Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH DIT

MODUL 8
ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR SERTA TRANSPORTASINYA KE
SELURUH TUBUH TUMBUHAN DAN TRANSPIRASI

DISUSUN OLEH:

Muhammad Iqbal Akbar (150510170061)


Andriyani Agistin (150510170049)
Kania Fatharani Azahra (150510170064)
Lingga Rahmawati (150510170065)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21, Jatinangor 45363
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan makalah
mengenai “cara untuk memastikan akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan
modern untuk semua” ini dari awal hingga akhir, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Daftar isi

Pendahuluan ......................................................................................................................... (1)

Latar belakang .......................................................................................................... (1)

Rumusan masalah .................................................................................................... (2)

Tujuan ...................................................................................................................... (2)

Pembahasan ......................................................................................................................... (2)

Hubungan potensial air dengan mekanisme absorpsi air dan unsur hara

oleh akar ................................................................................................................. (2)

Hubungan mekanisme absorpsi dengan transportasi xylem .................................. (3)

Pengaruh transpirasi terhadap mekanisme absorpsi dan transportasi xlem ........... (4)

Solusi ...................................................................................................................... (4)

Kesimpulan ......................................................................................................................... (4)


A. Pendahuluan

a. Latar belakang
Tumbuhan sebagai makhluk hidup melakukan metabolisme sama seperti makhluk
hidup lainnya untuk menjalankan kehidupannya. Di dalam metabolisme tersebut
terdapat suatu rangkaian transportasi unsur hara di dalam tubuh tumbuhan. Rangkaian
tersebut diantaranya adalah penyerapan air dan unsur hara untuk melakukan
rangkaian metabolisme selanjutnya. Rangkaian tersebut terdiri dari absorpsi air dan
unsur hara oleh akar, transportasinya ke seluruh bagian tubuh tumbuhan, dan proses
transpirasi.
Absorpsi adalah proses penyerapan air dan unsur hara oleh tanaman berupa ion-
ion dari tanah ke dalam sel-sel akar, yang selanjutnya ditranslokasikan melalui
jaringan xylem ke seluruh bagian tumbuhan (Supraptono Djajadirana,
2000). Absorpsi dilakukan oleh akar dengan memanfaatnkan sifat potensial air. Air
mempunyai beberapa fungsi penting dalam tanah. Air penting dalam pelapukan
mineral dan bahan organik,yaitu reaksi yang menyiapkan hara larut bagi pertumbuhan
tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi
bila air yang terlalu banyak hara-hara yang mobil dapat hilang tecuci dari lingkungan
perakaran atau bila evapotrasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut dalam
jumlah yang dapat merusak tanaman. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan
udara di dalam tanah, dan merintangi akar tanaman memperoleh O2. Kkarena itu air
dapat merugikan dan dapat berguna bagi pertumbuhan tanaman, tergantung pada
jumlah air yang ada dalam tanah.
Transpirasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk hilangnya air berupa suatu uap
air dari jaringan tumbuhan. Transpirasi pada prinsipnya merupakan salah satu dari
difusi dan penguapan, tetapi bukan penguapan dengan sempurna yang terbuka dengan
bebas. Erlier ahli tumbuhan mengatakan bahwa transpirasi benar mengakibatkan
tingkat kerugian air dari suatu jaringan yang hidup akan jelas berbeda dengan
jaringan yang mati (Curtis and Clark, 1950). Transpirasi juga dipengaruhi oleh
potensial air yang berbeda di dalam tubuh tumbuhan dengan di lingkungan (luar
tubuh tumbuhan) sehingga terjadi transpirasi.
Potensial air merupakan perbedaan tekanan air di dua tempat berbeda sehingga
memiliki suatu tekanan (force). Rangkaian metabolisme tersebut, masing-masing
dipengaruhi oleh potensial air dalam prosesnya. Maka dari itu, terdapat hubungan
antara ketiga proses tersebut (absorpsi, transpirasi, transpirasi) yang dipengaruhi oleh
potensial air.
b. Rumusan masalah
 Hubungan potensial air dengan mekanisme absorpsi air dan unsur hara
oleh akar
 Hubungan mekanisme absorpsi dengan transportasi xylem
 Pengaruh transpirasi terhadap mekanisme absorpsi dan transportasi xylem
c. Tujuan
Agar dapat mengetahui pengaruh potensial air terhadap mekanisme absorpsi, serta
hubungannya dengan transportasi xylem dan transpirasi dalam proses transportasi air
dan unsur hara di dalam tubuh tumbuhan.

B. Pembahasan

2.1 Mekanisme Pengangkutan Air


Pengangkutan air pada tumbuhan tingkat tinggi seperti pada tumbuhan biji dilakukan
melalui dua mekanisme, yaitu:
1. Pengangkutan Ekstravasikuler
Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka disebut pengangkutan
ekstravasikuler. Zat yang diangkut adalah air dan garam-garam mineral. Dalam perjalanan
menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas diantara ruang antar sel. Pengangkutan
air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 proses,
yaitu:
a. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau
transport pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan
ruang-ruang antara sel. Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak dapat
terus mencapai xylem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan
dinding sel yang dikenal sebagai pita kaspari. Apoplas dapat terjadi pada setiap dinding sel
kecuali endodermis. Khusus endodermis dilakukan secara osmosis.

b. Pengangkutan Simplas
Pengangkutan simplas adalah bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian
hidup dari sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola, dari sel ke sel. Pada
pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang
lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat mencapai
bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel–sel
bulu akar menuju sel–sel korteks,  endodermis, perisikel, dan xylem. Kemudian air dan
garam mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan daun.

2. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju atas ini berlangsung melalui
berkas pengangkut, yaitu xylem, sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan
vaskuler. Setelah melewati sel–sel akar, air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki
tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian
mengalir naik ke pembuluh xylem sampai pucuk tumbuhan (batang sampai ke mesofil daun).
Pembuluh kayu (xylem)  disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan
penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel–sel trakea. Bagian ujung
sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur  jaringan xylem seperti pipa kapiler ini
terjadi karena sel–sel penyusun jaringan tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air
bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan
kohesi air dalam sel trakea xylem.

2.2 Proses Pengangkutan Air dari Akar sampai Daun


Dalam pengangkutan intravaskuler, air diangkut dari xylem akar ke xylem batang dan
diteruskan ke daun. Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui
epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke
pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan. Setelah melewati sel–sel akar, air dan mineral
yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan
secara vertikal dari akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh
beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini adalah sel–sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler.
Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel–sel penyusun jaringan
tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel
trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan Air pada Tumbuhan


Faktor-Faktor yang memperngaruhi pengangkutan air pada tumbuhan melalui
pembuluh xilem adalah :
1. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada
malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap
menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xylem. Air akan
mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa
cairan naik ke xylem. Dorongan getah xylem ke arah atas ini disebut gaya tekanan akar
(roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu
keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada
daun. Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran
air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan tak
berkayu) dikotil.
2. Kapilaritas Batang
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa kapiler atau pipa
kecil. Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair.
Pembuluh xylem yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan dianggap sebagai pipa
kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu (xylem) sebagai akibat dari gaya adhesi
antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xylem), terjadi karena pembuluh kayu
tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain, pengangkutan air melalui
xylem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi
antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh
xylem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari
akal sampai ke daun secara bersambungan.
Air yang sudah sampai ke pembuluh kayu batang akan terus naik hingga ke daun.
Naiknya air pada pembuluh kayu batang disebabkan oleh adanya kapilaritas batang.
Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit, yang terjadi
karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung (dengan adanya adesi) lalu tertarik ke
atas. (Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 104).
3. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Daya hisap daun adalah timbulnya tarikan terhadap air yang ada pada sel– sel di
bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah
sampai keseluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari
akar menuju ke daun. Proses tersebut juga biasa disebut dengan transpirasi. Dengan
adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di
dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan
fisiologis yang berhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik ke atas.
Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi. Beberapa faktor
yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain:
a) Intensitas cahaya, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka
kecepatan transpirasi juga akan semakin tinggi.
b) Temperatur udara, makin tinggi temperatur maka kecepatan transpirasi akan semakin
tinggi.
c) Kelembaban udara, jika kelembaban udara disekitar tanaman tinggi justru terjadi
perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah (kering) transpirasi akan
berlangsung cepat.
d) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka potensial air tanah akan
lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xylem sehingga laju transpirasi akan meningkat
(tinggi). Jika air tanah sedikit maka penyerapan akar juga akan lambat dan tidak
seimbang dengan kecepatan transpirasi.
Air di dalam daun dapat keluar melalui stomata. Keluarnya air tersebut melalui
proses transpirasi (penguapan). Transpirasi menyebabkan cairan sel pada daun menjadi
lebih pekat, sehingga sel daun menyerap air dari pembuluh kayu pada tulang daun. Air
yang diambil dari pembuluh kayu daun akar digantikan oleh air dari pembuluh kayu
batang. Air di pembuluh kayu batang akan digantikan oleh air dari pembuluh kayu akar.
Seluruh proses tersebut akhirnya menimbulkan aliran air terus menerus dari akar sampai
ke daun. Tenaga yang ditimbulkan dari proses transpirasi disebut daya hisap daun.

