilakukan pada langkah

selanjutnya dan permulaan yang mungkin dalam pengembangan formulasi.

Fase pembelajaran pertama ini dikenal sebagai preformulasi.

Adapun karakteristik preformulasi obat, meliputi : (Aulton:224)

a. Spektroskopi.

b. Kelarutan, meliputi air, pKa, garam-garam, pelarut, koefisien partisi,

disolusi.

c. Titik lebur.

d. Logam.

e. Kestabilan (dalam larutan dan padatan).

f. Mikroskopi.

g. Aliran serbuk.

h. Sifat pengempaan.

i. Kompatibilitas bahan tambahan.

Adapun tahap-tahap dalam preformulasi adalah sebagai berikut. (Ansel:144)

a. Uraian fisik

Kebanyakan (sebagian besar) zat obat yang digunakan sekarang

adalah bahan padat. Kebanyakan obat tersebut merupakan senyawa kimia

murni yang berbentuk amorf atau kristal obat cairan digunakan dalam

jumlah yang lebih kecil, gas bahkan lebih panjang lagi. Gas obat resmi,

oksida nitrit dan siklopropan digunakan sebagai anestetik umum dengan


inhalasi dan O2 dan CO2 merupakan pembantu pernapasan. Jadi, penting

untuk mengerti uraian fisik dari suatu zat obat sebelum pengempaan

bentuk sediaan misalnya obat-obat cairan menampilkan masalah menarik

dalam rancangan bentuk sediaan.

b. Pengujian mikroskopik

Pengujian mikroskopik merupakan tahap penting dalam kerja

(penelitian) preformulasi ini memberikan indikasi atau petunjuk ukuran

partikel dari zat murni seperti juga struktur kristal. Fotomikrograf dari lot-

lot batch awal dan berikutnya dari zat murni dapat memberikan informasi

penting jika masalah timbul dalam pemprosesan formulasi, diakibatkan

oleh perubahan-perubahan dalam karakteristik partikel untuk kristal dan

obat tersebut.

c. Ukuran partikel

Ukuran partikel adalah penting untuk memantapkan sedini mungkin

bagaimana ukuran partikel dari zat murni tersebut yang dapat

mempengaruhi formulasi dan kemanjuran (efikasi) produk khususnya

yang menarik adalah efek ukuran partikel absorpsi obat.

d. Koefisien partisi dan konstanta disosiasi

Untuk memproduksi suatu respon biologis, molekul obat pertama-

tama harus menyeberangi suatu membran biologis beraksi sebagai suatu

pembatas lemak untuk kebanyakan obat-obat dan mengizinkan absorpsi

zat-zat yang tidak larut dalam lemak dapat mendifusi menyeberangi


pembatas hanya dengan kesulitan yang berat, jika tidak sama sekali.

Hubungan antara konstanta disosiasi, kelarutan dalam lemak dan pH pada

tempat absorbsi serta karakteristik absorbsi dari berbagai obat merupakan

dasar dari teori pH partisi.

e. Polimorfisme

Bentuk-bentuk polimorfisme biasanya menunjukkan sifat fisika-

kimia yang berbeda termasuk titik leleh dan kelarutan.

f. Kelarutan

Suatu sifat fisika kimia yang penting dari suatu zat obat adalah

kelarutan, terutama kelarutan dalam sistem air. Suatu obat harus

mempunyai kelarutan dari air agar manjur secara terapi.

g. Disolusi

Dalam banyak hal, laju disolusi adalah waktu yang diperlukan bagi

obat untuk melarut dalam cairan pada tempat absorbsi, merupakan tahap

yang menentukan laju dalam proses absorbsi.

h. Permeabilitas membran

Pengkajian preformulasi modern meliputi masukan-masukan awal

dari lewatnya molekul-molekul obat menyeberangi membran biologis.

i. Kestabilan

Salah satu aktivitas yang paling penting dalam kerja preformulasi

adalah evaluasi kestabilan fisika dan kimia dari zat obat murni. Pengkajian

kestabilan yang dihubungkan dalam fase preformulasi termasuk kestabilan


obat itu sendiri dalam keadaan padat, kestabilan fase larutan, kestabilan

dalam adanya zat penambahan yang diharapkan.

j. Pengujian kestabilan

Ketidakstabilan formulasi obat dapat dideteksi dalam beberapa hal

dengan suatu perubahan dalam penampilan fisik, warna, bau, rasa dan

tekstur dari formulasi tersebut.

k. Pengawetan terhadap kontaminasi mikroba

Di samping stabilitas preparat-preparat farmasi terhadap peruraian

fisik dan kimia karena kondisi lingkungan yang berubah selama formulasi,

preparat cairan atau setengah padat (semisolid) tertentu juga harus

diawetkan terhadap kontaminasi mikroba.

