Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN KELOMPOK 1

“ HAKIKAT PENGELOLAAN KELAS ”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
PENGELOLAAN KELAS
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Aslamiah,M.Pd, Ph.D

Di Susun Oleh :

Nama : Mahmudah Ariani


NIM : 1710125320099
No Absen : 50
Kelas : 6 C PGSD

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU PRA-SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019/2020
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata,
yakni kata pengelolaan dan kata kelas. Untuk mendefenisikan istilah
pengelolaan kelas perlu melacak defenisi kedua kata tersebut. Kata pengelolaan
memiliki makna yang sama dengan management dalam bahasa Inggris,
selanjutnya dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen. Menurut Saiful
Sagala manajemen adalah serangkaian kegiatan pendayagunaan segala sumber
daya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan.[ CITATION Sag10 \l 1033 ]
Menurut Syaiful Bahri Djamarah pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif.
Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang dimaksud
dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku anak yang menyeleweng
perhatian kelas, perhatian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian kerja
siswa, atau penetapan norma kelompok produktif.[ CITATION Dja00 \l 1033 ]
Mulyasa mengemukakan bahwa pengelolaan kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.[ CITATION
Mul07 \l 1033 ]
Sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan
iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan yaitu ruang belajar,
pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan
sebelum masuk materi yang akan dipelajari, dan bina suasana dalam belajar.
[ CITATION Maj12 \l 1033 ]
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas
yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi
tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991)

1
“Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan
dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan”.
Sedangkan menurut Usman (2003) “Pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang
efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan
sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di
dalam kelas. Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima
oleh para ahli pendidikan, yaitu : Pengelolaan kelas didefinisikan sebagai:
a) Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik
yang diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.
b) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal
yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif.
c) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif.
Pengelolaan Kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses
penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana dilakukan kegiatan belajar
mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang
dikemukakan oleh Usman, bahwa "pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar".
[ CITATION Rof09 \l 1033 ]
Sedangkan menurut Wina Sanjaya bahwa pengelolaan kelas adalah :
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal
yang dapat mengganggu suasana pembelajaran . [ CITATION San05 \l 1033 ]
Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh para
ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman yang jelas
bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang
optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara

2
lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan seorang
guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan secara efektif dan efisien. Pandangan mengenai pengelolaan kelas
sebagaimana telah dikemukakan di atas intinya memiliki karakteristik yang
sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk
mewujudkan suatu kondisi proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran di mana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang
secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
Dari beberapa definisi diatas, masing-masing mempunyai asumsi yang
berbeda-beda. Para ahli menggabungkan beberapa dimensi itu menjadi definisi
yang bersifat pluralistik, yaitu bahwa pengelolaan kelas sebagai seperangkat
kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan,
menghubungkan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta
mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar
sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola
tingkah laku peserta didik dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan
mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan
kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung
secara efektif. Inti kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar
mengajar (PBM). Kualitas belajar peserta didik serta para lulusan banyak
ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan PBM tersebut atau dengan kata lain
banyak ditentukan oleh fungsi dan peran guru.
Berdasarkan beberapa definisi di atas bahwa efektivitas pengelolaan kelas
adalah tingkat tercapainya tujuan dari pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas
didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan guru dalam upaya
menciptakan kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai
dengan tujuannya. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan guru dalam

3
menciptakan kondisi kelas adalah melakukan komunikasi dan hubungan
interpersonal antara guru peserta didik secara timbal balik dan efektif, selain
melakukan perencanaan atau persiapan mengajar.
Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai peranan
yang strategis yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang
direncanakan dengan subjek dan objek peserta didik, orang menentukan dan
mengambil keputusan dengan strategi yang akan digunakan dengan berbagai
kegiatan di kelas, dan guru pula yang akan menentukan alternatif solusi untuk
mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul; maka dengan beberapa
pendekatan-pendekatan yang dikemukakan, akan sangat membantu guru dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya.
Guru dalam melakukan tugas mengajar di suatu kelas, perlu
merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang bagaimana yang perlu
dilakukan dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar peserta didik
serta materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas tersebut. Menyusun strategi
untuk mengantisipasi apabila hambatan dan tantangan muncul agar proses
belajar mengajar tetap dapat berjalan dan tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan dapat tercapai. Pengelolaan kelas akan menjadi sederhana untuk
dilakukan apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, dan guru
mengetahui bahwa gaya kepemimpinan situasional akan sangat bermanfaat bagi
guru dalam melakukan tugas mengajarnya.
Dengan demikian pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi
kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat sejauhmana
motif dan motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas, sedangkan dengan
gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan 6 dalam pengelolaan kelas
akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas
tersebut.[ CITATION Rof09 \l 1033 ]

4
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut, pertama, mewujudkan
situasi dan kodisi kelas, baik secara lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin. Kedua, menghilangkan berbagai hambatan
yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran. Ketiga,
menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam kelas.Keempat, membina dan membimbing sesuai
dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
[ CITATION Mud11 \l 1033 ]
Sedangkan menurut Nurhasnawati tujuan pengelolaan kelas yaitu: 1)
Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
tingkah lakunya. 2) Membantu siswa agar mengerti tingkah laku yang sesuai
dengan tata tertib kelas. 3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri
sendiri diri dalam tugas serta tingkah laku sesuai dengan kegiatan kelas.
[ CITATION Nur02 \l 1033 ]
Selanjutnya Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan
kelas adalah agar setiap siswa dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
segera tercapai tujuan pengejaran secara efektif dan efisien. Indikator kelas
yang tertib adalah sebagi berikut:
1) Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti
karena tidak tahu akan tugasnya.
2) Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya
setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya. [ CITATION Ari00 \l 1033 ]
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai

5
dengan kemampuannya dan menghilangkan hambatan yang dapat mengganggu
pembelajaran sehingga dapat tercapainya efektifitas/keberhasilan pembelajaran.
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar
mencapai hasil yang baik.
2) Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisikondisi yang
memungkinkan peserta didik bekerja dan belajar, serta membantu peserta
didik untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada tujuan
pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan
fasilitas bagi bermacam - macam kegiatan belajar peserta didik sehingga subjek
didik terhindar dari permasalahan mengganggu seperti peserta didik
mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan
pertanyaan aneh dan lain sebagainya. [ CITATION Usm02 \l 1033 ]
Menurut Ahmad (1995) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai
berikut:
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
4) Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.

6
Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006)
pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan
kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar peserta
didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas
yang disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja.
Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada peserta
didik.
Tujuan manajemen atau pengelolaan kelas, menurut [ CITATION Mul \l
1033 ] adalah sebagai berikut :
a) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkungan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
mereka semaksimal mungkin.
b) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
c) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta media pembelajaran yang
mendukung dan memungkinka peserta didik belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual mereka dalam kelas.
d) Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya dan sifat-sifat individunya.
Semua komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan yang
baik untuk anak didik maupun guru, sependapat dengan hal tersebut Syaiful
Bahri Djamarah menyatakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah :
a) Untuk anak didik
1) Mendorong anak didik mengembangkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.
2) Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata
tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu
peringatan dan bukan kemarahan.

7
3) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas
dan pada kegiatan yang diadakan.
b) Untuk guru
1) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan
pembukaaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.
2) Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan dalam
memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik.
3) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku
anak didik yang mengganggu.
4) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif dapat digunakan
dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak didik yang
muncul dalam kelas.[ CITATION Dja05 \l 1033 ]

C. Fungsi Pengelolaan Kelas


1) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai
tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan sering juga disebut
jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan
masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan
datang. Meskipun keadaan masa depan yang tepat itu sukar diperkirakan
karena banyak faktor di luar penguasaan manusia yang berpengaruh
terhadap rencana tetapi tanpa perencanaan kita akan menyerahkan keadaan
pada masa yang akan datang itu kepada kebetulan-kebetulan.[ CITATION
Fat13 \l 1033 ].
Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan
atas sejumlah alternatif atau pilihan mengenai sasaran dan cara-cara yang
akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang
dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya,

8
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. [ CITATION
Usm08 \l 1033 ]
Untuk itu, perencanan membutuhkan data dan informasi agar
keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya degan masalah yang dihadapi
pada masa yang akan datang.
Didalam perencanaan yang perlu diperhatikan salah satunya adalah
pengaturan ruang kelas, mengurus dan menata segala sarana belajar yang
terdapat didalam kelas. Mengurus dan menata berbagai sarana belajar
dalam pengaturan ruang kelas meliputi sebagai berikut : [ CITATION
Wiy13 \l 1033 ]
a) Merencanakan sarana belajar yang diperlukan.
b) Mengadakan sarana belajar yang diperlukan.
c) Menata letak sarana belajar yang diharapkan.
d) Merawat sarana belajar yang ada didalam kelas.
Dalam setiap perencanaan, sekurang-kurangnya akan melakukan hal-
hal sebagai berikut:
a) Apa yang akan dicapai.
b) Dengan cara apa akan dicapainya.
c) Alasan-alasan apa yang digunakan untuk menentukan caracara
pencapaian itu.
d) Kapan hal tersebut tercapai.
e) Bagaimana pentahapan cara penyelesaiannya.
f) Siapa yang akan melaksanakannya.
g) Bilamana dan bagaimana akan mengadakan penilaian.
h) Kemungkinan-kemungkinan apa yang kiranya dapat mempengaruhi
pelaksanaan.
i) Bagaimana mengadakan penyesuaian dan perubahan rencana dan
sebagainya.

2) Pengorganisasian (Organizing)

9
Pengorganisasian menurut Handoko adalah penentuan sumber daya
dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, proses
perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat
membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan, penugasan tanggung jawab
tertentu. Ditambahkan pula pengorganisasian adalah pengaturan kerja
bersama sumber daya dan manusia dalam organisasi.
Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya.
Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan
menerapkan tugas dan hubungan wewenang. Malayu S.P. Hasbuan
mendefinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan,
pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orangorang pada setiap
aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relative didelegasikan pada setiap individu yang
akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu
aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnuya kegiatan
kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai
suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem
yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil,
manajemen teknologi, siswa/member, kurikulum, uang metode, fasilitas
dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Pengorganisasian membantu guru dalam melakukan pengawasan
terhadap peserta didiknya. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas, siapa yang mengerjakan, bagimana tugas tersebut
dikelompokkan, bagaimana pesera didik membentuk kelompok belajar, dan
lainlain.

10
3) Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan adalah suatu tindakan yang mengusahakan agar semua
perencanaan dan tujuan bisa tercapai dengan baik seperti apa yang
diharapkan. Jadi, pelaksanaan merupakan suatu upaya yang menggerakkan
orang-orang untuk mau bekerja dengan sendirinya dan dengan kesadaran
yang besar demi mengabulkan cita-cita suatu lembaga.
Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan berjalan dengan baik
jika tidak disertai dengan pelaksanaan. Oleh karena itu, sangat dibtuhkan
sekali bentuk nyata dari kerja keras, kerjasama dan kerja nyata didalamnya.
Pengoptimalan seluruh sumber daya manusia yang ada juga sangat penting,
terutama ditunjukkan untuk mencapai visi, misi dan planning yang telah
diterapkan.
4) Pengawasan (Controling)
Sebagaimana yang dikutip Muhammad Ismail Yusanto, Mockler
mendefinisikan pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk
menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk
mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi
sesungguhnya dengan standar yang telah ditentukan, menentukan apakah
ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut.
Pengawasan adalah proses pengamatan, penentuan standar yang akan
diwujudkan, menilai kinerja pelaksanaan, dan jika diperlukan mengambil
tindakan korektif, sehingga pelaksanaan dapat berjalan semaksimal
mungkin dalam mencapai tujuan. Agar pekerjaan berjalan sesuai yang
diharapkan maka akan dibutuhkan pengontrolan yang optimal, baik itu
dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi dan audit. Pengawasan
merupakan kegiatan untuk mengamati dan mengukur segala kegiatan
dengan membandingkannya dengan perencanaan yang sudah dibuat
sebelumnya. Evaluasi bisa disebut juga sebagai proses pengawasan dan
pengendalian proses belajar mengajar untuk memastikan bahwa jalannya
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi

11
merupakan salah satu komponen yang sangat penting yang harus dilakukan
oleh seorang guru untuk mengetahui keaktifan pembelajaran. Hasil dari
evaluasi bisa dijadikan feed-back bagi guru dalam memperbaiki dan
menyempurnakan pembelajaran di sekolah bisa juga digunakan untuk
bahan pertimbangan dalam perbaikan, penambahan, atau pengembangan ke
arah yang lebih efektif dan efisien.
Sesuai dengan perannya dalam sebuah organisasi, controlling memiliki
beberapa fungsi utama, yaitu:
a. Mencegah terjadinya penyimpangan.
b. Memperbaiki kelemahan dan kesalahan, serta menindak
penyalahgunaan an penyelewengan.
c. Mendinamisasikan organisasi serta kegiatan dalam manajemen.
d. Memperkuat rasa akan taggung jawab tiap individu.
e. Mengambil tindakan korektif jika pelaksanaan menyimpang dari
perencanaan atau standar yang telah ditetapkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2000). Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali Pers.

Djamarah, S. B. (2000). Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (2005). In Guru dan Anak Didik : dalam interaksi edukatif, cet ke 3
(pp. 147-148). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fattah, N. (2013). Landasan Manajemen Pendidikan . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mudasir. (2011). Manajemen Kelas. Zanafa Publishing.

Mulyadi. (n.d.). Classroom Management : Mewujudkan Suasana Kelas Yang


Menyenangkan Bagi Siswa.

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nurhasnawati. (2002). Strategi Pengajaran Micro. Pekanbaru: Suska Press.

Rofiq, A. (2009). Pengelolaan Kelas. Malang.

Sagala, S. (2010). Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

13
Usman, H. (2008). Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Usman, U. M. (2002). Menjadi guru profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wiyani, N. A. (2013). Manajemen Kelas : Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan


Kelas Yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

14

Anda mungkin juga menyukai