Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Proposal Penelitian
ini sesuai waktu yang ditentukan.
Proposal
Penelitian
ini
berjudul
Karakteristik
Batu
Andesit
dalam
hubunganya dengan Produksi Alat Gali (Backhoe pada PT.Pro Intertech Sorong,
Papua Barat .
Penulis mengakui Proposal Penelitian ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis meminta saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca semua. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesain Proposal Penelitian ini, semoga Proposal Penelitian ini bermanfaat bagi kita
semua..amin.
Jayapura, 20 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................I
DAFTAR ISI.....................................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................III
DAFTAR TABEL............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1.
LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
1.2.
RUMUSAN MASALAH..................................................................................................1
1.3.
BATASAN MASALAH....................................................................................................1
1.4.
TUJUAN PENELITIAN...................................................................................................2
1.5.
MANFAAT PENELITIAN...............................................................................................2
STATIGRAFI REGIONAL..............................................................................................3
2.1.1.
Blok Kenum.............................................................................................................5
2.1.2.
2.1.3.
Bongkah Tamrau......................................................................................................7
2.1.4.
Mandala Batanta-Waigeo.........................................................................................7
2.2.
DEFINISI BATUAN.........................................................................................................7
2.3.
BATUAN ANDESIT........................................................................................................8
2.4.
KARAKTERISTIK BATUAN.........................................................................................8
2.4.1.
2.4.2.
2.5.
2.4.1.
Efisiensi Kerja........................................................................................................12
2.4.2.
Faktor Pengembangan............................................................................................13
2.4.3.
METODE PENELITIAN................................................................................................15
3.2.
3.3.
3.4.
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1 Geologi dan Tektonik utama Sorong (Amri dkk., 1990).................................3
Gambar 2-2 Stratigrafi Regional daerah Sorong (Amri dkk., 1990)...................................4
Gambar 2-3 Kondisi Tekanan Pada Pengujian Triaksial...................................................11
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Tabel Kondisi kerja..........................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan salah satu sarana
produksi yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan
perusahaan, untuk menunjang produksi di butuhkan peralatan yang dapat bekerja
secara optimal pada tahap operasi penambangan. Tahap operasi penambangan
dimulai dari pembongkaran batuan, pemuatan dan pengangkutan sampai pada
penimbunan.
Backhoe merupakan alat gali dan muat yang biasa digunakan dalam operasi
penambangan, kerja backhoe pada penambangan meliputi pembuatan jalan, jenjang
kerja, produksi bahan galian dan lainnya, dengan manfaat pengunaan backhoe dalam
operasi penambangan maka penggunaannya harus dilakukan dengan benar agar
didapat hasil yang optimal
Sifat fisik dan mekanik batuan di lokasi penambangan merupakan salah satu
faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan jenis alat yang akan
digunakan, karena sifat fisik dan mekanik akan berpengaruh langsung terhadap
produksi Backhoe. Sedangkan sampai saat ini faktor yang sering dipakai dalam
pemilihan alat hanya produktivitas alat, kapasitas alat dan biaya operasi. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik material yang digali yaitu batu
andesit dalam hubunganya dengan peningkatan produksi Backhoe.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang di gambarkan diatas maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar potensi karakteristik batuan
dalam dalam mempengaruhi produksi alat gali.
1.3. BATASAN MASALAH
Agar dalam pembahasan tulisan ini mengarah sesuai judul maka diperlukan
batasan batasan masalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Batu Andesit pada PT.Pro Intertech Sorong, Papua Barat
2. Karakteristik Batuan yaitu sifat fisik (Water Conten, Specific Gravity, Bulk
Density, Dry Density, Void Ratio, Porosity dan derajat kejenuhan) dan sifat
mekanik (Kohesi, sudut geser dalam dan dari batu andesit
3. Menghitung Produksi Alat Gali pada PT. Pro Intertech.
Lokasi Penelitian
Gambar 2-1 Geologi dan Tektonik utama Sorong. (Amri, Sanyoto, Hamonangan,
Supriatna, Simanjuntak, & Piters, 1990)
Pada gambar di atas tampak bahwa daerah Sorong dipengaruhi oleh mandalamandala geologi yang mempunyai urutan-urutan stratigrafi yang berbeda. Batas dari
setiap mandala adalah batas tektonik. Hal ini menggambarkan kompleknya proses
geologi yang terjadi di daerah Sorong.
Statigrafi daerah kepala burung khususnya daerah sorong termasuk kedalam
empat mandala diatas. Setiap mandala geologi mempunyai statigrafi yang berbeda.
Hal ini diakibatkan karena proses geologi yang terjadi di daerah ini.
2.1.1.Blok Kenum
Batuan dasar blok kenum terdiri dari meta sedimen paleozoikum yang
diterobosi oleh granit perm. Batuan dasar ini tersingkap di daerah tinggian
kenum. Sedimen klastik mesozoikum dan suksesi karbonat tersier menutupi
batuan dasar ini.formasi kenum berumur silur-devon terdiri dari batusabak,
filit greywacke, batupasir dan kuarsit yang mengalami metamorfosa derajat
rendah selama devon atau selama awal atau pertengahan karbon.
Diatas formasi kenuk diendapkan secara tidak selaras kelompok aifam,
yang terdiri dari formasi aimau, formasi ainim. Karbonat masif, serpih,
batulanau, dan batu kuarsitan merupakan ciri endapan karbon-perm di daerah
kepala burung dan sekitarnya. Formasi aimau diendapkan pada umur karbon,
endapannya berupa batu pasir sisipan serpih. Formasi aifat diendapkan diatas
formasi aimau, terdiri dari serpih dan napal. Formasi ini miliki kisaran umur
karbon perm. Jenis litologi ini menunjukan peristiwa taransgresi dari laut
dangkal menjadi laut dalam, tetapi endapan regresi regresi ditemukan dai
bagian atas formasi ini. Formasi ainim berumur perm, diendapkan secara tidak
selaras diatas formasi aifat dengan batuanya berupa perlapisan serpih hitam
dan batu pasir, terdapat pula lapisan batubara. Formasi ini mengindikasikan
pengendapan pada lingkungan flufiatil non marin lakustrin.
Formasi tipuma diendapkan diatas formasi ainim pada umur trias jura
formasi ini diendapakan secara tidak selaras dengan batuanya meliputi
perlapisan antara batu pasir dan serpih. Diendapakan pada lingkungan alluvial
kontinental dengan regresi laut. Formasi ini tersingkap pada daerah barat
papua, dibatasi oleh tinggian tinggian tua, dan mengisi graben-graben yang
ada.
Kelompok kembelangan diendapkan diatas formasi tipuma. Kelompok
ini terdiri dari formasi kembelangan bawah dan formasi jass. Formasi
kembelangan bahwa diendapkan pada umur jura kapur, berupa endapan
pasir laut dangkal yang berlapis dengan serpih. Formasi jass diendapkan diatas
formasi kemebelangan bahwa pada umur kapur. Terdiri dari perlapisan
batulempung dan serpihan lanauan. Formasi ekmai memiliki umur kapur
endapannya terdiri dari endapan batupasir dan serpih, ditemukan di daerah
badan burung bagian central range. Diatas formasi berumur kapur ini
diendapakan kelompok batugamping new guinea yang terdiri dari formasi
waripi, formasi fumai, formasi sirga, dan formasi kais.
Formasi Faumai diendapkan pada umur Eosen dengan batuannya
berupa batugamping. Formasi Sirga memiliki umur Oligosen Akhir Miosen
Awal, formasi ini diendapkan di atas Formasi Fumai. Formasi Sirga
terdiri dari endapan
Klasafet
diendapkan
di
atas
Formasi
Kais
yaitu
dari
Formasi
Kemum,
Formasi
Tamrau,
Formasi
Waiyaar,
disimpulkan bahwa batuan tidak sama dengan tanah. Tanah dikenal sebagai material
yang mobile, rapuh dan letaknya dekat dengan permukaan bumi.
Berbagai definisi dari batuan sebagai objek dari mekanika batuan telah
diberikan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan, yaitu :
Menurut para ahli geologiwan
Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk
kulit bumi.
Menurut para ahli teknik sipil khususnya para ahli geoteknik
Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan solid dari kulit bumi, serta
batuan tidak dapat digali dengan cara yang biasa, misalnya dengan menggunakan
cangkul.
Menurut Talobre
Batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang ada
di dalamnya seperti air, minyak dan lain-lain.
Menurut ASTM
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa
massa yang berukuran besar ataupun yang berupa fragmen-fragmen.
Secara Umum
Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda, tidak
mempunyai komposisi kimia tetap.
2.3. BATUAN ANDESIT
Batuan andesit merupakan kelompok batuan beku ekstrusif dengan tekstur
afanitik. Mineral penyusun utama berupa plagioklas, mineral penyusun lain yang
dapat ditemukan berupa biotit, hornblende dan piroksen. Secara umum memiliki
struktur yang sama dengan diorit.
2.4. KARAKTERISTIK BATUAN
Batuan mempunyai sifat sifat tertentu yang perlu diketahui dalam makanika
batuan dan dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu sifat fisik dan sifat
mekanik. Kedua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun
dilapangan (in-situ). (Rai, Kramadibrata, & Wattimena, 2011)
Wn
WwWs
..(2.1.)
W0
WwWs
..(2.2.)
Ww
WwWs
...........(2.3.)
Wo
WwWs
Wo
WoWs
WnWo
x 100 % .....................(2.6.)
Wo
WwWo
x 100
Wo
..............(2.7.)
WnWo
x 100
WwWo
(2.8.)
WwWo
x 100
WwWs
Porositas (n) =
..........(2.9.)
10. Angka pori (void ratio) merupakan perbandingan antara volume rongga
dalam batuan dengan volume butiran batuan.
Void ratio (e)
n
1n
......(2.10.)
Dimana :
Berat asli (natural) : Wn
Berat kering (sesudah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan
temperatur kurang lebih 100o C) : Wo
Berat jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam) : Ww
Berat jenuh + berat air + berat bejana : Wb
Berat jenuh di dalam air : Ws = (Wa Wb)
Volume sampel tanpa pori-pori : Wo Ws
Volume sampel total : Ww - Ws
2.4.2.Sifat Mekanik Batuan
Pengujian Triaksial
Segala aktivitas yang dilakukan manusia pada batuan seperti masalah
fondasi, pemakaian batu sebagai bahan bangunan, pengalian batuan di bawah
permukaan tanah untuk bangunan sipil dan pengalian tambang bawah tanah
akan berkaitan erat dengan persoalan didalam mekanika batuan.
Salah satu uji di dalam mekanika batuan adalah uji triaksial yang
digunakan untuk menentukan kekuatan batuan dibawah tiga komponen
tegangan melalui persamaan kriteria keruntuhan. Pengujian ini menggunakan
10
batuan.
Kuat geser atau sherar strength (yaitu gaya tahanan internal yang
bekerja per satuan luas masa batuan untuk menahan keruntuhan atau
11
Kohesi, (C) yaitu gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan,
dinyatakan dalam satuan berat per satuan luas. Kohesi batuan akan
semakin besar jika kekuatan gesernya makin besar.
P=
60
x Ex I x H
Ct
Dimana :
P = Produksi alat gali
H = Kapasitas bucket
E = Efisiensi kerja
C = Waktu edar
I = swell factor
2.4.1.Efisiensi Kerja
Pekerjaan atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja 60 menit/jam,
karena hambatan-hambatan yang akan terjadi seperti menunggu alat,
pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin. Menurut pengalaman yang terjadi
dilapangan, efisiensi jarang melebihi 83%.
Efisiansi kerja alat berat adalah perbandingan antara waktu kerja efektif
dengan waktu kerja yang tersedia.
Efisiensi kerja =
Bagus sekali
0.84
0.78
0.72
0.63
Kondisi pengolahan
Bagus
Sedang
0.81
0.76
0.75
0.71
0.69
0.65
0.61
0.57
Buruk
0.70
0.65
0.60
0.52
12
2.4.2.Faktor Pengembangan
Swell yaitu pengembangan volume suatu material apabila material
tersebut lepas atau tergali dari tempat aslinya. Di alam, material diperoleh
dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga kandungan
rongga yang berisi udara atau air antar butiran di dalam material di alam
tersebut sangat sedikit.
Sehingga apabila material yang berada di alam tersebut terbongkar,
maka akan terjadi pengembangan volume (swell). Untuk menyatakan berapa
besarnya pengembangan volume tersebut, dikenal dengan dua istilah yaitu :
1. Swell factor
2. Percent Swell
Rumus untuk menghitung swell factor (SF) dan percent swell yaitu :
Swell Factor =
bank volume
loose volume
% Swell
volume
( bank volumebank
) X 100
bank volume
x 100 %
13
14
5. Pengolahan data
15
16
Peralatan produksi merupakan salah satu sarana produksi yang vital untuk
menunjang produksi akhir yang tetapkan perusahaan, untuk menunjang
produksi di butuhkan peralatan yang dapat bekerja secara optimal pada tahap
operasi penambangan.
Karakteristik batuan merupakan salah satu faktor penting yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis alat yang akan digunakan.
Survey Lapangan
Studi Literatur
Rumusan Masalah
Seberapa besar potensi karakteristik batuan
dalam dalam mempengaruhi produksi alat
gali.
Tujuan
Data Primer :
Pengujian Sifat
Mekanik Batuan
Fisik
Data Sekunder :
Spesifikasi Alat
Peta Geologi
Stratigrafi Batuan
&
Kesimpulan
17
Juni
1
Juli
3
Agustus
2
3
Persiapan dan
Studi Literatur
Survey dan
Pengamatan
Pengujian Lab
Pengolahan dan
Analisis data
Penyusunan
Laporan
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Amri, C., Sanyoto, P., Hamonangan, B., Supriatna, S., Simanjuntak, W., & Piters, P.
(1990). Peta Geologi Lembar Sorong. Australia: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi.
Rai, R. A., Kramadibrata, S., & Wattimena, R. K. (2011). Mekanika Batuan. Bandung:
Program Studi Teknik Pertambangan; Istitut Teknologi Bandung.
20