2.4 Transportasi Tanaman


Setelah zat-zat menembus masuk ke dalam jaringan akar, selanjutnya akan diangkut
menuju daun untuk diolah menjadi berbagai zat yang dibutuhkan dalam tubuh seperti
lemak, protein, vitamin dan zat-zat penting lainnya. Pengangkutan zat pada tumbuhan
berlangsung melalui dua cara, yakni :
1) di luar pembuluh angkut (ekstravaskuler)
2) di dalam pembuluh angkut (vaskuler).
Pengangkutan ekstravaskuler berlangsung dalam dua cara, yakni :
1) Simplastik
2) Apoplastik.
Pada pengangkutan simplastik, air bergerak menembus sel ke sel, dari sitoplasma
ke sitoplasma sel yang lain. Sedang pengangkutan apoplastik, air bergerak merambat
melalui ruang-ruang antar sel.
Pengangkutan Vaskuler Pengangkutan zat secara fasikuler terjadi melalui pembuluh
kayu (xilem) dan pembuluh kulit (floem). Pengangkutan air dari akar ke batang terjadi
melalui pembuluh kayu, membentuk aliran air (benang air). Setelah mencapai daun,
sebagian dimanfaatkan oleh sel-sel daun untuk memasak makananm. Sebagian air dan
garam mineral yang lain dipindah ke floem, menyatu dengan aliran sukrosa (asimilat).
Pada tumbuhan dikotil, bagian xilem berada di bagian kayu, seddangkan floemnya berada
di bagian kulit dekat kambium. Pada monokotilseperti jagungdan tebu, xilem dan floem
bersatu membentuk satu berkas angkutan. Letaknya tersebar. Sedang pengangkutan hasil
fotosintesis dari daun ke bagian tubuh yang lain dilakukan melalui pembuluh kulit
(pembuluh tapis) dan membentuk aliran asimilat. Selain asimilat, melalui floem juga
diangkut bermacam-macam zat organik lain, hormon dan juga ion-ion atau garam mineral
yang berasal dari xilem.
2.5 Transpirasi

Pelepasan uap air melalui stomata disebut transpirasi. Bentuk pelepasan air
transpirasi bersama-sama dengan air yang menempel pada permukaan daun dan batang,
secara keseluruhan disebut evapotranspirasi. Evaporasi merupakan pelepasan uap air dari
benda-benda tak hidup, seperti daribebatuan, tanah, permukaan luar batang, dsb.

Transpirasi merupakan satu mekanisme untuk membuah kelebihan air atau air sisa
metabolisme. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang
bersangkutan, maupun berbagai faktor klimatik lingkungannya. Secara internal,
transpirasi dikontrol dengan pengaturan konduktivitas stomata, daya hisap daun, dan
tekanan akar, laju fotosintesis dan respirasi, serta jenis dan umur tanamannya. Sedang
faktor eksternal yang penting adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan beda
potensial air antara tanah – jaringan - atmosfer.

Oleh bermacam-macam tenaga penggerak dan daya kohesi, maka dalam tubuh
tumbuhan terbentuk aliran air atau benang air yang tak terputus. Di sisi lain, transpirasi
dapat dipandang sebagai salah satu mekanisme pelepasan kelebihan panas tubuh
tumbuhan, serta mendorong aliran air tanah masuk ke jaringan 10 untuk mendapatkan
berbagai nutrisi yang dibutuhkan. Transpirasi juga merupakan mekanisme kontrol
keseimbangan daan stabilitas cairan tubuh. Stabilitas cairan tubuh terjaga apabila volum
penyerapan air sebanding dengan volum kebutuhan air untuk mempertahankan turgiditas
jaringan (tekanan hidrostatik) dan air untuk mendukung metabolisme serta stabilisasi
suhu jaringannya. Bila transpirasi berlebihan yang tidak seimbang dengan aliran air yang
masuk, maka jaringan akankehilangan turgiditasnya. Tumbuhan menjadi layu atau
bahkan mengering dan mati.

2.6 Stomata dan Mekanisme Buka-Tutup Stomata

Stomata merupakan alat istimewa pada tumbuhan, yang merupakan modifikasi


beberapa sel epidermis daun, baik epidermis permukaan atas maupun bawah daun.
Struktur stomata sangat bervariasi pada antar tumbuhan, terutama bila dibandingkan
untuk antar tumbuhan yang lingkungan hidupnya cukup kontras. Melalui stoma
tumbuhan menunjukkan kemampuan adaptifnya terhadap perubahan dan stress dari
lingkungannya. Tumbuhan darat banyak mengeluarkan air melalui stomata, terutama
pada siang hari yang terik. Melalui alat yang sama, tumbuhan juga melepaskan gasgas
seperti CO2 dan O2, terutama pada siang hari, kecuali pada tumbuhan gurun. Sebaliknya,
melalui stomata tumbuhan juga menyerap CO2 dan O2.

