Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

Praktikum Makropaleontologi acara Molusca, diadakan pada hari Senin,


17 Oktober 2016. Kegiatan praktikum meliputi penjelasan materi tentang filum
Molusca dan pendeskripsian fosil yang tersedia. Dalam hal pendeskripsian fosil
ini, yang diamati antara lain jenis peraga yang diamati, warna, morfologi, dan
dimensi. Selain itu, juga didukung dengan umur geologi, taksonomi, interpretasi
cara dan lingkungan hidup serta bagaimana cara organisme tersebut pada akhirnya
terfosilkan. Berikut merupakan pembahasan dari deskripsi yang telah dilakukan:
2.1 Fosil Nomor Peraga A 81
Fosil dengan nomor peraga A 81 ini berwarna coklat kekuningan dengan
dimensi 7 x 3,5 x 3 cm. Jenis peraga yang diamati berupa cast. Pada fosil ini,
bagian tubuh yang dapat diamati antara lain adalah protoconch, growth line,
suture, aperture, body whorl dan shell margin. Pengawetannya diinterpretasi
melalui tipe pengawetan jejak yaitu berupa cast. Hidup secara heterotroph
pada lingkungan air tawar dengan memakan tumbuhan, udang, ikan kecil dan
sisa-sisa organisme. Fosil ini hidup dengan cara merayap di dasar lingkungan
air tawar dan berpindah-pindah (benthos vagyl).
Bagian tubuh yang dapat diamati dari fosil ini antara lain adalah
protoconch, growth line, suture, aperture, body whorl dan shell margin.
Protoconch merupakan bagian puncak pada cangkang gastropoda yang
melingkar. Growth line sesuai dengan namanya merupakan garis pertumbuhan
yang dapat digunakan untuk menunjukkan umur dari gastropoda itu. Suture
merupakan sekat antar setiap putaran cangkang, aperture lubang pada ujung/
putaran terakhir yang juga merupakan lubang bagi organisme keluar masuk
cangkang. Body whorl merupakan bagian besar pada putaran terakhir (putaran
yang terdapat aperture). Sedangkan shell margin sendiri merupakan garis
paling pinggir pada cangkang. Hewan ini sebenarnya juga memiliki perut yang
berfungsi sebagai kaki namun, karena bersifat lunak sehingga tidak dapat
terfosilkan.

6
Fosil ini memiliki tubuh yang lunak yang ditutupi oleh cangkang yang
keras. Memiliki perut yang berfungsi sebagai kaki untuk berjalan. Dari hal
teresbut dan berdasarkan bentuk tubuh yang terlihat maka dapat diinterpretasi
bahwa hewan ini termasuk dalam kelas Gastropoda, ordo Ampullaroidea, dan
Family Ampullaridae. Nama speciesnya sendiri adalah Pomacea canaliculata.
Fosil ini terawetkan melalui tipe pengawetan tapak atau jejak berupa cast.
Dimana pada saat organisme ini mati kemungkinan karena disebabkan oleh
perubahan arus yang drastic sehingga organisme ini tidak dapat bertahan,
dimana pada lingkungan dimana ia terendapkan juga terdapat material
sedimen yang belum terkonsolidasi sehingga bagian cangkang dari organisme
ini akan menekan sedimen tersebut dan meninggalkan cetakan bagian
cangkang yang menekan sedimen tadi. Kemudian setelah terbentuk cetakan
cangkang pada sedimen tersebut, ada material sedimen yang lain yang
kemudian mengisi cetakan yang telah terbentuk tadi sehingga menghasilkan
bentukan yang sama dengan organisme yang membentuknya namun dengan
komposisi berupa material sedimen.
Gastropoda jenis Pomacea ini hidup pada air tawar, dimana pada air tawar
terdapat banyak organisme yang merupakan makanan utama dari pomacea.
Selain itu juga, lingkungan ini sangat mendukung karena kebanyakan
golongan gastropoda akan hidup dengan baik pada kondisi yang hangat, terang
dan energy arus yang tidak terlalu tinggi. Hal ini juga dibuktikan dengan
bentuk cangkangnya yang sederhana, dan tipis menunjukkan bahwa
lingkungan dimana dia hidup memiliki arus yang tenang dan tidak jenuh
karbonat. Makanannya sendiri berupa tumbuhan, udang, ikan kecil dan sisa-
sisa organisme. Hewan ini hidup pada lingkungan air tawar dan bersifat
benthos vagyl yaitu bergerak didasar serta berpindah-pindah dengan cara
merayap. Hewan ini memiliki lidah perut sehingga makanan yang masuk
kedalam mulutnya dapat dihaluskan sebelum kemudian masuk kedalam
kerongkongan.

7
Gambar 3.1 Lingkungan hidup Pomacea canaliculata

Fosil ini diperkirakan telah ada semenjak zaman Kambrium (580-440


juta tahun lalu) sampai pada zaman Holosen, Pada masa ini iklim dan suhu
sangat stabil dan muka air laut surut dari zaman sebelumnya menyebabkan
bnayak hewanhewan diperairan yang mulai muncul. Terutama hewan-hewan
kecil. Selain itu di darat juga muncul tumbuhan-tumbuhan seperti ganggang
dan juga lumut. Pada masa ini, banyak hewan invertebrata mulai muncul.
Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai
kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai
dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).

Gambar 3.2 Umur Geologi Gastropoda berdasarkan Skala Waktu Geologi

8
2.2 Fosil Nomor Peraga BK 010
Fosil dengan nomor peraga BK 010 ini memiliki warna abu-abu dengan
dimensi 8 cm x 6 x 1 cm. Jenis peraga yang diamati adalah mold. Fosil ini
diinterpretasi terawetkan melalui tipe pengawetan tapak atau jejak organisme
yang berupa mold. Bagian tubuh yang dapat dideskripsi antara lain adalah umbo,
radial rib, shell margin. Fosil ini hidup secara heterotroph dengan memakan
udang, ikan kecil dan sisa organisme.
Bagian tubuh yang dapat dideskripsi pada fosil ini antara lain adalah
umbo, radial rib dan shell margin. Umbo merupakan bagian paling menonjol
yang pertama kali terbentuk sehingga memiliki umur yang paling tua dari
bagian cangkang lainnya. Radial rib adalah garis yang sejajar dengan arah
pembentukan cangkang sehingga tampak memotong growth line. Sedangkan
shell margin sendiri merupakan garis paling pinggir dari cangkang
pelecypoda. Sesuai dengan namanya, fosil ini juga sebenarnya memiliki kaki
yang berbentuk kapak yang digunakan untuk merayap di dasar laut
dangkal.organisme ini meiliki semacam system engsel yang berfungsi untuk
menghubungkan kedua cangkangnya.
Fosil ini memiliki tubuh yang lunak yang tertutup oleh setangkup
cangkang yang bersifat karbonatan dan memiliki kaki berbentuk kapak
sehingga organisme ini dapat diklasifikasikan kedalam kelas Pelecypoda, ordo
carditoida, family carditidae. Nama spesiesnya sendiri adalah Aviculopecten
subcardiformis.
Fosil ini terawetkan secara pengawetan tapak atau jejak organisme yaitu
berupa mold. Dimana pengawetan dimulai pada saat organisme ini mati,
misalnya karena perubahan arus yang drastic berubah menjadi snagat deras
sehingga organisme ini tidak dapat mempertahankan dirinya sehingga
kemudian mati, ataupun karena kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Diinterpretasi pada lokasi yang sama juga yaitu tempat organisme ini hidup
(dilihat dari banyaknya mold yang terbentuk pada batu yang dideskripsi)
terdapat sedimen yang belum terkonsolidasi sehingga cangkang organisme ini
kemudian menekan material sedimen tersebut dan meninggalkan cetakan

9
bagiang cangkang yang menekan sedimen. Sehingga pada saat sedimen
tersebut membatu, cetakan cangkang tersebut akan tampak pada permukaan
batuan. Pelecypoda hidup secara heterotroph yaitu tidak dapat mengahasilkan
makanan sendiri. Makanannya adalah berupa udang, ikan-ikan kecil atau sisa-
sisa organisme. Organisme ini memiliki kebiasaan makan dengan cara
menyaring partikel-partikel yang terdapat dalam air. Pelecypoda hidup pada
zaman Ordovisium bawah-Resen. Zaman Ordovisium dicirikan oleh
munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan
beberapa hewan tak bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti
Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut),
Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga berkembang membentuk
karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan
Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar.

Gambar 3.3 Lingkungan Hidup Pelecypoda

Gambar 3.2 Umur geologi Pelecypoda berdasarkan Skala Waktu Geologi

10
2.3 Fosil Nomor Peraga F 85
Fosil dengan nomor peraga F 85 ini memiliki warna abu-abu kcoklatan
dengan dimensi 8,5 x 6 cm x 5 cm. Pengawetannya diinterpretasi melaui tipe
pengawetan bagian keras organisme yang bersifat karbonatan. Bagian tubuh yang
dapat dideskripsi yaitu apex, suture, whorl, body whorl, columellar, aperture.
Organisme ini hidup secara heterotroph dengan memakan fitoplakton, udang dan
ikan-ikan kecil. Hidup pada zaman Kambrium-sekarang.

Bagian tubuh yang dapat dideskripsi pada fosil ini adalah apex, suture, whorl,
body whorlh, columellar, dan juga aperture. Apex merupakan bagian puncak
pada cangkang gastropoda yang tidak memutar. Suture adalah sekat antar
putaran, whorl merupakan putaran cangkang dan body whorl merupakan
merupakan bagian besar pada putaran terakhir (putaran yang terdapat
aperture). Sedangkang colummellar sendiri merupakan bagian pada aperture
yang masuk kedalam. Dan aperture adalah lubang pada putaran terakhir yang
berfungsi sebagai lubang keluar masuknya gastropoda. Hewan ini sebenarnya
juga memiliki perut yang berfungsi sebagai kaki namun, karena bersifat lunak
sehingga tidak dapat terfosilkan.
Hewan ini memiliki ciri-ciri memiliki cangkang yang panjang dan memutar,
serta memiliki perut yang juga berfungsi esbagai kaki. Dari bentuk cangkangnya
maka organisme ini dapat diklasifikasikan kedalam kelas gastropoda, ordo
neogastropoda, family muricoidea. Sedangkan, nama spesiesnya sendiri adalah
Muricidae ocenebrinae.
Fosil ini terawetkan secara pengawetan bagian keras organisme, yakni
karena organisme ini memiliki bagian keras yang bersifat
gampingan/karbonatan sehingga dapat terfosilkan. Pemfosilan akan terjadi
pertama kali adalah saat organisme ini mati akibat misalnya adalah karena
adanya perubahan arus yang drastis menjadi sangat deras sehingga organisme
ini tidak dapat bertahan dan kemudian mati. Setelah mati, organisme ini
kemudian terkubur oleh material sedimen sehingga bagian cangkangnya yang
bersifat karbonatan kemudian terfosilkan di dalam material sedimen. Material
ini kemudian akan membatu dan sudah berisi fosil tersebut dan dengan adanya

11
pengaruh gaya endogen, yakni tektonik sehingga organisme yang telah
terkubur tersebut terangkat ke permukaan dan dapat diperoleh sebagai fosil.
Fosil ini dari bentuk cangkangnya yang memiliki aksesoris yang lumayan
kompleks maka dapat diinterpretasi bahwa organisme ini hidup pada daerah
laut dangkal, dimana perairan tersebut merupakan perairan jenuh silica dan
memiliki energy arus yang cukup tinggi, sehingga organisme ini akan
berusaha menciptakan cangkang yang dapat menahan arus yang dating
sehingga dia dapat tetap bertahan pada dasar laut dangkal. Organisme ini
hidup secara heterotroph yaitu tidak dapat menghasilkan makan sendiri, dan
jenis makanannnya adalah fitoplankton, udang maupun ikan-ikan kecil.
Memiliki lidah perut sehingga makanan yang masuk kedalam mulutnya dapat
dihaluskan sebelum masuk kedalam kerongkongan. Fosil ini diperkirakan
telah ada semenjak zaman Kambrium awal. Pada zaman ini, banyak hewan
invertebrata yang mulai muncul. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan.
Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung.
Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing,
Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).

