Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

FORMULIR RENCANA PENELITIAN


A. IDENTITAS MAHASISWA
NAMA : AFTHONAH
NIM : A1D016183
B. RENCANA JUDUL PENELITIAN

PENGARUH BEBERAPA ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI DENGAN LAMA

PERENDAMAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK

BATANG TANAMAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus L.)


1. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN MASALAH
2. Kerangka Pemikiran
Buah naga (Hylocereus polyrhizus L.) merupakan tanaman tahunan yang

berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan kemudian menyebar

sampai ke Indonesia (Yusuf et al., 2017). Daya adaptasi buah naga yang tinggi

sehingga dapat dengan mudah menyebar ke penjuru dunia termasuk Indonesia.

Buah naga memiliki beberapa jenis yaitu buah naga berdaging merah, berdaging

super merah, berdaging putih, dan buah naga berdaging putih dengan kulit luar

kuning, salah satu yang banyak digemari oleh masyarakat yaitu buah naga merah.

Buah naga merah memiliki warna yang lebih mencolok dan memiliki rasa manis.

Budidaya buah naga merupakan salah satu peluang usaha yang menguntungkan

untuk dikembangkan di daerah tropis seperti di Indonesia.

Tanaman buah naga memiliki bentuk yang hampir sama dengan kaktus. Hal

ini disebabkan karena buah naga tergolong ke dalam famili cactaceae. Walaupun

bentuk tanaman seperti kaktus, namun tanaman ini dapat menghasilkan buah yang

berukuran relatif besar dan memiliki banyak jenis. Buah naga juga memiliki
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

banyak manfaat yang berguna untuk kesehatan tubuh. Manfaat buah naga menurut

Lutfia et al. (2017) antara lain dapat memperlancar pencernaan, menjaga

kesehatan otak, menjaga kesehatan organ reproduksi wanita, dan mengandung

antioksidan yang tinggi untuk menangkal radikal bebas dan mencegah kanker.

Manfaat buah naga yang terbilang cukup banyak menyebabkan kebutuhan

akan buah naga semakin tinggi. Namun, buah naga belum banyak dibudidayakan

di Indonesia. Sementara ini pengembangan budidaya buah naga hanya berpusat

dibeberapa daerah diantaranya Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Perbanyakan

buah naga dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan

generatif dapat menggunakan biji sedangkan perbanyakan vegetatif dapat melalui

teknik stek batang buah naga.

Teknik perbanyakan vegetatif memiliki keunggulan yaitu pertumbuhan

relatif cepat sampai didapatkan bibit yang siap untuk ditanam. Menurut Suprapto

(2004) dalam Febrianto et al. (2009), perbanyakan melalui stek memiliki banyak

keuntungan, yaitu diperoleh tanaman baru seperti induknya, biaya pembibitan

sedikit, pembibitan dapat memanfaatkan lahan sempit, dan waktu pelaksanaannya

relatif cepat. Berdasarkan penuturan dari Kristanto (2009), tanaman buah naga

memerlukan media tanam yang porus, kebutuhan air cukup, dan pH tidak terlalu

masam. Keberhasilan tanaman buah naga yang diperbanyak secara vegetatif selain

ditentukan oleh pemilihan media tanam yang baik juga dapat ditentukan oleh

penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk memicu pertumbuhan akar pada

stek batang.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

Pada dasarnya, tanaman mampu menghasilkan ZPT secara alami dalam

jumlah yang sedikit sehingga perlu adanya penambahan ZPT dari luar.

Penambahan ZPT diharapkan dapat meningkatkan mutu bibit tanaman dan bibit

dengan kualitas dibawah normal akan berkurang. Berdasarkan sumbernya, ZPT

dapat dibedakan menjadi ZPT alami dan sintetik. Beberapa jenis tanaman dapat

digunakan sebagai ZPT alami diantaranya, yaitu air kelapa, dan bawang merah.

Kandungan auksin pada ZPT alami dapat memacu dan mempercepat pertumbuhan

akar. Auksin sintetik merupakan salah satu ZPT yang digunakan untuk memicu

pertumbuhan akar, walaupun demikian auksin sintetik relatif mahal (Muswita,

2011 dalam Febrianto et al., 2019).

Zat pengatur tumbuh alami yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu

air kelapa dan bawang merah. Menurut Bahtiar (1995) dalam Sartika (2003), Air

kelapa mengandung auksin, giberalin, dan sitokinin sedangkan bawang merah

mengandung auksin yang bermanfaat untuk tanaman. Zat pengatur tumbuh alami

tersebut digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan pembentukan tunas.

Penggunaan zat pengatur tumbuh alami yang beragam dengan lama

perendaman yang berbeda diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan

hasil tanaman buah naga. Pemberian zat pengatur tumbuh alami yang beragam

dengan lama perendaman yang berbeda pada tanaman buah naga d i l a k u k a n

untuk mendapatkan perlakuan yang paling baik untuk

mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman buah naga merah. Berdasarkan latar

belakang tersebut penulis akan melakukan penelitian tentang aplikasi beberapa


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

jenis zat pengatur tumbuh alami dengan lama perendaman yang berbeda

terhadap pertumbuhan stek batang buah naga merah (Hylocereus polyrhizus L.).

3. Perumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh alami terhadap

pertumbuhan dan hasil stek tanaman buah naga merah?.

b. Berapakah waktu yang paling optimal dalam pertumbuhan dan hasil

tanaman buah naga?.

c. Bagaimanakah interaksi zat pengatur tumbuh alami terbaik dengan lama

perendaman terhadap pertumbuhan dan hasil stek tanaman buah naga

merah?.
C. INFORMASI PENDUKUNG

1. KEGIATAN PENELITIAN: Mandiri

2. MATA KULIAH PENDUKUNG:

a. Perancangan Percobaan / PNA 3311 (Nilai: C)


b. Budidaya Tanaman Sayur Dan Buah / PNA (Nilai: BC)
3527
c. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi (Nilai: AB)

Hortikultura / PNA 4643

d. Strategi dan Produksi Tanaman Hortikultura / (Nilai: BC)

PNA 4642
e. Praktik Kerja Lapangan / PNU 3615 (Nilai: A)
f. Metodologi Penelitian / PNA 4624 (Nilai: B)
g. Fisiologi Tanaman / PNA 3310 (Nilai: B)

h. Dasar Agronomi / PNA 2312 (Nilai: A)

i. Teknologi Produksi Tanaman Semusim / PNA (Nilai: AB)


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

3415

j. Teknologi Produksi Tanaman Tahunan / PNA (Nilai: B)

3519
3. JUMLAH SKS YANG TELAH LULUS: 137 IPK: 3,22
D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. TUJUAN

a. Mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh alami terhadap

pertumbuhan dan hasil stek tanaman buah naga merah.

b. Mengetahui lama perendaman yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil stek

tanaman buah naga merah.

c. Mengetahui interaksi zat pengatur tumbuh alami terbaik dengan lama

perendaman terhadap pertumbuhan dan hasil stek tanaman buah naga merah.

2. MANFAAT

a. Mendapatkan informasi pengaruh pemberian ZPT alami terhadap stek batang

buah naga dengan waktu perendaman yang berbeda.

b. Mendapatkan informasi pengaruh pemberian ZPT alami terhadap stek batang

buah naga dengan lama perendaman yang berbeda.

c. Mendapatkan data dan informasi mengenai kombinasi lama perendaman dan

macam zat pengatur tumbuh alami terbaik terhadap pertumbuhan stek tanaman

buah naga merah.


E. METODE PENELITIAN

1. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian akan dilaksanakan di Kecamatan Maos Lor, Kabupaten Cilacap pada
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

tahun 2020.

2. MATERI PENELITIAN

a. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah batang tanaman buah naga

ukuran panjang 30 cm, air, air kelapa, bawang merah, tanah top soil, arang

sekam, pupuk kandang kambing, polybag ukuran 25x25 cm, plastik putih,

paranet, kawat, paku, tiang bamboo, dan plang tanaman sampel.

b. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gergaji, cangkul, gunting

stek/pisau, meteran, ember plastik, penggaris, kamera digital, timbangan

digital, pH meter, termohigrometer, gelas kimia 1000 ml, gelas ukur 100 ml,

dan alat tulis.

3. RANCANGAN YANG DIGUNAKAN

Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

faktorial dengan 2 faktor yang diteliti, yaitu: 3 ulangan dengan masing-masing

perlakuan terdiri dari 3 sampel. Perlakuan yang akan dicoba meliputi:

a. Faktor Zat Pengatur Tumbuh (Z) dengan 3 taraf:

Z0= Kontrol

Z1= Bawang merah (10 ml/ 1 lt air)

Z2= Air kelapal (10 ml/ 1 lt air)

b. Faktor lama perendaman (P) dengan 4 taraf:


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

P0= Kontrol

P1= 4 jam perendaman

P2= 6 jam perendaman

P3= 8 jam perendaman

Jumlah kombinasi perlakuan adalah 12 kombinasi dengan 3 kali ulangan

menghasilkan 36 satuan percobaan. Setiap perlakuan terdapat 3 sampel tanaman

sehinggga terdapat 108 stek batang buah naga merah.

4. VARIABEL PENGAMATAN

a. Jumlah persentase tumbuh (%)

b. Panjang tunas (cm)

c. Panjang akar (cm)

d. Jumlah akar

e. Jumlah tunas

5. ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan

keragaman (uji F) pada taraf 5% dan jika terdapat perbedaan (signifikan)

dilanjutkan Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5% untuk

mengetahui perlakuan terbaik.


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

DAFTAR PUSTAKA

Febrianto, A., Hermansyah, & F. Barchia. 2019. Respon pertumbuhan stek batang
tanaman buah naga merah (Hylocereus costaricensis) terhadap konsentrasi
dan lama perendaman air kelapa muda. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Indonesia. 21(1) : 22-26.
Kristanto, D. 2009. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Lutfia, U., Rugayah, K. Hendarto, & T.D. Andalsari. 2017. Respons Pertumbuhan
setek batang buah naga merah (Hylocereus costaricensis) terhadap pemberian
air kelapa. Jurnal Penelitian Pertanian Terpadu. 17(3) : 149-156.
Yusuf, R., S. Laeude, Hawalina & N. M. Setyaningsih. 2017. Pertumbuhan
tanaman buah naga (Hylocereus undantus L.) yang mmeberikan berbagai
konsentrasi NAA (Napthalen Acetic Acid) secara in vitro. J. Agroland.
24(2) : 113-118.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

F. PEMBIMBING

Nama NIP Tanda Tangan

Pembimbing I: …………………...................... ………………….. ……………

Pembimbing II: …………………...................... ………………….. ……………


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. SuparnoKarangwangkalTelp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123

G. PERTIMBANGAN PEMBIMBING

Pembimbing I:

…………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………..

Pembimbing II:

………………………………………………………………..…...

…………………………………………………………………………………

Purwokerto, ……………………..

Komisi Studi Akhir Program Studi Agroteknologi

Anda mungkin juga menyukai