l. Pemilihan pengawet

Preparat farmasi dapat dikontaminasi oleh jamur, ragi atau bakteri

umumnya menyukai medium sedikit alkali dan lainnya menyukai medium

asam. Walaupun beberapa mikroorganisme dapat tumbuh di bawah pH 3

atau di atas pH 9, kebanyakan preparat farmasi dalam air, berada dalam

kisaran pH yang menguntungkan dan oleh karena itu harus dilindungi

terhadap pertumbuhan mikroorganisme agar efektif. Suatu pengawet harus

dilarutkan dalam konsentrasi cukup dalam fase air dari suatu sediaan.

m. Pemberi rasa sediaan farmasi

Berlaku terutama untuk bentuk-bentuk sediaan cair yang

dimaksudkan untuk pemberian oral. Sembilan ribu pengecap rasa di mulut


terutama berlokasi pada lidah dan mengadakan respons dengan cepat dan

disukai atau tidak disukai sehubungan dengan obat tersebut.

n. Memberi warna sediaan farmasi

Penggunaan zat pemberi wana dalam preparat farmasi untuk tujuan

estetika, sebagai pembantu sensori untuk pemberi rasa yang digunakan

dan untuk tujuan kekhasan produk adalah penting.

o. Wadah

Wadah adalah alat untuk menampung suatu obat atau mungkin

dalam hubungan langsung dengan obat tersebut.

p. Tutup pengaman

Aturan awal menyebutkan penggunaan tutup child proof bagi produk

aspirin dan produk bahan kimia yang mempunyai potensi berarti untuk

menyebabkan kecelakaan keracunan pada anak.

q. Kemasan tamper-resistant

Kemasan tamper-resistant didefinisikan sebagai kemasan yang

mempunyai indikator atau pelindung untuk masuk yang jika ditembus

dapat diharapkan memberikan bukti yang dapat dilihat untuk pemakai

bahwa pemasukan zat yang berbahaya terjadi.

r. Pemberian etiket

Pemberian etiket semua produk dimaksudkan untuk memberikan

informasi mengenai bahan apa saja yang mengandung informasi produk

yang diberikan oleh pabrik pembuat atau distributor.


s. Penyimpanan

Untuk menjamin kestabilan dari preparat farmasi selama periode

shelf yang dimaksud, produk harus disimpan pada kondisi yang tepat.
RANCANGAN FORMULA
<<<NAMA PRODUK>>>

TIM PENYUSUN FORMULA


No. NIM Nama Tanggung Jawab
1
2
3
4

DISETUJUI OLEH
<<<NAMA ASISTEN>>>

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
<<Nama Produk>>
I. Rancangan Formula

Tiap ……. ml/gram/atau satuan lain yang sesuai sediaan mengandung

Asam Mefenamat ____*


Avicel Ph101 ____*
Hpmc ____*
Alkohol ____*
Magnesium Stearat ____*
Pvp ____*

II. Rencana desain sediaan


- Rencana nomor registrasi : (mengikuti peraturan perundang-undangan)
- Rencana nomor bets : (mengikuti peraturan laboratorium)
- Rencana klaim etiket :
- Rencana bahan kemas primer :
- Rencana bahan kemas sekunder :
- Rencana bahan label/etiket :
- Rencana bahan leaflet/brosur :
- Rencana proses sterilisasi : (steilisasi akhir/filtrasi aseptis)
- Rencana indikasi sediaan :

III. Dasar Formulasi


III.1 Dasar pembuatan sediaan/sistem/rute/volume
Di era yang semakin modern ini banyak ahli farmasi yang berlomba untuk menemukan obat-obat
baru, maupun berbagai perkembangan bahan obat, diantaranya adalah dalam memformulasikan
suatu formula dimana diperlukan berbagai keahlian dan ketelitian serta kreasi dari masing-masing
pribadi. Salah satu bentuk sediaan yang dapat diformulasikan adalah bentuk tablet, dimana tablet
merupakan bentuk sediaan farmasetik padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa zat
pengisi yang cocok dan disiapkan dengan metode pengempaan atau pencetakan.
III.2 Dasar pemilihan bahan aktif dan kekuatan sediaan

Asam mefenamat digunakan sebagai zat aktif yang digunakan sebagai analgesic dan anti inflamasi.

