Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


Nomor Tugas : 06
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Umum

LAPORAN
PENGENALAN BATUAN BEKU
DAN BATUAN PIROKLASTIK

Nama : Muhamad Farhan Saepurohman


NPM : 10070120112
Shift Praktikum : I (Satu) / 09.00 – 12.00 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Senin , 2 Maret 2021
Hari/ Tanggal Resume : Senin, 3 Maret 2021
Asisten : 1. Indra Karna Wijaksana S.Pd.,S.T.,M.T.
2. Wahyu Budhi Khorniawan, S.T.,M.T
3. Ir. Sri Indiarto
4. Deni Mildan S.T
5. Mursalin hasrudin
6. Fahri hafiz
7.Hafidzh Murtadho

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bismilahirrahmanirrahim.
Puji serta syukur marilah kita panjatkan ke tuhan kita yang maha esa.
Karena atas izin rahmat dan karunia-nya saya dapat menyelesaikan laporan
akhir praktikum perpetaan ini. Tidak lupa shalawat serta salam kami panjatkan ke
banginda kita yakni nabi muhamad saw.
Atas izin tuhan kita yang maha esa. Saya telah dapat menyelesaikan
laporan akhir praktikum perpetaan pada bab PENGENALAN BATUAN BEKU
DAN BATUAN PIROKLASTIK Dengan ini saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak- pihak yang telah banyak membntu penulis hingga
dapat menyelesaikan laporan untuk kegiatan praktikum.
Laporan ini menjadi sarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya,
Wasallamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

GARUT, 2MARET 2021

PENULIS

MUHAMAD FARHAN S
10070120112

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 1
1.2.1 Maksud ........................................................................................... 1
1.2.2 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 3
2.1 Pengertian Batuan Beku (Igneous Rocks) ............................................. 3
2.1.1 Struktur Btuan Beku ....................................................................... 4
2.1.2 Identifikasi atau Deskrisi pada Batuan Beku ................................... 6
2.2 Pengertian Batuan Piroklastik ................................................................ 7
2.2.1 Ganesa Batuan Piroklastik ............................................................. 7
2.2.2 Deskripsi Batuan Piroklastik ......................................................... 11
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ............................................................. 13
3.1 Tugas .................................................................................................. 13
3.2 Pembahasan ...................................................................................... 13
BAB IV ANALISA.............................................................................................. 17
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19
LAMPIRAN........................................................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet terpadat
dan terbesar kelima dari delapan planet dalam tata surya. Bumi terkadang disebut
dengan dunia atau planet biru. Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliyar tahun yang lalu,
dan kehidupan sudah muncul dipermukaanya paling tidak sekitar 3,5 miliyar tahun
lalu. Sifat fisik, sejarah geologi,dan orbit bumi memungkinkan kkehidupan untuk
bisa terus bertahan.
Batuan adalah benda alam yang tersusun atas kumpulan mineral
penyusun kerak yang menyatu secara padat maupun ynag berserakan.
Pembentukan batu merupakan hasil proses alam. Dalam sebuah batuan terdapat
satu atau beberapa mineral jenis mineral, batu dapat terbentuk melalui proses
pendinginan magma, sedimentasi maupun metamorfisme, dari hasil proses
pembentukan batuan tersebut dapat dibedakan menjadi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
Batuan beku atau sering disebut juga igneous rocks adalah batuan yangter
bentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari
magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi
menjadibatuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa
dilihat daribesar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya
terbentukdari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-
mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro,
diorite,dan granit. Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api)
sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.Contohnya adalah basalt dan andesit.
(KAMI DERIS, 2011).

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum, kali ini adalah agar praktikan mengetahui

1
2

perbedaan antara batuan beku dan batuan piriklastik, serta mengetahui ganesa
keterbentukan batuan beku dan batuan piroklastik dan bisa mengidentifikasi atau
mendeskripsikan batuan beku dan batuan piroklastik.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, diantaranya yaitu:
1. Mengetahui atau memahami ganesa keterbentukan batuan beku dan
batuan piroklastik.
2. Mengetahui tubuh batuan beku dan ganesa batuan piroklastik.
3. Agar praktikan bisa mengidentifiksi atau mendeskripsikan batuan beku
danpiroklastik.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Batuan Beku (Igneous Rocks)


Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pembekuan magma baik
yang membeku di dalam (Intrusi) atau di luar permukaan bumi (ekstrusi). bahan
batuan (rock materials) yang secara alamiah mudah bergerak (mobile), yang
terbentuk dalam Bumi maupun dipermukaan bumi (intrusi dan ekstrusi) batuan
sekitarnya. Dari magma tersebut batuan beku dianggap berasal sebagai akibat
dari pembekuan (solidification) dan proses terkait. Ia dapat mengandung (atau
tidak) fragmen kristal.
Pada pendinginan magma, tidak semuanya langsung membeku,
pembekuan ini berlangsung bertahap tergantung pada penurunan suhunya. Pada
saat-saat tertentu, magma membentuk secara cepat menghasilkan mineral yang
sebagian besar adalah gelasan (masa dasarnya gelasan). Pembekuan mineral-
mineral yang diakibatkan penurunan suhu pada tubuh magma ini urutanya disusun
oleh Bowen yang dikenal dengan Deret Reaksi Bowen (Milson, 2003), dimana
reaksi ini menggambarkan proses pembentukan mineral pada saat pendinginan
magma yang lambat sehingga magma mengalami reaksi yang spesifik baik bentuk
dan ukuran kristalnya.
Bowen menunjukkan bahwa ketika magma basaltik mendingin, mineral
cenderung mengkristal secara sistematis, berdasarkan pada suhu lelehnya.
mineral pertama yang mengkristal adalah mineral olivin feromagnesia.
Pendinginan lebih lanjut menghasilkan feldspar plagioklas kaya kalsium dan juga
piroksen, dan seterusnya. Selama proses kristalisasi ini, komposisi magma bagian
cair yang tersisa terus berubah. Sebagai contoh, ketika sekitar sepertiga magma
telah membeku, bahan cair yang tersisa akan hampir kehabisan zat besi,
magnesium, dan kalsium karena unsur-unsur ini adalah konstituen utama dari
mineral yang membentuk paling awal dalam proses.Tidak adanya unsur-unsur ini
menyebabkan lelehan menjadi kaya natrium dan kalium. Lebih lanjut, karena
magma basaltik asli mengandung sekitar 50 persen silika (SiO2), kristalisasi dari
mineral yang terbentuk paling awal, olivin, yang hanya sekitar 40 persen silika,
meninggalkan sisa leburan yang lebih kaya di SiO2.

3
4

Dengan demikian, komponen silika dari sisa lelehan menjadi diperkaya sebagai
magma yang berkembang. (ir.suroyo,2019)

Sumber: ir.suroyo,2019
Gambar 2.1
serie bown

2.1.1 Struktur Btuan Beku


Batuan beku dapat digolongkan berdasarkan tempat pembekuan magma
yakni batuan beku dalam (batuan beku plutonik) dan batuan beku luar (batuan
beku ekstrusive)

1. Struktur Batuan Beku Intrusif


Batuan beku dalam terbentuk oleh magma yang membeku di bawah
permukaan bumi, yang kemudian mengalami pendinginan yang sangat
lambat sehingga memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan
sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive atau batuan
beku plutonik. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran
yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya.
Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos
melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya.
Bentuk tubuh batuan beku dapat dibedakan menjadi dua yakni bentuk yang
memotong struktur batuan disekitarnya dan bentuk batuan beku yang
sejajar dengan struktur batuan disekitarnya. Bentuk tubuh batuan beku
yang memotong struktur batuan disekitarnya disebut diskordan yang
meliputi dike, batholit,danbstock.
Berdasarkan kedudukannya terhadap lapisan batuan yang diterobosnya,
tubuh struktur batuan beku intrusif terbagi menjadi dua bagian. Yaitu
5

Konkordan dan Diskordan.


1) Konkordan
Konkordan adalah tubuh batuan beku dalam yang sejajar dengan lapisan
batuan di sekitarnya. Konkordan memiliki empat bentuk, yaitu sill,
laccolith,lapolith dan paccolith.
a. Sill, adalah tubuh batuan beku yang sejajar dengan lapisan di sekitarnya.
Sill banyak mengandung mineral berharga dan logam mulia seperti emas,
krom, platina dan lain-lain. Sill berbentuk lembaran-lembaran yang
mengintrusi lapisan batuan sedimen yang lebih dulu terbentuk.
b. Laccolith, yaitu tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome). Kubah
ini terbentuk karena gerak dari batuan lain yang menerobos
permukaannya, sehingga bagian dasarnya tetap datar. Mirip seperti lensa
cembung. Laccolith memiliki diameter sampai 4 mill dengan kedalaman
ribuan kilometer.
c. Lapolith, yaitu bentuk tubuh bakuan beku dalam yang merupakan
kebalikan dari Laccolith. Pada lapolith yang menggembung adalah
lapisan bawahnya sedangkan lapisan atasnya tetap datar. Lapolit
mengandung batuan yang bersifat felsik (asam). Misalnya granit, synit,
diorit dan lain-lain.
d. Paccolith, adalah bentuk tubuh batuan beku dalam yang memiliki sinklin
dan antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalannya berkisar
antara ratusan sampai ribuan kilometer.
2) Diskordan
Adalah lapisan batuan beku dalam yang memotong lapisan beku di
atasnya. Ada tiga bentuk tubuh batuan beku dalam yang merupakan bagian
dari bentuk diskordan. Yaitu Dyke, Batolith dan Stock.
a. Dyke, tubuh batuan beku yang memotong lapisan batu lainnya dan
berbentuk tabular/memanjang. Ketebalannya bervariasi mulai dari
beberapa centimeter samapi ratusan kilometer.
b. Batolith, adalah tubuh batuan yang memiliki ukuran sangat besar.
Biasanya proses pembekuannya berada sangat dalam di bawah
permukaan bumi. Ukurannya bisa mencapai 100 km2 lebih. Batolith
biasanya tersusun dari atas batuan beku bersifat asam sampai
intermediet.
6

c. Stock, juga terbentuk di bagian paling dalam seperti Batolith. Yang


memiliki ukuran yang lebih kecil. Kurang dari 10 km2
d. Diatrema (Leher vulkanik), adalah batuan beku yang berbentuk silinderis
dan menonjol dari topografi di sekelilingnya.

Sumber:azhari2018
Gambar 2.2
Struktur batuan Beku

2. Struktur Batuan Beku Ekstrusif


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang
terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
b. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
c. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal.Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air
d. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
e. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
f. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran
2.1.2 Identifikasi atau Deskrisi pada Batuan Beku
Proses mendeskripsikan batuan baku, terbagi menjadi 2 cara, yaitu
7

Megaskopis (dengan mata telanjang) dan Mikroskopis (dengan menggunakan alat


mikroskop khusus).
1. Warna
Warna terbagi dua, yaitu:
a. Warna Segar: warna segar adalah warna yang belum terkontaminasi oleh
lingkungan sekitar (warna di bagian dalam batu).
b. Warna Lapuk: warna lapuk adalah warna yang telah terkontaminasi oleh
lingkungan sekitar (warna dibagian luar batu).
2. Komposisi mineral Dapat ditentukan berdasarkan indeks warnanya dibagi
menjadi 2 (dua) mineral mafic (gelap) dan mineral felsic (terang) dengan
klasifikasi: leucocratic rock (kandungan mineral mafic < 30%); mesocratic
rock (kandungan mineral mafic 30%-60%); Melanocratic rock (kandungan
mineral mafic 60%-90%) dan hypermalanic rock (kandungan mineral mafic
>90%).
3. Tekstur (properties of individual grain) Tekstur dibagi lagi menjadi: 1)
Granularitas (grain size) Granularitas terbagi tiga, yaitu:
a. Afanitik (butir sangat halus, tidak bisa diamati mata telanjang)
b. Porifiritik (butiran kristal tidak seragam)
c. Feneritik (mineralnya dapat dilihat dengan mata telanjang)

2.2 Pengertian Batuan Piroklastik


Batuan Piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Material penyusun
tersebut terendapkan dan terbatukan/terkonsolidasikan sebelum mengalami
transportasi (reworked) oleh air atau es. Pada kegiatannya batuan hasil kegiatan
gunungapi dapat berupa aliran lava sebagaimana diklasifikasikan dalam batuan
beku atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang bersifat padat, cair
ataupun gas yang terdapat dalam perut gunung.
2.2.1 Ganesa Batuan Piroklastik
Batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil lelehan yang
merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam batuan beku,
serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang bersifat fragmental
dari semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan jalan erupsi.
Endapan piroklastik mulanya terjadi akibat adanya jatuhan pada saat gunung api
8

meletus, dan pada saat pe ngendapan memiliki ukuran ketebalan yang sama
pada endapannya. Piroklastik lainnya yaitu piroklastik aliran akan membentuk
penebalan apabila pada proses pengendapannya ada cekungan, dan piroklastik
surge penyatuan antara piroklastik endapan dan piroklastik aliran. (unknown,2015)
Endapan piroklastik menurut Mc Phie et al (1993) adalah endapan
volkaniklastik primer yang tersusun oleh partikel (piroklas) terbentuk oleh empsi
yang eksplosif dan terendapkan oleh proses volkanik primer (jatuhan, aliran,
surge). Proses erupsi ekplosif yang terlibat dalam pembentukan endapan
piroklastik meliputi tiga tipe utama yaitu : erupsi letusan magmatik, erupsi freatik
dan erupsi freatomagmatik. Ketiga tipe erupsi ini mampu menghasilkan piroklas
yang melimpah yang berkisar dari abu halus (< 1/16 mm) hingga blok dengan
panjang beberapa meter.
Yang termasuk dalam tipe endapan piroklastik diantaranya adalah:
1. Piroklastik Jatuhan (Fall )
Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang
meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki
ketebalan endapan yang relative berukuran sama. Piroklastik yang
dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi, yang
selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan
piroklastik jatuhan. Endapan merupakan produk dari jatuhan baiistik dan
konveksi turbulen pada erupsi kolom (Lajoie, 1984).
Pembentukan dari Endapan ini berkaitan dengan Proses Vulkanik Gunung
Berapi yaitu ledakan yang Eksploasif dimana material yang ada akan
dilemparkan ke udara secara sementara . Piroklastik yang ada setelah
meledak dan berada di Atmosfer / Udara akan mengalami Suspensi dan
kemudian akibat adanya gaya gravitasi akan jatuh kembali ke Bawah
melalui Atmosfir dan membentuk Endapan piroklastik yang berada di
sekitar wilayah Gunung Berapi
Ciri-ciri
a. Sebaran mengikuti topografi
b. Ukuran butiran menghalus, lapisan menipis menjauhi pusat erupsi
c. Struktur :graded bedding normal dan reverse
d. Komposisi : pumice, scoria, abu/debu, sedikit lapili
e. Macam-macam : scoria-fall deposit, pumice-fall deposit, ash-fall
9

deposit
2. Piroklastik aliran
Piroklastik aliran adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, debt
permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang
dihasilkan oleh erupsi volkanik (Wright et al 1981, vide Mc Phie et al 1993).
Fisher & Schmincke (1984) menyebutkan bahwa pirokiastik aliran adalah
aliran densitas partikel-partikel dan gas dalam keadaan panas yang
dihasilkan oleh aktifitas volkanik. Aliran piroklastik melibatkan semua aliran
pekat yang dihasilkan oleh letusan atau guguran lava baik besar maupun
kecil.
Jenis dari proses Endapan ini berkaitan dengan material Gas , Padat ,
dan Cair yang bercampur di dalamnya yang langsung keluar dari pusat
Erupsi kemudian mengalami pergerakan dalam bentuk Aliran. Dimana
material gas atau yang berbentuk setengah padat ini akan bergerak atau
tertransportasi di atas Tanah menuruni kemiringan lereng yang ada dengan
cara mengalir atau Flow. Material pada Batuan ini biasanya membentuk
Ikatan yang terbuka sehingga Kontak antar fragmen sangat jarang terjadi.
Pada Aliran Piroklastik terdapat dua buah bagian yang bergerak yaitu
Aliran basal berupa Fragmen yang kasar dan besar yang bergerak di atas
tanah dan Aliran Abu berupa partikel yang halus yang bergerak di atas
aliran basal. Aliran abu pada umumnya jatuh di wilayah yang Luas karena
merupakan material yang ringan dan melawan arah angin dari aliran Basal,
hal inilah yang menyebabkan lapisan pada Endapanya ada yang
bergradasi normal dan juga reverse. Hasil dari Endapan ini dapat
berupa glowing avalanche, lava collapse dan hot ash avalanche.
Contoh dari Proses endapan aliran ini adalah yang terjadi di Gunung St
Helens pada 18 Mei, Mont Pelee (Martinique, Hindia Barat) pada tahun
1902, dan aliran Koya 6000 tahun yang lalu di selatan Jepang.
Endapan aliran dibagi menjadi:
a. Endapan aliran debu dan balok/blok
• Terdiri dari lapili vesikuler dan debu
• Sorting buruk; butiran menyudut
• Sebaran tidak merata; menebal di bagian lembah
• Seringkali berasosiasi dengan lava riolitik, dasitik, andesitik
10

b. Endapan aliran scoria


 Didominasi oleh lapili scoria
 Komposisi andesitik, basaltik
3. Endapan aliran pumice
 Komposisi dasitik, riolitik
 Lapili, blok, pecahan gelas bertekstur pumice
3. Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang
kemudian mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan
aliran. Pyroclastic surge adalah batuan piroklastik yang material
penyusunnya tertransport melalui permukaan tanah tetapi terjadi
proses spin / turbulen (menggelinding atau berputar) sehingga akibat
proses spinini/turbulen , material penyusunya cenderung mengalami proses
pembulatan (rounded) . Pada proses terjadinya pyroclastic surge juga
terjadi Gelombang Piroklastik dimana terjadi pergolakan antara massa
fluida dan gas serta adanya ledakan dari material padat berupa Fragmen
batuan pada saat terjadi Aktivitas Gunung Berapi.
Kemampuan dari pergerakan Pyroclastic surge ini jauh lebih besar daripada
Pyroclastic flow, Pyroclastic surge dapat bergerak sampai 1050 km/ jam
dan sifatnya yang bergolak dapat memungkinkan Pyroclastic jenis ini dapat
menaiki Pegunungan atau Bukit tidak hanya menuruni Lereng seperti
Pyroclastic Flow.
Piroklastik baik yang panas maupun dingin akan mengakibatkan kerusakan
atau menghancurkan segala jenis Benda yang dilewatinya baik vegetasi
maupun struktur yang dilewatinya , menutupi seluruh permukaan tanah
dengan lapisan Abu dan Puing-Puing kasar dengan ketebalan yang
bervariasi mulai dari sentimeter atau lebih tebal lagi. Karena suhu yang
tinggi dan mobilitas yang cepat Endapan ini dapat membakar atau
menyebabkan kematian pada hewan, manusia dan Tumbuhan. Piroklastik
surge dibagi menjadi:
a. Endapan base surge
Berasosiasi dengan endapan jatuhan
b. Endapan ground surge
Berasosiasi dengan endapan aliran piroklastik
11

c. Endapan ash-clouds surge


Biasanya di bagian atas endapan aliran piroklastik

Sumber: unknow,2015
Gambar 2.3
Ganesa batuan beku piroklastik
2.2.2 Deskripsi Batuan Piroklastik
1. Jenis Batuan
Dalam jenis batuan sudah pasti batuan piroklastik tapi lebih baik jika
ditambahkan dengan proses transportasinya/mekanisme transportasi
seperti piroklastik jatuhan, aliran.
2. Warna
Ada warna segar dan warna lapuk. Menentukan warna sesuai kenampakan
mata masing-masing atau samakan dengan skala warna
3. truktur
Bisa struktur dari batuan beku (vesikuler, skoria) bisa juga struktur pada
batuan sedimen (masif atau gradasi, berlapis, dll).
4. Tekstur
a. Ukuran Butir, bisa dilihat pada tabel yang diatas.
b. Derajat Pembundaran, dilihat pada ujung butirannya, menyudut, agak
menyudut, agak membundar, atau membundar
c. Derajat Pemilahan, tingkat keseragaman antar butir, jika butiran seragam
maka terpilah baik dan sebaliknya.
d. Kemas, hubungan antar butir. Ada kemas terbuka dan tertutup. Kemas
terbuka didukung oleh matriks (matriks supported) yang sebagian besar
butirannya terpisah satu dengan yang lain. Kemas tertutup didukung oleh
butiran (grain supported) yang sebagian besar butirannya saling
12

bersinggungan.
5. Komposisi Mineral
a. Mineral Sialis, sama seperti mineral felsic pada batuan beku seperti
kuarsa, feldspar, felspatoid.
b. Mineral ferromagnesian, sama seperti mineral mafic pada batuan beku.
c. Material Tambahan, seperti debu halus/kasar.
d. Mineral Ubahan, mineral hasil ubahan dari mineral-mineral sebelumnya
yang biasa muncul saat batuan terlapukkan atau terkena alterasi
hidrotermal.
6. Nama Batuan
Pada batuan piroklastik menentukannya dengan melihat ukuran butir dan
strukturnya, contoh: tuff memiliki struktur perlapisan
sedangkan pumice/batuapung memiliki struktur vesikuler/skoria.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Tugas asisitensi geologi umum minggu ke 3
Soal:
1. Mencari literatur 2 batuan beku (1 intrusif dan 1 ekstrusif)
2. Mencari literatur pendeskripsian 3 batuan piroklastik
3. Gambarkan komparator batuan beku Russell B.Travis (A3)
4. Mencari 1 sampel batuan beku dan deskripsikan batuannya.
5. Manfaat batuan piroklastik dan batuan beku pada kehidupan sehari-hari
(minimal 4 lembar)
6. Gambarkan dan jelaskan tubuh batuan beku dan genesa batuan
piroklastik.(A3 Gambar, A4 Penjelasan)
3.2 Pembahasan

1. Deskripsi batuan beku


Deskripsi batuan beku intrusif

Kode LG/BB/001/2021
Warna Abu-abu
Tekstur
Granularitas Faneritik
Komposisi Kuarsa 50%
Felsik 30 %
Alkali feldpar 60 %
Ganesa batuan Intermediet
Nama batuan Granit

13
14

Deskripsi batua beku ekstrusi

Kode LG/BB/002/2021
Warna Coklat keabuabuan
Tekstur
Granularitas Afanitik
Komposisi Kuarsa 20%
Felspatoid 65%
Plagioklas 10%
Ganesa batuan Asam
Nama batuan Basalt

2. Deskripsi btaun piroklastik

Kode LG/BP/001/2021
Warna Abu-abu
Tekstur Glassy
Ukuran butir Bedu kasar
Bentuk buir Membundar
Komposisi Kompak
Ganesa batuan Fall
Jenis batuan Piroklastiik
Nama batuan pumice
15

Kode LG/BP/002/2021
Warna Kecoklatan dan kemerahan
Tekstur Glassy
Ukuran butir Bombb
Bentuk buir Membundar
Komposisi Kompak
Ganesa batuan Flow
Jenis batuan Piroklastiik
Nama batuan Scoria

Kode LG/BP/003/2021
Warna Abu-abu
Tekstur Berlapis
Ukuran butir Debu
Bentuk buir Membundar
Komposisi Mudahhancur
Ganesa batuan Fall
Jenis batuan Piroklastiik
Nama batuan tuff

3. Gamabar komparator terlampir dilampian


16

4. Deskripsi batuan beku

Kode LG/BB/001/2021
Warna maroom
Tekstur
Granularitas Faneritik
Komposisi Kuarsa
Ganesa batuan Ekstrusi
Jenis batuan Asam
Nama batuan Riolit

5. Manfaat batuan beku dan batuan pirikalstik dalam kehdupa sehari-hari

a. Manfaat batuan beku dalam kehidupan sehari-hari


 Obisian , dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pisau, kepala
panah, mata tombak dan hiasan

 Basalt, dimanfaatkan sebagi bahan bangunan dasar jalanan dan


sebagai banhan campuran beton

 Andesit, sebagai bhan bangunan atau pondasi jalan

 Granit, dimanfaatkan sebagai bahan bangunan jembatan dll

 Diorit dimanfaatkan sebagaioranamen dinding atau hiasan rumah


Sifat dari batua tang berguna ialah:

a) Batuan yang mempunyai kerpatan tinggi dan agak poros sangat baik
untuk pekerjaan dilat

b) Batuan yang tidak terpengaruh oleh asam baik digunakan di daerah

c) Batuan yang berat keras dan mempunyai daya tahan yang besar
sesuai digunakan untuk pondasi banguna, pengers jaan dan bahan
lantai
BAB IV
ANALISA

Dari praktikum kali ini dapat dianallisa bahwa keterbentukan batuan beku
terbentuk akibat magma yang membeku, karena sifat magama yang mobile,
batuan beku dapat terbentuk didalam (intrusf) maupun diluar permukaan
(ekstrusif). Sedangkan batuan pirklastik merupakan batuan dari hasil proses
gunung api yang meletus karean suhu dan temepratur, sehingga magma yanga
ada di dalam gunung tersbut keluar.

17
BAB V
KESIMPULAN

Adapun ksimpulan dari praktikum ini diantaranya dalah:


1. Batuan beku terbentuk oleh magma yang membeku didalam permukaan
maupun diluar permukaan karena sifat magma yangg mobie, sedangkan
batuan piroklastik terbentuk dari magma yang keluara akibat letusan
gunung berapi, ganesa batuan piroklasitik yaitu fall, fow dan surge
2. Tubuh batuan beku diintaranya yaitu: dike, sill, batollit, facholitdll.
Sedangkan, ganesa batuan piroklastik yaitu: fall, flow dan surge
3. Mendeskripsikan batuan da dua cara yaitu megaskopis dan mikroskopis,
megas kopis yaitu mendeskripsi dengan mata telanjang. Sedangkan
mikroskopis yaitu pendeskripsian dengan menggunakan alat bantu seperti
loupe, mikroskop dan lain-lain

18
DAFTAR PUSTAKA

Deris, K. (2011). Laporan Akhir Batuan Beku. bandung: SCRIBD, Diakses pada
tanggal 1 maret 2021 .
H, S. (2019). Geologi Dasar. Bandung : Simantu.pi.go.id, diakses pada tanggal 1
maret 2021.
Unknow. (2018). Petrologi Batuan Piroklastik. Semarang:
LAVACAKE.COM,dikses pada tanggal 1 maret 2021.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai