Anda di halaman 1dari 20

1.A.

Sumber Tenaga

Sumber tenaga diharuskan ada dalam sistem penginderaan jauh, baik itu sumber tenaga alamiah
ataupun sumber tenaga buatan. Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian
dipantulkan ke sensor ataupun juga dapat berupa tenaga dari suatu objek di permukaan bumi yang
dipancarkan ke sensor.

B. Atmosfer

Atmosfer memiliki pengaruh terhadap sistem penginderaan jauh berupa pengaruh fungsi panjang
gelombang. Atmosfer membatasi bagian spektrum elektromagnetik yang dapat digunakan dalam
penginderaan jauh. Pengaruh dari atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga
muncul istilah jendela atmosfer. Jendela atmosfer sendiri memiliki pengertian berupa bagian spektrum
elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Dalam jendela atmosfer terdapat hambatan atmosfer,
yakni suatu kendala yang disebabkan oleh hamburan pada spektrum tampak dan serapan yang terjadi
pada spektrum inframerah thermal.

C. Interaksi antara Tenaga dan Obyek

Setiap objek di permukaan bumi memiliki karakteristik tertentu dalam memantulkan ataupun
memancarkan tenaga ke sensor. Obyek yang banyak memantulkan/memancarkan tenaga akan tampak
cerah pada citra sedangkan objek yang pantulannya/pancarannya sedikit akan tampak gelap.

D. Sensor

Tenaga yang datang dari objek di permukaan bumi, baik berupa hasil pantulan ataupun pancaran akan
diterima dan direkam oleh sensor. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum
elektromagnetik. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor maka semakin baik pula kualitas
sensornya.

E. Perolehan Data

Cara perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yakni dengan interpretasi secara visual dan
dapat pula dengan cara digital yang menggunakan bantuan komputer. Citra berupa foto udara pada
umumnya diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan secara elektronik dapat
diinterpretasi secara manual ataupun secara digital.

F. Pengguna Data

Pengguna data merupakan komponen penting dalam sistem penginderaan jauh karena keberhasilan
aplikasi penginderaan jauh terletak pada dapat diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh oleh para
pengguna data. Kerincian, kehandalan, dan kesesuaiannya terhadap kebutuhan pengguna sangat
menentukan diterima atau tidak diterimanya data penginderaan jauh tersebut.
2.-Sistem pasif, tenaga yang digunakan adalah tenaga alamiah yaitu dengan menggunakan pancaran
cahaya matahari. Maka dari itu, kekurangan dari sistem ini hanya bisa dilakukan saat siang hari atau saat
cuaca cerah. Sistem aktif, tenaga yang digunakan adalah tenaga buatan atau dengan menggunakan
bantuan pancaran suatu alat.

-a)Sensor fotografik

● Proses perekamannya berlangsung secara kimiawi.

●Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan
foto.

● Apabila pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya, fotonya disebut foto udara.
Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa atau menggunakan satelit, fotonya disebut citra satelit
atau foto satelit.

b) Sensor elektronik

●Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik.

● Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya.

● Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian diproses menjadi data visual maupun
data digital yang siap dikomputerkan.

●Pemrosesan agar menjadi citra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

dengan memotret data yang direkam menggunakan pita magnetik yang diwujudkan secara visual pada
layar monitor;

dengan memotret data menggunakan film perekam khusus. Hasilnya berupa foto dengan film sebagai
alat perekamnya, tapi film di sini hanya berfungsi sebagai alat perekam saja, sehingga hasilnya disebut
citra penginderaan jauh.
3.•Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu, sedangkan citra
adalah gambar yang diperoleh dari sensor penginderaan jauh. Perbedaan peta dan citra terdapat pada
waktu yang dibutuhkan.

Peta:

-penyajian peta yang selektif

-peta merupakan hasil dari proses generalisasi.proses ini merupakan hal yang fundamental dalam
kartografi

-peta secara planimerik mempunyai ketelitian tinggi,karena sifat proyeksinya yang ortogonal;artinya
skala diberbagai bagian pada peta tetap sama,terutama pada skala besar.sistem proyeksi peta yang
digunakan meempunyai karakteristik yang sudah diketahui,terutama kesalahan (distorsi) skalanya dan
faktor kesalahan bentuk.

