Anda di halaman 1dari 9

B.

PENGINDRAAN JAUH
1.pengertian pengindraan jauh
pengindaraan jauh adalah ilmu dan seni intuk memperoleh informasi tentang objek,daerah,atau gejala
dengan cara menganalisis data yang di peroleh menggunakan alat tanpa kotak langsung terhadap
objek,daerah,atau gejala yang dikaji.

definisi secara umum:

Pinginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk mendapatkan informasi
tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah ataupun fenomena yang dikaji (Lillesand dan
Kiefer,1979).

Menurut para ahli:

Menurut Thomas Lillesand dan Ralph W. Kiefer, pinginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau fenomena, melalui analisis data yang diperoleh
dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.

2. Dasar pengindraan jauh

3.Komponen dalam pengindraan jauh

4.Jenis citra
A. CITRA FOTO

Citra foto berdasarkan spektrum elektromagnetiknya dapat dibagi menjadi menjadi beberapa jenis, yaitu
citra foto ortokromatik, citra foto ultraviolet, citra foto pankromatik, dan citra foto inframerah.Citra foto
merupakan gambaran suatu obyek yang diambil dari pesawat udara dengan memanfaatkan kamera
udara sebagai alat pemotret utamanya. Citra dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1.Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan

a.foto ultra violet.Foto udara ultraviolet merupakan foto yang dibuat menggunakan spektrum ultraviolet
dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Karena perbedaan warna yang sangat kontras, foto
udara ini mudah digunakan untuk mengenali beberapa obyek.

b.Foto ortokromatik yaitu


foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 -
0,56 mikrometer).

c.Foto pankromatik merupakan foto udara yang dibuat menggunakan seluruh spektrum tampak mata,
mulai dari warna merah hingga ungu. Keunggulan foto udara pankromatik adalah kepekaan filmnya
hampir sama dengan kepekaan mata manusia.

d.Fotografi inframerah adalah suatu teknik dalam bidang fotografi untuk merekam cahaya yang oleh
mata telanjang tidak dapat dilihat dan oleh karena itu diperlukan filter yang menampik hampir semua
cahaya spektrum yang terlihat oleh kita dan mengizinkan cahaya inframerah (IR) untuk diteruskan masuk
ke kamera.

e.Foto inframerah modifikasi merupakan foto yang dibuat dengan inframerah dekat dengan sebagaian
spektrum terlihat pada saluran merah dengan sebagaian saluran hijau.

Berdasarkan sumbu kameranya, citra foto dibedakan atas

1. ortho photograph

2. pankromatik photograph

3. linear grafik

4. oblique photograph

5. linear photograph

3.Berdasarkan sudut liputan kamera (angular coverage)

foto udara terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu : Narrow Angle (sudut kecil), yaitu foto udara dengan
sudut < 60°. Normal Angle (sudut normal), yaitu foto udara dengan sudut 60° - 75°. Wide Angle (sudut
lebar), yaitu foto udara dengan sudut 75° - 100.

4.Kamera digital yang umum dijumpai adalah:

Kamera saku digital (digital pocket camera)

Kamera prosumer (digital bridge camera)

Kamera Lepas lensa non-DSLR (Mirrorless Interchangeable Lens Camera - MILC)

Kamera digital SLR (Digital Single Lens Reflect (DSLR) Camera)


5.Berdasarkan warnanya, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Foto berwarna semu disebut juga
sebagai foto infra merah berwarna. Ciri foto ini adalah warna obyek sering kali tidak sama dengan warna
foto. Foto warna asli disebut juga sebagai foto pankromatik berwarna.

6.Berdasarkan wahananya, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Foto udara merupakan foto
yang dibuat menggunakan pesawat atau balon udara. Foto satelit (orbital) merupakan foto yang dibuat
menggunakan satelit

B.citra nonfoto

Citra non-foto merupakan gambaran suatu obyek yang diambil dari satelit dengan memanfaatkan sensor.
Citra non-foto disebut juga sebagai foto satelit. Citra non-foto dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. BERDASARKAN SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK

a.Inframerah

Inframerah adalah gelombang elektromagnetik yang tidak hanya dipancarkan Matahari namun
juga oleh makhluk hidup. Inframerah digunakan dalam teknologi pengelihatan termal, sistem
keamaan, remote control, dan juga pemetaan debu antar bintang.

b.Gelombang Mikro (Microwave)

Dilansir dari NASA, gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk
memasak dan juga mempelajari struktur galaksi terdekat oleh astronom.

2. BERDASARKAN SENSOR YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan wahana yang digunakan,citra nonfoto dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1).Foto tunggal, merupakan foto udara yang dibuat dengan menggunakan kamera tunggal. Foto
jamak, merupakan foto udara yang perekamannya dilakukan secara bersamaan dan
menggunakan daerah liputan yang sama.

2).Foto jamak, merupakan foto udara yang perekamannya dilakukan secara bersamaan dan
menggunakan daerah liputan yang sama.

3. BERDASARKAN WAHANA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan wahana yang digunakan,citra nonfoto dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

A).Citra dirgantara adalah citra non-foto yang dibuat menggunakan wahana yang beroperasi di
udara. Contoh citra dirgantara adalah citra inframerah thermal dan citra MMS. Citra satelit
adalah citra non-foto yang dibuat menggunakan wahana yang mengorbit di luar angkasa.

B).Citra satelit adalah gambar yang diambil dari satelit di orbit bumi dan digunakan untuk
pemetaan dan survei wilayah. Citra satelit dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang wilayah yang sulit dijangkau, seperti daerah pegunungan atau daerah yang terpencil.

4. TAHAPAN DALAM INTERPRETASI CITRA


Pengertian interpretasi citra adalah kegiatan mengkaji foto udara atau citra yang bertujuan untuk
mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Dengan melakukan interpretasi citra,
penafsir dapat lebih mudah dalam menganalisis karena telah mengenal kenampakan objek yang
tergambar.

Perekaman data citra berupa pengenalan objek dan unsur yang tergambar pada citra serta penyajiannya
ke dalam bentuk tabel, grafik, dan peta tematik.

Berikut tahapan kegiatan-kegiatan dalam interpretasi citra

a.Deteksi

Deteksi adalah kegiatan pengamatan awal dari objek yang hendak dilakukan interpretasi citra. Objek
yang dapat dideteksi dapat berupa objek tampak dan objek tidak tampak. Objek tampak adalah seperti
lahan, permukiman, lereng, topografi, dan lain sebagainya. Objek tidak tampak antara lain lempeng
tektonik, lempeng vulkanik, dan lain sebagainya.

b.Identifikasi

Kegiatan identifikasi adalah tahapan interpretasi yang nomor 2 setelah melakukan tahapan deteksi.
Identifikasi adalah menggali objek yang diamati melalui pengambilan gambar menggunakan citra foto
atau citra non foto. Pada tahap identifikasi pengambilan gambarnya bisa memakai kamera dan alat
stereoskop.

Pada tahap identifikasi ini pengenalan objek belum terperinci. Hal ini dikarenakan identifikasi hanya
mengambil gambar dan belum bisa untuk dipresentasikan secara deskripsi, hanya dapat dijelaskan

menggunakan gambaran visual saja. Pengenalan objek tersebut harus didasarkan pada ciri-ciri sebagai
berikut.

1.Ciri Spektral

Ciri spektral adalah hasil dari interaksi objek dengan tenaga elektro magnetik yang berasal dari dari
pengambilan gambar. Maksudnya adalah tenaga elektro magnetik yang ditampilkan gambar tersebut
apakah dapat menyajikan rona dan warna dari suatu objek atau tidak. Secara sederhana rona adalah
bentuk sedangkan warna adalah tampilan yang mendominasi.

2.Ciri Spasial

Ciri spasial adalah lanjutan dari ciri spektral. Jadi isi dari ciri spasial tersebut berisi rona, warna, pola,
ukuran, bayangan, tekstur, dan asosiasi. Karena pada ciri spasial ini persebaran akan dapat dilihat secara
nyata sehingga pengenalan akan lebih mudah untuk tersampaikan.

3.Ciri Temporal

Ciri temporal adalah objek pengambilan gambar yang jelas pada waktu perekaman. Ciri temporal
merupakan bentuk yang nyata. Jadi apabila hendak menganalisis interpretasi citra dari lahan akan
terlihat lahan yang subur akan memiliki warna yang hijau sedangkan lahan yang kering akan nampak
kecoklatan.

c.Analisis
Tahap analisis adalah proses dimana menggabungkan serangkaian tahapan deteksi dan identifikasi.
Dimana khusus pada tahap analisis lebih menakankan pada uraian deskripsi interpretasi citra. Agar lebih
mudah dipresentasikan maka pada tahap analisis ini biasanya dibuat dalam bentuk peta, tabel, grafik,
diagram, dan lain sebagainya.

d.Deduksi

Deduksi adalah pengambilan kesimpulan. Pembahasan hasil yang terdapat pada tahapan deduksi ini
terdapat kecenderungan hubungan antara deteksi, identifikasi, dan analisis. Penarikan kesimpulan tidak
dapat dilakukan sekali.Perlu pengamatan objek berulang-ulang, identifikasi yang terperinci, dan deskripsi
analisis yang baik supaya setelah menyelesaikan tahap deduksi nantinya pada saat mempresentasikan
interpretasi citra mendapatkan hasil yang dianggap baik.

5.unsur-unsur interpretasi citra


Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek pada citra. Untuk memudahkan kegiatan
mengidentifikasi obyek yang ada pada citra, maka dibutuhkan pemahaman tentang karakteristik atau
atribut obyek pada citra.Karakteristik obyek pada citra yang digunakan untuk mengidentifikasi citra
disebut sebagai unsur interpretasi citra. Dalam buku Ensiklopedia Geografi Penginderaan Jauh (2018)
karya Nur Fitriana Sari, dijelaskan sembilan unsur interpretasi citra, yaitu:

1.Rona dan warna

2.Bentuk

3.Ukuran

4.Tekstur

5.Pola

6.Bayangan

7.Situs

8.Asosiasi

9.Konvergensi bukti

1.Rona dan Warna

Rona merupakan tingkat kecerahan atau kegelapan suatu obyek yang terdapat pada citra. Rona dalam
penginderaan jauh sistem fotografik dipengaruhi oleh nilai pantulan obyek. Adapun karakteristik obyek
yang memengaruhi rona, yaitu:

obyek yang memiliki permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada foto karena sinar yang
datang mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang dipantulkan.

obyek yang memiliki warna gelap atau lembap cenderung menimbulkan rona gelap.
obyek yang bersifat basah cenderung minumbulkan rona yang gelap karena air bersifat menyerap
gelombang elektromagnetik.

Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih
sempit dari spektrum tampak. Spektrum tampak terbagi atas band biru, hijau, dan merah.

2.Bentuk

Bentuk merupakan cerminan kerangka obyek, baik bentuk umum maupun bentuk rinci. Salah satu fungsi
bentuk adalah untuk mempermudah pengenalan data. Bentuk merupakan unsur yang jelas, sehingga
dengan melihat bentuknya saja dapat dikenali obyeknya.

Contoh, gedung sekolah pada dasarnya berbentuk I, L, U, atau persegi panjang. Gunung sebagian besar
berbentuk kerucut. Sementara sungai, dapat dikenali dengan bentuknya yang berkelok-kelok.

3.Ukuran

Unsur-unsur yang termasuk dalam ukuran adalah jarak, luas, volume, ketinggian tempat, dan
kemiringan. Ukuran bisa digunakan untuk mencirikan obyek, sehingga dapat dijadikan sebagai pembeda
dengan obyek lainnya.

Contoh pengenalan obyek berdasarkan ukuran adalah lapangan sepak bola yang biasanya memiliki
ukuran sekitar 100 meter x 80 meter. Maka pada foto udara skala 1:10.000, lapangan sepak bola
memiliki ukuran 10 milimeter x 8 milimeter.

4.Tekstur

Dilansir dari buku Penginderaan Jauh (2019) karya Bambang Syaeful Hadi, tekstur adalah frekuensi
perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan
secara individual.sering dikaitkan dengan tingkat kekasaran suatu obyek. Ada tiga jenis tekstur, yaitu
tekstur halus, sedang, dan kasar. Contoh pengenalan obyek berdasarkan tekstur adalah hutan memiliki
tekstur kasar, semak belukar memiliki tekstur sedang, sementara rerumputan memiliki tekstur yang
halus.Tanaman yang berdiri rapat cenderung bertekstur halus dibandingkan tanaman yang berdiri jarang.

5.Pola Pola merupakan kecenderungan bentuk suatu obyek. Misalnya, kawasan pemukiman di
perumahan biasanya memiliki pola teratur, memiliki ukuran seragam, dan mengahadap jalan.

6.Bayangan Bayangan berfungsi untuk membantu identifikasi obyek secara visual, terutama
berhubungan dengan obyek yang mempunyai ukuran tinggi. Bayangan dapat membuat obyek menjadi
tampak gelap, bisa juga membuat obyek menjadi tampak lebih jelas. Misalnya, lereng terjal, cerobong
asap, dan menara akan terlihat lebih jelas karena adanya bayangan
7.Situs Situs adalah tempat kedudukan suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Situs bukanlah ciri
obyek secara langsung, melainkan keterkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya, lereng
pegunungan sebagai situs bagi kebun teh.

8.Asosiasi merupakan keterkaitan antara obyek satu dengan obyek yang lain. Karena adanya keterkaitan
ini, maka terlihatnya suatu obyek pada citra bisa menjadi petunjuk pengenalan obyek lainnya. Misalnya,
keberadaan rel kereta api yang bercabang dapat diasosiasikan dengan lokasi stasiun. Keberadaan
lapangan sepak bola dapat diasosiasikan dengan sekolah.

9.Konvergensi bukti adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya semakin
menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu. Misalnya, identifikasi tanaman sagu. Dari unsur bentuk,
antara tanaman kelapa, kelapa sawit, nipah, enau, dan sagu memiliki bentuk yang hampir sama.

6. POLA SERTA CIRI


A.Ketampakan Alam

1.Sungai

Mempunyai tekstur permukaan air yang seragam. Rona gelap menandakan bahwa air tersebut jernih.
Sementara rona cerah menandakan bahwa air tersebut keruh.Arah aliran sungai ditandai dengan bentuk
sungai yang lebar pada bagian muara.Pertemuan antar sungai ditandai dengan sudut lancip, sesuai
dengan arah aliran. Sementara perpindahan meander terjadi ke arah samping dan ke arah bawah muara.

2.Dataran banjir

Ciri kenampakannya mempunyai permukaan yang rata dengan posisi lebih rendah dari daerah sekitar.

Dataran banjir mempunyai rona yang seragam, tetapi terkadang juga tidak seragam. Selain itu, terdapat
juga sungai yang posisinya agak jauh.

3.Guguk pasir

Kenampakannya berbentuk sempit dan memanjang, lurus atau melengkung, igir rendah dengan
permukaan air yang datar, sejajar satu sama lain dan sejajar dengan pantai. Tidak terdapat aliran
permukaan dan erosi.

4.Hutan bakau

Hutan bakau Mempunyai rona yang sangat hitam karena daya pantul terhadap cahaya rendah.
Ketinggian pohon seragam dan tumbuh pada pantai yang becek (tepi sungai atau peralihan air payau).
5. hutan rawa

Hutan rawa Mempunyai tekstur dan rona yang tidak seragam karena ketinggian pohonnya yang berbeda.
Posisinya terletak antara hutan bakau dengan rimba di kawasan pedalaman.

6.sagu dan nipah.

keduanya tergolong jenis palma.perbedaannya yaitu sebagai berikut:

a.sagu memiliki daun yang membentuk roset(bintang),sedangkan nipah tidak.

b. sagu memiliki rona yang gelap,sedangkan nipah berona cerah dan seragam.

c.Sagu tumbuh berkelompok,sedangkan nipah tidak.

d.Tangkai bunga sagu mementulkan cahaya putih yang berasal dari tajuk bunga,sedangkan nipah
tidak.

B.Ketampakan Bentang Budaya

a. Jalan raya dan jalan kereta api

Jalan raya dan jalan kereta api memiliki bentuk memanjang, lebarnya seragam dan relative lurus. Tekstur
halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada umumnya cerah.

b. Terowongan dan jembatan

1) Pada terowongan Nampak seperti jalan atau jalan kereta api yang tiba-tiba hilang pada satu titik dan
timbul lagi pada titik lain.

2) Pada jembatan Nampak adanya sungai atau saluran irigasi yang menyilang jalan, terdapat bayangan
karena perbedaan tinggi antara jembatan dengan sungai.

c. Stasiun kereta api, terminal bus, dan Bandar udara.

1) Pada stasiun kereta api terdapat bangunan rumah yang terpisah dari sekitarnya, Nampak cabang rel
kereta api dan gerbong kereta api. Pada stasiun besar Nampak rel yang hilang pada satu sisi rumah dan
timbul kembali pada sisi yang lain.

2) Pada terminal bus nampak kawasan yang datar, teratur, dan luas, terdapat bangunan besar dengan
deretan bus yang berjajar ke arah samping dan jaraknya rapat.

3) Pada Bandar udara nampak panjang dengan ukuran teratur, dengan rona cerah dan tekstur yang
halus.
d. Lapangan sepak bola, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran teratur, dengan rona cerah
dan tekstur yang halus.

e. Rumah permukiman

1) Rumah mukim berbentuk empat persegi panjang, terdapat bayangan di tengah-tengah bagian
atapnya, terletak di dekat jalan dan ukuran rumah relative kecil

2) Gedung sekolah bentuknya seperti I, L atau U dengan halaman yang teratur dan bersih serta luas.

3) Rumah sakit merupakan bangunan seragam, besar dan memanjang, pola teratur dengan deretan
bangunan yang terpisah satu sama lain yang dihubungkan oleh bangunan penghubung. Memiliki
halaman yang luas untuk parker dan letaknya di tepi jalan.

4) Pabrik/industri memiliki gedung dengan ukuran besar dan pada umumnya memanjang, beberapa
gedung sering bergabung dengan jarak yang dekat (rapat). Terletak di pinggir jalan , terdapat tempat
bongkar muat barang, kadang-kadang nampak tangki air/bahan bakar, cerobong asap dan sebagainya.

5) Pasar memiliki bentuk dan ukuran gedung yang teratur dan seragam. Pola teratur dengan jarak
rapat, terletak di tepi jalan besar dan nampak konsentrasi kendaraan bermotor dan tidak bermotor.

f. Tanah pertanian dan perkebunan

1) Sawah berupa petak-petak persegi panjang pada daerah datar, pada daerah miring bentuk petak
mengikuti garis tinggi. Sering nampak saluran irigasi. Jika pada sawah tersebut terdapat tanaman padi,
memiliki tekstur yang halus dengan rona gelap pada usia tua. Jika ditanami tebu, tekstur lebih kasar dari
padi dan tampak jalur lariknya. Tekstur dan rona nampak seragam pada kawasan yang luas.

2) Perkebunan karet memiliki jalur lurus dengan tinggi pohon seragam, jarak tanaman dalam jalur
teratur demikian juga jarak antar jalur. Tekstur mirip beledu dengan rona yang gelap.

3) Perkebunan kopi tampak sebagai deretan lurus titik-titik hitam dan latar belakang cerah. Pohon
pelindung lebih tinggi dan lebih jarang.

4) Perkebunan kelapa memiliki pola yang teratur dengan rona yang cerah dan terdapat pada daerah
yang mudah meresap air dengan curah hujan yang cukup banyak. Tajuk pohon berbentuk bintang.

5) Perkebunan kelapa sawit memiliki tajuk yang rapat dan berbentuk bintang, teksturnya lebih halus
dari tanaman kelapa.

Anda mungkin juga menyukai