Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI PENURUNAN NILAI UNIT USAHA TEMBAKAU

SEBAGAI IDUSTRI BASIS KABUPATEN JEMBER PADA TAHUN 20112013


ARTIKEL

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Geografi Industri
Yang dibina oleh Dra. Yuswanti Ariani Wirahayu, M.Si.

Oleh :
Mohammad Naufal Fathoni
140722602852/H2014

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
2016

IDENTIFIKASI PENURUNAN NILAI UNIT USAHA TEMBAKAU SEBAGAI


IDUSTRI BASIS KABUPATEN JEMBER PADA TAHUN 2011-2013
Mohammad Naufal Fathoni (Universitas Negeri Malang)
ABSTRAK
Kabupaten Jember yang tergolong sebagai 5 daerah di Indoneisa yang
berpotensi sebagai penghasil tembakau yang dapat menapai pasar internasional
berpotensi besar dikembangkannya industri tembakau. Berdasarkan PDRB daerah
Jember jika dikomparasikan dengan PDRB Jawa Timur berdasarkan analisis LQ
pada tahun 2011-2013 menunjukkan hasil yang positif diajukan sebagai industri
basis. Nilai LQ 2011 adalah 1.424, pada tahun 2012 turun menjadi 1.421, dan pada
2013 turun menjadi 1.418. Nilai LQ yang menunjukkan penurunan ini perlu
ditangani dengan membenahi sistem industri tembakau yang ada pada Kabupaten
Jember. Secara detil industri rokok/tembakau terdiri dari 3 bagian yaitu industri
hulu, industri antara dan industri hilir. Permasalahan yang muncul pada industri
hulu berkaitan dengan kualitas hidup petani yang berdampak pada kualitas
tembakau yang dihasillkan dan dapat diatasi dengan adanya mitra kerja dan
peningkatan taraf hidup petani tembakau. Pada industri antara dimana
berkecimpung kegiatan pembumbuan rokok sering terhambat dengan fluktuasi dari
komponen rokok, perlunya stabilisasi harga dapat membantu keberhasilan industi
rokok di Kabupaten Jember. Sedangkan untuk industri hilir menghadapi masalah
yang kompleks yaitu berkaitan dengan aspek pemasaran dan produksi. Aspek
pemasaran perlu dukungan besar dari pemerintah, sedangkan untuk aspek
produksi perlunya pembenahan kualitas rokok kualitas ekspor.
Kata Kunci: Industri, LQ, Tembakau
ABSTRACT
Jember is classified as 5 regions in Indoneisa potential as a producer of
tobacco, which can menapai international market has great potential development
of the tobacco industry. Based on the GDP if dikomparasikan Jember in East Java
GRDP based on analysis of LQ in 2011-2013 showed positive results presented as
industrial base. LQ 2011 was 1,424, in 2012 dropped to 1,421, and in 2013 dropped
to 1,418. LQ value that indicates this decline needs to be addressed by improving
the existing system of the tobacco industry in Jember. In detail industry cigarette /
tobacco consists of 3 parts: upstream industry, between industry and downstream
industries. The problems that arise in the upstream industry with regard to the
quality of life of farmers who have an impact on the quality of tobacco which
produced and can be addressed with their partners and improving the living
standard of farmers. In the industry where the activity involved non pembumbuan
often hampered by the fluctuations of the components of cigarettes, the need to
stabilize the price of cigarettes can help the success of the industry, in Jember. As
for the downstream industry facing a complex problem that is related to aspects of
the marketing and production. Marketing aspects need major support from the
government, while the need for improvements to the aspects of production quality
of export quality cigarettes.
Keywords: Industry, LQ, Tobacco
1

PENDAHULUAN
Setiap lokasi memiliki potensi tersendiri sesuai dengan karaketristiknya
masing-masing. Seperti halnya daerah Kabupaten Jember yang merupakan salah
satu 5 daerah di Indonesia penghasil tembakau terbesar seperti yang dilansir oleh
rokokindonesia.com (2014) Jember cukup terkenal sebagai salah satu daerah
penghasil utama tembakau di Indonesia. Jenis tembakau yang banyak ditanam di
wilayah ini adalah tembakau Besuki na-oogst. Selai karena aromanya yang khas,
tembakau jenis ini terkenal karena elastisnya sehingga sangat pas untuk menjadi
bungkus cerutu. Hal itu yang membuat tembakau ini terkenal di pasar
internasional.
Berkecimpungnya tembakau Jember ke ranah internasional menunjukkan
potensi yang positif terutama di bidang industri pengolahan tembakau. Kegiatan
industri merupakan kegiatan merubah barang mentah/setengah jadi, sehingga lebih
dekat ke konsumen. Secara teoritik Menurut I Made Sandi (1985:148) dalam Pram
(tanpa tahun) industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan
baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar
sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi
dengan mutu setinggi-tingginya.
Perindustrian tembakau memiliki peran penting pada perekonomian yang
ada di Indonesia, meskipun juga memiliki dampak negatif berupa akses kesehatan
konsumennya. Menurut Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen
Perindustrian (2009) berpendapat, industri rokok akan berperan besar pada daerah
penghasil tembakau, penghasil cengkeh, sentra industri rokok, penyediaan
lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Besarnya potensi tembakau yang ada
di Jember jika dikaitkan dengan konsep yang ada sesuai deikembangkan menjadi
industri rokok dalam skala besar. Analisis lanjutan basis industri yang ada di Jember
dengan melihat PDRB daerah Jember pada tahun terkait, lebih tepatnya pada tahun
2011-2013.
PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari
seluruh kegiatan pekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode
tertentu dan biasanya satu tahun. Pengolahan PDRB untuk mengetahui industri
basis pada suatu daerah dengan cara membandingkan PDRB dengan strata di
atasnya. Jika mencari unit usaha basis suatu wilayah berupa kabupaten maka PDRB
pembandingnya adalah PDRB wilayah provinsi, jika mencari unit usaha basis
wilayah provinsi maka PDRB yang menjadi bandingan adalah PDRB nasional.
Langkah dalam mengkalkulasi nilai PDRB ini menggunakan rumusan LQ
(Location Quotient). Menurut Hood (1998) dalam Hendayana, R (2003), Location
Quotient merupakan suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana
dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Model LQ ini sering digunakan

sebagai langkah awal untuk mengetahui kegiatan yang menjadi pemicu


pertumbuhan. Adapun formula dari LQ adalah sebagai berikut:
LQ = (pi/pt)/(Pi/Pt)
Dimana:
LQ

= Location Quotient

pi

= jumlah PDRB unit usaha tertentu wilayah yang di cari

pt

= jumlah PDRB total wilayah yang dicari

Pi

= jumlah PDRB unit usaha tertentu wilayah diats pi

Pt

= jumlah PDRB total wilayah diatas pt

Adapun data PDRB daerah Kabupaten Jember dan Jawa Timur khusus unit usaha
industri pengolahan adalah sebagai berikut:
Unit Usaha
Industri Pengolahan
Makanan, Minuman, dan Tembakau
Tekstil dan Pakaian Jadi
Barang Kayu dan Sejenisnya
Kertas dan Barang Cetakan
Pupuk, Kimia dan Barang dai Karet
Semen dan Barang galian Bukan Logam
Logam Dasar Besi dan Baja
Alat Angkutan, mesin dan peralatan
Barang Lainnya

PDRB KABUPATEN JEMBER


2011
2012
3069569,71 3558629,94
2376576,93 2775186,16
24429,43
28039,80
54153,31
60828,46
185931,43
208894,14
320400,87
360506,00
62622,14
74100,77
242,16
275,65
2938,14
3306,10
42275,31
47492,86

LPE (%)
15,93
16,77
14,78
12,33
12,35
12,52
18,33
13,83
12,52
12,34

2013
4079661,76
3189302,46
31744,20
69404,60
235282,97
411518,06
85223,46
321,84
3665,45
53198,71

LPE (%)
14,64
14,92
13,21
14,10
12,63
14,15
15,01
16,76
10,87
12,01

LPE (%)
6,34
7,34
1,70
2,51
4,14
9,96
2,25
8,95
2,70
1,04

2013
103497232,68
57077658,81
2969045,76
2165378,60
17214014,02
10749270,64
3511771,18
4121654,92
3205859,54
2482579,22

LPE (%)
5,59
6,07
5,14
7,45
2,77
8,37
9,46
4,03
0,50
6,13

Sumber : Kabupaten Jember Dalam Angka, 2014

PDRB PROV JAWA TIMUR


Unit Usaha
2011
2012
Industri Pengolahan
92171191,46 98017056,47
Makanan, Minuman, dan Tembakau
50128722,79 53809756,53
Tekstil dan Pakaian Jadi
2776688,62 2823991,38
Barang Kayu dan Sejenisnya
1965794,68 2015165,51
Kertas dan Barang Cetakan
16083768,72 16749735,74
Pupuk, Kimia dan Barang dai Karet
9020876,59 9918950,24
Semen dan Barang galian Bukan Logam 3137569,11 3208264,78
Logam Dasar Besi dan Baja
3636459,99 3962094,37
Alat Angkutan, mesin dan peralatan
3106283,51 3190012,34
Barang Lainnya
2315027,45 2339085,58
Sumber : BPS, Jawa Timur

Berdasarkan nilai PDRB terbesar untuk Industri pengolahan adalah unit


usaha makanan, minuman dan tembakau sehingga yang dijadikan data analisis
perkembangan khusus daerah Jember adalah industri dibidang makanan, minuman
dan tembakau, khususnya perindustrian tembakau.

TUJUAN
Adapun tujuan dari dilaksanakannya identifikasi potensi tembakau pada
Kabupaten Jember adalah mengembangkan dan mempertahankan unit usaha
Tembakau sebagai insustri basis. Identifikasi faktor-faktor penunjang yang
menjadikan progresnya unit usaha tembakau juga perlu diketahui sebagai langkah
perencanaan pengambilan kebijakan dengan tujuan berlangsungnya pertanian
tembakau dan industrinya secara obtimal dan berkelanjutan. Diketahuinya faktor
penunjang industri tembakau diharapkan menjadi salah satu pokok berkembangnya
kehidupan masyarakat dibidang ketenagakerjaan dan ekonomi.

METODE
Dari tujuan yang dipaparkan diatas adalah menemukan formula yang tepat
guna baik secara langsung (praktik), maupun bebrapa hal yang mendukung
(persebaran informasi dan kebijakan pemerintah). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kajian pustaka berupa data-data seperti PDRB
Kabupaten Jember tahun terkait yang kemudian dikalkulasikan dengan PDRB Jawa
Timur pada tahun dan bidang yang sama sehingga mendapatkan nilai LQ.
Selanjutnya data-data pendukung seperti data Ketenagakerjaan, Hasil Ekspor, dan
potensi tebakau pada Kabupaten Jember menjadi acuan data analisis unit usaha
tembakau menjadi industri basis yang mengalami progres serta menjadi data acuan
dalam strategi pengembangan dan obtimalisasi unit usaha tembakau tersebut.

HASIL DAN PEMBAHSAN


Hasil perhitungan LQ untuk unit usaha tembakau, mendapatkan angka lebih
dari satu yang mengindikasikan Tembakau menjadi industri basis, hasil penafsiran
dari perhitungan LQ menunjukkan nilai LQ menunjukkan besaran derajat
spesialisasi atau konsentrasi dari komuditas tertentu pada wilayah yang
bersangkutan relatif terhadap wilayah referensi. Semakin besar nilai LQ suatu
wilayah, semakin besar pula derajat konsentrasinya di wilayah tersebut
(Hendayana, R, 2003). Sehingga nilai LQ pada Kabupaten Jember untuk unit usaha
tembakau dapat dikatakan sebagai industri basis dan perlu dipertahankan.
PERHITUNGAN LQ KAB JEMBER
Unit Usaha
LQ 2011
LQ 2012
Makanan, Minuman, dan Tembakau
1,424
1,421

LQ 2013
1,418

Nilai LQ Kabupaten Jember 2011-2013


1,426
1,424
1,422
1,42
1,418
1,416
1,414
2011

2012

2013

Nilai LQ

Analisis lanjutan berkaitan dengan faktor pendukung besarnya nilai LQ,


diambil dari data BPS tentang ekspor tembakau yang terbilang cukup besar juga
mengindikasikan bahwa potensi industri tembakau dapat terus dikembangkan.
Jumlah ekspor tembakau Kabupaten Jember pada tahun 2013 seberat 28.224.377,07
kg dan memiliki nilai ekspor 179.324.353,60 US Dolar. Volume dari tembakau
memang mendominasi berat yang ada dimana berat total ekspor yang ada sebesar
36.018.344,36 kg tetapi nilai jual dari tembakau kalah dengan nilai jual batu piring
seberat 2.000.000 kg dengan nilai jual 5.323.031.590 US Dolar, artinya perbaikan
kualitas dari tembakau perlu ditingkatkan.
Menyikapi besarnya potensi indsutri tembakau di Kabupaten Jember perlu
ditingkatkan pada pengolahan dibidang hulu, antara, dan industri hilir. Adapun hal
yang perlu dibenahi pada industri hulu adalah peningkatan kualitas bahan baku
seperti meningkatkan mutu tembakau agar sesuai denggan yang diminta pabrik,
berjalannya kemitraan tembakau, peningkatan kesejahteraan petani tembakau, dan
standarisasi harga komponen-komponen rokok seeperti cengkeh dan lain-lain.
Dalam kasus industri antara industri hasil tembakau yang termasuk dalam
kelompok industri antara yaitu Industri Bumbu Rokok serta kelengkapan lainnya
(KBLI 16009) dalam (Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen
Perindustrian, 2009). Adapun masalah yang uncul antara lain, rendahnya tingkat
produktifitas, efisiensinya dan fluktuasinya komponen rokok. Sedangkan pada
industri hilir yang bergerak pada kegiatan industri pembuatan rokok (rokok putih,
kretk, dan rokok lainnya) sering menghadapi masalah yang cukup kompleks yaitu
pada masalah produksi dan pemasaran seperti, kurangnya industri rokok melakukan
diversifikasi produk yang berkaitan dengan resiko kesehatan, tidak sesuainya
standart SNI tembakau. Dalam masalah pemasaran, menyebarnya rokok ilegal,
kurang terenananya kebijakan cukai, Trakat Internasional Pengendalian Tembakau
(pembatasan penjualan rokok berdasarkan faktor kesehatan), regulasi daerah yang
kurang disosialisasikan, dan terbatasnya akses pasar luar negeri.
Dari masalah yang dipaparkan, solusi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi industri rokok yang ada di Kabupaten Jember adalah
memulai dari pembenahan industri hulu. Adapun langkah-langkah yang dapat
5

dilakukan antara lain: (a) usaha pensejahteraan kualitas hidup petani, (b)
pembenahan dan peningkatan kualitas tembakau yang dikelola sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, (c) standarisasi harga komponen komponen rokok, dan
perlu dibentuknya mitra kerja agar kegiatan lebih terstuktur. Sedangkan
pembenahan industri antara masih terkait engan industri hulu yaitu stabilisasi harga
komponen-komponen rokok dan memaksimalkan komponen-komponen industri
seperti tenaga kerja dan penentuan lokasinya.
Sedangkan untuk industri hilir kebijakan pemerintah memiliki andil besar
dalam mengatasi masalah pemasaran yang alami oleh industri rokok.
Bersinggungannya industri rokok dengan aspek kesehatan masyarakat merupakan
dilema besar pemerintah oleh karena itu penerapan yang perlu dilaksanakan oleh
pemerintah menurut (FCTC) antara lain meliputi: (a) Penerapan pajak yang tinggi
dengan tujuan kesehatan, (b) pelarangan penjualan produk tembakau kepada anak
dibawah umur, dan (c) Pelarangan penjualan rokok dalam batangan/dalam jumlah
kecil.

KESIMPULAN
Semakin tahun industri rokok/tembakau pada kabupaten jember jika dilihat
menggunakan kacamata nilai LQ menyajikan hasil yang negatif dan perlu
dikembangkan. Potensi tembakau yang besar di Kabupaten Jember masih relevan
untuk dikembangkan industri rokok dengan pembenahan-pembenahan dibidang
industrinya. Jika dirinci, industri tembakau memiliki 3 tingkatan industri yaitu
industri hulu, antara dan industri hilir. Dari hasil analisa maslah yang dihadapi 3
tingkatan industri tersebut perlu adanya pembenahan kualitas petani dan produk
yang ada, standarisasi harga dan ikut andilnya pemerintah terutama dalam
kebijakan pemasaran dan pembatasan atas dalil industri rokok yang bersinggungan
dengan kesehatan masyarakat. Penjelasan langkah-langkah pembenahan industri
rokok di Kabupaten Jember masih perlu adanya kejelasan secara praktik dan perlu
dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan tujuan menjadikan industri
tembakau/rokok di Kabupaten Jember tetap menjadi industri basis dan bernilai
progresif setiap tahunnya.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Geografi Universitas
Negeri Malang yang memberi saran dan pengoreksian terhadap penelitian yang
telah penulis laksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kab. Jember. 2016. Produk Domestik Regional Bruto. (Online),


(http://jemberkab.bps.go.id/), diakses pada 11 April 2016.
Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen Perindustrian. 2009.
Roadmap
Industri
Pengolahan
Tembakau.
(Online),
(http://disperdagin.surabaya.go.id/rokok/dokumen/ROADMAP%20TEMB
AKAU%20(KemenIndustri)%202009.pdf), diakses pada 10 April 2016.
Hendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam Penentuan
Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian, 1 (12). (Online),
(http://www.litbang.pertanian.go.id/informatika_pertanian/RachmadH211103.pdf), diakses pada 10 April 2016.
Pram.

Tanpa
tahun.
Industri,
(Online),
(http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-hedwinpram-401-2babii.pdf), diakses pada 10 April 2016.

Rokokindonesia.com. 2014. 5 Daerah Penghasil Tembakau Kelas Dunia di


Indonesia.
(Online),
(http://rokokindonesia.com/5-daerah-penghasiltembakau-kelas-dunia-di-indonesia/), diakses pada 10 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai