Anda di halaman 1dari 41

KARYA TULIS ILMIAH

“Pengaruh Pemberian Air Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang

Hijau”

Disusun oleh:

1. Nanda Windyarini

2. Vera Cerelia Yolanda

Kelas: XII MIA 4

SMAN 2 PURWAKARTA

Jalan Raya Sadang No.17, Ciseureuh, Kec. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa

Barat 41118
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan hasil pertanian dan mayoritas penduduk

Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian itulah faktanya, salah satunya adalah

kacang-kacangan. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak

manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.

Menurut Eastern Indonesia-Agribusiness Development Opportunities (EI-ADO) (2012)

dalam penelitiannya yang berjudul Value Chain Studi kacang-kacangan pada saat

penelitiannya di Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kupang dari tanggal 28 september- 3

oktober 2012 menyebutkan bahwa, kacang tanah menduduki peringkat ke lima dimuat dalam

data BPS 2013 “ Peningkatan luas panen kacang hijau di Indonesia, sedangkan kacang

kedelai dan kacang hijau menduduki peringkat ke enam setelah daging sapi, mangga, sayuran

jagung sebagai komoditas-komoditas dengan potensi terbesar untuk pengentasan kemiskinan.

Sedangkan kacang hijau di Indonesia sendiri menempati urutan ketiga terpenting sebagai

tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Hal ini mengakibatkan keadaan

agroekologi Indonesia amat cocok untuk pengembangan budidaya kacang hijau. Pada masa

mendatang dimungkinkan penyebaran kacang hijau meluas ke semua provinsi di wilayah

Nusantara. Peningkatan produksi kacang hijau nasional diramalkan sebesar 7,6% per tahun
dari tahun 1987 hingga tahun 2000 sehingga pada akhir abad ini produksi kacang hijau di

Indonesia diharapkan mencapai 623.000 ton (Rukmana, 1997 : 15)

Dalam proses penanaman kacang hijau, air sangatlah dibutuhkan dalam pertumbuhannya,

sehingga memerlukan penyiraman dengan teratur. Selain itu, air merupakan media pengatur

suhu bagi tanaman karena dapat menyerap dan menyalurkan panas. Air juga merupakan

bagian penting dari jaringan meristem tanaman karena merupakan salah satu faktor penting

dari protoplasma dan merupakan sarana transportasi untuk mengangkut zat zat hara dari luar

ke dalam tubuh tanaman (Warisno, 2003: 34). Selain air, nutrisi juga merupakan faktor

penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kacang hijau, nutrisi yang bisa digunakan salah

satunya adalah air kelapa. Air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan

pertumbuhan tanaman.

Menurut Salisbury dan Ross (1995), air kelapa merupakan sumber alami hormone tumbuh

yang dipergunakan untuk memacu pembelah sel dan juga merangsang pertumbuhan tanaman.

Endosperm cair buah kelapa yang belum matang mengandung senyawa yang dapat memacu

sitokinesis. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboratorium sebagai nutrisi tambahan

di dalam media kultur jaringan, kerena air kelapa termasuk kelompok sitokinin yang

mengandung zeatin.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di

UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian

dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk

hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kacang tanah hingga 15 % Dengan

kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada

anggrek seperti dendrobium dan phalaenopsis.

Air kelapa mengandung zat organic seperti vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat,

asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami

yaitu auksin giberelin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.

(Purdyaningsih,2013).

Untuk penelitian ini, diberi judul “Pengaruh Pemberian Air Kelapa Terhadap Pertumbuan

Kecambah”, untuk meneliti manfaat air kelapa dalam menyuburkan berbagai macam tanaman

khususnya bagi tanaman kacang hijau.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang pada uraian diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah pemberian air kelapa berpengaruh pada kecepatan perkecambahan kacang

hijau?
C. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka pertanyaannya adalah sebagai

berikut:

1. Adakah perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau yang diberi air kelapa, air mineral,

dan air sumur?

2. Dari ketiga jenis air tersebut, manakah yang paling cepat tumbuh?

3. Apakah air kelapa bermanfaat untuk pertumbuhan kecambah kacang hijau?

4. Apa saja kandungan yang ada pada air kelapa yang dapat memicu pertumbuhan

kacang hijau?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat diatas, dapat diambil tujuan penelitian sebagai

berikut:

Untuk mengetahui seperti apakah pengaruh dari pemberian air kelapa untuk pertumbuhan

tanaman kacang hijau

E. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan uraian tujuan penelitian diatas, dapat diambil manfaat dari penelitian oleh

kami sebagai berikut:

1. Bagi Siswa
Diharapkan siswa dapat mengetahui manfaat apa saja yang dapat dimanfaatkan dari air

kelapa selain untuk kesehatan

2. Bagi Sekolah

Diharapkan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik agar

lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Deskripsi Biji

Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Biji masak terdiri dari tiga

bagian yaitu embrio dan endosperm yang dihasilkan dari pembuahan ganda serta

kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal biji (Kamil,1982).

D a l a m b i j i b a n ya k t u m b u h a n , m a k a n a n d i s i m p a n d i dalam lembaga biji

itu sendiri, pada tumbuhan lain, makanan disimpan dalam jaringan

disekililingnya. Mengenai biji harus me nerangkan perubahan-perubahan yang

terjadi dalam stamen dan pistil, proses penyerbukan, perkembangan embrio,

pembentukankulit biji dan perkembangan penyediaan cadangan makanan yang digunakan

oleh tumbuhanmuda ketika biji berkecambah (Yuniarsih, 1996).

Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg –0,8 mg

atau berat per 1000 butir antara 36 g –78 g (Rukmana,1997: 16).Biji umumnya berwarna

hijau kusam atau hijau mengkilap, namun adapula yang berwarna kuning dan coklat

(Fachruddin, 2000: 64).

Tanaman kacang hijau berakar tunggang, batangnya berbentuk bulat dan berbuku-buku.

Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau kemerahan. Setiap buku

batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun
yang berhadap-hadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau

tumbuh tegak dengan ketinggian 1 m. Cabangnya menyebar ke semua arah. Daun kacang

hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun disetiap tangkai. Helai daun

berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak

daun berseling, tangkai daunnya lebih panjang dari daunnya sendiri. Bunga kacang hijau

berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat, termasuk

bunga hermaprodit atau berkelamin sempurna. Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang

polong sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji. Polong berbentuk bulat silindris atau

pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah tua

berubah menjadi kecokelatan atau kehitaman. Bijinya berbentuk bulat dengan bobot (berat)

sebesar 0,5-0,8 mg, berwarna hijau sampai hijau mengkilap (Purwono dan Hartono, 2005).

II.2 Anatomi Biji Kacang Hijau

Tauge adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik

di dalam biji. Tahap perkembangannya disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap

kritis dalam kehidupan tumbuhan. (https://id.wikipedia.org/wiki/tauge).


Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji yang

merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat

berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula

menjadi akar. Epigeal merupakan tipe perkecambahan pada tanaman kacang hijau yaitu

terjadinya pertumbuhan plumula dan kotiledon muncul diatas permukaan tanah. Bagian-

bagian dari biji kacang hijau terdiri dari :

a.Testa (seed coat) : Kulit biji yang terletak di bagian luar biji dan melapisi seluruh bagian

biji.

b.Hypokotyl : Bagian bawah aksis (pangkal) yang melekat pada kotiledon.

c.Radicle : Bagian terminal (ujung).

d.Epikotyl : Bagian atas pangkal.

e.Plumula : Bagian ujung, yaitu pucuk dengan sepasang daun.

f.Cotyledon : Bagian cadangan makanan.

g. Hilum : Berkas perlekatan dengan tali pusar.


h. Microphyle : Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji

pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih-

putihan dan lunak yang disebut karankula.

II.3 Proses Perkecambahan

Perkecambahan merupakan tahap awal dari suatu perkembangan suatu tanaman yang

berbiji.Pada tahap ini embrio yang dalam kondisi dormain mengalami sejumlah perubahan

fisiologis sehingga menjadi kecambah. Suatu benih dikatakan berkecambah apabila

plumuladan radikel tumbuh secara normaldalam jangka waktu yang sesuai dengan

ketentuan.Proses perkecambahan inimerupaka proses metabolisme yang terdiri dari

katabolisme dan anaiolisme. Katabiolisme yaitusuatu proses terjadinya perombakan cadangan

makanan sehingga menghasilkan energi ATP sedangkan anabiolismeyaitu proses terjadinya

sintesa senyawa protein untuk pembentukan sel-sel baru pada embrio (Hapsari, 2015).

Kecambah kacang hijau merupakan hasil pertumbuhan dari biji kacang hijau yang

disemai. Proses ini disertai dengan mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan

atau keping biji ke bagian vegetatif (sumber pertumbuhan embrio atau lembaga). Germinasi

selama 2 hari dapat menghasilkan kecambah dengan panjang mencapai 4 cm, dan dalam 3-5

hari dapat mencapai 5-7 cm (Simanjuntak, 2007). Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh

dalam perkecambahan adalah: air, gas, suhu dan cahaya. Temperatur optimum untuk

perkecambahan adalah 34 derajat Celsius (Astawan, 2005).


Menurut Sutopo (1993), proses perkecambahan biji kacang hijau merupakan suatu

rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap-

tahap perkecambahan adalah sebagai berikut :

1.Tahap pertama suatu perkecambahan biji dimulai dengan proses penyerapan air oleh

biji, melunaknya kulit biji dan hidrasi dari protoplasma.

2.Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya

tingkat respirasi biji, pada permulaan perkecambahan radikula lebih dahulu keluar (akar

primer dan akar rambut). Proses ini terjadi pada umur perkecambahan 24 jam.

3.Tahap ketiga merupakan tahap di mana terjadi penguraian bahan-bahan seperti

karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik

tumbuh. Pada tingkatan perkecambahan selanjutnya hipokotil dan radikula terus memanjang

(terjadi pada umur perkecambahan 48 jam).

4.Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah

meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan

pertumbuhan sel-sel baru. Pada umur perkecambahan 56-72 jam, radikula terus memanjang

ke bawah sedangkan hipokotil terus memanjang ke atas sampai menembus permukaan.

Hipokotil terus memanjang sehingga kotiledon berada di atas permukaan dan daun pertama

keluar, antara bagian daun dan kotiledon terdapat epikotil. Pada tahap ini akar semakin

banyak dan bertambah panjang serta terdapat akar lateral (terjadi pada umur perkecambahan

80 jam).
5.Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,

pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara daun belum dapat

berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung

pada persediaan makanan yang ada dalam biji.

Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan yang memenuhi

syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan kelembaban udara

sekeliling harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau berkisar 5-15%, pada kadar air ini

kelembaban terlalu rendah untuk berlangsungnya metabolisme sehingga tahap

perkecambahan adalah kadar air biji kacang hijau harus dinaikkan dengan cara dilakukan

perendaman atau ditempatkan pada lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009).

II.4 Pemberian Air Kelapa

Melakukan suatu penelitian pemeberian air kelapa dilakukan dalam beberapa faktor, hal

ini bertujuan untuk meneliti manfaat air kelapa dalam menyuburkan berbagai macam

tanaman khususnya bagi tanaman kacang hijau. Air kelapa sering digunakan dalam proses

invigorasi biji perkecambahan karena dalam air kelapa terdapat hormon alami yaitu auksin,

giberelindan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.Sitokinin adalah

hormon yang mensupport pertumbuhan tunas, sumber dihasilkansitokininyaitu diujung akar.

Auksin yaitu hormon yang berfungsi dalam merangsang pertumbuhan akar, sumber

dihasilkan auksin adalah diujung tunas. Sedangkan giberelin yaitu kelompok hormon yang

berfungsi dalam proses pembungaan dan pembuahan dan sumber dihasilkannya adalah
didaun dan buah. Pemberian hormon ini harus berdasarkan konsentrasinya karena semakin

besar konsentrasi yang diberikan bisa mengakibatkan letal (kematian) pada benih tanaman

(Sandra, 2011).

Didalam air kelapa mengandung hormon yang berfungsi sebagi zat pengatur tumbuh

adalah sitokinin 5,8 mgL-1, auksin 0,07 mgL-1dan giberelin (Junairiah dan Fatimah, 2004).

Jadi sitokinin bersama auksin sangat berperan dalam mendorong terjadinya pembelahan sel

dan diferensiasi jaringan tertentu dalam pembentukan tunas pucuk dan pertumbuhan akar

sedangkan giberelin yaitu hormon tumbuh alami yang berfungsi dalam percepatan

perkecambahan (Elfadhila, 2013).Selain mengandung vitamin C air kelapa juga mengandung

berbagai macam vitamin lainnya seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam

folat, niacin, riboflavin, dan thiamin.Didalam air kelapa muda (7-8 bulan) juga terdapat unsur

gula, air (95,5%), protein (0,1%), lemak (0,1%), Karbohidrat (4,0%), dan abu (0,4%)

(Anonimous, 2012).Penelitian Widyastuti (2006) menggunakan air kelapa untuk

meningkatkan perkecambahan biji pinang dengan perlakuan yang diberikan adalah air kelapa

berkonsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% dengan lama perendaman 24 jam. Hasil yang

didapat bahwa perlakuan air kelapa dengan konsentrasi 80% didapatkan perkecambahan

97,78% sedangkan kontrol hanya 88,33%, artinya perlakuan air kelapa dengan konsentrasi

80% bisa menghasilkan perkecambahan dengan persentase tertinggi. Selanjutnya Kurniawan

(2001) menunjukkan bahwa dengan konsentrasi air kelapa 15% dapat meningkatkan nilai

viabilitas benih cabai yang telah mengalami kemunduran.


II.5 Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau

Pada perbanyakan secara generatif, masalah utama yang dihadapi adalah kecepatan yang

diperlukan biji untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain keadaan

biji, permeabilitas kulit biji, dan tersedianya air di sekeliling biji. Jika ketiga faktor tersebut

tidak mendukung biji untuk melakukan perkecambahan maka biji memiliki kemampuan

untuk mengundurkan fase perkecambahannya yang disebut dengan dormansi. Peranan

hormon tumbuh di dalam biji yang mengalami dormansi adalah dapat menstimulasi sintesis

ribonuklease, amilase dan protease di dalam biji(Anggraini, 2014).

