MODUL 8
ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR SERTA TRANSPORTASINYA KE
SELURUH TUBUH TUMBUHAN DAN TRANSPIRASI
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21, Jatinangor 45363
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan makalah
mengenai “cara untuk memastikan akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan
modern untuk semua” ini dari awal hingga akhir, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua. Amin.
Hubungan potensial air dengan mekanisme absorpsi air dan unsur hara
Pengaruh transpirasi terhadap mekanisme absorpsi dan transportasi xlem ........... (4)
a. Latar belakang
Tumbuhan sebagai makhluk hidup melakukan metabolisme sama seperti makhluk
hidup lainnya untuk menjalankan kehidupannya. Di dalam metabolisme tersebut
terdapat suatu rangkaian transportasi unsur hara di dalam tubuh tumbuhan. Rangkaian
tersebut diantaranya adalah penyerapan air dan unsur hara untuk melakukan
rangkaian metabolisme selanjutnya. Rangkaian tersebut terdiri dari absorpsi air dan
unsur hara oleh akar, transportasinya ke seluruh bagian tubuh tumbuhan, dan proses
transpirasi.
Absorpsi adalah proses penyerapan air dan unsur hara oleh tanaman berupa ion-
ion dari tanah ke dalam sel-sel akar, yang selanjutnya ditranslokasikan melalui
jaringan xylem ke seluruh bagian tumbuhan (Supraptono Djajadirana,
2000). Absorpsi dilakukan oleh akar dengan memanfaatnkan sifat potensial air. Air
mempunyai beberapa fungsi penting dalam tanah. Air penting dalam pelapukan
mineral dan bahan organik,yaitu reaksi yang menyiapkan hara larut bagi pertumbuhan
tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi
bila air yang terlalu banyak hara-hara yang mobil dapat hilang tecuci dari lingkungan
perakaran atau bila evapotrasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut dalam
jumlah yang dapat merusak tanaman. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan
udara di dalam tanah, dan merintangi akar tanaman memperoleh O2. Kkarena itu air
dapat merugikan dan dapat berguna bagi pertumbuhan tanaman, tergantung pada
jumlah air yang ada dalam tanah.
Transpirasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk hilangnya air berupa suatu uap
air dari jaringan tumbuhan. Transpirasi pada prinsipnya merupakan salah satu dari
difusi dan penguapan, tetapi bukan penguapan dengan sempurna yang terbuka dengan
bebas. Erlier ahli tumbuhan mengatakan bahwa transpirasi benar mengakibatkan
tingkat kerugian air dari suatu jaringan yang hidup akan jelas berbeda dengan
jaringan yang mati (Curtis and Clark, 1950). Transpirasi juga dipengaruhi oleh
potensial air yang berbeda di dalam tubuh tumbuhan dengan di lingkungan (luar
tubuh tumbuhan) sehingga terjadi transpirasi.
Potensial air merupakan perbedaan tekanan air di dua tempat berbeda sehingga
memiliki suatu tekanan (force). Rangkaian metabolisme tersebut, masing-masing
dipengaruhi oleh potensial air dalam prosesnya. Maka dari itu, terdapat hubungan
antara ketiga proses tersebut (absorpsi, transpirasi, transpirasi) yang dipengaruhi oleh
potensial air.
b. Rumusan masalah
Hubungan potensial air dengan mekanisme absorpsi air dan unsur hara
oleh akar
Hubungan mekanisme absorpsi dengan transportasi xylem
Pengaruh transpirasi terhadap mekanisme absorpsi dan transportasi xylem
c. Tujuan
Agar dapat mengetahui pengaruh potensial air terhadap mekanisme absorpsi, serta
hubungannya dengan transportasi xylem dan transpirasi dalam proses transportasi air
dan unsur hara di dalam tubuh tumbuhan.
B. Pembahasan
b. Pengangkutan Simplas
Pengangkutan simplas adalah bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian
hidup dari sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola, dari sel ke sel. Pada
pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang
lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat mencapai
bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel–sel
bulu akar menuju sel–sel korteks, endodermis, perisikel, dan xylem. Kemudian air dan
garam mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan daun.
2. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju atas ini berlangsung melalui
berkas pengangkut, yaitu xylem, sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan
vaskuler. Setelah melewati sel–sel akar, air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki
tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian
mengalir naik ke pembuluh xylem sampai pucuk tumbuhan (batang sampai ke mesofil daun).
Pembuluh kayu (xylem) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan
penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel–sel trakea. Bagian ujung
sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xylem seperti pipa kapiler ini
terjadi karena sel–sel penyusun jaringan tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air
bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan
kohesi air dalam sel trakea xylem.
Pelepasan uap air melalui stomata disebut transpirasi. Bentuk pelepasan air
transpirasi bersama-sama dengan air yang menempel pada permukaan daun dan batang,
secara keseluruhan disebut evapotranspirasi. Evaporasi merupakan pelepasan uap air dari
benda-benda tak hidup, seperti daribebatuan, tanah, permukaan luar batang, dsb.
Transpirasi merupakan satu mekanisme untuk membuah kelebihan air atau air sisa
metabolisme. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang
bersangkutan, maupun berbagai faktor klimatik lingkungannya. Secara internal,
transpirasi dikontrol dengan pengaturan konduktivitas stomata, daya hisap daun, dan
tekanan akar, laju fotosintesis dan respirasi, serta jenis dan umur tanamannya. Sedang
faktor eksternal yang penting adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan beda
potensial air antara tanah – jaringan - atmosfer.
Oleh bermacam-macam tenaga penggerak dan daya kohesi, maka dalam tubuh
tumbuhan terbentuk aliran air atau benang air yang tak terputus. Di sisi lain, transpirasi
dapat dipandang sebagai salah satu mekanisme pelepasan kelebihan panas tubuh
tumbuhan, serta mendorong aliran air tanah masuk ke jaringan 10 untuk mendapatkan
berbagai nutrisi yang dibutuhkan. Transpirasi juga merupakan mekanisme kontrol
keseimbangan daan stabilitas cairan tubuh. Stabilitas cairan tubuh terjaga apabila volum
penyerapan air sebanding dengan volum kebutuhan air untuk mempertahankan turgiditas
jaringan (tekanan hidrostatik) dan air untuk mendukung metabolisme serta stabilisasi
suhu jaringannya. Bila transpirasi berlebihan yang tidak seimbang dengan aliran air yang
masuk, maka jaringan akankehilangan turgiditasnya. Tumbuhan menjadi layu atau
bahkan mengering dan mati.
Stomata selain merupakan alat pelepasan dan penyerapan, juga merupakan alat
kontrol atau pengatur pertukaran gas agar terjadi keajegan dinamik cairan dan gas-gas
dalam jaringan untuk mempertahankan aktivitas fisiologinya. Mekanisme pengaturannya
dilakukan melalui adaptasi fisiologis stomata yang mengendalikan membuka-
menutupnya stomata. Melalui cara ini konduktivitas stomata bersifat dinamik – adaptif.
Secara umum, stoma tersusun atas dua sel penutup dan beberapa sel tetangga yang
mengelilinginya. Pada sebelah dalam sel penutup terdapat rongga atau ruang stomata.
Ruang ini berhubung-hubungan dengan ruang-ruang antar sel mesifil daun. Pada saat
penyerapan gas, gas-gas dari atmosfer masuk ke ruang stomata melalui stomata secara
difusi sederhana. Gas-gas didorong oleh adanya gradien tekanan gas secara partial, atau
ada beda potensial kimia gas antara atmosfer dan ruang stoma. Pada siang hari dimana
stomata umumnya membuka (kecuali tumbuhan gurun), melalui stomata masuk gas-gas
CO2, karena tekanan partial CO3 atmosfer lebih besar dibanding tekanan partial pada
ruang antar sel dan stoma. Seiring dengan itu, O2 dari fotosintesis mengalir keluar karena
tekanan partiel O2 di ruang antar sel lebih besar daripada atmosfer, selain gas H2O yang
merupakan sisa metabolisme. Karenanya 5 kontrol laju hilangnya air selain mengatur
tingkat konduktivitas stoma, juga mengendalikan laju respiranya.
C. Kesimpulan
https://www.academia.edu/12129889/Makalah_Fistum_Pengangkutan_Air?
auto=download
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-
materi-transpirasi-tumbuhan-bagi-siswa-sma-8.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-
materi-penyerapan-pada-tumbuhan-bagi-siswa-sma-5.pdf