PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang saya beri judul ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat penilaian tugas dalam mata kuliah Hama Penyakit Penting Tanaman. Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa akan mengerti lebih dalam tentang Hama Penyakit Penting Tanaman. Penulis mengucapkan banyak- banyak terima kasih kepada ibu dasen selaku dosen mata kuliah Hama Penyakit Penting Tanaman yang telah membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari Makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meningkatkan kualitas laporan ini dan kami berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Malang, 11 September 2012
Penulis BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kopi sebagai salah satu komoditi non migas, memiliki pasaran yang cukup mantap di pasaran dunia, sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang, setelah minum kopi panas. Apalagi orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan konsentrasi dalam berpikir terasa berkurang. Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah- daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Daerah-daerah di bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta Australia disebelah Utara dimana tanahnya sangat tandus. Pada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan dari cairan daun kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu dengan air panas. Sudah barang tentu rasanya tidak seenak kopi bubuk, namun dapat juga menyegarkan badan, sehingga penggemarnyapun belum begitu meluas. Setelah ditemukan cara memasak kopi bubuk yang lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang masak kemudian dikeringkan dan dijadikan bubuk sebagai bahan minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas. Negara pemakai kopi pertama-tama adalah Arabia (pertengahan abad XV) dan kemudian menyebar luas di negara Timur Tengah, seperti Kairo pada tahun 1510 dan Konstantinopel (Turki) lebih kurang pada tahun 1550. Selanjutnya pada tahun 1616 kopi ini mulai masuk Eropa, yakni di Venesia. Sedangkan di Inggris pemakaian kopi baru pada tahun 1650. Sampai sekarang kita ketahui bahwa kopi dan teh merupakan dunia yang sangat penting di dunia Barat. Walaupun asal kopi itu dari negara Afrika, tetapi sedikit sekali penduduk asli yang minum kopi. Di Ethiopia, kopi itu diminum dengan makanan lemak, selain bijinya daunnya pun dapat disedu dengan air panas. Nama-nama jenis tanaman kopi sulit ditentukan, karena spesies ditentukan oleh beberapa pengarang buku dari 25 sampai 100 lebih. Wellman (1961) menyusun daftar sebanyak 64 spesies, tetapi ada yang dianggap hanya sebagai varietas saja. Maka jenis spesies yang tepat kurang lebih ada 60. Kebanyakan spesies itu terdapat di Afrika Tropis, yaitu sebanyak 33 Spp, 14 Spp di Madagaskar, 3 Spp di Mauritius dan Reunion, 10 Spp di Asia Tenggara. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui nilai ekonomi tanaman kopi Untuk mengetahu deskripsi singkat hama dan penyakit Untuk mengetahui bioekologi hama dan penyakit Untuk mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Tanaman Kopi ( anonymous, 2012) Klasifikasi Tanaman Kopi Kingdom : Plantea Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianacea Famili : Rubiaceae Genus : Coffea Spesies : Coffea arabica Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah- daerah tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman . mutu tanaman kopi yang baik sangat tergantung pada jenis bibit yang ditanam, keadaan iklim, tinggi tempat dan lain- lain. Dan kesemuanya ini dapat mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit. Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di jawa. Jika potensi ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Sebelum diperkenalkan kopi bubuk untuk diminum, pada mulanya orang meminum kopi bukan dari bijinya. Melainkan, cairan daun kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu dengan air panas. Tanaman kopi bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman berasal dari benua Afrika. Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat perhatian pada tahun 1699, karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik. Bibit kopi di Indonesia di datangkan dari Yaman. Untuk bisa tumbuh dengan baik tanam. Untuk mendapatkan kopi terbaik maka harus memperhatikan syarat-syarat tumbuh tanaman kopi. Syarat-syarat tumbuh tanaman kopi seperti berikut ini: 1. Tanah Sehubung dengan tanah ini yang penting untuk dipelajari terutama: a. Sifat fisik tanah pada umumnya tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus dan permeable, atau dengan kata lain tekstur tanah harus baik. b. Sifat kimia tanah Tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak masam dengan pH 5,5-6,5. Tetapi hasil yang baik sering kali diperoleh pada tanah yang lebih asam, dengan catatan keadaan fisiknya baik, dengan daun-daun cukup ion Ca ++ untuk fisiologi zat makanan dengan jumlah makanan tanaman yang cukup 2. Iklim Faktor iklim besar sekali pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi. Faktor iklim mencakup: a. Daerah penyebaran, tinggi tempat, suhu. Kopi adalah suatu jenis tanaman yang terdapat di daerah tropis dan subtropis yang membentang disekitar garis equator, dan dapat hidup pada daratan rendah sampai dataran tinggi hal ini sangat tergantung dari jenis kopi yang ditanam. b. Curah hujan dalam satu tahun. Pengaruh curah hujan terhadap tanaman kopi, yang penting bukan banyaknya, melainkan pemerataan atau pembagian curah hujan tersebut dalam satu tahun. Batas minimal dalam satu tahun sekitar 1000-200 mm, sedangkan yang optimal sekitar 1750-2500 mm. c. Angin Pohon kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, khususnya musim kemarau. Karena angin akan mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. d. Pengaruh iklim terhadap produksi tanaman. Iklim besar pengaruhnya terhadap produksivitas tanaman kopi, dimulai sejak cabang-cabang primer menjelang berbunga. Dan terus berlanjut saat bunga membuka sampai dengan berlangsungnya penyerbukan, pertumbuhan buah muda sampai buah menjadi tua dan masak. 2.2 Deskripsi Hama Tanaman Kopi 2.2.1 Nematoda Parasit (anonymous, 2012) Klasifikasi Bangsa : Thylenchida Suku :Pratylenchida Anak suku: Prantylenchus Jenis : Pratylenchus sp. Deskripsi Nematoda adalah sejenis cacing bulat yang kedua sisinya simetris dan hampir semuanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Nematoda memiliki semua sistem fisiologi seperti pada binatang kelas tinggi, kecuali sistem pernafasan dan peredaran darah. Pada umumnya nematoda adalah tembus pandang sehingga dengan menggunakan mikroskop cahaya lampu dari bawah dan perbesaran sekitar 900-1000 kali. Tubuh nematoda tidak beruas, tidak berwarna dan ditutupi oleh dinding tubuh ysng berfungsi untuk melindungi diri dari tekanan. Bioteknologi Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan nematoda endoparasit yang berpindah-pindah. Daur hidup P.coffeae sekitar 45 hari sedangkan untuk R. Similis sekitar satu bulan. P.coffeae berkembang biak cepat sekali. Bila keadaan menguntungkan, seekor betina mampu bertelur 50-60 butir. Setelah 15-17 hari kemudian mereka menetas menjadi larva, dan menjadi dewasa dalam waktu 15-16 hari. Selanjutnya 15 hari lagi yang betina sudah mulai bertelur. R.similis yang betina masuk ke dalam sel-sel tanaman terlebih ddahulu untuk bertelur, sedang masuknya lewat bulu-bu;u akar. Sel-sel yang diserang dalam waktu yang singkat akan mati. Selanjutnya tanaman itu diserang bakteri dan cendawan yang dapat membusuk akar. Gejala Kerusakan Akar kopi berwarna kekuning-kuningan, kemudian kehitam-hitaman, dan keungu-unguan serta membusuk. Gejala-gejala diatas tanah baru tampak setelah ada serangan akar yang berat. Pertumbuhan terlambat, daun menguning dan rontok, lebih-lebih yang tampak pada musim kering dan musim panen. Hal ini terjadi karena tidak adanya perakaran baru Dikebun, serangan sering nampak menyeluruh, sering hanya beberapa tempat yang terbatas karena bibit terkena infeksi Pucuk pohon tidak berdaun, sehingga disebut Leher Burung Elang Kisaran Inang Nilam, pisang, bawang merah, padi Pengendalian Di pembibitan Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan fumigasi nedia bibit menggunakan fumigasi pra tanam, misalnya Dazomet (Basamid G) dan Natrium-metam (Vapam L). Sedangkan untuk nematisida sistemik dan kontrak antara lain: Karbofuran (Curaterr 3G), Oksamil (Vydate 100 AS), Etoprofos (Rhocap 10G) dan Kadusafos (Rugby 10G). Di pertanaman Penggunaan jenis kopi tahan Digunakan sebagai batang bawah misalnya, kopi ekselsa (Coffeae excelsa), klon Bgn 121-09 dan kopi robusta klon BP 961. Cara kultur teknis Pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman dan pembuatan parit barier. Pengendalian hayati Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh alami berupa bakteri, jamur dan nematoda predator. Pengendalian kimiawi Beberapa nematisida yang disarankan antara lain karbofuran (Curaterr 3 G), Etoprofos (Rhocap 10G) masing-masing denga dosis 35 g/tanaman dan 25g/tanaman); Oksamil (Vydate 100 AS) konsentrasi 1,0% dengan volume larutan 1-2,5 I/tanaman. aplikasi diulang hingga tiga bulan. 2.2.2 Hama penggerek batang kopi (anonymous, 2012)
Klasifikasi Kerajaan : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Urutan : Coleoptera Keluarga : Curculionidae Genus : Hypothenemus Spesies : H. Hampei
Deskripsi Para larva berwarna putih, dengan kepala coklat dan panjang 0,7-2,2 mm dan lebar 0,2-0,6 mm. Wanita memiliki tahap larva dua dan laki-laki hanya satu. Mereka memiliki yang kuat rahang , dan fase larva mereka berlangsung 10 sampai 26 hari. Para kepompong yang kekuningan, dengan panjang 0,5-1,9 mm. Para orang dewasa adalah kumbang hitam kecil. Betina 1,4-1,8 mm. Laki-laki yang lebih kecil, 1,2-1,6 mm. Kumbang betina dapat terbang jarak pendek, pria yang tidak memiliki sayap. Wanita memiliki 4-6 gigi di margin frontal pronotum . H. hampei bingung kadang-kadang dengan penggerek palsu ( H. obscurus atau H. seriatus ) dan Xylosandrus (Scolytidae), tetapi spesies ini tidak memasukkan biji kopi endosperma . Penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei ) merupakan anggota dari ordo coleopteran yang memiliki tipe mulut mandibulata dan bermetamorfosis sempurna. Bioekologi Serangga dewasa penggerek buah kopi (PBKo) dahulu bubuk buah kopi, Hypothenemus (Coleoptera, Scolytidae) berwarna hitam kecoklatan, panjang tubuh untuk betina sekitar 2 mm dan jantan 1,3 mm. Telur diletakkan dalam kopi yang bijinya mulai mengeras. Lama stadium telur 5-9 hari. Lama staddium larva 10-26 hari, prepuma dua hari dan stadium pupa 4-9 hari. Masa perkembangan dari telur sampai dewasa 25-35 hari. Lama hidup serangga betina rata-rata 156 hari dan serangga jantan maksimum 103 hari. Gejala PBKo masuk kedalam buah kopi dengan cara membuat lubang disekitar diskus. Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah. Serangan pada buah yang cukup tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang dan bermutu rendah. Kisaran inang Hama ini hanya menyerang pada tanaman kopi
Pengendalian 1. Pengendalian secara kultur teknis a. Memutuskan daur hidup BBK, meliputi: - Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua buah masak yang terserang PBKo maupun tidak 15-30 hari menjelang panen besar. - Lelesan, yaitu pemungutan semua buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah yang terserang maupun buah yang tidak terserang. - Racutan/ rampasan yaitu bmemetik seluruh buah yang ada di pohon pada akhir panen. Semua direndam dalam air panas 5 menit. b. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu gelap yang sesuai bagi perkembangan PBKo. 2. Pengendalian secara biologi Menggunakan parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana). Aplikasi B. Bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan padat per hektarselama tiga kali aplikasi per musim panen 3. Penggunaan tanaman yang masak serentak.
2.2.3 Kutu Dompolan atau Kutu putih ( anonymous, 2012) Klasifikasi Kingdom : animalia Kelas : Hexspoda Ordo : Hemiptera Famili : Pseudococcidae Genus : Planococcus Spesies : Planococcus citri Deskripsi Serangga ini termasuk dalam famili Pseudococcidae, biasanya hama ini terdapat pada tanaman jeruk, kopi dan lain lain. Serangga ini polfag (pemakan segala tanaman ) dan tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Kutu ini ada yang hidup diatas tanah dan ada yang diakar. Hama yang diatas menyerang tunas, daun, buah, tangkai bunga, tangkai buah, batang dan lain lain. Serangga ini berbentuk ellips dengan panjang sekitar 3 mm. Sementara itu, hama jantan panjangnya 1 1,5 mm. Warna kutu ini cokelat kekuningan sampai merah orange. Hama ini tertutup dengan massa putih, seperti lilin yang bertepung. Di sepanjang tepi badannya terdapat benang ( serabut ) seperti lilin yang jumlahnya 14 18 pasang. Ukuran benang terpanjang terdapat pada bagian belakang (pantat). Telur berwarna kuning terbungkus dalam jaringan seperti lilin yang longgar. Nimfa yang muda berwarna kuning orange ( amber ). Bioekologi Daur hidup kutu putih, Planococcus citri (homoptera, Pseudococcidae) berkisar 8- 57 hari. Stadium telur 3-4 hari, stadium nimfa 44-55 hari terdiri dari empat instar untuk serangga betina dan tiga instar untuk untuk serangga jantan. Seekor serangga betina dapat bertelur sebanyak 200-400 butir. Perkembangan populasi dibantu oleh semut gramang (Anoplolepis longipes), semut hitam (Dolichaderus thoracicus). Gejala serangan P.citri terutama menyerang buah dan bunga kopi. Bunga dan buah muda yang terserang akan mengering dan gugur, sedangkan buah dewasa mengalami hambatan pertumbuhan sehingga berkerut dan memasak sebelum waktunya. Inang utama P.citri di dataran rendah adalah kopi, sedangkan dataran rendah adalah lamtoro. Kisaran Inang Buah naga, jeruk, kopi srikaya, kakao dan lain-lain Pengendalian Kultur teknis dengan kelembaban relatif tinggi yang tidak sesuai bagi perkembangan P.citri. Biologis Musuh alami P. Citri antara lain serangga predator Nephus roepkei, Curinus coeruleus Mulsant. Kimiawi Dilakukan berdasarkan sistem peringatan dini (Early Warning System). Apabila satu pohon terdapat 10 ekor P.citri, maka pohon tersebut merupakan sumber potensial dan segera dilakukan pengendalian untuk menekan populasi awal menjelang musim kemarau. Inseksida yang digunakan misalnya propoksur (Poxindo 50 WP), Formotion (Anthio 330 EC) dan Metidation (supracide 40 EC) 2.2.4 Kutu Hijau dan Kutu Coklat (Anonymous, 2012) Klasifikasi kutu hijau Kingdom : Animalia Filum : Arhropoda Kelas: Insecta Ordo : Homoptera Famili : coccidae Genus : coccus Spesies: coccus viridis Deskripsi Serangga ini tergolong famili Cocidae adalah Coccus viridis ( green ) atau nama sinonimnya Lecanium viridae. Serangga ini kutu sisik hijau lunak atau kutu sisik hijau kopi. Hama ini merupakan pemakan segala tanaman ( poilfag ) dan tersebar didaerah tropis dan subtropis, diantaranya Indonesia terutama didataran rendah dan udara kering. Kutu sisik hijau kopi berbentuk bulat dan datar. Panjang tubuhnya 3 5 mm. Kutu yang hidup pada tunas muda badannya lebih besar dan lebih cembung daripada yang hidup pada daun. Sementara itu, kutu yang hidup pada tanaman kurus biasanya berukuran kecil. Bioekologi Kutu hijau (Coccus viridis) dan kutu coklat (Saesetia coffeae) merupakan hama sesewaktu pada kopi arabika. Perkembangan telur kutu hijau sebagian besar berlangsung didalam tubuh induknya. Stadium telur 11 jam, stadium nimfa didataran rendah 45 hari sedang di dataran tinggi 65 hari. Seekor kutu betina mampu bertelur sampai 600 butir tetapi maksimal mampu menghasilkan nimfa 40 ekor. Penyebaran populasi jutu hijau dibantu oleh semut. Gejala serangan Kutu hijau menyerang seluruh bagian tanaman kopi yang muda yaitu bunga, daun, cabang dan batang yang masih berwarna hijau dengan cara menghisap cairannya. Akibat serangan kutu, bagian terserang menjadi kuning, tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tunas batang dan cabang pendek dan tidak sehat. Akibat secara tidak langsung adalah tumbuhnya jamur embun jegala yang menutupi daerah respirasi dan asimilasi sehingga pertumbuhan tanaman sangat terhambat. Kisaran inang Kopi, jeruk, teh, mangga, jambu biji, jambu air, Dan cengkeh Pengendalian Kultur teknis Dengan pemeliharaan pertumbuhan tanaman melalui pemangkasan dan pemupukan berimbang serta pengaturan pohon pelindung. Biologis Menggunakan predator Orcus janthinus dan Chilocorus melanopthalmus serta beberapa jamur pathogen antara lain: Chephalosporium lecanii, Hypocrela javanica, H.reineckiana, Fusarium spp. Kimiawi Secara tidak langsung terhadap semut dengan menyemprot insektisida atau membuat penghalang (barier) dengan menaburkan insektisida butiran atau tepung (Sividol, Karbaril). Secara tidak langsung dengan membuat perangkap berupa lubang atau bumbung yang diisi seresah daun kering. Setelah digunakan sebagai sarang semut kemudian diperlakukan dengan insektisida atau air mendidih Secara langsung terhadap kutu hijau, dengan penyemprotan insektisida Formation (Anthio 330 EC), metidation (Supracide 40 EC) dengan konsentrasi formulasi 0,2 %. 2.2.5 Penggerek Cabang ( Anonymous, 2012) Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum: Arthopoda Kelas: insecta Ordo : coleoptera Famili: curculionidae Genus:xylosandrus Spesies: xylosandrus morigerus dan xylosandrus compactus Deskripsi Penggerek cabang hitam, Xylosandrus compactus Eichhoff dan penggerek cabang coklat, X. morigerus Blandford menyerang kopi sejak pembibitan sampai tanaman dewasa. Pada bibit, kumbang menggerek batang dekat dengan permukaan tanah. Gerekan diperluas ke arah atas dan bawah pada jaringan empulur, sehingga mengakibatkan daun layu dan akhirnya bibit mati. Serangan pada tanaman muda menghambat pertumbuhan dan pada tanaman produktif mengakibatkan keringnya cabang. Bioekologi Serangga betina penggerek cabang Xylosandrus spp. (Coleoptera, Scolytidae) meletakkan telur 7-8 hari setelah masuk ke dalam cabang. Stadium telur 4-5 hari, larva 11 hari terdiri atas 2-3 instardan kepompong 7 hari. Seekor serangga betina mampu meletakkan 30-50 telur dalam satu lorong gerekan. Perbandingan serangga jantan dan betina adalah 7:1. Serangga betina terbang pukul 12.00-13.00, dengan kemampuan terbang 200 meter. Gejala serangan Penggerek cabang menyerang sejak di pembibitan sampai tanaman dewasa. Pada tanaman bibit, kumbang menggerek batang dekat permukaan tanah kemudian gerekan diperluas ke atas dan ke bawah pada jaringan empelur sehingga daun layu dan akhirnya mati. Serangan pada tanaman produktif berakibat mengeringnya cabang primer pada bagian ujung tanaman diatas lubang gerekan. Kisaran inang Teh, kopi, kakao dan lain-lain Pengendalian Pengendalian yang dianjurkan adalah secara kultur teknis, yaitu dengan cara memotong cabang terserang bersamaan dengan kegiatan pemangkasasn dan pembakaran cabang-cabang tersebut. Pemeliharaan tanaman dengan pemupukan yang berimbang juga akan meningkatkan toleransi tanaman. demikian juga menjaga keadaan pertanaman tidak terlalu lembab akan menghambat pertumbuhan jamur Ambrosia.
2.2.6 Penggerek Batang Merah ( anonymous, 2012) Klasifikasi Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Lepidoptera Famili : Cossidae Genus : Zeuzera Spesies : Zeuzera coffeae. Deskripsi Penggerek batang merah merupakan hama yang ulatnya hidup di batang tanaman kopi. Ngengat aktif pada malam hari . larva betina menaruh tiga larva telur sepanjang 7-10 hari massa hidupnya sebagai serangga dewasa. Bioekologi Imago penggerek batang merah, Zeuzera coffeae Nietner dan Z. roricyanea Walk. (Lepidoptera: Cossidae) mampu berproduksi telur sebanyak 500-1000 butir. Telur berukuran panjang 1 mm dan lebar 0,5 mm, berwarna kuning-kemerahan, dan berumur 10-11 hari. Telur diletakkan pada celah-celah kulit pohon. Larva berwarna merah cerah sampai ungu sawo-matang dan panjangnya 3-5 mm. Stadium larva 81- 151 hari. Pupa berada di dalam "kamar pupa" pada liang gerek. Panjang kamar pupa 7-12 cm. Bagian atas dan bawah kamar pupa disumbat oleh sisa-sisa gerekan. Larva menggerek batang muda ( 3 tahun) dan cabang berdiameter 3 cm. Liang gerekan berukuran panjang 40-50 cm dan diameter 1-1,2 cm yang melingkari batang dalam kulit sekunder, sehingga bagian atas cabang itu mati dan mudah patah. Serangan pada cabang muda hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan, sehingga batang dapat tumbuh normal kembali. Serangan hama ini juga ditandai oleh kotoran larva yang berbentuk silindris dan berwarna merah sawo-matang yang dikeluarkan melalui liang gerek. Gejala serangan Penggerek batang biasanya menyerang tanaman kopi muda ( 3 tahun) dan batang yang bergaris tengah sekitar 3 cm. Panjang saluran gerekan dapat mencapai 40-50 cm dengan garis tengah 1-1,2 cm melingkari batang di kulit sekunder. Pada permukaan lubang sering terdapat campuran kotoran Z. Coffeae dengan serpihan jaringan. Akibat gerekan layu, kering dan mati. Kisaran inang Jagung, kopi, kakao, teh, padi, jagung dan lain-lain Pengendalian Secara mekanis Dilakukan dengan memotong batang terserang 10 cm kearah pangkal dari lubang gerekan, kemudian larva atau kepompong yang ditemukan dibunuh. Secara kimiawi Dilakukan dengan cara memasukkan kapas yang telah dibahasi larutan insektisida racun nafas ke dalam lubang gerekan kemudian lubang di tutup dengan potongan kayu. Secara biologi Dilakukan dengan menyemprotkan suspensi konidia jamur Beauveria bassiana ke dalam lubang gerekan dengan konsentrasi 1,18x10 7 konidia/ml air, menggunakan hand sprayer. Musuh alami hama ini, antara lain jenis parasitoid, Bracon zeuzerae (Hymenoptera, Braconidae), Carcelia (Senometopia) kockiana Towns., dan lsosturmia chatterjeeana (Cam.) (Diptera, Tachinidae). Kedua jenis Tachinidae mempunyai hiperparasit, yaitu Brachymeria punctiventris (Cam.) (Hymenoptera, Chalcididae). 2.3 Deskripsi Penyakit Tanaman Kopi 2.3.1 Penyakit Karat Daun ( anonymous, 2012) Penyebab Penyakit karat daun di sebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix B. Et Br. Urediospora H. Vastatrix berbentuk seperti ginjal, bagian dorsal seperti ginjal, bagian dorsal seperti berduri, sedangkan bagian ventral rata dan halus Urediospora dibentuk pada stomata daun kopi Gejala serangan Pada daun yang sakit timbul bercak yang mula-mula berwarna kuning kemudian berubah menjadi coklat Permukaan bercak pada sisi bawah daun terddapat urediospora seperti tepung berwarna orange atau jingga. Serangan karat daun terjadi pada bibit maupun pada pertanaman kopi di lapangan. Pada varietas yang rentan serangan yang berat mengakibatkan pohon menjadi gundul. Kisaran inang Jagung, padi, coklat, cabai, tomat Pengendalian Secara hayati, menanam varietas kopi arabika yang tahan atau toleran, misalnya lini S 795, S 1934, USDA 62, Kartika 1 dan Kartika 2. Secara kultur teknik, dengan memperkuat kebugaran tanaman melalui pemupukan berimbang, pemangkasan dan pemberian naungan yang cukup. Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan fungisida kontak misalnya, Cupravit OB 21 0,4% formulasi atau dengan fungisida sistemik misalnya Bayleton 250 ES 0,1%, atau Sumiate 2,5 WP 0,2% formulasi 2.3.2 Penyakit Bercak Daun Cercospora ( anonymous, 2012) Penyebab Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora coffeicola B. Et Cke. C. Coffeicola mempunyai konidium berbentuk gada, ukurannya ada yang pendek dan ada juga yang panjang. Konidia dibentuk pada permukaan bercak, berbentuk seperti tepung berwarna abu-abu. Gejala penyakit Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada buah Pada daun yang sakit timbul bercak, mula-mula berwarna kuning, tepi bercak dikelilingi halo berwarna kuning. Pada buah yang terserang timbul bercak berwarna coklat, biasanya pada sisi yang lebih banyak menerima cahaya matahari. Pembusukan pada bagian yang berbercak dapat sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas. Kisaran inang Padi, cabai, jagung, ubi kayu, pepaya, Pengendalian Secara kultur teknis, dengan memberi naungan yang cukup, pemupukan berimbang, dan pengurangan kelembaban kebun melalui pemangkasan dan pengendalian gulma. Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan Bavistin 50 WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX 200 0,2% formulasi. 2.3.3 Penyakit Jamur Upas (anonymous, 2012) Penyebab Penyakit Penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmoni color B et Br. C. Salmonicolor mempunyai basidium yang tersusun pararel pada stadium kortisium. Basidium berbentuk gada pada ujungnya terbentuk empat sterigmata yang mendukung basidiospora. Gejala Penyakit Cabang atau ranting yang terserang layu mendadak. Serangan dapat menjadi pada cabang yang di bawah, tengah, maupun di ujung pohon, bahkan dapat terjadi pada batang. Stadium sarang laba-laba, berupa lapisan hifa tipis, berbentuk seperti jala berwarna putih perak. Stadium bongkol berupa hamparan hifa berwarna putih biasanya dibentuk pada lentisel atau pada celah-celah. Stadium kortisium berupa lapisan kerak berwarna merah jambu, terdiri atas lapisan himenium, biasanya dibentuk pada sisi bawah cabang atau sisi cabang yang agak ternaung. Stadium nekator berupa bintil-bintil kecil berwarna orange kemerahan merupakan sporodokhia jamur upas. Stadium nekator terdapat pada cabang yang tidak terlindung. Kisaran inang Kakao, cabe, kopi, jeruk, karet dan lain-lain Pengendalian Batang atau cabang sakit yang ukurannya masih kecil (diameter < 1 cm) dipotong 10cm dibawah pangkal di bagian yang sakit. Potongan-potongan batang dan cabang yang sakit dikumpulkan kemudian dibakar Batang atau cabang sakit yang ukurannya sudah cukup besar, apabila serangannya masih awal bagian yang sakit cukup diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4% formulasi. Apabila serangannya sudah lanjut, batang atau cabang yang sakit dipotong dan cabang-cabang di sekitarnya diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz.
2.3.4 Penyakit Busuk Buah dan Busuk Cabang (Anonymous, 2012) Penyebab penyakit Oleh international micological institute penyebabnya dideterminasikan sebagai Corticium salminicolor B. Et Br. Diduga strainnya berbeda dengan yang menyebabkan penyakit jamur upas. Gejala penyakit Penyakit ini dapat terjadi pada buah, cabang, dan batang. Bagian tanaman yang terserang, mula-mula permukaannya terdapat benang- benang miselia berwarna putih mengkilat seperti perak. Kemudian pada bagian itu terbentuk bintil-bintil kecil berwarna putih, ini adalah seklerotium jamur. Pada bagian tersebut terjadi nekrosis, mula-mula hanya tampak seperti bercak memar, tetapi kemudian membusuk sehingga warnanya berubah dari hijau menjadi coklat tua atau hitam. Nekrosis pada buah biasanya bermula dari pangkal buah disekitar tangkai, kemudian meluas keseluruh permukaan, bahkan dapat mencapai endosperma Kisaran inang kopi, kakao, cabai, mentimun, mangga dan lain-lain. Pengendalian Secara mekanis, memetik buah-buah yang sakit, kemudian dikumpulkan untuk dibakar atau dipendam. Secara kimiawi, menyemprotkan tanaman yang sakit dan tanaman di sekitarnya dengan fungisida delsene MX 200 0,2% Dithane M 45 0,2%, atau Copper Sandoz 0,35% formulasi. 2.3.5 Penyakit jamur akar coklat (Anonymous, 2012) Penyebab Disebabkan oleh jamur Fomes noxius corner Badan buah jamur jarang dibentuk, kalau dibentuk biasanya menyerupai tapal kuda tipis, berwarna coklat tua dan mempunyai zone-zone pertumbuhan yang sepusat Gejala penyakit Gejala yang tidak khas, daun- daun tanaman yang sakit mula-mula menguning kemudian rontok secara bergiliran atau ada yang mula-mula menguning kemudian layu secara mendadak dan serempak dan akhirnya mengering tetapi tetap melekat pada cabang. Gejala yang khas, akar-akar yang terserang, terutama akar tunggang tertutup oleh kerak yang terdiri atas butir-butir tanah yang melekat kuat sehingga tidak mudah lepas walaupun dicuci dan disikat. Kayu akar yang sakit membusuk, kering dan lunak, dan terdapat garis-garis berwarna coklat gambir yang terdiri atas miselium jamur Kisaran inang Kopi, kakao, karet Pengendalian Membongkar tanaman yang sakit, semua akar yang sakit sampai yang kecil- kecil harus diangkat, dikumpulkan kemudian dibakar. Kubang bekas pembongkaran dibiarkan terbuka, tidak ditanami kembali selama beberapa tahun. Tunggul-tunggul dan bangkai tanaman yang mati juga dikeluarkan dari kebun dan dibakar.
2.3.6 penyakit rebah batang (Anonymous, 2012) Penyebab Disebabkan oleh jamur Rizoctonia solani Kuhn. R. Solani membentuk seklerotia yang bentuknya tidak teratur. Miselium mula-mula berwarna putih, kemudian berubah menjadi kecoklatan. Gejala penyakit Mula-mula terjadi bercak memar, kemudian busuk dan akhirnya mengering sehingga batang tampak berlekuk. Penyakit dapat terjadi pada bibit yang masih dalam stadium serdadu, kepel, atau yang sudah berdaun beberapa pasang tetapi batangnya masih lunak. Serangan dalam stadium serdadu dan stadium kepel dapat mematikan bibit, sedangkan serangan pada bibit yang batangnya sudah mengeras seringkali hanya menghambat pertumbuhan Kisaran inang Cabe, kopi, pinus, kakao dan lain-lain Pengendalian Mengurangi kelembaban di pembibitan melalui penebaran benih yang tidak terlalu rapat, diusahakan mendapatkan cahaya matahari secepat mungkin, dan mengatur frekuensi penyiraman secukupnya. Memilih tanah untuk pembibitan yang belum tercemar R.solani Menyemprot pembibitan dengan Delsene Mx 200 0,2%, Dithane M 45 0,2% atau Cupravit OB 21 0,3% formulasi.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Tanaman kopi merupakan suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin. Di Indonesia sebagian produksinya adalah kopi Arabika, robusta dan liberika. Dari jenis kopi tersebut dapat tumbuh dengan iklim yang berbeda-beda, maka perlu diperhatikan syarat tumbuh tanaman kopi. Budidaya tanaman kopi tidak lepas dari hama dan penyakit tanaman sehingga dapat merugikan petani. Untuk itu perlu adanya pengendalian untuk menekan kerusakan yang terjadi agar tidak melewati ambang ekonomi. Pengendalian juga harus melihat segi kerusakan yang ditimbulkan oleh haman dan penyakit. Untuk itu pengendalian hama terpadu perlu dipelajari agar tidak merusak tatanan ekosistem yang sudah ada.
3.2 Saran Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya penulis. Apabila ada kesalahan penulisan saya mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2012. http:// www.google.co.id/imgres?q=tanaman . Anonymous, 2012.http://www.google.co.id/imgres?q=hama+tanaman+kopi. Anonymous, 2012.http://www.google.co.id/imgres?q=penyakit+tanaman+kopi. AKK. 2007.Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius, Yogya,1980. Saidi. 1998. Pengenalan Dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kopi. Semangun, Haryono. 1990. Hama dan Penyakit Tanaman Pertanian di Indonesia, Fak. Pertanian Univ. Gajah Mada, Yogya.