Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.

1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

RESPON PEMBERIAN RICHOKOMPOS KOTORAN KERBAU DAN PUPUK


ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG
MERAH (Allium ascalonicum L)

EkawatiDanial1,Nurlaili2), Novriani3)danAyiNurulHafilah4)
1,2,3) Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Baturaja
4)MahasiswaStudiAgroteknologiFakultasPertanianUniversitasBaturaja
Jl. RatuPenghuluNo02301KarangSariBaturaja32115
Email:ekadanial20@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui takaran terbaik trichokompos kotoran
kerbau danpupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah.
Penelitian ini telah di laksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Baturaja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu. Waktu pelaksanaan
dimulai dari bulan November sampaiJanuari 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Adapunperlakuan yang dicobakan terdiri 2 faktor, yaitu
Faktor I Trichokompos kotoran kerbau yang terdiridari 4 taraf perlakuan , Faktor II pupuk
anorganik terdiri dari 3 taraf perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh
36 unit percobaan. Setiap petakan ditanam 20 tanaman dengan 5tanaman sampel.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan dapatdisimpulkan
bahwa : Kombinasi trichokompos kotoran kerbau 40 ton/ha dan pupuk anorganik
150kg/hamerupakan perlakuan cenderunglebihbaikuntukpertumbuhan tanaman
bawangmerah.Sedangkan kombinasi trichokompos kotoran kerbau20ton/ha dan pupuk
anorganik 250kg/ ha merupakan perlakuan cenderung lebih baik untuk produksi tanaman
bawang merah.
Perlakuantrichokomposkotorankerbau40ton/hamerupakanperlakuancenderunglebihbaikdala
mmendukung pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Perlakuan pupuk
anorganik 250kg/ha merupakan perlakuan cenderung lebih baik dalam mendukung
pertumbuhan tanaman bawang merah. Sedangkan perlakuan pupuk anorganik 150 kg/ha
merupakan perlakuan cenderung lebih baik dalam mendukung produksi tanaman bawang
merah.
KataKunci: Trichokompos kotoran kerbau, pertumbuhan, pupuk anorganik,bawang merah

I. PENDAHULUAN 40 mg, zat besi 1 mg, vitamin B 10,03 mg,


Bawang merah(Alliumascalonicum L.) dan vitamin C 2 mg.
merupakan salah satu komoditas sayuran Produksi bawang merah di Indonesia
yang di prioritaskan untuk di kembangkan masih sering berfluktuasi dan bahkan
karena memilik inilai ekonomi yang cukup mengalami kekurangan dalam memenuhi
tinggi (Mumtazah, 2021). Pentingnya kebutuhan konsumen dalam negeri.
komoditas bawang merah tidak saja sebagai Berdasarkan data BPS tahun (2019),
bumbu penyedap yang berkaitan dengan jumlah produksi bawang merah di
aromanya tetapi juga khasiat sebagai obat Indonesia dalam kurun waktu 2015 hingga
karena kandungan enzim yang berperan 2019 mengalami peningkatan produksi dari
untuk meningkatkan derajat kesehatan, anti 1.229, 18 ton menjadi 1.580, 24 ton.
bakteri dan anti regenerasi (Istina,2016). Namun demikian, kebutuhan bawang
Menurut Suriani(2011), kandungan gizi pada merah dalam negeri masih melebihi dari
tanaman bawang merah yaitu energy 39 jumlah produksi, sehingga pada tahun
KKal, lemak 0,3 gram, protein, 5 gram, 2019 Indonesia harus mengimpor bawang
karbohidrat 0,2 gram, kalsium 36 mg, fosfor merah sebesar 172 ton. Hal ini mendorong
pemerintah untuk meningkatkan produksi