Kecepatan perendaman biji sangat mempengaruhi dalam proses perkecambahan karena

semakin lama waktu untuk perendaman semakin baik persentase jumlah biji yang

berkecambah. Sebaliknya pada biji yang tidak direndam, kulit biji menjadi keras sehingga

proses perkembangannya menjadi lambat. Keberadaan air bagi biji akan mengimbibisi

dinding sel biji dan menentukan turgor sel sebelum membelah. Biji dapat diketahui

berkecambah jika yang pertama muncul dari biji tersebut adalah radikula (akar lembaga)

yang berasal dari kulit biji yang pecah akibat pembengkakan biji setelah biji mengalami

proses imbibisi. Pada biji yang kering gas O2 akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila

dinding sel kulit biji dan embrio telah menyerap air, maka suplai oksigen akan meningkat

pada sel-sel hidup, sehingga terjadinya proses respirasi dan CO2 yang dihasilkan lebih mudah

berdifusi keluar. Sedangkan untuk biji yang tidak direndam, dinding selnya hampir tidak

permeable untuk gas, sehingga masuknya O2ke dalam biji akan menjadi lambat. Pada biji
yang direndam dengan air dapat membentuk alat transport makanan yang berasal dari

endosperm, kotiledon pada titik tumbuh pada embrionik di ujung yang nantinya akan

digunakan untuk membentuk protoplasma baru. Ketika suplai air rendah atau tidak tersedia

maka pembentukan sitoplasma baru akan berlangsung sangat lambatkarena air sangat

berpengaruhterhadap kecepatan reaksi biokimia dalam sel yangberhubungan dengan kerja

enzim (Kusuma, 2013).

Fathonah dkk (2011) melakukan penelitian terhadap biji palem 15utrid dengan lamanya

waktu perendaman dalam air kelapa selama 24 jam dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%

dan 100%. Dari hasil penelitian didapat 96,25% prosentase perkecambahan dengan

konsentrasi 75% dan ini merupakan konsentrasi terbaik untuk meningkatkan prosentase

perkecambahan selama 24 jam perendaman dengan air kelapa.

Hipotesis

Ha = Air kelapa memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

kecambah kacang hijau

Ho = Air tidak memiliki pengaruh terhadap perumbuhan dan perkembangan kecambah

kacang hijau
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Menurut Hadi (1985),

penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang

ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.

1. Subjek Penelitian

Eksperimen ini dilakukan dengan percobaan menggunakan subjek kacang hijau (

Vigna Radiata ).

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Perumahan Bumi Inti Persada ( BIP ) Blok D3 No.15 Jalan

Arjuna Rt 028 Rw 09 Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta. Waktu

penelitian dilakukan pada hari jumat tanggal 28 Desember 2018 – 4 Januari 2019

setiap sore pada jam 17.00 WIB

3. Alat dan Bahan

Peralatan yang dibutuhkan pada penelitian ini:


1. Buah kapas

2. Sendok makan

3. Sendok teh

4. Gelas air mineral

5. Label nama

6. Tisu

7. Gunting

8. Pulpen

9. Penggaris

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini:

1. Kacang hijau

2. Air kepala

3. Air sumur

4. Air mineral kemasan, yang digunakan dalam penelitian ini adalah air mineral

kemasan dengan merek Levios


B. Cara Kerja

Menuliskan nama pada label


yang sudah digunting
berbentuk persegi panjang
dengan tulisan A1 untuk satu
sendok makan air kelapa, B1
Menyiapkan bahan dan
untuk satu sendok teh air
pelatan yang hendak
kelapa, A2 untuk satu sendok
digunakan
makan air mineral, B2 untuk
satu sendok teh air mineral, A3
untuk satu sendok makan air
sumur, dan B3 untuk satu
sendok teh air sumur

Memasukkan satu
Memilih kacang
buah kapas pada Menempelkan label
hijau yang baik
dasar gelas sebagai yang telah diberi nama
dan layak untuk
pengganti kapas di tersebut pada gelas air
digunakan untuk
masing masing mineral
penelitian
gelas air mineral

Memasukkan
air yang sesuai
Memasukkan dengan label Memberikan
kacang hijau yang nama yang perlakuan yang
sudah dipilih tertera pada sama dan
kedalam setiap setiap gelas menempatkan gelas
gelas sebanyak 12 masing masing pada tempat yang
butir satu sendok cukup sinar matahari
makan dan satu
sendok teh

Mengamati proses
pertumbuhan
kacang hijau
selama 7 hari
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

KECAMBAH TINGGI BATANG

KECAMBAH HARI KE-

1 2 3 4 5 6 7

A1 - - - - - - -

B1 - - - - - - -

A2 0,9 cm 3,7 cm 11,5 cm 18,9 cm 20,6 cm 22,7 cm 7,3 cm

B2 - 0,7 cm 2,3 cm 6,4 cm 14,8 cm 20 cm 19,5 cm

A3 1,4 cm 5,2 cm 13,9 cm 19,6 cm 28 cm 24,2 cm 24 cm

B3 - 2,3 cm 10,4 cm 14,9 cm 13,9 cm 14,9 cm 14 cm

KETERANGAN:

A1 = Satu sendok makan air kelapa


B1 = Satu sendok teh air kelapa
A2 = Satu sendok makan air mineral
B2 = Satu sendok teh air mineral
A3 = Satu sendok makan air keran
B3 = Satu sendok teh air keran
Grafik Pertumbuhan Tinggi Kcembah dalam 7 Hari

30

25

A1
20
A2
A3
15
B1
B2
10
B3

0
1 2 3 4 5 6 7

B. Pembahasan

Hasil dari pertumbuhan kecambah A1

Pada hari pertama ditemukan 4 biji kacang hijau mulai berkecambah dan ditemukan jamur

pada biji tersebut. Pada hari kedua ditemukan 6 biji mulai berkembah, biji berubah menjadi

kecoklatan, dan semua biji berjamur. Pada hari ketiga, kecambah dihinggapi hama yang

biasanya ditemukan pada makanan basi, jamur pada biji bertambah tebal, air kelapa yang

hasil penyiraman sedikit menggenang atau tidak terserap oleh kapas. Pada hari keempat,

kapas semakin menebal, ditemukan banyak belatung kecil berwarna putih dan belatung

tersebut bergerak menuju keatas permukaan gelas plastik, air kelapa yang menggenang
berubah menjadi kecoklatan. Pada hari kelima ditemukan banyak sekali terus belatung di

hampir semua permukaan kapas namun belatung sudah tidak naik keatas permukaan gelas

plastik, air kelapa yang menggenang berubah warna menjadi merah bata dan beraroma

masam seperti cuka, biji kacang hijau yang tidak berkecambah itu kembali berjamur. Pada

hari keenam ditemukan bahwa ukuran dari belatung tersebut bertambah dan bergerak dengan

lebih cepat dari sebelumnya, biji tidak mengalami pertambahan pembusukan atau perubahan

warna, air bertambah merah. Pada hari ketujuh ditemukan bahwa belatung sudah tidak

terlihat dan tidak ada dipermukaan kapas dan air kelapa semakin mengeluarkan air yang tidak

sedap dan lebih merah dari sebelumnya.

Hasi pertumbuhan kecambah pada A2

Pada hari pertama ditemukan 8 biji mengeluarkan kotiledon berwarna putih dan bersih, dan

memiliki tinggi batang 0,9 cm. Pada hari kedua 3 kecambah mulai mengeluarkan daun, 3 biji

kotiledon berwarna ungu dan 9 kotiledon berwarna hijau, semua biji berkecambah, memiliki

tinggi batang 3,7 cm. Pada hari ketiga ditemukan bahwa dari 12 biji yang ditanam hanya 10

biji yang mengeluarkan daun yang masih menguncup, 4 kotiledon berwarna ungu dan 5

kotiledon berwarna hijau, memiliki tinggi batang 11,5 cm. Pada hari keempat ditemukan 4

kotiledon berwarna ungu dan 8 kotiledon berwarna hijau, terdapat 5 daun mekar yang

memiliki lebar 1,1 cm dan 7 daun yang kuncup, akar pada kecambah A2 ini lebat dan

memiliki panjang akar 2,9 cm, memiliki panjang batang 18,9 cm. Pada hari kelima panjang

akar tidak mengalami perpanjangan, batang lebih mengkilat dan sehat dibandingkan dengan
tanaman A3, memiliki panjang batang 26 cm, 4 kotiledon ungu mengkeriput, 7 kotiledon

hijau pun keriput dan 1 kotiledon ungu belum mengkeriput, memiliki 5 daun mekar yang

panjangnya 5,5 cm, lebar 0,9 cm dan 4 daun kuncup, sedangkan 3 daun pada kecambah lain

tertutupi kulit kacang hijau yang mengelupas. Pada hari keenam tinggi akar 3,4 cm dan

semakin lebat, tinggi batang 22,7 cm, batang melengkung ke kiri, 4 daun mekar yang

panjangnya 6 cm dan lebar 1 cm, 3 daun tidak mekar karena masih menyatu dengan kulit biji

kacang hijau, 5 daun kuncup, 2 batang terlepas dari kotiledon, memiliki 6 kotiledon hijau

keriput dan 4 kotiledon ungu keriput. Pada hari ketujuh tinggi akar 3,4 cm, memiliki tinggi

batang 7,3 cm hal ini disebabkan karena batang terlalu panjang dan pertumbuhannya semakin

mengarah ke samping sehingga terjadi pelengkungan ke bawah, memiliki 5 mekar yang

panjangnya 1,6 cm dan lebar 1,1 cm, memiliki 4 daun kuncup, dan 3 daun lain masih

tertutupi oleh kulit kacang hijau, 8 kotiledon terlepas dari batang sedang 4 kotiledon yang

lain masih berada pada batang

Hasil pertumbuhan kecambah pada A3

Pada hari pertama terdapat 8 biji sudah mengeluarkan kotiledon yang berwarna putih

kehijauan, memiliki tinggi batang 1,4 cm, terdapat 2 biji yang berjamur. Pada hari kedua

terdapat 1 biji berjamur sedangkan selebihnya tumbuh dan berkotiledon, 7 biji mengeluarkan

daun yang masih menguncup, terdapat 3 kotiledon berwarna hijau dan 8 kotiledon berwarna

ungu, memiliki panjang batang 5,2 cm. Pada hari ketiga dari 12 biji yang ditanam hanya 11

biji yang tumbuh dan sudah mengeluarkan kotiledon, sedangka 1 biji yang lainnya tidak
berkecambah karena berjamur, akar tumbuh kesamping, datar dan memiliki panjang akar 0,4

cm, memiliki 8 kotiledon berwarna ungu dan 3 kotiledon berwarna hijau, terdapat 2 daun

sedikit mekar dengan lebar 0,6 cm, memiliki panjang batang 13,9 cm. Pada hari keempat dari

12 biji yang ditanam hanya 11 biji yang tumbuh dan 1 lainnya berjamur, memiliki 8 kotiledon

berwarna ungu dan 3 kotiledon berwarna hijau, akar tidak sebanyak dan selebat pada A2 dan

akar mengalami pertumbuhan kesamping dengan panjang akar 1,7 cm, batang kecambah

tumbuh lurus mengarah ke samping kiri tanpa ada yang meliuk berbeda dengan A2, memiliki

6 daun mekar yang lebarnya 1,2 cm dan 5 daun kuncup, air yang menggenang lebih jernih

dari A2 yang mengalami sedikit kecoklatan, memiliki panjang batang 19,6 cm. Pada hari

kelima kecambah tumbuh lurus keatas dengan panjang 28 cm, terdapat 3 kotiledon hijau

mengkeriput dan 8 kotiledon ungu mengkeriput, memiliki 4 daun mekar dengan panjang 3,3

cm dan lebar 1,2 cm, terdapat 7 daun yang masih menguncup. Pada hari keenam panjang

batang mengalami penurunan yaitu menjadi 24,2 cm, terdapat 9 daun yang layu, 1 daun

menguncup dan 1 daun mekar yang memiliki lebar 5,7 cm, terdapat 5 batang patah dan layu,

terdapat 6 kotiledon ungu mengkeriput dan 5 kotiledon hijau mengkeriput. Pada hari ketujuh

tinggi batang mengalami penurunan kembali yaitu menjadi 24 cm dengan batang yang tetap

lurus keatas, terdapat 7 tanaman mati dan 4 tanaman lainnya masih tetap tumbuh, terdapat 7

kotiledon terlepas pada batang, dari 4 tanaman yang masih tumbuh terdapat 1 daun mekar

dengan panjang 3,1 dan lebar 0,6 cm, terdapat 3 daun kuncup
Hasil perkecambahan pada B1

Pada hari pertama biji tidak berjamur, tidak tumbuh tetapi ukuran biji bertambah. Pada hari

kedua biji masih tetap tidak tumbuh dan warna biji lebih hijau dari A1. Pada hari ketiga

ditemukan bahwa biji berjamur, masih tetap tidak menunjukkan bahwa biji akan

berkecambah, warna biji sedikit kecoklatan. Pada hari keempat semua biji berjamur dan

saling menempel satu sama lain, di temukan 9 telur belatung pada kapas. Pada hari kelima

telur belatung tidak ada yang menetas menjadi belatung yang sesungguhnya, aroma yang

dikeluarkan seperti makanan basi, terdapat lumut yang semakin tebal. Pada hari keenam

lumut semakin menebal, terdapat lender pada biji, telur belatung semakin banyak ditemukan

pada sekitaran kapas. Pada hari ketujuh telur belatung tidak ada yang menetas dan terdapat 1

biji terlepas dari kulitnya yang sedikit keriput dan berwarna kecoklatan

Hasil perkembahan pada B2

Pada hari pertama terdapat 1 biji yang mulai berkecambah dan kapas mengalami sedikit

perubahan warna menjadi hijau. Pada hari kedua semua biji berkecambah dengan memiliki

panjang 0,7 cm. Pada hari ketiga sudah keluar batang dengan panjang 2,3 cm, 10 biji sudah

terlepas dari kulitnya, 1 biji masih diselimuti kulit dan 1 biji berjamur. Pada hari keempat

panjang batang 6,4 cm, 10 batang kecambah tumbuh keatas sedangkan 2 lainnya ke arah

samping, terdapat 9 kotiledon berwarna ungu dan 2 kotiledon berwarna hijau, terdapat 1

kotiledon mengeluarkan daun tetapi tidak terlalu terlihat


Hasil perkecambahan pada B3

Pada hari pertama kapas mengalami perubahan warna menjadi hijau tetapi tidak sehijau

pada B2, 3 biji mulai berkecambah, dan 2 biji mengeluarkan kotiledon. Pada hari kedua

hanya 5 biji yang sudah tumbuh dengan panjang 2,3 cm, 1 biji baru memulai untuk

berkecambah, dan 1 biji berjamur. Pada hari ketiga dari 12 biji hanya 5 biji yang sudah

tumbuh, mengeluarkan kotiledon dan berdaun, 4 biji yang lain belum berkecambah,

sedangkan 2 lainnya sudah mengeluarkan batang dan 1 biji berjamur, terdapat 3 kotiledon

berwarna ungu dan 2 kotiledon berwarna hijau, daun menguncup, memiliki panjang 10,4 cm.

Pada hari keempat 7 biji tumbuh dengan panjang 14,9 cm, terdapat 2 daun mekar dan 3 daun

kuncup, terdapat 2 tanaman yang pada pertumbuhannya kulit kacang hijau masih menempel

pada daun, daun berbentuk keriting dan mengkerut dengan lebar daun 0,9 cm, terdapat 3

kotiledon ungu dan 2 kotiledon hijau. Pada hari kelima tanaman tumbuh lurus ke atas dengan

panjang 13,9 cm, 2 daun yang pada hari keempat mengkerut pada hari kelima ini pada

ujungnya berwarna hitam dengan panjang daun 1,9 cm, akar akar pada B3 ini tidak

bercabang, terdapat 2 daun yang sehat, 3 daun keriput dan 2 daun yang baru saja muncul dan

masih menguncup, terdapat 4 kotiledon berwarna ungu dan 2 kotiledon berwarna hijau. Pada

hari keenam 5 tanaman layu dan 2 tanaman lain tumbuh, terdapat 3 kotiledon ungu yang

mengkeriput, 1 kotiledon berwarna hijau mengkeriput, 2 kotiledon berwarna hijau biasa, dan

1 kotiledon berwarna ungu biasa, memiliki tinggi 14,9 cm. Pada hari ketujuh 5 tanaman mati

dan 2 tanaman tumbuh dengan tinggi 14 cm, pada kapas terdapat lumut, terdapat 2 kotiledon

ungu berkeriput, 3 kotiledon hijau tidak berkeriput, dan 2 kotiledon hijau berkeriput, dari 2
tanaman yang tumbuh dua-duanya memiliki daun yang menguncup dengan panjang 2,1 cm

dan lebar 2,1

Bisa disimpulkan bahwa kecambah yang lebih cepat tumbuh dan pertumbuhannya baik

adalah pada gelas plastik A3 yang merupakan air sumur. Menurut Hadipurwo,2006

menyebutkan bahwa air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk

penelusan maupun peresapan, dalam perjalanannya membawa unsur-unsur kimia. Komposisi

kimia air tanah ini memberikan beberapa pengaruh terhadap berbagai kegiatan

pemanfaatannya seperti pertanian, industri maupun domestik. Komposisi zat terlarut dalam

air tanah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok (dalam Hadipurwo, 2006):

1. Unsur utama (major constituents), dengan kandungan 1,0-1000 mg/l, yakni: natrium,

kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, klorida, silika.

2. Unsur sekunder (secondary constituents), dengan kandungan 0,01-10 mg/l, yakni besi,

strountium, kalium, kabornat, nitrat, florida, boron.

3. Unsur minor (minor constituents), dengan kandungan 0,0001-0,1 mg/l, yakni atimon,

aluminium, arsen, barium, brom, cadmium, krom, kobalt, tembaga, germanium, jodium,

timbal, litium, mangan, molibdiunum, nikel, fosfat, rubidium, selenium, titanium, uranium,

vanadium, seng.

4. Unsur langka (trace constituents), dengan kandungan biasanya kurang dari 0,001 mg/l,

yakni berilium, bismut, cerium, cesium, galium, emas, indium, lanthanum, niobium, platina,

radium, ruthenium, scandium, perak, thalium, tharium, timah, tungsten, yttrium, zirkon.
Manfaat air kelapa bagi pertumbuhan

Hasil uji perkembangan kacang hijau menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang

tidak nyata antara faktor pemberian air kelapa dan kecepatan pertumbuhan kacang hijau

terhadap potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan keserampakan tumbuh.

Menurut Halmer dan Bewley dalam ilyas (1996), absorbsi air secara terkontrol

meningkatkan membran kembali ke bentuk yang normal atau mendekati normal dengan cara

teratur.

Lakitan (1996) menyatakan bahwa ada tiga fase penyrapan air yaitu fase I yang

merupakan fase awal, penyerapan air berlangsung sebagai akibat tarikan terhadap molekul air

karena besarnya potensi matriks dari dinding sel dan bahan-bahan lain yang terkandung

dalam sel. Proses penyerapan air fase I ini merupakan peristiwa yang dikenal degan imbibisi.

Setelah fase ini berlangsung maka akan terjadi stagnasi dalam penyerapan oleh benih, fase ini

disebut fase II atau lag phase. Pada fase ini akan terjadi reaksi enzim dan beberapa proses

metabolisme akan segera dimulai sebagai persiapan perkecambahan biji. Setelah fase II

berhenti, biji memasuki fase II dimana penyerapan air pada fase ini berkaitan dengan proses

pertumbuahn kecambah. Imbibisi air ke dalam biji membutuhkan waktu yang lama, waktu

tersebut ditentukan oleh sejumlah faktor. Imbibisi berlangsung jika potensial osmotik larutan

disekitar benih lebih rendah dari pada porensial osmotik larutan di dalam sel-sel benih

(Mugnisjah dan Setiawan, 1995).


Kandungan dalam air kelapa

Keserampakan tumbuh dan kecepatan tumbuh menunjukkan berpengaruh tidak nyata

pada perlakuan pemberian air kelapa. Hal ini diduga karena pemberian air kelapa belum

mampu meningkatkan viabilitas biji kacang hijau yang memicu metabolisme didalam biji

sehingga mengakibatkan biji tidak dapat mempercepat proses kecambah dan

keserampakannya-pun tidak meningkat. Selain itu, biji yang digunakan dalam penelitian

adalah biji yang tingkat kemundurannya sudah menurun terutama dalam segi kecepatan

kecambahnya sehingga aktivitas enzim dalam biji-pun menurun.

Menurut Salisbury dan Ross (1995), air kelapa merupakan sumber alami hormon

tumbuh yang dipergunakan untuk memacu pembelah sel dan juga merangsang pertumbuhan

tanaman. Endosperm cair buah kelapa yang belum matang mengandung senyawa yang dapat

memacu sitokinesis. Sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh dalam proses pembelahan

suatu sel. Selain itu, air kelapa muda mengandung zat hara dan zat pengatur tumbuh yang

diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman.

Air kelapa muda juga mengandung senyawa organic seperti vitamin C, vitamin B,

hormon auksin, giberelin dan sitokinin.

Air kelapa muda juga mengandung air, protein, karbohidrat , mineral ,

vitamin,sedikitlemak, Ca, dan P.(Purdyaningsih,2013).

Kuswanto (1996) menyatakan bahwa proses perkecambahan biji dapat dirangsang

dengan penambahan atau perlakuan dengan zat tertentu sebelum benih dikecambahkan atau

pada saat proses perkecambahan sedang berlangsung.


Rangsangan yang diberikan dapat meningkatkan laju imbibisi, erspirasi dan

metabolisme pada proses perkecambahan. Tidak berpengaruh nyata terhadap keserampakan

tumbuh dan kecepatan tumbuh akibat pemberian air kelapa, diduga disebabkan karena

perbedaan tekanan osmotik diluar sel juga mempengaruhi peningkatan viabilitas biji.

Besarnya tekanan tersebut akan menentukan banyaknya air yang masuk ke dalam biji.

Peningkatan konsentrasi zat-zat terlarut di luar benih dapat memperlambat kecepatan imbibisi

benih (Gardner dalam Fauzi 2003), sehingga mempengaruhi terhadap keserampakan dan

kecepatan tumbuh benih kadaluarsa. Konsentrasi air kelapa dapat meningkatkan potensi dan

daya berkecambah biji kacang hijau, namun tidak mampu mempercepat biji untuk

berkecambah dan keserampakannya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap potensi tumbuh dan

berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, namun berpengaruh tidak nyata terhadap

kecepatan dan keserampakan tumbuh. Potensi tumbuh terendah dijumpai pada air kelapa

yang terdapat belatung sedangkan daya berkecambah terbaik dijumpai pada kacang hijau

yang tidak diberikan air kelapa . Kecepatan pertumbuhan kacang hijau berpengaruh tidak

nyata terhadap potensi tumbuh, daya berkecambah, dan keserampakan tumbuh.

Saran

Pemberian air kelapa dengan takaran yang tepat dapat dipertimbangkan untuk

meningkatkan viabilitas biji kacang hijau. Perlu ditingkat lama perendaman dengan air kelapa

untuk biji kacang hijau terhadap viabilitas biji. Perlu penelitian lebih akurat untuk

mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh alami yang lain pada biji-biji kacang hijau.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.unair.ac.id/25647/14/14.%20Bab%202.pdf

2. http://www.biojanna.org/unsurkimiadalambuahkelapa

3. http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/viewFile/662/482

4. https://www.scribd.com/doc/219998037/PENGARUH-PEMBERIAN-AIR-KELAPA-

TERHADAP-PERTUMBUHAN-TUNAS-RIMPANG-TEMU-KUNCI-

Boesenbergia-pandurata-L

5. https://id.wikipedia.org/wiki/Biji

6. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/kacang-hijau.html

7. https://www.academia.edu/25831118/II._TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Struktur_Biji

_2.1.1_Pengertian_Biji

8. http://www.pusatbiologi.com/2013/03/definisi-bagian-bagian-dan-struktur.html

9. http://4.bp.blogspot.com/-

5v0FrdXqMkk/TWRYtsx1PkI/AAAAAAAAAA8/4BLpLjIgRw0/s320/image044.gif

10. http://etheses.uin-malang.ac.id/556/1/09620021%20Pendahuluan.pdf

11. http://www.gali-sumur.com/2015/01/kandungan-unsur-yang-terkandung-dalam.html
Dokumentasi hasil penelitian selama 7 hari

1. Hari pertama ( 02 Januari 2019

A1 B1

A2 B2

A3 B3
2. Hari kedua ( 03 Januari 2019 )
A1 B1

A2 B2

A3 B3
3. Hari ketiga ( 04 Januari 2019 )
A1 B2

A2 B2
A3 B3

4. Hari keempat (05 Januari 2019 )

A1 B1
A2 B2

A3 B3
5. Hari kelima ( 06 Januari 2019 )
A1 B2

A2 B2
A3 B3

6. Hari keenam ( 07 Januari 2019 )

A1 B1
A2 B2

A3 B3
7. Hari ketujuh ( 08 Januari 2019 )

A1 B1

A2 B2
A3 B3

Anda mungkin juga menyukai