Hijau”
Disusun oleh:
1. Nanda Windyarini
SMAN 2 PURWAKARTA
Jalan Raya Sadang No.17, Ciseureuh, Kec. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat 41118
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan hasil pertanian dan mayoritas penduduk
Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian itulah faktanya, salah satunya adalah
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.
dalam penelitiannya yang berjudul Value Chain Studi kacang-kacangan pada saat
oktober 2012 menyebutkan bahwa, kacang tanah menduduki peringkat ke lima dimuat dalam
data BPS 2013 “ Peningkatan luas panen kacang hijau di Indonesia, sedangkan kacang
kedelai dan kacang hijau menduduki peringkat ke enam setelah daging sapi, mangga, sayuran
Sedangkan kacang hijau di Indonesia sendiri menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Hal ini mengakibatkan keadaan
agroekologi Indonesia amat cocok untuk pengembangan budidaya kacang hijau. Pada masa
Nusantara. Peningkatan produksi kacang hijau nasional diramalkan sebesar 7,6% per tahun
dari tahun 1987 hingga tahun 2000 sehingga pada akhir abad ini produksi kacang hijau di
Dalam proses penanaman kacang hijau, air sangatlah dibutuhkan dalam pertumbuhannya,
sehingga memerlukan penyiraman dengan teratur. Selain itu, air merupakan media pengatur
suhu bagi tanaman karena dapat menyerap dan menyalurkan panas. Air juga merupakan
bagian penting dari jaringan meristem tanaman karena merupakan salah satu faktor penting
dari protoplasma dan merupakan sarana transportasi untuk mengangkut zat zat hara dari luar
ke dalam tubuh tanaman (Warisno, 2003: 34). Selain air, nutrisi juga merupakan faktor
penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kacang hijau, nutrisi yang bisa digunakan salah
satunya adalah air kelapa. Air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
Menurut Salisbury dan Ross (1995), air kelapa merupakan sumber alami hormone tumbuh
yang dipergunakan untuk memacu pembelah sel dan juga merangsang pertumbuhan tanaman.
Endosperm cair buah kelapa yang belum matang mengandung senyawa yang dapat memacu
sitokinesis. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboratorium sebagai nutrisi tambahan
di dalam media kultur jaringan, kerena air kelapa termasuk kelompok sitokinin yang
mengandung zeatin.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di
UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian
dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk
hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kacang tanah hingga 15 % Dengan
kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada
Air kelapa mengandung zat organic seperti vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat,
asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami
yaitu auksin giberelin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
(Purdyaningsih,2013).
Untuk penelitian ini, diberi judul “Pengaruh Pemberian Air Kelapa Terhadap Pertumbuan
Kecambah”, untuk meneliti manfaat air kelapa dalam menyuburkan berbagai macam tanaman
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang pada uraian diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
hijau?
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka pertanyaannya adalah sebagai
berikut:
1. Adakah perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau yang diberi air kelapa, air mineral,
2. Dari ketiga jenis air tersebut, manakah yang paling cepat tumbuh?
4. Apa saja kandungan yang ada pada air kelapa yang dapat memicu pertumbuhan
kacang hijau?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat diatas, dapat diambil tujuan penelitian sebagai
berikut:
Untuk mengetahui seperti apakah pengaruh dari pemberian air kelapa untuk pertumbuhan
E. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan uraian tujuan penelitian diatas, dapat diambil manfaat dari penelitian oleh
1. Bagi Siswa
Diharapkan siswa dapat mengetahui manfaat apa saja yang dapat dimanfaatkan dari air
2. Bagi Sekolah
Diharapkan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik agar
lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Biji masak terdiri dari tiga
bagian yaitu embrio dan endosperm yang dihasilkan dari pembuahan ganda serta
Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg –0,8 mg
atau berat per 1000 butir antara 36 g –78 g (Rukmana,1997: 16).Biji umumnya berwarna
hijau kusam atau hijau mengkilap, namun adapula yang berwarna kuning dan coklat
Tanaman kacang hijau berakar tunggang, batangnya berbentuk bulat dan berbuku-buku.
Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau kemerahan. Setiap buku
batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun
yang berhadap-hadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau
tumbuh tegak dengan ketinggian 1 m. Cabangnya menyebar ke semua arah. Daun kacang
hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun disetiap tangkai. Helai daun
berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak
daun berseling, tangkai daunnya lebih panjang dari daunnya sendiri. Bunga kacang hijau
berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat, termasuk
bunga hermaprodit atau berkelamin sempurna. Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang
polong sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji. Polong berbentuk bulat silindris atau
pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah tua
berubah menjadi kecokelatan atau kehitaman. Bijinya berbentuk bulat dengan bobot (berat)
sebesar 0,5-0,8 mg, berwarna hijau sampai hijau mengkilap (Purwono dan Hartono, 2005).
Tauge adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik
di dalam biji. Tahap perkembangannya disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat
berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula
menjadi akar. Epigeal merupakan tipe perkecambahan pada tanaman kacang hijau yaitu
terjadinya pertumbuhan plumula dan kotiledon muncul diatas permukaan tanah. Bagian-
a.Testa (seed coat) : Kulit biji yang terletak di bagian luar biji dan melapisi seluruh bagian
biji.
pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih-
Perkecambahan merupakan tahap awal dari suatu perkembangan suatu tanaman yang
berbiji.Pada tahap ini embrio yang dalam kondisi dormain mengalami sejumlah perubahan
plumuladan radikel tumbuh secara normaldalam jangka waktu yang sesuai dengan
sintesa senyawa protein untuk pembentukan sel-sel baru pada embrio (Hapsari, 2015).
Kecambah kacang hijau merupakan hasil pertumbuhan dari biji kacang hijau yang
disemai. Proses ini disertai dengan mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan
atau keping biji ke bagian vegetatif (sumber pertumbuhan embrio atau lembaga). Germinasi
selama 2 hari dapat menghasilkan kecambah dengan panjang mencapai 4 cm, dan dalam 3-5
hari dapat mencapai 5-7 cm (Simanjuntak, 2007). Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
dalam perkecambahan adalah: air, gas, suhu dan cahaya. Temperatur optimum untuk
1.Tahap pertama suatu perkecambahan biji dimulai dengan proses penyerapan air oleh
2.Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya
tingkat respirasi biji, pada permulaan perkecambahan radikula lebih dahulu keluar (akar
primer dan akar rambut). Proses ini terjadi pada umur perkecambahan 24 jam.
karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik
tumbuh. Pada tingkatan perkecambahan selanjutnya hipokotil dan radikula terus memanjang
4.Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah
pertumbuhan sel-sel baru. Pada umur perkecambahan 56-72 jam, radikula terus memanjang
Hipokotil terus memanjang sehingga kotiledon berada di atas permukaan dan daun pertama
keluar, antara bagian daun dan kotiledon terdapat epikotil. Pada tahap ini akar semakin
banyak dan bertambah panjang serta terdapat akar lateral (terjadi pada umur perkecambahan
80 jam).
5.Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,
pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara daun belum dapat
berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung
Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan yang memenuhi
syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan kelembaban udara
sekeliling harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau berkisar 5-15%, pada kadar air ini
perkecambahan adalah kadar air biji kacang hijau harus dinaikkan dengan cara dilakukan
perendaman atau ditempatkan pada lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009).
Melakukan suatu penelitian pemeberian air kelapa dilakukan dalam beberapa faktor, hal
ini bertujuan untuk meneliti manfaat air kelapa dalam menyuburkan berbagai macam
tanaman khususnya bagi tanaman kacang hijau. Air kelapa sering digunakan dalam proses
invigorasi biji perkecambahan karena dalam air kelapa terdapat hormon alami yaitu auksin,
Auksin yaitu hormon yang berfungsi dalam merangsang pertumbuhan akar, sumber
dihasilkan auksin adalah diujung tunas. Sedangkan giberelin yaitu kelompok hormon yang
berfungsi dalam proses pembungaan dan pembuahan dan sumber dihasilkannya adalah
didaun dan buah. Pemberian hormon ini harus berdasarkan konsentrasinya karena semakin
besar konsentrasi yang diberikan bisa mengakibatkan letal (kematian) pada benih tanaman
(Sandra, 2011).