1
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

bawang merah guna memenuhi kebutuhan untuk membuat pupuk organik maka dari
bawang merah nasional (Deden dan itu kita bias memanfaatkan kotoran kerbau
Umiyati,2019). menjadi pupuk untuk digunakan para
Produksi bawang merah pada tahun petanipada budidaya tanamannya
2018 di Kabupaten Ogan Komering Ulu (Ratriyanto et al.,2019). Menurut Lingga
sebesar 256 ton dengan luas tanam 32 ha, (1991), kandungan hara dari pupuk
dengan produktivitas 8 ton/ ha. Tahun kandang padat kerbau adalah 12,7% bahan
2019 sebesar 278 ton dengan luas tanam organik; 0,25%N; 0,18%P2O5; 0,17%K2O;
36 ha, dengan hasil produktivitas 7,7 ton/ 0,4%CaO dan 81% Air.
ha. Dari data tersebut terjadi penurunan Pupuk organik dapat di tambah
produksi bawang merah pada tahun 2019 dengan Trichoderma menjadi
(Badan PusatStatistikOKU,2019). Trichokompos. Trichokompos
Adapun kendala yang sering menggunakan cendawan Trichoderma
dihadapi dalam budidaya bawang merah spsebagai decomposer pada bahan organik.
adalah rendahnya produksi akibat daya Manfaat trichokompos adalah menambah
dukung lahan, terutama kesuburan tanah jenis dan jumlah unsur hara yang
yang rendah. Faktor penyebab rendahnya diperlukan tanaman, dapat menekan
produksi tanaman bawang merah adalah serangan penyakit yang disebabkan oleh
keadaan tanah, dimana pada lahan yang jamura tau fungi seperti patogen tular tanah
tersebar diwilayah Kabupaten Ogan (Baehaki, et al.,2019).
Komering Ulu adalah tanah podsolik dan Hasil penelitian Ichwan et al.(2022),
litosol. Jenis tanah Podsolik, dapat berupa dosis trichokompos kotoran sapi sebesar
Podsolik Merah Kuning, Merah 22,5 ton/ ha, merupakan dosis yang
Kekuningan, dan Coklat. Tanah podsolik memberikan pertumbuhan dan hasil bawang
merah kuning memang tergolong tanah merah terbaik. Hasil Penelitian Danial et al.
yang tidak subur, baik itu dilihat secara (2019), pemberian trichokompos tandan
fisik ataupun sifat kimianya. Menurut Kosong kelapa sawit 30 ton/ ha dan ½ dosis
Nurlaili (2011), jenis tanah ini keras, liat, anorganik dapat meningkatkan
berwarna agak kemerah merahan dan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang
rendahnya tingkat kesuburan tanah. merah di banding pemberian pupuk
Kondisi tanah sepertiini miskin akan anorganik yang dianjurkan. Pupuk kandang
unsure hara sehingga dapat menyebabkan sapi 30 ton/ ha dapat meningkatkan laju
produktivitas tanaman sangat rendah. pertumbuhan tanaman bawang dan jumlah
Berbagai strategi dan pendekatan umbi (Sakti dan Sugito, 2018) Pengelolaan
yang ditempuh untuk mempertahankan pupuk dengan cara mengkombinasikan
ataupun meningkatkan kesuburan tanah penggunaan pupuk anorganik (Simanung
pada lahan budidaya bawang merah antara kalit, 2013). Pupukan organik merupakan
lain dengan penerapan teknologi yang pupuk yang berasal dari bahan kimia
sesuai untuk meningkatkan hasil produksi sintetis. Kandungan hara dalam pupuk
bawang merah, teknologi yang dapat anorganik terdiri atas unsure hara makro
diterapkan dalam budidaya bawang merah utama, yaitu nitrogen, fosfor dan kalium.
akibat tanah yang kekurangan unsure hara Petani pada umumnya menggunakan pupuk
adalah pemupukan (Saputra,2016), serta untuk bawang merah yang terdiri dari
pengayaan mikro organisme dekomposer pupuk tunggal seperti Urea, ZA, SP-36, dan
pada media budidaya bawang merah KCl serta pupuk majemuk seperti pupuk
(Mahfud et al.,2021). majemuk NPK (Saputra,2016).
Salah satu kotoran ternak yang dapat Hasil penelitian Irawan etal. (2017),
di manfaatkan sebagai sumber bahan pupuk pemberian pupuk pada tanaman bawang
organic adalah kotoran kerbau. Kotoran merah varietas Thailand dengan dosis
kerbau merupakan salah satu bahan potensi pupuk Urea 1000 kg/ ha, TSP 600 kg/ ha

2
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

dan KCl400 kg/ ha memberikan hasil Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering
tanaman bawang merah tertinggi. Hasil Ulu. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan
penelitian Martinus et al. (2017), produksi November sampai Januari 2023. Bahan
tertinggi berupa bobot kering umbi yang digunakan dalam penelitian ini
bawang merah terdapat pada dosis (15 adalah: Benih bawang merah Varietas
ton/ha pupuk kandang kerbau) dan (65 kg/ Bima Brebes, Kotoran kerbau, Pupuk Urea,
ha NPK, 65kg/ ha ZA, 15kg/ ha KCl). SP-36 dan KCl, Trichoderma.
Hasil penelitian Widiastutik et al. Penelitian ini menggunakan
(2018), dosis pupuk 285 kg Urea/ ha, 138 Rancangan Acak Kelompok (RAK)
kgSP-36/ ha, 180 kg KCl/ ha memberikan Faktorial. Adapun perlakuan yang
jumlah daun dan jumlah umbi per rumpun dicobakan terdiri dari 2 faktor, yaitu Faktor
yang lebih Pupuk anorganik merupakan I Trichokompos kotoran kerbau yang terdiri
pupuk yang berasal dari bahan kimia dari 4 taraf perlakuan , Faktor II pupuk
sintetis. Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri dari 3 taraf perlakuan,
anorganik terdiri atas unsure hara makro setiap perlakuan di ulang 3 kali sehingga di
utama, yaitu nitrogen, fosfor dan kalium. peroleh 36 unit percobaan. Setiap petakan
Petani pada umumnya menggunakan ditanam 20 tanaman dengan 5 tanaman
pupuk untuk bawang merah yang terdiri sampel. Perlakuan yang di gunakan dalam
dari pupuk tunggal seperti Urea, ZA, SP- penelitian ini T0= Tanpa Trichokompos
36, dan KCl serta pupuk majemuk seperti kotoran kerbau, T1= 20 ton/ ha (2 kg/
pupuk majemuk NPK (Saputra, 2016). petak), T2 = 30 ton/ ha (3kg/ petak), T3 =
Sementara kebutuhan pupuk 40 ton/ ha(4 kg/ petak). Bawang merah
anorganik tanaman bawang merah di yang ditanam adalah varietas Bima Brebes
Sumatera Selatan menurut Hardi yanti di panen pada umur 60 hari setelah tanam
(2018) adalah Urea 200kg/ ha, TSP 200 kg/ (HST). Peubah yang diamati adalah tinggi
ha dan KCl 200 kg/ ha. Hasil penelitian tanaman (cm), bobot basahtajuk per rumpun
Widi astute et al. (2018), dosis pupuk 285 (g), bobot kering tajuk per rumpun (g),
kg Urea/ ha, 138 kg SP-36/ ha, 180 kg KCl/ jumlah umbi per rumpun (Buah), bobot
ha memberikan jumlah daun dan jumlah Basah Umbi per rumpun (g), bobotkering
umbi per rumpun yang lebih. umbi konsumsi Perrumpun(g), bobot umbi
perpetak(g).

II. PELAKSANAAN PENELITIAN III. HASILDANPEMBAHASAN


Penelitian ini telah di laksanakan di Berdasarkan Uji-F terlihat bahwa
kebun percobaan Fakultas Pertanian interaksi dengan pengaruh tunggal
Universitas Baturaja bertempat di Desa berpengaruh tidak nyata terhadap semua
Tanjung Baru Kemiling, Kecamatan peubah yang diamati (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil analisis ragam Uji-F (5%) respon pertumbuhan dan produksi tanaman bawang
merah (Allium ascalonicum L.) pada pemberian trichokompos kotoran kerbau dan
pupuk anorganik pada semua peubah
Interaksi Pupuk POC (P) Pupuk NPK (N) KK
Peubah
F.Tab F.Hit F.Tab F.Hit F.Tab F.Hit %
1. Tinggi Tanaman (cm) 2,55 1,25 tn 3,05 1,37 tn 3,44 0,33 tn 13,17%
2. Bobot Basah Tajuk. (g) 2,55 0,57 tn 3,05 0,95 tn 3,44 0,27 tn 25,58%

3
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

3. Bobot Kering Tajuk (g) 2,55 0,95 tn 3,05 2,03 tn 3,44 0,56 tn 29,14%
4. Jumlah Umbi per rumpun (buah) 2,55 0,38 tn 3,05 0,27 tn 3,44 0,37 tn 22,82%
5. Bobot Basah Umbi(g) 2,55 0,82 tn 3,05 1,16 tn 3,44 0,19 tn 22,30%
6. Bobot Kering Umbi (g) 2,55 0,64 tn 3,05 0,74 tn 3,44 0,15 tn 25,74%
7. Bobot Basah Umbi per Petak 2,55 0,82 tn 3,05 1,17 tn 3,44 0,19 tn 23,30%
Keterangan : tn : berpengaruh tidaknyata * : berpengaruh nyata KK : kofesien keragaman

Berdasarkan hasil Uji-F bahwa fisik tanah, mengandung unsur hara yang
interaksi antara trichokompos kotoran kerbau dibutuhkan oleh tanaman baik unsure hara
dan pupuk anorganik berpengaruh tidak makro dan mikro dan secara biologi dapat
nyata terhadap semua peubah pertumbuhan meningkatkan proses penguraian unsure hara
dan produksi tanaman bawang merah. Hal di dalam tanah, sehingga mampu
ini diduga trichokompos kotoran kerbau dan mendukung pertumbuhan dan produksi
pupuk anorganik bekerja secara sendiri- tanaman. Selain itu kondisi tanah pada lahan
sendiri. penelitian didominasi oleh tanah podsolik
Trichokompos kotoran kerbau dan merahkuning.
pupukan organic dapat membantu Tanah podsolik merah kuning
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (PMK) merupakan jenis tanah dengan
bawang merah, tetapi belum secara produktivitas rendah, tanah ini umumnya
maksimal. Menurut Hanafiah (2010), memiliki ciri pH tanah yang sangat masam,
apabila tidak adainteraksi, berarti pengaruh hal ini menyebabkan tanah tersebut
suatu faktor sama untuk semua taraf factor memiliki kandungan hara yang rendah serta
lainnya dan sama dengan pengaruh sifat fisik dan kimia tanah yang buruk
utamanya. Sesuai dengan pernyataan (Utomo et al., 2016).
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kedudukan kedua faktor adalah sama-sama
mendukung pertumbuhan tanaman, tetapi
tidak saling mendukung bila salah satu
faktornya menutupinya. Ditambahkan oleh
Arifianto et al.(2014), bahwa dua factor
perlakuan dikatakan berinteraksi, akan
memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman, begitujuga
sebaliknya kedua faktor tidak berinteraksi
karena kedua factor memberikan pengaruh
sendiri-sendiri terhadap tanaman.
Berdasarkan hasil Uji-F (Tabel1)
pengaruh tunggal pada perlakuan pemberian
trichokompos kotoran kerbau berpengaruh
tidak nyata pada semua peubah. Hal ini
diduga respon tanaman bawang merah
terhadap semua perlakuan adalah sama.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman
bawang merah ini cukup untuk dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biolog
itanah. Peranan trichokompos dapat
memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan
biologi dan menjaga tanah agar tidak
terdegrasi. Dijelaskan Pranata(2010),
trichokompos mampu memperbaiki sifat

4
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

Selain itu juga diduga kandungan hara pertumbuhan dan produksi tanaman.
dalam kotoran kerbau agak lambat tersedia, Berdasarkan table 2 secara tabulasi
sehingga di perlukan dalam jumlah cukup kombinasi perlakuan pemberian
banyak, trichokompos kotoran kerbau akan trichokompos kotoran kerbau dan pupuk
melepaskan unsure hara yang dikandungnya anorganik dapat di lihat bahwa perlakuan
sedikit demi sedikit sesuai dengan T1P3 menghasilkan rerata tertinggi di
kebutuhan tanaman. bandingkan dengan kombinasi lain pada
Menurut Nuro et al. (2016), Pupuk semua peubah dan rerata terendah pada
organic bersifat slow release (terurai secara kombinasi T2P1.
lambat), unsure yang terkandung di dalam Hasil rerata perlakuan trichokompos
pupuk organic akan dilepas secara perlahan kotoran kerbau dan pupuk anorganik
– lahan dan terus menerus dalam jangka terhadap pertumbuhan tanaman bawang
waktu yang lebih lama sehingga kehilangan merah menunjukan bahwa
unsur hara akibat pencucian air lebih kecil T3P1(trichokompos kotoran kerbau 40ton/
(Wijaya, 2010). Hal tersebut sejalan dengan ha + pupuk anorganik 150 kg/ ha)
penelitian Rahmatika(2010), yang merupakan hasil kombinasi perlakuan yang
menyatakan bahwa salah satu sifat dari menghasilkan rerata cenderung lebih baik
pupuk organic adalah slow release, artinya dalam mendukung pertumbuhan tanaman
diperlukan waktu untuk mengalami proses bawang merah. Hal ini di duga pemberian
dekomposisi sebelum dapat di gunakan oleh trichokompos kotoran kerbau 40 ton/ ha dan
tanaman. pupukan organic 150 kg/ ha merupakan
Berdasarkan hasil Uji-F (Tabel1) takaran yang sesuai untuk kebutuhan
menunjukkan bahwa pemberian pupuk pertumbuhan tanaman bawang merah.
anorganik juga tidak berpengaruh nyata pada Menurut Darlina et al.(2016), pertumbuhan
semua komponen peubah yang diamati. Hal yang baik pada suatu tanaman membutuhkan
ini diduga karena pemberian pupuk unsure hara. Jika semua komponen hara
anorganikmemberikan respon yang hampir dalam keadaan seimbang dan cukup maka
sama pada setiap peubah yang diamati. Dosis proses pembelahan sel akan berlangsung
yang diberikan telah mencukupi untuk cepat dan pertumbuhan tanaman dapat
menunjang pertumbuhan dan produksi meningkat. Di tambahkan oleh
tanaman bawang merah sehingga Kurnianingsih et al.(2018), jika kebutuhan
memberikan respon yang sama terhadap unsure hara terpenuhi maka proses
tanaman. Rentang dosis pupuk anorganik metabolism yang terjadi di dalam tubuh
yang diberikan berdekatan sehingga tanaman akan berjalan dengan baik.
menghasilkan respon yang sama terhadap
tanaman. Menurut Novizan (2004), bahwa Secara tabulasi perlakuan T1P3
tanaman memanfaatkan unsure hara sampai (trichokompos kotoran kerbau 20 ton/ ha +
batas tertentu sesuai dengan kebutuhannya, pupuk anorganik 250 kg/ ha) cenderung
apabila berlebihan maka unsure hara tersebut lebih baik dalam mendukung produksi
tidak akan dimanfaatkan oleh tanaman. tanaman bawang merah. Hal ini diduga
Menurut Eleni (2013), bahwa suatu karena pemberian dosis trichokompos
tanaman akan tumbuh dengan baik apabila kotoran kerbau 20 ton/ ha dan pupuk
unsurhara tersedia dengan lengkap, jumlah anorganik 250 kg/ha sudah mencukupi
cukup dan berimbang untuk diserap oleh dalam mendukung produksi tanaman
tanaman, maka demikian akan meningkatkan bawang merah.
Tabel 2. Rerata respon pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum
L.)pada pemberian trichokompos kotoran kerbau dan pupuk anorganik pada semua peubah
yang di amati.

5
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

Peubah

6
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

Perlakuan Bobot Kering


Tinggi Jumlah Bobot Basah Bobot Kering Umbi
Bobot Basah Bobot Kering Umbi Konsumsi
Tanaman Umbi Umbi per Konsumsi per Petak
Tajuk(g) Tajuk (g) per Rumpun
(cm) (buah) Rumpun (g) (g)
(g)
T0P1 31,07 2,66 0,86 6,27 30,58 27,90 611,68
(1,58) (0,9) (5,31) (5,01) (23,75)
T0P2 30,33 3,79 0,83 6,20 22,48 18,75 449,67
(1,89) (0,89) (4,71) (4,31) (21,06)
T0P3 30,6 3,17 0,99 7,20 29,32 25,02 586,32
(1,77) (1) (5,34) (4,91) (23,88)
T1P1 35,27 4,18 1,41 6,87 38,38 30,58 767,59
(2,01) (1,14) (6,19) (5,5) (27,66)
T1P2 29,67 3,27 0,81 6,33 25,01 20,50 500,12
(1,78) (0,84) (4,89) (4,39) (21,87)
T1P3 34,13 4,13 1,66 6,80 39,14 33,69 782,73
(1,99) (1,27) (6,21) (5,76) (27,79)
T2P1 26,2 2,62 0,59 5,60 18,96 16,97 379,15
(1,58) (0,74) (4,33) (4,11) (19,36)
T2P2 31,47 2,61 1,13 7,00 29,58 25,20 591,68
(1,61) (1,05) (5,34) (4,86) (23,87)
T2P3 33,53 3,83 1,33 7,20 30,71 25,38 614,24
(1,88) (1,1) (5,32) (4,75) (23,79)
T3P1 34,33 5,40 1,95 7,27 38,32 31,93 766,36
(2,31) (1,39) (6,19) (5,65) (27,67)
T3P2 34 4,02 1,66 7,20 39,15 33,35 783,01
(1,94) (1,23) (6,1) (5,64) (27,29)
T3P3 32,6 2,92 1,31 6,93 27,52 22,58 550,36
(1,71) (1,11) (5,24) (4,73) (23,44)
Keterangan: ()=data ditransformasi,
T0=tanpa trichokompos, P1=pupukUrea(15g/petak),SP-36(15g/petak),KCl(15g/petak)
T1=trichokompos 2kg/petak, P2=pupukUrea(20g/petak),SP-36(20g/petak),KCl(20g/petak)
T2= trichokompos 3kg/petak, P3=pupukUrea(25g/petak),SP-36(25g/petak),KCl(25g/petak)
T3= trichokompos 4kg/petak,
Menurut Munawar (2011), generative kebutuhan pupuk anorganik lebih
ketersediaan hara dalam jumlah cukup dan tinggi di duga karena unsure hara pada
optimal berpengaruh terhadap tumbuh dan trichokompos belum tersedia secara
berkembangnya tanaman sehingga sempurna karena penguraian haranya
menghasilkan produksi yang sesuai dengan bersifat slow release. Menurut Suwandi
potensinya. (2009), kebutuhan unsure hara berbeda
Berdasarkan hasil Tabel 2 dapat pada fase-fase pertumbuhan. Pada awal
disimpulkan bahwa perlakuan T3P1 pertumbuhan tanaman atau fase vegetative
(trichokompos kotoran kerbau 40 ton/ ha + akan membutuhkan jumlah hara yang
150 kg/ ha Pupuk anorganik) merupakan berbeda dengan saat pertumbuhan mencapai
perlakuan yang menghasilkan rerata fase generatif.
cenderung lebih baik pada parameter
pertumbuhan) pada perlakuan T1P3(20 ton/
ha trichokompos kotoran kerbau + 250 kg/
ha pupuk anorganik) merupakan perlakuan
yang menghasilkan rerata cenderung lebih
baik pada parameter produksi). Hal ini di
duga fase vegetative maupun fase
generative memerlukan kebutuhan hara
yang berbeda. Pada fase vegetatif
kebutuhan trichokompos lebih tinggi di
karenakan dosis dari pupuk anorganik lebih
sedikit, sehingga memerlukan dosis
trichokompos yang berimbang. Padafase

7
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

Tabel3. Rerata respon pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium
ascalonicum L.) pemberian trichokompos kotoran kerbau terhadap semua peubah yang diamati

RerataPerlakuan
no Peubah yang diamati T0 T1 T2 T3
1. Tinggi Tanaman (cm) 23,00 24,77 22,80 25,23

2. Bobot Basah Tajuk PerRumpun(g) 2,4 2,89 2,26 3,09


(1,31) (1,45) (1,27) (1,49)
3. Bobot Kering Tajuk PerRumpun(g) 0,67 0,97 0,76 1,23
(0,70) (0,81) (0,72) (0,93)
4. Jumlah Umbi (Buah) 4,92 5,00 4,95 5,35

5. Bobot Basah Umbi PerRumpun(g) 20,6 25,63 19,81 26,25


(3,84) (4,32) (3,75) (4,38)
6. Bobot Kering Umbi Konsumsi Per Rumpun(g) 17,92 21,19 16,89 21,97
(3,56) (3,91) (3,43) (4,00)
7. Bobot Basah Umbi Per Petak(g) 411,92 512,61 396,27 524,93
(17,17) (19,33) (16,76) (19,60)
Keterangan: ( )=data ditransformasi, T0=tanpa trichokompos, T1=trichokompos 2kg/petak,
T2= trichokompos 3kg/petak,T3= trichokompos 4kg/petak,

Dari hasil rerata perlakuan pada table 3 sesuai dengan Penelitian Qistianti (2011),
menunjuk kanbahwa perlakuan T3 yang menyatakan pengaruh pupuk kandang
(trichokompos kotoran kerbau 40 ton/ ha) yang tidak nyata terhadap seluruh karakter
menghasilkan rerata cenderung lebih baik pengamatan dapat di sebabkan oleh kondisi
pada semua peubah diduga karena di lapangan yang miskin hara, sehingga dosis
pemberian trichokompos kerbau 40ton/ ha pemberian pupuk kandang dan hara lainnya
telah mencukupi dalam mendukung dapat di tingkatkan.
pertumbuhan dan produksi tanaman bawang Berdasarkan tabel 4 dapat
merah. Hal ini di dukung dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perlakuan P3(pupuk
Martinus et al.(2017), menunjukkan bahwa anorganik 250 kg/ ha) cenderung lebih baik
bobot basah dan bobot kering umbi bawang dalam mendukung pertumbuhan tanaman
merah cenderung lebih tinggi pada pemberian bawang merah dibandingkan P1 (pupuk
pupuk kandang kerbau dari pada tanpa anorganik 150kg/ha) dan P2 (pupuk
pemberian pupuk kandang kerbau. anorganik 200 kg/ha).Halini di duga karena
Perlakuan T3 (trichokompos kotoran dosis yang diberikan mencukupi dalam
kerbau 40 ton/ ha) menghasilkan menunjang pertumbuhan tanaman bawang
rerata cenderung lebih baik pada semua merah. Menurut Shinta et. al (2014), bahwa
peubah di bandingkan T0 (tanpa pupuk anorganik yang digunakan harus
trichokompos kotoran kerbau), T1 sesuai dosis yang tepat. Apabila kekurangan
(trichokompos kotoran kerbau 20 ton/ ha), pupuk anorganik maka tanaman tersebut
dan T2 (trichokompos kotoran kerbau30 ton/ menjadi kekurangan makanan untuk
ha) di dug akarena unsure hara lengkap tetapi tanaman,sehingga tanaman akan kekuranga
sedikit sehingga belum mampu nunsur hara dalam pertumbuhan dan produksi
mencukupi untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman.
dan produksi bawang merah. Hal ini juga

8
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 - 5171

Tabel 4. Rerata respon pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah


(AlliumascalonicumL.) pemberian pupuk anorganik terhadap semua peubah yang
diamati

Rerata
Peubah Perlakuan
P1 P2 P3
1.TinggiTanaman(cm) 31,72 31,37 32,72
3,72 3,42 3,51
2. Bobot Basah Tajuk Per Rumpun (g)
(1,87) (1,81) (1,84)
3.Bobot Kering Tajuk Per Rumpun (g) 1,2 1,11 1,32
(1,04) (1,00) (1,12)
4. Jumlah Umbi Per Rumpun (Buah)
6,50 6,68 7,03
5. Bobot Basah Umbi Per Rumpun (g) 31,56 29,06 31,67
(5,50) (5,26) (5,53)
6.Bobot Kering Umbi Konsumsi Per 26,84 24,45 26,67
Rumpun (g) (5,07) (4,80) (4,97)
7. Bobot Basah Umbi Per Petak(g) 631,19 581,12 633,41
(24,61) (23,53) (24,72)
Keterangan:()=datayangsudahdi transformasikanmenggunakan√y+0,5
P1=pupukUrea150kg/ha(15g/petak),SP-36150kg/ha(15g/petak),KCl150kg/ha(15g/petak)
P2=pupukUrea200kg/ha(20g/petak),SP-36200kg/ha(20g/petak),KCl200kg/ha(20g/petak)
P3=pupukUrea250kg/ha(25g/petak),SP-36250kg/ha(25g/petak),KCl250kg/ha(25g/petak)

Tetapi dalam mendukung produksi produktivitas tanah dalam memenuhi


tanaman bawang merah, perlakuan P1(pupuk kebutuhan hara tanaman untuk waktu yang
anorganik 150 kg/ ha) cenderung lebih baik singkat dengan jumlah yang cukupbesar,
dari perlakuan P2(pupuk anorganik 200 kg/ tetapinutrisi yang terkandung di dalamnya
ha) dan P3 (pupuk anorganik 250 kg/ha). Hal akan mudah hilang melalui proses
ini diduga karena jenis tanah pada lahan pencucian, penguapan dan nitirifikasi.
penelitian adalah tanah podsolik merah Menurut Maharaja et al.(2015), pemberian
kuning (PMK) yang bersifat miskin hara, dosis yang tepat akan meningkatkan
sehingga takaran pupuk tertinggi belum pertumbuhan tanaman, makameningkat pula
mampu mencukupi kebutuhan produksi meta bolisme tanaman sehingga
tanaman bawang merah. Hal ini sejalan pembentukan protein,pati dan karbohidrat
dengan pendapat Djuarnani, et al. (2005) tidak terhambat.Hal ini mengakibatkan
yang menyatakan bahwa kondisi tanah pertumbuhan dan produksi meningkat.
(sifatfisik, kimia, dan biologi tanah) yang
sangat penting bagi pertumbuhan dan IV. KESIMPULAN
produksi, adalah terjamin ketersediaan Berdasarkan hasil penelitian respon
unsurhara yang cukup dan seimbang. Jika pertumbuhan dan produksi tanaman bawang
kondisi ini tidak tercapai maka pertumbuhan merah (AlliumascalonicumL.) terhadap
tanaman akan terhambat. pemberian trichokompos kotoran kerbau dan
Menurut Maghfoer et al.(2013), pupuk pupuk anorganik dapat di simpulkan bahwa:
anorganik mampu meningkatkan

9
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 -
5171

1. Kombinasi trichokompos kotoran Merah Tahun 2019. Baturaja.


kerbau 40 ton/ ha dan pupuk anorganik
150 kg/ hamerupakan perlakuanc Baehaki, A, Muchtar, R & Nurjasmi, R,
enderung lebih baik untuk 2019,‘Respon Tanaman Bawang
pertumbuhan tanaman bawang merah. Merah Terhadap Dosis
Sedangkan kombinasitrichokompos Trichokompos’, Jurnal Ilmiah
kotoran kerbau 20ton/ ha dan pupuk Respati, Vol10 (1): 28-34.
anorganik 250kg/ hameru pakan
perlakuan cenderung lebihbaik untuk Dachlan, J. 2020. Tanam Bawang Merah
produksi tanaman bawang Raih Untung
merah.jumlah yang cukup sehingga
pertumbuhan dan produksi akan Melimpah. https://web. sibenih.
optimal. com/ info-update/ opini-
2. Perlakuan trichokompos kotoran pertanian/ 476 tanam bawang
kerbau 40 ton/ ha merupakan perlakuan merah % E2% 80% A6-raih-
cenderung lebih baik dalam untung-yang-melimpah.html.
mendukung pertumbuhan dan produksi
tanaman bawang merah. Danial, E., Siti Muyaroah, Susanti Diana
3. Perlakuan pupuk anorganik 250 kg dan Putri Ayu Ogari. 2019.
/ha merupakan perlakuan cenderung Pemberian Takaran
lebih baik dalam mendukung Trichokompos TKKS Terhadap
pertumbuhan tanaman bawang merah. Pertumbuhan dan Produksi
Sedangkan perlakuan pupuk Tanaman Bawang Merah
anorganik150 kg/ ha merupakan (AlliumascalonicumL.) Asal Biji.
perlakuan cenderung lebih baik dalam Jurnal Klorofil XIV-2:63–68.
mendukung produksi tanaman bawang
merah. Darlina, Hasanuddin & Hafnati, R. 2016.
Pengaruh penyiraman air kelapa
DAFTARPUSTAKA (CocosnuciferaL.) terhadap
pertumbuhan vegetative lada
(PiperNigrum L.) Jurnal Ilmiah
Arifianto, F. Saleh, M dan Anisa. 2014.
Mahasiswa Pendidikan
Identifikasi Faktor Signifikan
Biologi.1(1):20-28.
pada Rancangan Faktorial. Jurnal
Matematika, Statistika dan
Deden dan Umiyati, U.2019. Pengaruh
Komputasi.10(2): 92-1
Inokulasi Trichoderma sp. Dan
Varietas Bawang Meraht erhadap
Badan Pusat Statistik Republik
Penyakit Moler dan Hasil
Indonesia. 2019. Produksi
Tanaman Bawang Merah
Tanaman Sayuran 2019.
(AlliumascalonicumL.). Jurnal
https:// www. bps. go. id/
Kultivasi,16(2):340-341.
indicator /55/ 61/ 1/ produksi
tanaman sayuran. html.
Djuarnani,N. Kristian, B.S. dan Setiawan.
2005. Cara Cepat Membuat
Badan Pusat Statistik OKU. 2019. Kompos. Agromedia Pustaka.
Produksi Tanaman Bawang Jakarta.

Eleni,W. 2013. Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit

10
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 -
5171

Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanam. Jurnal Hortikultura


Kacang Tanah.[skripsi]. Program Indonesia,9(3),167–178
Studi
Agroekoteknologi Fakultas Lingga, P. 1991. Jenis dan Kandungan
Pertanian, Universitas Harapada Beberapa Kotoran
Tamansiswa, Padang. Ternak. Pusat Pelatihan
Pertanian dan Pedesaan Swadaya
Habibi, L. 2008. Pembuatan Pupuk
(P4S) Antanan. Bogor (Tidak
Kompos dari Limbah Rumah
dipublikasikan).
Tangga. Titian Ilmu. Bandung.
Hanafiah. 2010. Fisiologi Tanaman Maghfoer,M.D.,R. Soelistyono, and N.
Budidaya. Universitas Indonesia. Herlina. 2013. Respon Seofegg
Jakarta. Plant (Solanum melongena L.)
tocombinationofin organic
Hardiyanti, D. 2018. Budidaya Bawang Organic Nand
Merah dengan Teknologi EM4.Agrivita35(3):296–303.
Pemupukan. BPTP Sumatera
Selatan-Kementan RI. Maharaja,P.,TogaSimanungkalit.,Jonatan
Ginting. 2015. Respons
Ichwan,B.,Irianto.,Eliyanti.,Zulkarnain., Pertumbuhan dan Produksi
AddionNizori.,danYogi Ridho Bawang Merah
Pangestu., 2022. Respon (Alliumascalonicum L.) terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Dosis Pupuk NPK Mg dan Jenis
BawangMerah Pada Berbagai Mulsa. Jurnal Agroekoteknologi.
Dosis Trichokompos Kotoran 4(1),Desember 2015.(585):
Sapi. Jurnal Media
Pertanian,7(1):31-37. Mahfud, R., Alfizar, A. dan Kesumawati,
E.,2021. Efektifitas Jenis
Irawan, D., Idwar, dan Mudiarti. 2017. Dekomposer pada Komposuntuk
Pengaruh Pemupukan N, P dan Meningkatkan Pertumbuhan dan
K Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Bawang
Hasil Bawang Merah Merah(AlliumascalonicumL.).Jurn
(Alliumascalonicum.L) Varietas al Agrista,25(1):1-9.
Bima Brebes dan Thailanddi
Tanah Ultisol. JOM FAPERTA. Martinus,E.,Hamidah,H.,dan Alida,
4(1):2-10. L.2017. Pengaruh pemberian
pupuk kandang
Istina,I,N. 2016. Peningkatan produksi kerbau dan dosis pupuk anorganik
bawang merah melalui teknik terhadap hara N, P, K
pemupukan NPK. Balai tanah,pertumbuhan dan produksi
Pengkajian Teknologi bawang merah (Allium
Pertanian Riau. Jurnal ascalonicum L.). Jurnal
Agroekoteknologi, 3(1):37-38. Agroekoteknologi,

Kurnianingsih,A., Susilawati, & Sefrila, Mumtazah, 2021. Arahan Pengembangan


M.2 018. Karakter Pertumbuhan Produk Olahan Bawang Merah
Tanaman Bawang Merah Pada Berdasarkan Konsep
Berbagai Komposisi Media Pengembangan Ekonomi Lokal

11
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 -
5171

diKecamatan Wonoasih Kota Probolinggo. Repository.its.ac.id.


Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanaman Brawijaya.Malang.
dan Nutrisi Tanaman. IPB
Press.Bogor. Ratriyanto, Adi, Susi Dwi Widyawati,
Wara P.S. Suprayogi, Sigit
Novizan.2004.Petunjuk Pemupukan yang Prastowo, and Nuzul Widyas.
Efektif.AgroMediaUtama. 2019.“ Pembuatan Pupuk Organik
Jakarta. Dari Kotoran Ternak Untuk
Meningkatkan Produksi
Nurlaili.2011. Upaya Peningkatan Pertanian.”SEMAR (Jurnal Ilmu
Produksi Tanah Pada Lahan Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni
Keringdi Ogan Komering Bagi Masyarakat)8(1):9–13.
Ulu.http://agronobisunbara.files.w
ordpress.Com/2012/11/1.nurlaili- Sakti, I.T, & Sugito, Y. 2018. Pengaruh
50-59-oke.pdf(Diakses15 dosis pupuk kandang sapi dan
November2018). jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman
Nuro,F., Priadi, D. dan Mulyaningsih, bawang
E.S. 2016.Efek pupuk organic merah(AlliumascalonicumL.).PL
terhadap sifat kimia tanah dan ANTROPICA Journalof
produksi kangkung Darat Agricultural Science.3(2):124-
(IpomeareptansPoir.).Prosiding 132 Journalof Agricultural
Seminarnasional Hasil-HasilPPM Science.3(2):124-132.
IPB.2016.
Saputra,P.E.2016.Respons Tanaman
Pranata, Ayub S. 2010. Meningkatkan Bawang Merah
Hasil Panen Dengan Pupuk (AlliumascalonicumL.) Akibat
Organik. Agro Media Pustaka, Aplikasi Pupuk Hayati danPupuk
Jakarta. Majemuk NPK dengan berbagai
Dosis. Skripsi. Fakultas
Qistianti.2011. Pengaruh PertanianUniversitas Lampung.
Bioaktivator dan Sumber Bahan Bandar Lampung(Tidak
Organik dengan Berbagai Dipublikasikan).
Komposisi dari Kabupaten
Bener Meriah terhadap Shinta, Kristiani, dan Warisnu, A.2014.
Populasi dan Aktivitas Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati
Mikroorganisme Selama Terhadap Pertumbuhan dan
Pengomposan. Skripsi. Jurusan ProduktivitasTanaman Cabai
Budidaya Pertanian. Rawit (Capsicum frutescens L.).
FakultasPertanian.Universitas Jurnal Sains Dan Seni Pomits.2(1).
Syiah Kuala.
Simanungkalit.2013.Respon Pertumbuhan
RahmatikaW,2010.Tesis. Pengaruh
dan Produksi Tanaman
Persentase N (Azolla dan Urea)
Melon(CucumismeloL.) Terhadap
Terhadap Pertumbuhan dan
Pemberian Pupuk NPK dan
Hasil Tanaman Padi
Pemangkasan Buah.Jurnal:
(OryzasativaL.). Program
dipublikasikan ProgramStudi
Magister Ilmu Tanaman.
Agroteknologi, Fakultas
Fakultas Pertanian. Universitas

12
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 -
5171

Pertanian,USU, Medan 2013.


Suriani, N.2011. Bawang Bawa Untung.B
udidaya Bawang Merah dan
Bawang Merah. Cahaya Atma
Pustaka.Yogjakarta.

Suwandi. 2009. Menakar kebutuhan hara


tanaman dalam pengembangan
inovasi
budidayasayuranberkelanjutan.
Pengembangan Inovasi Pertanian,
(2)2:131-147.

Utomo,M.,B.,S.,Rusman,T.,J,S.,&
Lumbanraja, W. (2016). Ilmu
Tanah: Dasar-Dasar dan
Pengelolaan. Kencana. Jakarta
(Pertama). Prenada media Group.

Widiastutik.,Yuli.,Hadi Rianto.,and
Historiawati Historiawati.,2018.
Pengaruh Komposisi Dosis Pupuk
Urea, Sp-36, Kcl Dan POC Nasa
Nasa Terhadap Hasil Tanaman
Bawang Merah (Allium cepa fa.
ascalonicum,L.). Vigor: Jurnal
Ilmu Pertanian Tropika Dan
Subtropika (Journal Of Tropical
And Subtropical
AgriculturalSciences)3(2):61-65.

Wijaya, K. 2010. Pengaruh Konsentrasi


dan Frekuensi Pemberian Pupuk
Organik Cair Hasil Perombakan
Anaerob Limbah Makanan
Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Sawi (BrassicajunceaL,).
Skripsi.Surakarta Universitas
Sebelas Maret.

13
Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Vol. 5, No.1, Desember 2023 ISSN : 2579 -
5171

14

Anda mungkin juga menyukai