Hayatudin1*
1
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Madako Tolitoli
*Email : hayatudin448@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Madako Kelurahan Tambun Kecamatan
Baolan Kabupaten Tolitoli pada bulan September 2020 sampai Januari 2021. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh interval waktu penyiangan dengan pupuk NPK pada tanaman cabai rawit lokal buol dengan
menggunakan RAK faktorial yang terdiri dari 12 kombinasi perlakuan yaitu: N 0W1 = Tanpa perlakuan dengan waktu
penyiangan 20 HST, N0W2 = Tanpa perlakuan waktu penyiangan 30 HST, N0W3 = Tanpa perlakuan dengan waktu
penyiangan 40 HST, N1W1 = NPK 350 kg/ha dengan waktu penyiangan 20 HST, N1W2 = NPK 350 kg/ha dengan
waktu penyiangan 30 HST, N1W3 = NPK 350 kg/ha dengan waktu penyiangan 40 HST, N2W1 = NPK 400 kg/ha
dengan waktu penyiangan 20 HST, N2W2 = NPK 400 kg/ha dengan waktu penyiangan 30 HST, N2W3 = NPK 400
kg/ha dengan waktu penyiangan 40 HST, N3W1 = NPK 450 kg/ha dengan waktu penyiangan 20 HST, N3W2 = NPK
450 kg/ha dengan waktu penyiangan 30 HST, N3W3 = NPK 450 kg/ha dengan waktu penyiangan 40 HST. Masing-
masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehigga terdapat 36 bedengan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
pada pengamatan tinggi tanaman perlakuan NPK yang paling baik adalah N3 / 450 kg/ha pada umur 4 MST (115,51)
dan N2 / 400 kg/ha pada umur 6 MST (219,03) bobot buah perpohon paling baik adalah N 3 / 450 kg/ha (221,54),
perlakuan interval waktu penyiangan yang paling baik pada jumlah daun adalah W1 / 20 HST pada umur 6 MST
(542), sedangkan pada bobot buah perpohon paling baik adalah W2 / 30 HST (293,96), dan W2 / 30 HST (64).
Kata Kunci : penyiangan, pupuk NPK, cabai rawit (Capsicum Frutencens L.)
ABSTRACT
This research was conducted in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Madako University, Tambun
Subdistrict, Baolan District, Tolitoli Regency from September 2020 to January 2021. This study aims to determine
the effect of weeding time intervals with NPK fertilizer on local buol cayenne pepper plants using factorial RAK
consisting of 12 combinations. treatment, namely: N0W1 = Without treatment with weeding time of 20 DAS, N0W2 =
Without treatment, weeding time 30 DAS, N0W3 = Without treatment with weeding time 40 DAS, N1W1 = NPK 350
kg / ha with weeding time 20 DAS, N1W2 = NPK 350 kg / ha with weeding time of 30 DAS, N1W3 = NPK 350 kg /
ha with weeding time of 40 DAS, N2W1 = NPK 400 kg / ha with weeding time 20 DAS, N2W2 = NPK 400 kg / ha
with weeding time 30 DAS, N2W3 = NPK 400 kg / ha with weeding time 40 DAS, N3W1 = NPK 450 kg / ha with
weeding time 20 DAS, N3W2 = NPK 450 kg / ha with weeding time 30 DAS, N3W3 = NPK 450 kg / ha with weeding
time 40 DAS. Each treatment was repeated 3 times so that there were 36 beds. The results of this study indicate that
the best observation of NPK treatment plant height is N3 / 450 kg / ha at 4 MST (115.51) and N2 / 400 kg / ha at 6
MST (219.03) the weight of the most fruit trees. good is N3 / 450 kg / ha (221.54), the best weeding time interval
treatment on the number of leaves is W1 / 20 DAS at the age of 6 MST (542), while the best tree fruit weight is W2 /
30 DAS ( 293.96), and W2 / 30 HST (64).
39
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis
Vol. 1 No. 2 (hal. 39-44)
Hayatudin, (2021)
40
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis
Vol. 1 No. 2 (hal. 39-44)
Hayatudin, (2021)
41
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis
Vol. 1 No. 2 (hal. 39-44)
Hayatudin, (2021)
pupuk NPK dengan dosis tertinggi dapat pada lahan penelitian dapat memaksimalkan
menyediakan lebih banyak hara sehingga kebutuhan prtumbuhan jumlah daun pada cabai. Menurut
unsur hara tercukupi di bandingkan tanpa pemberian Sukman dan Yakup (2002) bahwa gulma cenderung
pupuk. Hal ini sejalan dengan pendapat lebih boros dan aktif menyerap unsur hara jika di
Munawara, (2011) bahwa keadaan perlakuan dengan bandingkan dengan tanaman budidaya sehingga
dosis pupuk yang rendah memiliki arti yaitu perumbuihan tanaman akan terhambat. Jika nitrogen
merupakan kondisi dengan konsentrasi kritis yang dalam tanah tidak dapat memenuhi kebutuhan unsure
maksudnya adalah konsentrasi hara didalam tanaman hara tanaman, maka dibutuhkan input yang dapat
akan responsive terhadap penambahan hara atau titik menyuplai ketersediaan nitrogen karena jika tidak
yang menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman terpenuhi, maka pertumbuhan dan perkembangan
10% kurang dari pertumbuhan maksimum. tanaman akan tergangu, Helvin et al., (2005). Hal ini
Kemudian dengan adanya penambahan dosis pupuk sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1992) bahwa
menunjukkan hasil yang meningkat. Pada perlakuan dengan ketersediaan unsure hara dalam jumlah
dengan menambahkan atau menaikkan terus dosis cukup dapat memacu dan perkembangan tanaman.
pemberian pupuk merupakan keadaan berlebih
artinya suatu keadaan dimana dosis terlalu tinggi Umur Berbunga
sehingga dapat menurunkan pertumbuhan dan hasil Hasil pengamatan rata- rata umur berbunga cabai
tanaman. Dosis berlebih juga dapat menyebabkan rawit lokal di sajikan pada lampiran pada 7a.
ketidakseimbangan hara, sehingga dapat menurunkan Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada lampiran
pertumbuhan pada tanaman. 7b.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa factor
Jumlah Daun tunggal pemberian pupuk NPK dan interval waktu
Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun cabai penyiangan tidak berpengaruh nyata terhadap umur
rawit loka pada umur 2, 4 dan 6 MST di sajikan pada berbunga pada umur 2, 4, dan 6 MST
lampiran 4a, 5a dan 6a. Sedangkan sidik ragamnya
disajikan pada lampiran 4b, 5b dan 6b. Bobot Buah Perpohon
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa Hasil pengamatan rata-rata bobot buah perpohon
perlakuan pemberian pupuk NPK dan waktu cabai rawit loka di sajikan pada lampiran 8a.
penyiangan serta interaksi dari kedua faktor Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada lampiran
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada 8b.
umur 2 dan 4 MST. Namun faktor tunggal waktu Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
penyiangan berpengaruh nyata pada umur 6 MST . perlakuan pemberian pupuk NPK dan waktu
penyiangan serta interaksi dari kedua faktor
Tabel 3. Rata-rata jumlah daun tanaman cabai rawit lokal berpengaruh sangat nyata.
pada umur 6 MST pada perlakuan waktu
penyiangan Tabel 4. Rata-rata bobot buah perpohon cabai rawit lokal
Perlakuan Rata-rata BNJ 5% pada interaksi pupuk NPK dan waktu penyiangan
W1 542 c Dosis Waktu penyiangan BNJ
pupuk
W2 486 b W1 W2 W3 5%
3,25 kg/ha
W3 294 a 38,67c 13,23b 7,37a
0
Keterangan : Angka-angka yang ditandai dengan huruf yang sama B A A
pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada
38,07b 80,97c 14,39a
taraf uji BNJ 5% 350
B C C
2,01
Hasil uji BNJ 5% pada umur 6 MST jumlah daun 54,98c 50,24b 15,36a
tanaman cabai rawit lokal menunjukkan bahwa 400
C B B
perlakuan W1 memperlihatkan jumlah daun tanaman
29,23a 149,52c 42,79b
terbanyak yaitu rata-rata 542 helai. Dan jumlah daun 450
tanaman terendah terdapat pada perlakuan W3 yaitu A D D
294 helai. Hal ini dikarenakan bahwa tanaman yang Keterangan :Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama
pada kolom (A,B,C,D.) berpengaruh sangat nyata
disiangi dengan waktu 20 hari sekali dapat untuk pupuk NPK dan ara baris (a,b,c,) untuk
menghambat persaingan hara dengan tanaman cabai interval waktu penyiangan yang sama menunjukana
di bandingan dengan penyiangan 30 dan 40 hari berpengaruh sangat nyata pada taraf uji BNJ a=0,05.
sekali. Hal ini diduga bahwa tidak adanya gulma
42
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis
Vol. 1 No. 2 (hal. 39-44)
Hayatudin, (2021)
Tabel 4 menunjukkan bahwa pada semua taraf Tabel 5. Rata-rata interaksi jumlah buah perpohon cabai
rawit lokal akibat pemberian pemberian pupuk
pupuk NPK dan interval waktu penyiangan. Taraf
NPK dan waktu penyiangan
tanpa pemberian dosis pupuk NPK, interval waktu Dosis Waktu penyiangan
penyiangan 40 HST, memberikan rata-rata sebesar BNJ
pupuk
20 30 40 5%
(7,37 %), berbeda nyata dengan perlakuan lainya. kg/ha
Pada taraf pemberian dosis pupuk NPK 350 kg/ha, 0
36c 17b 8a
interval waktu penyiangan 40 HST memberikan rata- B A A
rata sebesar (14,39 %), berbeda nyata dengan 350
45b 81c 14a
perlakuan lainya. Pada taraf pemberian dosis pupuk C C B 1,95
48b 56c 16a
NPK 400 kg/h, interval waktu penyiangan 40 HST 400
D B C
memberikan rata-rata sebesar (15,36 %), berbeda 11a 102c 31b
nyata dengan perlakuan lainya. Pada taraf pemberian 450
A D D
dosis pupuk NPK 450 kg/h, interval waktu Keterangan : Angka-angka yang diikutu dengan huruf yang sama
penyiangan 40 HST memberikan rata-rata sebesar pada kolom (A,B,C,D.) berpengaruh tidak nyata
untuk waktu penyiangan dan ara h baris (a,b,c,d)
(42,79 %) berbeda nyata dengan perlakuan lainya. untuk interval waktu penyingan yang sman
Pada taraf pemberian dosis pupuk NPK 450 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada
kg/ha, interval waktu penyiangan 20 HST taraf uji BNJ a =0,05
memberikan rata-rata sebesar (29,23 %) berbeda
nyata peada perlakuan lainya. Pada taraf pemberian Tabel 5 menunjukkan bahwa pada semua taraf
dosis pupuk NPK 450 kg/ha, interval waktu pupuk NPK dan interval waktu penyiangan. Taraf
penyiangan 30 HST memberikan rata-rata sebesar tanpa pemberian dosis pupuk NPK, interval waktu
(149,52 %) berbeda nyata dengan dosis lainya. Pada penyiangan 40 HST, memberikan rata-rata sebesar (
taraf pemberian pupuk NPK 450 kg/ha, interval 8% ), berbeda nyata dengan perlakuan lainya. Pada
waktu penyiangan 40 HST memberikan rata-rata taraf pemberian dosis pupuk NPK 350 kg/ha, interval
sebesar (42,79 %) berbeda nyta dengan dosis lainya. waktu penyiangan 40 HST memberikan rata-rata
Interaksi pupuk NPK 45 kg/ha dengan interval sebesar (14%), berbeda nyata dengan perlakuan
waktu penyiangan 30 HST memberikan pengaruh lainya. Pada taraf pemberian dosis pupuk NPK 400
yang sangat nyata dengan rata-rata sebesar (149,52 kg/h, interval waktu penyiangan 40 HST
%). Hal ini dikarenkan perlakuan interval waktu memberikan rata-rata sebesar (16%), berbeda nyata
penyiangan dengan pemberian pupuk NPK dengan perlakuan lainya. Pada taraf pemberian dosis
berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan dan pupuk NPK 450 kg/h, interval waktu penyiangan 40
hasil tanaman cabai rawit lokal. Menurut Nazriah HST memberikan rata-rata sebesar (31%) berbeda
(2009) bahwa, peningkatan produksi dapat dicapai nyata dengan perlakuan lainya.
dengan pemberian tambahan unsure hara tanaman Pada taraf pemberian dosis pupuk NPK 450
untuk pertumbuhan yang optimal. Hal ini sesuai kg/ha, interval waktu penyiangan 20 HST
dengan pendapat Setiawan (2016) bahwa curah memberikan rata-rata sebesar (11%) berbeda nyata
huajan yang cukup tinggi akan membawa unsure peada perlakuan lainya. Pada taraf pemberian dosis
hara unsure hara dalam tanah oleh air hujan dan tidak pupuk NPK 450 kg/ha, interval waktu penyiangan 30
dapat di serap akar secara optimal sehingga HST memberikan rata-rata sebesar (102%) berbeda
mempengaruhi hasil produksi dari tanaman. nyata dengan dosis lainya. Pada taraf pemberian
pupuk NPK 450 kg/ha, interval waktu penyiangan 40
Jumlah Buah Perpohon HST memberikan rata-rata sebesar (31%) berbeda
Hasil pengamatan rata-rata jumlah buah nyta dengan dosis lainya.
perpohon cabai rawit lokal di sajikan pada lampiran Interaksi pupuk NPK 450 kg/ha dengan interval
9a. Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada waktu penyiangan 30 HST memberikan pengaruh
lampiran 9b. yang sangat nyata dengan rata-rata sebesar (102%).
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa Hal ini dikarenkan perlakuan interval waktu
perlakuan pemberian pupuk NPK dan waktu penyiangan dengan pemberian pupuk NPK
penyiangan serta interaksi dari kedua faktor berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan dan
berpengaruh nyata. hasil tanaman cabai rawit lokal. Menurut Munawara,
(2011) bahwa keadaan perlakuan dengan dosis
pupuk yang rendah memiliki arti yaitu merupakan
kondisi dengan konsentrasi kritis yang maksudnya
43
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis
Vol. 1 No. 2 (hal. 39-44)
Hayatudin, (2021)
adalah konsen trasi hara di dalam tanaman yang jika Lingga, P. 2007. Pupuk dan Pemupukan. Sari
dibahwanya hasil tanaman akan responsive terhadap Agriteknologi. Penerbit Penebar
penambahan hara atau titik yang menunjukkan Swaya. Jakarta.
bahwa pertumbuhan tanaman 10% kuraang dari Munawara, A. 2011 Kesuburan Tanah dan Nutrish
pertumbuhan maksimum, kemudian dengan adanya Tanaman. IPB Pres Bogor.
penambhan dosi dosis pupuk menunjukkan hasil Munawara, A. 2011 Kesuburan Tanah dan Nutrish
yang meningkat. Sejalan dengan penelitan Saputra Tanaman. IPB Pres Bogor.
(2009) yang menunjukan bahwa jumlah tanaman Novizan, 2007. Pemupukan yang efektif. Makalah
meningkat seiring dngan peningkatan dosis pupuk pada kursus singgkat pertanian. PT. Mutiara
sampai batas tertentu. Perumbuhan tanamaman pada Tani Mandiri Perdana. Jakarta.
fase vegetative akan sangat membutuhkan unsur hara Puspitasari, N.I. 2013. Pengaruh macam bahan
yang dibutuhkan tanaman selama fase vegetative. organik dan jarak tanaman terhadap hasil dan
Apabila unsur hara didalam tanah tersedia yang kualitas tanaman sawi (Brassica juncea L.).
cukup untuk tanaman maka membatu pertumbuhan Jurnal Produksi Tanaman 3(1): 136-142.
tanaman yang akan ditandai dengan semakin Sukman Y Dan Yakup, 2002. Gulma dan eknik
meningkatnya pertumbuhan tanaman. pengendaliannya : Palembang, Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya Palembang.
4. KESIMPULAN Sumarni, N. (2009). Budidaya Tanaman Cabai
Merah, Teknologi produksi cabai merah.
Hasil penelitian ini menunukan bahwa pengaruh Jakarta: PT. penebar sadaya.
tunggal pemberian dosis pupuk NPK berpengaruh Sumarni, N. (2009). Budidaya Tanaman Cabai
nyata terhadap tinggi tanaman dimana perlakuan Merah, Teknologi produksi cabai merah.
dengan dosis 400 kh / ha menghasilkan tinggi Jakarta: PT. penebar sadaya
tanaman dengan baik pada umur 4 dan 6 MST. Sunarjono, 2006. Manfaat Tanaman Cabai
Pengaruh tunggal waktu penyiangan berpengaruh Mengandung Vitamin dan Protein
nyata terhadap jumlah daun, dimana waktu
penyiangan 20 HST memberikan rata-rata jumlah
yang lebih baik pada umur 6 MST. Interaksi antara
interval waktu penyiangan dan pupuk NPK
berpengaruh nyata pada perlakuan waktu penyiangan
30 HST dengan dosis pupuk NPK 450 kg / ha
terhadap bobot buah dan jumlah buah perpohon.
Daftar Pustaka
44