Oleh :
Ilmi Hardani Ihtiarti
NIM A1L114003
1
USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Oleh:
Ilmi Hardani Ihtiarti
NIM A1L114003
2
USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Oleh:
Ilmi Hardani Ihtiarti
NIM A1L114003
Mengetahui:
Wakil Dekan Bidang Akademik, Pembimbing,
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu sebagai penghasil bahan – bahan seperti bahan pangan, sandang dan papan
bagian dari sektor pertanian pemenuh bahan pangan yang mempunyai prospek
yang cukup bagus dimasa yang akan datang, karena produk hortikultura sangat
dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan
Tanaman jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman tahunan yang selalu tersedia
pada sepanjang tahun. Tanaman jeruk tidak mengenal sistem berbunga khusus. Di
samping itu tanaman jeruk dapat ditanam di mana saja, baik di dataran rendah
maupun di dataran tinggi. Tanaman jeruk ini diakui sudah lama tumbuh di
Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Buah jeruk merupakan salah satu
jenis buah yang paling banyak digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu tidak
yang cukup tajam. Pada saat ini sebagian petani buah menyadari bahwa komoditas
Jeruk adalah buah-buahan yang nilai gizinya cukup tinggi dan memberi
4
samping itu buah jeruk merupakan salah satu bahan makanan tambahan yang
mengandung zat-zat pengatur proses dalam tubuh manusia yang setiap hari
berbudidaya dengan baik. Tata cara budidaya tanaman jeruk sejak zaman purba
bidang teknologi, ternyata buah jeruk dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain.
Dengan kenyataan ini kiranya sangat perlu untuk meningkatkan produksi dan
memperbaiki kualitas buah jeruk sistem bercocok tanam yang lebih modern.
Dengan cara demikian kontinuitas pengadaan buah jeruk di pasaran akan selalu
tersedia (AKK,1994).
jeruk yang terserang OPT dapat mengalami penurunan yang drastis bahkan dapat
menyebabkan gagal panen dan kematian pada tanaman. Salah satu OPT penting
yang dapat menyebabkan hal – hal tersebut ialah OPT penyebab penyakit kudis.
S. fawcettii ini dapat menyerang pada daun, batang, dan buah jeruk. Serangan
ditandai dengan adanya bercak kuning kecoklatan yang timbul dan menyebabkan
daun klorosis serta terhambat pertumbuhan tanaman. Pada buah jeruk sendiri
bertahan dari penyakit kudis tersebut nilai jual jeruk tetap akan menurun karena
5
penampilan yang kurang menarik tersebut dan petani jeruk akan mengalami
penurunan pendapatan.
permasalahan kudis ini ialah dengan menggunakan pestisida kimia. Secara nilai
memberikan dampak positif yang cuku bagus. Namun, untuk jangka panjang
Oleh karena itu, perlu adanya inovasi baru pengendalian patogen kudis dengan
Tujuan dan sasaran praktik kerja lapangan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Mengenal secara langsung kondisi, organisasi dan kegiatan utama dari Balai
fawcettii) pada tanaman jeruk di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
6
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan praktik kerja lapangan ini antara lain
sebagai berikut :
tanaman jeruk di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Batu,
Malang.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jeruk yang mempunyai nama latin Citrus sp. merupakan tanaman
tahunan yang berasal dari Asia Tenggara, terutama Cina. Sistematika tanaman
Divisio : Spermatophyta
Clasis : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
berkeping dua yang memiliki bagian tanaman lengkap. Adapun bagian – bagian
1. Akar
(bercabang pendek kecil) serta akar – akar rambut. Bila akar tunggang mencapai
tanah yang keras atau tanah yang terendam air, maka pertumbuhannya akan
terhenti. Tetapi bila tanahnya gembur, panjang akar bisa mencapai 4 meter. Akar
cabang yang mendatar bisa mencapai 6-7 meter. Perakaran jeruk bergantung pada
8
banyaknya unsur hara di dalam tanah dan umumnya di kedalaman 0,15 – 0,50
meter (Soelarso,1996).
2. Batang
Bentuk fisik tanaman jeruk sangat dipengaruhi oleh keadaan batang jika
dibiarkan tumbuh terus tanpa perlakuan pemangkasan. Tanaman jeruk yang tidak
dipangkas akan dapat tumbuh lurus mencapai ketinggian 15 meter atau lebih.
Warna kulit batang berbeda – beda, misalnya untuk jeruk besar berarna hitam
kecoklatan, tetapi ada pula percabangan dan ranting yang berwarna putih
kehijauan. Batang jeruk jenis ini pada permukaan kulit kelihatan kasar, sebab
dekat mata tunasnya adalah bekas tumbuhnya duri – duri yang panjang dan besar.
Duri jeruk jika masih muda berwarna hijau, tetapi jika sudah tua berwarna coklat
3. Daun
Daun jeruk berwarna hijau tua dan terkesan tebal. Jika daun itu diremas
akan berbau aroma sesuai dengan jeruk jenisnya. Tulang daun berbentuk menyirip
beraturan, tetapi ada juga yang berselang – seling seperti citrus sinensis dan citrus
paradisi. Tepian daun ada yang bergerigi ada juga yang tidak. Bentuk fisik daun
oval, meruncing, tetapi ada juga oval yang tumpul. Daun jeruk terdiri atas dua
bagian, yaitu lembaran daun besar dan kecil. Lebaran daun kecil letaknya dekat
dengan tangkai daun. Tetapi ada juga daun yang tidak memiliki lembaran kecil
(AKK,1994).
lapisan lilin yang padat dan mengandung sedikit pectin sehingga tetesan air hujan
9
cepat meluncur. Daun jeruk tumbuh pada tunas – tunas batang yang berselang –
seling. Pembentukan daun baru senantiasa muncul dari ujung ranting, dan pada
tiap – tiap mata tunasnya terdapat calon ranting yang masih lunak. Agar tidak
4. Bunga
Bunga tanaman jeruk tergolong bunga sempurna, yakni dalam satu bunga
terdapat kelamin jantan dan kelamin betina (Cahyono, 2005). Bunga tanaman
jeruk memiliki frekuensi pembungaan jeruk pada setiap tahunnya dapat mencapai
bunga tersebut muncul dari ketiak – ketiak daun atau pucuk – pucuk ranting yang
masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa hari kemudian akan disusul
5. Buah
Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval (hampir bulat), atau lonjong
sedikit memanjang. Buah jeruk terdiri dari kulit luar (albedo), kulit dalam
kecil berisi cairan dan terbungkus oleh segmen (endocarp), berwarna orange
lunak, teksturnya halus, banyak mengandung air dan rasanya manis sampai agak
asam segar. Dalam satu buah jumlah segmen buah berkiras antara 8 – 15
Tangkai buah rata- rata besar dan pendek. Kulit buah ada yang tebal dan
ulet, tetapi ada juga yang tipis tidak ulet, sehingga kulit mudah dikupas. Dinding
10
kulit buah berpori – pori, terdapat kelenjar yang berisi pectin. Pectin pada buah
jeruk ada 2 macam, yaitu pectin yang bermetoksi tinggi dan pectin bermetoksi
rendah. Metoksi pectin dari kulit jeruk berfungsi sebagai unsur utama pengikat air
(AKK,1994).
lingkungan yang menjadi pokok bahasan adalah keadaan iklim, keadan tanh,
tempat (AKK,1994).
Indonesia. Sesuai dengan keadaan iklim di Indonesia, tanaman jeruk harus selalu
kecukupan air walaupun tidak berkelebihan. Apabila air terlalu banyak justru
membahayakan. Oleh sebab itu, pemberian air pada tanaman jeruk harus
dilakukan pada saat yang tepat. Pengalaman petani jeruk menunjukkan bahwa jika
pada permulaan musim panas banyak turun hujan, dapat membahayakan tanaman
jeruk karena berbagai penyakit akan mudah muncul, misalnya menyebabkan buah
muda rontok. Demikian juga bila hujan terjadi terus-menerus pada musim
pertumbuhan buah. Oleh karena itu, perlu suatu perhitungan (analisis), kapan
tanaman butuh air banyak atau sedikit (Tjitrosoepomo, 2007 dalam Efendi, 2009).
Keadaan iklim ini dibedakan ke dalam beberapa tipe menurut volume curah
hujan dalam satu tahun, dengan pembagian menurut AKK (1994) sebagai berikut:
11
1. Daerah type A : 12 bulan basah 0 bulan kering
2. Daerah type B : 12 – 10 bulan basah 1 – 2 bulan kering
3. Daerah type C : 9 – 8 bulan basah 2 – 4 bulan kering
4. Daerah type D : 7 – 6 bulan basah 4 – 6 bulan kering
5. Daerah type E : 5 – 4 bulan basah 6 – 8 bulan kering
1.000-2.000 mm/th merata sepanjang tahun, air yang cukup terutama di bulan
Tanaman jeruk merupakan salah satu jenis tumbuhan yang menyukai tempat
Andosol atau Latosol sangat tepat untuk budidaya jeruk, derajat keasaman tanah
(pH tanah) berkisar 5,5 – 6,5. Air tanah optimum pada kedalaman 150 – 200 cm di
bawah permukaan tanah, sedangkan di musim kemarau 150 cm, musim hujan 50
cm. Tanaman jeruk membutuhkan air yang cukup dan berkandungan garam
kurang dari 10%. Kekurangan air menyebabkan daun jeruk mengering diikuti oleh
gugurnya daun dan bila terjadi pada fase pembuahan, menyebabkan berkurangnya
kandungan air buah, sehingga dapat menurunkan kualitas buah (Efendi, 2009).
