Anda di halaman 1dari 30

HAMA PENYAKIT PENTING TANAMAN

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KOPI








OLEH:


TANTI VIRGA SARTIKA 115040201111240



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012





KATA PENGANTAR


Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang saya beri judul ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat penilaian tugas dalam mata kuliah
Hama Penyakit Penting Tanaman. Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa akan
mengerti lebih dalam tentang Hama Penyakit Penting Tanaman. Penulis mengucapkan banyak-
banyak terima kasih kepada ibu dasen selaku dosen mata kuliah Hama Penyakit Penting
Tanaman yang telah membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari Makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meningkatkan kualitas
laporan ini dan kami berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.















Malang, 11 September 2012


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kopi sebagai salah satu komoditi non migas, memiliki pasaran yang cukup mantap di
pasaran dunia, sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi, karena
kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Badan yang lemah dan rasa kantuk
dapat hilang, setelah minum kopi panas. Apalagi orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila
tidak minum kopi rasanya akan capai dan konsentrasi dalam berpikir terasa berkurang.
Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali
pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-
daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Daerah-daerah di
bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan
Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta
Australia disebelah Utara dimana tanahnya sangat tandus. Pada mulanya orang minum kopi
bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan dari cairan daun kopi yang masih segar
atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu dengan air panas. Sudah barang tentu
rasanya tidak seenak kopi bubuk, namun dapat juga menyegarkan badan, sehingga
penggemarnyapun belum begitu meluas. Setelah ditemukan cara memasak kopi bubuk yang
lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang masak kemudian dikeringkan dan dijadikan
bubuk sebagai bahan minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas. Negara pemakai kopi
pertama-tama adalah Arabia (pertengahan abad XV) dan kemudian menyebar luas di negara
Timur Tengah, seperti Kairo pada tahun 1510 dan Konstantinopel (Turki) lebih kurang pada
tahun 1550. Selanjutnya pada tahun 1616 kopi ini mulai masuk Eropa, yakni di Venesia.
Sedangkan di Inggris pemakaian kopi baru pada tahun 1650. Sampai sekarang kita ketahui
bahwa kopi dan teh merupakan dunia yang sangat penting di dunia Barat. Walaupun asal kopi
itu dari negara Afrika, tetapi sedikit sekali penduduk asli yang minum kopi. Di Ethiopia, kopi itu
diminum dengan makanan lemak, selain bijinya daunnya pun dapat disedu dengan air panas.
Nama-nama jenis tanaman kopi sulit ditentukan, karena spesies ditentukan oleh beberapa
pengarang buku dari 25 sampai 100 lebih. Wellman (1961) menyusun daftar sebanyak 64
spesies, tetapi ada yang dianggap hanya sebagai varietas saja. Maka jenis spesies yang tepat
kurang lebih ada 60. Kebanyakan spesies itu terdapat di Afrika Tropis, yaitu sebanyak 33 Spp,
14 Spp di Madagaskar, 3 Spp di Mauritius dan Reunion, 10 Spp di Asia Tenggara.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui nilai ekonomi tanaman kopi
Untuk mengetahu deskripsi singkat hama dan penyakit
Untuk mengetahui bioekologi hama dan penyakit
Untuk mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Tanaman Kopi
( anonymous, 2012)
Klasifikasi Tanaman Kopi
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianacea
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica
Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali
pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-
daerah tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman . mutu tanaman kopi yang
baik sangat tergantung pada jenis bibit yang ditanam, keadaan iklim, tinggi tempat dan lain-
lain. Dan kesemuanya ini dapat mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit. Tanaman
kopi merupakan komoditas ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai
ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi adalah salah satu
komoditas unggulan yang dikembangkan di jawa. Jika potensi ini bisa kita manfaatkan tidaklah
sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Sebelum
diperkenalkan kopi bubuk untuk diminum, pada mulanya orang meminum kopi bukan dari
bijinya. Melainkan, cairan daun kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit
buah yang disedu dengan air panas. Tanaman kopi bukanlah tanaman asli Indonesia,
melainkan jenis tanaman berasal dari benua Afrika. Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat
perhatian pada tahun 1699, karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi
baik. Bibit kopi di Indonesia di datangkan dari Yaman. Untuk bisa tumbuh dengan baik tanam.
Untuk mendapatkan kopi terbaik maka harus memperhatikan syarat-syarat tumbuh tanaman
kopi.
Syarat-syarat tumbuh tanaman kopi seperti berikut ini:
1. Tanah
Sehubung dengan tanah ini yang penting untuk dipelajari terutama:
a. Sifat fisik tanah
pada umumnya tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam,
gembur, subur, banyak mengandung humus dan permeable, atau dengan kata lain
tekstur tanah harus baik.
b. Sifat kimia tanah
Tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak masam dengan pH 5,5-6,5.
Tetapi hasil yang baik sering kali diperoleh pada tanah yang lebih asam, dengan
catatan keadaan fisiknya baik, dengan daun-daun cukup ion Ca
++
untuk fisiologi zat
makanan dengan jumlah makanan tanaman yang cukup
2. Iklim
Faktor iklim besar sekali pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi. Faktor
iklim mencakup:
a. Daerah penyebaran, tinggi tempat, suhu.
Kopi adalah suatu jenis tanaman yang terdapat di daerah tropis dan subtropis yang
membentang disekitar garis equator, dan dapat hidup pada daratan rendah
sampai dataran tinggi hal ini sangat tergantung dari jenis kopi yang ditanam.
b. Curah hujan dalam satu tahun.
Pengaruh curah hujan terhadap tanaman kopi, yang penting bukan banyaknya,
melainkan pemerataan atau pembagian curah hujan tersebut dalam satu tahun.
Batas minimal dalam satu tahun sekitar 1000-200 mm, sedangkan yang optimal
sekitar 1750-2500 mm.
c. Angin
Pohon kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, khususnya musim
kemarau. Karena angin akan mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah
perkebunan.
d. Pengaruh iklim terhadap produksi tanaman.
Iklim besar pengaruhnya terhadap produksivitas tanaman kopi, dimulai sejak
cabang-cabang primer menjelang berbunga. Dan terus berlanjut saat bunga
membuka sampai dengan berlangsungnya penyerbukan, pertumbuhan buah muda
sampai buah menjadi tua dan masak.
2.2 Deskripsi Hama Tanaman Kopi
2.2.1 Nematoda Parasit
(anonymous, 2012)
Klasifikasi
Bangsa : Thylenchida
Suku :Pratylenchida
Anak suku: Prantylenchus
Jenis : Pratylenchus sp.
Deskripsi
Nematoda adalah sejenis cacing bulat yang kedua sisinya simetris dan hampir
semuanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Nematoda memiliki
semua sistem fisiologi seperti pada binatang kelas tinggi, kecuali sistem
pernafasan dan peredaran darah. Pada umumnya nematoda adalah tembus
pandang sehingga dengan menggunakan mikroskop cahaya lampu dari bawah dan
perbesaran sekitar 900-1000 kali. Tubuh nematoda tidak beruas, tidak berwarna
dan ditutupi oleh dinding tubuh ysng berfungsi untuk melindungi diri dari
tekanan.
Bioteknologi
Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan nematoda
endoparasit yang berpindah-pindah. Daur hidup P.coffeae sekitar 45 hari
sedangkan untuk R. Similis sekitar satu bulan.
P.coffeae berkembang biak cepat sekali. Bila keadaan menguntungkan,
seekor betina mampu bertelur 50-60 butir. Setelah 15-17 hari kemudian mereka
menetas menjadi larva, dan menjadi dewasa dalam waktu 15-16 hari. Selanjutnya
15 hari lagi yang betina sudah mulai bertelur.
R.similis yang betina masuk ke dalam sel-sel tanaman terlebih ddahulu untuk
bertelur, sedang masuknya lewat bulu-bu;u akar. Sel-sel yang diserang dalam
waktu yang singkat akan mati. Selanjutnya tanaman itu diserang bakteri dan
cendawan yang dapat membusuk akar.
Gejala Kerusakan
Akar kopi berwarna kekuning-kuningan, kemudian kehitam-hitaman, dan
keungu-unguan serta membusuk.
Gejala-gejala diatas tanah baru tampak setelah ada serangan akar yang
berat.
Pertumbuhan terlambat, daun menguning dan rontok, lebih-lebih yang
tampak pada musim kering dan musim panen. Hal ini terjadi karena tidak
adanya perakaran baru
Dikebun, serangan sering nampak menyeluruh, sering hanya beberapa
tempat yang terbatas karena bibit terkena infeksi
Pucuk pohon tidak berdaun, sehingga disebut Leher Burung Elang
Kisaran Inang
Nilam, pisang, bawang merah, padi
Pengendalian
Di pembibitan
Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan fumigasi
nedia bibit menggunakan fumigasi pra tanam, misalnya Dazomet
(Basamid G) dan Natrium-metam (Vapam L). Sedangkan untuk
nematisida sistemik dan kontrak antara lain: Karbofuran (Curaterr
3G), Oksamil (Vydate 100 AS), Etoprofos (Rhocap 10G) dan
Kadusafos (Rugby 10G).
Di pertanaman
Penggunaan jenis kopi tahan
Digunakan sebagai batang bawah misalnya, kopi ekselsa (Coffeae
excelsa), klon Bgn 121-09 dan kopi robusta klon BP 961.
Cara kultur teknis
Pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman dan pembuatan parit
barier.
Pengendalian hayati
Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh alami
berupa bakteri, jamur dan nematoda predator.
Pengendalian kimiawi
Beberapa nematisida yang disarankan antara lain karbofuran
(Curaterr 3 G), Etoprofos (Rhocap 10G) masing-masing denga
dosis 35 g/tanaman dan 25g/tanaman); Oksamil (Vydate 100 AS)
konsentrasi 1,0% dengan volume larutan 1-2,5 I/tanaman. aplikasi
diulang hingga tiga bulan.
2.2.2 Hama penggerek batang kopi
(anonymous, 2012)

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Urutan : Coleoptera
Keluarga : Curculionidae
Genus : Hypothenemus
Spesies : H. Hampei

Deskripsi
Para larva berwarna putih, dengan kepala coklat dan panjang 0,7-2,2 mm dan
lebar 0,2-0,6 mm. Wanita memiliki tahap larva dua dan laki-laki hanya satu.
Mereka memiliki yang kuat rahang , dan fase larva mereka berlangsung 10
sampai 26 hari. Para kepompong yang kekuningan, dengan panjang 0,5-1,9 mm.
Para orang dewasa adalah kumbang hitam kecil. Betina 1,4-1,8 mm. Laki-laki
yang lebih kecil, 1,2-1,6 mm. Kumbang betina dapat terbang jarak pendek, pria
yang tidak memiliki sayap. Wanita memiliki 4-6 gigi di margin frontal pronotum .
H. hampei bingung kadang-kadang dengan penggerek palsu ( H. obscurus atau
H. seriatus ) dan Xylosandrus (Scolytidae), tetapi spesies ini tidak memasukkan
biji kopi endosperma . Penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei )
merupakan anggota dari ordo coleopteran yang memiliki tipe mulut
mandibulata dan bermetamorfosis sempurna.
Bioekologi
Serangga dewasa penggerek buah kopi (PBKo) dahulu bubuk buah kopi,
Hypothenemus (Coleoptera, Scolytidae) berwarna hitam kecoklatan, panjang
tubuh untuk betina sekitar 2 mm dan jantan 1,3 mm. Telur diletakkan dalam
kopi yang bijinya mulai mengeras. Lama stadium telur 5-9 hari. Lama staddium
larva 10-26 hari, prepuma dua hari dan stadium pupa 4-9 hari. Masa
perkembangan dari telur sampai dewasa 25-35 hari. Lama hidup serangga
betina rata-rata 156 hari dan serangga jantan maksimum 103 hari.
Gejala
PBKo masuk kedalam buah kopi dengan cara membuat lubang disekitar diskus.
Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah. Serangan pada buah yang
cukup tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang dan bermutu rendah.
Kisaran inang
Hama ini hanya menyerang pada tanaman kopi

Pengendalian
1. Pengendalian secara kultur teknis
a. Memutuskan daur hidup BBK, meliputi:
- Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua
buah masak yang terserang PBKo maupun tidak 15-30 hari
menjelang panen besar.
- Lelesan, yaitu pemungutan semua buah kopi yang jatuh di
tanah baik terhadap buah yang terserang maupun buah yang
tidak terserang.
- Racutan/ rampasan yaitu bmemetik seluruh buah yang ada di
pohon pada akhir panen.
Semua direndam dalam air panas 5 menit.
b. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman
terlalu gelap yang sesuai bagi perkembangan PBKo.
2. Pengendalian secara biologi
Menggunakan parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur
patogen (Beauveria bassiana). Aplikasi B. Bassiana dianjurkan dengan
dosis 2,5 kg biakan padat per hektarselama tiga kali aplikasi per
musim panen
3. Penggunaan tanaman yang masak serentak.





2.2.3 Kutu Dompolan atau Kutu putih
( anonymous, 2012)
Klasifikasi
Kingdom : animalia
Kelas : Hexspoda
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Genus : Planococcus
Spesies : Planococcus citri
Deskripsi
Serangga ini termasuk dalam famili Pseudococcidae, biasanya hama ini terdapat
pada tanaman jeruk, kopi dan lain lain. Serangga ini polfag (pemakan segala
tanaman ) dan tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Kutu ini ada yang
hidup diatas tanah dan ada yang diakar. Hama yang diatas menyerang tunas,
daun, buah, tangkai bunga, tangkai buah, batang dan lain lain. Serangga ini
berbentuk ellips dengan panjang sekitar 3 mm. Sementara itu, hama jantan
panjangnya 1 1,5 mm. Warna kutu ini cokelat kekuningan sampai merah
orange. Hama ini tertutup dengan massa putih, seperti lilin yang bertepung. Di
sepanjang tepi badannya terdapat benang ( serabut ) seperti lilin yang jumlahnya
14 18 pasang. Ukuran benang terpanjang terdapat pada bagian belakang
(pantat). Telur berwarna kuning terbungkus dalam jaringan seperti lilin yang
longgar. Nimfa yang muda berwarna kuning orange ( amber ).
Bioekologi
Daur hidup kutu putih, Planococcus citri (homoptera, Pseudococcidae) berkisar 8-
57 hari. Stadium telur 3-4 hari, stadium nimfa 44-55 hari terdiri dari empat instar
untuk serangga betina dan tiga instar untuk untuk serangga jantan. Seekor
serangga betina dapat bertelur sebanyak 200-400 butir. Perkembangan populasi
dibantu oleh semut gramang (Anoplolepis longipes), semut hitam (Dolichaderus
thoracicus).
Gejala serangan
P.citri terutama menyerang buah dan bunga kopi. Bunga dan buah muda yang
terserang akan mengering dan gugur, sedangkan buah dewasa mengalami
hambatan pertumbuhan sehingga berkerut dan memasak sebelum waktunya.
Inang utama P.citri di dataran rendah adalah kopi, sedangkan dataran rendah
adalah lamtoro.
Kisaran Inang
Buah naga, jeruk, kopi srikaya, kakao dan lain-lain
Pengendalian
Kultur teknis
dengan kelembaban relatif tinggi yang tidak sesuai bagi perkembangan
P.citri.
Biologis
Musuh alami P. Citri antara lain serangga predator Nephus roepkei,
Curinus coeruleus Mulsant.
Kimiawi
Dilakukan berdasarkan sistem peringatan dini (Early Warning System).
Apabila satu pohon terdapat 10 ekor P.citri, maka pohon tersebut
merupakan sumber potensial dan segera dilakukan pengendalian untuk
menekan populasi awal menjelang musim kemarau. Inseksida yang
digunakan misalnya propoksur (Poxindo 50 WP), Formotion (Anthio 330
EC) dan Metidation (supracide 40 EC)
2.2.4 Kutu Hijau dan Kutu Coklat
(Anonymous, 2012)
Klasifikasi kutu hijau
Kingdom : Animalia
Filum : Arhropoda
Kelas: Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : coccidae
Genus : coccus
Spesies: coccus viridis
Deskripsi
Serangga ini tergolong famili Cocidae adalah Coccus viridis ( green ) atau nama
sinonimnya Lecanium viridae. Serangga ini kutu sisik hijau lunak atau kutu sisik
hijau kopi. Hama ini merupakan pemakan segala tanaman ( poilfag ) dan tersebar
didaerah tropis dan subtropis, diantaranya Indonesia terutama didataran rendah
dan udara kering. Kutu sisik hijau kopi berbentuk bulat dan datar. Panjang
tubuhnya 3 5 mm. Kutu yang hidup pada tunas muda badannya lebih besar
dan lebih cembung daripada yang hidup pada daun. Sementara itu, kutu yang
hidup pada tanaman kurus biasanya berukuran kecil.
Bioekologi
Kutu hijau (Coccus viridis) dan kutu coklat (Saesetia coffeae) merupakan hama
sesewaktu pada kopi arabika. Perkembangan telur kutu hijau sebagian besar
berlangsung didalam tubuh induknya. Stadium telur 11 jam, stadium nimfa
didataran rendah 45 hari sedang di dataran tinggi 65 hari. Seekor kutu betina
mampu bertelur sampai 600 butir tetapi maksimal mampu menghasilkan nimfa 40
ekor. Penyebaran populasi jutu hijau dibantu oleh semut.
Gejala serangan
Kutu hijau menyerang seluruh bagian tanaman kopi yang muda yaitu bunga, daun,
cabang dan batang yang masih berwarna hijau dengan cara menghisap cairannya.
Akibat serangan kutu, bagian terserang menjadi kuning, tanaman menjadi kerdil,
pertumbuhan tunas batang dan cabang pendek dan tidak sehat. Akibat secara tidak
langsung adalah tumbuhnya jamur embun jegala yang menutupi daerah respirasi
dan asimilasi sehingga pertumbuhan tanaman sangat terhambat.
Kisaran inang
Kopi, jeruk, teh, mangga, jambu biji, jambu air, Dan cengkeh
Pengendalian
Kultur teknis
Dengan pemeliharaan pertumbuhan tanaman melalui pemangkasan dan
pemupukan berimbang serta pengaturan pohon pelindung.
Biologis
Menggunakan predator Orcus janthinus dan Chilocorus melanopthalmus
serta beberapa jamur pathogen antara lain: Chephalosporium lecanii,
Hypocrela javanica, H.reineckiana, Fusarium spp.
Kimiawi
Secara tidak langsung terhadap semut dengan menyemprot
insektisida atau membuat penghalang (barier) dengan
menaburkan insektisida butiran atau tepung (Sividol, Karbaril).
Secara tidak langsung dengan membuat perangkap berupa lubang
atau bumbung yang diisi seresah daun kering. Setelah digunakan
sebagai sarang semut kemudian diperlakukan dengan insektisida
atau air mendidih
Secara langsung terhadap kutu hijau, dengan penyemprotan
insektisida Formation (Anthio 330 EC), metidation (Supracide 40
EC) dengan konsentrasi formulasi 0,2 %.
2.2.5 Penggerek Cabang
( Anonymous, 2012)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: insecta
Ordo : coleoptera
Famili: curculionidae
Genus:xylosandrus
Spesies: xylosandrus morigerus dan xylosandrus compactus
Deskripsi
Penggerek cabang hitam, Xylosandrus compactus Eichhoff dan penggerek cabang
coklat, X. morigerus Blandford menyerang kopi sejak pembibitan sampai tanaman
dewasa. Pada bibit, kumbang menggerek batang dekat dengan permukaan tanah.
Gerekan diperluas ke arah atas dan bawah pada jaringan empulur, sehingga
mengakibatkan daun layu dan akhirnya bibit mati. Serangan pada tanaman muda
menghambat pertumbuhan dan pada tanaman produktif mengakibatkan keringnya
cabang.
Bioekologi
Serangga betina penggerek cabang Xylosandrus spp. (Coleoptera, Scolytidae)
meletakkan telur 7-8 hari setelah masuk ke dalam cabang. Stadium telur 4-5 hari,
larva 11 hari terdiri atas 2-3 instardan kepompong 7 hari. Seekor serangga betina
mampu meletakkan 30-50 telur dalam satu lorong gerekan. Perbandingan serangga
jantan dan betina adalah 7:1. Serangga betina terbang pukul 12.00-13.00, dengan
kemampuan terbang 200 meter.
Gejala serangan
Penggerek cabang menyerang sejak di pembibitan sampai tanaman dewasa. Pada
tanaman bibit, kumbang menggerek batang dekat permukaan tanah kemudian
gerekan diperluas ke atas dan ke bawah pada jaringan empelur sehingga daun layu
dan akhirnya mati. Serangan pada tanaman produktif berakibat mengeringnya
cabang primer pada bagian ujung tanaman diatas lubang gerekan.
Kisaran inang
Teh, kopi, kakao dan lain-lain
Pengendalian
Pengendalian yang dianjurkan adalah secara kultur teknis, yaitu dengan cara
memotong cabang terserang bersamaan dengan kegiatan pemangkasasn dan
pembakaran cabang-cabang tersebut. Pemeliharaan tanaman dengan pemupukan
yang berimbang juga akan meningkatkan toleransi tanaman. demikian juga menjaga
keadaan pertanaman tidak terlalu lembab akan menghambat pertumbuhan jamur
Ambrosia.


2.2.6 Penggerek Batang Merah
( anonymous, 2012)
Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Cossidae
Genus : Zeuzera
Spesies : Zeuzera coffeae.
Deskripsi
Penggerek batang merah merupakan hama yang ulatnya hidup di batang tanaman
kopi. Ngengat aktif pada malam hari . larva betina menaruh tiga larva telur sepanjang
7-10 hari massa hidupnya sebagai serangga dewasa.
Bioekologi
Imago penggerek batang merah, Zeuzera coffeae Nietner dan Z. roricyanea Walk.
(Lepidoptera: Cossidae) mampu berproduksi telur sebanyak 500-1000 butir. Telur
berukuran panjang 1 mm dan lebar 0,5 mm, berwarna kuning-kemerahan, dan
berumur 10-11 hari. Telur diletakkan pada celah-celah kulit pohon. Larva berwarna
merah cerah sampai ungu sawo-matang dan panjangnya 3-5 mm. Stadium larva 81-
151 hari. Pupa berada di dalam "kamar pupa" pada liang gerek. Panjang kamar pupa
7-12 cm. Bagian atas dan bawah kamar pupa disumbat oleh sisa-sisa gerekan. Larva
menggerek batang muda ( 3 tahun) dan cabang berdiameter 3 cm. Liang gerekan
berukuran panjang 40-50 cm dan diameter 1-1,2 cm yang melingkari batang dalam
kulit sekunder, sehingga bagian atas cabang itu mati dan mudah patah. Serangan pada
cabang muda hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan, sehingga batang dapat
tumbuh normal kembali. Serangan hama ini juga ditandai oleh kotoran larva yang
berbentuk silindris dan berwarna merah sawo-matang yang dikeluarkan melalui liang
gerek.
Gejala serangan
Penggerek batang biasanya menyerang tanaman kopi muda ( 3 tahun) dan batang
yang bergaris tengah sekitar 3 cm. Panjang saluran gerekan dapat mencapai 40-50 cm
dengan garis tengah 1-1,2 cm melingkari batang di kulit sekunder. Pada permukaan
lubang sering terdapat campuran kotoran Z. Coffeae dengan serpihan jaringan. Akibat
gerekan layu, kering dan mati.
Kisaran inang
Jagung, kopi, kakao, teh, padi, jagung dan lain-lain
Pengendalian
Secara mekanis
Dilakukan dengan memotong batang terserang 10 cm kearah pangkal dari
lubang gerekan, kemudian larva atau kepompong yang ditemukan
dibunuh.
Secara kimiawi
Dilakukan dengan cara memasukkan kapas yang telah dibahasi larutan
insektisida racun nafas ke dalam lubang gerekan kemudian lubang di
tutup dengan potongan kayu.
Secara biologi
Dilakukan dengan menyemprotkan suspensi konidia jamur Beauveria
bassiana ke dalam lubang gerekan dengan konsentrasi 1,18x10
7
konidia/ml air, menggunakan hand sprayer. Musuh alami hama ini, antara
lain jenis parasitoid, Bracon zeuzerae (Hymenoptera, Braconidae),
Carcelia (Senometopia) kockiana Towns., dan lsosturmia chatterjeeana
(Cam.) (Diptera, Tachinidae). Kedua jenis Tachinidae mempunyai
hiperparasit, yaitu Brachymeria punctiventris (Cam.) (Hymenoptera,
Chalcididae).
2.3 Deskripsi Penyakit Tanaman Kopi
2.3.1 Penyakit Karat Daun
( anonymous, 2012)
Penyebab
Penyakit karat daun di sebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix B. Et Br.
Urediospora H. Vastatrix berbentuk seperti ginjal, bagian dorsal seperti
ginjal, bagian dorsal seperti berduri, sedangkan bagian ventral rata dan
halus
Urediospora dibentuk pada stomata daun kopi
Gejala serangan
Pada daun yang sakit timbul bercak yang mula-mula berwarna kuning
kemudian berubah menjadi coklat
Permukaan bercak pada sisi bawah daun terddapat urediospora seperti tepung
berwarna orange atau jingga.
Serangan karat daun terjadi pada bibit maupun pada pertanaman kopi di
lapangan. Pada varietas yang rentan serangan yang berat mengakibatkan
pohon menjadi gundul.
Kisaran inang
Jagung, padi, coklat, cabai, tomat
Pengendalian
Secara hayati, menanam varietas kopi arabika yang tahan atau toleran,
misalnya lini S 795, S 1934, USDA 62, Kartika 1 dan Kartika 2.
Secara kultur teknik, dengan memperkuat kebugaran tanaman melalui
pemupukan berimbang, pemangkasan dan pemberian naungan yang
cukup.
Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan fungisida kontak misalnya,
Cupravit OB 21 0,4% formulasi atau dengan fungisida sistemik misalnya
Bayleton 250 ES 0,1%, atau Sumiate 2,5 WP 0,2% formulasi
2.3.2 Penyakit Bercak Daun Cercospora
( anonymous, 2012)
Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora coffeicola B. Et Cke.
C. Coffeicola mempunyai konidium berbentuk gada, ukurannya ada yang
pendek dan ada juga yang panjang. Konidia dibentuk pada permukaan
bercak, berbentuk seperti tepung berwarna abu-abu.
Gejala penyakit
Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada buah
Pada daun yang sakit timbul bercak, mula-mula berwarna kuning, tepi bercak
dikelilingi halo berwarna kuning.
Pada buah yang terserang timbul bercak berwarna coklat, biasanya pada sisi
yang lebih banyak menerima cahaya matahari. Pembusukan pada bagian yang
berbercak dapat sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas.
Kisaran inang
Padi, cabai, jagung, ubi kayu, pepaya,
Pengendalian
Secara kultur teknis, dengan memberi naungan yang cukup, pemupukan
berimbang, dan pengurangan kelembaban kebun melalui pemangkasan dan
pengendalian gulma.
Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan Bavistin 50 WP 0,2%, Cupravit
OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX 200 0,2% formulasi.
2.3.3 Penyakit Jamur Upas
(anonymous, 2012)
Penyebab Penyakit
Penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmoni color B et Br.
C. Salmonicolor mempunyai basidium yang tersusun pararel pada stadium
kortisium. Basidium berbentuk gada pada ujungnya terbentuk empat
sterigmata yang mendukung basidiospora.
Gejala Penyakit
Cabang atau ranting yang terserang layu mendadak.
Serangan dapat menjadi pada cabang yang di bawah, tengah, maupun di ujung
pohon, bahkan dapat terjadi pada batang.
Stadium sarang laba-laba, berupa lapisan hifa tipis, berbentuk seperti jala
berwarna putih perak.
Stadium bongkol berupa hamparan hifa berwarna putih biasanya dibentuk
pada lentisel atau pada celah-celah.
Stadium kortisium berupa lapisan kerak berwarna merah jambu, terdiri atas
lapisan himenium, biasanya dibentuk pada sisi bawah cabang atau sisi cabang
yang agak ternaung.
Stadium nekator berupa bintil-bintil kecil berwarna orange kemerahan
merupakan sporodokhia jamur upas. Stadium nekator terdapat pada cabang
yang tidak terlindung.
Kisaran inang
Kakao, cabe, kopi, jeruk, karet dan lain-lain
Pengendalian
Batang atau cabang sakit yang ukurannya masih kecil (diameter < 1 cm)
dipotong 10cm dibawah pangkal di bagian yang sakit. Potongan-potongan
batang dan cabang yang sakit dikumpulkan kemudian dibakar
Batang atau cabang sakit yang ukurannya sudah cukup besar, apabila
serangannya masih awal bagian yang sakit cukup diolesi dengan fungisida
Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4% formulasi. Apabila serangannya sudah
lanjut, batang atau cabang yang sakit dipotong dan cabang-cabang di
sekitarnya diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz.

2.3.4 Penyakit Busuk Buah dan Busuk Cabang
(Anonymous, 2012)
Penyebab penyakit
Oleh international micological institute penyebabnya dideterminasikan
sebagai Corticium salminicolor B. Et Br. Diduga strainnya berbeda dengan yang
menyebabkan penyakit jamur upas.
Gejala penyakit
Penyakit ini dapat terjadi pada buah, cabang, dan batang.
Bagian tanaman yang terserang, mula-mula permukaannya terdapat benang-
benang miselia berwarna putih mengkilat seperti perak. Kemudian pada
bagian itu terbentuk bintil-bintil kecil berwarna putih, ini adalah seklerotium
jamur.
Pada bagian tersebut terjadi nekrosis, mula-mula hanya tampak seperti bercak
memar, tetapi kemudian membusuk sehingga warnanya berubah dari hijau
menjadi coklat tua atau hitam.
Nekrosis pada buah biasanya bermula dari pangkal buah disekitar tangkai,
kemudian meluas keseluruh permukaan, bahkan dapat mencapai endosperma
Kisaran inang
kopi, kakao, cabai, mentimun, mangga dan lain-lain.
Pengendalian
Secara mekanis, memetik buah-buah yang sakit, kemudian dikumpulkan untuk
dibakar atau dipendam.
Secara kimiawi, menyemprotkan tanaman yang sakit dan tanaman di
sekitarnya dengan fungisida delsene MX 200 0,2% Dithane M 45 0,2%, atau
Copper Sandoz 0,35% formulasi.
2.3.5 Penyakit jamur akar coklat
(Anonymous, 2012)
Penyebab
Disebabkan oleh jamur Fomes noxius corner
Badan buah jamur jarang dibentuk, kalau dibentuk biasanya menyerupai tapal
kuda tipis, berwarna coklat tua dan mempunyai zone-zone pertumbuhan yang
sepusat
Gejala penyakit
Gejala yang tidak khas, daun- daun tanaman yang sakit mula-mula menguning
kemudian rontok secara bergiliran atau ada yang mula-mula menguning
kemudian layu secara mendadak dan serempak dan akhirnya mengering tetapi
tetap melekat pada cabang.
Gejala yang khas, akar-akar yang terserang, terutama akar tunggang tertutup
oleh kerak yang terdiri atas butir-butir tanah yang melekat kuat sehingga tidak
mudah lepas walaupun dicuci dan disikat.
Kayu akar yang sakit membusuk, kering dan lunak, dan terdapat garis-garis
berwarna coklat gambir yang terdiri atas miselium jamur
Kisaran inang
Kopi, kakao, karet
Pengendalian
Membongkar tanaman yang sakit, semua akar yang sakit sampai yang kecil-
kecil harus diangkat, dikumpulkan kemudian dibakar.
Kubang bekas pembongkaran dibiarkan terbuka, tidak ditanami kembali
selama beberapa tahun.
Tunggul-tunggul dan bangkai tanaman yang mati juga dikeluarkan dari kebun
dan dibakar.



2.3.6 penyakit rebah batang
(Anonymous, 2012)
Penyebab
Disebabkan oleh jamur Rizoctonia solani Kuhn.
R. Solani membentuk seklerotia yang bentuknya tidak teratur.
Miselium mula-mula berwarna putih, kemudian berubah menjadi kecoklatan.
Gejala penyakit
Mula-mula terjadi bercak memar, kemudian busuk dan akhirnya mengering
sehingga batang tampak berlekuk.
Penyakit dapat terjadi pada bibit yang masih dalam stadium serdadu, kepel,
atau yang sudah berdaun beberapa pasang tetapi batangnya masih lunak.
Serangan dalam stadium serdadu dan stadium kepel dapat mematikan bibit,
sedangkan serangan pada bibit yang batangnya sudah mengeras seringkali
hanya menghambat pertumbuhan
Kisaran inang
Cabe, kopi, pinus, kakao dan lain-lain
Pengendalian
Mengurangi kelembaban di pembibitan melalui penebaran benih yang tidak
terlalu rapat, diusahakan mendapatkan cahaya matahari secepat mungkin, dan
mengatur frekuensi penyiraman secukupnya.
Memilih tanah untuk pembibitan yang belum tercemar R.solani
Menyemprot pembibitan dengan Delsene Mx 200 0,2%, Dithane M 45 0,2%
atau Cupravit OB 21 0,3% formulasi.










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanaman kopi merupakan suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja,
terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat
dingin. Di Indonesia sebagian produksinya adalah kopi Arabika, robusta dan liberika.
Dari jenis kopi tersebut dapat tumbuh dengan iklim yang berbeda-beda, maka perlu
diperhatikan syarat tumbuh tanaman kopi. Budidaya tanaman kopi tidak lepas dari
hama dan penyakit tanaman sehingga dapat merugikan petani. Untuk itu perlu adanya
pengendalian untuk menekan kerusakan yang terjadi agar tidak melewati ambang
ekonomi. Pengendalian juga harus melihat segi kerusakan yang ditimbulkan oleh
haman dan penyakit. Untuk itu pengendalian hama terpadu perlu dipelajari agar tidak
merusak tatanan ekosistem yang sudah ada.

3.2 Saran
Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya penulis.
Apabila ada kesalahan penulisan saya mohon maaf.







DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2012. http:// www.google.co.id/imgres?q=tanaman .
Anonymous, 2012.http://www.google.co.id/imgres?q=hama+tanaman+kopi.
Anonymous, 2012.http://www.google.co.id/imgres?q=penyakit+tanaman+kopi.
AKK. 2007.Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius, Yogya,1980.
Saidi. 1998. Pengenalan Dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kopi.
Semangun, Haryono. 1990. Hama dan Penyakit Tanaman Pertanian di Indonesia, Fak.
Pertanian Univ. Gajah Mada, Yogya.

Anda mungkin juga menyukai