Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

FORMULIR RENCANA PENELITIAN


A. IDENTITAS MAHASISWA
NAMA : ATIKAH NUR AZIZAH
NIM : A1D018133
B. RENCANA JUDUL PENELITIAN
PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI TANAMAN PORANG
(Amorphophallus oncophyllus Prain.)
C. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN
1. KERANGKA PEMIKIRAN
Porang (Amorphophallus oncophyllus Prain.) merupakan salah satu
kekayaan hayati umbi-umbian di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dan sangat menguntungkan (Saleh et al., 2015). Tanaman ini
umumnya dimanfaatkan sebagai alternatif bahan pangan karena memilik i
kandungan pati, protein, serat, lemak, dan juga senyawa glukomanan serta
kristal asam oksalat yang cukup tinggi. Kandungan senyawa glukoma na n
pada umbi porang ini menjadikan umbi porang tidak hanya dimanfaatka n
sebagai bahan pangan tetapi juga dimanfaatkan untuk berbagai macam
keperluan industri, laboratorium kimia dan obat-obatan (Wigoeno et al.,
2013).
Senyawa glukomanan merupakan polisakarida non pati larut air yang
dikenal sebagai serat larut air. Glukomanan ini mempunyai kemampuan
untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan kadar gula darah,
menurunkan berat badan, dan mempengaruhi aktivitas intestinal dan fungs i
sistem imun (Nissa & Madjid, 2016). Selain itu, glukomanan juga dapat
mengontrol diabetes tipe 2 (Alifianto et al., 2013) mencegah dan
menghambat kanker, dan mengatasi sembelit (Supriati, 2016).
Selain bermanfaat dalam bidang kesehatan, senyawa glukoma na n
juga dibutuhkan dalam berbagai bidang industri. Dibutuhkannya senyawa
glukomanan dalam berbagai bidang industri membuat porang kemudian
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
dijual dan diolah menjadi produk ekspor yang bernilai tinggi (Munasiya h,
2021). Akan tetapi, ekspor porang dari Indonesia belum bisa memenuhi
permintaan (Imelda, 2008 dalam Hayati, 2021) karena sebagian besar
kebutuhan akan ekspor porang saat ini dipenuhi melalui petani yang
memanen dan mengumpulkan porang yang tumbuh liar baik di lingkunga n
perkebunan maupun hutan (Santosa et al., 2011 dalam Rustiana et al.,
2021). Oleh karena itu, untuk memenuhi produksi porang maka perlu
dilakukan pengembangan budidaya porang secara tepat (Hayati, 2021)
salah satunya dengan pemupukan karena pemupukan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan produksi tanaman porang (Alley &
Vanlauwe, 2009 dalam Rustiana et al., 2021).
Pemupukan dapat dilakukan baik dengan menggunakan pupuk
anorganik maupun pupuk organik (Wijayanti et al., 2013). Umumnya
tanaman porang tidak memerlukan pemupukan pupuk buatan (anorganik)
berdosis tinggi akan tetapi lebih dianjurkan menambah bahan organik
dengan pupuk kandang atau kompos pada dosis 5 sampai 10 ton per ha
(Lebi, 2013 dalam Yasin et al., 2021). Penggunaan pupuk organik ditujuka n
untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah (Sutejo, 1995 dalam
Nurmalasari, 2012). Pupuk organik dapat menggemburkan lapisan tanah
permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad renik tanah,
mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang secara keseluruhan akan
meningkatkan kesuburan tanah (Widowati et al., 2004 dalam Tarigan et al.,
2014).
Pupuk organik berupa pupuk kandang saat ini sudah biasa digunaka n
petani untuk memperbaiki produktivitas tanah (Erfandi & Widati, 2008
dalam Juarsah, 2014). Pupuk kandang merupakan salah satu sumber bahan
oganik tanah yang sangat berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Pupuk kandang dapat meningkatkan pH, kadar C-
organik, serta meningkatkan ketersediaan nitrogen, fosfor, kalium, dan
unsur mikro bagi tanaman (Sompotan, 2013). Pupuk kandang dapat
diperoleh kotoran binatang peliharaan seperti ayam, kambing, sapi dan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
kerbau. Pupuk kandang ayam secara umum mempunyai kelebihan dalam
kecepatan penyerapan hara, komposisi hara seperti N, P, K dan Ca
dibandingkan pupuk kandang sapi dan kambing (Widowati et al., 2004
dalam Tarigan et al., 2014).
Agar tujuan pemupukan dapat berhasil baik, salah satu faktor yang
perlu diperhatikan yaitu dosis pupuk. Berdasarkan hasil percobaan
diketahui bahwa, pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang pada
penanaman pertama dengan dosis 7,5 ton per ha memberikan hasil porang
terbaik (Budiadi et al., 2012). Sementara itu menurut Nurdianti (2013)
dalam Ibrahim (2019) pemberian pupuk kandang sebanyak 5 ton per ha
dapat meningkatkan produksi porang.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pupuk harus diberikan dengan dosis
yang tepat. Meskipun petani sangat jarang memberikan pupuk untuk
tanaman porang, tetapi untuk memberikan hasil yang lebih baik, maka
pupuk mestinya diberikan sesuai dosisnya (Kurniawan, 2012). Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian mengenai jenis dan dosis pupuk kandang
yang tepat pada tanaman porang.
2. PERUMUSAN MASALAH
a. Apa jenis pupuk kandang yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil
umbi tanaman porang?
b. Berapa dosis pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil
umbi tanaman porang?
c. Bagaimana pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap
pertumbuhan dan hasil umbi tanaman porang?
D. INFORMASI PENDUKUNG
1. KEGIATAN PENELITIAN: Proyek
2. MATA KULIAH PENDUKUNG
a. Statistika/PNA2204 (Nilai: A )
b. Perancangan Percobaan/PNA3311 (Nilai: BC)
c. Fisiologi Tanaman/PNA3310 (Nilai: A )
d. Dasar Agronomi/PNU2312 (Nilai: A )
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
e. Kesuburan Tanah dan Pemupukan (Nilai: A )
f. Budidaya Tanaman Hias dan Obat/PNA3528 (Nilai: AB)
g. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Hortikultura/PNA4643 (Nilai: A )
h. Metodologi Penelitian/PNA4624 (Nilai: AB)
i. Praktik Kerja Lapangan/PNU3615 (Nilai: A )
3. JUMLAH SKS YANG TELAH LULUS: 136 IPK: 3.74
E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. TUJUAN
a. Mendapatkan jenis pupuk kandang terbaik untuk pertumbuhan dan
hasil umbi tanaman porang.
b. Mendapatkan dosis pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhan dan
hasil umbi tanaman porang.
c. Mendapatkan bentuk perlakuan terbaik dari jenis dan dosis pupuk
kandang yang diberikan terhadap pertumbuhan dan hasil umbi tanaman
porang.
2. KEGUNAAN
a. Diperoleh jenis dan dosis pupuk kandang yang terbaik untuk budidaya
tanaman porang.
b. Memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi penelitian yang serupa maupun penelitian pengembanga n
selanjutnya.
F. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilaksanakan di lahan sawah bekas tanaman jagung di
Desa Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Februari s/d Juni 2022.
2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain
tanaman porang asal umbi, pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing,
dan pupuk kandang sapi.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
Alat-alat yang akan digunakan antara lain alat tulis, label, mistar,
jangka sorong, timbangan elektrik, SPAD, dan kamera digital.
3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi
(split plot design) dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah jenis
pupuk kandang sebagai petak utama (main plot) yang terdiri dari 3 taraf
yaitu sebagai berikut.
A1: pupuk kandang ayam
A2: pupuk kandang kambing
A3: pupuk kandang sapi
Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang sebagai sub petak (sub plot) yang
terdiri dari 3 taraf yaitu sebagai berikut.
D1: 1 kg/tanaman
D2: 1.5 kg/tanaman
D3: 2 kg/tanaman
Penelitian 2 faktor dengan 3 taraf menghasilkan 9 kombinas i
perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 ulangan sehingga
terdapat 27 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 20 tanaman
dengan 4 tanaman sebagai sampel sehingga seluruh tanaman berjumla h
540.
4. Variabel Pengukuran
Variabel yang diamati dan diukur adalah sebagai berikut.
a. Tinggi tanaman
b. Jumlah daun
c. Luas daun
d. Kehijauan daun
e. Jumlah tunas
f. Jumlah bulbil
g. Diameter bulbil
h. Bobot basah umbi
i. Diameter umbi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
DAFTAR PUSTAKA
Alifianto, F., Azrianingsih, R., & Rahardi, B. 2013. Peta persebaran porang
(Amorphophallus muelleri Blume) berdasarkan topografi wilayah di Malang
Raya. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 1(2): 75-79.

Budiadi, Permadi, D. B., & Latifah P, U. 2012. Agroforestri Porang: Masa Depan
Hutan Jawa. Fakultass Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Hayati, A. 2021. Induksi Tunas Porang (Amorphophallus muelleri Blume) dengan


Menggunakan Thidiazuron (TDZ) dan Asam Amino Glisin secara In Vitro.
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim, Malang.

Ibrahim, M. S. D. 2019. Perbanyakan iles-iles (Amorphophallus spp.) secara


konvensional dan kultur in vitro serta strategi
pengembangannya. Perspektif, 18(1): 67-78.

Juarsah, I. 2014. Pemanfaatan pupuk organik untuk pertanian organik dan


lingkungan berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik,
18–19 Juni, Bogor.

Kurniawan, A.P. 2012. Pertumbuhan Porang (Amorphophallus muelleri) pda


Berbagai Intensitas Naungan dan Dosis Pupuk Kandang. Skripsi. Fakultas
Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Munasiyah. 2021. Induksi Kalus Porang (Amorphophallus muelleri Blume)


Menggunakan 2,4-Dichlorophenoxy Acetic Acid (2,4-D) dan Benzylade nine
(BA) secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Nissa, C., & Madjid, I. J. 2016. Potensi glukomanan pada tepung porang sebagai
agen anti-obesitas pada tikus dengan induksi diet tinggi lemak. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, 13(1): 1-6.

Nurmalasari, I. R. 2012. Pengaruh Intensitas Naungan dan Konsentrasi Pupuk Daun


terhadap Pertumbuhan dan Hasil Porang (Amorpophallus oncophyllus).
Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Rustiana, R., Suwardji, & Suriadi, A. 2021. Pengelolaan unsur hara terpadu dalam
budidaya tanaman porang. Jurnal Agrotek Ummat, 8(2): 99-109.

Saleh, N., Rahayuningsih, S. A., Radjit, B. S., Ginting, E., Harnowo, D., & Mejaya,
I. M. J. 2015. Tanaman Porang: Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatannya.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Sompotan, S. 2013. Hasil tanaman sawi (Brassica Juncea L.) terhadap pemupukan
organik dan anorganik. Jurnal Geosains, 2(1): 14-17.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
Supriati, Y. 2016. Keanekaragaman iles-iles (Amorphophallus spp.) dan potensinya
untuk industri pangan fungsional, kosmetik, dan bioetanol. Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, 35(2): 69-80.

Tarigan, L., Sitepu, F. E., & Lahay, R. R. (2014). Respon pertumbuhan bibit kakao
(Theobroma cacao L.) terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
organik cair. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 2(4):
1614-1625.

Wigoeno, Y. A., Azrianingsih, R., & Roosdiana, A. 2013. Analisis kadar


glukomanan pada umbi porang (Amorphophallus muelleri Blume)
menggunakan refluks kondensor. Biotropika: Journal of Tropical
Biology, 1(5): 231-235.

Wijayanti, M., Hadi, M. S., & Pramono, E. 2013. Pengaruh pemberian tiga jenis
pupuk kandang dan dosis urea pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
(Capssicum annum L.). Jurnal Agrotek Tropika, 1(2): 172-178.

Yasin, I., Priyono, J, & Bustan. 2021. Sosialisasi budidaya tanaman porang di lahan
kosong pada masyarakat dan petani di Kecamatan Praya Barat Lombok
Tengah. Jurnal SIAR ILMUWAN TANI, 2(1): 70-77.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
PEMBIMBING
Nama NIP Tanda Tangan
Pembimbing I:

Pembimbing II:

G. PERTIMBANGAN PEMBIMBING
Pembimbing I:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Pembimbing II:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Purwokerto, ………………………..

Komisi Studi Akhir Program Studi Agroteknologi

Anda mungkin juga menyukai