Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

“ PENGUKURAN ALAT UKUR”

Disusun Oleh :

Anggota Kelompok : 7

1. Nurul Aini (A1C321019)

2. Sri Wulandari (A1C321024)

3. Siti Hafsah (A1C321029)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021/2022
A. Tujuan

A.1 Tujuan pengukuran menggunakan jangka sorong yaitu:

a. Dapat menghitung ketelitian jangka sorong


b. Dapat menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dalam, diameter
luar, panjang, kedalaman suatu benda.

A.2 Tujuan pengukuran menggunakan mikrometer skrup yaitu:

a. Dapat menghitung ketelitian micrometer skrup


b. Dapat menggunakan mikrometer skrup untuk mengukur tebal kertas, tebal
pisau silet dan diameter kawat tembaga.

A.3 Tujuan pengukuran menggunakan spherometer yaitu:

a. Dapat menentukan ketelitian dari spherometer


b. Dapat menggunakan sperometer untuk mengukur tebal kaca dan
kelengkungan lensa.

B. Landasan Teori

B.1 Pengukuran

Tanpa kita sadari, dalam kehidupan sehari – hari kita sudah melihat atau bahkan
melakukan proses pengukuran. Contohnya ketika kita membeli cabai, bawang, buah,
tentu semua itu akan ditimbang terlebih dahulu untuk dapat kita ketahui massanya.
“Pengukuran adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan” (Indrajit, 2007). Selain itu, menurut
Kamajaya (2007) “dalam fisika, pengukuran adalah membandingkan suatu besaran
dengan besaran standar”. Pengukuran sendiri juga memiliki arti, “Pengukuran adalah
bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan pengumpulan informasi baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan melakukan pengukuran, dapat
diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran atau bukti kualitatif” (Riskawati, dkk,
2019).
Menurut Riskawati, dkk, (2019) pengukuran sendiri dibedakan menjadi dua jenis
sebagai berikut ini.

“1) Pengukuran langsung adalah pengukuran suatu besaran yang tidak


bergantung pada pengukuran besaran – besaran lain. 2) Pengukuran tidak
langsung adalah pengukuran besaran fisika dengan cara tidak langsung
membandingkannya dengan besaran acuan, akan tetapi dengan besaran –
besaran lain.”

Menurut Mulyadi, dkk, (2020) menyatakan bahwa “Di dunia industri ada dua sistem
pengukuran yang digunakan, yaitu, sistem inchi (British System) dan sistem metrik
(Metric System). British System, berlandaskan pada satuan inchi, pound dan detik
sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu. Pada umumnya sistem ini digunakan
di Inggris dan Amerika. Sedangkan Metric System (Satuan Internasional / SI)
mengacu pada meter untuk pengukuran panjang, sekon untuk pengukuran waktu, dan
kilogram untuk pengukuran massa”.

B.2 Jangka Sorong

“Jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang sorong yang dapat digeser-geser.
Rahang tetap memiliki skala yang disebut skala utama. Satu bagian skala utama,
panjangnya 1 mm. Adapun rahang sorong dilengkapi dengan 10 bagian skala yang
disebut skala nonuius. Skala nonius disebut juga sebagai skala Vernier, diambil dari
nama penemunya Piere Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Panjang
10 skala nonius adalah 9 mm. Ini berarti, 1 skala nonius (jarak antara dua garis skala
nonius yang berdekatan) sama dengan 0.9 mm. Dengan demikian, selisih skala utama
dengan skala nonius adalah 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm atau 0,01 cm” (Kamajaya,
2007).

Jangka sorong memiliki beberapa kegunaan, menurut Indrajit (2007) menyatakan


bahwa “jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat logam,
mengukur garis tengah bagian luar, bagian dalam pipa, atau kedalaman lubang”.
Namun menurut Riskawati, dkk, (2019) jangka sorong memiliki beberapa kegunaan
sebagai berikut ini.

“a) untuk mengukur ketebalan suatu benda yang berukuran kecil atau tipis,
seperti seng, plat alumunium dan sebagainya. b) untuk mengukur diameter
luar suatu benda yang berbentuk bulat atau lingkaran, seperti kelereng, uang
koin dan sebagainya. c) untuk mengukur diameter dalam suatu benda yang
berbentuk lingkaran berongga, seperti cincin, gelang dan sebagainya. d) untuk
mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk tabung, seperti botol, gelas
dan sebagainya”.

Jangka sorong ini sering dipakai khalayak umum karena dalam penggunaannya
sangat mudah dan juga tidak sulit untuk dibawa kemana saja. “Jangka sorong
memiliki banyak nama antara lain : jangka geser, mistar geser, mistar sorong, mistar
ingsut, jangka ingsut, sigmat, scuiffmacth, vernier caliper. Jangka sorong memiliki
beberapa tingkat ketelitian, yaitu : 0,1 mm ; 0,05 mm ; 0,02 mm dan 0,01 mm”
(Mulyadi, dkk, dikutip dalam Azharis and Fahriza Tri Rizki, 2019).

