Oleh :
Mohammad Naufal Fathoni
140722602852/H2014
PENDAHULUAN
Setiap lokasi memiliki potensi tersendiri sesuai dengan karaketristiknya
masing-masing. Seperti halnya daerah Kabupaten Jember yang merupakan salah
satu 5 daerah di Indonesia penghasil tembakau terbesar seperti yang dilansir oleh
rokokindonesia.com (2014) Jember cukup terkenal sebagai salah satu daerah
penghasil utama tembakau di Indonesia. Jenis tembakau yang banyak ditanam di
wilayah ini adalah tembakau Besuki na-oogst. Selai karena aromanya yang khas,
tembakau jenis ini terkenal karena elastisnya sehingga sangat pas untuk menjadi
bungkus cerutu. Hal itu yang membuat tembakau ini terkenal di pasar
internasional.
Berkecimpungnya tembakau Jember ke ranah internasional menunjukkan
potensi yang positif terutama di bidang industri pengolahan tembakau. Kegiatan
industri merupakan kegiatan merubah barang mentah/setengah jadi, sehingga lebih
dekat ke konsumen. Secara teoritik Menurut I Made Sandi (1985:148) dalam Pram
(tanpa tahun) industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan
baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar
sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi
dengan mutu setinggi-tingginya.
Perindustrian tembakau memiliki peran penting pada perekonomian yang
ada di Indonesia, meskipun juga memiliki dampak negatif berupa akses kesehatan
konsumennya. Menurut Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen
Perindustrian (2009) berpendapat, industri rokok akan berperan besar pada daerah
penghasil tembakau, penghasil cengkeh, sentra industri rokok, penyediaan
lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Besarnya potensi tembakau yang ada
di Jember jika dikaitkan dengan konsep yang ada sesuai deikembangkan menjadi
industri rokok dalam skala besar. Analisis lanjutan basis industri yang ada di Jember
dengan melihat PDRB daerah Jember pada tahun terkait, lebih tepatnya pada tahun
2011-2013.
PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari
seluruh kegiatan pekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode
tertentu dan biasanya satu tahun. Pengolahan PDRB untuk mengetahui industri
basis pada suatu daerah dengan cara membandingkan PDRB dengan strata di
atasnya. Jika mencari unit usaha basis suatu wilayah berupa kabupaten maka PDRB
pembandingnya adalah PDRB wilayah provinsi, jika mencari unit usaha basis
wilayah provinsi maka PDRB yang menjadi bandingan adalah PDRB nasional.
Langkah dalam mengkalkulasi nilai PDRB ini menggunakan rumusan LQ
(Location Quotient). Menurut Hood (1998) dalam Hendayana, R (2003), Location
Quotient merupakan suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana
dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Model LQ ini sering digunakan
= Location Quotient
pi
pt
Pi
Pt
Adapun data PDRB daerah Kabupaten Jember dan Jawa Timur khusus unit usaha
industri pengolahan adalah sebagai berikut:
Unit Usaha
Industri Pengolahan
Makanan, Minuman, dan Tembakau
Tekstil dan Pakaian Jadi
Barang Kayu dan Sejenisnya
Kertas dan Barang Cetakan
Pupuk, Kimia dan Barang dai Karet
Semen dan Barang galian Bukan Logam
Logam Dasar Besi dan Baja
Alat Angkutan, mesin dan peralatan
Barang Lainnya
LPE (%)
15,93
16,77
14,78
12,33
12,35
12,52
18,33
13,83
12,52
12,34
2013
4079661,76
3189302,46
31744,20
69404,60
235282,97
411518,06
85223,46
321,84
3665,45
53198,71
LPE (%)
14,64
14,92
13,21
14,10
12,63
14,15
15,01
16,76
10,87
12,01
LPE (%)
6,34
7,34
1,70
2,51
4,14
9,96
2,25
8,95
2,70
1,04
2013
103497232,68
57077658,81
2969045,76
2165378,60
17214014,02
10749270,64
3511771,18
4121654,92
3205859,54
2482579,22
LPE (%)
5,59
6,07
5,14
7,45
2,77
8,37
9,46
4,03
0,50
6,13
TUJUAN
Adapun tujuan dari dilaksanakannya identifikasi potensi tembakau pada
Kabupaten Jember adalah mengembangkan dan mempertahankan unit usaha
Tembakau sebagai insustri basis. Identifikasi faktor-faktor penunjang yang
menjadikan progresnya unit usaha tembakau juga perlu diketahui sebagai langkah
perencanaan pengambilan kebijakan dengan tujuan berlangsungnya pertanian
tembakau dan industrinya secara obtimal dan berkelanjutan. Diketahuinya faktor
penunjang industri tembakau diharapkan menjadi salah satu pokok berkembangnya
kehidupan masyarakat dibidang ketenagakerjaan dan ekonomi.
METODE
Dari tujuan yang dipaparkan diatas adalah menemukan formula yang tepat
guna baik secara langsung (praktik), maupun bebrapa hal yang mendukung
(persebaran informasi dan kebijakan pemerintah). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kajian pustaka berupa data-data seperti PDRB
Kabupaten Jember tahun terkait yang kemudian dikalkulasikan dengan PDRB Jawa
Timur pada tahun dan bidang yang sama sehingga mendapatkan nilai LQ.
Selanjutnya data-data pendukung seperti data Ketenagakerjaan, Hasil Ekspor, dan
potensi tebakau pada Kabupaten Jember menjadi acuan data analisis unit usaha
tembakau menjadi industri basis yang mengalami progres serta menjadi data acuan
dalam strategi pengembangan dan obtimalisasi unit usaha tembakau tersebut.
LQ 2013
1,418
2012
2013
Nilai LQ
dilakukan antara lain: (a) usaha pensejahteraan kualitas hidup petani, (b)
pembenahan dan peningkatan kualitas tembakau yang dikelola sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, (c) standarisasi harga komponen komponen rokok, dan
perlu dibentuknya mitra kerja agar kegiatan lebih terstuktur. Sedangkan
pembenahan industri antara masih terkait engan industri hulu yaitu stabilisasi harga
komponen-komponen rokok dan memaksimalkan komponen-komponen industri
seperti tenaga kerja dan penentuan lokasinya.
Sedangkan untuk industri hilir kebijakan pemerintah memiliki andil besar
dalam mengatasi masalah pemasaran yang alami oleh industri rokok.
Bersinggungannya industri rokok dengan aspek kesehatan masyarakat merupakan
dilema besar pemerintah oleh karena itu penerapan yang perlu dilaksanakan oleh
pemerintah menurut (FCTC) antara lain meliputi: (a) Penerapan pajak yang tinggi
dengan tujuan kesehatan, (b) pelarangan penjualan produk tembakau kepada anak
dibawah umur, dan (c) Pelarangan penjualan rokok dalam batangan/dalam jumlah
kecil.
KESIMPULAN
Semakin tahun industri rokok/tembakau pada kabupaten jember jika dilihat
menggunakan kacamata nilai LQ menyajikan hasil yang negatif dan perlu
dikembangkan. Potensi tembakau yang besar di Kabupaten Jember masih relevan
untuk dikembangkan industri rokok dengan pembenahan-pembenahan dibidang
industrinya. Jika dirinci, industri tembakau memiliki 3 tingkatan industri yaitu
industri hulu, antara dan industri hilir. Dari hasil analisa maslah yang dihadapi 3
tingkatan industri tersebut perlu adanya pembenahan kualitas petani dan produk
yang ada, standarisasi harga dan ikut andilnya pemerintah terutama dalam
kebijakan pemasaran dan pembatasan atas dalil industri rokok yang bersinggungan
dengan kesehatan masyarakat. Penjelasan langkah-langkah pembenahan industri
rokok di Kabupaten Jember masih perlu adanya kejelasan secara praktik dan perlu
dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan tujuan menjadikan industri
tembakau/rokok di Kabupaten Jember tetap menjadi industri basis dan bernilai
progresif setiap tahunnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Geografi Universitas
Negeri Malang yang memberi saran dan pengoreksian terhadap penelitian yang
telah penulis laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Tanpa
tahun.
Industri,
(Online),
(http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-hedwinpram-401-2babii.pdf), diakses pada 10 April 2016.