-meskipun telah dilakukan pengelompokan data atau penggunaan simbol tertentu yang dapat
membedakan obyek yang satu dengan obyek yang lain.Masing-masing obyek masih dapat dibedakan
warnanya sesuai dengan keinginan pembuat peta.

Citra:

-penyajian citra pengideraan jauh tidak selektif.

-citra penginderaan jauh merupakan gambar yang tidak tergenaralisasi.

-citra penginderaan jauh,mengandung ketidaktelitian dalam hal ukuran planimetriknya,terutama foto


udara yang mempunyai proyeksi sentral.walaupun hal ini tidak mengganggu interpretasi,namun dalam
hal memplotkan hasil interpretasi pada peta akan mengalami kesulitan.hal ini karena skala diberbagai
bagian tidak sama.

-warna (tone) dikandung dalam citra penginderaan jauh tergantung pada jenis spektral dan keadaan
masing-masing obyek.adakalanya refleksi rumah dan jalan yang ditangkap sensor menghasilkan rona
yang sam,walaupun dapat dibedakan bentuknya,untuk itu perlu dilakukan pengujian kebenaran
interpretasinya.

•Citra foto disebut juga foto udara yang proses perekamanya menggunakan kamera dengan wahana
pesawat. Sedangkan citra non foto lebih dikenal dengan citra satelit yang proses perekamannya
menggunakan sensor non kamera dengan sistem penyiaman (scaning) yang menggunakan wahana
satelit.
4.Berdasarkan spectrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu
sebagai berikut :

-Citra foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultraviolet.

-Citra foto ortokromatik, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari warna
biru hingga sebagian warna hijau.

-Citra foto inframerah modifikasi, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak
dari warna merah dan sebagian warna hijau.

-Citra inframerah asli, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah.

-Citra foto pankromatik, yaitu citra foto yang dibuat demgan menggunakan seluruh spektrum tampak

5.Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk
mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.

Langkah-langkah dalam interpretasi citra :

-Deteksi

Deteksi adalah upaya mengetahui benda dan gejala di sekitar lingkungan kita, dengan menggunakan alat
pengindera (sensor). Dengan adanya data dari pengindraan jauh, untuk mendeteksi benda dan gejala di

sekitar kita, pengindraan tidak perlu secara langsung ke tempat sebenarnya, cukup melalui foto udara.

-Identifikasi

Objek yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor. Terdapat
tiga ciri-ciri utama yang dapat dikenali, yaitu spektral, spasial, dan temporal. Spektral adalah ciri yang
dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek yang dinyatakan dengan rona dan
warna. Ciri spatial meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola, situs, dan asosiasi. Ciri temporal terkait
dengan kondisi benda pada saat perekaman.

-Pengenalan

Pengenalan adalah proses klasifikasi terhadap objek secara langsung yang tampak didasarkan
pengetahuan lokal atau pengetahuan tertentu.

-Analisis

Analisis bertujuan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai citra yang sama dengan identitas
objek.

-Deduksi

Deduksi adalah pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah kearah yang lebih khusus. Bukti ini
diperoleh dari objek yang tampak langsung.

-Klasifikasi

Klasifikasi meliputi deskripsi dari kenampakan yang dibatasi. Hal ini merupakan interpretasi citra karena
pada tahap inilah kesimpulan dan hipotesis dapat diambil.

-Idealisasi

Idealisasi merupakan pekerjaan kartograf, yaitu menyajikan hasil interpretasi citra kedalam bentuk peta
yang siap pakai.

6.-Ukuran

Setiap objek di permukaan bumi ini memiliki ukuran tertentu jika dilihat dari udara. Misalnya jika
lapangan bola tentu ukurannya akan lebih besar dibanding lapangan sekolah. Ukuran perumahan akan
lebih luas dibanding sekolah. Dengan melihat ukuran kita bisa mencoba mentafsirkan objek di peta
tersebut.

-Bentuk
Bentuk suatu objek di permukaan bumi jika dilihat dari foto udara akan bermacam-macam. Contohnya
perkebunan sawit akan memiliki bentuk seragam sedangkan hutan bakau memiliki bentuk tidak teratur.
Bentuk mesjid dapat dilihat dari adanya kubah sedangkan bentuk jalan adalah lurus dengan berbagai
percabangan.

-Bayangan

Bayangan tercipta karena adanya sinar matahari terhalang oleh suatu objek. Bayangan dapat
memberikan informasi tentang menara, ketinggian bangunan dan lainnya. Bayangan dipengaruhi juga
oleh sudut perekaman.
-Warna

Warna memegang peranan penting terhadap pengenalan sebuah objek di foto udara. Contohnya dalam
foto udara pankromatik, ladang jagung yang telah siap panen akan berwarna kuning sedangkan sungai
hutan hujan akan berwarna hijau gelap. Jika menggunakan infrared, tumpahan minyak di laut dapat
dikenali dari warnanya yang gelap.

-Tone

Tone merupakan variasi warna putih ke hitam. Dalam foto pankromatik, beberapa objek khusus dapat
dilihat dari perbedaan tone ini. Contohnya pasir kering akan merefleksikan warna putih sedangkan tanah
yang basah akan merefleksikan warna kehitaman.

-Tekstur

Tekstur adalah ukuran kekasaran sebuah objek. Padang rumput luas akan mencitrakan tekstur halus di
foto sedangkan hutan konifer akan mencitrakan tekstur cenderung kasar di foto. Tekstur dipengaruhi
oleh skala foto juga.

-Pola

Pola adalah kecenderungan sebuah objek. Contohnya rel kereta akan berpola memanjang, padang
gandung akan berpola teratur, perumahan akan berpola seragam dan lainnya.
- Asosiasi

Kombinasi dari berbagai elemen objek di permukaan bumi dinamakan asosiasi. Jika kamu melihat
cerbong asap di foto tentu asosiasinya adalah dengan pabrik, jika melihat hutan bakau tentu asosiasinya
adalah dengan pantai.
7.Bentukan alam :

-Sungai

Mempunyai tekstur permukaan air yang seragam. Rona gelap menandakan bahwa air tersebut jernih.
Sementara rona cerah menandakan bahwa air tersebut keruh.Arah aliran sungai ditandai dengan bentuk
sungai yang lebar pada bagian muara. Pertemuan antar sungai ditandai dengan sudut lancip, sesuai
dengan arah aliran. Sementara perpindahan meander terjadi ke arah samping dan ke arah bawah
muara.

-Dataran banjir

Ciri kenampakannya mempunyai permukaan yang rata dengan posisi lebih rendah dari daerah sekitar.

Dataran banjir mempunyai rona yang seragam, tetapi terkadang juga tidak seragam. Selain itu, terdapat
juga sungai yang posisinya agak jauh.

-Guguk pasir
Kenampakannya berbentuk sempit dan memanjang, lurus atau melengkung, igir rendah dengan
permukaan air yang datar, sejajar satu sama lain dan sejajar dengan pantai. Tidak terdapat aliran
permukaan dan erosi.

-Hutan bakau

Mempunyai rona yang sangat hitam karena daya pantul terhadap cahaya rendah. Ketinggian pohon
seragam dan tumbuh pada pantai yang becek (tepi sungai atau peralihan air payau).

-Hutan rawa

Mempunyai tekstur dan rona yang tidak seragam karena ketinggian pohonnya yang berbeda. Posisinya
terletak antara hutan bakau dengan rimba di kawasan pedalaman.

Bentang buatan manusia :

-Waduk

Waduk adalah bendungan atau dam yang merupakan danau buatan. Waduk dimanfaatkan untuk
kepentingan irigasi, perikanan, PLTA, dan wisata.

Contohnya adalah Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, Waduk Cirata di Jawa Barat dan Waduk Gajah
Mungkur, Waduk Malahayu di Jawa Tengah.

-Pelabuhan

Pelabuhan merupakan bandar atau tempat berlabuh atau singgahnya kapal-kapal, baik kapal barang
atau kapal muatan penumpang.Pelabuhan juga sebagai tempat transaksi perdagangan, ekspor impor,
dan bea cukai.

Pelabuhan di Indonesia, antara lain Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak di
Surabaya.

-Kebun Binatang

Kebun binatang merupakan tempat yang sengaja dibuat untuk melestarikan hewan dari kepunahan dan
mengembangbiakkan hewan.

Kebun binatang biasanya dibuka untuk wisata atau rekreasi masyarakat umum.

Kebun binatang yang terkenal di Indonesia adalah Ragunan di Jakarta, Taman Safari di Bogor,
Wonokromo di Surabaya, dan masih banyak lagi yang lainnya.

8.-Bidang Kehutanan
Penginderaan jarak jauh dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan hutan. Satelit yang
berfungsi melakukan penginderaan jarak jauh untuk tata guna hutan adalah ERS (Earth Resources
Satellite).

Kegiatan penginderaan jarak jauh diperlukan dalam upaya pengendalian pemanfaatan hutran. Hal ini
karena penginderaan jarak jauh dapat memberi informasi seberapa banyak bidang hutan yang sudah
dimanfaatkan, yang belum, atau yang sudah gundul.

- Pemantauan Penggunaan Lahan

Melalui penginderaan jarak jauh, akan didapatkan informasi apakah lahan yang digunakan manusia
sesuai dengan potensi dan daya dukung lahan tersebut. Informasi dari penginderaan jarak jauh itu dapat
menjadi bahan evaluasi yang menyimpulkan apakah penggunaan lahan sudah benar sesuai
peruntukannya.

- Bidang Hidrologi

Penginderaan jarak jauh juga bisa diterapkan di bidang hidrologi. Di bidang ini, penginderaan jarak jauh
diterapkan untuk memantau daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.

Selain itu, penginderaan jarak jauh berguna untuk keperluan pemetaan sungai, studi sedimentasi,
pemantauan luas daerah dan intensitas banjir.

-Pembuatan Peta

Teknologi penginderaan jarak jauh bisa mempermudah kartografer dalam proses penyusunan peta.
Selain durasi pembuatan bisa lebih singkat, penyusunan peta dengan penginderaan jarak jauh juga lebih
akurat daripada peta yang dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang alam.

-Bidang Meteorologi

Penginderaan jarak jauh juga lazim digunakan di bidang meteorologi, yakni buat mengamati cuaca di
muka bumi. Satelit yang bertugas di bidang ini adalah Meteosat (Meteorological Satelllite).

Pemanfaatan penginderaan jarak jauh di bidang meteorologi mencakup pengamatan iklim, analisis
cuaca, dan pengamatan sistem pola angin.

-Bidang Oseanografi

Satelit yang bertugas melakukan penginderaan jarak jauh di bidang oseanografi adalah satelit MOS
(Marine Observation Satellite) dan Seasat.

Penginderaan jarak jauh di bidang oseanografi bermanfaat untuk pengamatan perubahan pantai, erosi,
dan sedimentasi. Selain itu, penginderaan jarak jauh juga dapat mengamati pasang surut, gelombang
laut, sifat fisik air laut, suhu permukaan, arus permukaan, dan sebagainya.

- Bidang Geofisika Bumi


Bidang geofisika bumi memanfaatkan penginderaan jarak jauh untuk memantau kondisi bumi dan laut.
Satelit yang bertugas mengamati kondisi tersebut adalah GOES (Geo Stationery Operational
Environmental Satellite) dan TIOS (Thermal Infrared Observation Satellite).

Kondisi yang diamati melalui penginderaan jarak jauh di bidang geofisika bumi adalah pencemaran
udara, laut, hingga lapisan minyak. Dengan penginderaan jarak jauh, struktur geologi dapat ditentukan
dan juga ragam batuannya.

9.Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang
berhubungan dengan lokasi-lokasi di permukaan bumi.

10.-Perangkat Keras (Hardware)

Ahli SIG dengan perangkat keras yang performanya tinggi mampu menggunakan metode-metode
analisis baru yang sangat membebani computer dan perangkat lunak lainnya

Perangkat keras umumnya berupa komputer dimana aplikasi SIG dijalakan. Sekarang, terdapat banyak
jenis komputer, mulai dari desktop PC, laptop, hingga komputer berbasis server. Berikut ini adalah
bagian-bagian dari perangkat keras komputer untuk SIG

Motherboard: Menjadi pusat dari perangkat keras. Semua komponen dibawah ini harus dihubungkan ke
motherboard agar dapat berfungsi.

CPU/Processor: Perangkat untuk melakukan fungsi kalkulasi dan proses data

RAM: sebagai penyimpanan sementara file temporal saat komputer berjalan

Printer: sebagai alat output dalam bentuk hardcopy

Hard Disk/SSD: Sebagai tempat penyimpanan data

Monitor: agar kita dapat melihat secara visual proses dan hasil olahan SIG kita

Selain komputer, hardware juga termasuk alat-alat pendukung proses dan aktivitas yang ada pada SIG.
Contoh hardware lainnya antara lain adalah

Digitizer: untuk melakukan digitasi dengan mudah

Scanner: untuk men-scan peta analog menjadi peta digital

-Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak seperti RDBMS, GUI, dan tools SIG memiliki peran yang penting dalam menunjang
pengelolaan data menggunakan sistem informasi geografis
Komponen SIG berikutnya adalah perangkat lunak yang menjadi tools untuk mengolah data spasial
maupun aspasial yang sudah dimiliki dalam database. Software membantu untuk melakukan fungsi
query, edit, mengolah, dan menampilkan data SIG kepada pengguna.

Perangkat lunak system informasi geografis sangatlah banyak, namun, yang sering digunakan antara lain
adalah ArcGIS, ArcView, QGIS, dan SAGA GIS. Software tersebut menggunakan RDBMS (relational
database management system) untuk melakukan manajemen basis data.

Berikut ini adalah beberapa komponen dari perangkat lunak dalam sistem informasi geografis:

Software SIG: Bertujuan untuk mengolah data yang ada pada SIG

RDBMS: Bertujuan untuk menyimpan dengan rapih data-data SIG agar dapat digunakan dan diolah oleh
software

Query Tools: Alat-alat yang berkerjasama dengan RDBMS untuk melakukan fungsi SQL seperti query,
delete, dan insert.

GUI: interface antara komputer dan manusia agar pengguna dapat mengakses software tersebut tanpa
harus mendalami coding atau bahasa mesin.

Layout: Fitur untuk melakukan desain dan layouting kepada peta yang akan dibuat

-Data

Data SIG terdiri dari dua, yaitu data spasial yang terikat lokasi, dan data aspasial yang tidak terikat lokasi

Salah satu komponen paling penting dan paling mahal dari system informasi geografis adalah data
geografis itu sendiri. Data ini terdiri dari data spasial berupa sistem koordinat, foto, dan peta lama, serta
data aspasial berupa statistik dan deskripsi.

Data yang diolah oleh SIG bisa berupa data raster ataupun data vector. Data raster berupa gambar yang
terdiri dari pixel-pixel kecil sedangkan data vector terdiri dari garis-garis. Data raster dapat diubah
menjadi data vector dengan menggunakan proses digitasi, yaitu tracing dan georeferencing.
Georeferencing hanya dapat dilakukan ketika kita mengetahui sistem proyeksi dan koordinat apa yang
digunakan oleh data tersebut.

Berikut ini adalah data-data yang ada pada Sistem Informasi Geografis

Data Spasial: Gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya
direpresentasikan dalam bentuk grafik, peta, atau gambar dengan format digital dan disimpan dalam
bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.

Data Raster: Data disimpan pada sel-sel (pixel) dengan nilai-nilai tertentu. Nilai ini akan menggambarkan
apa sebenarnya arti dari tiap pixel tersebut. Contohnya adalah foto udara dan foto satelit.
Data Vektor: Data diskrit, umumnya berbentuk titik, garis (polyline), atau ruang (polygon) yang
dilengkapi dengan data koordinat x,y,z.

Data Aspasial: Umumnya berupa data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi
yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling
terintegrasi dengan data spasial yang ada.

-Manusia

Kualitas SDM yang tinggi merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengolahan data menggunakan
SIG

Manusia adalah pengguna dari Sistem Informasi Geografis. Secanggih apapun hardware dan
softwarenya, jika manusia dibalik semua itu tidak berkompeten, maka SIG tidak akan menghasilkan apa
apa.Pada awalnya, sangat sulit bagi para praktisi untuk menggunakan SIG. Dahulu, semuanya dijalankan
dengan menggunakan Bahasa mesin dan pemrograman. Hal ini menyebabkan hanya sedikit saja orang
yang bisa memanfaatkan SIG, padahal, SIG memiliki banyak sekali manfaat.

Oleh karena itu, diciptakanlah GUI yang lebih simpel agar semua orang dapat menggunakan SIG.
Sekarang, orang-orang hanya perlu mengklik tombol untuk menjalankan suatu fungsi, tidak lagi harus
mengetik coding fungsi tersebut.

Selain itu, perangkat keras seperti komputer juga semakin tinggi kemampuannya dan murah harganya.
Sehingga, semakin banyak praktisi GIS yang dapat menggunakan metode-metode analisis tingkat tinggi
yang membutuhkan komputer berkekuatan tinggi. Kedua hal tersebutlah yang mendorong
demokratisasi SIG di masyarakat.

Umumnya, SIG digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan analisis spasial, seperti tata guna lahan,
pembuatan peta, pembuatan rencana pengembangan, inventarisasi sumber daya, atau peninjauan
daerah rawan bencana.

-Metode Penggunaan

Metode penggunaan dan analisis yang jelas serta terkodifikasi membuat para ahli SIG mampu mengikuti
arahan proyek dan menyesuaikan dengan standar industry terbaru

Agar pengoperasian sistem informasi geografi dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan rencana
penggunaan dan metode yang terdokumentasikan dengan baik. Organisasi-organisasi besar dan institusi
akademik tentu saja memiliki metode penggunaan SIG mereka masing-masing.

Metode ini membahas mengenai proses penyimpanan data, pengaplikasian RDBMS dalam penyimpanan
data, pengolahan data, dan masih banyak lagi. Dengan adanya metode penggunaan yang jelas, proses
SIG dapat dijalankan dengan baik.
Selain metode pemrosesan data, dibutuhkan pula metode analisis data tersebut. Metode analisis ini
bermacam-macam, mulai dari analisis spasial hingga aspasial. Metode apa yang digunakan sangat
tergantung dengan apa yang sedang diteliti oleh para ahli SIG yang mengolah data tersebut.

11.-Subsistem masukan (input)

Subsistem input ini bertugas mengumpulkan da menyiapkan data spasial berbagai sumber, bertanggung
jawab mengumpulkan atua mentransformasikan format-format data asli ke dalam bentuk format yang
dapat digunakan oleh SIG.

-Subsistem manajemen

Subsistem ini mengorganisasikan data spasial ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa
sehingga data geografis atau spasial tersebut mudah dicari, diupdate, dimanipulasi dan diedit.

-Subsistem manipulasi/analisa

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan SIG. Sistem ini juga melakukan
manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Subsistem 2 dan 3
lebih terpadu atau disebut juga Database Management System.

-Subsistem keluaran (output) dan penyajian (display)

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran sebagian atau seluruh basis data, baik dalam
bentuk softopy maupun hardcopy dalam bentuk tabel, grafik, peta atau miniatur 3D map dan lainnya.

12.-Tahap Pemasukan Data

Tahapan pertama dalam SIG ialah pemasukan data, proses ini dapat dilakukan pengelolahan SIG berupa
data spasial yang mempunyai keterangan posisi geografis, dimensi atau ukuran, dan berupa karakteristik
objek alam atau buatan manusia di Bumi.

Data SIG yang dipegunakan dalam penelitian, dapatlah dibedakan sebagai berikut;

Data grafis/geometris, yaitu data SIG yang berbentuk vektor dan raster. Data vektor memiliki arah dan
jarak. Data raster berbentuk piksel.

Data atribut yaitu identitas yang dimiliki data grafis.

Sumber data SIG berdasarkan cara perolehannya sebagai berikut:

Data terestrial yaitu data yang diperoleh dan pengukuran langsung di lapangan.

Data sekunderyaltu data yang diperoleh bukan dan pengukuran langsung di lapangan.

Sumber data Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai berikut:

Peta analog.
Data sistem penginderaan jauh.

Data hasil pengukuran lapangan.

Data Global Positioning System (G PS).

Proses pemasukan data SIG dilakukan dalam beberapa tahapan, yang mana proses ini dijalankan melalui
langkah-langkah yang tersistem secara berurutan. Antara lain tahapan tersebut adalah sebagai berikut;

Akuisisi merupakan proses awal berupa pemasukan dan perekaman data ke komputer yang diawali
dengan digitasi.

Editing merupakan proses perbaikan hasil digitasi.

Tahapan ini menguraikan tentang topologi data yang harus senantiasanya dijalankan untuk
membedakan pada uraian antara area, garis, dan titik.

Penempelatan pada atribut yang dipergunakan dalam proses identitas akan serangkaian data yang
terstruktur.

Transformasi koordinat, bagian tahap yang menentukan jumlah asal muasal koordinat sehingga terjadi
penyesesuaian dengan kondisi di lapangan.

-Tahap Pengelolaan Data

Prose kedua dalam tahapan kerja SIG ialah tentang pengeloaan data yang bertujuan menyiapkan
serangkaian penghitungan yang dapat diolahlebih lanjut pada tahap selanjutnya, langkah pengelolaan
data ini biasanya diperlukan dua susunan besar, diantarnya;

Pengarsipan

Pengarsipan dalam proses tahapan pengelolaan data dapat dilakukan terhadap data dasar atas hasil-
hasil digitasi dan data dasar Iainnya. Dengan adanya proses pengarsipan ini tentusaja mengantisipasi
adanya data lama yang telah diarsip menjadi lebih mudah untuk ditemukan.

Pemodelan

Pemodelan dalam proses tahapan pengelolaan data kedua ini dapatlah dilakukan dengan membuat
konsep analisis untuk mendapat informasi baru dari sejumlah kegiatan penelitian dilakukan. Tanpa
direncanakan pemodelan ini dapat menjadi keanekaragaman atas rekomendasi hasil penelitian.

-Tahap Manipulasi dan Analisis Data

Tahapan ketiga dalam SIG ini adalah proses manipulasi dan analisis data yang biasanya terjadi proses
pembentukan peta baru yang telah diolah secara manual ataupun dilakukan secara digital. Tahap
manipulasi dan analisis data memiliki tahapan sebagai berikut.
Buffering, berupa pembuatan polygon baru berdasarkan jarak tertentu. Proses ini dapat diterapkar pada
jenis data titik, garis, area, dan poligon.

Scoring, dilakukan dengan memberi nilai dan sifat parameter yang digunakan dalam analisis.

Overlay, merupakan penggabungan dua data grafis atau lebih secara tumpang susun (overlay) untuk
mendapatkan data grafis sehingga menghasilkan satuan pemetaan baru.

-Tahap Keluaran Data

Tahapan terkahir secara berurutan tentang kerja SIG inialah pemberian lay out peta dan penataan data
yang dihasilkan merupakan kegiatan pada tahap keluaran data. Data yang telah diolah melalui proses
dalam analisis SIG akan menghasilkan informasi spasial baru.

13. - Data pengindraan jauh (remote sensing) adalah data dalam bentuk citra dan foto udara atau
nonfoto.

- Data lapangan (teristris), yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di
lapangan karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi,
kepadatan penduduk, curah hujan, pH tanah, kemiringan lereng, suhu udara, kecepatan angin, dan
gejala gunungapi.

- Data peta (map), yaitu data yang telah terekam pada kertas atau film. Misalnya, peta geologi atau peta
jenis tanah yang akan digunakan sebagai masukan dalam SIG, kemudian dikonversikan (diubah) ke
dalam bentuk digital.

- Data statistik (statistic), yaitu data hasil catatan statistik dalam bentuk tabel, laporan, survei
lapangan, dan sensus penduduk. Data statistik diperoleh dari lembaga swasta atau instansi resmi peme
rintah, seperti Biro Pusat Statistik (BPS). Data statistik merupakan data sekunder, yaitu data yang telah
mengalami pengolahan lebih lanjut.

14.-Akuisisi merupakan proses awal berupa pemasukan dan perekaman data ke komputer yang diawali
dengan digitasi.

-Editing merupakan proses perbaikan hasil digitasi. Terkadang, data hasil akuisisi tidak terlalu rapih
sehingga harus disesuaikan agar tepat dengan data referensinya.

-Penguraian topologi data yang memisahkan antara data titik, garis, dan area (untuk vektor) atau nilai-
nilai antar piksel (untuk raster)

-Memasukkan data atribut yang nantinya akan digunakan sebagai identitas dari data spasial. Umumnya
dimasukkan kedalam attribute table (jika menggunakan ArcGIS)

-Transformasi koordinat, pada tahap ini, sistem koordinat dan sistem proyeksi yang ada pada data
disesuaikan dengan standar yang berlaku di negara tersebut.

15.-Editing (Pemeriksaan Data)


Membersihkan dan mempersiapkan data-data yang telah dikumpulkan dari kelengkapan jawaban,
kejelasan, kesesuaian, dan relevansinya.

-Classifying (Klasifikasi)

Proses pengelompokan semua data dari berbagai sumber. Seluruh data tersebut ditelaah secara
mendalam, kemudian digolongkan sesuai dengan kebutuhan. Kemudian data-data tersebut dibagi
berdasarkan bagian-bagian yang memiliki persamaan.

-Verifying (Verifikasi)

Verifying adalah proses memeriksa data dan informasi yang telah dikumpulkan agar validitas data dapat
diakui dan digunakan dalam penelitian. Kemudian data dikonfirmasi ulang atau divalidasi.

-Analyzing (Analisis)

Tahap penganalisisan data dilakukan setelah kamu melalui tahap pengolahan data. Hasil olahan data itu
kemudian akan kamu analisis dan ditafsirkan sehingga data tersebut dapat dipahami sebagai sebuah
informasi.

-Concluding (Kesimpulan)

Tahap terakhir dalam pengolahan data adalah kesimpulan. Kesimpulan inilah yang nantinya akan
menjadi sebuah informasi yang terkait dengan objek penelitian si peneliti. Tahapan ini dapat diistilahkan
sebagai concluding, yaitu kesimpulan atas proses pengolahan data yang terdiri dari empat proses
sebelumnya, yaitu editing, classifying, verifying dan analyzing.

16.Manipulasi data merupakan salah satu proses untuk mengubah data menjadi lebih mudah untuk
dibaca dan lebih terorganisir

17.Perangkat keras dlm SIG :

a. CPU (Central Processing Unit): perangkat utama komputer untuk pemrosesan semua instruksi dan
program

b. VDU (Visual Display Unit): komponen yang digunakan sebagai layar monitor untuk menampilkan hasil
pemrosesan CPU

c. Disk drive: bagian CPU untuk menghidupkan suatu program

d. Tape drive: bagian dari CPU yang menyimpan data hasil pemrosesan

e. Digitizer: alat untuk mengubah data teristris menjadi data digital (digitasi)

f. Printer: alat untuk mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil

g. Plotter: berfungsi seperti printer, digunakan untuk mencetak peta tetapi keluarannya lebih lebar.
Perangkat lunak dlm SIG :

-ArcGIS, ArcView, MapInfo, ArcInfo untuk analisa spasial.

-CAD system untuk entry graphic data.

-ERDAS serta ER-MAP untuk proses remote sensing data atau penginderaan jauh.

-Modul dasar perangkat lunak seperti modul pemasukan, pembetulan data, modul penyimpanan, peng-
organisasian data, modul pemrosesan, penyajian data, modul transformasi data, juga modul interaksi
dengan pengguna (input query).

18.Kelebihan SIG :

-Data spasial dan nonspasial dapat dikelola secara bersama.

- Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar bahkan dapat

ditampilkan dengan gambar tiga dimensi (3D).

-Data dapat diubah secara cepat dan tepat oleh komputer.

- Data dapat dipanggil kembali dan dapat diulang dengan cepat.

- Data dapat dikelola dalam format yang kompak dan jelas.

-Data dapat dianalisis secara e sien.

-Data mudah dibawa, dikirim, dan ditransformasikan (dipindahkan).

- Data tersimpan lebih aman, karena dapat dikunci dengan kode.

- Penyimpanan data lebih hemat tempat, karena dapat disimpan dalam harddrive,

ashdisk, CD, DVD atau format lain.

- Data yang terintegrasi dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan secara cepat

dan tepat.

- Biayanya relatif lebih mudah dibandingkan dengan survei lapangan.

Kelemahan SIG :

-Sumberdaya manusia harus menguasai teknologi komputer

-Teknologi yang ada terus berkembang sesuai dengan zaman

-Biaya yang dikeluarkan relatif mahal


-Penanganan tentang data yang bentuk 3D buruk

-Sulit untuk menyajikan data temporal

-Format data dan standar file data beragam

-Model objek terbatas

-Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi

-Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus
terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien

-Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu
melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak
up to date)

-Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya
yang harus dikeluarkan

-Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan
merupakan core competency pekerjaan mereka.

-Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi
dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan
(ditanggung sendiri)

Anda mungkin juga menyukai