Disusun Oleh :
Anggota Kelompok : 7
UNIVERSITAS JAMBI
2021/2022
A. Tujuan
B. Landasan Teori
B.1 Pengukuran
Tanpa kita sadari, dalam kehidupan sehari – hari kita sudah melihat atau bahkan
melakukan proses pengukuran. Contohnya ketika kita membeli cabai, bawang, buah,
tentu semua itu akan ditimbang terlebih dahulu untuk dapat kita ketahui massanya.
“Pengukuran adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan” (Indrajit, 2007). Selain itu, menurut
Kamajaya (2007) “dalam fisika, pengukuran adalah membandingkan suatu besaran
dengan besaran standar”. Pengukuran sendiri juga memiliki arti, “Pengukuran adalah
bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan pengumpulan informasi baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan melakukan pengukuran, dapat
diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran atau bukti kualitatif” (Riskawati, dkk,
2019).
Menurut Riskawati, dkk, (2019) pengukuran sendiri dibedakan menjadi dua jenis
sebagai berikut ini.
Menurut Mulyadi, dkk, (2020) menyatakan bahwa “Di dunia industri ada dua sistem
pengukuran yang digunakan, yaitu, sistem inchi (British System) dan sistem metrik
(Metric System). British System, berlandaskan pada satuan inchi, pound dan detik
sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu. Pada umumnya sistem ini digunakan
di Inggris dan Amerika. Sedangkan Metric System (Satuan Internasional / SI)
mengacu pada meter untuk pengukuran panjang, sekon untuk pengukuran waktu, dan
kilogram untuk pengukuran massa”.
“Jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang sorong yang dapat digeser-geser.
Rahang tetap memiliki skala yang disebut skala utama. Satu bagian skala utama,
panjangnya 1 mm. Adapun rahang sorong dilengkapi dengan 10 bagian skala yang
disebut skala nonuius. Skala nonius disebut juga sebagai skala Vernier, diambil dari
nama penemunya Piere Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Panjang
10 skala nonius adalah 9 mm. Ini berarti, 1 skala nonius (jarak antara dua garis skala
nonius yang berdekatan) sama dengan 0.9 mm. Dengan demikian, selisih skala utama
dengan skala nonius adalah 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm atau 0,01 cm” (Kamajaya,
2007).
“a) untuk mengukur ketebalan suatu benda yang berukuran kecil atau tipis,
seperti seng, plat alumunium dan sebagainya. b) untuk mengukur diameter
luar suatu benda yang berbentuk bulat atau lingkaran, seperti kelereng, uang
koin dan sebagainya. c) untuk mengukur diameter dalam suatu benda yang
berbentuk lingkaran berongga, seperti cincin, gelang dan sebagainya. d) untuk
mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk tabung, seperti botol, gelas
dan sebagainya”.
Jangka sorong ini sering dipakai khalayak umum karena dalam penggunaannya
sangat mudah dan juga tidak sulit untuk dibawa kemana saja. “Jangka sorong
memiliki banyak nama antara lain : jangka geser, mistar geser, mistar sorong, mistar
ingsut, jangka ingsut, sigmat, scuiffmacth, vernier caliper. Jangka sorong memiliki
beberapa tingkat ketelitian, yaitu : 0,1 mm ; 0,05 mm ; 0,02 mm dan 0,01 mm”
(Mulyadi, dkk, dikutip dalam Azharis and Fahriza Tri Rizki, 2019).
Jangka sorong juga memiliki beberapa jenis, menurut Riskawati, dkk, (2019) jenis –
jenis jangka sorong adalah sebagai berikut ini.
Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala utama yang terdapat pada
rahang tetap dan skala nonius atau vernieryang terdapat pada rahang geser.
Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,1
Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja
untuk skala nonius atau vernier berbentuk Analog atau jarum jam sehingga
lebih mudah dalam membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong
ini adalah 0,05 mm.
Sama halnya dengan jangka sorong analog, jangka sorong digital ini memiliki
bentuk yang sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skala
noniusnya berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran langsung terbaca
pada layar tersebut sehingga penggunaanya jauh lebih mudah dari 2 jenis
jangka sorong di atas. Tingkat ketelitian jangka sorong ini mencapai 0,01 mm
Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang yang lebih panjang dari rahang
jangka sorong manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah untuk mengukur
diameter dalam suatu tabung yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples
dan botol.
Jangka sorong ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda secara
lebih akurat dan detail.
Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan pipa atau
tabung yang berdiameter kecil.
Jangka sorong ini digunakan untuk mengukur jarak antara satu lubang dengan
lubang lainnya atau jarak antara lubang dengan tepi suatu permukaan benda.
“Jangka sorong memiliki banyak nama antara lain : jangka geser, mistar geser, mistar
sorong, mistar ingsut, jangka ingsut, sigmat, scuiffmacth, vernier caliper. Jangka
sorong memiliki beberapa tingkat ketelitian, yaitu : 0,1 mm ; 0,05 mm ; 0,02 mm dan
0,01 mm” (Mulyadi, dkk, dikutip dalam Azharis and Fahriza Tri Rizki, 2019).
Seperti yang kita ketahui, mikrometer skrup hampir sama dengan jangka sorong
namun memiliki perbedaan pada angka ketelitian dan juga beberapa kegunaannya.
Kamajaya (2007) menyatakan bahwa “mikrometer skrup memiliki dua skala, yaitu
skala utama dan skala nonius. Skala utama ditunjukkan oleh silinder pada lingkaran
dalam, sedangkan skala nonius ditunjukkan oleh selubung pada lingkaran luar. Jika
selubung lingkaran luar diputar satu kali lingkaran penuh, skala utama akan berubah
0,5 mm. Selubung luar terbagi menjadi 50 skala sehingga 1 skala pada selubung luar
adalah 0,01 mm, yang merupakan skala terkecil pada mikrometer skrup. Mikrometer
skrup memiliki ketelitian atau ketidapastian hasil pengukuran 0,005 mm atau 0,0005
cm”.
Setiap alat pengukuran pasti memiliki kegunaan, menurut Riskawati, dkk, (2019) ada
empat kegunaan mikrometer sekrup diantaranya adalah sebagai berikut.
“a) Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng
baja, aluminium bahkan kertas b) Untuk mengukur diameter luar suatu benda
yang sangat kecil seperti diameter bantalan peluru, kabel, kawat dan
sebagainya. c) Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang
cukup kecil”.
B.4 Spherometer
“Spherometer merupakan suatu alat atau instrument yang digunakan untuk mengukur
panjang yang sangat kecil” (Riskawati, dkk, 2020). Tentu spherometer memiliki
kegunaan, menurut Riskawati, dkk (2020) “spherometer merupakan salah satu alat
ukur panjang yang digunakan untuk mengukur jari-jari (radius) dari permukaan suatu
lensa. Selain itu, spherometer juga digunakan untuk mengukur ketebalan suatu
lempengan atau plat tipis”.
C. Alat dan Bahan
a. Jangka Sorong
b. Silinder Materi
c. Tepung Reaksi/Gelas ukur yang kecil
d. Mistar
a. Mikrometer Skrup
b. Kertas HVS 15 lembar
c. Pisau silet 5 buah
a. Spherometer
b. Kaca tebal 5 mm
c. Kaca planparalel
d. Lensa cekung dan cembung
e. Mistar
D. Prosedur Kerja