Alvianita S Beladara / Pengukuran Intensitas Radiasi Benda Hitam Sebagai Fungsi Suhu (Hukum Stefan-Boltzmann) Dan Pendinginan Newton

Pengukuran Intensitas Radiasi Benda Hitam Sebagai Fungsi Suhu (Hukum

Stefan-Boltzmann) Dan Pendinginan Newton
1
Alvianita S Beladara, 2Fachira Azzahra Nur,3Survita Dewi
Universitas Negeri Makassar
Email: alvianitabeladara19@gmail.com

Abstrak – Telah dilakukan praktikum berjudul pengukuran intensitaas radiasi benda hitam sebagai fungsi suhu  (Hukum
Stefan- Boltzmann) dan pendinginan Newton, dimana eksperimen ini bertujuan untuk mengukur intensitas radiasi ( relative )
sebuah benda hitam pada rentang suhu -100 C – 200 C dengan thermopile moll dan untuk menentukan hubungan Antara
intensitas radiasi dengan suhu mutlak ( hokum Stefan- Boltzmann). Eksperimen ini dilakukan pada sebuah oven listrik yang
dilengkapi dengan asesori benda hitam akan berfungsi sebagai ‘benda hitam ideal’. Sensor suhu menggunakan termokopel
NiCr-Ni yang dihubungkan dengan data logger CASSY ke komputer. Radiasi termal diukur dengan menggunakan termopile
Moll yang dihubungkan ke CASSY pada kotak mV. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan diperoleh pangkat T sebesar
yang masih jauh dari nilai secara teori sebesar 4, sedangkan konstanta  pendinginan Newton yang diperoleh
sebesar k= | 0,0003± 0,000006| s-1. Eksperimen ini membuktikan hukum Stefan-Boltzmann dimana intensitas radiasi
berbanding lurus dengan kenaikan suhu mutlak. Percobaan ini dilakukan dengan cara memanaskan terlebih dahulu oven listrik
hingga suhunya naik, kemudian melakukan pendinginan hingga suhunya turun.

Kata kunci: Benda hitam, Hukum Stefen-Boltzman, Pendinginan Newton, Radiasi

Abstract – A practicum entitled measuring the intensity of black body radiation as a function of temperature (Stefan-
Boltzmann's law) and Newton's cooling has been carried out, where this experiment aims to measure the radiation intensity
(relatively) of a black body in the temperature range -100 C - 200 C with a thermopile moll and to determine the relationship
between radiation intensity and absolute temperature (Stefan-Boltzmann's law). This experiment was carried out in an electric
oven equipped with a black body accessory that would function as an 'ideal black body'. The temperature sensor uses a NiCr-
Ni thermocouple which is connected to the CASSY data logger to a computer. Thermal radiation was measured using a Moll
thermopile connected to the CASSY on the mV box. Based on the experiments conducted, the power of T is obtained which is
still far from the theoretical value of 4, while Newton's cooling constant obtained is k= | 0.0003± 0.000006| s-1. This
experiment proved the Stefan-Boltzmann law where the intensity of radiation is directly proportional to the absolute
temperature increase. This experiment was carried out by preheating the electric oven until the temperature rose, then cooling
until the temperature dropped.

Keywords: Black objects, Newton's cooling, Radiation, Stefen-boltzman's laws.