Jangka sorong juga memiliki beberapa jenis, menurut Riskawati, dkk, (2019) jenis –
jenis jangka sorong adalah sebagai berikut ini.

 Jangka Sorong Berdasarkan Skalanya

1) Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper)

Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala utama yang terdapat pada
rahang tetap dan skala nonius atau vernieryang terdapat pada rahang geser.
Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,1

2) Jangka Sorong Analog (Dial Caliper)

Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja
untuk skala nonius atau vernier berbentuk Analog atau jarum jam sehingga
lebih mudah dalam membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong
ini adalah 0,05 mm.

3) Jangka Sorong Digital (Digital Caliper)

Sama halnya dengan jangka sorong analog, jangka sorong digital ini memiliki
bentuk yang sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skala
noniusnya berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran langsung terbaca
pada layar tersebut sehingga penggunaanya jauh lebih mudah dari 2 jenis
jangka sorong di atas. Tingkat ketelitian jangka sorong ini mencapai 0,01 mm

 Jangka Sorong Berdasarkan Fungsinya

1) Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove Caliper)

Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang yang lebih panjang dari rahang
jangka sorong manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah untuk mengukur
diameter dalam suatu tabung yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples
dan botol.

2) Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper)

Jangka sorong ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda secara
lebih akurat dan detail.

3) Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness Calipper)

Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan pipa atau
tabung yang berdiameter kecil.

4) Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper)

Jangka sorong ini digunakan untuk mengukur jarak antara satu lubang dengan
lubang lainnya atau jarak antara lubang dengan tepi suatu permukaan benda.

5) Jangka Sorong Gigi Gear (Gear Tooth Vernier Calipers)


Digunakan untuk mengukur ketebalan gigi – gigi pada gear yang umumnya
ditemukan pada alat-alat kendaraan atau pada spare part mesin.

6) Jangka Sorong Cakram (Disc brake vernier calipers)

Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lempengan cakram logam.

“Jangka sorong memiliki banyak nama antara lain : jangka geser, mistar geser, mistar
sorong, mistar ingsut, jangka ingsut, sigmat, scuiffmacth, vernier caliper. Jangka
sorong memiliki beberapa tingkat ketelitian, yaitu : 0,1 mm ; 0,05 mm ; 0,02 mm dan
0,01 mm” (Mulyadi, dkk, dikutip dalam Azharis and Fahriza Tri Rizki, 2019).

B.3 Mikrometer Skrup

Seperti yang kita ketahui, mikrometer skrup hampir sama dengan jangka sorong
namun memiliki perbedaan pada angka ketelitian dan juga beberapa kegunaannya.
Kamajaya (2007) menyatakan bahwa “mikrometer skrup memiliki dua skala, yaitu
skala utama dan skala nonius. Skala utama ditunjukkan oleh silinder pada lingkaran
dalam, sedangkan skala nonius ditunjukkan oleh selubung pada lingkaran luar. Jika
selubung lingkaran luar diputar satu kali lingkaran penuh, skala utama akan berubah
0,5 mm. Selubung luar terbagi menjadi 50 skala sehingga 1 skala pada selubung luar
adalah 0,01 mm, yang merupakan skala terkecil pada mikrometer skrup. Mikrometer
skrup memiliki ketelitian atau ketidapastian hasil pengukuran 0,005 mm atau 0,0005
cm”.

Menurut Indrajit (2007) menyatakan bahwa “skala terkecil mikrometer skrup


diperoleh dari skala terkecil skala utama (0,5 mm) dibagi jumlah skala pada skala
nonius (50 skala) sehingga diperoleh nilainya sebesar 0,01 mm. Jika selubung
lingkaran luar diputar sekali, skala utamanya akan maju atau mundur sejauh 0,05 mm.
Nilai ketidakpastian mikrometer skrup adalah setengah dari skala terkecilnya, yaitu
0.005 mm”. “Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
diameter atau ketebalan sebuah benda yang memiliki ukuran kecil. dengan tingkat
ketelitian mencapai 0,01 mm (Mulyadi, dkk, dikutip dalam Nurhasan Ropii, 2019).
Ada banyak manfaat mikrometer skrup, “manfaat mikrometer skrup diantaranya
untuk mengukur ketebalan seperti ketebalan benda-benda, seperti selembar kertas
atau diameter kawat yang sangat kecil” (Indrajit, 2007).

Mikrometer skrup memiliki beberapa macam, “Mikrometer sekrup memiliki tiga


macam yang secara umum dikelompokkan berdasarkan pada penggunaannya. Berikut
ini macam-macam mikrometer sekrup, antara lain: Mikrometer luar. Jenis mikrometer
sekrup yang sering digunakan untuk mengukur benda seperti kawat, lapisan - lapisan,
blok - blok dan batang - batang, Mikrometer dalam. Merupakan salah satu jenis
mikrometer yang sedang dipakai untuk mengukur sebuah garis tengah atau diameter
pada lubang suatu benda, Mikrometer kedalaman. Jenis mikrometer yang dipakai
untuk mengukur kedalaman dan juga ketinggian dalam sebuah benda” (Mulyadi, dkk,
2020).

