Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

KLIMATOLOGI PERTANIAN

PERSIAPAN EL NINO DAN PERUBAHAN IKLIM

Disusun oleh:

Kelompok 9

Nicka Zahra Rasyid (A43220557)

Muhammad Akbar Gunawan (A43222947)

Yudwi Aji Prasetyo (A43221763)

Olivian Desna Nusa Putra (A43221765)

Vergy Azis (A43220700)

Moch bayu ramadhan (A43222932)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2023
PERSIAPAN EL NINO

Menurut pemaparan yang telah diberikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO),
peningkatan El-Nino akan terjadi pada akhir tahun ini. Kondisi ini tentunya akan berdampak
pada pola cuaca, iklim dengan arah yang berlawanan di banyak wilayah di dunia. Tak hanya
itu, La Nina juga ikut mengiringi cukup lama dan mungkin dapat memicu terjadinya
peningkatan suhu global.

Namun perubahan La nina yang terjadi cukup lama, kini telah usai setelah 3 tahun
lamanya dan kondisi pasific tropis saat ini masuk dalam keadaaan netral ENSO yakni bukan
masuk dalam kondisi El Nino, maupun EL Nina.

Selama bulan Mei hingga Juli 2023, terdapat peluang sebesar 60% untuk melakukan
sebuah transisi dari kondisi netral ENSO ke EL Nino. Sedangkan pada bulan Juni hingga
Agustus akan mengalami peningkatan sebesar 70%, dan pada perantara bulan Juli hingga
September memilki presentase sebesar 80%. Hasil presentase tersebut didapatkan dari sebuah
pembaruan yang berasal dari WMO Global Producing Centres of Long-Range Forecasts dan
penilaian ahli.

Saat ini, belum ada indikasi kekuatan atau durasi dari El Nino. kata Sekretaris
Jenderal WMO Prof. Petteri Taalasn mempaparkan bahwa bumi telah mengalami kenaikan
suhu tinggi selama delapan tahun terjadi dan masuk dalam sebuah cacatan dan mengalami La
Nina yang mendingin selama tiga tahun terakhir. Pendinginan yang disebabakan oleh La
Nina ini bertindak sebagai alat pemberhentian sementara pada kenaikan suhu. Peningkatan El
Nino diprediksi akan menjadi penyebab suatu lonjakan baru dalam pemanasan global dan
diprediksi akan masuk dalam rekor suhu terpanas di bumi.

Menurut laporan dari State of the Global Climate WMO, tahun 2016 merupakan
tahun terpanas karena terjadi dua kondisi yang menyebabkan peningkatan suhu ekstrem yakni
peristiwa El Nino yang sangat kuat dan peristiwa pemanasan global yang disebabkan oleh
manusia dari gas rumah kaca. Efek dari peningkatan suhu di bumi ini biasanya terjadi pada
tahun setelah dua kondisi yang menyebabkan pemanasan suhu tersebut yang terus terjadi dan
menyebabkan kemungkinan suhu bumi semakin panas pada tahun 2024.

Prof. Taalas menambahkan bahwa “Dunia harus bersiap untuk pengembangan El


Nino, yang sering dikaitkan dengan peningkatan panas, kekeringan atau curah hujan di
berbagai belahan dunia. Ini mungkin membawa jeda dari kekeringan di Tanduk Afrika dan
dampak terkait La Nina lainnya, tetapi juga dapat memicu peristiwa cuaca dan iklim yang
lebih ekstrem. Ini menyoroti perlunya inisiatif Peringatan Dini PBB untuk Semua untuk
menjaga orang tetap aman”.

Pada El Nino tidak ada peristiwa ganda yang sama, dan efek dari El Nino akan
tergantung pada periode dalam setahun. Dengan begitu, WMO dan National Meteorological
Hydrological Services akan terus memantau perkembangan dari El Nino ini dengan teliti.

Dampak Yang Khas Dari Fenomena El Nino

El Nino merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi dan menyebabkan


peningkatan suhu di permukaan laut yang terjadi di samudara Pasific tropis tengah dan timur.
El Nino biasanya terjadi dalam rentang dua hingga tujuh tahun, dan berlangsung selama
sembilan hingga dua belas bulan.

Peristiwa El Nino dapat dibedakan menjadi dua kondisi yang berbeda yakni akan
terjadi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah bagian selatan Amerika Selatan,
Amerika Serikat bagian selatan, Tanduk Afrika, dan Asia Tengah. Sedangkan kondisi yang
kedua ialah kondisi yang kebalikannya dimana akan terjadi kekeringan yang sangat ekstrem
di beberapa wilayah Australia, Indonesia, dan sebagian Asia selatan.

Selama musim panas Boreal terjadi, air yang menjadi hangat akibat peristiwa EL
Nino dapat memicu sebuah badai di wilayah Samudra Pasifik tengah / timur, dan akan
menghambat pembentukan badai di wilayah Cekungan Atlantik.

Pembaruan Iklim Musiman Global

Kini WMO telah mengeluarkan sebuah pembaruan Iklim musiman Global (GSCU)
reguler, yang menjadikan satu pengaruh dari suatu dorongan iklim utama diantara lainnya,
contohnya ialah Osilasi Atlantik Utara, Osilasi Arktik, dan Dipole Samudra Hindia.

Adapun WMO memaparkan pembaruan terbaru bahwa "Karena suhu permukaan laut
yang lebih hangat dari rata-rata umumnya diprediksi di wilayah samudera, mereka
berkontribusi pada prediksi luas suhu di atas normal di wilayah daratan. Tanpa kecuali,
anomali suhu positif diperkirakan terjadi di semua wilayah daratan di belahan bumi utara dan
selatan,".

WMO Global Producing Centres of Long-Range Forecasts mendasari WMO ENSO


dan Pembaruan Iklim Musiman Global yang hadir untuk mendukung pemerintah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat sebuah keputusan dan memangku sebuah
kepentingan yang berada dalam sektor sensitif iklim yang bertujuan untuk menggerakkan
sebuah persiapan untuk melindungi suatu kehidupan dan mata pencaharian

Perkembangan terkini

Sejak bulan februari 2023, permukaan suhu air laut di Pasifik Khatulistiwa,
mengalami peningkatan secara signifikan, dengan terjadi lebih banyak pemanasan di
sepanjang pantai Amerika Selatan

Pada bulan April 2023 dipertengahan bulan, pada wilayah Pasifik tropis tengah-timur,
suhu permukaan laut dan indikator atmosfer dan lautan lainnya mengalami kondisi yang
netral ENSO. Aktivitas konvektif yang terjadi di atmosfer tepatnya diatas Pasifik khatulistiwa
dekat garis tanggal yang menuju ke normal.

Pada pertengahan April 2023, suhu permukaan laut dan indikator atmosfer dan lautan
lainnya di Pasifik tropis tengah-timur konsisten dengan kondisi netral ENSO. Di atmosfer,
aktivitas konvektif hampir mendekati normal di atas Pasifik khatulistiwa dekat dengan garis
tanggal

Namun perlu dicatat bahwa “pengahalang prediktabilitas pada musim semi” pada
belahan bumi bagian utara, dalam kurun waktu yang ditandai dengan kecakapan untuk
perkiraan yang agak rendah belum berakhir. Namun perkembangan saat ini, dalam kondisi
samudera dan atmosfer di Pasifik tropis ini bersamaan dengan perkiraan dan penilaian para
ahli, menunjukkan kemungkinan tingga bahwa El Nino akan dimulai pada paruh kedua awal
tahun 2023. Dan akan berlanjut selama enam bulan sisa periode.

PERUBAHAN IKLIM

Menurut laporan tahunan dari organisasi meteorologi dunia (WMO), pada tahun 2022
terjadi perubahan iklim dari puncak gunung hingga kedalaman laut. Dengan terjadinya
perubahan iklim maka terjadi bencana alam seperti kekeringan (kemarau panjang), banjir, dan
juga gelombang panas, bencana alam tersebut terjadi di setiap benua dan juga mempengaruhi
masyarakat yang ada di benua tersebut. Dan pada saat terjadi perubahan iklim tersebut
banyak benua-benua yang mempersiapkan diri untuk menghadapi peristiwa perubahan iklim
dengan mengeluarkan banyak biaya hingga milliaran dolar.

Pada iklim global 2022 tingkat rekor rumah gas rumah kaca yang memerangkap panas
sehingga menyebabkan perubahan skala planet di darat, di lautan, dan juga di atmosfer. Pada
tahun 2015-2022 merupakan rekor kedelapan terpanas meski selama tiga tahun terakhir
pernah terjadi peristiwa la nina, iklimnya juga tidak terasa berubah dingin. Dan pada tahun
2022 tersebut juga terjadi peristiwa mencairnya gletser dan kenaikan permukaan laut yang
memecahkan rekor tertinggi, dan peristiwa tersebut akan berlangsung hingga ribuan tahun
yang akan datang.

Sekretaris Jenderal WMO Prof. Petteri Taalas menyatakan “ Dengan meningkatnya


emisi gas rumah kaca maka iklim akan terus berubah, dan populasi yang ada di dunia akan
merasakan dampak buruk dari peristiwa tersebut dan juga akan merasakan cuaca ekstrem dan
peristiwa iklim. Misalnya, pada tahun 2022 di Afrika Timur terus terjadi kekeringan (kemarau
panjang), di Pakistan terjadi curah hujan yang memecah rekor pada tahun itu, dan di China
terjadinya gelombang panas yang juga memecahkan rekor pada tahun itu juga dan dengan
terjadinya gelombang panas di China maka di wilayah Eropa puluhan juta orang
terpengaruhi, terjadinya kerawanan pangan, terjadinya migrasi massal, dan juga dari
peristiwa tersebut terjadinya kerugian dan juga kerusakan hingga miliaran dolar”. Dan beliau
juga mengatakan “Namun, kerja sama antara badan-badan PBB sudah terbukti sangat efektif
dalam menangani dampak kemanusiaan ysng disebabkan oleh peristiwa cuaca dan juga iklim
ekstrem, terutama terkait dengan mengurangi kematian dan juga kerugian ekonomi. Inisiatif
Peringatan Dini PBB untuk Semua bertujuan untuk mengisi kesenjangan kapasitas yang ada
untuk memastikan bahwa setiap orang di bumi dilindungi oleh layanan peringatan dini. Saat
ini negara yang tidak memiliki layanan cuaca sekitar seratus negara. Untuk mencapai tugas
ambisius ini membutuhkan peningkatan jaringan pengamatan, investasi dalam peringatan
dini, kapasitas layanan hidrologi dan iklim.”katanya.

Menurut laporan, sepanjang tahun banyak penduduk baru yang berpindah karena
disebabkan terjadinya peristiwa terkait iklim dan juga cuaca yang berbahaya, dan ditakutkan
perpindahan penduduk baru tersebut akan memperburuk kondisi bagi 95 juta orang yang
tinggal di tempat pengungsian yang berpindah pada awal tahun. Laporan tersebut juga
menyoroti ekosistem dan lingkungan serta menunjukkan bagaimana perubahan iklim
memengaruhi kejadian berulang di alam, seperti saat pohon mekar, atau burung bermigrasi.
Laporan Status Iklim Global WMO dirilis menjelang Hari Bumi 2023. Temuan
utamanya menggemakan pesan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres untuk Hari Bumi.

“Kami mempunyai alat, pengetahuan, dan juga solusi. Akan tetapi kami harus mengambil
langkah. Kami membutuhkan aksi iklim yang dipercepat dengan pemotongan emisi yang
lebih dalam dan lebih cepat untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat
Celcius. Kami juga membutuhkan investasi yang ditingkatkan secara besar-besaran dalam
adaptasi dan ketahanan, terutama untuk negara dan komunitas yang paling rentan yang paling
tidak menyebabkan krisis,” kata Guterres.

Indikator iklim

 Suhu rata-rata global

Pada tahun 2022 suhu rata-rata global berada di atas rata-rata tahun 1850-1900 yaitu
1,15 [1,02 hingga 1,28] °C. Pada tahun 2015 hingga 2022 adalah tahun ke-8 terpanas dalam
catatan instrumental sejak tahun 1850, dan pada tahun 2022 adalah tahun terhangat ke- 5 atau
ke-6. ini terlepas dari pendinginan La Niña selama tiga tahun berturut-turut – La Niña
“berenang tiga kali” akan tetapi hal ini hanya terjadi tiga kali dalam 50 tahun terakhir.

 Konsentrasi dari gas rumah kaca

Pada tahun 2022 menunjukkan tingkat tiga gas rumah kaca terus meningkat di lokasi-
lokasi tertentu, tiga gas rumah kaca tersebut yaitu: karbon dioksida, metana, dan dinitrogen
oksida.

 Gletser referensi

Pada Oktober 2021 dan Oktober 2022 mengalami perubahan ketebalan rata-rata
gletser referensi lebih dari -1.3 meter . Kehilangan ini jauh lebih besar daripada rata-rata
dekade terakhir. Enam dari sepuluh tahun neraca massa paling negatif dalam catatan (1950-
2022) terjadi sejak 2015. Kehilangan ketebalan kumulatif sejak 1970 berjumlah hampir 30 m.

Menurut IPCC, secara global gletser kehilangan lebih dari 6000 Gt es selama periode
1993-2019. Ini mewakili volume air yang setara dengan 75 danau seukuran Lac Leman (juga
dikenal sebagai Danau Jenewa), danau terbesar di Eropa Barat. Lapisan Es Greenland
berakhir dengan neraca massa negatif selama 26 tahun berturut-turut.
 Es lau di Antartika

Pada tanggal 25 Februari 2022 es laut di Antartika turun menjadi 1,92 juta km, level
terendah dalam catatan dan hampir 1 juta km 2 di bawah rata-rata jangka panjang (1991-
2020). Selama sisa tahun ini, terus berada di bawah rata-rata, dengan rekor terendah di bulan
Juni dan Juli.

 Kandungan panas lautan

Pada tahun 2022 kandungan panas lautan mencapai rekor tertinggi. Sekitar 90%
energi yang terperangkap dalam sistem iklim yang disebabkan oleh gas rumah kaca masuk ke
lautan, peristiwa ini agak memperbaiki kenaikan suhu yang lebih tinggi tetapi menimbulkan
risiko bagi ekosistem laut.

 Permukaan laut rata-rata global (GMSL)

Pada tahun 2022 Permukaan laut rata-rata global (GMSL) terus meningkat sehingga
memecahkan rekor tertinggi baru untuk rekor almtimeter satelit (1993-2022). Pada dekade
pertama catatan satelit tingkat kenaikan permukaan laut rata-rata global telah berlipat ganda
yaitu (1993-2002, 2,27 mm∙yr - ) dan yang terakhir ((2013-2022, 4,62 mm∙yr).

 Pengasaman laut

Pengasaman laut terjadi karena CO2 bereaksi dengan air laut yang mengakibatkan
penurunan pH. Pengasaman laut mengancam organisme dan jasa ekosistem. Laporan
Penilaian Keenam IPCC menyimpulkan bahwa “Ada kepercayaan yang sangat tinggi bahwa
pH permukaan laut terbuka sekarang adalah yang terendah setidaknya selama 26 [ribu tahun]
dan tingkat perubahan pH saat ini belum pernah terjadi sebelumnya setidaknya sejak saat itu.

Dampak sosial-ekonomi dan lingkungan

 Kekeringan melanda Afrika Timur

Curah hujan berada di bawah rata-rata dalam lima musim hujan berturut-turut, urutan
terpanjang dalam 40 tahun. Pada Januari 2023, diperkirakan lebih dari 20 juta orang
menghadapi kerawanan pangan akut di seluruh wilayah, di bawah pengaruh kekeringan dan
guncangan lainnya.
 Hujan yang memecahkan rekor

Pada bulan Juli dan Agustus terjadinya peristiwa banjir besar yang disebabkan oleh
hujan yang terjadi secara terus-menerus di Pakistan. Ada lebih dari 1.700 kematian, dan 33
juta orang terkena dampaknya, sementara hampir 8 juta orang mengungsi. Total kerusakan
dan kerugian ekonomi diperkirakan mencapai US$ 30 miliar. Juli (181% di atas normal) dan
Agustus (243% di atas normal) masing-masing merupakan rekor terbasah secara nasional.

 Gelombang panas pemecah rekor

Selama musim panas gelombang panas pemecah rekor sangat memengaruhi Eropa.
Ada beberapa daerah, yang terjadi panas yang ekstrim dan juga dibarengi dibarengi dengan
kondisi yang sangat kering. Terjadinya peristiwa tersebut maka kasus kematian melebihi total
15.000 di seluruh Spanyol, Jerman, Inggris, Prancis, dan Portugal.

 Kerawan pangan

Pada tahun 2021, 2,3 miliar orang menghadapi kerawanan pangan, dimana 924 juta
orang menghadapi kerawanan pangan yang parah. Proyeksi memperkirakan 767,9 juta orang
menghadapi kekurangan gizi pada tahun 2021, 9,8% dari populasi global. Separuhnya berada
di Asia dan sepertiga di Afrika.

 Pemindahan

Di Somalia, hampir 1,2 juta orang menjadi pengungsi internal akibat dampak bencana
kekeringan pada penghidupan penggembalaan dan pertanian serta kelaparan selama tahun itu,
di antaranya lebih dari 60.000 orang menyeberang ke Ethiopia dan Kenya selama periode
yang sama. Secara bersamaan, Somalia menampung hampir 35.000 pengungsi dan pencari
suaka di daerah yang terkena dampak kekeringan. Sebanyak 512.000 perpindahan internal
terkait dengan kekeringan tercatat di Etiopia.

 Lingkungan

Lingkungan: Perubahan iklim memiliki konsekuensi penting bagi ekosistem dan


lingkungan. Misalnya, penilaian baru-baru ini yang berfokus pada daerah elevasi tinggi yang
unik di sekitar Dataran Tinggi Tibet, gudang salju dan es terbesar di luar Kutub Utara dan
Antartika, menemukan bahwa pemanasan global menyebabkan zona beriklim sedang meluas.

Anda mungkin juga menyukai