Anda di halaman 1dari 10

Jenis Citra dalam Penginderaan Jauh

1. Pengertian Citra
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang
diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau dapat berupa perekaman
satelit maupun pemotretan udara. Citra sebagai keluaran dari suatu sistem perekaman data
dapat bersifat :
a. Optik, berupa foto
b. Analog, berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi
c. Digital, yang dapat langsung disimpan pada media penyimpan magnetik
2. Jenis Citra
Dalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil observasi yang disebut citra.
Hasil proses rekaman data penginderaan jauh tersebut berupa data citra dan data non citra
untuk dianalisis dengan cara manual. Data citra berupa gambaran mirip aslinya, sedangkan
data non citra berupa garis atau grafik. Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic
image) atau foto udara dan citra non foto (non photographic image). Perbedaan pokok
keduanya disajikan pada tabel 1
Tabel 1. Perbedaan Citra Foto dan Citra Non Foto

a. Citra Foto

Gambar 3.7: Citra Foto Universitas Negeri Padang Tanggal 24 Maret 2015
Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan kamera sebagai
sensor dan wahana berada di udara ketika melakukan perekaman. Citra yang dihasilkan
disebut dengan foto udara. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan :
1) Spektrum Elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat
dibedakan atas:
a) Foto ultra violet
Foto Ultra Violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
ultra violet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya
adalah mudah untuk mengenali beberapa objek karena perbedaan warna
yang sangat kontras. Kelemahan dari citra foto ini adalah tidak banyak
informasi yang dapat disadap. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi
tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan
jalan aspal, batuan kapur juga untuk mengetahui, mendeteksi, dan memantau
sumber daya air

.
Gambar 3.8: foto ultraviolet untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut
b) Foto ortokromatik
Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum
tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer).
Cirinya banyak objek yang bisa tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi
pantai karena filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga
kedalaman kurang lebih 20 meter.
Gambar 3.9: Contoh penggunaan foto ortokromatik pada studi pantai
c) Foto Pankromatik
Foto udara pankromatrik adalah foto udara yang menggunakan seluruh
spektrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film
hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Pada umumnya digunakan
film sebagai negatif dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada
foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2
yaitu pankromatik hitam putih dan foto udara pankromatik berwarna.

Gambar 3.10: Foto Pankromatik Hitam Putih Citra Satelit


WorldView-1 Waropen Tahun 2011
1) Foto udara pankromatik hitam putih dibuat dengan saluran lebar (0,4
– 0,7 mikrometer).
2) resolusi spasialnya tinggi,  resolusi spasial : ketajaman pengambilan
objek.
3) rona objek sangat dipengaruhi oleh beberapa objek seperti :
permukaan objek, halus kasarnya objek.
4) keseimbangan bentuk yang tinggi.
5) foto pankromatrik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga
orang telah terbiasa menggunakannya
d) Foto infra merah
Foto inframerah yang terdiri dari foto warna asli (true infrared photo)
yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat sampai
panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2 mikrometer dan infra merah
modifikasi (infra merah dekat) dengan sebagian spektrum tampak pada
saluran merah dan saluran hijau.. Cirinya dapat mencapai bagian dalam
daun, sehingga rona pada foto infra merah daun tidak ditentukan
berdasarkan warna tetapi oleh sifat jaringannya.
Perbedaan antara foto infra merah dengan foto udara pankromatik
hitam putih terletak pada kepekaannya. Foto infra merah mempunyai
beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat pantulan khusus bagi
vegetasi, daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis, dan daya serap
yang besar terhadap air. Kelemahan foto infra merah antara lain: adanya
efek bayangan gelap karena saluran infra merah dekat tidak peka terhadap
sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan, sifat tembusnya kecil terhadap
air, dan kecepatan yang rendah dalam pemotretan.

Gambar 3.11: Perbandingan foto pankromatik berwarna dengan foto infra merah
Gambar 3.12: Foto Infra infra merah dua citra satelit DigitalGlobe vegetasi sehat
saat kebakaran hutan di Riau
Citra di atas (yang telah ditampilkan dalam “false color” untuk
menunjukkan perbedaan kondisi vegetasi dengan lebih jelas) menunjukkan dua
citra satelit DigitalGlobe pada sepetak lahan dari 21 Juni dan 21 Juli 2014. Citra
tersebut mengungkapkan bahwa bahkan ketika tidak terdapat titik api aktif di
dalam citra, umur titik api dapat diperkirakan. Citra “before” menunjukkan
sesuatu yang terlihat seperti tutupan hutan alami (dalam pink), sementara citra
“after” menunjukkan bekas kebakaran yang besar dan adanya kelapa sawit
muda disekitarnya
Foto inframerah berwarna banyak digunakan dalam bidang:
1. Kemiliteran, untuk mengetahui kondisi suatu hutan, karena tanaman
tidak akan terpantulkan melainkan objek yang ada disekitarnya.
2. Bidang pertanian dan kehutanan, yaitu untuk mendeteksi atau
membedakan tanaman yang sehat dan tanaman yang terserang penyakit.
2) Berdasarkan Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi
Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, citra foto dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu foto vertikal (tegak) dan foto condong (miring).
a. Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat
dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
b. Foto condong atau miring (obliquephotograph), yaitu foto yang
dibuatdengan sumbu kamera menyudutterhadap garis tegak lurus ke
permukaanbumi. Sudut ini umumnya sebesar 10derajat atau lebih besar,
tetapi bila sudutcondongnya masih berkisar antara 1 – 4 derajat, foto yang
dihasilkan masihdigolongkan sebagai foto vertikal.
Foto condong dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala
tidak tergambar pada foto.
 Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto
tampak cakrawalanya

Gambar 3.13: Foto tegak

Gambar 3.14: Foto agak Gambar 3.15: Foto sangat condong


condong
3) Berdasarkan Jenis Kamera yang Digunakan
a) Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan satu kamera dengan berlensa
tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar satu lembar foto.
b) Foto jamak, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan kamera berlensa
jamak. Dengan artian terdiri dari lebih 1 kamera dengan spektrum
gelombang yang berbeda yang digabung menjadi satu.
Jenis Foto Jamak

Foto Multispektral

Dibuat dengan saluran berbeda-beda


Digunaakan empat kamera atau satu kamera berlensa empat
Menggunakan saluran hijau, biru, merah dan inframerah

Setiap pemotretan dihasilkan empat foto yang saluran


elektromaknetiknya berbeda

Foto yang dibuat dengan kamera ganda

Menggunakan kamera ganda


Tiap pemotretan dihasilkan dua foto yang berbeda
Menghemat biaya

Foto yang dibuat dengan satu kamera vertikal di bagian tengah


dan 2, 4 atau 8 kamera condong dibagian tepi

Gambar 3.16. Bagan pembagian jenis foto jamak dan karakteristiknya


Berdasarkan wahana yang digunakan
a) Foto udara, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan pesawat/balon
udara, layang-layang, drone, crane dll
b) Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
satelit.
c) Foto Antariksa, yaitu foto yang dibuat menggunakan pesawat ulang alik
yang terbang ke luar angkasa.
4) Warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
a) Foto berwarna semu (false colour).
Warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohon
pohon yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spketrum infra
merah, pada foto tampak berwarna merah.
b) Foto berwarna asli (true colour).
yaitu yang menggunakan warna asli atau sesuai dengan warna objek.
Contoh: foto pankromatik berwarna.
b. Citra Non Foto

Gambar 3.17: Citra Kota Padang


Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra non
foto dibedakan atas:
1) Spektrum elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra
non foto dibedakan atas:
a) Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah
thermal. Penginderaan pada spektrum ini mendasarkan atas beda suhu objek dan
daya pancarnya pada citra tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.

Gambar 3.18: Citra Persebaran Asap dan Awan Panas Gunung Merapi Tahun 2006
b) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spectrum
gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistim aktif
yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan
dengan sistim pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
2) Sensor yang digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri dari:
a) Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya
lebar.
b) Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi
salurannya sempit, yang terdiri dari:
 Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya
tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya non
fotografik.
 Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum
tampak maupun spektrum infra merah thermal. Citra ini dapat dibuat dari
pesawat udara.
3) Wahana yang digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:
a) Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang
beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra infra merah thermal, citra radar
dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.
b) Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa
atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:
 Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra
satelit Venera (Rusia).
 Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor
(Rusia).
 Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS),
Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).
 Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS
(Jepang).
Tugas 10 Geografi
A. Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)
1. Baca secara cermat bahan ajar sebelum mengerjakan tugas
2. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa
3. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
4. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara
guru dengan siswa

B. TUGAS
1. Jelaskan apa yang kamu ketahui tetnag citra foto dan citra non foto?
2. Tulislah perbedaan antara citra foto dan non foto pada tabel berikut ini :

Variabel pembeda/
Citra foto Citra non foto
Jenis citra

Sensor

Detektor

Proses perekaman

Mekanisme perekaman

Spektrum
elektromagentik

Anda mungkin juga menyukai