Anda di halaman 1dari 4

Benda-benda yang tergambar pada citra dapat dikenal karena ada tiga ciri utama, yaitu ciri

spektral, cirri spasial, dan cirri temporal.


1. Ciri spektral, yaitu ciri yang dihasilkan dari interaksi antara energi elektromagnetik dengan benda.

Ciri spektral dinyatakan dengan rona ( tingkat kecerahan ) dan warna.

a. Citra sensor visible ( tampak ) adalah perbedaan kenampakan rekaman hasil radiasi pantul obyek
sasaran, seperti kenampakan radiasi pantul daratan, lautan, dan awan. Citra tampak ini diperoleh pada
siang hari jika ada penyinaran matahari.

b. Citra sensor infra merah adalah berdasarkan perekaman data temperatur mutlak ( emisi termai ) yang
dapat diperoleh pada siang maupun malam hari. Baik citra visible maupun citra infra merah menghasilkan
rakaman berwarna hitam putih.

c. Citra hitam-putih visible

§ Semakin cerah kenampakanya menunjukan radiasi pantul dari obyek sasaran semakin besar dan kuat.

§ Semakin cerah kenampakanya menunjukan radiasi pantul dari obyek sasaran semakin kecil atau lemah.

d. Citra hitam-putih infra merah

§ Semakin cerah kenampakanya menunjukan suhu ( temperatur ) obyek sasaran semakin tinggi.

§ Semakin cerah kenampakanya menunjukan suhu obyek sasaran semakin rendah.

2. Ciri Spasial, yaitu ciri yang berkaitan dengan ruang, yang meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola,
tekstur, situs, dan asosiai. Misalnya yang terekam pada lembar citra foto udara areal hutan, maka ciri
keruangan dapat ditafsirkan / diterjemahkan sebagai berikut :

a. Bentuk : bentuk wilayah hutan itu beraturan atau persebaranya tidak teratur.

b. Ukuran : secara keseluruhan berbentuk empat persegi panjang, segitiga, atau belah ketupat, maka
denagan skala dapat dihitung luasnya secara global.

c. Bayangan : lereng curam, landai, sedang kelebatan hutan dicirikan menurut rona dan warna.

d. Pola : areal hutan umumnya berpolatidak beraturan. Walaupun tidak beraturan dapat ditafsirkan karena
citra foto tersebut merekam kenampakan seperti sungai.

e. Tekstur : masing-masing kenampakan hutan memiliki tekstur berbeda-beda.

 Hutan hujan tropis bertekstur kasar.

 Hutan homogen dan hutan belukar bertekstur sedang.

 Semak, sabana, dan stepa bertekstur halus.

f. Situs : situs hutan hujan tropis ditanah miring, situs hutan rawa di daerah berair, situs hutan bakau di
daratan pantai berair payau. Situs sabana, stepa, dan gurun di pedalaman pulau/benua atau di daerah
baying–bayang hujan.
g. Asosiasi : setiap jenis hujan mempunyai ciri-ciri tertentu yang khas, sehingga penganalisis memerlukan
ketajaman pembacaan yang luas.

3. Ciri temporal, yaitu yang bertalian dengan waktu atau saat perekamandan umur benda.

a. Waktu : Air pada citra foto kenampakannya gelap pada musim kemarau, tetapi cerah pada musim hujan.
Bentang pesawahan yang baru ditanam bibit padi knampakannya gelap pada musim kemarau, karena
radiasi matahari banyak terserap oleh air, sehuingga pantulannya kecil.

b. Umur : Lereng lembah muda dibedakan dengan lereng kembah tua.

Daerah aliran sungai yang belum terlalu terkikis erosi tepi dapat dibedakan dengan DAS tua yang sudah
lama terkikis oleh erosi.

11 JENIS CITRA PENGINDRAAN JAUH DAN PENJELASAN


Citra dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni:

1. Penginderaan Jauh Fotografi.


Merupakan sistem pengindraan jauh yang dalam perekamannya menggunakan kamera sebagi sensor, film
sebagi detektor, dan menggunakan tenaga elektromagnetik sebagai spektrum tampak dan perluasannya.
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dapat dibedakan menjadi :

1. Foto udara pankromatik hitam putih.

Menggunakan sinar tampak mata, karena film ini peka terhadap panjang gelombang 0,36mμ hingga
0,72mμ yang hampir sama dengan kepekaan mata. Foto udara ini memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya :

 Kesan rona obyek serupa dengan kepekaan mata manusia.


 Resolusi spatialnya halus, sehingga sangat mungkin mengenali obyek yang berukuran kecil.
 Stabilitas dimensional tingi.
 Telah lama dikembangkan, sehingga orang sudah tebiasa mengggunakannya.
2. Foto udara infra merah (0,7 mμ – 12 mμ).

Foto udara ini dibagi menjadi dua, yaitu foto infra merah hitam putih yang peka terhadap saluran infra
merah, saluran ultaviolet, da spektrum tampak. Foto ini baik sekali untu mendeteksi air permukaan dan
membedakan batas antara air dan daratan, ini disebabkan karena air menyerap sebagian besar infra
merah sehingga air akan tampak gelap.

Dan yang kedua adalah foto udara infra merah berwarna, dirancang untuk merekam saluran hijau, merah
dan saluran infra merah. Foto ini disebut foto berwarna semu, karena dibuat berwarna namun tidak sesuai
dengan aslinya. Foto infra merah berwarna sangat baik untuk pemetaan penggunaan lahan, karena
memberikan warna yang berbeda pada setiap obyek, misal : tumbuhan tampak merah dan bangunan
tampak biru kelabu.

3. Foto udara ultraviolet.


Menggunakan spektrum ultraviolet. Foto udara ini banyak digunakan untuk memperoleh jaringan dan data
terkait dengan bidang geologi.

4. Foto udara orthokromatik.


Foto ini meliputi saluran-saluran hijau. Foto ini baik untuk studi pantai dan survey vegetasi, karena filmnya
peka terhadap obyek.

5. Foto pankromatik berwarna.


Film ini tediri dari tiga lapisan emulsi yang masing-masing emulsi peka terhadap panjang gelombang.
Lapisan paling atas peka warana biru, lapisan tengah peka terhadap hijau dan lapisan bawah peka
terhadap hiaju. Keunggulan dari foto udara ini adalah informasi yabng disadapa dari foto berwarna lebih
banyak daripada pankromati hitam-putih, karena mirip obyek aslinya. Dapat digunakn untuk pengenalan
lahan dan penutup lahan, kondisi tanaman, jenis pohon dan jenis tanah bagi keperluan pertanian dan
kehutanan.

2. Citra Non-Foto.
Merupakan gambar atau citra tentang permukaan bumi yang dihasilkan oleh sensor bukan sinar, tetapi
oleh sensor elektronik dengan menggunakan tenaga elektrik.

Dalam pengindraan jauh non-fotografi terdapat tiga sistem yang sudah dikenal dan berkembang luas, yaitu
:
a. Citra non-foto berdasarkan spektrum elektromagnetik.
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan citra non-foto dapat dibedakan menjadi dua:
1). Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengankeunggulan, diantaranya pengumpulan data
dapat dilakukan pada siang dan malam hari, serta dapat merekam ujud tak tampak oleh mata sehingga
menjadi gambaran yang cukup jelas.

2). Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dapat dibuat dengan spektrum gelombang
mikro. Pengindraan jauh yang menggunakan tenaga elektromagnetik pada gelombang mikro dapat
dibedakan menjadi dua sistem, yaitu: sistem pasif (menggunakan gelombang mikroalamiah/gelombang
mikro), dan sistem aktif (dibangkitkan pada sensor/disebut sistem radar). Keunggulan citra ini antara lain
dapat beroperasi pada siang dan malam hari dan dapat menembus awan bahkan hujan.

b. Citra non-foto berdasarkan sensor.


Berdasarkan sensor yang digunakan citra non-foto dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1). Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.

2). Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak.foto ini menggunakan lebih dari satu
spektrumelektromagnetik yang penginderaannya dilakuakan pada saat tempat dan ketinggian yang
sama.foto moltispektral pada umumnya terdiri dari empat buah foto yang menggambarkan satu daerah
dengan menggunakan saluran biru,hijau,merah,dan infra merah dekat.dari foto multispektral hitam putih
dapat di bentuk berbagai foto berwarna sehingga lebih memudahkan pengenalan benda yang terdapat
pada foto.Keunggulan foto multispektral terletak pada kemampuannya untuk mempertajam perbedaan
rona antara ua obyek atau lebih.

c. Sistem Wahana.
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non-foto dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sbb:

1). Citra dirgantara, yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara.

2). Cita satelit, yaitu citra yang dibuat dari antaiksa atau angkasa luar. Sistem ini menggunakan tenaga
elektromagnetik pada spektrum tampak, inframerah termal dan gelombang mikro. Citra ini dapat dibedakan
berdasarkan kegunaan utama, yaitu :

 Citra satelit untuk mengindra sumber daya bumi, seperti citra landsat (USA), citra sogus (Rusia), dan citra
spot (Perancis).
 Citra satelit untuk pengindraan laut, seperti citra seasar (USA), dan citra MOS (Japan).
 Citra satelit untuk pengindraan cuaca, seperti citra NOAA (USA), dan citra meteor (Rusia).
 Citra satelit untuk pengindraan planet, seperti Ranger (USA), citra satelit ving (USA), citra sateli luna
(Rusia), dan citra satelit vonera (Rusia).

Anda mungkin juga menyukai