Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan

mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu

menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual

maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan mengembangkan potensi itu harus

dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan

tertentu.1 Seperti halnya disebutkan dalam UU tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Berdasarkan Undang-Undang tersebut maka pendidikan memiliki peranan

yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan

bangsa karena pendidikan merupakan suatu proses dalam usaha membentuk

manusia yang cerdas dan terampil, mewujudkan sumber daya (SDM) yang

berkualitas dan kreatif serta mampu bersaing dalam menghadapi tantangan dan

kemajuan ilmu pengetahuan serta tekhnologi.

Inti dari pendidikan adalah proses pembelajaran, dimana dalam

pembelajaran tentu tidak terlepas dari proses belajar-mengajar. Untuk

1
Daryanto & Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta:
Gava Media, 2013), h. 10.
2
UU R. I No 20 Th. 2003 Tentang Sisdiknas & PPR.I. Th. 2010 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2011), h. 2.

1
meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan

pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar

secara optimal yang berlangsung di dalam kelas. Oleh karena itu, diperlukan

manajemen kelas yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karena

manajemen kelas memegang peranan yang sangat menentukan dalam proses

belajar mengajar.

Sebagai manajer dikelas, guru hendaknya mampu memimpin suasana

kegiatan pembelajaran yang optimal, untuk mengetahui, memahami, memilih, dan

menerapkan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran

yang kondusif.3 Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru

mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya

dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran juga

hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dan anak didik dan

anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.

Manajemen dalam arti yaitu mengatur segala sesuatu yang dilakukan

dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyaratkan dalam ajaran

islam. Allah Swt sangat mencintai perbuatan yang dikelola dengan baik. Sebab

manajemen yang baik akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Sebagaimana

Firman Allah SWT dalam Q.S. At-Taubah ayat 105:

‫ون إِلَ ٰى ٰ َعلِ ِم‬ َ ۖ Jُ‫ولُهۥُ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬J‫يَ َرى ٱهَّلل ُ َع َملَ ُكمۡ َو َر ُس‬J‫وا فَ َس‬
َ ‫تُ َر ُّد‬J‫ون َو َس‬J ْ ُ‫ٱع َمل‬
ۡ ‫َوقُ ِل‬

ِ ‫ۡٱل َغ ۡي‬
َ ُ‫ب َوٱل َّش ٰهَ َد ِة فَيُنَبِّئُ ُكم بِ َما ُكنتُمۡ تَ ۡع َمل‬
١٠٥ ‫ون‬
3
Mudasir, Manajemen Kelas, ( Pekanbaru Riau: Zanafa Publising, 2011), h 29

2
Artinya: “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan di
kembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.”4

Berdasarkan ayat di atas, maka dapat dikaitkan dengan sistem manajemen

kelas khususnya pendidikan dalam proses belajar mengajar maka dapat dipahami,

bahwa guru sebagai edukator akan mengarahkan peserta didiknya dalam

memahami sesuatu yang diajarkan. Guru menggunakan strategi pengelolaan kelas

yang memiliki pengaruh besar terhadap kesuksesan dalam poses pengajaran,

sehingga dengan demikian siswa dapat mengetahui, memahami, serta

melakasanakan tujuan khusus setiap mata pelajaran yang dipelajari.

Adapun kegiatan manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

pertama memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik, dan kedua memfokuskan

pada hal-hal yang bersifat non-fisik. Kedua hal tersebut perlu dikelola secara baik

dalam rangka menghasilkan suasana yang kondusif bagi terciptanya pembelajaran

yang baik pula.

Hal-hal fisik yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas mencakup

pengaturan ruang belajar dan perabot kelas, serta pengaturan peserta didik dalam

belajar. Sedangkan hal-hal yang bersifat non-fisik lebih memfokuskan pada aspek

interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya, peserta didik dengan guru

dan lingkungan kelas maupun kondisi selama pembelajaran. Atas dasar inilah,

maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah aspek

psikologis, sosial dan hubungan interpersonal menjadi sangat dominan.5


4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung :Diponegoro,2014),h.203
5
Mona Zahara, “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran Di SMP AL-Azhar
3WAY Halim Bandar Lampung” dalam skripsi http://repository. radenintan.ac.id/975/ diakses

3
Djamarah menyebutkan masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun

yang sudah berpengelaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang sering

didiskusikan oleh penulis profesional dan pengajar adalah juga pengelolaan

kelas”.6 Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar adalah pengelolaan

kelas, sedangkan tidak ada satu pendekatan yang dikatakan paling baik. Sebagian

besar guru kurang mampu membedakan masalah pengajaran dan masalah

pengelolaan. Masalah pengajaran harus diatasi dengan cara pengajaran dan

masalah pengelolaan harus diatasi dengan cara pengelolaan.

Keberhasilan manajemen kelas yang dilakukan oleh guru bisa didukung

oleh berbagai faktor. Diantaranya faktor sekolah dan juga faktor pribadi guru

sendiri. Jika guru mempunyai kemampuan dan benar-benar ingin melakukan

manajemen kelas dengan sungguh-sungguh tentu hasilnya juga baik, namun jika

guru hanya fokus pada kegiatan mengajar saja dan kurang memperhatikan

kegiatan manajerial kelas, maka kegiatan pembelajaran pun tidak akan berjalan

dengan maksimal. Selain itu, faktor sekolah juga turut memegang peranan dalam

penyediaan fasilitas yang memadai tentu guru juga akan semakin muda untuk

melakukan manajemen kelas dengan lebih maksimal.

Berdasarkan hasil observasi awal ditemukan beberapa masalah terkait

dengan manajemen kelas. Diantara kurang akrabnya guru dengan siswa maupun

siswa dengan siswa. Terkait dengan kegiatan pembelajaran, masih ditemukan

perilaku siswa yang kurang kooperatif terhadap pembelajaran. Bahkan beberapa

siswa kadang menjadi pelopor kekacuan di kelas. Siswa kadang memanfaatkan

17 Maret 2021
6
Djamarah, S.B., Drs. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. Rineca Cipta, 2006.

4
kelengahan guru untuk melakukan hal-hal yang menyimpang. Hal ini terlihat dari

tidak kondusifnya suasana kelas saat guru tidak ada.

Observasi yang dilakukan terhadap guru juga ditemukan bahwa terkadang

guru kurang memperhatikan kegiatan pembelajaran, dimana masi ada siswa/i yang

berbicara saat pembelajaran berlangsung, pemakaian jam belajar yang di awali

dan diakhiri tidak tepat waktu dan komunikasi dua arah antara guru dan siswa

yang kurang dalam belajar. Guru beranggapan bahwa manajemen kelas memang

penting, namun terkadang sulit untuk melakukannya. Ada beberapa kendala

diantaranya memang sekolah belum bisa menyediakan fasilitas yang sesuai

dengan kebutuhan siswa, sehingga yang digunakan hanya seadanya. Selain itu

sebagian besar guru juga memang kurang sungguh-sungguh melakukan

manajemen kelas karena dinilai repot dan menyita waktu.

Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “Implementasi Manajemen Kelas Di MTs

Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti akan memfokuskan

penelitian pada Implementasi Manajemen kelas di MTs Tarbiyah Lamawai Kec.

Solor Timur Kab. Flores Timur.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka yang menjadi

permasalahan dalam pembahasan ini adalah

5
1. Bagaimana Implementasi Manajemen Kelas di MTs Tarbiyah Lamawai Kec.

Solor Timur Kab. Flores Timur?

2. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Manajemen Kelas di

MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Implementasi Manajemen Kelas di MTs Tarbiyah Lamawai

Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Manajemen

Kelas di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur

E. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang posotif

terhadap Guru tentang pentingnya implementasi manajemen kelas dalam

proses belajar mengajar di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab.

Flores Timur.

2. Bagi Lembaga atau Sekolah

Pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lembaga

atau sekolah terkait mengenai pentingnya manajemen kelas sehingga

mempermudah pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

6
Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan memperkaya

hasil penelitian yang telah ada serta dapat dijadikan sebagai masukan bagi

peneliti lalin yang melakukan penelitian serupa di waktu yang akan datang.

BAB II
KAJIAN TEORI

7
1. Pengertian Manajemen Kelas

Kata manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu manage yang memiliki

arti seni mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengolah. Adapun istilah

manajemen disebut dalam kamus besar bahasa inggris management berarti

direksi, pimpinan. Akhirnya, manajemen diterjemahkan ke dalam bahasa

indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Manajemen adalah suatu proses

yang terdiri dari tindakan-tiindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

dan pengendalian yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.7

Malayu S.P. Hasibuan, mengartikan manajemen merupakan ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 8 Serupa dengan

pendapat tersebut, Ensiklopedia Nasional Indonesia Vol. 16, disebutkan bahwa

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan

sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan

atau sasaran secara efektif dan efisien.9

Menurut George R. Terry, manajemen merupakan suatau proses khas yang

terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang

7
Kompri, Manajemen Pendidikan 1 (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 2-3
8
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,2007), h. 11
9
Husain Usman, Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Diva Pres, 2011),
h.25

8
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya

lainnaya.10

Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai “the art of getting things

done through people” atau diartikan lebih luas sebagai proses pencapaian tujuan

melalui pendayagunaan sumber daya manusia dan material secara efisien.11

Menurut Eka Prihatin, manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar

suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran,

pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan/ mengikutsertakan semua

potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien.12

Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

manajemen adalah serangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha

kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Kelas adalah suatu kelompok manusia yang melakukan kegiatan belajar

bersama dengan mendapat pengajaran dari seorang guru. Sebagian pengamat yang

lain mengartikan istilah kelas dalam dua pemaknaan. Pertama, kelas dalam arti

sempit, yaitu berupa ruangan khusus, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk

mengikuti proses belajar-mengajar. Kelas dalam hal ini mengandung sifat-sifat

statis, karena sekedar menunjuk pada adanya pengelompokan siswa berdasarkan

batas umur kronologis masing-masing. Kedua, kelas dalam arti luas, yaitu suatu

10
George R. Terry, Asas-asas Manajemen (Winardi. Terjemahan ), (Bandung: PT. Alumni,2012 ),
h. 4.
11
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 49
12
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011) h. 3

9
masyarakat kecil yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan

belajar-mengajar secara kreatif untuk mencapai suatu tujuan.13

Suharsimi Arikunto menjelaskan sebagaimana dikutip oleh Sulistyarini,

pengertian kelas sebagai kelompok siswa yang pada waktu sama menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dan yang dimaksud dengan kelas

bukan hanya kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding tempat para

siswa berkumpul bersama untuk mempelajari segala yang diasjikan oleh pengajar

tetapi lebih dari itu kelas merupakan suatu unit kecil siswa yang berinteraksi

dengan guru dalam proses belajar mengajar dengan beragam keunikan yang

dimilki.14

Menurut Mudasir, manajemen kelas merupakan salah satu keterampilan

yang harus dimiliki guru dalam memahami, mendiagnosis, memutuskan, dan

kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas yang dinamis. 15 Maka dari

itu seorang guru memiliki andil yang sangat penting dan berperan terhadap

keberhasilan pembelajaran di sekolah. Didalam kelas guru melaksanakan dua

tugas pokoknya yaitu kegiatan mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar

pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada

disekitar siswa. Sedangkan kegiatan mengelola kelas tidak hanya berupa

pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan mengelolah kelas

dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas.

13
Salman Rusydi, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas( Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 25
14
Sulistyirini, Manajemen Pendidikan Islam (Konsep Strategi dan Aplikasi), (Yogyakarta: Teras,
2009 ), h. 9.
15
Mulyadi, Classroom Manajement Mewujudkan Suasana Kelas Yang Menyenangkan Bagi
Siswa, (Malang: Aditya Media: 2009), h. 4

10
Syaiful Bahri dan Aswan Zain mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau

pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam

mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-

luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan

terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien

untuk melakukan kegiatan-kegitan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan

perkembangan murid.16

Manajemen kelas merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk

mengatur agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara sistematis. Usaha

sadar itu mengarah pada persiapan bahan mengajar, persiapan sarana dan alat

peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar

mengajar, dan pengaturan waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan

dengan baik dan tujuan kurikulum dapat tercapai. 17

Manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas

yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif

mencapai tujuan pembelajaran. Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dengan

sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan yang sangat

sederhana adalah, bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas

untuk kepentingan pengajara. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di

kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran

secara efektif dan efesien.18

16
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta,2006), h. 177
17
Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas (Yogyakarta: Diva Press,2011)h.26
18
Kompri, Manajemen Pendidikan 1, (Bandung:Alfabeta, 2015), h. 277

11
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang

dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas yang

menunjang program pengajaran dengan jalan mencipatakan suasana yang

menyenangkan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan

berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah.

2. Tujuan Manajemen Kelas

Secara umum, manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas

yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan

demkian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah, sehingga

cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya manusia yang

berkualitas.19

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Djain tujuan pengelolaan kelas

adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam

lingkungan sosial dan intelektual di kelas. Sedangkan Suharsimi Arikunto

mengemukakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas

dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan

efesien. 20

Sedangkan tujuan manajemen kelas menurut Dirjen PUOD dan Dirjen

Dikdasmen (1996) adalah :

19
Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas Yang
Kondusif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 61
20
Ibid, Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, h.178

12
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkungan belajar maupun

sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya

interaksi pembelajaran.

c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung

dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,

emosional dan intelektual siswa dalam kelas.

d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,

ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.21

Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas dimaksudkan untuk

menciptakan kondisi di dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang

baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya,

kemudian dengan manajemen kelas produknya harus sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai.

3. Fungsi Manajemen Kelas

Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan implementasi dari fungsi-

fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung

pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan fungsi manajemen untuk

pengelolaan kelas yang efektif diisyaratkan adanya kepemimpinan aktif yang

mampu menciptakan iklim yang memberi atau menekankan adanya harapan untuk

keberhasilan dan suasana tertib melalui proses perencanaan, pengorganisasian

21
Mulyadi, Classroom Manajement Mewujudkan Suasana Kelas Yang Menyenangkan Bagi Siswa,
(Malang: Aditya Media: 2009), h.5

13
(pengaturan), dan pengawasan yang dilakukan oleh guru, baik individu maupun

dengan melalui orang lain untuk mencapai pembelajaran dengan cara

memanfaatkan segala sumber daya secara optimal.22

Berikut ini fungsi-fungsi dari manajemen kelas:

a. Fungsi Perencanaan Kelas

Perencanaan kelas sangat penting bagi guru karena berfungsi untuk:

1) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai di dalam kelas

2) Menetapkan aturan yang harus diikuti agar tujuan kelas dapat tercapai

dengan efektif

3) Memberikan tanggung jawab secara individu kepada peserta didik yang

ada di kelas

4) Memperhatikan serta memonitor berbagai aktifitas yang ada di kelas agar

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.23

b. Fungsi Pengorganisasian Kelas

Dalam kaitannya dengan kelas, mengorganisasikan berari:

1) Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan kelas

2) Merancang dan mengembangkan kelompok belajar yang berisi peserta

didik dengan kemampuan yang bervariasi

3) Menugaskan peserta didik atau kelompok belajar dalam suatu tanggung

jawab dan fungsi tertentu.

22
Saudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan, Cet. 1, (Jakarta:Pustaka Setia,2002),h. 173
23
Ibid, h. 173

14
4) Mendelegasikan wewenang pengelolaan kelas kepada peserta didik24

c. Fungsi Kepemimpinan Kelas

Kepemimpinan efektif dalam hal ini merupakan bagian dari tanggung

jawab guru di dalam kelas. Dalam hal ini guru memimpin, mengarahkan,

memotivasi, dan membimbing peserta didik untuk dapat melaksanakan

proses belajar dan pembelajaran yang efektif sesuai dengan fungsi dan

tujuan pembelajaran. Selain itu guru harus memberikan keteladanan yang

baik bagi peserta didik sehingga peserta didik akan mengikuti apa yang

dilakukan oleh guru. Dalam kepemimpinan, guru perlu menjaga wibawa dan

kredibilitas, dengan tanpa mengabaikan kemampuan fleksibilitas dan adaptif

dengan kebutuhan peserta didik.25

d. Fungsi Pengendalian Kelas

Mengendalikan kelas bukan merupakan perkara mudah, karena di

dalam kelas terdapat berbagai macam peserta didik yang memiliki

karakteristik yang berbeda. Kegiatan di dalam memonitori, dicatat, dan

kemudian dievaluasi agar dapat dideteksi apa yang kurang serta dapat

direnungkan kira-kira apa yang akan di perbaiki. Pengendalian merupakan

proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan

aktivitas yang direncanakan.26

4. Ruang Lingkup Manajemen Kelas

24
Saudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan, Cet. 1, (Jakarta:Pustaka Setia,2002),h.174
25
Ibid., h.175
26
Ibid., h. 176

15
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah proses

pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element yang

dilakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan belajar mengajar didalam kelas

agar terjadi interaksi edukatif yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam

pelaksanaanya pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan oleh guru. Dalam pengelolaan kelas ini juga terkandung maksud bahwa

kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak dicapai dan efisien

karena tidak menghambur-hamburkan waktu, uang dan sumber daya lainnya.

Secara garis besar ada dua kegiatan dalam manajemen kelas yaitu:

a. Pengaturan peserta didik

Peserta didik adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan

dikelas yang ditempatkan sebagai objek dan arena perkembangan ilmu

pengetahuan dan kesadaran manusia.

Jadi, pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak

sembarang, artinya disini fungsi guru memiliki proporsi yang besar dalam

rangka membimbing, mengarahkan dan memandu segala aktivitas yang

dilakukakan oleh peserta didik. Oleh karena itu pengaturan peserta didik

adalah bagaimana mengatur dan menempatkan peserta didik dalam kelas

sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Peserta

didik diberi kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai

dengan minat dan keinginannya.27

Dalam pengelolaan kelas kegiatan pengaturan peserta didik meliputi:

1) Tingkah laku peserta didik


27
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Op, Cit., h. 108

16
Tingkah laku adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

peserta didik sesuai dengan nilai-nilai norma ataupun nilai yang ada

dalam masyarakat yang sudah ada sebelumnya dalam suatu kelompok

sosial masyarakat.

