Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan 11

Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, Hal. 11-17

UJI ADAPTASI PERTUMBUHAN TANAMAN KUBIS BUNGA


(Brassica olaraceae var. Botrytis, L.) DATARAN TINGGI YANG DITANAM DI DATARAN
RENDAH PADA BERBAGAI KERAPATAN TANAM DAN NAUNGAN

TEST ADAPTATION GROWTH OF CAULIFLOWER PLANTS (Brassica olaraceae var.


Botrytis, L.) HIGHLAND GROWN IN THE LOWLAND IN VARIOUS OF PLANTING
DENSITY AND SHADE

Ikroma Hamid Ahmad*1), A. Zainul Arifin *2) dan Sri Hariningsih Pratiwi*2)
*1)
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Merdeka Pasuruan
*2)
Dosen Pembimbing Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Merdeka Pasuruan
Jl. Ir. H. Juanda No. 68 Pasuruan 67129

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya adaptasi pertumbuhan tanaman kubis bunga
dataran tinggi yang ditanam di dataran rendah pada berbagai kerapatan tanam dan naungan.
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Pasuruan
dengan ketinggian tempat ± 4 m dpl selama tiga bulan pada bulan Desember 2016 - Februari
2017. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor.
Faktor pertama adalah kerapatan tanam (R) dengan dua level yaitu; R1: 10 tanaman dan R2: 6
tanaman. Faktor kedua adalah naungan (N) dengan tiga level yaitu; N1: Tanpa naungan, N2:
Naungan 50% dan N3: Naungan 90%. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang empat kali.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan kerapatan
tanam dan naungan pada parameter jumlah daun dan bobot kering tanaman. Perlakuan
kerapatan tanam 10 tanaman berpengaruh lebih baik pada tinggi tanaman pada semua umur
pengamatan. Perlakuan naungan 50% berpengaruh lebih baik pada tinggi tanaman pada semua
umur pengamatan.

Kata kunci: adaptasi, kerapatan, kubis bunga, naungan

ABSTRACT

This study aims to test the adaptability of the growth of highland cauliflower planted in
lowland at various planting and shade densities. The experiment was conducted at Faculty of
Agriculture Garden, Merdeka University of Pasuruan with altitude of ± 4 m asl for three
months from December 2016 - February 2017. The study used Randomized Block Design
consisting of two factors. The first factor is planting density (R) with two levels ie; R1: 10 plants
and R2: 6 plants. The second factor is shade (N) with three levels ie; N1: without shade, N2:
shade 50% and N3: shade 90%. Each treatment combination was repeated four times.
The result showed that there was an interaction between the combination of cropping
density and shade treatment on parameters of leaf number and dry weight of the plant.
Treatment of plant density has better effect on plant height at all age of observation. The 50%
shading treatment had a better effect on plant height at all ages of observation.

Keywords: adaptation, density, cauliflower, shade


Uji Adaptasi Pertumbuhan Tanaman Kubis Bunga (Ikroma Hamid A., dkk) 12

PENDAHULUAN Pengaturan kerapatan sangat


berpengaruh terhadap pertumbuhan
Kubis bunga merupakan tanaman tanaman kubis bunga terutama pada masa
dataran tinggi, karena menghendaki cuaca pembentukan bunga dengan memanfaatkan
yang sejuk selama pertumbuhannya dan cahaya secara efektif dan penyebaran unsur
dapat tumbuh sampai pada ketinggian lebih hara secara merata (Rukmana, 2005).
dari 600 m dpl. Kubis bunga memiliki Intensitas cahaya yang diberikan
beberapa manfaat, antara lain sumber pada tanaman kubis bunga dataran tinggi
vitamin C (asam askorbat), folat, vitamin K yang ditanam pada dataran rendah juga
(phylloquinone) dan vitamin B-6. Vitamin sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), tanaman. Adanya perlakuan naungan yang
dan sejumlah kecil vitamin E (alfa- tepat, tentu akan berpengaruh pada cahaya
tokoferol). Kubis bunga juga menyediakan yang diterima. Pada tanaman temu-temuan
mineral penting seperti kalsium, pengaruh naungan cenderung meningkatkan
magnesium, fosfor, kalium dan mangan beberapa sifat, seperti tinggi tanaman,
tanpa kolesterol berbahaya. Selain itu, kubis diameter batang semu, panjang daun, lebar
bunga merupakan sumber protein dan daun, jumlah daun, jumlah dan panjang
memiliki jumlah lemak jenuh yang sangat rimpang, bobot kering tajuk dan jumlah
rendah dari pada lemak tak jenuh dan asam mata tunas pada rimpang primer (Archita,
omega-3 lemak esensial yang bermanfaat. 2005).
Kubis bunga juga tak kalah dengan brokoli, Berdasarkan uraian di atas, salah satu
karena ia juga menawarkan nilai gizi yang potensi permasalahan yang terjadi dalam
juga besar, terutama dapat membantu pengembangan tanaman kubis bunga
memerangi berbagai penyakit, dataran tinggi yang ditanam di dataran
meningkatkan kekebalan tubuh, dan rendah adalah faktor lingkungan yang
membantu dalam menjaga sistem sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Oleh
meabolisme yang bersih (Cahyono, 2006). karenanya, diperlukan penelitian untuk
Seiring peningkatan jumlah mengetahui pengaruh kerapatan tanam dan
penduduk, konsumsi sayuran seperti halnya naungan terhadap pertumbuhan tanaman
kubis bunga pun meningkat. Upaya kubis bunga dataran tinggi yang ditanam di
pengembangan kubis bunga melalui dataran rendah.
peningkatan produktivitasnya harus terus
ditingkatkan untuk memenuhi permintaan METODE PENELITIAN
tersebut (Subhan, 2008). Menurut Pracaya
(2001) perkembangan budidaya tanaman Penelitian dilaksanakan di Kebun
kubis di dataran rendah masih mempunyai Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
banyak hambatan, terutama adaptasi lahan Merdeka Pasuruan dengan ketinggian
yang berpengaruh pada proses fisiologis tempat ± 4 m dpl selama tiga bulan pada
tanaman dan berdampak terhadap kualitas bulan Desember 2016 - Februari 2017.
dan daya hasil kubis. Dengan adanya Bahan-bahan yang digunakan antara lain
bantuan teknologi peningkatan produksi, benih kubis bunga varietas Aquina F1 dan
pembudidayaan dan peningkatan mutu pupuk N-P-K (15:15:15). Alat yang
diharapkan hasil kubis bunga dapat tercapai digunakan antara lain; alat ukur, oven dan
dengan baik. Sosrosoedirjo, Rifai dan timbangan analitik.
Iskandar (1992), menyatakan untuk Penelitian menggunakan Rancangan
meningkatkan produksi diperlukan usaha- Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari
usaha pemilihan varietas yang berkualitas dua faktor. Faktor pertama adalah kerapatan
dan berproduksi tinggi, serta perbaikan tanam (R) dengan dua level yaitu; R1: 10
bercocok tanam yang meliputi pemakaian tanaman dan R2: 6 tanaman. Faktor kedua
dosis pupuk yang tepat, pengairan, adalah naungan (N) dengan tiga level yaitu;
perlindungan terhadap hama dan penyakit N1: Tanpa naungan, N2: Naungan 50% dan
serta pengaturan kerapatan tanaman. N3: Naungan 90%. Masing-masing
kombinasi perlakuan diulang empat kali.
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan 13
Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, Hal. 11-17

Parameter pengamatan meliputi tanaman menunjukkan lebih tinggi


tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, dibandingkan kerapatan 6 tanaman. Hal
luas daun dan bobot kering tanaman. tersebut disebabkan oleh ruang tumbuh
yang lebih sempit untuk memperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN cahaya dalam melakukan fotosintesis,
maka terjadi persaingan antar tanaman
Tinggi Tanaman dalam perebutan sinar matahari yang
Pada Tabel 1. pengamatan umur 27 menyebabkan tanaman memacu
HST perlakuan kerapatan tanam pertumbuhannya yaitu pertumbuhan batang
menunjukkan pengaruh tidak nyata yang tinggi (etiolase). Menurut Bilman
terhadap tinggi tanaman, hal tersebut (2001), semakin tinggi kerapatan tanaman
dikarenakan tanaman kubis bunga masih akan memacu penyerapan unsur hara, air,
mendapatkan ruang tumbuh yang cukup dan cahaya matahari antara tanaman pada
dan tingkat kompetisi tanaman rendah luasan tertentu. Dalam usaha
sehingga pertumbuhan tinggi tanaman mengoptimalkan penyerapan cahaya
lebih dipengaruhi oleh sifat genetik dan matahari tanaman menunjukkan
kemampuan tanaman beradaptasi terhadap pertumbuhan memanjang agar memperoleh
lingkungan tumbuhnya. Menurut Jackson cahaya untuk memenuhi kebutuhan
and Colmer (2005), pemanjangan batang tanaman berfotosintesis. Ali (2004) dalam
bergantung pada sifat genetik varietas, penelitiannya pada tanaman kacang tanah
tingkat perkembangan tanaman maupun juga mengemukakan bahwa kerapatan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sesuai dalam baris yang semakin rapat akan
pernyataan Gardner, Pearce dan Mitchell semakin meningkatkan tinggi tanaman.
(1991), yang mengatakan bahwa Duncan (1956) dalam Ali (2004)
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menambahkan, semakin rapat kerapatan
dikendalikan oleh sifat genetik dan yang dipakai maka pertumbuhan tinggi
lingkungan. tanaman akan semakin cepat karena saling
Tinggi tanaman pada umur 41 dan 55 berusaha mancari sinar matahari yang lebih
HST perlakuan kerapatan tanam 10 banyak.

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Kerapatan Tanam dan Naungan terhadap Tinggi Tanaman (cm)
Kubis Bunga pada semua Umur Pengamatan
Tinggi Tanaman
Perlakuan
27 41 55
Kerapatan Tanam
10 Tanaman 10,64 15,65 b 19,76 b
6 Tanaman 10,47 14,64 a 18,93 a
BNT 5% tn 0,91 0,66
Naungan
Tanpa Naungan 8,42 a 12,88 a 16,81 a
Naungan 50% 12,98 c 18,04 c 22,44 c
Naungan 90% 10,27 b 14,52 b 18,79 b
BNT 5% 0,93 1,11 0,81
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%.

Perlakuan naungan 50% pada Tabel dikehendaki tanaman kubis bunga dataran
1. menunjukkan pengaruh tinggi tanaman tinggi. Menurut Barus dan Syukri (2008)
yang lebih tinggi, hal tersebut diduga pada secara umum semakin tinggi tempat maka
perlakuan naungan 50% sesuai dengan yang penerimaan cahaya (besarnya penyinaran)
Uji Adaptasi Pertumbuhan Tanaman Kubis Bunga (Ikroma Hamid A., dkk) 14

akan semakin rendah yaitu; a). ketinggian Jumlah Daun


0-700 m dpl, besarnya penyinaran adalah Terjadi interaksi pada pengamatan
51-70%, b). ketinggian 700-1000 m dpl, jumlah daun umur 27, 41 dan 55 HST. Pada
besarnya penyinaran adalah 45-50% dan c). Tabel 2. perlakuan kerapatan tanam yang
ketinggian di atas 1000 m dpl, besarnya dikombinasikan dengan berbagai naungan
penyinaran adalah 40-44%. Besarnya menunjukkan kerapatan tanam 10 tanaman
penyinaran tersebut sangat erat kaitannya dengan naungan 50% menghasilkan jumlah
dengan ketebalan awan, dimana semakin daun yang lebih banyak. Hal tersebut
tinggi tempat di atas permukaan laut akan disebabkan kerapatan 10 tanaman dengan
semakin tebal awan. Semakin tinggi naungan 50%, kebutuhan unsur-unsur
ketebalan awan besarnya penyinaran akan pertumbuhan bagi tanaman masih tercukupi
semakin rendah. terutama dalam hal penerimaan
pencahayaan.

Tabel 2. Pengaruh Interaksi Perlakuan Kerapatan Tanam dan Naungan terhadap Jumlah Daun
Tanaman (helai) Kubis Bunga pada Umur 55 HST.
Naungan
Kerapatan Tanam
Tanpa Naungan Naungan 50% Naungan 90%
15,67 b 16,67 b 12,50 a
10 Tanaman
A B A
16,25 b 14,83 b 13,17 a
6 Tanaman
A A A
BNT 5% 1,35
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan huruf kecil yang sama
pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Demikian pula perlakuan naungan tanaman sehingga daun total per tanaman
yang dikombinasikan dengan kerapatan meningkat.
tanam menunjukkan naungan 50% dengan
kerapatan 10 tanaman mampu Panjang Akar
menghasilkan jumlah daun terbanyak. Hal Pada Tabel 3. perlakuan kerapatan
tersebut menunjukkkan tanaman masih tanam menunjukkan panjang akar tanaman
mampu berkompetisi mendapatkan cahaya kubis bunga pada semua umur pengamatan
matahari serta menyerap hara tanaman memberikan pengaruh tidak nyata. Hal ini
untuk melakukan proses metabolisme menunjukkan bahwa perlakuan kerapatan
tanaman sehingga dapat meningkatkan tanam 10 tanaman memberikan ruang
jumlah daun. Bilman (2001) tumbuh yang cukup, apalagi kerapatan
menambahkan, semakin besar tanaman dan tanam yang lebih lebar. Hal ini menurut
rapat akan memacu tanaman untuk Sitompul dan Guritno (1995), bahwa
menyerap unsur hara, air dan cahaya untuk jumlah unsur hara dan air yang tersedia
pertumbuhannya. Kebutuhan tanaman akan berpengaruh pada jumlah perakaran,
terhadap unsur-unsur pertumbuhan yang panjang perakaran dan luas permukaan
tercukupi akan merangsang pertambahan akar tanaman.
tinggi tanaman dan pembentukan daun-
daun baru. Pembentukan daun baru akan
berakibat meningkatkan jumlah daun
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan 15
Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, Hal. 11-17

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Kerapatan Tanam dan Naungan terhadap Panjang Akar Tanaman
(cm) Kubis Bunga pada semua Umur Pengamatan.
Panjang Akar
Perlakuan
27 41 55
Kerapatan Tanam
10 Tanaman 16,24 18,26 26,36
6 Tanaman 16,25 18,21 26,39
BNT 5% tn tn tn
Naungan
Tanpa Naungan 14,67 a 18,29 27,94 b
Naungan 50% 17,23 b 18,74 26,35 ab
Naungan 90% 16,83 b 17,68 24,83 a
BNT 5% 1,98 tn 1,70
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%.

Peningkatan panjang akar pada diberikan maka akan mempengaruhi proses


perlakuan tanpa naungan umur 55 HST evapotranspirasi pada tanaman sehingga
pada Tabel 3. disebabkan akar tanaman panjang akar akan berbeda untuk
berusaha menjangkau ketempat yang lebih mendapatkan sumber air dan serapan hara.
dalam untuk mencari sumber air dan hara
tanaman. Penyerapan air dan hara dapat Luas Daun
terjadi dengan perpanjangan akar ke tempat Pada Tabel 4. perlakuan kerapatan
baru yang masih banyak air. Ghildyal dan tanam umur 55 HST menunjukkan tidak
Tomar (1982) menjelaskan bahwa panjang berpengaruh nyata terhadap luas daun. Hal
akar meningkat bila cekaman air tersebut searah dengan peningkatan panjang
meningkat. Cekaman air meningkat dapat akar, dimana tanaman masih mampu
disebabkan karena tidak adanya naungan mendapatkan ruang tumbuh yang cukup
pada tanaman. Pada penelitian ini, untuk menyerap hara tanaman dan cahaya
meskipun pemberian air atau penyiraman matahari dalam proses fotosintesis sehingga
dilakukan dengan volume yang sama, luas daun tidak berbeda nyata.
namun karena perbedaan naungan yang

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Kerapatan Tanam dan Naungan terhadap Luas Daun Tanaman
(cm2) Kubis Bunga pada Umur 55 HST.
Luas Daun
Perlakuan
55
Kerapatan Tanam
10 Tanaman 2162.59
6 Tanaman 2354,53
BNT 5% tn
Naungan
Tanpa Naungan 3431,03 b
Naungan 50% 1769,73 a
Naungan 90% 1574,93 a
BNT 5% 494,78
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%.

Pada perlakuan naungan naungan. Hal tersebut disebabkan, tanaman


menunjukkan hasil pengamatan luas daun dengan tanpa naungan dapat menyerap
yang terbaik yaitu pada perlakuan tanpa lebih banyak cahaya matahari dalam proses
Uji Adaptasi Pertumbuhan Tanaman Kubis Bunga (Ikroma Hamid A., dkk) 16

fotosintesis untuk membentuk daun yang tanaman mencerminkan bobot kering


lebih luas. Luas daun semakin rendah tanaman. Sesuai dengan hasil penelitian
seiring dengan meningkatnya naungan yang Tunggal (2004) yang melaporkan bahwa
diberikan. pada tanaman meniran, semakin tinggi
intensitas naungan maka bobot kering
Bobot Kering Tanaman tanaman menjadi semakin rendah. Hal
Pada Tabel 5. kerapatan 10 tanaman tersebut sesuai dengan hasil penelitian
dengan tanpa naungan menunjukkan bobot Nagasubramaniametal (2007), yang
kering tanaman terbesar. Hal itu menyatakan bahwa aktifitas fotosintesis
menunjukkan besarnya cahaya matahari yang baik terdapat pada naungan sekitar
yang diterima untuk menghasilkan 60%. Dalam konteks ini, naungan
fotosintat berupa bobot kering tanaman dari berpengaruh terhadap aktivitas
proses fotosintesis. Harjadi (1991) pertumbuhan, perubahan morfologi dan
menyatakan bahwa besarnya cahaya yang karakter fisiologis, aktivitas metabolisme
tertangkap pada proses fotosintesis metabolit primer dan sekunder.
menunjukkan biomassa yang dihasilkan,
besarnya biomassa dalam jaringan

Tabel 5. Pengaruh Interaksi Perlakuan Kerapatan Tanam dan Naungan terhadap Bobot Kering
Tanaman (g) Kubis Bunga pada Umur 55 HST.
Naungan
Kerapatan Tanam
Tanpa Naungan Naungan 50% Naungan 90%
43,25 b 7,57 a 7,90 a
10 Tanaman
B A A
33,70 b 9,08 a 8,00 a
6 Tanaman
A B A
BNT 5% 1,33
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan huruf kecil yang sama
pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Perlakuan naungan yang Saran


dikombinasikan dengan kerapatan tanam Dari hasil penelitian uji adaptasi
menunjukkan perlakuan tanpa naungan pertumbuhan tanaman kubis bunga dataran
dengan 10 tanaman mampu menghasilkan tinggi yang ditanam di dataran rendah ini,
bobot kering tanaman tertinggi. Hal maka disarankan untuk penelitian lebih
tersebut menunjukkan bahwa selain tanpa lanjut sampai hasil produksi tanaman.
naungan, kerapatan tanam juga menentukan
bobot kering tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Ali, A.H. 2004. Pengaruh Jarak Tanam dan
Kesimpulan Pemberian Berbagai Dosis Kotoran
1. Terjadi interaksi antara kombinasi Ayam terharap Pertumbuhan dan
perlakuan kerapatan tanam dan naungan Produksi Kacang Tanah (Arachis
pada parameter jumlah daun dan bobot hypogaea L.) Varietas Gajah. Skripsi.
kering tanaman Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
2. Perlakuan kerapatan tanam 10 tanaman Bogor.
berpengaruh lebih baik pada tinggi Archita, A. 2005. Pengaruh Intensitas
tanaman pada semua umur pengamatan Cahaya Rendah terhadap Keragaman
3. Perlakuan naungan 50% berpengaruh Sifat Agronomis Tanaman Temu-
lebih baik pada tinggi tanaman pada Temuan (Curcuma spp). Skripsi.
semua umur pengamatan Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan 17
Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, Hal. 11-17

Barus, A. dan Syukri. 2008. Tanaman Nagasubramaniam, A., G. Pathmanabhan


Buah-buahan. Agroteknologi USU dan V. Mallikas. 2007. Studies on
Press. Medan. improving production potential of
Bilman, W.S. 2001. Analisis Pertumbuhan baby corn with foliar spray of plant
Tanaman Jagung Manis (Zea mays growth regulators. Ann. Rev. Plant
sacharat). Pergeseran Komposisi Physiol. Plant Mol. Biol. 21:154-157.
Gulma pada Beberapa Jarak Pracaya. 2001. Kol Alias Kubis. Penebar
Tanaman. J. Ilmu-ilmu Pertanian Swadaya. Jakarta.
Indonesia. 3(1): 25-30. Rukmana, H. 2005. Bertanam Kubis.
Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Kanisius. Yogyakarta.
Brocoli. Kanisius. Yogyakarta. 63 Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995.
hal. Pertumbuhan Tanaman. Gadjah
Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mada University Press. Yogyakarta.
Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Sosrosoedirdjo, Rifai dan Iskandar. 1992.
Budidaya. UI Press. Jakarta. Ilmu Memupuk. Yasaguna: Jakarta.
Ghildyal, B. P. and V.S. Tomar. 1982. Soil Subhan. 2008. Bertanam Sayuran Organik.
Physical Properties that Affect Rice http:// eksim.pertanian.
Root Systems under Drought go.id/tinymepuk/gambar/file/C3_Mar
Resistence in Crops with Emphasis _Kubis (1).pdf
on Rice. IRRI Los Banos. Phlippines. Tunggal, L. 2004. Pengaruh Intensitas
p. 83-96. Naungan dan Jarak Tanam terhadap
Harjadi, S.S. 1991. Pengantar Agronomi. Pertumbuhan dan Produksi Herba
Gramedia. Jakarta. Meniran (Phyllanthus niruri L.) pada
Jackson, M.B. and Colmer, T.D. 2005. Sistem Pertanian Organik [skripsi].
Response and Adaptation by Plants Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
to Flooding Stress. Annals of Botany. Bogor. Bogor.
96: 501–505.

Anda mungkin juga menyukai