Didalam air kelapa mengandung hormon yang berfungsi sebagi zat pengatur tumbuh
adalah sitokinin 5,8 mgL-1, auksin 0,07 mgL-1dan giberelin (Junairiah dan Fatimah, 2004).
Jadi sitokinin bersama auksin sangat berperan dalam mendorong terjadinya pembelahan sel
dan diferensiasi jaringan tertentu dalam pembentukan tunas pucuk dan pertumbuhan akar
sedangkan giberelin yaitu hormon tumbuh alami yang berfungsi dalam percepatan
berbagai macam vitamin lainnya seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam
folat, niacin, riboflavin, dan thiamin.Didalam air kelapa muda (7-8 bulan) juga terdapat unsur
gula, air (95,5%), protein (0,1%), lemak (0,1%), Karbohidrat (4,0%), dan abu (0,4%)
meningkatkan perkecambahan biji pinang dengan perlakuan yang diberikan adalah air kelapa
berkonsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% dengan lama perendaman 24 jam. Hasil yang
didapat bahwa perlakuan air kelapa dengan konsentrasi 80% didapatkan perkecambahan
97,78% sedangkan kontrol hanya 88,33%, artinya perlakuan air kelapa dengan konsentrasi
(2001) menunjukkan bahwa dengan konsentrasi air kelapa 15% dapat meningkatkan nilai
Pada perbanyakan secara generatif, masalah utama yang dihadapi adalah kecepatan yang
diperlukan biji untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain keadaan
biji, permeabilitas kulit biji, dan tersedianya air di sekeliling biji. Jika ketiga faktor tersebut
tidak mendukung biji untuk melakukan perkecambahan maka biji memiliki kemampuan
hormon tumbuh di dalam biji yang mengalami dormansi adalah dapat menstimulasi sintesis
semakin lama waktu untuk perendaman semakin baik persentase jumlah biji yang
berkecambah. Sebaliknya pada biji yang tidak direndam, kulit biji menjadi keras sehingga
proses perkembangannya menjadi lambat. Keberadaan air bagi biji akan mengimbibisi
dinding sel biji dan menentukan turgor sel sebelum membelah. Biji dapat diketahui
berkecambah jika yang pertama muncul dari biji tersebut adalah radikula (akar lembaga)
yang berasal dari kulit biji yang pecah akibat pembengkakan biji setelah biji mengalami
proses imbibisi. Pada biji yang kering gas O2 akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila
dinding sel kulit biji dan embrio telah menyerap air, maka suplai oksigen akan meningkat
pada sel-sel hidup, sehingga terjadinya proses respirasi dan CO2 yang dihasilkan lebih mudah
berdifusi keluar. Sedangkan untuk biji yang tidak direndam, dinding selnya hampir tidak
permeable untuk gas, sehingga masuknya O2ke dalam biji akan menjadi lambat. Pada biji
yang direndam dengan air dapat membentuk alat transport makanan yang berasal dari
endosperm, kotiledon pada titik tumbuh pada embrionik di ujung yang nantinya akan
digunakan untuk membentuk protoplasma baru. Ketika suplai air rendah atau tidak tersedia
maka pembentukan sitoplasma baru akan berlangsung sangat lambatkarena air sangat
Fathonah dkk (2011) melakukan penelitian terhadap biji palem 15utrid dengan lamanya
waktu perendaman dalam air kelapa selama 24 jam dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%
dan 100%. Dari hasil penelitian didapat 96,25% prosentase perkecambahan dengan
konsentrasi 75% dan ini merupakan konsentrasi terbaik untuk meningkatkan prosentase
Hipotesis
kacang hijau
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
1. Subjek Penelitian
Vigna Radiata ).
Penelitian dilakukan di Perumahan Bumi Inti Persada ( BIP ) Blok D3 No.15 Jalan
penelitian dilakukan pada hari jumat tanggal 28 Desember 2018 – 4 Januari 2019
2. Sendok makan
3. Sendok teh
5. Label nama
6. Tisu
7. Gunting
8. Pulpen
9. Penggaris
1. Kacang hijau
2. Air kepala
3. Air sumur
4. Air mineral kemasan, yang digunakan dalam penelitian ini adalah air mineral
Memasukkan satu
Memilih kacang
buah kapas pada Menempelkan label
hijau yang baik
dasar gelas sebagai yang telah diberi nama
dan layak untuk
pengganti kapas di tersebut pada gelas air
digunakan untuk
masing masing mineral
penelitian
gelas air mineral
Memasukkan
air yang sesuai
Memasukkan dengan label Memberikan
kacang hijau yang nama yang perlakuan yang
sudah dipilih tertera pada sama dan
kedalam setiap setiap gelas menempatkan gelas
gelas sebanyak 12 masing masing pada tempat yang
butir satu sendok cukup sinar matahari
makan dan satu
sendok teh
Mengamati proses
pertumbuhan
kacang hijau
selama 7 hari
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1 2 3 4 5 6 7
A1 - - - - - - -
B1 - - - - - - -
KETERANGAN:
30
25
A1
20
A2
A3
15
B1
B2
10
B3
0
1 2 3 4 5 6 7
B. Pembahasan
Pada hari pertama ditemukan 4 biji kacang hijau mulai berkecambah dan ditemukan jamur
pada biji tersebut. Pada hari kedua ditemukan 6 biji mulai berkembah, biji berubah menjadi
kecoklatan, dan semua biji berjamur. Pada hari ketiga, kecambah dihinggapi hama yang
biasanya ditemukan pada makanan basi, jamur pada biji bertambah tebal, air kelapa yang
hasil penyiraman sedikit menggenang atau tidak terserap oleh kapas. Pada hari keempat,
kapas semakin menebal, ditemukan banyak belatung kecil berwarna putih dan belatung
tersebut bergerak menuju keatas permukaan gelas plastik, air kelapa yang menggenang
berubah menjadi kecoklatan. Pada hari kelima ditemukan banyak sekali terus belatung di
hampir semua permukaan kapas namun belatung sudah tidak naik keatas permukaan gelas
plastik, air kelapa yang menggenang berubah warna menjadi merah bata dan beraroma
masam seperti cuka, biji kacang hijau yang tidak berkecambah itu kembali berjamur. Pada
hari keenam ditemukan bahwa ukuran dari belatung tersebut bertambah dan bergerak dengan
lebih cepat dari sebelumnya, biji tidak mengalami pertambahan pembusukan atau perubahan
warna, air bertambah merah. Pada hari ketujuh ditemukan bahwa belatung sudah tidak
terlihat dan tidak ada dipermukaan kapas dan air kelapa semakin mengeluarkan air yang tidak
Pada hari pertama ditemukan 8 biji mengeluarkan kotiledon berwarna putih dan bersih, dan
memiliki tinggi batang 0,9 cm. Pada hari kedua 3 kecambah mulai mengeluarkan daun, 3 biji
kotiledon berwarna ungu dan 9 kotiledon berwarna hijau, semua biji berkecambah, memiliki
tinggi batang 3,7 cm. Pada hari ketiga ditemukan bahwa dari 12 biji yang ditanam hanya 10
biji yang mengeluarkan daun yang masih menguncup, 4 kotiledon berwarna ungu dan 5
kotiledon berwarna hijau, memiliki tinggi batang 11,5 cm. Pada hari keempat ditemukan 4
kotiledon berwarna ungu dan 8 kotiledon berwarna hijau, terdapat 5 daun mekar yang
memiliki lebar 1,1 cm dan 7 daun yang kuncup, akar pada kecambah A2 ini lebat dan
memiliki panjang akar 2,9 cm, memiliki panjang batang 18,9 cm. Pada hari kelima panjang
akar tidak mengalami perpanjangan, batang lebih mengkilat dan sehat dibandingkan dengan
tanaman A3, memiliki panjang batang 26 cm, 4 kotiledon ungu mengkeriput, 7 kotiledon
hijau pun keriput dan 1 kotiledon ungu belum mengkeriput, memiliki 5 daun mekar yang
panjangnya 5,5 cm, lebar 0,9 cm dan 4 daun kuncup, sedangkan 3 daun pada kecambah lain
tertutupi kulit kacang hijau yang mengelupas. Pada hari keenam tinggi akar 3,4 cm dan
semakin lebat, tinggi batang 22,7 cm, batang melengkung ke kiri, 4 daun mekar yang
panjangnya 6 cm dan lebar 1 cm, 3 daun tidak mekar karena masih menyatu dengan kulit biji
kacang hijau, 5 daun kuncup, 2 batang terlepas dari kotiledon, memiliki 6 kotiledon hijau
keriput dan 4 kotiledon ungu keriput. Pada hari ketujuh tinggi akar 3,4 cm, memiliki tinggi
batang 7,3 cm hal ini disebabkan karena batang terlalu panjang dan pertumbuhannya semakin
panjangnya 1,6 cm dan lebar 1,1 cm, memiliki 4 daun kuncup, dan 3 daun lain masih
tertutupi oleh kulit kacang hijau, 8 kotiledon terlepas dari batang sedang 4 kotiledon yang
Pada hari pertama terdapat 8 biji sudah mengeluarkan kotiledon yang berwarna putih
kehijauan, memiliki tinggi batang 1,4 cm, terdapat 2 biji yang berjamur. Pada hari kedua
terdapat 1 biji berjamur sedangkan selebihnya tumbuh dan berkotiledon, 7 biji mengeluarkan
daun yang masih menguncup, terdapat 3 kotiledon berwarna hijau dan 8 kotiledon berwarna
ungu, memiliki panjang batang 5,2 cm. Pada hari ketiga dari 12 biji yang ditanam hanya 11
biji yang tumbuh dan sudah mengeluarkan kotiledon, sedangka 1 biji yang lainnya tidak
berkecambah karena berjamur, akar tumbuh kesamping, datar dan memiliki panjang akar 0,4
cm, memiliki 8 kotiledon berwarna ungu dan 3 kotiledon berwarna hijau, terdapat 2 daun
sedikit mekar dengan lebar 0,6 cm, memiliki panjang batang 13,9 cm. Pada hari keempat dari
12 biji yang ditanam hanya 11 biji yang tumbuh dan 1 lainnya berjamur, memiliki 8 kotiledon
berwarna ungu dan 3 kotiledon berwarna hijau, akar tidak sebanyak dan selebat pada A2 dan
akar mengalami pertumbuhan kesamping dengan panjang akar 1,7 cm, batang kecambah
tumbuh lurus mengarah ke samping kiri tanpa ada yang meliuk berbeda dengan A2, memiliki
6 daun mekar yang lebarnya 1,2 cm dan 5 daun kuncup, air yang menggenang lebih jernih
dari A2 yang mengalami sedikit kecoklatan, memiliki panjang batang 19,6 cm. Pada hari
kelima kecambah tumbuh lurus keatas dengan panjang 28 cm, terdapat 3 kotiledon hijau
mengkeriput dan 8 kotiledon ungu mengkeriput, memiliki 4 daun mekar dengan panjang 3,3
cm dan lebar 1,2 cm, terdapat 7 daun yang masih menguncup. Pada hari keenam panjang
batang mengalami penurunan yaitu menjadi 24,2 cm, terdapat 9 daun yang layu, 1 daun
menguncup dan 1 daun mekar yang memiliki lebar 5,7 cm, terdapat 5 batang patah dan layu,
terdapat 6 kotiledon ungu mengkeriput dan 5 kotiledon hijau mengkeriput. Pada hari ketujuh
tinggi batang mengalami penurunan kembali yaitu menjadi 24 cm dengan batang yang tetap
lurus keatas, terdapat 7 tanaman mati dan 4 tanaman lainnya masih tetap tumbuh, terdapat 7
kotiledon terlepas pada batang, dari 4 tanaman yang masih tumbuh terdapat 1 daun mekar
dengan panjang 3,1 dan lebar 0,6 cm, terdapat 3 daun kuncup
Hasil perkecambahan pada B1
Pada hari pertama biji tidak berjamur, tidak tumbuh tetapi ukuran biji bertambah. Pada hari
kedua biji masih tetap tidak tumbuh dan warna biji lebih hijau dari A1. Pada hari ketiga
ditemukan bahwa biji berjamur, masih tetap tidak menunjukkan bahwa biji akan
berkecambah, warna biji sedikit kecoklatan. Pada hari keempat semua biji berjamur dan
saling menempel satu sama lain, di temukan 9 telur belatung pada kapas. Pada hari kelima
telur belatung tidak ada yang menetas menjadi belatung yang sesungguhnya, aroma yang
dikeluarkan seperti makanan basi, terdapat lumut yang semakin tebal. Pada hari keenam
lumut semakin menebal, terdapat lender pada biji, telur belatung semakin banyak ditemukan
pada sekitaran kapas. Pada hari ketujuh telur belatung tidak ada yang menetas dan terdapat 1
biji terlepas dari kulitnya yang sedikit keriput dan berwarna kecoklatan
Pada hari pertama terdapat 1 biji yang mulai berkecambah dan kapas mengalami sedikit
perubahan warna menjadi hijau. Pada hari kedua semua biji berkecambah dengan memiliki
panjang 0,7 cm. Pada hari ketiga sudah keluar batang dengan panjang 2,3 cm, 10 biji sudah
terlepas dari kulitnya, 1 biji masih diselimuti kulit dan 1 biji berjamur. Pada hari keempat
panjang batang 6,4 cm, 10 batang kecambah tumbuh keatas sedangkan 2 lainnya ke arah
samping, terdapat 9 kotiledon berwarna ungu dan 2 kotiledon berwarna hijau, terdapat 1
Pada hari pertama kapas mengalami perubahan warna menjadi hijau tetapi tidak sehijau
pada B2, 3 biji mulai berkecambah, dan 2 biji mengeluarkan kotiledon. Pada hari kedua
hanya 5 biji yang sudah tumbuh dengan panjang 2,3 cm, 1 biji baru memulai untuk
berkecambah, dan 1 biji berjamur. Pada hari ketiga dari 12 biji hanya 5 biji yang sudah
tumbuh, mengeluarkan kotiledon dan berdaun, 4 biji yang lain belum berkecambah,
sedangkan 2 lainnya sudah mengeluarkan batang dan 1 biji berjamur, terdapat 3 kotiledon
berwarna ungu dan 2 kotiledon berwarna hijau, daun menguncup, memiliki panjang 10,4 cm.
Pada hari keempat 7 biji tumbuh dengan panjang 14,9 cm, terdapat 2 daun mekar dan 3 daun
kuncup, terdapat 2 tanaman yang pada pertumbuhannya kulit kacang hijau masih menempel
pada daun, daun berbentuk keriting dan mengkerut dengan lebar daun 0,9 cm, terdapat 3
kotiledon ungu dan 2 kotiledon hijau. Pada hari kelima tanaman tumbuh lurus ke atas dengan
panjang 13,9 cm, 2 daun yang pada hari keempat mengkerut pada hari kelima ini pada
ujungnya berwarna hitam dengan panjang daun 1,9 cm, akar akar pada B3 ini tidak
bercabang, terdapat 2 daun yang sehat, 3 daun keriput dan 2 daun yang baru saja muncul dan
masih menguncup, terdapat 4 kotiledon berwarna ungu dan 2 kotiledon berwarna hijau. Pada
hari keenam 5 tanaman layu dan 2 tanaman lain tumbuh, terdapat 3 kotiledon ungu yang
mengkeriput, 1 kotiledon berwarna hijau mengkeriput, 2 kotiledon berwarna hijau biasa, dan
1 kotiledon berwarna ungu biasa, memiliki tinggi 14,9 cm. Pada hari ketujuh 5 tanaman mati
dan 2 tanaman tumbuh dengan tinggi 14 cm, pada kapas terdapat lumut, terdapat 2 kotiledon
ungu berkeriput, 3 kotiledon hijau tidak berkeriput, dan 2 kotiledon hijau berkeriput, dari 2
tanaman yang tumbuh dua-duanya memiliki daun yang menguncup dengan panjang 2,1 cm
Bisa disimpulkan bahwa kecambah yang lebih cepat tumbuh dan pertumbuhannya baik
adalah pada gelas plastik A3 yang merupakan air sumur. Menurut Hadipurwo,2006
menyebutkan bahwa air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk
kimia air tanah ini memberikan beberapa pengaruh terhadap berbagai kegiatan
pemanfaatannya seperti pertanian, industri maupun domestik. Komposisi zat terlarut dalam
air tanah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok (dalam Hadipurwo, 2006):
1. Unsur utama (major constituents), dengan kandungan 1,0-1000 mg/l, yakni: natrium,
2. Unsur sekunder (secondary constituents), dengan kandungan 0,01-10 mg/l, yakni besi,
3. Unsur minor (minor constituents), dengan kandungan 0,0001-0,1 mg/l, yakni atimon,
aluminium, arsen, barium, brom, cadmium, krom, kobalt, tembaga, germanium, jodium,
timbal, litium, mangan, molibdiunum, nikel, fosfat, rubidium, selenium, titanium, uranium,
vanadium, seng.
4. Unsur langka (trace constituents), dengan kandungan biasanya kurang dari 0,001 mg/l,
yakni berilium, bismut, cerium, cesium, galium, emas, indium, lanthanum, niobium, platina,
radium, ruthenium, scandium, perak, thalium, tharium, timah, tungsten, yttrium, zirkon.
Manfaat air kelapa bagi pertumbuhan
Hasil uji perkembangan kacang hijau menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang
tidak nyata antara faktor pemberian air kelapa dan kecepatan pertumbuhan kacang hijau
terhadap potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan keserampakan tumbuh.
Menurut Halmer dan Bewley dalam ilyas (1996), absorbsi air secara terkontrol
meningkatkan membran kembali ke bentuk yang normal atau mendekati normal dengan cara
teratur.
Lakitan (1996) menyatakan bahwa ada tiga fase penyrapan air yaitu fase I yang
merupakan fase awal, penyerapan air berlangsung sebagai akibat tarikan terhadap molekul air
karena besarnya potensi matriks dari dinding sel dan bahan-bahan lain yang terkandung
dalam sel. Proses penyerapan air fase I ini merupakan peristiwa yang dikenal degan imbibisi.
Setelah fase ini berlangsung maka akan terjadi stagnasi dalam penyerapan oleh benih, fase ini
disebut fase II atau lag phase. Pada fase ini akan terjadi reaksi enzim dan beberapa proses
metabolisme akan segera dimulai sebagai persiapan perkecambahan biji. Setelah fase II
berhenti, biji memasuki fase II dimana penyerapan air pada fase ini berkaitan dengan proses
pertumbuahn kecambah. Imbibisi air ke dalam biji membutuhkan waktu yang lama, waktu
tersebut ditentukan oleh sejumlah faktor. Imbibisi berlangsung jika potensial osmotik larutan
disekitar benih lebih rendah dari pada porensial osmotik larutan di dalam sel-sel benih
pada perlakuan pemberian air kelapa. Hal ini diduga karena pemberian air kelapa belum
mampu meningkatkan viabilitas biji kacang hijau yang memicu metabolisme didalam biji
keserampakannya-pun tidak meningkat. Selain itu, biji yang digunakan dalam penelitian
adalah biji yang tingkat kemundurannya sudah menurun terutama dalam segi kecepatan
Menurut Salisbury dan Ross (1995), air kelapa merupakan sumber alami hormon
tumbuh yang dipergunakan untuk memacu pembelah sel dan juga merangsang pertumbuhan
tanaman. Endosperm cair buah kelapa yang belum matang mengandung senyawa yang dapat
memacu sitokinesis. Sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh dalam proses pembelahan
suatu sel. Selain itu, air kelapa muda mengandung zat hara dan zat pengatur tumbuh yang
Air kelapa muda juga mengandung senyawa organic seperti vitamin C, vitamin B,
dengan penambahan atau perlakuan dengan zat tertentu sebelum benih dikecambahkan atau
tumbuh dan kecepatan tumbuh akibat pemberian air kelapa, diduga disebabkan karena
perbedaan tekanan osmotik diluar sel juga mempengaruhi peningkatan viabilitas biji.
Besarnya tekanan tersebut akan menentukan banyaknya air yang masuk ke dalam biji.
Peningkatan konsentrasi zat-zat terlarut di luar benih dapat memperlambat kecepatan imbibisi
benih (Gardner dalam Fauzi 2003), sehingga mempengaruhi terhadap keserampakan dan
kecepatan tumbuh benih kadaluarsa. Konsentrasi air kelapa dapat meningkatkan potensi dan
daya berkecambah biji kacang hijau, namun tidak mampu mempercepat biji untuk
Kesimpulan
Pemberian air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap potensi tumbuh dan
berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, namun berpengaruh tidak nyata terhadap
kecepatan dan keserampakan tumbuh. Potensi tumbuh terendah dijumpai pada air kelapa
yang terdapat belatung sedangkan daya berkecambah terbaik dijumpai pada kacang hijau
yang tidak diberikan air kelapa . Kecepatan pertumbuhan kacang hijau berpengaruh tidak
Saran
Pemberian air kelapa dengan takaran yang tepat dapat dipertimbangkan untuk
meningkatkan viabilitas biji kacang hijau. Perlu ditingkat lama perendaman dengan air kelapa
untuk biji kacang hijau terhadap viabilitas biji. Perlu penelitian lebih akurat untuk
mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh alami yang lain pada biji-biji kacang hijau.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.unair.ac.id/25647/14/14.%20Bab%202.pdf
2. http://www.biojanna.org/unsurkimiadalambuahkelapa
3. http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/viewFile/662/482
4. https://www.scribd.com/doc/219998037/PENGARUH-PEMBERIAN-AIR-KELAPA-
TERHADAP-PERTUMBUHAN-TUNAS-RIMPANG-TEMU-KUNCI-
Boesenbergia-pandurata-L
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Biji
6. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/kacang-hijau.html
7. https://www.academia.edu/25831118/II._TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Struktur_Biji
_2.1.1_Pengertian_Biji
8. http://www.pusatbiologi.com/2013/03/definisi-bagian-bagian-dan-struktur.html
9. http://4.bp.blogspot.com/-
5v0FrdXqMkk/TWRYtsx1PkI/AAAAAAAAAA8/4BLpLjIgRw0/s320/image044.gif
10. http://etheses.uin-malang.ac.id/556/1/09620021%20Pendahuluan.pdf
11. http://www.gali-sumur.com/2015/01/kandungan-unsur-yang-terkandung-dalam.html
Dokumentasi hasil penelitian selama 7 hari
A1 B1
A2 B2
A3 B3
2. Hari kedua ( 03 Januari 2019 )
A1 B1
A2 B2
A3 B3
3. Hari ketiga ( 04 Januari 2019 )
A1 B2
A2 B2
A3 B3
A1 B1
A2 B2
A3 B3
5. Hari kelima ( 06 Januari 2019 )
A1 B2
A2 B2
A3 B3
A1 B1
A2 B2
A3 B3
7. Hari ketujuh ( 08 Januari 2019 )
A1 B1
A2 B2
A3 B3