Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

CABAI (Capsicum sp.)

The Effect Of Liquid Organic Fertilizer On The Growth Of Chili (Capsicum sp.)

Sy. Arwanda Aurelia M.1*


1
Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin
*
Corresponding email: syarifah.arwandaaurelia@gmail.com

ABSTRACT

Soil fertility is determined by the physical, chemical and biological characteristics of the soil,
the physical state of the soil includes effective depth, texture, structure, moisture and air
conditioning, soil chemistry including soil reactions (soil pH), alkaline saturation, organic
matter, the number of nutrients, reserves Nutrient elements and availability for plant growth,
while soil biology includes microbial activity to break down organic matter in the
humification process and nitrogen fixation. This study aims to observe the growth of chili
plants in less fertile soils by providing liquid organic fertilizer and no liquid organic fertilizer.
The results of the study were that the height of the chili plants with fertilizers (1) and (2) was
5 cm and 5.1 cm and the number of leaves (1) and (2) was 4. The height of the chili plants in
fertilizer plants (1) and (2) were 2.2 cm and 4.5 cm and the number of leaves on the plants (1)
and (2) was 3 and 2.

Keywords : chili plants, liquid organic fertilizer, soil fertility

PENDAHULUAN

Tanah merupakan faktor terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatu sistem
pertanaman, pertumbuhan suatu jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya ialah
tersedianya unsur hara, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Tanah sebagai
medium pertumbuhan tanaman berfungsi pula sebagai pemasok unsur hara, dan tanah secara
alami memiliki tingkat ketahanan yang sangat beragam sebagai medium tumbuh tanaman
(Yassin, 2019).
Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan sifat fisik, kimia dan biologi tanah keadaan
fisik tanah meliputi kedalaman efektif , tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara, keadaan
kimia tanah meliputi reaksi tanah (pH tanah), kejenuhan basa, bahan organik, banyaknya
unsur hara, cadangan unsur hara dan ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman, sedangkan
biologi tanah antara lain meliputi aktifitas Mikrobia perombak bahan organik dalam proses
humifikasi dan pengikatan nitrogen. (Dian K, 2009; Pioh D 2014 dalam Woran dkk. 2018).
Pemupukan akan efektif jika pupuk yang ditebarkan dapat menambah atau melengkapi
unsur hara yang telah tersedia di dalam tanah. Karena hanya bersifat menambah atau
melengkapi unsur hara, maka sebelum digunakan harus diketahui gambaran keadaan
tanahnya, khususnya kemampuan awal untuk mendukung pertumbuhan tanaman. dalam
mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama yaitu memberi unsur
hara dan sebagai media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat penampungan
(reservoir) air, menyediakan udara untuk respirasi (pernapasan) akar dan sebagai tempat
bertumpunya tanaman (Novizan 2005).
Pemberian pupuk organik yang tepat dapat memperbaiki kualitas tanah, tersedianya air
yang optimal sehingga memperlancar serapan hara tanaman serta merangsang pertumbuhan
akar (Sarief 1986 dalam Hayati 2012).
Cabai merah (Capsicum annum L.) adalah sayuran semusim yang termasuk famili
terungterungan (Solanaceae). Tanaman ini berasal dari benua Amerika, tepatnya di daerah
Peru, dan menyebar ke daerah lain di benua tersebut. Di Indonesia sendiri diperkirakan cabai
merah dibawa oleh saudagarsaudagar dari Persia ketika singgah di Aceh antara lain adalah
cabai merah besar, cabai rawit, cabai merah keriting dan paprika. Cabai tidak hanya
digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebagai bumbu masak atau bahan campuran pada
berbagai industri pengolahan makanan dan minuman, tetapi juga digunakan untuk pembuatan
obat obatan dan kosmetik. Selain itu cabai juga mengandung zat-zat gizi yang sangat
diperlukan untuk kesehatan manusia. Cabai mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium
(Ca), fosfor (P), besi (Fe), vitamin-vitamin, dan mengandung senyawa alkaloid seperti
flavonoid, capsolain, dan minyak esensial (Santika, 2006 dalam Hayati 2012).
Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia,
dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Saat ini
sebagian besar petani masih tergantung pada pupuk anorganik karena mengandung beberapa
unsur hara dalam jumlah yang banyak, padahal jika pupuk anorganik digunakan secara terus-
menerus akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah (Indriani, 2004 dalam
Rahmah 2014). Pupuk organik terdapat dalam bentuk padat dan cair. Kelebihan pupuk
organik cair adalah unsur hara yang terdapat didalamnya lebih mudah diserap tanaman
(Murbandono, 1990 dalam Rahmah 2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pertumbuhan tanaman cabai di tanah yang
kurang subur dengan memberikan perlakuan pupuk organik cair dan tanpa pupuk organik
cair.

METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan di Mamuju, Sulawesi Barat. Praktikum dilaksanakan selama
6 minggu pada hari Selasa 12 Oktober 2020 pukul 14.00 WITA – hari Selasa 17 November
2020 pukul 12.09 WITA.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu timbangan, 4 buah wadah botol bekas,
sprayer dan sekop kecil, spidol, lakban bening dan kertas hvs gunting, cutter, alat tulis dan
kamera, sedangkan bahan yang digunakan yaitu tanah kurang subur seberat 700 gram, benih
tanaman cabai varietas Sret, pupuk organik cair merek Pocnasa dan 2 liter air.
Tahapan pertama dimulai dari menyiapkan 4 wadah botol bekas dan memotong bagian bawah
botol menggunakan cutter. Selanjutnya, memberi label pada setiap wadah plastik, 2 label
untuk tanaman dengan pupuk dan 2 label untuk tanaman nonpupuk kemudian ditempel pada
wadah botol.
Tahapan kedua adalah menimbang tanah yang kurang subur seberat 700 gram dan
memasukkan masing-masing tanah dengan berat yang sama pada 4 buah wadah botol.
Tahapan ketiga adalah merendam benih cabai dalam air hangat (50 °C) selama tiga jam, untuk
mempercepat perkecambahan dan menanam benih pada masing-masing wadah. Kemudian
menyiapkan air sebanyak 2 liter yang dimasukkan kedalam sprayer dan menambahkan Pupuk
Cair Organik sebanyak 2 cc.
Tahapan ketiga adalah pemeliharaan terhadap tanaman. pemeliharaan dilakukan
dengan penyiraman. Menyiram 2 tanaman cabai dengan pupuk organik cair untuk tanaman
cabai yang diberi perlakuan pupuk. Pemberian pupuk organik cair terhadap tanaman cabai
yang diberi perlakuan pupuk diberikan setiap 2 hari sekali dan menyiram 2 tanaman cabai
dengan air bersih untuk tanaman cabai tanpa perlakuan pupuk. Parameter pengamatan yang
dilakukan adalah pengukuran tinggi tanaman pada setiap sampel, yaitu dengan
mengukur tinggi dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi dan diluruskan sejajar
dengan batang tanaman dan mendokumentasikan setiap minggu pertumbuhan tanaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman cabai menunjukkan bahwa terdapat


perbedaan yang nyata antara tanaman cabai yang ditanam pada tanah kurang subur diberi
perlakuan pupuk dan tidak diberi pupuk.

Tanaman Cabai dengan Pupuk

Tabel 1. Tinggi dan jumlah helai daun tanaman Cabai dengan pupuk.

Tinggi Tanaman Tinggi Tanaman Jumlah daun Jumlah daun


Minggu
berpupuk (cm) berpupuk (cm) Tanaman tanaman
ke-
(1) (2) berpupuk (1) berpupuk (2)
1 1,7 1,7 2 2
2 2,3 2,5 2 2
3 3,5 3,5 3 3
4 4,2 4,4 3 3
5 5 5,1 4 4

Pada tanaman dengan perlakuan pupuk, penambahan tinggi tanaman mula-mula lambat,
kemudian berangsur-angsur menjadi lebih cepat sampai tercapai laju pemanjangan batang
yang maksimum yaitu pada minggu kelima. Pada tanaman pupuk (1) tinggi maksimal
tanaman adalah 5 cm sedangkan pada tanaman pupuk (2) tinggi maksimal tanaman adalah 5,1
cm. Jumlah helai daun maksimal pada tanaman (1) dan (2) adalah sebanyak 4 helai. Hal
tersebut menandakan bahwa pemberian pupuk organik cair tehadap tanaman mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Parman (2007) yang menyatakan
bahwa pemberian pupuk organik cair dapat menyebabkan terdorongnya atau terpacunya sel di
ujung batang untuk segera mengadakan pembelahan dan perbesaran sel trutama di daerah
meristematis. Pupuk organik dipilih sebagai bahan untuk memperbaiki kondisi tanah miskin
hara. Karena pupuk anorganik hanya mampu meningkatkan produktivitas tanah dalam waktu
singkat, tetapi akan mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah atau tanah menjadi keras
dan menurunkan produktivitas tanaman yang dihasilkan, sedangkan tanah yang dibenahi
dengan pupuk organik mempunyai struktur yang baik dan tanah yang dicukupi bahan organik
mempunyai kemampuan mengikat air yang lebih besar (Liu T, 2016).
Gambar 1. Tanaman cabai perlakuan pupuk usia 5 minggu

Tanaman Cabai Tanpa Pupuk

Tabel 2. Tinggi dan jumlah helai daun tanaman Cabai dengan tanpa pupuk.
Jumlah daun Jumlah daun
Tinggi Tanaman Tinggi Tanaman
Minggu Tanaman non tanaman non
non pupuk (cm) non pupuk (cm)
ke- pupuk (helai) pupuk (helai)
(1) (2)
(1) (2)
1 1,1 1,0 2 0
2 1,7 3,2 2 0
3 2 3,6 2 0
4 2 4 2 0
5 2,2 4,5 3 2

Sedangkan pada tanaman cabai dengan perlakuan tanpa pupuk, terdapat perbedaan yang
jauh antara kedua tanaman. Pada tanaman (1) tinggi tanaman maksimal yaitu 2,2 cm
sedangkan pada tanaman (2) mencapai 4,5 cm. Sedangkan jumlah daun pada tanaman (1) dan
(2) yaitu 2 helai dan 0 helai. Hal tersebut menandakan bahwa pada tanaman (1) pertumbuhan
tanaman cabai yaitu kerdil, sedangkan pada tanaman (2) tanaman cabai tidak memiliki helai
daun. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Novizan (2005) yang menyatakan bahwa
Kekurangan unsur hara N, P, K, Mg, S, dan Ca dapat mengakibatkan pengaruh buruk
terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terjadi karena hara-hara tersebut diperlukan
dalam tanaman untuk menghasilkan nutrisi untuk pertumbuhannya. Gejala ini terlihat seperti
tanaman menjadi kerdil, menguning, layu, dan paling parah menyebabkan kematian tanaman.
Gambar 2. Tanaman Cabai perlakuan tanpa pupuk usia 5 minggu
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pupuk organik cair memiliki pengaruh
nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabai serta berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
jumlah daun. Sedangkan pada tanaman cabai tanpa perlakuan memiliki pengaruh buruk
terhadap tanaman karena ketiadaan unsur hara yang terkandung pada tanah yang kurang
subur.

DAFTAR PUSTAKA

Hayati Erita, T. Mahmud, dan Riza Fazil. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Dan Varietas
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). J. Floratek
7: 173 – 181.

Ir. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. PT. Agromedia Pustaka. Tangerang

Liu, T ,Chen X, Hu F, Ran W, Shen Q, Li H, Whalen JK. 2016. Carbon-rich organic


fertilizers to increase soil biodiversity: Evidence from a meta-analysis of
nematode communities. Agriculture, Ecosystem & Environment Jurnal. Volume 232,
page 199-207.

Parman Sarjana. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. XV,
No. 2

Rahmah Atikah, Munifatul Izzati, Sarjana Parman. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L. Var. Saccharata). Buletin Anatomi dan
Fisiologi. Volume XXII, Nomor 1.
Rifiani F.Woran , Ronny Nangoi, Jeanne E. Lengkong. Kajian Sifat Fisik Dan Kimia Tanah
Pada Areal Pertanaman Salak (Salacca Zalacca) Di Desa Pangu Kabupaten Minahasa
Tenggara. Cocos. Vol (1). No. 1

Yassin Miss Rahma. 2019, Identifikasi Karakteristik Lahan Perkebunan Jeruk Pamelo Di
Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep. AgroPlantae. Vol. 10 No. 02

Yusriadi, Yosep Soge Pata’dungan, Uswah Hasanah. 2018. Kepadatan Dan Keragaman Spora
Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Daerah Perakaran Beberapa Tanaman Pangan Di
Lahan Pertanian Desa Sidera. Jurnal Agroland 25 (1) :64-73

Anda mungkin juga menyukai