Anda di halaman 1dari 22

ACARA II

PENGENALAN JENIS-JENIS CITRA

Oleh :
Nama Mahasiswa

: Mohammad Naufal Fathoni

NIM

: 140722602852

Mata Kuliah

: Praktikum Penginderaan Jauh

Dosen Pengampu

: Alfi Nur Rusydi, S.Si., M.Sc.

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
2014

ACARA II
PENGENALAN JENIS-JENIS CITRA

I.

Tujuan

Mengenal jenis-jenis citra penginderaan jauh dan melatih kemapuan mengenali


jenis-jenis citra tersebut.

II.

Alat dan Bahan

Berbagai macam citra tercetak (hard copy) antara lain:


1.

Citra Foto udara Pankromatik berwarna

2.

Citra Foto udara Pankromatik Hitam Putih

3.

Citra Satelit Quickbird

4.

Citra Satelit Ikonos

5.

Citra Satelit Landsat 7 ETM+

III. Dasar Teori


Kegiatan pengindraan jauh memberikan produk atau hasil berupa keluaran
atau citra. Citra adalah gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui
lensa kamera atau hasil pengindraan yang telah dicetak. Citra dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto.

1.

Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara,

dengan menggunakan kamera udara sebagai alat pemotret. Hasilnya dikenal


dengan istilah foto udara. Citra foto dapat dibedakan menurut beberapa aspek,
antara lain sebagai berikut.

A.

Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat


dibedakan menjadi 3, yaitu:
a)

Foto Ultraviolet
Foto Ultraviolet adalah foto yang dibuat dengan menggunakan

spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.


Cirinya adalah mudah untuk mengenali beberapa objek karena perbedaan
warna yang sangat kontras. Kelemahan dari citra foto ini adalah tidak banyak
informasi yang dapat disadap. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi
tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan
jalan aspal, batuan kapur, juga untuk mengetahui, mendeteksi, dan memantau
sumber daya air.
b)

Foto Ortokromatik
Foto Ortokromatik adalah foto yang dibuat dengan menggunakan

spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 0,56
mikrometer). Cirinya banyak objek yang bisa tampak jelas. Foto ini
bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek di bawah
permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
c)

Pankromatrik
Foto pankromatrik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum

tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir
sama dengan kepekaan mata manusia. Pada umumnya digunakan film sebagai
negatif dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada foto, tetapi
bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 yaitu
pankromatik hitam putih dan foto infra merah.
a. Foto Pankromatrik Hitam Putih
rona pada objek serupa dengan warna pada objek aslinya, karena
kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia,

resolusi spasialnya halus,


stabilitas dimensional tinggi, dan
foto pankromatrik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga
orang telah terbiasa menggunakannya.
b. Foto Infra Merah
Foto infra merah adalah foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum infra merah dekat, dengan panjang gelombang 0,9 1,2
mikrometer, yang dibuat secara khusus yang terletak pada saluran
merah dan sebagian saluran hijau. Cirinya dapat mencapai bagian
dalam daun, sehingga rona pada foto infra merah daun tidak
ditentukan berdasarkan warna tetapi oleh sifat jaringannya.
Perbedaan antara foto infra merah dengan film pankromatik
hitam putih terletak pada kepekaannya. Foto infra merah mempunyai
beberapa keunggulan, antara lain:

Mempunyai sifat pantulan khusus bagi vegetasi,

Daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis, dan

Daya serap yang besar terhadap air.

Kelemahan foto infra merah antara lain:

Adanya efek bayangan gelap karena saluran infra merah dekat


tidak peka terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan,

B.

Sifat tembusnya kecil terhadap air, dan

Kecepatan yang rendah dalam pemotretan.

Berdasarkan Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi

Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, citra foto dapat


dibedakan menjadi 2, yaitu foto vertikal (tegak) dan foto condong (miring).

a)

Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat
dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.

b)

Foto condong atau miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat
dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke
permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih
besar, tetapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1 4 derajat,
foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto
condong dibedakan menjadi menjadi dua, sebagai berikut.
1. Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila pada
foto tampak cakrawalanya.
2. Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila
cakrawala tidak tergambar pada foto.

C.

Berdasarkan Jenis Kamera yang Digunakan

Berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra foto dapat dibedakan


menjadi 2, yaitu foto tunggal dan foto jamak.
a)

Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap
daerah liputan foto hanya tergambar satu lembar foto.

b)

Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan
menggambarkan daerah liputan yang sama.

D.

Berdasarkan Warna yang Digunakan

Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu
foto berwarna semu dan foto berwarna asli.
a)

Foto berwarna semu (false color) atau foto infra merah berwarna. Pada
foto ini warna objek tidak sama dengan warna foto. Misal, pada foto
suatu vegetasi berwarna merah sedangkan warna aslinya adalah hijau.

b)

Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna. Dalam
foto berwarna asli lebih mudah penggunaannya karena foto yang
tergambar mirip dengan objek aslinya.

E.

Berdasarkan Wahana yang Digunakan

Berdasarkan wahana yang digunakan, citra foto dapat dibagi menjadi foto
udara dan foto satelit.
a)

Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.

b)

Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.

2. Citra Nonfoto
Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan
menggunakan sensor. Hasilnya dikenal dengan istilah foto satelit. Citra nonfoto
dapat dibedakan sebagai berikut.

A.

Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto


dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
a)

Citra infra merah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra
merah thermal. Pengindraan pada spektrum ini berdasarkan pada
perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada citra, tercermin dengan
adanya perbedaan rona atau warnanya.

b)

Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan
spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil pengindraan
dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan. Citra
gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan
menggunakan sumber tenaga alamiah.

B.

Berdasarkan Sensor yang Digunakan

Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2,


sebagai berikut.
a)

Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.

b)

Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak.

C.

Berdasarkan Wahana yang Digunakan

Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2,


sebagai berikut.
a)

Citra dirgantara (Airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan


wahana yang beroperasi di udara (dirgantara).
Contoh: citra infra merah thermal, citra radar, dan citra MSS.

b)

Citra satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari


antariksa

atau

angkasa

luar.

Citra

ini

dibedakan

menurut

penggunaannya, sebagai berikut.


a.

Citra Satelit untuk pengindraan planet. Contoh Citra Satelit


Viking (AS), Citra Satelit Venera (Rusia).

b.

Citra Satelit untuk pengindraan cuaca. Contoh NOAA (AS) dan


Citra Meteor (Rusia).

c.

Citra Satelit untuk pengindraan sumber daya bumi. Contoh Citra


Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Perancis).

d.

Citra Satelit untuk pengindraan laut. Contoh Citra Seasat (AS)


dan Citra MOS (Jepang).

Benda yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh
sensor, yaitu sebagai berikut.
1.

Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, yang meliputi
bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, bayangan, dan asosiasi.

2.

Ciri spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik


dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah
tingkat kehitaman atau keabuan suatu gambar objek pada citra. Benda
yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga, maka rona pada
citra berwarna asli tampak cerah.

3.

Ciri temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur dan waktu benda
pada saat perekaman, misalnya rekaman sungai musim hujan tampak
cerah, sedang pada musim kemarau tampak gelap.

Perbedaan citra foto dan citra nonfoto


Variabel

Citra foto

Citra nonfoto

pembeda/jenis citra
Sensor

Kamera

Nonkamera, berdasarkan penyiaman

Detektor
Proses perekaman

(scanning). Kamera yang detektornya bukan


Film
Pita magnetik, termistor, foto konduktif, foto
film
voltaik, dan sebagainya
Fotografi/
Elektronik

Kimiawi
Mekanisme perekaman Serentak
Spektrum
elektromagnetik

Parsial

Spektrum Spektra tampak dan perluasannya, termal


tampak

dan gelombang mikro

IV. Cara Kerja


1.

Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan baik macam-macam


citra maupun foto udara,

2.

Mengidentifikasi kenampakan yang ada pada citra-citra tersebut, baik


kenampakan alam maupun kenampakan budaya,

3.

Mengisikan pada tabel berbagai kenampakan pada citra yang telah


dikenali,

V.

4.

Membahas dan menyimpulkan hasil pengamatan citra, dan

5.

Menyusun Laporan.

Hasil Praktikum
1.

Tabel identifikasi kenampakan foto udara pankromatik berwarna


(terlampir).

2.

Tabel identifikasi kenampakan foto udara pankromatik hitam putih


(terlampir).

3.

Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Quickbird (terlampir).

4.

Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Ikonos (terlampir).

5.

Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Landsat 7 ETM+


(terlampir).

VI. Pembahasan
a.

Foto Udara Pankromatik Berwarna


Foto pankromatik berwarna dalam pengidentifikasiannya lebih
mudah karena ketika melihat hasil foto udara ini warna kenampakan
yang tergambar sama dengan kenampakan yang ada di lapangan. Pada
foto udara ini juga tersaji kenampakan seperti bayangan dan tekstur
yang nampak cukup jelas. Foto ini menggunakan bend 321 pada RGB
yang membuat kenampakan yang terlihat pada foto sama seperti
aslinya, selain itu foto udara pankromatik ini menggunakan seluruh
spektrum tampak (0,4m - 0,7m).
Informasi yang dapat diperoleh dari foto pankromatik berwarna
lebih detail jika dibaningkan dengan foto hitam putih, hal ini
disebabkan pengenalan yang lebih mudah karena gambar mirip dengan
obyek aslinya. Foto ini sangat cocok digunakan pada bidang pertanian
dan kehutanan, ekologi, geologi dan geomorfologi, hidrologi dan
oseanografi. Selai itu foto ini sangat cocok untuk pengenalan
penggunaan lahan dan penutup lahan, kondisi tanaman, jenis pohon,
dan jenis tanah dalam bidang pertanian.
Pada foto yang diamati terlihat pola yang cukup jelas dan gambar
yang cerah. Dilihat dari harga dari foto pankromatik berwarna memang
lebih mahal daripada foto pankromatik hitam putih. Hal ini dikarenakan
lebih mudahnya identifikasi dengan tingkat kesalahan yang kecil.

b.

Foto Udara Pankromatik Hitam Putih


Foto udara pankromatik hitam putih juga mengunakan spektrum
tampak yaitu 0,36 m 0,72 m yang kepekaannya sama dengan
kemampuan mata manusia sehingga kesan ronanya sama dengan mata
yang melihat obyek aslinya. Resolusi spasial dari foto ini halus
sehingga memungkinkan pengenalan obyek yang berukuran kecil.
Kehalusan resolusi spasialnya ini disebabkan oleh tenaga foton atau
tenaga kuantum yang besar.
Pada foto udara yang dimati terlihat petak sawah yang cukup jelas
dengan warna yang berbeda-beda sehingga dapat disimpulkan bahwa

kondisi sawah tersebut juga berbeda-beda. Kenampakan tekstur dan


bayangan juga jelas pada foto ini. Kelamahan dari foto ini adalah belum
adanay warna sehingga proses idenifikasi lebih sulit daripada foto
pankromatik berwarna.
Foto udara pankromatik hitam putih ini sering digunakan dalam
fotogrametri karena stabilitas dimensional yang tinggi. Selain itu foto
ini telah lama dikembangakn sehinggga orang lebih akrab dalam
penggunaannya. Foto ini juga sering digunakan untuk penilaian
dampak lingkungan karena cocok untuk mengidentifikasi pemetaan
geologi, pemetaan tanah, kehutanan, sumberdaya air, perancanaan
wilayah dan lain-lain.
c.

Citra Satelit Quickbird


Citra Quickbird merupakan citra non foto yang menggunakan
sistem scanner pada sensornya. Resolusi spasial dari citra ini 0.61 meter
untuk pankromatik dan 2.4 meter untuk multispektral. Citra satelit ini
merupakan sumber yang sangat baik dalam pemanfaatannya untuk studi
lingkungan dan analisis perubahan penggunaan lahan, pertanian, dan
kehutanan. Dalam bidang perindustrian, citra ini dapat dimanfaatkan
untuk eksplorasi dan produksi minyak/gas, teknik konstruksi, dan studi
lingkungan.
Pengamatan pada citra ini sangat mudah karena sesuai dengan
warna aslinya. Dari segi tekstur dan bayangan juga nampak jelas
sedangkan dari warnanya cukup berfariasi sehingga dapat membedakan
warna tambak garam yang sudah menajdi garm dan tambak garam yang
ada pada proses awal. Pola yang tergambar dalam citra ini juga sangat
jelas sehingga dapat detail dalam mendiskripsikan suatu obyek.
Kekurangan dari satelit ini adalah satelit quickbird jangkauan
liputan satelit resolusi tinggi, (kurang dari 20 km) karena beresolusi
tinggi dan posisi orbitatnya rendah, 400-600 km di atas bumi.
Sedangkan kelebihan dari citra satelit ini adalah Resolusi 60 cm bila
dipadukan dengan saluran multispektralnya akan menghasilkan pan-

sharped image yang mampu menonjolkan variasi obyek hingga marka


jalan dan tembok penjara. Citra ini mudah diintrepretasi secara visual.
d.

Citra Satelit Ikonos


Citra ikonos merupakan citra non foto yang memiliki resolusi
spasial untuk multispektral 3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm)
pankromatik. Resolusi spasial pada citra ikonos merupakan resolusi
spasial terbesar jika dibandingkan dengan citra yang lain. Data citra
satelit ikonos dapat digunakan untuk berbagai tujuan pemanfaatan,
antara lain untuk pemetaan sumber daya alam daerah pedalaman dan
perkotaan, analisis bencana alam, kehutanan, pertanian,pertambangan,
teknik konstruksi, pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan.
Pada citra ikonos juga menunjukkan kenampakan yang sebenarnya
yang tergambar pada citra sehingga sangat memudahkan dalam proses
pengidentifikasiannya. Warna dan rona penyusun dari citra ini sangat
berfariasi sehingga cocok untuk pemetaan lahan. Tekstur pada citra ini
juga terlihat sangat jelas menggambarkan seperti keadaan yang ada di
lapangan. ikonos memproduksi citra 1 meter hitam dan putih
(pankromatik) dan citra 4-meter multispektral (red, green, blue, dan
near-infrared) yang dapat dikombinasikan dengan berbagai cara untuk
mengakomodasikan secara luas aplikasi citra beresolusi tinggi.
Citra ikonos cukup detail dalam pengambaran obyek yang
mempermudah dalam proses pengenalan obyek yang tergambar. Dari
detailnya penggambaran citra ikonos tersebut citra ikonos juga sering
digunaan dalam pemetaan topografi skala kecil hingga menegah.
Sebagai contoh, kenampakan pada citra ikonos yang di amati berupa
deretan rumah, laut, tambak garam, lahan kosong, jalan setapak, semaksemak dan pepohonan yang tergambar cukup jelas.

e.

Citra Satelit Ladsat 7 ETM+


Citra satelit lansat merupakan citra non foto yang termasuk citra
dengan resolusi menengah. Resolusi pada citra lansat mencapi luas 15
meter. Lansat biasanya digunakan untuk skala global semisal untuk

keperluan meteorologi seperti pengamatan cuaca dan keperluan yang


lain.
Warna yang dihasilkan dari lansat band 457 menampilkan warna
yang berbeda dengan warna aslinya sehingga bagi pemula rancu untuk
mengidentifikasi citra lansat secara sempurna. Skala lansat juga besar
yaitu 1:50.000 sehingga obyek yang digambarkan memiliki ketelitian
yang rendah. Pada lansat band 457 yang di amati tergambar obyek
berupa sungai, delta, pemukiman, lautan, kawasan industri, dan
kawasan pesisir yang tergambar secara makro.
Pada citra lansat band 457 daerah surabaya yang diidentifikasi
sungai dan perairan menjadi berwarna coklat kehitaman, endapan tanah
dan lumpur menjadi berwarna hijau cerah. Bukan hanya kenampakan
alam, kenampakan budaya yang tergambar seperti kawasan industri
menjadi berwarna ungu pucat dan kawasan perumahan menjadi
berwarna kuning kecoklatan. Keunggulan dari citra lansat pada intinya
mengambarkan daerah secara makro dan berfungsi sebagai pengamatapengamatan skala besar.

VII. Kesimpulan
1.

Citra dapat berupa foto yang berupa foto udara dan citra non foto yang
berupa citra satelit.

2.

Foto udara pankromatik baik berwarna ataupun hitam putih spektrum


elektromagnetik yang digunakan adalah spektrum tampak

3.

Citra satelit menurut resolusi spasial yang digunakan dibagi menjadi 3


yaitu citra berresolusi tinggi seperti Citra Ikonos dan Quickbird, citra
berresolusi sedang seperti landsat 7, dan citra berresolusi kecil.

4.

Pengamatan dan identifikasi kenampakan umum akan lebih mudah


menggunakan citra yang menggambarkan keadaan yang sama pada
obyek yang di rekam.

5.

Citra Pankromatik berwarna dan hitam putih, Citra Ikonos, dan Citra
Quickbird tepat digunakan untuk identifikasi mikro, sedangkan Citra
landsat tepat digunakan untuk pengamatan secara makro.

VIII. Tugas
A.

B.

Soal
1.

Sebutkan dan jelaskan berbagai informasi tepi citra!

2.

Sebutkan dan jelaskan berbagai macam resolusi citra!

Jawaban

Jawaban No 1 :
1.

Nama tempat
Nama tempat menunjukkan daerah yang terliput atau tercover oleh foto
tersebut secara global tanpa ada batas batas wilayah tertentu. Informasi
nama tempat akan mempermudah dalam pengenalan dan mencari peta
wilayah liputan yang ingin diketahui dari beberapa daerah yang
tercover oleh foto udara dapat diketahui dengan bantuan daerah wilayah
yang bersangkutan.

2.

Skala
Skala dalam foto udara merupakan hasil perbandingan antara panjang
focus dengan tinggi terbang(S=f/H ). Skala diperlukan untuk
mengetahui jarak, luas, dan volume suatu objek yang tergamabar pada
foto udara. Skala yang tergambar pada foto udara biasanya berupa
skala numeric. Skala tersebut masih sangat kasar karena tidak
memperhatikan kondisi relief masing masing tempat yang tergambar
pada foto udara.

3.

Nomor foto
Nomor foto tersusun atas 2 aspek yakni RUN dan nomor urut
pemotretan
a.

RUN menunjukkan nomor jalur terbang.

b.

Nomor urut foto menunjukkan urutan foto dalam satu jalur


terbang. Contoh: RUN 2 Nomor 4, artinya foto udara tersebut
berada di jalur terbang ke 2 dan pada nomor urut 4 pada jalur
tersebut.

c.

Beberapa foto udara ada yang menggunakan inisial nama daerah


yang tercover oleh foto udara. Contoh: Yo4-2. Artinya foto udara
mengcover daerah Yogyakarta dengan jalur ke 4 dan nomor urut
foto ke 2.

d.

Ada pula foto udara yang tidak mencantumkan kata RUN dan
inisial daerah yang di cover. Contoh: 2-5. Nomor pertama adalah
nomor jalur dan nomor kedua adalah nomor urut foto pada jalur
2.

Nomor foto udara sangat penting untuk kepentingan :


a.

Menentukan foto udara berpasangan untuk diamati secara


stereoskopik.

b.

Mengetahui tutupan wilayah suatu tempat yang tergambar pada


foto udara berupa nomor.

c.

Memudahkan dalam mencari foto udara suatu tempat dengan


bantuan peta indeks.

4.

Panjang fokus kamera


Panjang focus kamera adalah informasi yang sangat penting dalam
segala macam perhitungan. Panjang focus kamera dan informasi tinggi
terbang dapat dipakai untuk mengetahui skala. Penulisan panjang focus
kamera menggunakan satuan mm, meskipun ada yang menggunakan
satuan inch (sangat jarang digunakan ).Pada umumnya panjang focus
kamera adalah antara 150 300 mm.

5.

Tinggi terbang
Tinngi terbang yang dimaksud adalah tinggi terbang pesawat di atas
permukaan air laut ketika sedang melakukan pemotretan. Informasi
tinggi terbang sangat penting untuk mengetahui berbagai perhitungan.
Tinggi terbang biasanya ditunjukkan oleh gambar altimeter di tepi foto
udara. Pada perhitungan tinggi terbang biasanya diberi symbol H.

6.

Buble level
Bubla level atau tingkat kemiringan alat / pesawat saat melakukan
pemotretan. Buble level ditunjukkan dengan gelembung air raksa (
nivo) didalam gambar lingkaran lingkaran. Bila posisi pesawat benar-

benar datar berarti sumbu kamera betul betul vertical dan foto udara
yang dihasilakan benar benar vertical. Tingkat kemiringan kamera
sangat penting karena cara perhitungan geometri foto udara tegak
dengan foto udara miring berbeda.
7.

Nama daerah
Penting diketahui untuk :
a.

Memudahkan dalam menentukan lokasi suatu daerah yang lebih


kecil.

b.

Memudahkan dalam mencari peta yang akan menjadi dasar ( peta


dasar) untuk memasukkan hasil interpretasi.

c.

Memudahkan dalam memberikan kesan keruangan suatu


wilayah.

8.

Lembaga Penanggungjawab proyek pemotretan


Lembaga yang yang bertanggungjawab terhadap proyek pemotretan.
Misal BPN, TNI, Bakosurtanal dll

9.

Nama perusahaan yang melakukan pemotretan


Perusahaan yang menjalankan proyek pemotretan

10.

Arah orientasi
Berfungsi untuk menunjukkan arah utara. Pada beberapa foto udara
arah orientasi tidak dicantumkan,hal ini dapat ditentukan dengan
berdasarkan arah bayangan pada foto udara. Bila pemotretan dilakukan
pada pagi hari berarti arah bayangan menunjukkan arah barat dan bila
dilakukan pada sore hari maka arah bayangan menunjuk kearah timur.

11.

Waktu pemotretan
Prinsip dari waktu pemotretan adalah menghindari pemotretan persis
ketika matahari tepat berada di atas kepala. Bayangan diperlukan dalam
pemotretan. Hal ini karena:
a.

Dapat menunjukkan bentuk objek sebenarnya. Bayangan objek


dijadikan sebagai unsur interpretasi foto udara.

b.

Bersama dengan waktu pemotretan,baynagan dapat menunjukkan


arah orientasi.

c.

Tanda waktu biasanya ditandai dengan gambar jam / arloji.

Jawaban Nomer 2 :
1.

Resolusi spasial
merupakan ukuran terkecil obyek di lapangan yang dapat direkam pada
data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi dilapangan
dinyatakan dengan pixel. Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat
direkam oleh suatu sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena
dapat menyajikan data dan informasi yang semakin rinci. Resolusi
spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi atau halus, sedang yang
kurang baik berupa resolusi kasar atau rendah. Dalam menentukan
range resolusi, ada tiga tingkat ukuran resolusi yang perlu diketahui,
yaitu:
a.

Resolusi spasial tinggi, berkisar

: 0.6 4.0 m.

b.

Resolusi spasial menengah, berkisar

: 4.0 30 m.

c.

Resolusi spasial rendah, berkisar

: 30 - > 1000 m

Beberapa contoh satelit bumi yang mempunyai resolusi spasial adalah:


a.

Landsat

: 15 meter pada mode pankromatik dan 30 meter pada

mode multispektral.
b.

SPOT

: 10 meter pada mode pankromatik dan 20 meter pada

mode multispektral.
c.

Ikonos

: 1 meter pada mode pankromatik dan 4 meter pada

mode multispektral.

2.

Resolusi spektral
Resolusi spektral dari suatu sensor adalah lebar dan banyaknya saluran
yang dapat diserap oleh sensor. Semakin banyak saluran yang dapat
diserap dan semakin sempit lebar spektral tiap salurannya maka resolusi
spektralnya semakin tinggi. Resolusi spektral ini berkaitan langsung
dengan kemampuan sensor untuk dapat mengidentifikasi obyek.
Resolusi spektral sensor yang spesifik menentukan jumlah band
spektral, di mana sensor dapat memilih radiasi yang direfleksikan

(dipantulkan). Tetapi jumlah band-band bukanlah hanya aspek yang


penting dari resolusi spektral. Bebarapa contoh satelit bumi yang
mempunyai resolusi spektral :
a.

Resolusi spektral tinggi berkisar antarara : - 220 band

b.

Resolusi spektral sedang berkisar antara : 3 - 15 band

c.

Resolusi spektral rendah berkisar antara : - 3

band

Contoh :
a.

SPOT pankromatik band 3 mempunyai lebar interval 0,51 - 0,73


meter.

b.

3.

Resolusi Spektral untuk Landsat 7 ETM+:

Band1

0,45 - 0,53 m Blue

Band 2

0,52 - 0,57 m Green

Band 3

0,63 - 0,69 m Red

Band 4

0,76 - 0,90 m Near Infra Red

Band 5

1,55 - 1,75 m Short Wave Infra Red

Band 7

2,08 - 2,35 m Short wave Infra Red

Band 6

10,8 - 12,5 m Thermal Infra Red

Resolusi radiometrik
Merupakan ukuran sensitivitas sensor untuk membedakan aliran radiasi
(radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh
permukaan bumi. Contoh :

4.

a.

Landsat TM

: 8 bit (julat pada setiap piksel adalah 0-255)

b.

Landsat MSS 4,5,6 : 7 bit (julat pada setiap piksel adalah 0-127)

Resolusi Temporal
Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke daerah
yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu perulangan ke
asal daerah yang sama satuannya dinyakan dalam jam atau hari, contoh
resolusi temporal ini:

a.

Resolusi temporal tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari.

b.

Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-16 hari.

c.

Resolusi temporal rendah berkisar antara :> 16 hari.

Bebarapa contoh satelit bumi yang mempunyai resolusi temporal:


a.

Landsat generasi 1 : 18 hari.

b.

Landsat generasi 2 : 16 hari.

c.

SPOT

: 26 hari atau 6-7 kali/bulan karena sensor

dapat ditengokkan arah perekamannya.


d.

Ikonos

: antara 1,5 sampai 3 hari.

IX. Daftar Pustaka


Sutanto.1987. Penginderaan Jauh Jilid I dan II. Yogyakarta: Gadjahmada
University Press.
Suwargana, Nana. 2013. Resolusi Spasial, Temporal dan Spektral pada Citra Satelit
Landsat, Spot dan Ikonos. Jurnal Ilmiah WIDYA, (Online), 1 (2): 167-174,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=250304&val=6690&title=R
ESOLUSI%20SPASIAL,%20TEMPORAL%20DAN%20SPEKTRAL%20PADA
%20CITRA%20SATELIT%20LANDSAT,%20SPOT%20DAN%20IKONOS),
diakses pada 27 Januari 2015.
SMA Negeri 3 Purworejo. 2013. Jenis Citra Pada Peninderaan Jauh, (Online),
(http://geografisman3purworejo.blogspot.com/2013/05/jenis-citra-padapengindraan-jauh.html), diakses 24 Januari 2015.
Yuliantika, Grivina. 2013. Karakteristik Citra dar Resolusi Tinggi dan Rendah,
(Online),

(http://grivinayuliantika.blogspot.com/2013/05/karakteristik-citra-dari-

resolusi.html), diakses 26 Januari 2015.


Nurul.

2011.

Tugas

Penginderaan

Jauh,

(Online),

(http://phutriey-

piyoko.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html),
diakses 26 Januari 2015 .
Oktaviani, Rizky. 2012. Resolusi (Spasial, Temporal, Radiometrik, Spektral) dan
Komposit Citra, (Online), (http://rizkyoktaviani.blogspot.com/2012/07/resolusispasial-temporal-radiometrik.html), diakses 26 Januari 2015.

X.

Lampiran
A.

Foto Udara Pankromatik Berwarna

NO

Bentangan

Rona

Warna

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Obyek

Bentang

Agak

Abu-abu

Memanja

Besar

Halus

Tidak

Tidak Ada

Dataran

Jembatan

Sungai

Alam

Gelap

Keunguan

ng

Bentang

Cerah

Hijau Tua

Persegi

Ada

Dataran

Semak-semak

Lahan Kosong/Pekarangan

Tidak Ada

Dataran

Dekat Jalan Raya

Gudang

Ada

Dataran

Pepohonan Sejenis

Perkebunan

Alam
3

Bentang

Sedang

Kasar

Panjang
Cerah

Biru Kehijauan

Budaya
4

Teratur

Teratur

Persegi

Kecil

Halus

Panjang

Bentang

Agak

Hijau Tua

Persegi

Budaya

Cerah

Kehitam-hitaman

Panjang

Tidak

Agak
Teratur

Besar

Sangat

Teratur

Kasar

B.

Foto Udara Pankromatik Hitam Putih

NO

Bentangan

Rona

Warna

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Obyek

Bentang

Agak

Abu-abu Cerah

Memanjang

Sedang

Halus

Tidak Teratur

Tidak Ada

Daratan

Meander

Sungai

Alam

Gelap

Bentang

Gelap

Hitam Keabu-

Setengah

Besar

Sangat

Tidak Teratur

Tidak Ada

Daratan

Semak Belukar

Lahan Kosong

abuan

Lingkaran

Abu-abu

Menyerupai

Agak Teratur

Tidak Ada

Dataran

Disamping

Perkebunan

Alam
3

Bentang

Gelap

Budaya
4

Kasar
Kecil

Kasar

Persegi Panjang

Bentang

Agak

Budaya

Cerah

Abu-abu Cerah

Menyerupai
Persegi Panjang

Sungai
Besar

Agak
Halus

Kurang Teratur

Tidak Ada

Berpetak-

Pembatas

petak

Sungai

Persawahan

C.

Citra Satelit Quickbird

NO

Bentangan

Rona

Warna

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Obyek

Bentang

Agak

Biru Kehijau-

Tidak

Besar

Halus

Tidak

Tidak Ada

Perairan

Perahu

Laut

Alam

Gelap

hijauan

Berbentuk

Bentang

Cerah

Coklat Keputih-

Persegi

Tidak Ada

Dataran

Semak-

Lahan Kosong

putihan

Panjang

Orange Pucat

Persegi

Alam
3

Bentang

Agak

Budaya

Cerah

Bentang

Cerah

Teratur
Sedang

Kecil

Agak

Tidak

Halus

Teratur

Agak

Menyebar

semak
Tidak Ada

Halaman

Kasar
Putih

Budaya

Persegi

Sedang

Halus

Rumah

Rumah
Teratur

Tidak Ada

Panjang

D.

Atap

Dekat

Pembatas

Perairan

Tambak

Tambak Garam

Citra Satelit Ikonos

NO

Bentangan

Rona

Warna

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Obyek

Bentang

Agak

Hijau Kehitaman

Tidak

Sedang

Kasar

Agak

Ada

Dataran

Tumbuhan

Hutan

Alam

Gelap

Bentang

Cerah

Alam
3

Berbentuk
Hijau Keabu-

Setengah

abuan

lingkaran

Bentang

Agak

Hijau Pucat

Persegi

Budaya

Cerah

Kecoklatan

Panjang

Bentang

Agak

Hijau Tua

Persegi

Budaya

Gelap

Kehitam-hitaman

Panjang

Teratur
Kecil

Sedang

Sedang

Agak

Tidak

Kasar

Teratur

Agak

Agak

Kasar

Teatur

Halus

Teratur

Rapat
Tidak Ada

Dataran

Jalan Setapak

Lahan
Kosong/Pekarangan

Tidak Ada

Tidak Ada

Berpetak-

Pembatas

petak

Sawah

Perairan

Pembatas
Tambak

Ladang Sawah

Tambak Ikan

E.

Citra landsat 7 ETM+

NO

Bentangan

Rona

Warna

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Obyek

Bentang

Agak

Hijau Pucat

Lonjong

Kecil

Halus

Tidak Teratur

Tidak Ada

Pesisir

Sungai

Delta

Alam

Cerah

Kecil

Agak

Berkelok-kelok

Tidak Ada

Perairan

Muara

Sungai

Agak Teratur

Tidak Ada

Dataran

Jalan

Industri

Menyerupai
Kipas

Bentang

Gelap

Alam
3

Coklat Tua dan

Memanjang

Hijau

Halus

Bentang

Agak

Ungu Keputih-

Persegi

Budaya

Gelap

putihan

Bentang

Agak

Putih Bercorak

Menyerupai

Budaya

Cerah

Ungu Pucat

Persegi Panjang

Kecil

Halus

dan Padat
Sedang

Kasar

Kurang Teratur

Raya
Tidak Ada

Pinggiran
Laut

Perahu

Tempat Pelelangan
Ikan

Anda mungkin juga menyukai