Tanah yang cocok untuk tanaman jeruk ialah sandy loam dan clay. Kedaan
tanah harus selalu gembur dan tidak menimpan air terlalu banyak (poreoue).
12
Tanaman jeruk menurut AKK (1994) mempunyai toleransi tumbuh yang
cukup baik, sebab jeruk dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi
(1.400 meter di atas permukaan laut). Berikut dataran tinggi adalah tempat jeruk
dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada
spesies:
C. Penyakit Kudis
kualitas buah saat dipasarkan. Salah satu ciri kulit buah yang kurang menarik
adalah timbulnya gejala burik kusam pada kulit buah. Gejala burik kusam
didefinisikan sebagai buah yang kulitnya berubah warna sebagian atau semua
menjadi coklat, timbul bintil atau tidak, menjadi lebih kasar dari buah normal dan
buah tua. Salah satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) patogen penyakit
penyebab burik kusam adalah Kudis (S. fawcetti Jenkins) (Triwiratno dkk, 2005).
13
Kudis (scab) merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman jeruk.
Gejala terlihat dengan adanya bercak kecil jernih pada daun dan helaian daun,
hanya terbatas pada salah satu permukaan daun saja. Ukuran bercak lebih besar
deformasi titik tumbuh. Pada tanaman yang sudah berbuah ditemukan serangan
pada jeruk siam berupa bercak kudis yang dimulai buah pentil.
Menurut Bassey (1979; Watanabe, 1937; Barnet dan Hunter, 1998; Samson
Kingdom : Fungi
Devisi : Eumycota
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Melanconiales
Famili : Melanconiaceae
Genus : Sphaceloma
Extract Agar) selama masa inkubasi 7 hari pada memperlihatkan bentuk yaitu hari
ke 1 miselium seperti kapas tipis berwarna putih, bentuk koloni bulat dengan tepi
rata dan warna balik koloni berwarna putih, pada hari ke 3 bentuk koloni bulat
14
tepi koloni tidak rata dan warna balik koloni berwarna putih kemerahan, dan pada
hari ke 7 koloni berbentuk bulat dengan tepi rata, seperti kapas halus dengan
bagian permukaan jamur berwarna putih kemerahan dan warna balik koloni
kuning kemerahan.
banyak mendapat perhatian yang dikenal dengan sebutan mikroba endofit. Hal ini
penyakit tanaman maka secara langsung tanaman akan terhindar dari penyakit
alami seperti bakteri, cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa
meliputi mikroorganisme, tetapi juga organisme yang ukurannya lebih besar dan
dapat dilihat secara kasat mata seperti predator atau parasitoid untuk membunuh
kriteria menurut FAO yaitu organisme yang dapat berkembang biak sendiri seperti
2006).
15
Agensia hayati yang termasuk dalam mikroorganisme disebut juga sebagai
saprofit atau parasit serta memiliki antimkroba dan lebih bisa tahan terhadap stress
16
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan selama kurang lebih 30 hari pada
bulan Januari sampai bulan Februari 2017 yang bertempat di Balai Penelitian
Materi atau objek yang dikaji dalam Praktik Kerja Lapangan ini adalah
fawcettii) pada tanaman jeruk di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
1. Partisipasi aktif
fawcettii) pada tanaman jeruk di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
2. Observasi
peristiwa atau hal – hal yang berhubungan dengan pelaksanaan uji antagonis
17
jamur garut terhadap patogen kudis (Sphaceloma fawcettii) pada tanaman jeruk di
3. Wawancara
Responden dalam hal ini adalah pimpinan, pembimbing, staff atau karyawan di
lokasi
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari narasumber
dengan cara melakukan wawancara dan pengamatan secara langsung tentang uji
tanaman jeruk di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Batu,
Malang.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari arsip atau dokumentasi instasi,
literatur, buku dan pustaka lain yang berhubungan dengan uji antagonis jamur
18
IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan selama ±30 hari pada bulan
Januari samapai bulan Februari 2017 dengan jadwal pelaksanaan seperti pada
tabel 1.
19
DAFTAR PUSTAKA
20