Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN
Brachiopoda adalah bivalvia yang berevolusi pada zaman Cambrium
hingga sekarang. Mereka sering kali disebut sebagai lampu cangkang.
Brachiopoda berasal dari bahasa latin Bracchium = lengan dan poda = kaki.
Artinya hewan inimerupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki
dan lengan. Berdasarkan praktikum Makropaleontologi acara Brachiopoda yang
telah dilaksanakan pada hari selasa, 28 Oktober 2015 praktikan mengidentifikasi
fosil secara makrokopis meliputi fosil nomor peraga X, BR 04, X3 Dan BR-W.
Adapun pembahasanya adalah sebagai berikut.
2.1 Pembahasan fosil Nomor Peraga X
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakuikan pada hari selasa tanggal
03 November 2015 di Ruang 201 Gedung Pertamina Sukowati. Fosil dengan
nomor peraga X berwarna putih tulang, dan memiliki dimensi 11,5 x 10 x 7,5
cm.
Fosil pada maket ini memiliki kenampakan yang simetris dari
kenampakan dorsal dan ventral, dan tidak simetris dari tampak samping.
Morfologi yang khas dari fosil ini yaitu memiliki sepasang cangkang berbentuk
kelopak yang berbeda ukuran cangkang yang berukuran, cangkang yang
berukuran relatif besar adalah Pediclar valve sedangkan cangang yang berukuran
relatif kecil adalah Branchial Valve. Pada bagian permukaan dihiasi oleh
tonjolan yang lurus kearah drepan yaitu Branchial, lekukan yang terbentuk di
anatara branchial adalah Ribs. Kemudian terdapat garis garis yang memanjang
secara lateral yang menunjukkan umur dari organisme tersebut yaitu growth line.
Pada fosil ini terdapat juga titik tumbuh yang disebut sebagai umbo. Cangkang
organisme ini tersusun oleh Kalsium Carbonat (CaCO3) dan pada bagian
dalamnya di lapisi seloaput tipis yang disebut sebagai mantel. Kedua cangkang
tersebut dihubungkan oleh engsel yang terdiri dari gigi dan soket (lubang gigi).

Gambar 2.1 Morfologi Brachiopoda

Saat dewasa organime ini hidup secara benthos sesil yaitu dengan cara
menambat pada dasar laut maupun obyek lainya dengan menggunakan alat yang
disebut batang (pedicle) alat ini keluar dari lubang detyldium yang terletak pada
pediclar valve. Ordo Prosobranchia, dan berasal dari famili Strombiade. Jenis
pengawetan pada fosil tersebut adalah bodi utuh dengan tipe pengawetan bagian
keras organisme yang bersifat karbonatan. Karena kerangka tubuhnya yang kaya
akan unsur kasium karbonat ( CaCO3). Karena morfologi dari fosil ini yang
cenderung masih utuh maka diinterpretasikan setelah hewan tersebut mati
kemudian akan terendapkan oleh material sedimen yang berfungsi untuk
menghindari proses pembusukan, diindikasikan pengendapan ini berlangsung di
daerah yang arusnye relatif tenang dan tidak mengalami proses transportasi.
Sehingga Dapat diindikasikan fosil ini terbentuk pada daerah Back Reef

Gambar 2.2 Lingkungan pengendapan fosil

Fosil ini memiliki sepasang cangkang yang berbeda ukuran sehingga


termasuk kedalam kelas Brachiopoda, kemudian karena penghubung antara

kedua cangkang tersebut adalah gigi dan soket sehingga termasuk kedalam kelas
Articulate. Berdasarkan bentuk cangangnya ordo dari fosil ini yaitu
Ryinchonellida Fosil jenis ini berkembang pesat pada zaman OrdovisiumRecent. Zaman Ordovisium dicirikan dengan munculnya ikan tanpa rahang
(hewan bertulang belakang paling tua), yang muncul pertama kali seperti
terakoral, graptolit, ekinoid (landak laut), asteroid (bintang laut), krinod (lili laut
dan brizona. pada zaman ini koral dan alga berkembang membentuk karang,
trilobita dan brachiopoda bergerak mencari mangsa sedangkan branchiopoda dan
echinodermata mulai menyebar luas. Meluapnya samidra dari zaman es
merupakan bagian dari zaman ini Gonwana dan benua-benua lainya mulai
menutup celah samudra yang ada di antaranya.

Gambar 2.3 kehidupan zaman ordovisium

Berdasarkan deskripsi secara megaskopis fosil nomor peraga X jenis


pemfosilanya adalah bodi utuh, morfologi tubuhnya terdiri dari pedicular valve,
Brancial valve, brancial, ribs, growth line dan umbo. Umur geologinya yaitu
zaman ordovisium-Recent dan lingkungan hidupnya berada di laut dangkal.
Fosil ini berasal dari filum Brachiopoda, kelas Artikulata, ordo Rhyconelida dan
famili Ryncothrematidae. Nama fosil tersebut adalah

Gambar 2.4 Klasifikasi Brachiopoda

2.2 Pembahasan fosil Nomor Peraga BR04


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada hari selasa tanggal
03 November 2015 di Ruang 201 Gedung Pertamina Sukowati. Fosil dengan
nomor peraga BR04 berwarna putih tulang, dan memiliki dimensi 12,5 x 10 x 7
cm.
Fosil pada maket ini memiliki kenampakan yang simetris dari
kenampakan dorsal dan ventral, dan tidak simetris dari tampak samping.
Morfologi yang khas dari fosil ini yaitu memiliki sepasang cangkang berbentuk
kelopak yang berbeda ukuran cangkang yang berukuran, cangkang yang
berukuran relatif besar adalah Pediclar valve sedangkan cangang yang berukuran
relatif kecil adalah Branchial Valve. Pada bagian permukaan dihiasi oleh garisgaris yang memanjang secara lateral yang menunjukkan umur dari organisme
tersebut yaitu growth line, kemudian mulut yang berada di bagian depan disebut
Comisure dan titik tumbuh dari fosil ini disebut sebagai umbo,kemudian mulut
organisme tersebut yang berada di depan disebut sebagai comissure. Cangkang
organisme ini tersusun oleh Kalsium Carbonat (CaCO3) dan pada bagian

dalamnya di lapisi seloaput tipis yang disebut sebagai mantel. Kedua cangkang
tersebut dihubungkan oleh engsel yang terdiri dari gigi dan soket (lubang gigi).

Gambar 2.5 Morfologi Brachiopoda

Saat dewasa organime ini hidup secara benthos sesil yaitu dengan cara
menambat pada dasar laut maupun obyek lainya dengan menggunakan alat yang
disebut batang (pedicle) alat ini keluar dari lubang detyldium yang terletak pada
pediclar valve. Diinterpretasikan bahwa organisme tersebut hidup di laut dangkal
karena kondisi arusnya yang cukup tenang, dengan kiodisi air yang jernih
dengan salinitas tinggi serta penetrasi dari cahaya matahari cukup karena hidup
dari organisme tersebut sangat bergantung pada cahaya matahari untuk suplai
makananya, salah satunya yaitu plankton
Jenis pengawetan pada fosil tersebut adalah bodi utuh dengan tipe
pengawetan bagian keras organisme yang bersifat karbonatan. Karena kerangka
tubuhnya yang kaya akan unsur kasium karbonat ( CaCO3). Karena morfologi
dari fosil ini yang cenderung masih utuh maka diinterpretasikan setelah hewan
tersebut mati kemudian akan terendapkan oleh material sedimen yang berfungsi
untuk menghindari proses pembusukan, diindikasikan pengendapan ini
berlangsung di daerah yang arusnye relatif tenang dan tidak mengalami proses
transportasi. Sehingga Dapat diindikasikan fosil ini terbentuk pada daerah Back
Reef

Gambar 2.6 Lingkungan pengendapan fosil

Fosil ini memiliki sepasang cangkang yang berbeda ukuran sehingga


termasuk kedalam kelas Brachiopoda, kemudian karena penghubung antara
kedua cangkang tersebut adalah gigi dan soket sehingga termasuk kedalam kelas
Articulate. Berdasarkan bentuk cangkangnya ordo dari fosil ini yaitu
Terrebratulida Fosil jenis ini berkembang pesat pada zaman Devonian-Recent.
Zaman Devonian adalah zaman perkembangan secara besar-besaran jenis ikan
dan tumbuhan darat. Serbuan ke darat juga masih berlanjut pada zaman ini.
Hewan amfibi mulai berkembang menuju kedaratan dan tumbuhan semakin
umum muncul. Pada zaman ini samudra semakin menyempit sementara benua
gonwana menutupi Eropa, Tanah Hijau dan Amerika Utara.
Berdasarkan deskripsi secara megaskopis fosil nomor peraga BR 04 jenis
pemfosilanya adalah bodi utuh, morfologi tubuhnya terdiri dari pedicular valve,
Brancial valve, growth line dan umbo. Umur geologinya yaitu zaman
ordovisium-Recent dan lingkungan hidupnya berada di laut dangkal. Fosil ini
berasal dari filum Brachiopoda, kelas Articulate, ordo Terrebratulida dan famili
Terrebratulidae Nama fosil tersebut adalah Terebratulata

Gambar 2.7 Klasifikasi Brachiopoda

2.3 Pembahasan fosil Nomor Peraga X3


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakuikan pada hari selasa tanggal
03 November 2015 di Ruang 201 Gedung Pertamina Sukowati. Fosil dengan
nomor peraga X3 berwarna putih tulang, dan memiliki dimensi 10 x 9 x 4,5 cm.
Fosil pada maket ini memiliki kenampakan yang simetris dari
kenampakan dorsal dan ventral, dan tidak simetris dari tampak samping.
Morfologi yang khas dari fosil ini yaitu memiliki sepasang cangkang berbentuk
kelopak yang berbeda ukuran cangkang yang berukuran, cangkang yang
berukuran relatif besar adalah Pediclar valve sedangkan cangang yang berukuran
relatif kecil adalah Branchial Valve. Pada bagian permukaan dihiasi oleh
tonjolan yang lurus kearah drepan yaitu Branchial, lekukan yang terbentuk di
anatara branchial adalah Ribs. Kemudian terdapat garis garis yang memanjang
secara lateral yang menunjukkan umur dari organisme tersebut yaitu growth line
dan terdapat tritik tumbuh yang disebut sebagai umbo, mulut organisme tersebut
yang terletak di bagian depan disebut dengan comissure Cangkang organisme ini
tersusun oleh Kalsium Carbonat (CaCO3) dan pada bagian dalamnya di lapisi

10

selaput tipis yang disebut sebagai mantel. Kedua cangkang tersebut dihubungkan
oleh engsel yang terdiri dari gigi dan soket (lubang gigi).

Gambar 2.8 Morfologi Brachiopoda

Saat dewasa organime ini hidup secara benthos sesil yaitu dengan cara
menambat pada dasar laut maupun obyek lainya dengan menggunakan alat yang
disebut batang (pedicle) alat ini keluar dari lubang detyldium yang terletak pada
pediclar valve. Diinterpretasikan bahwa organisme tersebut hidup di laut dangkal
karena kondisi arusnya yang cukup tenang, dengan kiodisi air yang jernih
dengan salinitas tinggi serta penetrasi dari cahaya matahari cukup karena hidup
dari organisme tersebut sangat bergantung pada cahaya matahari untuk suplai
makananya, salah satunya yaitu plankton
Jenis pengawetan pada fosil tersebut adalah bodi utuh dengan tipe
pengawetan bagian keras organisme yang bersifat karbonatan. Karena kerangka
tubuhnya yang kaya akan unsur kasium karbonat ( CaCO3). Karena morfologi
dari fosil ini yang cenderung masih utuh maka diinterpretasikan setelah hewan
tersebut mati kemudian akan terendapkan oleh material sedimen yang berfungsi
untuk menghindari proses pembusukan, diindikasikan pengendapan ini
berlangsung di daerah yang arusnye relatif tenang dan tidak mengalami proses
transportasi. Sehingga Dapat diindikasikan fosil ini terbentuk pada daerah Back
Reef

11

Gambar 2.9 Lingkungan pengendapan fosil

Fosil ini memiliki sepasang cangkang yang berbeda ukuran sehingga


termasuk kedalam kelas Brachiopoda, kemudian karena penghubung antara
kedua cangkang tersebut adalah gigi dan soket sehingga termasuk kedalam kelas
Articulate. Berdasarkan bentuk cangangnya ordo dari fosil ini yaitu
Ryinchonellida Fosil jenis ini berkembang pesat pada zaman OrdovisiumRecent. Zaman Ordovisium dicirikan dengan munculnya ikan tanpa rahang
(hewan bertulang belakang paling tua), yang muncul pertama kali seperti
terakoral, graptolit, ekinoid (landak laut), asteroid (bintang laut), krinod (lili laut
dan brizona. pada zaman ini koral dan alga berkembang membentuk karang,
trilobita dan brachiopoda bergerak mencari mangsa sedangkan branchiopoda dan
echinodermata mulai menyebar luas. Meluapnya samidra dari zaman es
merupakan bagian dari zaman ini Gonwana dan benua-benua lainya mulai
menutup celah samudra yang ada di antaranya.

Gambar 2.10 kehidupan zaman ordovisium

12

Berdasarkan deskripsi secara megaskopis fosil nomor peraga X3 jenis


pemfosilanya adalah bodi utuh, morfologi tubuhnya terdiri dari pedicular valve,
Brancial valve, growth line dan umbo. Umur geologinya yaitu zaman
ordovisium-Recent dan lingkungan hidupnya berada di laut dangkal. Fosil ini
berasal dari filum Brachiopoda, kelas Articulate, ordo Rhyconelida dan famili
Ryncothrematidae. Nama fosil tersebut adalah Lepydocilus

Gambar 2.11 Klasifikasi Brachiopoda

2.4 Pembahasan Fosil Nomor Peraga BR-W


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakuikan pada hari selasa tanggal
03 November 2015 di Ruang 201 Gedung Pertamina Sukowati. Fosil dengan
nomor peraga BR-W berwarna putih tulang, dan memiliki dimensi 13,5 x 12 x 4
cm.
Fosil pada maket ini memiliki kenampakan yang simetris dari
kenampakan dorsal dan ventral, dan tidak simetris dari tampak samping.
Morfologi yang khas dari fosil ini yaitu memiliki sepasang cangkang berbentuk
kelopak yang berbeda ukuran cangkang yang berukuran, cangkang yang
berukuran relatif besar adalah Pediclar valve sedangkan cangang yang berukuran
relatif kecil adalah Branchial Valve. Pada bagian cangkang terdapat garis
13

pertautan yang berbentuk lurus yaitu hingeline dan pada permukaaan cangkang
dihiasi oleh tonjolan yang lurus kearah drepan yaitu Branchial, lekukan yang
terbentuk di anatara branchial adalah Ribs. Kemudian terdapat garis garis yang
memanjang secara lateral yang menunjukkan umur dari organisme tersebut yaitu
growth line dan titik tumbuh dari fosil nini disebut sebagai umbo. Dan mulut
organisme ini yang letaknya berada di bagian depan disebut sebagai comissure.
Cangkang organisme ini tersusun oleh Kalsium Carbonat (CaCO3) dan pada
bagian dalamnya di lapisi seloaput tipis yang disebut sebagai mantel. Kedua
cangkang tersebut dihubungkan oleh engsel yang terdiri dari gigi dan soket
(lubang gigi).

Gambar 2.12 Morfologi Brachiopoda

Saat dewasa organime ini hidup secara benthos sesil yaitu dengan cara
menambat pada dasar laut maupun obyek lainya dengan menggunakan alat yang
disebut batang (pedicle) alat ini keluar dari lubang detyldium yang terletak pada
pediclar valve. Diinterpretasikan bahwa organisme tersebut hidup di laut dangkal
karena kondisi arusnya yang cukup tenang, dengan kiodisi air yang jernih
dengan salinitas tinggi serta penetrasi dari cahaya matahari cukup karena hidup
dari organisme tersebut sangat bergantung pada cahaya matahari untuk suplai
makananya, salah satunya yaitu plankton
Jenis pengawetan pada fosil tersebut adalah bodi utuh dengan tipe
pengawetan bagian keras organisme yang bersifat karbonatan. Karena kerangka
tubuhnya yang kaya akan unsur kasium karbonat ( CaCO3). Karena morfologi
dari fosil ini yang cenderung masih utuh maka diinterpretasikan setelah hewan
tersebut mati kemudian akan terendapkan oleh material sedimen yang berfungsi

14

untuk menghindari proses pembusukan, diindikasikan pengendapan ini


berlangsung di daerah yang arusnye relatif tenang dan tidak mengalami proses
transportasi. Sehingga Dapat diindikasikan fosil ini terbentuk pada daerah Back
Reef

Gambar 2.12 Lingkungan pengendapan fosil

Fosil ini memiliki sepasang cangkang yang berbeda ukuran sehingga


termasuk kedalam kelas Brachiopoda, kemudian karena penghubung antara
kedua cangkang tersebut adalah gigi dan soket sehingga termasuk kedalam kelas
Articulate. Berdasarkan bentuk cangangnya ordo dari fosil ini yaitu Orthida
Fosil jenis ini berkembang pesat pada zaman Cambrian-permian. Zaman
Kambrian adalah adalah zaman dimana hewan invertebrata mulai muncul, dan
hampir seluruh kehidupan berlangsung di laut. Hewan zaman ini memiliki
cangkang liuar yang berfungsi sebagai pelindung. Fosil yang umum di jumpai
dan penyebaranya luas adalah alga, moluska,coral, brachiopoda, echinodermata
dan arthropoda (trilobit). Sebuah daratan yang disebutr Gonwana yang menjadi
cikal bakal antartika, Afrika, India,Australia dan sebagian Asia Amerika Selatan
dan Australia. Dan pada bagian amerika utara dan Eropa masih berupabenuabenua kecil yang terpisah.Pada endapan cambrium banyak diotemukan endapan
fosil sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan
pada zaman ini. Dan kehidupan fosil ini berakhir pada zaman permian dimana
pada zaman ini diakhiri dengan kepunahan misca dalam skala besar, trilobit dan
ikan yang mulai punah. Pada Zaman ini Pangea bergambung dan bergerak
bersama menjadi satumasa daratan. Lapisan es mnutupi Amerika selatan,

15

Antartika, Australia, dan Afrika membendung air dan menurunkan muka air laut.
Kondisi kering membentuk gurun pasir di bagian utara.

Gambar 2.13 kehidupan dasar laut zaman Permian

Berdasarkan deskripsi secara megaskopis fosil nomor peraga BR-W jenis


pemfosilanya adalah bodi utuh, morfologi tubuhnya terdiri dari pedicular valve,
Brancial valve, brancial, ribs, growth line,hingeline dan umbo. Umur geologinya
yaitu zaman Cambrian-Permian dan lingkungan hidupnya berada di laut
dangkal. Fosil ini berasal dari filum Brachiopoda, kelas Articulate, ordo Orthida
dan famili Plektortidae. Nama fosil tersebut adalah Hebertella

Gambar 2.14 Klasifikasi Brachiopoda

16

Anda mungkin juga menyukai