2) Kedisiplinan peserta didik

Pelaksanaan pengelolaan kelas sangat erat kaitannya dengan

kedisiplinan peserta didik, dalam pengelolaan yang efektif, kedisiplinan

peserta didik akan terwujud dengan adanya aturan-aturan kelas yang

menjadi standar bagi perilaku peserta didik.

3) Minat/ perhatian peserta didik

Minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian

dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek

dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.

4) Gairah belajar peserta didik

Gairah belajar adalah aspek psikologis seseorang yang

menampakan diri dalam beberapa gejala seperti semangat, keinginan

perasaan, suka melakukan proses tingkah laku melalui berbagai

kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman.

5) Dinamika kelompok peserta didik

Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari

dua atau individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas

antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi

yang dialami.

17
b. Pengaturan Fasilitas

Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas

kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik

lingkungan kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa saran dan

prasarana kelas baru dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi,

sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari

permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar

mengajar.28

1) Pengaturan Ventilasi dan Pencahayaan

Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus

cukup besar, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan

udara yang sehat juga masuk ke kelas, dan ventilasi yang baik dan

udara sehat, semua siswa dan guru didalam kelas dapat menghirup

udara yang segar.

2) Pengaturan Kenyamanan

Kenyamanan harus sesuai dengan cuaca, cahaya, ruangan dan

kepadatan kelas.

3) Pengatuan Tempat Duduk

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah

memungkinkan terjadinya tatap muka, dimana dengan demikian guru

sekaligus dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Melalui

pengaturan tempat duduk yang baik dan jumlah siswa yang ideal antara

20-30 orang siswa satu kelas dapat mempengaruhi kelancaran proses


28
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas (Bandung:Alfabeta, 2015), h.5

18
belajar megajar. Susunan fisik yang sesuai dapat meningkatkan

perasaan-perasaan menjadi lebih baik dan membantu mencegah

masalah-masalah dalam pengelolaan kelas.

4) Penempatan Peserta Didik

Penempatan peserta didik atau pembagian kelas yaitu kegiatan

pengelompokan peserta didik yang dilakukan dengan system kelas,

pengelompokan peserta didik biasa dilakukan dengan kesamaan yang

ada pada peserta didik yaitu jenis kelamin atau umur, selain itu juga

pengelompokan berdasarkan perbedaan yang ada pada individu peserta

didik seperti minat, bakat dan kemampuan. 29

5. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas

Dalam buku Strategi Belajar Mengajar, Syaiful Bahri Djamarah dan

Azwan Zain menyebutkan dalam rangka memperkecil masalah atau gangguan

dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat

dipergunakan. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:30

a. Hangat dan antusias

Hangat dan antusias guru diperlukan dalam proses belajar mengajar siswa.

Guru yang hangat dengan anak didik selalu menunjukan antusias pada

tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan

pengelolaan kelas.

b. Tantangan
29
Ibid. Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, h.6
30
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta,2015), h. 185

19
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang

menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga

mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambah

lagi, akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah

belajar siswa.

c. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola

interaksi antara guru dan siswa akan mengurangi munculnya gangguan,

meningkatkan perhatian anak didik. Kevariasian dalam penggunaan apa yang

disebutkan diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang

efektif dan menghindari kejenuhan.

d. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat

mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim

belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah

munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak

mengerjakan tugas dan sebagainya.

e. Penekanan Pada Hal-Hal Positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan

pada hal-hal positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal

negativ. Penekan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang

positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat

mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

20
f. Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah siswa dapat mengembangkan

disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong siswa untuk

melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan

mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggungjawab. Jadi, guru harus

disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala

hal.

6. Implementasi Manajemen Kelas

Manajemen kelas merupakan faktor yang dapat menciptakan dan

mempertahankan suasana serta kondisi kelas yang efektif. Kelas yang efektif

memiliki pengaru besar terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar yang

efektif. Dengan manajemen yang baik, tidak ada waktu yang terbuang percuma

hanya karena suasana kelas yang tidak terkendali. Jika situasi kelas kondusif,

maka siswa dapat belajar dengan maksimal.31

Sebagai manajer guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik

agar senantiasa menyenangkan untuk kegiatan proses pembelajaran dikelas.

Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi juga

mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif dari kalangan

siswa.32 Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dri

lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi

agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.

31
Salman Rusydi, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas( Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 61
32
Ahamd Sabri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 72

21
Manajemen kelas merupakan salah satu keterampilan yang harus

dimiliki guru dalam memahami, mendiagnosis, memutuskan dan kemampuan

bertindak menuju perbaikan suasana kelas yang di namis.33 Maka dari itu

seorang guru memiliki andil yang sangat berperan terhadap keberhasilan

pembelajaran di sekolah.

Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan

mengajar dan kegiatan mengelola kelas. kegiatan mengajar pada hakikatnya

adalah proses mengatur, mengorganisas lingkungan yang ada di sekitar siswa.

Sedangkan kegiatan mengelola kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas,

failitas fisik dan rutinias. Kegiatan mengelola kelas dimaksudkan untuk

menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Oleh sebab itu

pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari wkatu ke

waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hal ini siswa dapat

belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi

persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh

jadi pesaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku,

perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.34

Dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah segala usaha yang

diarahkan dalam mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan

menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai

dengan kemampuannya.
33
Mulyadi, Classroom Management Mewujudkan Suasana Kelas Yang Menyenangkan Bagi
Siswa, (Malang: Aditiya Media, 2009), h. 4
34
Mudasir, Manajemen Kelas, (Riau: Zanafa Publishing, 2011), h. 15

22
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas

Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi

menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor

intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Faktor

ekstren siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan

siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah

siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di

kelas, cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit

jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik. 35

Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu diketahu

faktor-faktor apa yang dapat mendukung dan penghambat pencapaian tujuan

yang diinginkan. Pemahaman mengenai faktor-faktor yang turut

mempengaruhi manajemen kelas kiranya sangat penting untuk diketahui

sebagai bekal kelak dalam menyukseskan pendidikan pada utamanya dan

keberhasilan proses pembelajar khususnya. 36

a. Faktor Kurikulum

Kurikulum kaitanya dengan pengelolaan kelas haruslah dirancang

sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah

dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya yang

diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena

kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampain sejumlah materi

pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektual, akan tetapi juga

35
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka. Cipta, 2006), h.184
36
Mudasir, Manajemen Kelas, (Pekanbaru Riau:Zanafa Publising,2011 ), h. 158

23
memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk

individual dan makhluk sosial maupun sebagai makhluk yang bermoral.37

b. Faktor Gedung dan Sarana Kelas

Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah

sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan

dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan.

Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah. Sedang ruangan atau

gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur

pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum yang

dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian guru dalam pengelolaan kelas

sangat dibutuhkan.38

c. Faktor Guru atau Pengajar

Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan

pengajaran yang bertanggungjawab dalam membantu anak mencapai

kedewasaan masing-masing. Guru bukan hanya berdiri di depan kelas untuk

menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam

keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam

mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi angota masyarakat.

Guru juga harus bisa menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi

pembelajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan

bersungguh-sungguh.39

37
Mudasir, Manajemen Kelas, (Pekanbaru Riau:Zanafa Publising,2011 ), h. 158
38
Ibid, Mudasir, h. 159
39
Mudasir, Manajemen Kelas, (Pekanbaru Riau:Zanafa Publising,2011 ), h. 160

24
d. Faktor Murid

Murid sebagai unsur kelas yang memiliki perasaan kebersamaan

(Sense of kolektive) merupakan kondisi yang penting bagi terciptanya kelas

yang dinamis. Oleh karena itu murid harus memiliki perasaan diterima

(Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam

kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa

tanggungjawab (Sense of respibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan

tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan pengelolaan kelas

sebagai berikut:

1) Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan kelas, guru hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan

agar program atau kegiatannyasejalan dengan kurikulum.

2) Murid diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk

kepentingan kelas.

3) Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah kepercayaan

berupa tanggungjawab mengatur dan disiplin kelas diantara murid.

4) Motivasi agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui

kegiatan rutin, misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain.

5) Kembangkan kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.

6) Susunlah bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah

pengurus kelas yang bekerja selama satu tahun ajaran.

25
7) Doronglah agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan

kelas dan berani mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam

atau d luar kelas.40

e. Faktor Dinamika Kelas

Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus

dipergunakan oleh setiap guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses

kepedidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang

diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui

kreativitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali

atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat,

gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi

kegiatan-kegiatan yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan

berlangsung secara statis, rutin, dan membosankan. yang sangat disyaratkan

dalam pengelolaan kelas yaitu:41

1) Kegiatan administrasi manajemen yang meliputi: perencanaan kelas,

pengorganisasian kelas, pengarahan kelas, koordinasi kelas, komunikasi

kelas dan kontrol kelas.

2) Penataan ruang dan alat pengajara yang meliputi: pengaturan ruang

belajar, Ventilasi dan engaturan cahaya, pengaturan penyimpanan

barang, dan pengaturan alat-alat pengajaran.42

f. Faktor lingkungan

40
Mudasir, Manajemen Kelas, (Pekanbaru Riau:Zanafa Publising,2011 ), h. 162
41
Ibid, Mudasir, h. 164
42
Mudasir, Manajemen Kelas, (Pekanbaru Riau:Zanafa Publising,2011 ), h. 164

26
Tingkah laku peserta didik di dalam kelas merupakan pencerminan

keadaan kelurganya. Sikap otoriter orang tua akan tercermin dari tingkah

laku peserta didik yang agresif dan apatis. Kebiasaan yang kurang baik di

lingkungan keluarga seperti tidak tertib, tidak patuh pada disiplin,

kebebasan yang berlebihan merupakan latar belakang yang menyebabkan

peserta didik melanggar di kelas. Dalam hal lingkungan sekitar, maka yang

dimaksud sendiri adalah masyarakat kelas yang ada di sekitar kelas, yaitu

kelas sebelah yang harus diperhatikan agar selalu kondusif, karena kalau

kelas sebelah ribut , maka akan mengganggu konsentrasi kelas yang

dibimbing oleh seorng guru.43

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

43
Ibid. Mudasir, h. 168

27
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yang berfungsi untuk memberikan gambaran, memaparkan, dan mengurangi

objek yang diteliti. Penelitian kualitatif antara lain bersifat deskripsi, data yang

dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar daripada angka-

angka44

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur

Kab. Flores Timur pada bulan April-Mei 2021.

3. Subjek dan Sumber Data Penelitian

Pada penelitian kualitatif responden atau subjek penelitian disebut

dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data

yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang

dilaksanakan. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah informasi kunci, yaitu

kepala sekolah, guru, dan siswa MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur

Kab. Flores Timur.

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti akan “divalidasi”. Peneliti kualitatif

sebagai hubungan instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

data, analisis data, penafsiran dan membuat kesimpulan atas temuannya.

5. Teknik Pengumpulan Data

44
Sugiyon, Statistika untuk penelitian (Bandung:Alfabeta, 2016)h. 23

28
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperoleh dalam penelitian.

Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.45 Dalam penelitian ini metode yang digunakan berupa

observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung

data penelitian.

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu objek dengan

menggunakan keseluruhan alat indra. Dalam metode observasi ini akan

diterapkan pada saat melakukan penelitian yang berkaitan dengan

manajemen kelas di MTs Tarbiya Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores

Timur. Data yang akan dikumpulkan melalui teknik observasi meliputi:

keadaan lingkungan dan suasana kelas, keterampilan guru dalam mengelola

kelas, dan hubungan yang dibangun guru dan siswa dalam proses belajar

mengajar di kelas MTs Tarbiyah Lamawai.

b. Interview (wawancara)

Wawancara adalah alat pengumpulan informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan

pula. Dalam penelitian ini subjek peneliti guru dan siswa MTs Tarbiyah

Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan panduan pertanyaan

yang terstruktur yaitu dimana wawancara ini digunakan bila peneliti atau
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2020), h.104

29
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data

telah menyiapkan intrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal berupa catatan,

surat kabar, dan lain-lain. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh

data-data dan informasi yang bersifat dokumentatif atau tertulis yaitu berupa

gambaran umum sekolah, letak geografis, visi dan misi sekolah, inventaris

sarana dan prasarana, serta dokumentasi tentang aktivitas dan keadaan kelas

dan juga fasilitas yang ada di sekolah MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor

Timur Kab. Flores Timur.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

kualitatif. Menurut Miles dan Huberman, dalam proses analisis kualitatif

terdapat tiga komponen pokok yang harus diperhatikan yaitu:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dengan melakukan pencatatan secara objektif dan

sesuai dengan apa adanya sebagaimana yang diperoleh di lapangan. Data

yang terutama diperoleh melalui wawancara, observasi, pelacakan dokumen

dilokasi penelitian dari sumber yang dapat dipercaya dicatat dan sistematis.

b. Reduksi data

30
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabdian, transformasi, data mentah atau data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, redaksi dan

berlangsung secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung.

Dengan demikian data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran

penerapan manajemen kelas.

c. Penyajian data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya yang dilakukan adalah

penyajian data. Penyajian data penelitian kualitatif, bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif.

d. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan bagian data

kegiatan konfigurasi yang utuh. Sedangkan verifikasi dimaknai sebgaia

suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau upaya luas untuk

menepatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yan lain, kegiatan

ini penting dilakukan karena makna yang muncul dari data harus diuji

kebenarannya.46

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

46
Arikonto Suharsimi. Metodelogi Penelitian (Bandung,2016), h. 36

31
1. Profil Sekolah/ Madrasah

Nama Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Lamawai


NSS : 121253060002
NPSN : 50310743
Status Sekolah : Swasta
Alamat : Jl. Pasir Putih RT 010 RW 005 Desa Lamawai
Kelurahan : Lamawai
Kecamatan : Solor Timur
Kota/Kabupaten : Flores Timur
No. Telp/HP : 081372313922
Email : mtslamawai@gmail
Tahun Didirikan : 1971
Tahun Beroperasi : 1971
Status Tanah : Milik sendiri

2. Visi dan Misi MTs Tarbiyah Lamawai

a. Visi Madrasah

Terbentuknya insan yang berimtaq dan beriptek serta berakhlakul

karimah.

b. Misi Madrasah

1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran islam sehingga menjadi

sumber prilaku islami.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan imtaq secara intensif.

3) Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya bangsa sehingga

menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

4) Menerapkan manajemen partisipasif melibatkan seluruh warga

madrasah.

c. Tujuan Madrasah

1) Terselenggaranya proses pembelajaran dan bimbingan yang

berkualitas dalam suasana partisipatif, aktif, inovatif, kreatif dan

32
menyenangkan untuk mencapai prestasi secara optimal dan

kompotetif.

2) Berkembangnya bakat, minat, potensi dan prestasi madrasah.

3) Penerpan manajemen madrasah secara profesional, transparan dan

akuntabel.

4) Penciptaan madrasah dalam nuansa islami.

5) Terpelihara dan bertambahnya sarana dan prasarana pendidikan.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang

menunjukan hubungan antara komponen yang satu dengan yang lain,

sehingga jelas tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari masing-

masing komponen tersebut. Dalam sebuah organisasi juga diperlukan

struktur organisasi agar terlihat organisasi struktural, organisasi merupakn

hubungan orang yang memiliki atasan dan bawahan, begitu juga dengan

organisasi madrasah yang bertindak sebagai kepala madrasah dan bawahan

sampai siswa.

MTs Tarbiyah Lamawai merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang ada di Kecamatan Solor Timur yang bernaung pada Kementrian

Agama Kabupaten Flores Timur. Pada dasarnya mata pelajaran yang

diterapkan di MTs Tarbiyah Lamawai sesuai dengan mata pelajaran yang

ada pada Madrasah Tsanawiyah yang lain.

4. Letak Geografis MTs Tarbiyah Lamawai

33
MTs Tarbiyah Lamawai berdiri pada tahun 1971 dengan luas lahan

tanah 1.836 m², dan total luas bangunan 2232m². Lokasi tempat berdirinya

MTs Tarbiyah Lamawai merupakan tempat yang sangat strategis karena

selain berada di dalam desa, juga sangat dekat dengan pesisir pantai

Lamawai dan rumah-rumah warga setempat.

Adapun secara geografis MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur

Kab. Flores Timur, Jalan. Pasir Putih Rt 010 RW 005 Desa Lamawai dengan

batasan-batasan sebagai berikut.;

Batas bagian Utara : Dekat dengan rumah warga


Batas bagian Timur : Dekat dengan kebun warga
Batas bagian Selatan : Dekat dengan laut
Batas bagian Barat : Dekat dengan jalan raya dan rumah

warga
5. Keadaan Guru, dan Siswa

a. Keadaan siswa

Secara garis besar siswa-siswa MTs Tarbiyah Lamawai berasal dari

latar belakang yang beragam baik asal usulnya, kondisi sosial dan budaya

yang berbeda maupun keadaan ekonomi orang tua yang berbeda pula. Rata-

rata siswa baru adalah tamatan SD Lamawai yang kebetulan berada

dilingkungan yang sama dengan MTs Tarbiayh Lamawai namun ada juga

siswa yang berasal dari SD/MI yang lain. Semua siswa baru tamatan SD/MI

disekolah melalui tes masuk dengan mengikuti matrikulasi seperti bahasa

inggris, matematika, membaca Al-Qur`an dengan kurikulum agar pengelola

berupaya meningkatkan mutu siswa yang berasal dari berbagai latar

belakang.

34
Tabel 1. Data siswa dari kelas VII-IX Tahun Pelajaran 2020/2021

Kelas Jumlah siswa

2019/2020 2020/2021
L P Jumlah L P Jumlah
VII 6 12 18 8 14 22

VIII 6 19 25 7 11 18

IX 13 21 34 6 19 25

(Sumber : Dokumen MTs Tarbiyah Lamawai)

b. Keadaan Guru

Guru dan pegawai bertugas dan bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan dalan pengajaran di sekolah sesuai dengan

kurikulum yang berlaku. Guru juga merupakan model utama bagi semua

siswa yang akan di gugu dan ditiru sehingga guru dan pegawai harus

memiliki sikap, tingkah laku, dan lintas yang baik. Begitu juga guru dan

pegawai yang ada di MTs Tarbiyah Lamawai yang senantiasa menjaga

lisan, tingkah laku dan sikap yang baik, dalam menghadapi siswa-siswinya

dan juga terhadap sesama guru, pegawai dan kepala madrasah sebagai

atasannya, dan selalu adanya kerja sama antara guru. Adapun data tenaga

pendidik MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur

sebagai berikut :

Tabel II. Data Guru dan dan Pegawai MTs Tarbiyah Lamawai

No Nama Jabatan/Tugas
1 Mansyur Ola Lusi, S. Ag Kepala Sekolah
2 Akbar Burhan, S. Pd. I WAKA

35
3 Malang Sulaiman, S. Pd Guru Akidah Aqhlak
4 Nasrin Isahq, S. Pd Guru Bahasa Inggris
5 Hamdan Sulaiman, S. Pd Guru kelas VII
6 Syafarizal Hamid, S. Pd Guru Kelas VIII
7 Sahrudin Samsudin, S. Pd Guru Kelas IX
8 Nurlailah Yasin, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
9 Johoriah Abdullah, S. Pd Operator Sekolah
10 Saban Harun, S. Pd Bendahara
11 Muhammad Amin, A. Ma Tata Usaha
(Sumber : Dokumen MTs Tarbiyah Lamawai)

6. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Tabel III. Keadaan Sarana dan Prasarana

No Keadaan Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan


1 Ruang Kelas 3 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
4 Ruang Perpustakaan 1 Baik
5 Ruang UKS 1 Baik
6 Mushollah 1 Baik
7 Toilet Guru 1 Baik
8 Toilet Siswa 1 Baik
9 Kantin 1 Baik
10 Lapangan Olahraga 1 Baik
11 Meja Siswa 87 Baik
12 Kursi Siswa 92 Baik
13 Laptop 4 Baik
14 Computer 1 Baik
15 Printer 1 Baik
16 Kursi Guru 11 Baik
17 Meja Guru 11 Baik
18 Papan Tulis 3 Baik
19 Ruang Laboratorium 1 Baik
20 Ruang Tata Usaha 1 Baik
(Sumber : Dokumen MTs Tarbiyah Lamawai)

Selain itu adapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas MTs Tarbiyah Lamawai antara lain:

36
a. Meja guru dan siswa

b. Kursi guru dan siswa

c. Papan tulis

d. Penghapus

e. Spidol

B. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Manajemen Kelas di MTs Tarbiyayh Lamawai Kec. Solor

Timur Kab. Flores Timur

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan mulai dari bulan April-Mei

2021 dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi baik

secara langsung maupun tidak langsung, maka dapat peneliti paparkan beberapa

data dari responden yang berkaitan dengan judul yaitu “Implementasi Manajemen

Kelas di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur.

Implementasi Manajemen kelas di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor

Timur Kab. Flores Timur meliputi tujuan pengajaran, pengaturan waktu,

pengaturan fasilitas, pengelompokan siswa dalam belajar.

Pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan dan memelihara

kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam

proses belajar mengajar. Pengelolaan merupakan sebuah kegiatan dan

pelaksanaannya disebut mengelola. Orang yang melakukannya adalah penglola,

yaitu individu yang menangani tugas-tugas yang bersifat manajerial,

37
mengkoordinasikan kegiatan yang dilakukan dan memanfaatkan usaha-usaha

kelompok secara efektif.

Pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan dan memelihara

konidisi belajar yang otpimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam

proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar di kelas, hal yang sangat

penting untuk dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan dan

menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Kelas sebagai komunitas

sekolah terkecil dapat mempengaruhi interaksi siswa dan kegiatan pembelajaran

yang pada gilirannya dapat berpengaruh terhadap suasana kelas dan prestasi

belajar siswa. Suasana kelas yang kondusif akan mampu mengantarkan pada

prestasi akademik dan non akademik siswa, maupun kelasnya secara keseluruhan.

Terkait dengan usaha yang dilakukan dalam pelaksanaan manajemen kelas

di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur mendapat

dukungan langsung dari Kepala sekolah. Dalam wawancaranya sebagai berikut;

“Saya senantiasa mengimbau para guru untuk meningkatkan ketertiban dan


kondisi belajar yang kondusif dalam meningkatkan kualitas peserta
didiknya. Dalam kesempatan rapat mengenai pembelajaran ataupun upacara
beliau tidak bosan dalam mengingatkan kepada para guru untuk
menciptakan pembelajaran sebaik mungkin.”47
Salah satu faktor utama keberhasilan manajemen kelas juga dilihat dari

bagaimana seorang guru mengola kelasnya ketika proses pembelajaran

berlangsung. Hal ini juga disampaikan oleh bapak wali kelas VIII MTs Tarbiyah

Lamawai. Ketika diwawancarai beliau mengatakan;

“Jadi menurut saya pribadi pengelolaan kelas sangatlah penting bagi guru,
karena faktor penentu dari keberhasilan belajar salah satunya adalah cara
bagaimana guru itu sendiri pintar dalam mengelolah kelas. Dan saya

47
Kepala Sekolah, Wawancara,MTs Tarbiyah Lamawai, 23 April 2021

38
biasanya terlebih dahulu melihat kondisi kelas sebelum pembelajaran di
mulai apakah sudah kondusif atau belum.”48

a. Pengaturan peserta didik

1) Pengendalian tingkah laku

Perilaku peserta didik yang bersifat positif dapat menciptakan

kondisi kelas yang kondusif. Sebaliknya perilaku peserta didik yang

bersifat negatif dapat memunculkan berbagai gangguan dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas yang tidak menutup

kemungkinan dapat menggagalkan kegiatan belajar mengajar. Untuk itu

guru sebagai manajer kelas dituntut untuk bisa meredam atau

meminimalisasi bahkan menghilangkan perilaku yang negativ tersebut.

Dari hasil wawancara dengan bapak wali kelas VIII MTs Tarbiyah

Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur dalam pernyataannya

bahwa;

“Salah satu cara yang dapat saya lakukan dalam pengendalian


tingkah laku siswa adalah dengan cara membangkitkan motivasi
belajar untuk pembentukan karakter peserta didik anatara lain
mengushakan agar proses belajar mengajar berjalan dengan
menarik, menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan
memberikan tugas sesuai dengan keadaan peserta didik.49

Hal ini sesuai dengaan hasil observasi peneliti ketika berada di

lapangan. Untuk mengendalikan tingkah laku peserta didik guru

melakukan dengan cara membangkitkan motivasi, mengajarkan

membuat catatan hal ini memudahkan siswa untuk mempelajari dan

48
Guru wali kelas VIII, wawancara, MTs Tarbiyah Lamawai, 18 Mei 2021.
49
Guru wali kelas VIII, Wawancara, MTs Tarbiyah Lamawai, 18Mei 2021

39
mengulangi suatu materi , memberikan tugas, membagai kelompok

dalam belajar.

2) Pengaturan Kedisiplinan

Hasil wawancara tentang pengaturan kedisiplinan wajib memakai

seragam sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan kehadiran siswa,

dapat dilihat dari pernyataan bapak wali kelas VIII MTs Tarbiyah

Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur sebagai berikut;

“Disiplin belajar merupakan suatu proses dan latihan belajar yang


bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik. Bagi sekolah dengan adanya peratauran pemakaian baju
seragam sekolah, peserta didik dididik untuk selalu tertib.
Pentingnya kedisiplinan dalam kehadiran akan berdampak pada
proses pembelajaran, jika peserta didik sering tidak masuk sekolah
maka akan menimbulkan kurangnya pengetahuan yang didapat.
Namun untuk kedisiplinan kelas VIII MTs Tarbiyah Lamawai Kec.
Solor Timur Kab. Flores Timur belum dikatakan baik, masi ada
siswa yang melanggar aturan dan ketentuan yang ada di kelas
seperti, masuk kelas tidak tepat waktu, siswa laki-laki sering
mengelurkan baju ketika jam istirhat, bolos sekolah, dan sering
kelur masuk ke kamar mandi ketika jam pembelajaran
berlangsung.”

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil observasi peneliti ketika di

tempat lokasi penelitian. Berdasarkan observasi untuk kedisiplinan di

kelas VIII MTs Tarbiyah Lamawai memang belum dikatakan baik,

karena dilihat dari tingkah laku siswa dalam kelas maupun di luar kelas

masi melanggar tata tertib dan atauran yang dibuat oleh sekolah.

3) Pengaturan minat/perhatian

Hasil wawancara dengan bapak wali kelas VIII MTs Tarbiyah

Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur sebagai berikut;

40
“Dalam hal menarik minat/perhatian di kelas saya selaku wali kelas
VIII selalu menerapkan di awal pertemuan dan disaat suasana
mulai tak terkendali, usaha yang dilkukan adalah dengan bercerita
yang berhubungan dengan pelajaran untk memfokuskan perhatian
peserta didik. Dengan demikian juga saat awal pertemuan saya
selalu bercerita yang menghangatkan suasana tentunya berhubu
ngan dengan materi yang akan dipelajari.”

Pernyataan diatas sesuai dengaan hasil observasi peneliti ketika berada

dilapangan. Untuk memulai pembelajaran guru menceritakan hal-hal yang

berkaitan dengan topik pembelajaran, guru menyampaikan materi

pembelajaran dengan berdiri dan berjalan di dalam kelas, guru meminta

siswa untuk mengulangi apa yang dipaparkan dengan bahsa mereka sendiri,

guru memberikan kuis di akhir pembelajaran.

4) Pengaturan gairah belajar

Hasil wawancara dengan bapak wali kelas VIII MTs Tarbiyah

Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur;

“Untuk meningkatkan gairah belajar siswa, guru harus mengajar


dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dan kreatif,
memberikan hadia (reward) bagi peserta didik yang memiliki
prestasi belajar, sekaligus memotivasi siswa lain untuk berprestasi,
serta memberikan nilai yang objektif sesuai pemberian tugas.”

Hal ini senada dengan hasil wawancara siswa kelas VIII MTs

Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur sebagai

berikut;

“Kami semangat belajarnya kalau dari gurunya enak dan


menyenangkan dalam mengajar. Dan untuk mata pelajaranya
bapak Syafarizal kami senang belajarnya karena beliau suka
sekali mengajar dengan bercerita yang berhubungan tentang
materi hari itu. Selain dari cara guru dalam mengajar yang
membuat kami senang, tetapi karena beliau sering memberikan
hadia (reward) bagi siswa yang berprestasi di kelas, dan tidak
hanya bagi siswa yang berprestasi saja bagi yang bisa menjawab

41
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan beliau akan kasih hadiah
berupa alat tulis, makanan atau uang.”

Hal ini sesuai dengan hasil observasi peneliti, guru memberikan

motivasi untutk meningkatkan gairah belajar siswa dengan cara

memberika hadia (reward) kepada siswa yang aktif dan bisa menjawab

pertanyaan dari guru dalam belajar.

5) Pengaturan dinamika kelompok

Hasil wawancara dengan guru wali kelas VIII, beliau mengatakan;

“Dengan adanya pengelompokan siswa dalam belajar, peserta


didik tidak selalu bergantung dengan guru, dengan itu dapat
melatih kemampuan komunikasi dengan cara mengembangkan
kemampuan menggunakan ide atau gagasan, membantu siswa
untuk peduli dengan orang lain, dan dapat meningkatkan prestasi
akademik siswa serta meningkatkan motivasi dan rangsangan untuk
berfikir. Adapun dalam pembentukan kelompok dapat diatur oleh
guru atau usulan dari siswa.”50

Melalui metode hasil observasi kegiatan yang dilakukan bapak wali

kelas VIII MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores

Timur terkait dengan pembagian kelompok saat diskusi atau tugas

rumah yaitu dengan membagi sesuai dengan tempat duduk, terkadang

langsung membagi secara acak dan juga sesuai keinginan siswa untuk

memilih kelompoknya masing-masing.

b. Pengaturan Fasilitas

1) Pengaturan Ventilasi dan pencahayaan

Hasil wawancara dengan bapak Waka sarana dan prasarana, beliau

mengatakan bahwa;

50
Syafarizal, Guru kelas VIII, wawancara, MTs Tarbiyah Lamawai

42
”Pihak sekolah sudah memenuhi fasilitas-fasilitas penunjang proses
belajar mengajar, seperti buku, LCD, komputer, alat peraga dan
lain-lain. Hanya saja memang ada beberapa yang tidak lengkap dan
kurang, seperti buku, LCD. Jumlah pengguna dan barang yang ada
tidak sesuai atau dikatakan lebih sedikit, alat medianya sehingga
masi ada yang kurang. Dan untuk pengaturan ventilasi,
pencahayaan memang sudah diatur sejak pembangunan sekolah.”51

Hal ini di perkuatkan lagi oleh bapak guru wali kelas VIII, sebagai

berikut;

”Suhu ventilasi dan penerangan adalah aset penting untuk


terciptanya suasana belajar mengajar yang nyaman. Oleh karena
itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa dan ventilasi
sudah diatur sejak pembangunan sekolah hanya saja kita harus
membersikan ventilasi setiap minggu agar udara yang masuk terasa
segar tidak ada debu.52

Hal ini berdasarkan hasil observasi dilapangan, dimana dalam

pengaturan ventilasi, pencahayaan sudah di atur sejak pembangunan

sekolah, siswa melakukan pembersihan ventilasi dua kali seminggu agar

udara yang masuk terasa segar tidak berdebuh. Pengaturan ventilasi

cukup bagus untuk udara atau angin yang masuk. Untuk pencahayaan

guru menyalakan lampu apabila kelas terasa kurang terang saat

pembelajaran berlangsung sehingga tidak mengganggu pengelihatan.

2) Pengaturan kenyamanan

Berikut hasil wawancara dengan Bayu nugroho siswa kelas VIII

MTs Tarbiyah Lamawai;

“Kami sebelum memulai pelajaran terlebih dauhulu membersihkan


kelas setiap hari secara bergantian sesuai jadwal piket yang sudah
ditentukan secara bersama, supaya kelas terlihat bersih dan kitapun
merasa nyaman untuk belajar.”

51
Hamdan Sulaiman, Waka sarana dan prasarana, wawancara, MTs Tarbiyah Lamawai
52
Syafarizal, Guru kelas VIII, wawancara, MTs Tarbiyah Lamawai, 18 Mei 2021.

43
Hal ini dijelaskan kembali oleh bapak wali kelas VIII MTs

Tarbiyah Lamawai sebagai berikut;

“Pengaturan kenyamanan harus dilakukan karena jika kelas sudah


nyaman maka siswa akan mengikuti proses belajar mengajar
dengan nyaman pula. Membangun suasana belajar yang nayaman
dengan cara mendesain kondisi ruang belajar semenarik mungkin
sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar di ruang kelas.”

Melalui metode observasi kegiatan yang dilakukan di MTs

Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur terkait dengan

pengaturan kenyamanan adalah dimana dapat dilihat dari kelas yang

bersih, rapi dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak

mengganggu pandangan siswa, siswa secara leluasa dapat memandang

guru dan sebaliknya guru dapat memandang semua siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

3) Pengaturan tempat duduk

Pengaturan tempat duduk sangatlah penting dalam berlangsung

proses belajar mengajar. Dengan pengaturan tempat duduk yang baik

diharapkan dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif, dan juga

menyenangkan bagi peserta didik. Pengaturan tempat duduk yang

terpenting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, agar guru

dapat mengontrol tingkah laku peserta didik saat proses belajar

mengajar sedang berlangsung, karena pengaturan tempat duduk ini

dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.

Hasil wawancara dengan guru wali kelas VIII MTs Tarbiyah

Lamawai, beliau menyatakan;

44
“Apabila peserta didik sudah tidak merasa nyaman ataupun
mereka sudah tidak bersemangat dalam kegiatan belajar, oleh
karenanya diperlukan pengaturan pada tempat duduk yang dapat
membantu peserta didik semangat lagi dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Dengan formasi tempat duduk berkelompok, atau
posisi duduk setengah lingkaran, atau posisi duduk berjejer
kebelakang menghadap kedepan sesuai dengan metode yang
digunakan.53

Hasil wawancara dengan Bayu Nugraha siswa kelas VIII

mengatakan;

”Untuk kelas VIII bapak Syafarizal mengatur posisi tempat duduk


kami dengan berjejer kebelakang, tapi terkadang juga bapak
menggantinya dengan konsep lain. Tergantung bagaimana keadaan
kami di kelas juga kak”.54

Hal ini senada dengan ungkapan Faisal Iskandar siswa kelas VII

dalam wawancaranya mengatakan;

“Untuk kelasVII bapak Syafarizal mengatur tempat duduk kami


dengan duduk berkelompok. Kami dibagi ke dalam beberapa
kelompok, tiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Saya juga kurang
tauh kenapa bapak mengatur posisi tempat duduk seperti itu
sementara kelas lain yang yang bapak ajar posisi duduknya berbeda
dengan kelas kami.”

Hasil observasi menunjukan bahwa dalam implementasinya, bapak

wali kelas menerapkan konsep posisi tempat duduk yang berbeda-beda

disetiap kelas yang beliau ajar. Hal ini tergantung bagaimana suasana

dan kondi sisiswa kelas yang diajar. Untuk kelas VIII pengaturan

tempat duduk berjejer kebelakang hadap kedepan.

2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Manajemen Kelas di MTs Tarbiyah

Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur

53
Guru wali kelas VIII, wawancara, MTs Tarbiyah Lamawai, 18 Mei 2021.
54
Bayu, siswa kelas VIII, wawancara, MTs Tarbiyah Lamawai.

45
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh data bahwa faktor

yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas yaitu;

a. Faktor siswa

Yaitu kurangnya kesadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan

haknya sebagai seorang siswa di dalam kelas. Dimana masih ada siswa yang

bermain-main pada saat pelajaran berlangsung. Selain itu juga siswa kurang

perhatian terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di dalam kelasnya. Banyak

fasilitas yang rusak gara-gara siswa sendiri.

b. Faktor Fasilitas

Dimana tidak meratanya fasilitas di setiap kelas masi menjadi kendala

atau faktor penghambat dalam proses belajar mengajar di MTs Tarbiyah

Lamawai kec. Solor Timur Kab. Flores Timur.

C. Pembahasan Hasil Penelitian Manajemen Kelas di MTs Tarbiyah Lamawai

Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur

Pada bagian ini penulis melakukan pengolahan data yang kemudian

dianalisis dan terakhir diambil kesimpulan data tentang Implementasi Manajemen

Kelas di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur. Dari hasil

lapangan penulis menganalisis data sebagai berikut:

Manajemen kelas adalah rentetan kegiatan guru dalam menumbuhkan dan

mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Oleh karenanya, sebagai tenaga

profesional selalu adanya tuntutan untuk selalu meningkatkan kompotensinya.

Menurut Mulyadi manajemen kelas merupakan salah satu keterampilan yang

harus dimiliki guru dalam memahami, mediagnosis, memutuskan dan kemampuan

46
bertindak menuju perbaikan suasana kelas yang dinamis. Dapat disimpulkan

bahwa manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru dalam

mempertahankan dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif untuk

mencapai tujuan pembalajaran.

MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur termasuk

salah satu Madrasah Tsanawiyah di Kecamatan Solor Timur yang masih

membutuhkan peningkatan pembelajaran khususnya dalam bentuk manajemen

kelas. Dalam penerapan manajemen kelas secara garis besar ada dua kegiatan

yaitu pengaturan peserta didik dan pengaturan fasilitas.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang di peroleh peneliti dalam

kegiatan pengaturan peserta didik di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur

Kab. Flores Timur sudah diterapkan mulai dari pengaturan tingkah laku,

kedisiplinan, minat, gairah belajar serta dinamika kelompok.

Untuk pengaturan tingkah laku yang ada di MTs Tarbiyah Lamawai sesuai

hasil wawancara dan observasi sudah dikatakan baik. Dimana guru

mengendalikan tingkah laku siswa dengan cara mendorong dan membangkitkan

motivasi belajar untuk membentuk karakter siswa. Hal ini sesuai dengan teori

Behavioristik yang diungkapkan oleh Gage dan Berliner menyatakan bahwa

sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku (kebiasaan atau proses

befikir) seseorang sebagai hasil proses belajar dari pengalaman itu sendiri.

Seorang guru perlu melakukan beberapa proses, seperti memberikan dorongan

supaya muridnya dapat merasakan rasa ingin tahu, melakukan stimulus guna

47
memperoleh respons siwa, dan melakukan penguatan (reinforcement)

pengulangan stimulus dalam bentuk berbeda.

Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi tentang kedisiplinan sangat

bertolak belakang dengan pernyataan dilapangan. Hal ini dibuktikan ketika

kegiatan pembelajaran berlangsung masi ada siswa sibuk sendiri, siswa datang

terlambat ketika pelajaran sudah dimulai oleh guru dan siswa sering bolos sekolah

tanpa alasan yang jelas. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan kedisiplinan yang

ada di kelas VIII MTs Tarbiyah Lamawai kurang baik. Dikatakan kurang baik

karena menurut teori Sanjaya disiplin belajar adalah hal yang sangat diperlukan

bagi setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan lebih

mudah tercapai.

Berdasarkan hasil wawancara dan obbservasi tentang pengaturan

minat/perhatian kelas VIII di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab.

Flores Timur sudah dilaksanakan yaitu dengan cara menciptakan variasi dalam

mengajar seperti bercerita yang berhubungan dengan materi saat itu sehingga

siswa akan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini

berdasarkan teori (Garner, Ormrod) dimana seseorang yang memiliki minat

terhadap apa yang dipelajari lebih dapat mengingatnya dalam jangka panjang dan

menggunakannya kembali sebagai sebuah dasar untuk pembelajaran di masa yang

akan datang.

Minat adalah bentuk dari motivasi intrinsik. Pengaruh positif minat akan

membuat seseorang tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenangan,

kegembiraan dan kesukaan (Hidi dan Derson, Ormrod). Dapat disimpulkan bahwa

48
minat merupakan dorongan motivasi dalam diri sesorang atau faktor yang

menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, sehingga menyebabkan

dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan

mendatangkan kepuasan diri.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tentang pengaturan gairah

belajar kelas VIII di MTs Tarbiyah Lamawai sudah diterapkan dengan baik.

Dimana guru menciptakan gairah belajar dengan cara yang komunikatif dan

kreatif dalam mengajar, memberikan hadia (reward) kepada siswa yang

berpresatsi dan siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru. Kreativitas guru

dalam mengajar akan membuat siswa semakin bersemangat dalam mengikuti

proses belajar mengajar di dalam kelas. Dengan adanya kreativitas guru tersebut

siswa tidak akan bosan atau jenuh selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal

ini berdasarkan teori Mahfudh Shalahudin mengemukakan bahwa gairah belajar

adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu gairah

belajar sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu

pekerjaan, atau dengan kata lain gairah belajar dapat menjadi sebab dari suatu

kegiatan.

Untuk pengaturan dinamika kelompok siswa dalam belajar di kelas VIII

MTs Tarbiyah Lamawai sudah dilaksanakan dengan baik hal ini berdasarkan hasil

observasi dan wawancara dengan guru wali kelas VIII MTs Tarbiyah Lamawai

Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur beliau mengatakan bahwa dalam proses

pembelajaran sering mengelompokan siswa dalam belajar, agar siswa tidak

bergantung kepada guru, hal ini juga dapat melatih kemampuan komunikasi

49
dengan cara mengembangkan kemampuan menggunakan ide atau gagasan,

membantu siswa untuk respek kepada temannya, dan dapat meningkatkan prestasi

akademik siswa, serta meningkatkan motivasi dan rangsangan untuk berfikir. Hal

ini berdasarkan teori Zatman mengatakan bahwa dinamika kelompok adalah

kekuatan-kekutan yang berlangsung dalam kelompok, kekuatan tersebut bertujuan

untuk memberikan arah perilaku kelompok. Slamet santosa mengartikan dinamika

kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang

mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan

anggota yang lain.

Di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur

pelaksanaan pengelolaan kelas tidak hanya sebatas pengaturan peserta didik.

Namun pengaturan fasilitas juga diterapkan dalam pengelolaan kelas di MTs

Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang di peroleh peneliti dalam

kegiatan pengaturan fasilitas di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab.

Flores Timur sudah diterapkan namun belum semaksimal mungkin, seperti masih

kekurangan LCD, sound spiker, ACC dan lemari kelas dalam menunjang proses

pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan waka kesiswaan MTs

Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur, untuk pengaturan

ruangan (fasilitas) guru telah menata lingkungan fisik seperti:

a. Visibility (keleluasan pandangan)

50
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang dala kelas

agar tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa

memandang guru. Begitu pula guru dapat memandang semua siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

b. Accesibility (mudah dicapai)

Penataan ruang dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil

barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu

jarak antar tempat duduk cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa

dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang

sedang bekerja.

c. Fleksibilitas (keluwesan)

Barang-barang didalam kelas mudah ditata dan dipindahkan

disesuaikan, dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk

yang perlu diubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi,

dan kerja kelompok.

d. Kenyaman

Kenyamanan disini dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan

kepadatan kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VIII

MTs Tarbiyah Lamawai sebelum memulai pembelajaran terlebih

dahulu semua siswa membersihkan kelas setiap hari secara bergantian

sesuai jadwal piket yang sudah ditentukan secara bersama. Dari

pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa untuk pengaturan ruang kelas

di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur sudah

51
baik dilakukan sebagaimana kelas yang terlihat bersih, rapi serta

penataan ruangan yang enak dipandang mata. Hal ini berdasarkan teori

Carolyn dan Edmund ada empat kunci bagi guru untuk melakukan

pengaturan ruang kelas yang baik yaitu; Jadikanlah wilaya sirkulasi dan

mobilitas siswa tinggi dan bebas dari kemacetan, Pastikan setiap siswa

dapat dipantau dengan mudah oleh guru, Menjaga agar instrumen

pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswan mudah

diakses dan pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat

presentasi dan tampil seisi kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti temukan faktor

penghambat dalam manajemen kelas yaitu dari siswa itu sendiri. Kurangnya

kesadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai seorang siswa

di dalam kelas, masih ada siswa yang bermain-main pada saat pelajaran

berlangsung. Selain itu juga siswa kurang perhatian terhadap fasilitas-fasilitas

yang ada di dalam kelasnya. Banyak fasilitas yang rusak gara-gara siswa. Selain

itu juga tidak meratanya fasilitas di setiap kelas masi menjadi kendala atau faktor

penghambat manajemen kelas di MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur Kab.

Flores Timur. Berdasarkan teori Nawawi ada beberapa faktor penghambat

pelaksanaan manajemen kelas yaitu pertama faktor guru. Guru sebagai seorang

pendidik, tentunya ia juga mempunyai banyak kekurangan. Kekurangan-

kekurangan itu bisa menjadi penyebab terhambatnya kreativitas pada diri guru

tesebut. Faktor penghambat yang kedua yaitu peserta didik, peserta didik dalam

kelas dapat dianggap sebagai seorang individu dalam suatu masyarakat kecil yaitu

52
kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya sebagai bagian dari satu

kesatuan masyarakat disamping mereka juga harus tahu akan kewajibannya dan

keharusan menghormati hak-hak orang lain dan teman-teman kelasnya. Faktor

penghambat ketiga adalah keluarga, tingkah laku peserta didik di dalam kelas

merupakan pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan

tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif dan apatis. Faktor

penghambat yang terakhir yaitu fasilitas, fasilitas yang ada merupakan faktor

penting upaya guru memaksimalkan programnya, fasilitas yang kurang lengkap

akan menjadi kendala yang berarti bagi seorang guru dalam beraktivitas. Kendala

tersebut ialah jumlah peserta didik di dalam kelas yang sangat banyak, besar atau

kecilnya suatu ruangan kelas yang tidak sebanding dengan jumlah siswa dan

keterbatasan alat penunjang mata pelajaran.

53
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisi data dan hasil temuan di MTs Tarbiyah Lamawai Kec.

Solor Timur Kab. Flores Timur dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi manajemen kelas di MTs Tarbiyah Lamawai

berdasarakan indikator manajemen kelas meliputi: pengaturan peserta

didik, pengaturan fasilitas. Dalam pengaturan peserta didik meliputi:

tingkah laku, kedisiplinan, minat/perhatian, gairah belajar dan dinamika

kelompok. Sedangkan pengaturan fasilitas meliputi: ventilasi,

pencahayaan, kenyamanan, letak duduk dan penempatan peserta didik.

2. Faktor penghambat manajmen kelas dalam proses pembelajaran adalah:

pertama, faktor siswa yaitu ditandai dengan masi adanya siswa yang

bermain-main selama pelajaran berlangsung dan kurangnya perhatian

siswa dalam hal merawat fasilitas-fasilitas yang ada dalam kelasnya.

54
Kedua, faktor fasilitas yaitu kurangnya jumlah media dan sumber

belajar, seperti LCD, buku, dan alat peraga.

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan Skripsi ini, dengan mendasarkan pada

penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang

mungkin dapat menjadi bahan masukan, antara lain sebagai berikut:

1. Kepada guru MTs Tarbiyah Lamawai yang telah menjalankan tugas

sebagai manajemen kelas dalam proses pembelajaran, namun belum

sepenuhnya berhasil untuk itu pihak sekolah perlu meningkatkan

kerjasama yang baik dengan orang tua peserta didik.

2. Kepada peserta didik di MTs Tarbiyah, penulis sarankan bahwa untuk

mencapai suatu prestasi yang baik seperti yang kita harapkan maka

diperlukan usaha belajar yang optimal, karena dengan adanya usaha

yang demikian maka tujuan yang kita harapkan akan tercapai.

3. Peneliti yang masi mempunyai banyak kekurangan dalam menggali dan

mengeksplor tentang Implementasi Manajemen Kelas, oleh karena itu

peneliti berharap bagi peneliti yang akan datang lebih mengembangkan

lagi dalam fakta tentang Implementasi Manajemen Kelas.

55
DAFTAR PUSTAKA

Ahamd Sabri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 72

Daryanto & Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah,

(Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 10.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung

:Diponegoro,2014),h.203

Djamarah, S.B., Drs. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineca

Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

Rineka Cipta,2006), h. 177

Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011) h. 3

Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas (Bandung:Alfabeta,

2015), h.5

56
George R. Terry, Asas-asas Manajemen (Winardi. Terjemahan ), (Bandung: PT.

Alumni,2012 ), h. 4.

Husain Usman, Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Diva

Pres, 2011), h.25

Kompri, Manajemen Pendidikan 1 (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 2-3

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi

Aksara,2007), h. 11

Mona Zahara, “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran Di

SMP AL-Azhar 3WAY Halim Bandar Lampung” dalam skripsi http://repository.

radenintan.ac.id/975/ diakses 17 Maret 2021

Mudasir, Manajemen Kelas, ( Pekanbaru Riau: Zanafa Publising, 2011), h 29

Mulyadi, Classroom Management Mewujudkan Suasana Kelas Yang

Menyenangkan Bagi Siswa, (Malang: Aditiya Media, 2009), h. 4

Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan

Kelas Yang Kondusif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 61

Salman Rusydi, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas( Yogyakarta: Diva Press,

2011), h. 25

Saudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Cet., (Jakarta:Pustaka Setia,2002),h. 173

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

Rineka Cipta,2006), h. 177

Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,

(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 49

57
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2020), h.104

Sugiyono. Statistika untuk penelitian (Bandung:Alfabeta, 2016)h. 23

Sulistyirini, Manajemen Pendidikan Islam (Konsep Strategi dan Aplikasi),

(Yogyakarta: Teras, 2009 ), h. 9.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Op, Cit.,

h. 108

UU R. I No 20 Th. 2003 Tentang Sisdiknas & PPR.I. Th. 2010 Tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2011), h. 2

58
LAMPIRAN

59
Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Wawancara dengan Kepala Madrasah

1. Apakah bapak sering melakukan kunjungan kelas?

2. Apakah guru membuat perencanaan dan persiapan dalam mengajar?

3. Apakah bapak memantau guru dalam melaksanakan penilaian dan

evaluasi?

4. Apkah guru telah melaksanakan manajemen kelas dalam proses

pembelajaran?

5. Apakah sekolah menyediakan sarana dan prasarana dengan baik?

60
Wawancara dengan Waka Kesiswaan

1. Bagaimana prosedur penerimaan peserta didik baru?

2. Seperti apa pengaturan penempatan peserta didik?

3. Bagaimana kegiatan ektrakurikuler yang ada di MTs Tarbiyah

Lamawai?

4. Apa saja kendala dalam pengaturan peserta didik?

5. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pengaturan peserta

didik?

61
Wawancara dengan Wakil Kepala bidang Sarana dan Prasarana

1. Fasiltas apa saja yang ada di setiap kelas?

2. Bagaimana cara pengelolaan fasilitas seperti ventilasi, pencahayaan dan

lainnya?

3. Apakah ada faktor pendukung dan penghambat dalam pengaturan

fasilitas di dalam kelas?

4. Siapa saja yang terlibat dalam mengola fasilitas sekolah maupun kelas?

5. Apakah fasilitas yanag ada di dalam kelas sudah memenuhi aturan yang

ditetapkan?

6. Bagaimana pihak waka sarana memelihara fasilitas yang telah ada ?

62
Wawancara dengan Guru Kelas VIII

1. Apa yang dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung?

2. Bagaimana mengelola kegiatan sebelum proses pembelajaran

berlangsung?

3. Bagaimana proses kegiatan pembelajaran di kelas yang bapak ampuh?

4. Apakah kegiatan pembelajaran menggunakan fasilitas seperti alat atau

media? Jika iya media apa yang dipergunakan untuk menunjang proses

pembelajaran tersebut?

5. Apakah ketika proses pembelajaran berlangsung sering terjadi masalah

pada peserta didik? (baik masalah individu maupun kelompok)

6. Bagaimana bapak menangani masalah individu atau kelompok tersebut?

7. Bagaimana mengatur keadaan kelas mengenai penempatan duduk pada

peserta didik?

63
8. Bagaimana membangun kerja sama peserta didik dengan peserta didik

lainnya?

9. Bagaimana menerapkan disiplin kelas pada peserta didik?

10. Bagaimana memotivasi peserta didik supaya aktif dalam kelas?

11. Apakah dengan adanya pengelolaan kelas peserta didik dapat belajar

dengan efektif?

12. Solusi apa yang dilakukan ketika kondisi kelas tidak berjalan dengan

efektif?

Wawancara dengan Siswa Kelas VIII

1. Bagaimana kegiatan pembelajaran yang diampuh oleh ibu/bapak guru

ketika berada di dalam kelas, apakah guru menciptakan pembelajaran

yang menyenangkan?

2. Hal apa yang diberikan guru dalam menumbuhkan gairah belajar

peserta didiknya?

3. Seperti apa konsep pengaturan tempat duduk ketika pembelajaran?

4. Solusi apa yang dilakukan oleh guru ketika di dalam kelas terdapat

masalah yang berakibat pada ketidakefektifan pembelajran?

5. Bagaimana cara guru menyelesaikan masalah ketika siswa mengalami

kesulitan dalam belajar?

6. Apkah guru menerapkan kedisiplinan di kelas?

64
7. Apakah guru selalu memberikan penilaian setiap akan memulai

pelajaran (pretest)?

8. Apakah media yang dipergunakan guru menarik perhatian peserta

didik?

9. Apakah guru seing memberikan hadia ketika di dalam kelas siswa aktif

ikut serta dalam pembelajaran?

Dokumentasi Interview dengan Guru dan Kegiatan Proses Belajar Mengajar

Serta Keadaan MTs Tarbiyah Lamawai Kec. Solor Timur

Kab. Flores Timur

65
66
67

Anda mungkin juga menyukai