Laboratorium Fisika Modern 2021

Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar
Alvianita S Beladara / Pengukuran Intensitas Radiasi Benda Hitam Sebagai Fungsi Suhu (Hukum Stefan-Boltzmann) Dan Pendinginan Newton
I. PENDAHULUAN
Benda hitam merupakan sebutan untuk benda yang
menyerap seluruh radiasi termal yang diterima, dengan tidak
memantulkan cahaya dan tidak memungkinkan cahaya
apapun untuk melewati atau keluar dari sisi manapun.
Energi yang terserap akan memanas dan memancarkan
radiasinya, radiasi ini yang biasa disebut dengan radiasi
benda hitam. Tidak ada benda yang benar-benar ideal
sebagai benda hitam, tetapi ada beberapa benda yang
berperilaku layaknya benda hitam.
Teori engenai fisika kuantum dimulai dengan
fenomena radiasi benda hitam. Apabila suatu benda
dipanaskan maka akan tampak mengeluarkan radiasi.
Radiasi merupakan perpindahan kalor melalui fenomena
gelombang elektromagnetik (GEM). Fenomena itu sendiri
telah di gunakan dalam berbagai proses.
Penelitian tentang radiasi benda hitam melibatkan
banyak sekali ilmuwan. Salah satu di antaranya yaitu Josef
Stefan (1835-1893) di Vienna pada tahun 1879 yang
pertama kali menemukan bahwa rapat energi seluruh
spektrum ini sebanding dengan pangkat empat dari
temperatur benda hitam, Waktu itu dia mengukur intensitas
keseluruhan spektrum tanpa mengetahui bahwa intensitas
spektrum ini bergantung pada panjang gelombang. Lima
tahun kemudian, Ludwig Boltzmann (1844-1906) salah
seorang tokoh perintis mekanika statistik yang mengenalkan
konsep tekanan radiasi, menunjukkan bahwa persamaan
empiris Stefan dapat diperoleh secara teoritis dari hukum
kedua termodinamika. Kolaborasi dua orang tokoh inilah,
Stefan dan Boltzmann, yang memulai langkah pertama
dalam upaya menemukan fungsi Kirchhoff.
Dalam keadaan kesetimbangan, maka cahaya yang
di pancarkan akan tersebar dalam sebuah spectrum frekuensi
atau panjang gelombang dan daya yang terpancar yaitu
energy emisi pada panjang gelombang persatuan luas
persatuan waktu. Radiasi erat hubungannya dengan daya
serap dan daya pancar gelombang radiasi yang disebut
emissivitas. Rumusan mengenai emisivitas itu sendiri di
jelaskan oleh Steffan Boltzmann. Sehingga perlu di lakukan
percobaan ini guna membuktikan hukum Steffan Boltzmann
mengenai radiasi benda hitam. Adapun tujuan dilakukannya
eksperimen ini yaitu pertama mengukur intensitas radiasi
sebuah benda hitam pada rentang suhu -100° sampai 200°
dengan menggunakan termopile Moll, dan yang kedua
menunjukkan hubungan antara intensitas radiasi dengan
suhu mutlak (Hukum Stefan-Boltzmann), dimana pada
eksperimen ini digunakan oven listrik yang dilengkapi
asesori benda hitam sebagai benda hitam ideal yang
dianggap sebagai benda hitam dan yang ketiga menentukan
konstanta pendinginan newton.
II. LANDASAN TEORI
Setiap zat memancarkan radiasi elektromagnetik yang
sifatnya bergantung dari sifat dan temperatur zat itu.
Kemampuan sebuah benda untuk meradiasi sangat
Laboratorium Fisika Modern 2021
Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar
berdekatan dengan kemampuannya untuk mengabsorpsi
(menyerap) radiasi, karena benda pada temperatur konstan
berada dalam kesetimbangan termal dengan sekelilingnya
dan harus mengabsorpsi energi dari sekelilingnya dengan
laju yang sama seperti benda itu memancarkan (mengemisi)
energi. Suatu benda yang mengabsorpsi semua radiasi yang
jatuh padanya, tak bergantung dari frekuensinya. Benda
seperti itu disebut benda hitam. [4]
Benda hitam adalah objek yang dapat menyerap cahaya
yang jatuh kepadanya. Jika objek tersebut merupakan benda
hitam sempurna, maka semua cahaya yang jatuh kepadanya
akan teserap dan tidak ada cahaya yang dapat ditembus atau
dipantulkan kembali Istilah benda hitam pertama kali
diperkenalkan oleh Gustav Khircoff. Cahaya yang
dipancarkan oleh benda hitam disebut radiasi benda hitam.
Benda hitam akan memancarkan radiasi apabila suhunya
lebih tinggi dibandingkan dengan suhu lingkungan. Jika
benda dipanaskan pada suhu tinggi akan memancarkan
gelombang elektromagnetik.[1]
Gambar 2.1 Lubang Pada Dinding Dari Benda Berongga
Benda hitam ideal dimodelkan dengan sebuah rongga
hitam dengan lubang kecil. Bila berkas cahaya memasuki
rongga melalui lubang tersebut, berkas cahaya akan
dipantulkan berkali-kali pada dinding rongga tanpa sempat
keluar lagi melalui lubang. Energi cahaya akan diserap oleh
dinding rongga setiap kali terjadi pemantulan. Radiasi
benda hitam merupakan radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan oleh benda hitam. Adapun Spektrum radiasi
benda hitam pada beberapa temperature (T) di tunjukkan
pada gambar di bawah. [2]
Gambar 2.2 Kurva Spektrum Radiasi Benda Hitam
Karakteristik radiasi dalam rongga hanya bergantung
pada temperatur dindingnya. Pada temperatur biasa, radiasi
termal yang dipancarkan oleh benda hitam tidak tampak
karena energi itu terkonsentrasi dalam daerah inframerah
dari spektrum elektromagnetik. Begitu bendanya
dipanaskan, jumlah energi yang diradiasikan meningkat
(sesuai dengan hukum Stefan-Boltzmann, Persamaan) .[6]
Alvianita S Beladara / Pengukuran Intensitas Radiasi Benda Hitam Sebagai Fungsi Suhu (Hukum Stefan-Boltzmann) Dan Pendinginan Newton
Hukum Stefan Boltzman tentang radiasi panas yang
berlaku hanya untuk benda hitam, bahwa kalor yang
dipancarkan (dari benda hitam) dengan laju yang sebanding
dengan pangkat empat temperatur absolut benda itu dan
berbanding lurus dengan permukaan benda, secara
matematis dapat ditulis,
q= σ.A.T^4………………..……….………….……2.1[3]
Sebagai idealisasi didefinisikan benda hitam sempurna
merupakan suatu benda yang dapat menyerap semua cahaya
yang sampai di permukaannya. Menurut teori
termodinamika benda hitam sempurna jika dipijarkan akan
memberikan pancaran total yang maksimum bila
dibandingkan dengan benda-benda lain yang sama suhunya.
[7]
Radiasi yang dipancarkan benda biasa tidak hanya
bergantung pada suhu, tetapi juga bergantung pada sifat-
sifat lainnya, seperti rupa benda, sifat permukaannya, bahan
pembuatnya. Radiasinya juga bergantung pada apakah ia
memantulkan atau tidak memantulkan radiasi dari
lingkungan sekitar yang jatuh padanya. Jika sebuah benda
sama sekali hitam, maka cahaya yang jatuh padanya tidak
ada yang ia pantulkan sehingga sifat-sifat permukaannya
dengan demikian tidak dapat diamati.[5]
III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN
Prinsip kerja percobaan ini diperoleh dari alat yang di-
gunakan. Pada ekperimen ini digunakan oven listrik yang
dilengkapi dengan asesori benda hitam sebagai benda hitam
ideal yang dianggap sebagai “benda hitam”. Dimana arus
mengalir dari sumber tegangan masuk ke dalam oven se-
hingga oven yang dilengkapi asesori benda hitam yang di-
mana terdapat lubang kecil yang dapat berfungsi untuk
menyerap dan memancarkan radiasi apabila tegangan pada
benda hitam sangat besar (kondisi ideal), karena energi yang
telah masuk pada benda hitam didalamnya tidak akan dipan-
tulkan atau tidak dapat keluar sehingga oven tersebut men-
galami perubahan temperatur dan akan memancarkan ca-
haya yang merupakan cahaya panas.
Energi yang diradiasikan akan diukur oleh
thermopile mol radiasi yang diletakkan diluar kotak oven.
Panas yang ditangkap ujung sensor termokopel NiCr-Ni
menjadi arus listrik atau menghasilkan pembacaan tegangan,
semakin panas maka akan semakin banyak elektron yang
bergerak dan dihasilkan tegangan. Sedangkan pada
thermopile mol akan dihubungkan pada adaptor NiCr-Ni
yang diletakkan pada sensor Cassy. Sensor Cassy digunakan
untuk mendeteksi jumlah tegangan dan jumlah temperatur
yang nantinya akan diterjemahkan pada aplikasi Cassy Lab.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tujuan dari eksperimen ini yaitu untuk
mengukur intensitas radiasi benda hitam dengan
menggunakan thermophile moll dan menunjukkan hubungan
intensitas radiasi benda hitam dengan temperatur mutlak
untuk membuktikan hukum Stefan-Boltzmann. Menurut
hukum Stefan Boltzmann menyatakan bahwa radiasi total
yang dipancarkan sebuah benda sebanding dengan naiknya
suhu mutlak pangkat 4. Selain itu eksperimen ini juga
bertujuan untuk menentukan konstanta pendinginan Newton
yang menyatakan bahwa laju perubahan suhu suatu benda
Laboratorium Fisika Modern 2021
Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar
sebanding dengan selisih antara suhu benda dengan suhu
sekitar.
Kegiatan pertama, melakukan pemanasan untuk
mengukur intensitas radiasi benda hitam dengan
menggunakan thermophile moll. Hal pertama yang
dilakukan adalah menghubungkan perangkat dan komponen
dan selanjutnya menjalankan pengidentifikasi tegangan dan
pengidentifikasi temperatur pada aplikasi cassy lab. Pada
eksperimen ini ini pengambilan data dimulai pada saat suhu
mencapai 35,2 0C hingga suhu 187,10C. Data yang
diperoleh dari kegiatan pertama ini kemudian dianalisis dan
diplot grafik hubungan log T (K) dengan log U (V) untuk
menunjukkan hubungan intensitas radiasi benda hitam
dengan temperatur mutlak untuk membuktikan hukum
Stefan-Boltzmann.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh grafik
hubungan temperatur dengan ln(v), diperoleh hubungan
antara suhu mutlak dengan tegangan berbanding lurus. Dari
analisis grafik juga diperoleh hasil pangkat 4 dari temperatur
benda hitam adalah sedangkan
berdasarkan teori diperoleh adalah 4 sehingga nilai %diff
yang didapatkan sebesar 37,08%. Persentase kesalahan yang
tinggi ini disebabkan karena pengaruh temperatur pada
lingkungan serta kesalahan yang disebabkan karena alat
yang di gunakan.
Kegiatan kedua, untuk menentukan konstanta pendingi-
nan Newton. Hukum Newton tentang pendinginan menye-
butkan bahwa laju pendinginan berbanding lurus dengan
selisih suhu benda dengan suhu ruangan. Kegiatan ini di-
lakukan setelah kegiatan pertama selesai dan oven dimatikan
pada saat suhunya 1710C. Disinilah data yang diperoleh un-
tuk proses pendinginan Newton, data pendinginan berhenti
pada temperatur 65,4 0C. Data dari hasil pendinginan ini ke-
mudian dianalis dan diplot grafik dan diperoleh nilai kon-
stanta pendingin newton sebesar k= | 0,0003± 0,000006| s-1
V. KESIMPULAN
1. Berdasarkan analisis grafik di peroleh hubungan antara
intensitas radiasi dengan suhu mutlak adalah semakin
besar intensitas radiasi benda hitam berbanding lurus
suhu mutlaknya, atau dapat juga dikatakan semakin be-
Alvianita S Beladara / Pengukuran Intensitas Radiasi Benda Hitam Sebagai Fungsi Suhu (Hukum Stefan-Boltzmann) Dan Pendinginan Newton

sar intensitas radiasi benda hitam maka akan semakin
tinggi pula suhu mutlaknya.
2. Adapun nilai dari Konstanta Pendinginan Newton
berdasarkan eksperimen ini diperoleh hasil k= | 0,0003±
0,000006| s-1
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah eksperimen fisika modern, dan asisten
pembimbing yang telah membimbing dalam percobaan ini,
serta terima kasih kepada teman satu tim atas kerja samanya
dalam melakukan praktikum radiasi benda hitam.
PUSTAKA
Artikel jurnal:
[1] Didik, Lalu A. 2017. Pengukuran Kalor Jenis
Material Dengan Menggunakan Modifikasi
Persamaan Teorema Stefan-Boltzmann. Konstan :
Jurnal dan Pendidikan Fisika. ISSN : 2406-9129.
Volume 2, No.2 [2] Lely, dkk. 2012. Pengukuran
Radioaktivias Lingkungan Di Sekitar Instalasi
Radiodianostig Rumah Sakit Di Semarang. Unnes
Physics Journal. . 1, Vol 1. ISSN : 2252-6978. No
[2] Sutarno, dkk. 2017. Radiasi Benda Hitam Dan Efek
Fotolistrik Sebagai Konsep Kunci Revolusi Saintifik
dalam Perkembangan Teori Kuantum Cahaya. Titian
Ilmu : Jurnal Ilmiah Multi Sciences. P-ISSN : 2087-
4839, e-ISSN: 2581-1452. Volume. IX, No.2
[3] Syaichurrozi, Iqbal.,Karina, Afdawiyarny Metta,dkk.
2014. Kajian Performa Alat Penukar Panas Plate and
Frame : Pengaruh Laju Alir Massa, Temperatur
Umpan dan Arah Aliran Terhadap Koefisien
Perpindahan Panas Menyeluruh. Eksergi. ISSN :
1410-394X. Volume XI, No.02 [4] Rachma, Anggi
Julvian. 2008. Determining the Half Time and
Analogy Constants of Radioactive Decay on the
Illustration Board of Radioactive Decay with the
Capacitor Filling and Discharging Method. Jurnal
Pendidikan Fisika. ISSN: 2302-8939
Buku:
[4] Beiser, Arthur. 1982.Konsep Fisika Modern edisi
ketiga. Bandung : Erlangga
[5] Krane, Kenneth. 2014. Fisika Modern .Jakarta :
Universitas Indonesia
[6] Tipler,Paul A. 1996. Fisika Untuk Sains dan Teknik.
Jakarta : Erlangga.
[7] Wiyatmo, Yusman.2003. Fisika Modern.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Laboratorium Fisika Modern 2021

Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar