Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reaksi Inti

Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah
menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energy yang sangat besar. Agar terjadi
reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti atom sehingga
kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi dua inti yang baru.
Partikel yang digunakan untuk mengganggu kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau
neutron. Dimana partikel proton atau neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target.
Tumbukan antara partikel (proyektil) berenergi tinggi menyebabkan perubahan struktur
inti menjadi struktur baru yang berbeda dengan inti semula sambal mengeluarkan partikel
(ejektil).1 Inti target dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi
menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop
radioaktif. Reaksi seperti ini dinamakan reaksi inti (nuclear reaction), dan perubahan yang
terjadi dinamakan perubahan inti atau transmutasi inti. Karena reaksi inti hanya terjadi
dibawah pengaruh gaya dalam (internal) antara proyektil dan sasaran, maka reaksinya
mematuhi hukum kekekalan energy, momentum linear, dan momentum sudut.2 Reaksi inti
sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti terjadi karena
tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara
skematik reaksi inti dapat digambarkan :

𝐴1 𝐴2 𝐴3 𝐴4
𝑍1 𝑋 + 𝑍2 𝑎 → 𝑍3 𝑌 + 𝑍4 𝑏

Menurut Bethe, suatu persamaan reaksi inti secara sederhana dinyatakan dengan notasi :

A1X (a,b)A4Y

Dimana X menyatakan inti sasaran, a adalah partikel penembak (projektil atau


misil), b adalah partikel yang dibebaskan dalam reaksi dan Y adalah inti hasil atau recoil.

1
Arthur, Beiser, 1981, Konsep Fisika Modern, Jakarta : Erlangga.
2
Kneth, S.Krane,1992, Fisika Modern, Terj. Hans. J. Woskaprik, Jakarta : UI Press, hal. 394
Disini, inti sasaran dituliskan pertama dan inti hasil terakhir, sedangkan projektil dan
partikel yang dibebaskan diletakkan di dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan koma.
Apabila suatu partikel α ditembakkan pada inti X, maka ada beberapa kemungkinan yang
terjadi, yakni hamburan elastic, hamburan inelastic dan reaksi inti.

B. Klasifikasi Reaksi Inti


Pada reaksi inti biasanya massa sebelum reaksi tidak sama dengan massa sesudah
reaksi. Hal ini disebabkan terjadi perubahan massa menjadi energy atau sebaliknya.
Menurut Einstein:
𝐸 = 𝑚. 𝑐 2
c = 2,998 x 10-10 cm/dt
1 sma ≈ 931, 4 MeV
1 eV = 1,6021 x 10-12 erg
1 erg = 10-7 Joule
1 MeV = 1,6021 x 10-13 J
Dikenal ada tiga macam reaksi inti, yaitu reaksi penembakan dengan partikel (peluruhan),
reaksi transmutasi inti, dan reaksi penghasil energy (reaksi fisi, dan reaksi fusi).
a. Reaksi Peluruhan
Reaksi peluruhan berjalan dengan spontan dan exoergic (melepas energy). Pada
reaksi peluruhan terjadi perubahan inti tidak stabil menjadi inti stabil.
Contoh : 𝑅𝑎 → 𝑅𝑛 + 𝑎
b. Reaksi Transmutasi Inti
Pada reaksi transmutasi inti, suatu inti menyerap suatu partikel dan berubah
menjadi inti lain dengan memancarkan suatu radiasi. Suatu cara untuk
menyerdahanakan penamaan reaksi inti hanyalah dengan menyebutkan (a,b) pada
35 35 35
inti sasaran. Jadi, untuk reaksi Cl (n,p) S, disebut reaksi (n,p) pada Cl.
Berdasarkan sifat-sifat dari a dan b maka reaksi-reaksi inti dibedakan ke dalam
beberapa jenis seperti diuraikan berikut ini.
1. Hamburan Elastis
Pada penembakan inti, dimana hasilnya a = b dan X = Y, disebut
peristiwa hamburan elasti. Partikel penembak menumbuk inti sasaran, ia
kehilangan sebagian energi kinetiknya, yang dialihkan paad inti sasaran. Tidak
terjadi perubahan energi potensial total, dan energi kinetiknya kekal. Jumlah
energi yang ditransfer ke inti sasaran dapat dihitung dengan rumus :

4 m M sin 2 
EM  2 Em
(m  M) 2

Em adalah energi kinetik awal dari partikel penembak dengan massa m,


dan EM adalah energi kinetik yang diterima oleh inti sasaran dengan massa M.
Teta () adalah besar sudut penyimpangan dari arah datang semula dengan arah
setelah menumbuk inti sasaran. Hamburan elastik digunakan dalam
perlambatan neutron cepat oleh moderator di dalam reaktor nuklir.
2. Hamburan Inelastik
Suatu proses penghamburan dianggap inelastik jika sebagian energi
kinetik partikel misil digunakan untuk menaikkan energi potensial inti
asasaran,antara lain berupa eksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi. Dalam
kasus ini energi kinetik sistem tidak kekal.
Contoh :
107
Ag (n,n)107mAg 
IT 107
Ag
44,3 detik
3. Reaksi Photonuklir
Reaksi-reaksi inti yang diinduksi oleh sinar-X atau photon  berenergi
tinggi (>1 MeV) dipandang sebagai reaksi-reaksi photonuklir. Dalam reaksi ini
a =  dan b lebih sering adalah n atau p dan bila menggunakan photon dengan
energi sangat tinggi maka b kemungkinan besar adalah d, t atau  atau bahkan
campuran partikel-partikel.
4. Tangkapan Radioaktif
Bila partikel misil diserap oleh inti sasaran, inti sasaran tereksitasi yang
kemudian memancarkan radiasi satu atau lebih photon gamma (). Reaksi yang
paling umum adalah (n, ), dimana hasilnya adalah isotop dari inti sasaran yang
massanya satu satuan massa lebih besar.
Contoh : 23Na (n, ) 24Na, 31P (n, ) 32P, 179Au (n, ) 180Au
Selain reaksi (n, ) ada pula reaksi (p, ), tetapi disini inti hasilnya bukan
isotop dari inti sasaran. Contoh : 19F (p, ) 20Ne, 27Al (p, ) 28Si
5. Reaksi Inti Spesial
Dalam reaksi-reaksi yang telah disebutkan terdahulu, perbedaan massa
inti sasaran dengan inti hasil hanya satu atau beberapa unit massa. Ada sejumlah
reaksi inti yang mengakibatkan inti sasaran tersobek-sobek atau terpecah
menjadi dua bagian yang massanya lebih kurang sama. Masuk dalam kelompok
reaksi demikian adalah :3

a. Penguapan (evaporation), yaitu bila berbagai nukleon dan atau gabungan


27
nukleon seperti partikel alpha meninggalkan inti sasaran. Contoh Al
(d,p) 24Na.
b. Spalasi, yaitu reaksi yang sedikit lebih hebat dari evaporasi. Sejumlah besar
nukleon dilemparkan keluar dan hasilnya jauh lebih ringan dari inti sasaran.
Contoh 63Cu (p,p3n9) 24Na.
c. Fisi, yaitu suatu proses dimana inti yang tereksitasi oleh neutron atau cara
lain, membelah menjadi dua bagian yang massanya seimbang.
Contoh
235 236
U + n U* 137
Te + 97
Zr + 2n
Probabilitas reaksi reaksi dapat pula dinyatakan sebagai probabilitas

untuk menemukan partikel b pada partikel datang a atau I . Persamaan


Io
rumusnya adalah:

I σN

Io A

dimana  = luas efektif dan N = jumlah inti atom.

3
Sulistyani, 2012, Jurnal Pendidikan UNY: Cross Section Reaksi Inti.
Staffnew.uny.ac.id , Diakses pada: Minggu, 20 Oktober 2019 pukul : 14.16

Anda mungkin juga menyukai