Setiap alat pengukuran pasti memiliki kegunaan, menurut Riskawati, dkk, (2019) ada
empat kegunaan mikrometer sekrup diantaranya adalah sebagai berikut.

“a) Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng
baja, aluminium bahkan kertas b) Untuk mengukur diameter luar suatu benda
yang sangat kecil seperti diameter bantalan peluru, kabel, kawat dan
sebagainya. c) Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang
cukup kecil”.

B.4 Spherometer

“Spherometer merupakan suatu alat atau instrument yang digunakan untuk mengukur
panjang yang sangat kecil” (Riskawati, dkk, 2020). Tentu spherometer memiliki
kegunaan, menurut Riskawati, dkk (2020) “spherometer merupakan salah satu alat
ukur panjang yang digunakan untuk mengukur jari-jari (radius) dari permukaan suatu
lensa. Selain itu, spherometer juga digunakan untuk mengukur ketebalan suatu
lempengan atau plat tipis”.
C. Alat dan Bahan

C.1 Alat dan Bahan praktikum Jangka Sorong

a. Jangka Sorong
b. Silinder Materi
c. Tepung Reaksi/Gelas ukur yang kecil
d. Mistar

C.2 Alat dan Bahan praktikum Mikrometer Skrup

a. Mikrometer Skrup
b. Kertas HVS 15 lembar
c. Pisau silet 5 buah

C.3 Alat dan Bahan praktikum Spherometer

a. Spherometer
b. Kaca tebal 5 mm
c. Kaca planparalel
d. Lensa cekung dan cembung
e. Mistar

D. Prosedur Kerja

D.1 Prosedur Kerja Jangka Sorong

a. Sebelum melakukan pengukuran observasilah jangka sorong yang saudara


gunakan. Carilah batas ukur maksimum serta ketelitiannya.
b. Lakukan pengukuran dengan menjepitkan benda ukur antara rahang bawah
untuk mengukur diameter luar dan panjang benda. Kemudian kencangkan
skrup penahan dan baca skala yang ditunjukkan skala utama + skala nonius.
c. Lakukan juga pengukuran diameter dalam benda ukur dengan memasukkan
rahang atas pada rongga benda ukur tersebut. Kencangkan skrup penahan dan
baca skalanya
d. Kemudian lakukan pengukuran kedalaman tabung reaksi atau gelas ukur
dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak ke dalam benda ukur
tersebut dan kencangkan skrup penahan serta baca skala yang ditunjukkan.
e. Lakukan pengukuran masing-masing lima kali pengukuran untuk:
 Diameter silinder luar
 Tinggi silinder materi
 Diameter dalam tabung reaksi
 Kedalaman tabung reaksi
f. Cari isi silinder materi dan tabung reaksi
g. Laporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan
ketidakpastian relatif.

D.2 Prosedur Kerja Mikrometer Skrup

a. Sebelum melakukan pengukuran observasilah mikrometer skrup yang saudara


gunakan , cari batas ukur maksimal dan ketelitiannya.
b. Lakukan kalibrasi mikrometer dengan memutar skrup putar setelah landasan
penjepit mendekati berimpit dengan lengan skrup, putarlah skrup penggeser
sampai berbunyi klik 1 kali. Amati skala utama angka nol skala noniu putar
sudah tepat berimpit dengan garis busur skala utama, kalau belum tepat
berimpit aturlah skrup kolaborasi dengan obeng sampai nolnya tepat berimpit.
c. Lakukan pengukuran tebal 15 lembar kertas HVS dengan cara menjepitkan
kertas antara landasan penjepit dengan lengan skrup. Putar skrup sampai
kertas hampir terjepit, kemudian putar skrup penggeser sampai berbunyi klik
1 kali.
d. Baca skala utama, skala nonius putar yang berimpit dengan garis penunjuk
ketepatan pengukuran.
e. Lakukan pengukuran masing – masing 5 kali pengukuran terhadap
f. Laporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan
ketidakpastian relatif
Simpulkan hasil percobaan yang saudara lakukan.
D.3 Prosedur Kerja Spherometer

a. Sebelum melakukan pengukuran, observasilah shperometer yang saudara


gunakan, cari ketelitian dan batas ukur maksimumnya.
b. Lakukan pengukuran tabel kaca, letakkan kaca yang akan diukur tebalnya di
atas kaca plan parallel kemudian letakkan pula shperometer di atasnya. Putar
pelan-pelan pemutar keping tegak keping skala datar.
c. Lakukan juga pengukuran dengan cara yang sama terhadap kelengkungan
lensa.
d. Ukurlah jarak antara dua buah kaki spherometer dengan mistar sehingga
didapat harga S.
e. Cari jari – jari kelengkungan lensa dengan menggunakan rumus di teori
penunjang.
f. Lakukan pengukuran masing – masing 5 kali.
g. Laporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan
ketidakpastian relatif.
h. Simpulkan hasil percobaan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai