Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kimia analitik merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari dasar-dasar


analisis kimia. Analisis berarti pengurai dan pembentukan bahan menjadi
senyawa-senyawa penyusunnya (komponennya). Kegiatan analisis memiliki
dua tujuan yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis atau golongan suatu bahan uji.
Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah atau kadar tiap
komponen penyusun dari suatu bahan dan tujuan ini seharusnya telah
dilakukan saat akan bekerja dilaboratorium karena tujuan yang berubah akan
menghasilkan metode yang berbeda pula. Reaksi kimia adalah suatu reaksi
antara senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur
molekul yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan
kimia. Dalam sebuah reaksi terjadi prinsip ikatan kimia yaitu, ketika atom dan
zat mula-mula bereaksi menghasilkan sebuah produk ( Sudjadi, 2017)

Metode titrasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan kadar
secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Metode
ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni rekasi antara amina aromatik primer
dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Dalam
nitrimetri, berat ekuivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya
karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1
mol garam diazonium dengan ini pula untuk nitrimteri, konsentrasi larutan
baku sering digunakan molaritas (M) karena molaritas sama dengan
normalitasnya. Persyaratan dalam tirasi nitrimetri antara lain yaitu suhu yang
digunakan harus rendah (dibawah 15℃) sebab pada suhu yang lebih tinggi
garam diazonum yang berbentuk baik stabil dan akan terhidriolisis menjadi
fenol dan gas nitrogen. Disamping itu pada suhu yang lebih tinggi asam nitrat
akan lebih cepat terurai sehingga reaksinya tidak stoikiometri. Meskipun
demikian, titrasi dapat dilakukan pada suhu kamar (sekitar 25℃) dan hasilnya
tidak berbeda ( Widodo, 2010).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu agar seorang farmasi dapat mengetahui
berbagai metode dalam penetapan kadar suatu sediaan atau obat dan juga
untuk menganalisis suatu senyawa. Hal ini yang melatarbelakangi percobaan
ini.

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan

Memahami cara mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu


menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi diazotasi.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Mengetahui cara mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta


mampu menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi diazotasi.

I.3 Manfaat Percobaan

Manfaat percobaan ini adalah memahami dan mengetahui cara


mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu menetapkan kadarnya
menggunakan prinsip reaksi diazotasi.

I.4 Prinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ini adalah penetapan kadar pada sampel sulfadiazin
isoniazid, natrium siklamat, benzokuin dan pemakain fosfat dengan prinsip
reaksi diazotasi dinamik digunakan Na No2 sebagai titran lalu ditentukan
tetapan dengan campuran dari baku metilen sebagai indikator dalam dan
kertas kanji iodida sebagai indikator luar dalam titrasi pada suhu tidak lebih
dari 15℃ dan menggunakan indikator kertas kanji iodid dengan perubahan
warna biru segera dioleskan.
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Analisis kimia memegang peranan yang penting dalam bidang kedokteran.


Analisis kimia juga dapat digunakan untuk pemeriksaan obat-obatan ,
makanan, minuman dan bahan-bahan kimia yang apabila terbentuk dengan
tubuh dapat mengganggu kesehatan. (a) analisis kuantitatif yang bertujuan
untuk mencari jenis ion, molekul atau radikal yang terdapat dalam sampel (b).
Analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan kadar ion atau molekul
dalam suatu sampel dan (c) analisis instrumentasi, yakni analisis kauntitatif
dan kualitatif denagn mengguankan peralatan elektronik. Analisis kuantitatif
kenvensional dapat dilakukan dengan cara volumetri (titrimetri) dan
gravimetri. Peralatan kimia yang canggih dengan dewasa ini dengan banyak
dipakai untuk pemeriksaan jenis dan kadar bahan atau campuran bahan
(Sumardjo, 2011).

Titrasi kompleksometri merupakan salah satu jenis titrasi yang didasarkan


pada reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam target dengan
zat pembentuk kompleks. Zat pembentuk kompleks yang umum digunakan
adalah asam atilenadiamnia tetrasetat (EDTA) yang akan membentuk
kompleks kuat dengan perbandingan 1 : 1 dengan logam. pH Larutan dalam
titrasi kompleksometri harus dikontrol karena menentukan selektivitas
pembentikan komplkes antara Edta dan logam target (Taufik, dkk, 2018).

Kompleksometri merupakan proses pengikatan logam dalam suatu cairan oleh


suartu senyawa yang memiliki lebih dari satu pasang elektron bebas. Pengikat
ion logam tersebut penjepitan (pengkelatan). Senyawa yang menjepit disebut
senyawa pengelat (cheating agent) dan ion logam dinamakan ion pusat karena
mekanisme pengelatan ini terjadi karena adanya penggunaan elektron bersama
(sharing elktron) antara ion logam dan ion bahan pengkelat metode tersebut
dinamakan metode kompleksometri, karena terbentuknya senyawa kompleks
antara logam dengan bahan pengelat (Septiana, dkk, 2012).

Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kandungan garam-


garam logam, etilen diamin tetraasetat (EDTA) merupakan tiran yang sering
digunakan untuk deteksi titik akhir titrasi digunakan zat warna, indikator zat
warna ditambahkan pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan
membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam. Pada saat titik
akhir titrasi pada sedikit kelebihan (EDTA) maka kompleks indikator logam
akan pecah dan menghasilkan warna yang berbeda, indikator yang dapat
digunakan untuk titrasi kompleksometri ini antara lain, titrasi eritrosim
(Eriokrimblack modern black, solechromc black), muraxsidi, jingga xilenol,
asam karbonat, kalmagit dan biru hidroksi naftol. Ada berbagai macam titrasi
kompleksometri yaitu titrasi langsung, titrasi kembali, titrasi substitusi, titrasi
tidak langsung dan titrasi alkalimetri (Gandjar, 2017).

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi rekasi


pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks
demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Prinsip dari metode ini membentik
kompleks yang dipakai berupa garam EDTA yang dapat bereraksi dengan
logam (Adriani, dkk, 2019).

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
berikatan dengan ligen kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan
ikatan kovalen dimana logan memberikan sepasang elektronnya pada ion
logam untuk berikatan. Pemberi pasangan elektron adalah ligan. Karena itu
ligan adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas
( Nurvika, dkk, 2013).

Anda mungkin juga menyukai