Hasil
3.2.2 Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
Asam Cuka Glasial 1M
- diisikan sebanyak 25 mL ke dalam gelas piala ukuran 100 mL yang telah
disediakan.
- diukur daya hantar listrik larutan tersebut dengan menyusun rangkaian
listrik.
- ditentukan sifat zat teradap arus listrik (konduktor atau isolator.
- dilakukan perlakuan yang sama dengan mengganti asam cuka glasial dengan
akuades, larutan NaCl, dan kristal NaCl.
Hasil
3.2.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit
CH3COOH 1,00 M
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Daya Hantar Listrik berbagai Senyawa
DHL DHL (S/cm) Keterangan
No. Senyawa
(mS/cm)
1. Asam Asetat glasial 0,02 0,20 x 10-4 Elektrolit
2. Akuades 0,08 0,80 x 10-4 Elektrolit
3. Kristal NaCl 0,13 1,30 x 10-4 Elektrolit
4. Larutan NaCl 1. 1. Elektrolit
A. Kelompok 2
Senyawa Konsentrasi DHL (Ω-1) Senyawa Konsentrasi DHL (Ω-1)
(M) (M)
0,01 13,7 x 10-4 0,01 14,3 x 10-4
0,05 62,3 x 10-4 0,05 64,7 x 10-4
NaCl 0,10 114,5 x 10-4 NaI 0,10 104,8 x 10-4
0,50 1. 0,50 1.
1,00 1. 1,00 1.
0,01 11,9 x 10-4 0,01 16,8 x 10-4
0,05 61,8 x 10-4 0,05 61.3 x 10-4
NaBr 0,10 111,4 x 10-4 NH4Cl 0,10 138,5 x 10-4
0,50 1. 0,50 1.
1,00 1. 1,00 1.
4. Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu mengenai daya hantar listrik. Tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh
konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Menurut Alberty (1992), daya
hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Zat
yang dapat menghantarkan listrik disebut sebagai elektrolit. Elektrolit diklasifikasikan
berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik yaitu elektrolit kuat dan
elektrolit lemah. Konduktor adalah senyawa yang dapat menghantarkan listrik biasanya,
apabila daya hantar listriknya tinggi maka elektrolitnya kuat sedangkan apabila daya hantar
listriknya rendah maka elektrolitnya lemah dan senyawa yang tidak dapat menghantarkan
listrik disebut isolator. Arus listrik dapat dianggap sebagai aliran elektron yang membawa
aliran negatif melalui suatu pengantar. Suatu elektroda apabila dialiri listrik dengan
potensial sama, maka arus yang dihasilkan tergantung pada besarya tahanan. Tahanan yang
semakin besar maka semakin kecil arus yang dihasilkan. Secara matematis dituliskan
sebagai :
𝑉
𝐼=
𝑅
Setiap larutan memiliki kemampuan dan kekuatan yang berbeda-beda dalam hal
menghantarkan listrik. Daya hantar listrik adalah kemampuan suatu penghantar untuk
memindahkan muatan listrik. Nilai dari daya hantar listrik berbanding terbalik dengan
tahanan (R). Semakin kecil tahanan dari sutu penghantar, kemampuan untuk
menghantarkan muatan listrik akan semakin besar. Jika ditulis secara matematis adalah:
1
𝐿=
𝑅
Percobaan yang pertama adalah penentuan daya hantar listrik dari berbagai
senyawa antara lain asam asetat glasial, akuades, kristal NaCl serta larutan NaCl. Sebelum
mengukur konduktivitas, terlebih dahulu harus mengkalibrasi konduktometernya. Kalibrasi
tersebut menggunakan KCl 0,1 M. Alasan penggunaaan larutan KCl 0,1 M karena larutan
KCl 0,1 M memiliki nilai konduktivitas yang diketahui pada berbagai suhu, sehingga
tetapan sel dapat ditentukan. Pengukuran daya hantar listrik ini menggunakan alat berupa
konduktometer. Konduktometer adalah alat yang berfungsi atau memiliki kegunaan untuk
mengukur ketiga besaran listrik seperti arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik.