Asam mefenamat merupakan analgetik yang kelarutannya sangat kecil dalam air yaitu
1 gram dalam lebih dari 10.000 ml(DepKes, 1995). Kelarutannya yang sangat kecil akan
mempengaruhi kecepatan obat melarut di dalam tubuh, sehingga hal ini dapat mempengaruhi
kecepatan absorbsi obat. Asam mefenamat merupakan obat yang termasuk dalam golongan
BCS II (Biopharmaceutical Classification System) dengan kelarutan rendah dan
permeabilitas tinggi sehingga mempengaruhi bioavailabilitas obat.
Kelarutan merupakan salah satu parameter di dalam BCS yang mempengaruhi
bioavailabilitas obat (Kumar dkk., 2009). Dispersi padat merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk meningkatkan kecepatan disolusi dan absorbsi obat yang tidak mudah larut
dalam air (Vikram dkk., 2012).

III.3 Dasar pemilihan bahan tambahan


1. Avicel ph 101 digunakan sebagai penghancur karena cukup baik, karena bahan ini
merupakan tipe ikatan hidrogen dimana ikatan tersebut akan segera lepas dengan adanya
air (Andayana, 2011)
2. HPMC digunakan sebagai pengikat karena memiliki sifat antara lain mempebaiki daya alir
dari granul –granul sehingga menghasilkan tablet yang kompak dan secara kimia bersifat
inert ( Nasutio, 2011) dan juga tidak memiiki rasa, bau, stabil terhadap cahaya, udara, dan
dapat disesuaikan dengan tingkat kelembaban, serta mempunyai kemampuan untuk
mencampur zat warna/zat aditif lainnya ke dalam lapisan tiis ( lachman dkk,1994)
III.4 Dasar pemilihan bahan kemas

III.5 Dasar pemilihan metode sterilisasi

Metode sterilisasi yang dipilih yaitu metode granulasi basah karena dimana metode
granulasi basah sangat cocok untuk zat aktif asam mefenamat. Metode granulasi
basah digunakan untuk memperbaiki sifat alir asam mefenamat yang kurang baik
sehingga asam mefenamat tidak cocok menggunakan metode kempa langsung.

IV. Informasi Bahan Aktif


IV.1. Uraian farmaramkolgi
Nama : Asam Mefenamat
Kelas farmakologi : Analgesik: Antiinflamasi dan Antipiretik
Indikasi : digunakan dalam nyeri ringan sampai nyeri sedang termasuk sakit kepala, sakit gigi,
pasca operasi dan sakit pascapersalinan, dan dismenorea, di muskuloskeletal dan
gangguan sendi seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, dan dalam menorrhagia.

Mekanisme kerja : Cara kerja asam mefenamat adalah menghambat kerja yaitu menghambat sintesa
prostaglandin dalam hal ini enzim COX1 dan COX2 yg persis sama seperti obat
NSAID pada umumnya

Kontraindikasi : Kontraindikasi dengan pasien penderita penyakit inflamasi usus


Adanya riwayat hipersensitifitas berupa gatal-gatal, angiodem, bronchopasm, rhitis
berat dll. Seperti obat AINS pada umumnya

Efek samping : Pengobatan harus dihentikan jika diare dan ruam terjadi. Efek lainnya dilaporkan
termasuk mengantuk, dan efek pada darah seperti trombositopenia, anemia hemolitik
sesekali, dan anemia aplastik jarang. Kejang dapat terjadi pada overdosis.

Toksisitas : Toksisitas asam mefenamat akan timbul apabila telah diberikan pemakaian lebih dari 7
hari akan menyebabkan diare yang sangat hebat apabila digunakan dalam pemakaian
berlebihan

Dosis dan : Di Inggris, dosis oral yang biasa 500 mg tiga kali sehari. Pada produk di amerika
pemberian serikat menganjurkan dosis awal 500 mg diikuti oleh 250 mg setiap 6 jam sesuai
kebutuhan. sehingga dianjurkan bahwa hal itu tidak harus diberikan selama lebih dari 7
hari pada suatu waktu. Sehingga dianjurkan untuk pemakain tidak lebih dari 7 hari

Interaksi obat : Obat yang terikat dengan protein plasma: menggeser protein ikatan plasma sehingga
dapat menimbulkan efek samping
Obat Antikoagulan: sedikit memperpanjang waktu Prothrombin dan thromboplastin
parsial sehingga harus lebih dikontrol
Dengan makanan: mengurangi kecepatan absorbsi tetapi tidak mengurangi jumlah
yang diabsorbsi
Lithium: meningkatkan toksisitas lithium dan menurunkan eliminasi lithium di ginjal

Farmakokinetika : Absorbsi dari saluran pencernaan. konsentrasi plasma puncak terjadi sekitar 2 sampai 4
jam setelah konsumsi. Penghapusan paruh plasma dilaporkan menjadi sekitar 2 sampai
4 jam. Lebih dari 90% terikat pada protein plasma. Hal ini didistribusikan ke dalam
ASI. Metabolisme oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2C9 asam mefenamat 3-
hidroksimetil, yang kemudian dapat dioksidasi menjadi asam 3-carboxymefenamic.
Lebih dari 50% dari dosis dapat pulih dalam urin, sebagai obat tidak berubah atau,
terutama, sebagai konjugat asam mefenamat dan metabolitnya

IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif


Nama resmi : Acidum mefenamicum RB:
Nama lain : Mefenamic acid
RM : C15H15NO2
BM : 241,29
Pemerian : Warna : putih atau hampir
putih
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : serbuk hablur

Kelarutan : Dalam air : Praktis tidak larut dalam air


Dalam pelarut lain : sedikit larut dalam alkohol dan dalam metilena klorida

pKa dan pH : pKa: 4,2, pH: 4-7,6


larutan
Titik lebur : 230˚C-231˚C
Polimorfisme : -
Informasi : Terhadap kehamilan: tidak di rekomendasikan digunakan oleh wanita hamil.
tambahan Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya pada
sistem kardiovaskular pada bagian uterus dan fetus

IV.3. Uraian stabilitas


Stabilitas : Suhu : 105°C

Cahaya : Peka terhadap cahaya

pH : Alkali

Air : terhidrolisis

Lainnya : kelembapan 58˚C- 67˚

Inkompatibiltas : Gugus fungsi : adanya gugus Amina primer tidak kompatibel dengan mono dan
sakarida contohnya laktosa karena dapat menyebabkan reaksi maillard. Adanya gugus
karboksil tidak kompatibel dengan zat Basa karena dapat menimbulkan pembentukan
garam. Rekasi maillard adalah reaksi pencoklatan enzimatis yang terjadi karena
adanya reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amin bebas

Ion logam :-

Senyawa tertentu :-

Saran : Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya.


penyimpanan
V. Informasi Bahan Tambahan
1.
Nama resmi : MAGNESII STEARAS RB:
Nama lain : Magnesium distearat , asam
oktadekaniok
Kelas fungsional : Pelicin tablet dan kapsul
Konsentrasi : 0,25% sampai 5,0% b/b
(sebagai pelicin tablet dan
kapsul)
RM : C36H70MgO4
BM : 591,24
Pemerian : Warna : Putih
Rasa : berkarakter
Bau : bau lemah khas
Bentuk : serbuk halus, licin, dan mudah melekat pada kulit

Kelarutan : Dalam air :


Dalam pelarut lain :

pKa dan pH : Dalam air : praktis tidak larut dalam air


larutan Dalam pelarut lain : praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95 %) dan dalam eter P;
sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.

Titik lebur : 68˚C


Informasi lain : 1. Jarak lebur 117˚C-150˚C
2. Bersifat hidrofobik dan dapat memperlambat disolusi terhadap semua obat
dari semua bentuk sediaan padat, oleh karena itu konsentrasi terendah
digunakan dalam formulasi

Stabilitas : Stabil jika disimpan dalam wadah tertutup baik dalam pada tempat dingin dan kering.

Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan asam kuat, suasana basa dan garam besi. Hindari pencampuran
dengan bahan pengoksidasi kuat. Tidak dapat digunakan pada produk yang
mengandung aspirin, vitamin tertentu dan semua garam alkaloid
Penanganan : Pelindung mata dan sarung tangan disarankan. Inhalasi yang berlebih dapat
menyebabkan ketidaknyamanan pada saluran pernafasan atas, batuk, tersedak.
Sebaiknya ditangani dengan ruang ventilasi yang baik, disarankan tersedianya alat
bantu pernafasan

Toksisitas : Umumnya tidak toksik jika diberikan secara oral, namun jika berlebihan dapat
menimbulkan efek laksatik dan iritasi pada mukosa. LD 50 (tikus,oral) : > 10 gram/kg
Saran : Dalam wadah tertutup baik pada tempat yang sejuk dan dingin
penyimpanan
2.
Nama resmi : Alkohol RB:
Nama lain : Ethanolum; etil alkohol; etil
hidroksida; gandum
alkohol; metil karbinol.
Kelas fungsional :
Konsentrasi : Antimikroba pengawet 510
desinfektan 60-90
Penggalian pelarut dalam
kedokteran memproduksi
hingga 85
Pelarut dalam lapisan film
Variable
Pelarut dalam larutan injeksi
Variable
Pelarut dalam cairan mulut
Variable
Pelarut dalam produk topikal
60-90
RM : C2H6O
BM : 46.07
Pemerian : Warna : bening
Rasa : tidak berasa
Bau : khas
Bentuk : cairan

Kelarutan : Dalam air :


Dalam pelarut lain :

pKa dan pH :
larutan
Titik lebur : 78.158C
Informasi lain :

Stabilitas :

Inkompatibilitas : Dalam kondisi asam, solusi etanol dapat bereaksi keras dengan
bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna
karena reaksi dengan jumlah sisa aldehida. garam organik atau akasia dapat
diendapkan dari larutan air atau
dispersi. solusi etanol juga kompatibel dengan aluminium
kontainer dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat.

Penanganan : Etanol mungkin mengiritasi untuk


mata dan selaput lendir, dan pelindung mata dan sarung tangan
direkomendasikan. Etanol mudah terbakar dan harus dipanaskan dengan
peduli. tangki penyimpanan tetap harus didasarkan elektrik untuk menghindari
pengapian dari discharge elektrostatik ketika etanol ditransfer.

Toksisitas : Etanol adalah depresan sistem saraf pusat dan jika menelan dalam jumlah
rendah sampai sedang dapat menyebabkan gejala keracunan
termasuk inkoordinasi otot, gangguan penglihatan, bicara cadel,
dll Menelan konsentrasi yang lebih tinggi dapat menyebabkan depresi
meduler tindakan, lesu, amnesia, hipotermia, hipoglikemia,
pingsan, koma, depresi pernapasan, dan kolaps kardiovaskular. Olahan mengandung
lebih dari 50% v / v alkohol dapat menyebabkan
iritasi kulit ketika dioleskan.
LD50 (mouse, IP): 0,93 g / kg (16)
LD50 (mouse, IV): 1,97 g / kg
LD50 (mouse, oral): 3.45 g / kg
LD50 (mouse, SC): 8.29 g / kg
LD50 (tikus, IP): 3,75 g / kg
LD50 (tikus, IV): 1,44 g / kg
LD50 (tikus, oral): 7.06 g / kg
Saran : dalam wadah kedap udara, di tempat yang dingin.
penyimpanan
3. (nama bahan, pustaka)
Nama resmi : HIDROKSIL METIL RB:
SELULOSA
Nama lain : Selulosa, 2-hidroksietil metil
ester; Culminal MHEC; HEMC;
hidroksietil metilselulosa;
hymetellose; MHEC;
methylhydroxyethylcellulosum;
Tylopur MH; Tylopur MHB;
MB Tylose;
Tylose MH; Tylose MHB.

Kelas fungsional :
Konsentrasi :
RM :
BM :
Pemerian : Warna : putih atau putih keabu-abuan
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : bubu atau butiran

Kelarutan : Dalam air : praktis tidak Larut dalam air dingin untuk membentuk larutan
koloid. : larut dalam air panas (di atas 60°C)
Dalam pelarut lain: larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan
toluena.

pKa dan pH : pH 5,5-8,0


larutan
Titik lebur :
Informasi lain :

Stabilitas :

Inkompatibilitas : -
Penanganan : pelindung mata dan sarung tangan
direkomendasikan
Toksisitas : Hydroxyethylmethyl selulosa digunakan sebagai eksipien dalam berbagai lisan
dan sediaan farmasi topikal, dan umumnya dianggap
sebagai bahan dasarnya tidak beracun dan nonirritant.

VI. Peralatan, Parameter Kritis dan Spesifikasi Produk Jadi


VI.1 Peralatan
Tuliskan peralatan yang direncanakan untuk digunakan pada tabel berikut
No. ID Alat Nama Alat/Merek Jumlah No.SOP
VI.2 Rancangan Spesifikasi Sediaan
Tentukan spesifikasi produk akhir (dan produk ruahan)
No. Kriteria Spesifikasi

VI.3. Rancangan Proses Sterilisasi


Tentukan spesifikasi produk akhir (dan produk ruahan)
No. Nama Metode Strilisasi Referensi
1 Alat 1
Alat 2
..
..
..
...
Produk akhir

VII. Rancangan Pengemasan


VII.1 Kemasan Primer
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
Volume :
(lampirkan gambar skematis)
VII.2 Kemasan Sekunder
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
Volume :
(lampirkan gambar skematis)
VII.3 Leaflet
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
(lampirkan gambar skematis)
VII.4 Label
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
(lampirkan gambar skematis)
VIII. Perhitungan tonisitas, buffer, produksi, dan perhitungan lain

IX. Rancangan proses produksi

X Referensi
Editing Notes:
1. Jangan mengganti font. Gunakan font Calibri 11

Anda mungkin juga menyukai