Anda di halaman 1dari 6

Agrosains 19(1): 22-27, 2017; ISSN: 1411-5786

Analisis Pertumbuhan Garut (Marantha arundinaceae) Pada


BeberapaTingkat Naungan

Supriyono1), Retno Bandriyati Arni Putri1) , Riska Wijayanti2)

ABSTRACT
Arrowroot is a plant that potential to be one of the alternative food source for the community. The intensity
of the light received by the plant is one of the influential factors important for plant growth. This study was
conducted to determine the arrowroot plant growth analysis at different light. This research was conducted
at the Experimental Farm Faculty of Agriculture, University of Sebelas Maret in Jumantono Karanganyar.
This study uses a randomized block design Complete (RAKL) one treatment factor with four levels ie
without shade, 31% shade, 51% shade and 73% shade. Data were analyzed by analysis of variance and
if there is a significant difference continued with DMRT (Duncan Multiple Range Test) level of 5%. The
results showed that the treatment of 51% shade known to give better growth results in some growth
variables observed were plant height, leaf area index (LAI), segment length and chlorophyll contents.
Keyword: intensitas cahaya, umbi, LPR, LAB

PENDAHULUAN dengan penerimaan cahaya matahari yang


minimum. Untuk itu pemberian naungan pada
Banyaknya kebutuhan pangan di Indonesia
penanaman Garut (Marantha arundinaceae)
yang berbanding terbalik dengan ketersediaan
bertujuan untuk mendekati kondisi lingkungan yang
lahan membuat masyarakat harus dapat
optimum bagi pertumbuhan dan hasil produksi
menemukan sumber pangan alternatif yang lain
tanaman (Nurkhasanahet al. 2013).
yang dapat tumbuh di anatara keterbatasan lahan.
Tanaman Garut (Marantha arundinaceae) METODE PENELITIAN
merupakan tanaman yang banyak tumbuh secara
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan
liar di Indonesia. Umbi tanaman Garut (Marantha
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
arundinaceae) berpotensial menjadi salah satu
Maret Surakarta di Jumantono Karanganyar pada
sumber pangan alternatif bagi masyarakat
Mei 2015 sampai dengan Februari 2016. Alat yang
Indonesia karena memiliki kandungan karbohidrat
digunakan dalam penelitian ini antara lain paranet,
yang cukup tinggi yaitu 19,4 % sampai dengan
cangkul, bambu, selang dan polybag. Bahan yang
21,7% (Lestari et al. 2008). Pertumbuhan dan
digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, benih
produktivitas hasil tanaman dipengaruhi oleh
garut, pupuk kompos dan pupuk NPK.
berbagai faktor. Intensitas cahaya yang diterima
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang
Kelompok Lengkap (RAKL) satu faktor perlakuan
berpengaruh penting bagi pertumbuhan tanaman.
yang terdiri atas empat taraf dengan enam kali
Intensitas cahaya yang sesuai bagi masing-masing
ulangan. Faktor yang digunakan dalam penelitian
tanaman berbeda-beda sesuai dengan kondisi
ini yaitu pemberian tingkat naungan dengan empat
tanaman. Garut (Marantha arundinaceae) sendiri
taraf yaitu tanpa naungan, penaungan dengan
dapat tumbuh optimum di bawah lindungan pohon
intensitas 31%, penaungan dengan intensitas 51%
dan penaungan dengan itensitas 73%. Data
1)Lecturer Staff of Study Program of Agrotechnology, dianalisis menggunakan analisis ragam dan
Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University (UNS) apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan
on Surakarta. DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf
2) Undergraduate Student of Study Program of 5%.Variabel peubah yang diamati adalah berat
Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret
University (UNS) on Surakarta.
segar tanaman, berat kering tanaman, indeks luas
Contact Author: rwijayanti94@gmail.com daun, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan,
panjang ruas, rasio akar tajuk, kandungan klorofil
daun, kandungan kehijauan daun, Laju
Pertumbuhan Relatif (LPR) dan Laju Asimilasi
Bersih (LAB).
Analisis Pertumbuhan Garut (Marantha arundinaceae) Pada ……..
Supriyono, Retno Bandriyati AP, Riska Wijayanti 22
Agrosains 19(1): 22-27, 2017; ISSN: 1411-5786

HASIL DAN PEMBAHASAN terendah pada perlakuan tanpa pemberian


naungan yaitu 7,41 cm. Tanaman yang tumbuh
Tinggi Tanaman
pada lingkungan berintensitas cahaya rendah
Tabel 1. Pengaruh tingkat naungan terhadap tinggi memiliki akar yang lebih kecil, jumlahnya sedikit
tanaman. dan tersusun dari sel yang berdinding tipis. Hal ini
Naungan Tinggi tanaman terjadi akibat terhambatnya translokasi hasil
Tanpa naungan 77,08a fotosintesis dari akar. Ruas batang tanaman lebih
(Kontrol) panjang tersusun dari sel - sel berdinding tipis,
Naungan 31% 105,25b ruang antar sel lebih besar, jaringan pengangkut
Naungan 51% 103,92b dan penguat lebih sedikit (Haryanti 2010).
Naungan 73% 108,42b Jumlah Anakan
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan tidak beda nyata pada Tabel 3. Pengaruh tingkat naungan terhadap
uji Duncan taraf 5% jumlah anakan
Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman berbeda Naungan Jumlah anakan
nyata. Rata – rata tinggi tanaman tertinggi Tanpa naungan 4,67a
diperoleh pada perlakuan naungan 73% yaitu (Kontrol)
sebesar 108,42 cm. Sedangkan rata–rata terendah Naungan 31% 3,83a
diperoleh pada perlakua tanpa pemberian naungan Naungan 51% 3,33a
yaitu 77,08 cm. Hasil ini berbeda nyata dengan tiga Naungan 73% 4,33a
perlakuan lainnya yaitu pemberian tingkat naungan Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama
31%, 51% dan 73% dimana ketiganya menunjukkan tidak beda nyata pada
menunjukkan hasil rata – rata yang lebh tinggi. Hal uji Duncan taraf 5%
tersebut sesuai dengan pernyataan Geiger et al. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata
(1995) yang mengemukakan bahwa kondisi jumlah anakan tertinggi terdapat pada perlakuan
agroklimat di bawah tegakan ternyata sesuai untuk tanpa naungan yaitu 4,67. Hasil ini tidak berbeda
pertumbuhan tanaman garut. nyata dengan tiga perlakuan lainnya yaitu
Pertumbuhan tanaman garut dibawah pemberian tingkat naunga 73% sebesar 4,33,
naungan lebih tinggi dibandingkan tanpa naungan. perlakuan pemberian tingkat naungan 31% yaitu
Menurut Kesumawati et al. (2012), pemanjangan sebesar 3,83 dan pemberian perlakuan naungan
sel pada tanaman yang ternaungi dipengaruhi oleh 51% yaitu 3,33 yang merupakan rata – rata jumlah
auksin. Pada keadaan tanpa naungan, auksin anakan terendah. Pada hasil penelitian diketahui
bergerak ke segala arah namun akibat bahwa pemberian naungan cenderung meurunkan
berkurangnya cahaya maka auksin akan bergerak jumlah anakan btanaman Garut. Kondisi ini
ke arah yang jauh dari cahaya sehingga menandakan bahwa intensitas cahaya penuh
pemanjangan sel lebih cepat pada tanaman yang mampu mengoptimalkan pertumbuhan termasuk
tidak terkena cahaya. merangsang tunas baru melalui proses – proses
fisiologisnya. Jumlah anakan batang dipengaruhi
Panjang Ruas
oleh faktor genetik dan lingkungan.
Tabel 2. Pengaruh tingkat naungan terhadap Ghasemzadeh et al. (2010) dalam
panjang ruas. penelitiannya juga menjelaskan bahwa pada
Naungan Panjang Ruas intensitas cahaya penuh terjadi peningkatan
Tanpa Naungan 7,41a pembukaan stomata yang berperan
(Kontrol) mengendalikan laju fotosintesis. Peningkatan
Naungan 31% 23,08b fotosintesis ini diikuti oleh peningkatan fotosintat
Naungan 51% 30,33c seperti metabolit primer yang membantu dalam
Naungan 73% 26,33bc merangsang pertumbuhan khususnya
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pembentukan anakan.
menunjukkan tidak beda nyata pada
uji Duncan taraf 5%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang
ruas tanaman garut yang tidak ternaungi berbeda
nyata terhadap panjang ruas tanaman garut
dengan ketiga perlakuan dengan naungan lainnya.
Panjang ruas terpanjang terdapat pada perlakuan
naungan 51% yaitu dengan panjang 30,33 cm dan

23 Agrosains 19(1): 22-27, 2017


Agrosains 19(1): 22-27, 2017; ISSN: 1411-5786

Jumlah Daun Perlakuan kontrol menunjukkan tidak berbeda


nyata terhadap pemberian naungan 31% dan 51%
Tabel 4. Pengaruh tingkat naungan terhadap
tetapi bebeda nyata terhadap pemberian naungan
jumlah daun
73%. Nilai Indeks luas daun yang tinggi ini
Naungan Jumlah daun
menunjukkan bahwa tanaman dalam kondisi
Tanpa naungan 34,67a tersebut lebih efisien dalalam memanfaatkan
(Kontrol) intensitas cahaya matahari sebagai faktor tumbuh.
Naungan 31% 36,67a Nilai indeks luas daun terendah pada pemberian
Naungan 51% 28,33a perlakuan tanpa naungan yaitu 7,15 cm2.
Naungan 73% 35,17a Tanaman memperluas daunnya untuk
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak
menunjukkan tidak beda nyata pada yang akan digunakan untuk fotosintesis. Akan
uji Duncan taraf 5% tetapi dengan hasil indeks luas daun yang tinggi
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat naungan dan berpengaruh nyata tidak menyebabkan hasil
tidak memberikan rerata yang beda nyata terhadap berat kering yang tinggi daun yang juga tinggi, ini
jumlah daun garut. Rata – rata jumlah daun disebabkan karena semakin besar luas daun maka
tertinggi pada perlakuan pemberian naungan 31% lapisan palisade berkurang dari 2-3 sel menjadi 1
yaitu 36,67 helai. Sedangkan rata – rata jumlah sel sehingga daun menjadi lebih tipis atau berat
daun terendah terdapat pada perlakuan 51% yaitu keringnya lebih rendah (Fitter dan Hay 1998).
28,33%. Menurut Suryawati et al. (2007)
menyatakan perubahan radiasi matahari yang Berat Kering Tanaman
diterima tanaman baik itu intensitas maupun Tabel 6. Pengaruh tingkat naungan terhadap berat
kualitasnya dipengaruhi oleh naungan yang kering tanaman
berpengaruh terhadap fotosintesis, semakin tinggi
Naungan Berat kering
intensitas cahaya maka semakin banyak energi
Tanpa naungan 171,00a
yang terbentuk, sehingga mempercepat
(Kontrol)
fotosintesis. Namun intensitas cahaya yang terlalu
Naungan 31% 167,46a
tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi
Naungan 51% 114,65a
kecepatan fotosintesis, oleh sebab itu diperlukan
Naungan 73% 159,23a
naungan. Gen-gen fotosintetik yang berasal dari
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama
inti yang terkait dengan adaptasi tanaman
menunjukkan tidak beda nyata pada
terhadap naungan, pada saat menerima cahaya
uji Duncan taraf 5%
langsung memicu perubahan morfologi dan
anatomi seperti merangsang pertumbuhan Dalam penelitian menunjukkan bahwa hasil
panjang hipokotil dan petiole, daun mengarah ke rata – rata berat kering tanaman tertinggi terdapat
atas (hyponasty), penurunan perkembangan daun, pada perlakuan tanpa naungan yaitu sebesar
pengurangan percabangan, percepatan 171,0 gram. Sedangkan rata – rata berat kering
pembungaan dan pengurangan sumber cadangan terendah terdapat pada perlakuan pemberian
untuk disimpan dan reproduksi (Morelli dan Ruberti naungan 51% yaitu 114,65 gram. Pemberian
2002). naungan pada tanaman Garut cenderung
menurunkan berat kering. Perlakuan tanpa
Indeks Luas Daun
pemberian naungan memiliki hasil rata – rata
Tabel 5. Pengaruh tingkat naungan terhadap tertinggi baik pada berat segar brangkasan
Indeks Luas Daun tanaman maupun berat kering brangkasan
Naungan Indeks Luas Daun tanaman. Hal ini dikarenakan naungan cenderung
Tanpa naungan 7,16a meningkatkan komponen generatifnya yakni
(Kontrol) dengan cara meningkatkan redistribusi bahan
Naungan 31% 9,51ab kering dari organ vegetatif ke biji (Huawei et al.
Naungan 51% 9,75ab 2010). Sesuai de-ngan Leopold and Lam (1996)
Naungan 73% 10,86b yang me-nyatakan bahwa kenaikan luas daun akan
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menyebabkan kenaikan biomasa tanaman sampai
menunjukkan tidak beda nyata pada pada suatu keadaan tertentu. Menurut Djukri dan
uji Duncan taraf 5%. Purwoko (2003) naungan mengakibatkan
Pada hasil penelitian didapatkan rerata indeks peningkatan luas daun sebagai upaya tanaman
luas daun tertinggi terdapat pada pemberian dalam mengefisiensikan penangkapan energy
perlakuan naungan 73% yaitu 10,68 cm2. cahaya untuk fotosintesis secara normal pada
Analisis Pertumbuhan Garut (Marantha arundinaceae) Pada ……..
Supriyono, Retno Bandriyati AP, Riska Wijayanti 24
Agrosains 19(1): 22-27, 2017; ISSN: 1411-5786

kondisi intensitas cahaya rendah. Naungan dapat Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama
mengurangi radiasi sinar utama yang aktif pada menunjukkan tidak beda nyata pada
fotosintesis yang berakibat menurunnya asimilasi uji Duncan taraf 5%
netto, sehingga fotosintat yang disimpan dalam Hasil penelitian menunjukkan hasil rarata
organ penerima menurun, akibatnya terjadi Nisbah akar tajuk tertinggi terdapat pada perlakuan
penurunan berat kering tanaman. Awad et al tanpa naungan yaitu sebesar 2,89. Selain itu pada
(2001) menyatakan bahwa cahaya pada kondisi data jumlah daun pada perlakuan tanpa naungan
naungan memiliki kandungan sinar UV -A, biru, juga menunjukkan rerata jumlah daun yang relatif
hijau dan sinar merah yang sedikit, namun kaya sedikit dibanding perlakuan yang lainnya. Dengan
akan sinar infra merah. Hal ini berpengaruh jumlah daun yang relatif sedikit maka Nisbah akar
terhadap produksi bahan aktif yang terkandung tajuk akan meningkat. Pada tanaman kontrol atau
pada tanaman. intensitas cahaya matahari penuh, kerja auksin
akan terhambat sehingga pertumbuhan akar lebih
Nisbah Akar Tajuk
tinggi daripada tajuk (Lativa dan Anggarwulan
Tabel 7. Pengaruh tingkat naungan terhadap 2009). Hasil Penelitian memperlihatkan bahwa
Nisbah akar tajuk tanaman Garut yang ternaungi mempunyai Nisbah
Naungan Nisbah akar tajuk akar tajuk yang cenderung lebih tinggi dibanding
Tanpa naungan 2,89a tanaman Garut yang tidak ternaungi. Tanaman
(Kontrol) Garut yang mengalami pengurangan intensitas
Naungan 31% 1,28a cahaya maka yang terjadi adalah tanaman akan
Naungan 51% 1,43a membentuk daun secara berlebihan dan sistem
Naungan 73% 1,45a perakaran tanaman menjadi sempit sehingga
Nisbah akar tajuk akan menurun.
Kandungan Klorofil Daun
Tabel 8 Pengaruh tingkat naungan terhadap kandungan karotenoid daun, kandungan klorofil a dan
kandungan klorofil b
Naungan Kandungan Kandungan Kandungan
Karotenoid Klorofil a Klorofil b
Tanpa naungan 1,60a 0,51a 0,21a
(Kontrol)
Naungan 31% 2,37b 0,84b 0,45b
Naungan 51% 2,45b 0,84b 0,49b
Naungan 73% 2,18b 0,78b 0,36ab
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf
5%
Pada umumnya tumbuhan dihadapkan pada intensitas cahaya penuh menunjukkan
dua atau lebih cekaman yang terjadi secara kandungan klorofil minimal, kondisi ini berlaku
bersamaan, seperti terbatasnya ketersediaan air untuk klorofil a dan b. Biber (2007) menyatakan
dengan cahaya yang diterima tumbuhan (Hong-bo bahwa umur daun dan tahapan fisiologis suatu
et al 2006). Peningkatan penerimaan cahaya akan tanaman merupakan faktor yang menentukan
meningkatkan kadar klorofil, nitrogen dan densitas kandungan klorofil.
stomata (Mendes et al 2001). Hasil penelitian
Laju Pertumbuhan Relatif
menunjukkan naungan memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap jumlah klorofil daun. 0,08 0,07
Kandungan klorofil a dan b terbesar terdapat 0,06
pada perlakuan naungan 51% dan terendah pada 0,06 0,05 0,05
perlakuan naungan 0%. 0,04 0,04 0,04
Dengan demikian dapat diketahui bahwa 0,04 0,03
naungan 73% mengakibatkan meningkatnya
kandungan klorofil a dan b daun. Sedangkan
0,02
pada naungan 0% menghasilkan kandungan
klorofil a dan b daun yang lebih kecil
dibandingkan perlakuan yang lainnya. Hal ini 0
sesuai dengan teori bahwa tanaman di bawah Tanpa Naungan 31% Naungan 51% Naungn 73%
Naungan 30 - 60 HST 60 - 90 HST
25 Agrosains 19(1): 22-27, 2017
Agrosains 19(1): 22-27, 2017; ISSN: 1411-5786

tingkat naungan peningkatan Laju Asimilasi Bersih


Gambar 1. Grafik Laju Pertumbuhan Relatif sebesar 0,0067 gram/cm2/hari dan pada perlakuan
Tanaman Garut pada Pembeian tingkat naungan 73% peningkatan Laju Asimilasi
beberapa Tingkat Naungan. Bersih sebesar 0,0084 gram/cm2/hari.
Naiknya LAB diduga karena kurangnya daun
Berdasarkan gambar 1, dapat diketahui terjadi tanaman yang saling menaungi sehingga akan
penurunan LPR pada semua perlakuan. Pada memaksimalkan cahaya atahari yang diterima oleh
perlakuan tanpa pemberian naungan terjadi daun. Dengan demikian fotosintat yang dihasilkan
penurunan sebesar 0,04 g/g/hari, pada perlakuan akan tinggi untuk ditranslokasikan ke bagian
pemberian naungan 31%, 51% dan 73% masing – tanaman. Penyebara radiasi matahari pada tajuk
masing mengalami penurunan Laju Pertumbuhan menntukan laju produksi bahan kering per satuan
Relatif (LPR) yang sama yaitu sebesar 0,01 luas daun selama pertumbuhan vegetatif. Adanya
g/g/hari. Dari hasil penelitian tersebut dapat saling menaungi antara daun akan menurunkan
diketahui bahwa pemberian naungan pada Laju Asimilsi Bersih (LAB). Daun yang tidak dalam
tanaman Garut dapat memperkecil penurunan Laju kondisi ternaungi akan dapat menyerap cahaya
Pertumbuhan Relatif (LPR). Nilai LPR dipengaruhi matahari yang semakin meningkat sehingga dapat
oleh perlakuan intensitas naungan. LPR pada menyebabkan meningkatnya laju asimilasi bersih.
tanaman yang tidak ternaungi lebih rendah karena Hal ini didukung perakarannya yang berfungsi
terjadi proses fotorespirasi (Pratiwi 2005). sebagai penyerap unsur hara sebagai bahan
Fotorespirasi dapat merugikan tanaman karena dalam proses fotosintesis di daun untuk diubah
dapat mengurangi bobot kering tanaman dan menjadi CO2 dan karbohidrat (Kastono 2005).
menurunkan tingkat efisiensi tanaman (Pandey dan
Sinha 1996). Penurunan LPR juga dipengaruhi KESIMPULAN DAN SARAN
oleh perluasan kanopi daun (Chang 1968). Kesimpulan
Laju Asimilasi Bersih Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa :
0,01400
0,01203 1. Pemberian perlakuan naungan sampai
Laju Asimilasi Bersih

0,01200 dengan 73% diketahui tidak menurunkan


0,01028
pertumbuhan Garut.
(gr/cm2/hari)

0,01000 2. Pemberian perlakuan naungan 51%


0,00826
0,00800 memberikan hasil yang lebih baik pada
0,00550 beberapa variabel pertumbuhan yang
0,00600 diamati yaitu tinggi tanaman, Indeks Luas
0,00400 Daun (ILD), panjang ruas, kandungan klorofil
0,00151 0,00105 0,00180 a, kandungan klorofil a, dan tingkat
0,00200 0,00080 kehijauan daun.
0,00000 Saran
Tanpa Naungan Naungan Naungan
Naungan 31% 51% 73% Saran untuk penelitian ini selanjutnya adalah
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
30 - 60 HST 60 - 90 HST pengaruh naungan terhadap hasil Tanaman Garut
(Marantha arundinaceae) sehingga dapat diketahui
Gambar 3. Grafik Laju Asimilasi Bersih Garut pada kualitas hasil Tanaman Garut (Marantha
Pembeian beberapa Tingkat Naungan. arundinaceae) dengan naungan.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui
DAFTAR PUSTAKA
bahwa semua perlakuan baik kontrol maupun
perlakuan pemberian tingkat naungan mengalami Awad, MA., Patricia, SW., Anton de Jager, 2001,
peningkatan Laju Asimilasi Bersih. Peningkatan Effects of light on flavonoid and chlorogenic
Laju Asimilasi Bersih tertinggi terjadi pada acid concentrations in the skin of ‘Jonagold’
pemberian tingkat naungan 51% yaitu sebesar apples, Scientia Horticulturae, 2001(88) :
0,011 gram/cm2/hari dan peningkatan Laju 289-298.
Asimilasi Bersih terendah pada pemberian tingkat
naungan 31% yaitu sebesar 0,0044 gram/cm2/hari. Biber, PD. 2007, Evaluating a Chlorophyll Content
Sedangkan pada perlakuan tanpa pemberian Meter on Three Coastal Wetland Plant
Species, Journal of Agricultural, Food and
Analisis Pertumbuhan Garut (Marantha arundinaceae) Pada ……..
Supriyono, Retno Bandriyati AP, Riska Wijayanti 26
Agrosains 19(1): 22-27, 2017; ISSN: 1411-5786

Environmental Sciences, 1(2), URL : dan biomassa tanaman kimpul (Xanthosoma


http://www.scientificjournals.org/journals200 sagittifolium) pada variasi naungan dan
7/articles/1247.pdf. pupuk nitrogen, Jurusan Biologi FMIPA
Chang, J. 1968, Climate and Agriculture: An Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ecological Survey, Chicago : Aldine Surakarta. URL:
Publishing Company. http://biosains.mipa.uns.ac.id/C/C0602/C060
203.pdf.
Djukri, Purwoko, BS. 2003, Pengaruh naungan
paranet terhadap sifat toleransi tanaman Leopold, A., Lam, 1996, Role of Leaves in
talas (Colocasia esculenta (L.) Schott), Ilmu Photoperiodism, Plant Physiol, 41(5) : 847-
Pert, 10(2) : 17-25, URL: http://i- 851.
lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5638. Lestari, GW., Solikhatun, Sugiyarto, 2008,
Fitter, AH., RKM. Hay, 1991, Fisiologi Pertumbuhan, Kandungan Klorofil, dan Laju
Lingkungan Tanaman, Yogyakarta : Gadjah Respirasi Tanaman Garut (Maranta
Mada University Press. arundinacea L.) setelah Pemberian Asam
Giberelat (GA3), J Bioteknologi, 5(1) : 1-9,
Geiger, R., RH. Aron, P. Todhunter, 1995, The
DOI: 10.13057/biotek/c050101.
Climate Near The Ground. Fifth Edition,
Friedr, Vieweg and Sohn Mendes, MM., LC. Gazarini, ML. Rodrigues, 2001,
VerlagsgesellschaftmbH, Wiesbaden, Acclimation of Myrtus communisto
Germany. contrasting Mediteranean light
environments-effects on structure and
Ghasemzadeh, A., Jaafar, HZE., Rahmat, A. 2010,
chemical composition of foliage and plant
Synthesis of phenolics and flavonoid in
water relation, Environment Experimental,
ginger (Zingiber officinale Roscoe) and their
Botany, 45(2) : 165-178, URL :
effects on photosynthesis rate, Int J Mol Sci,
http://www.sciencedirect.com/science/journal
11 : 4539 – 4555, DOI
/00988472/45/2.
:10.3390/ijms11114539.
Morelli, G., I. Ruberti, 2002, Light and shade in the
Haryanti, S. 2010, Pengaruh Naungan yang
photocontrol of Arabidopsis growth, Trends
Berbeda terhadap Jumlah Stomata dan
Plant Sci, 7 : 399-404, URL :
Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/122347
Rosea Lindl, Buletin Anatomi dan Fisiologi,
31.
18(1) : 41-48, URL:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/janafis/a Nurkhasanah, N., Wicaksono, KP., Widaryanto, E.,
rticle/view/2617/2330. 2013, Studi pemberian airdan tingkat
naunganterhadap pertumbuhan bibit
Huawei, L., J. Dong B, Wollenweber, D., Tingbo,
tanaman cabe jamu (Piper retrofractum
C., Weixing, 2010, Effects of shading on
Vahl.), Jurnal Produksi Tanaman, 1(4) : 325-
morphology, physiology and garin yield of
332, URL:
winter wheat, Europ, J Agronomy, 33 : 267-
http://download.portalgaruda.org/article.php?
275, DOI: 10.1016/j.eja.2010.07.002.
article=190945&val=6473&title=STUDI%20P
Kastono, D., Sawitri, H., Siswandono, 2005, EMBERIAN%20AIR%20DAN%20TINGKAT
Pengaruh nomor setek dan dosis pupuk urea %20NAUNGAN%20TERHADAP%20PERTU
terhadap pertumbuhan dan hasil kumis MBUHAN%20BIBIT%20TANAMAN%20CAB
kucing, Ilmu Pert, 12(1) : 56-64, URL: E%20JAMU%20(Piper%20retrofractum%20
http://agrisci.ugm.ac.id/vol12_1/7.kumiskucin Vahl.).
g_dody.pdf.
Pradynyawan, SWH., Mudyantini, W., Marsus,
Kesumawati, E., Hayati, E., Thamrin, M. 2012, 2005, Pertumbuhan, Kandungan Nitrogen,
Pengaruh naungan dan varietas terhadap Klorofil dan Karotenoid Daun Gynura
pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi procumbens [Lour] Merr. pada Tingkat
(Fragaria sp) di dataran rendah, J Agrista, Naungan Berbeda, J Biofarmasi, 3(1) : 7-10,
16(1) : 14-21, URL: URL:
http://jurnal.unsyiah.ac.id/agrista/article/view/ http://biosains.mipa.uns.ac.id/F/F0301/F030
678/634. 102.pdf.
Latifa, IC., Anggarwulan, E. 2009, Kandungan
nitrogen jaringan, aktivitas nitrat reduktase,

27 Agrosains 19(1): 22-27, 2017

Anda mungkin juga menyukai