Penentuan daya hantar listrik lima larutan pertama tersebut diambil 25 mL untuk
dimasukkan dalam gelas beaker, kemudian diukur daya hantar listriknya.
Pengukuran yang pertama yaitu asam asetat glasial. Asam asetat glasial merupakan
asam asetat memiliki tingkat kemurnian tinggi. Senyawa ini merupakan senyawa kovalen
polar yang dilarutkan dengan pelarut yang sesuai sehingga senyawa tersebut mempunyai
daya hantar listrik sebesar 0,02 mS/cm. Asam asetat glasial ini termasuk sebagai
konduktor. Hal ini dikarenakan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu
membentuk ion-ion, sehingga mampu menghantarkan arus dalam senyawanya. Reaksi
ionisasinya adalah :
CH3COOH (l) ⇋ H+ (aq) + CH3COO- (aq)
Pengukuran daya hantar selanjutnya adalah akuades, kristal NaCl dan larutan NaCl
1,0 M. Berdasarkan pengamatan, menunjukkan bahwa akuades, kristal NaCl dan larutan
NaCl 1,0 M dapat menghantarkan arus listrik. Akuades memiliki daya hantar listrik lemah
yaitu sebear 0,08 mS/cm, dan kristal NaCl juga memili daya hantar listrik yang lemah yaitu
sebesar 0,13 mS/cm sedangkan larutan NaCl memiliki daya hantar listrik paling besar
karena merupakan elektrolit kuat. Daya hantar untuk larutan NaCl lebih besar karena
kemampuan NaCl membentuk ion-ion senyawa yang lebih besar. Ion-ion itulah yang
menghantarkan arus listrik melalui larutan. Reaksi ionisasi akuades membentuk
kesetimbangan, dimana ketika terjadi reaksi kesetimbangan maka termasuk elektrolit
lemah sehingga daya hantar listriknya lemah. Berdasarkan literatur yang ada, reaksi
ionisasinya adalah sebagai berikut :
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
H2O (l) ⇋ H+ (aq) + OH- (aq)
Percobaan kedua yaitu pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan
elektrolit. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan variasi masing-masing larutan
dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,10 M; dan 0,5 M dengan cara mengencerkan
larutan. Percobaan ini larutan dibagi menjadi dua kelompok yaitu elektrolit kelompok I dan
II. Larutan dalam kelompok I yaitu CH3COOH, NH4OH, HCl dan NaOH. Larutan dalam
elektrolit kelompok II yaitu NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl. Setiap larutan diencerkan
kedalam 5 varian konsentrasi yang kemudian dihitung daya hantarnya.
Pengukuran daya hantar listrik pada kelompok I yaitu CH3COOH, NH4OH, HCl
dan NaOH. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dibuat grafik hubungan konsentrasi
dengan daya hantar listrik sebagai berikut:
CH3COOH
0.002
y = 0.0014x + 0.0004
0.0015 R² = 0.9367
DHL (S/cm)
0.001
DHL (S/cm)
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (M)
HCl
1.4
1.2 y = 0.8411x + 0.3246
R² = 0.4275
1
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.4 Linear (DHL (S/cm))
0.2
0
-0.2 0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (M)
Kelompok I
1.4
y = 0.8411x + 0.3246
1.2 R² = 0.4275
1 CH3COOH
DHL (S/cm)
0.8
NH4OH
0.6
HCl
0.4
NaOH
0.2
Linear (NaOH)
0
-0.2 0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (M)
NaCl
1.5
y = 1.1682x + 0.016
1
DHL (S/cm)
R² = 0.8195
0.5 DHL (S/cm)
NaBr
1.4
1.2 y = 1.1684x + 0.0158
R² = 0.8194
1
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.2
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)
Gambar 7. Grafik hubungan konsentrasi dengan daya hantar listrik NaBr.
NaI
1.4
1.2 y = 1.1684x + 0.0158
R² = 0.8194
1
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.2
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)
NH4Cl
1.5
y = 1.1673x + 0.0168
1 R² = 0.8196
DHL (S/cm)
Kelompok II
1.4 y = 1.1673x + 0.0168
1.2 R² = 0.8196
1 NaCl
DHL (S/cm)
0.8
NaBr
0.6
NaI
0.4
NH4Cl
0.2
Linear (NH4Cl)
0
-0.2 0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (M)
Gambar 10. Grafik hubungan konsentrasi dengan daya hantar listrik Kelompok II.
Berdasarkan grafik diatas, larutan NaCl, NaBr, NaI dan NH4Cl merupakan
elektrolit kuat sehingga ketika direaksikan dengan air dapat terionisasi sempurna.
Persamaan reaksi ionisasi untuk larutan tersebut adalah sebagai berikut:
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
5.1 Kesimpulan
Senyawa yang termasuk konduktor adalah akuades, CH3COOH, kristal NaCl dan
larutan NaCl. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas.
Konsentrasi dari suatu senyawa mempengaruhi besarnya daya hantar listrik. Semakin
besar konsentrasi, daya hantar listriknya juga akan semakin besar (berbanding lurus). Hal
ini dipengaruhi oleh semakin besar jumlah ion dari suatu larutan, sehingga semakin tinggi
nilai konduktivitasnya.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar praktikan sebaiknya lebih teliti lagi dalam
melakukan praktikum. Prosedur kerja juga harus dipahami dengan benar agar hasil yang
didapatkan sesuai dengan literatur. Kebersihan alat yang digunakan pada saat praktikum
lebih diperhatikan kembali agar diperoleh hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Pengenceran 1 M . V1 = 0,05 M . 25 mL
Larutan Kelompok 1 : V1 = 1,25 mL
CH3COOH 1 M - Konsentrasi 0,10 M
- Konsentrasi 0,01 M M1 . V1 = M2 . V2
M1 . V1 = M2 . V2 1 M . V1 = 0,1 M . 25 mL
1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL V1 = 2,5 mL
V1 = 0,25 mL - Konsentrasi 0,50 M
- Konsentrasi 0,05 M M1 . V1 = M2 . V2
M1 . V1 = M2 . V2 1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL
1 M . V1 = 0,05 M . 25 mL V1 = 12,5 mL
V1 = 1,25 mL Konsentrasi (M) DHL (S/cm)
- Konsentrasi 0,10 M 0,01 0,00019
M1 . V1 = M2 . V2 0,05 0,00032
1 M . V1 = 0,1 M . 25 mL 0,10 0,00045
V1 = 2,5 mL 0,50 0,00096
- Konsentrasi 0,50 M 1,00 0,00125
M1 . V1 = M2 . V2 HCl 1 M
1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL - Konsentrasi 0,01 M
V1 = 12,5 mL M1 . V1 = M2 . V2
Konsentrasi (M) DHL (S/cm) 1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL
0,01 0,00024 V1 = 0,25 mL
0,05 0,00047 - Konsentrasi 0,05 M
0,10 0,00062 M1 . V1 = M2 . V2
0,50 0,00134 1 M . V1 = 0,05 M . 25 mL
1,00 0,00172 V1 = 1,25 mL
NH4OH 1 M - Konsentrasi 0,01 M
- Konsentrasi 0,01 M M1 . V1 = M2 . V2
M1 . V1 = M2 . V2 1 M . V1 = 0,1 M . 25 mL
1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL V1 = 2,5 mL
V1 = 0,25 mL - Konsentrasi 0,50 M
- Konsentrasi 0,05 M M1 . V1 = M2 . V2
M1 . V1 = M2 . V2 1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL
V1 = 12,5 mL 1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL
Konsentrasi (M) DHL (S/cm) V1 = 0,25 mL
0,01 0,00518 - Konsentrasi 0,05 M
0,05 0,01387 M1 . V1 = M2 . V2
0,10 1 1 M . V1 = 0,05 M . 25 mL
0,50 1 V1 = 1,25 mL
1,00 1 - Konsentrasi 0,01 M
NaOH 1 M M1 . V1 = M2 . V2
M1 . V1 = M2 . V2 V1 = 2,5 mL
V1 = 0,25 mL M1 . V1 = M2 . V2
M1 . V1 = M2 . V2 V1 = 12,5 mL
Larutan Kelompok 2 : M1 . V1 = M2 . V2
NaCl 1 M 1 M . V1 = 0,1 M . 25 mL
M1 . V1 = M2 . V2 - Konsentrasi 0,50 M
M1 . V1 = M2 . V2 M1 . V1 = M2 . V2
1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL 1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL
V1 = 12,5 mL V1 = 0,25 mL
Konsentrasi (M) DHL (S/cm) - Konsentrasi 0,05 M
0,01 0,00119 M1 . V1 = M2 . V2
0,05 0,00618 1 M . V1 = 0,05 M . 25 mL
0,10 0,01114 V1 = 1,25 mL
0,50 1 - Konsentrasi 0,01 M
1,00 1 M1 . V1 = M2 . V2
NaI 1 M 1 M . V1 = 0,1 M . 25 mL
M1 . V1 = M2 . V2 - Konsentrasi 0,50 M
1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL M1 . V1 = M2 . V2
V1 = 0,25 mL 1 M . V1 = 0,01 M . 25 mL
LARUTAN KELOMPOK 1
CH3COOH
CH3COOH
0.002
0.0018 y = 0.0014x + 0.0004
0.0016 R² = 0.9367
0.0014
DHL (S/cm)
0.0012
0.001
0.0008 DHL (S/cm)
0.0006 Linear (DHL (S/cm))
0.0004
0.0002
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (M)
NH4OH
NH4OH
0.0014
0.0012 y = 0.001x + 0.0003
R² = 0.9452
0.001
DHL (S/cm)
0.0008
0.0006 DHL (S/cm)
0.0004 Linear (DHL (S/cm))
0.0002
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (M)
HCl
HCl
1.4
1.2 y = 0.8411x + 0.3246
R² = 0.4275
1
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.2
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)
NaOH
NaOH
1.4
1.2 y = 0.8411x + 0.3246
1 R² = 0.4275
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.2
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)
LARUTAN KELOMPOK 2
NaCl
NaCl
1.4
y = 1.1682x + 0.016
1.2
R² = 0.8195
1
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.2
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)
NaBr
NaBr
1.4
1.2 y = 1.1684x + 0.0158
R² = 0.8194
1
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.2
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)
NaI
NaI
1.4
1.2 y = 1.1684x + 0.0158
R² = 0.8194
1
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.2
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)
NH4Cl
NH4Cl
1.4
y = 1.1673x + 0.0168
1.2
R² = 0.8196
1
DHL (S/cm)
0.8
0.6 DHL (S/cm)
0.2
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)
Grafik larutan kelompok I (gabungan)
Kelompok I
1.4
1.2 y = 0.8411x + 0.3246
1 R² = 0.4275
CH3COOH
DHL (S/cm)
0.8
NH4OH
0.6
HCl
0.4
NaOH
0.2
Linear (NaOH)
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-0.2
Konsentrasi (M)
Kelompok II
1.4
1.2 y = 1.1673x + 0.0168
1 R² = 0.8196
NaCl
DHL (S/cm)
0.8
NaBr
0.6
NaI
0.4
NH4Cl
0.2
Linear (NH4Cl)
0
0 0.5 1 1.5
-0.2
Konsentrasi (M)