Stomata selain merupakan alat pelepasan dan penyerapan, juga merupakan alat
kontrol atau pengatur pertukaran gas agar terjadi keajegan dinamik cairan dan gas-gas
dalam jaringan untuk mempertahankan aktivitas fisiologinya. Mekanisme pengaturannya
dilakukan melalui adaptasi fisiologis stomata yang mengendalikan membuka-
menutupnya stomata. Melalui cara ini konduktivitas stomata bersifat dinamik – adaptif.

Secara umum, stoma tersusun atas dua sel penutup dan beberapa sel tetangga yang
mengelilinginya. Pada sebelah dalam sel penutup terdapat rongga atau ruang stomata.
Ruang ini berhubung-hubungan dengan ruang-ruang antar sel mesifil daun. Pada saat
penyerapan gas, gas-gas dari atmosfer masuk ke ruang stomata melalui stomata secara
difusi sederhana. Gas-gas didorong oleh adanya gradien tekanan gas secara partial, atau
ada beda potensial kimia gas antara atmosfer dan ruang stoma. Pada siang hari dimana
stomata umumnya membuka (kecuali tumbuhan gurun), melalui stomata masuk gas-gas
CO2, karena tekanan partial CO3 atmosfer lebih besar dibanding tekanan partial pada
ruang antar sel dan stoma. Seiring dengan itu, O2 dari fotosintesis mengalir keluar karena
tekanan partiel O2 di ruang antar sel lebih besar daripada atmosfer, selain gas H2O yang
merupakan sisa metabolisme. Karenanya 5 kontrol laju hilangnya air selain mengatur
tingkat konduktivitas stoma, juga mengendalikan laju respiranya.

Mekanisme membuka menutupnya stomata merupakan peristiwa yang kompleks.


Para Fisiolog sependapat bahwa membuka – menutupnya stoma terjadi karena perubahan
atau pengaturan turgor sel penutup. Tekanan turgor terbentuk oleh adanya aliran air dari
sel-sel sekitarnya. Keluar masuknya air dari dan ke sel penutup pada dasarnya adalah
peristiwa osmosis (difusai air melalui membran). Masuknya air air secara osmotik ke sel
penutup membuat stoma membuka. Sebaliknya, stoma akanmenutup seiring dengan
keluarnya air dari sel penutup ke sel-sel sekitarnya.

Banyak faktor mempengaruhi aktivitas buka-tutupnya stoma. Kondisi lingkungan


tersebut antara lain seperti konsentrasi CO2, suhu, kelembaban udara, intensitas
pencahayaan, dan kecepatan angin. Pada umumnya stoma membuka pada siang hari,
kecuali tumbuhan gurun. Membukanya stomata pada malam hari untuk tumbuhan gurun
merupakan bentuk adaptasi fisiologis untuk mengurangi resiko hilangnya air berlebihan.
Beberapa teori berusaha menjelaskan mekanisme buka – tutupnya stomata, di
antaranya adalah teori “gerakan atau pompa ion K”. Masuknya ion K terjadi secara difusi
melalui pertukaranion dengan Cl- dan H+. Telah diketahui bahwa K+ terlibat dalam
metabolisme karbohidrat, karena perananya mendukung aktivitas enzim fosforilase.
Enzim ini berperan dalam konversi amilum menjadi glukosa. Bila ion K meningkat pada
sel penutup, aktivitas pengubahan amilum menjadi glukosa juga meningkat. Dengan
bertambahnya konsentrasi glukosa sel penutup maka akan meningkatkan potensial
osmotik selnya. Dengan demikian akan menggerakkan air sel-sel sekitarnya berosmosis
menuju sel penutup. Akibatnya, tekanan turgor sel penutup meningkat dan stoma
membuka.

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan makalah ini, kita menyimpulkan bahwa kondisi


dari petani yang merupakan small-scale food producer sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di kalangan usaha kecil, bahkan sampai di tingkat ekonomi
negara. Maka dari itu, berbagai pihak pun dibutuhkan dalam usaha untuk mewujudkan
majunya pertanian khususnya di Indonesia sehingga dapat meningkatkan produktivitas
dan pemasukan untuk usaha-usaha kecil.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/12129889/Makalah_Fistum_Pengangkutan_Air?
auto=download
 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-
materi-transpirasi-tumbuhan-bagi-siswa-sma-8.pdf
 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-
materi-penyerapan-pada-tumbuhan-bagi-siswa-sma-5.pdf

Anda mungkin juga menyukai