Gambar 3.5 Lingkungan Hidup gastropoda

12
Gambar 3.6 Umur geologi gastropda berdasarkan Skala Waktu Geologi
2.4 Fosil Nomor Peraga G 12
Fosil dengan nomor peraga G 12 ini memiliki warna kemerahan dengan
dimensi 13 cm x 16 cm. Jenis peraga yang diamati adalah cast. Jenis peraga yang
diamati berupa cast. Pada fosil ini, bagian tubuh yang dapat diamati antara lain
adalah growth line dan aperture. Pengawetannya diinterpretasi melalui tipe
pengawetan jejak yaitu berupa cast. Hidup secara heterotroph pada lingkungan
laut dalam dengan sisa-sisa organisme. Fosil ini belum diketahui bagaimana
car hidup yang sesungguhnya namun, beberapa ahli berpendapat bahwa
ammonite ini hidup secara pelagic dengan menggunakan tentakel yang
terdapat pada bagian kepala.
Bagian tubuh yang dapat diamati dari fosil ini antara lain adalah
protoconch, growth line dan aperture. Growth line sesuai dengan namanya
merupakan garis pertumbuhan yang dapat digunakan untuk menunjukkan
umur dari ammonite ini, sedangkan aperture adalah lubang pada ujung/
putaran terakhir yang juga merupakan lubang bagi organisme keluar masuk
cangkang. Hewan ini memiliki cangkang yang melingkar dari dalam dan
melebar semakin keluar dan kemudian terdapat tubuh lunak yang mengisi
cangkang tersebut.
Fosil ini memiliki tubuh yang berwarna kemerahan dan memliki bentuk
tubuh yang membulat atau radial. Fosil ini termasuk kedalam kelas

13
Cephalopoda, ordo Ceratitida, dari family ceratitidae. Nama spesies ini sendiri
adalah Ceratites nodosus (Ammonite).
Fosil ini terawetkan melalui tipe pengawetan tapak atau jejak berupa cast.
Dimana pada saat organisme ini mati kemungkinan karena disebabkan oleh
perubahan arus yang drastic sehingga organisme ini tidak dapat bertahan,
dimana pada lingkungan dimana ia terendapkan juga terdapat material
sedimen yang belum terkonsolidasi sehingga bagian cangkang dari organisme
ini akan menekan sedimen tersebut dan meninggalkan cetakan bagian
cangkang yang menekan sedimen tadi. Kemudian setelah terbentuk cetakan
cangkang pada sedimen tersebut, ada material sedimen yang lain yang
kemudian mengisi cetakan yang telah terbentuk tadi sehingga menghasilkan
bentukan yang sama dengan organisme yang membentuknya namun dengan
komposisi berupa material sedimen.
Ammonite merupakan salah satu jenis molusca yang menjadi penciri laut
dalam. Dapat juga dilihat dari bentuk cangkangnya yang sangat sederhana,
menunjukkan bahwa lingkungan hidupnya tidak jebnuh akan silica dan
memiliki energy arus yang tidak terlalu besar. Ammonites muncul sejak
zaman Permian sampai mencapai puncaknya di zaman Cretaceous. Pada
zaman ini, populasi molusca sangat melimpah karena terjadi peristiwa pasang
laut sehingga matahari mudah masuk kedalam air, dan suhu di laut menjadi
hangat. Dimana suhu dan kondisi lingkungan yang seperti ini sangat bagus
sebagai kondisi untuk organisme ini hidup.

Gambar 3.7 Lingkungan Hidup Ammonites

14
Melimpah

Muncul

Gambar 3.8 Umur geologi Ammonites berdasarkan Skala Waktu Geologi


2.5 Fosil Nomor Peraga HERVIN
Fosil dengan nomor peraga HERVIN ini memiliki warna putih dengan
dimensi 5 cm x 5 cm. Jenis peraga yang diamati adalah fragmen. Fosil ini
diinterpretasi terawetkan melalui tipe pengawetan bagian keras organisme yang
bersifat karbonatan. Bagian tubuh yang dapat dideskripsi antara lain adalah umbo,
radial rib, growth line, shell margin. Fosil ini hidup secara heterotroph dengan
memakan udang, ikan kecil dan sisa organisme.
Bagian tubuh yang dapat dideskripsi pada fosil ini antara lain adalah
umbo, radial rib, growth line dan shell margin. Umbo merupakan bagian
paling menonjol yang pertama kali terbentuk sehingga memiliki umur yang
paling tua dari bagian cangkang lainnya. Growth line adalah garis
pertumbuhan yang dapat menunjukkan umur organisme. Radial rib adalah
garis yang sejajar dengan arah pembentukan cangkang sehingga tampak
memotong growth line. Sedangkan shell margin sendiri merupakan garis
paling pinggir dari cangkang pelecypoda. Sesuai dengan namanya, fosil ini
juga sebenarnya memiliki kaki yang berbentuk kapak yang digunakan untuk
merayap di dasar laut dangkal.organisme ini meiliki semacam system engsel
yang berfungsi untuk menghubungkan kedua cangkangnya.
Fosil ini memiliki tubuh yang lunak yang tertutup oleh setangkup
cangkang yang bersifat karbonatan dan memiliki kaki berbentuk kapak

15
sehingga organisme ini dapat diklasifikasikan kedalam kelas Pelecypoda, ordo
carditoida, family carditidae. Nama spesiesnya sendiri adalah Aviculopecten
subcardiformis.
Fosil ini terawetkan secara pengawetan bagian keras organisme, yakni
karena organisme ini memiliki bagian keras yang bersifat
gampingan/karbonatan sehingga dapat terfosilkan. Pemfosilan akan terjadi
pertama kali adalah saat organisme ini mati akibat misalnya adalah karena
adanya perubahan arus yang drastis menjadi sangat deras sehingga organisme
ini tidak dapat bertahan dan kemudian mati. Setelah mati, organisme ini
kemudian tertransport (terlihat dari cangkangnya yang sudah berupa fragmen),
lalu terkubur oleh material sedimen sehingga bagian cangkangnya yang
bersifat karbonatan kemudian terfosilkan di dalam material sedimen. Material
ini kemudian akan membatu dan sudah berisi fosil tersebut dan dengan adanya
pengaruh gaya endogen, yakni tektonik sehingga organisme yang telah
terkubur tersebut terangkat ke permukaan dan dapat diperoleh sebagai fosil.
Pelecypoda hidup secara heterotroph yaitu tidak dapat mengahasilkan
makanan sendiri. Makanannya adalah berupa udang, ikan-ikan kecil atau sisa-
sisa organisme. Organisme ini memiliki kebiasaan makan dengan cara
menyaring partikel-partikel yang terdapat dalam air. Pelecypoda hidup pada
zaman Ordovisium bawah-Resen. Zaman Ordovisium dicirikan oleh
munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan
beberapa hewan tak bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti
Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut),
Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga berkembang membentuk
karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan
Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar.

16
Gambar 3.3 Lingkungan Hidup Pelecypoda

Gambar 3.2 Umur geologi Pelecypoda berdasarkan Skala Waktu Geologi

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fosil peraga A 81 memiliki tubuh yang lunak yang ditutupi oleh cangkang
yang keras. Memiliki perut yang berfungsi sebagai kaki untuk berjalan.
Dari hal teresbut dan berdasarkan bentuk tubuh yang terlihat maka dapat
diinterpretasi bahwa hewan ini termasuk dalam kelas Gastropoda, ordo
Ampullaroidea, dan Family Ampullaridae. Nama speciesnya sendiri adalah
Pomacea canaliculata. Hidup pada zaman Kambrium-sekarang
Fosil peraga BK 010 memiliki tubuh yang lunak yang tertutup oleh
setangkup cangkang yang bersifat karbonatan dan memiliki kaki berbentuk
kapak sehingga organisme ini dapat diklasifikasikan kedalam kelas
Pelecypoda, ordo carditoida, family carditidae. Nama spesiesnya sendiri
adalah Aviculopecten subcardiformis. Hidup pada zaman Ordovisium
bawah-sekarang.
Fosil peraga F 85 memiliki ciri-ciri memiliki cangkang yang panjang dan
memutar, serta memiliki perut yang juga berfungsi esbagai kaki. Dari bentuk
cangkangnya maka organisme ini dapat diklasifikasikan kedalam kelas
gastropoda, ordo neogastropoda, family muricoidea. Sedangkan, nama
spesiesnya sendiri adalah Muricidae ocenebrinae. Hidup pada zaman
Kamrium-sekarang.
Fosil nomor peraga G 12 memiliki tubuh yang berwarna kemerahan dan
memliki bentuk tubuh yang membulat atau radial. Fosil ini termasuk
kedalam kelas Cephalopoda, ordo Ceratitida, dari family ceratitidae. Nama
spesies ini sendiri adalah Ceratites nodosus (Ammonite). Hidup pada
zaman Permian-Cretaceous.
Fosil nomor peraga HERVIN Fosil peraga BK 010 memiliki tubuh yang
lunak yang tertutup oleh setangkup cangkang yang bersifat karbonatan dan
memiliki kaki berbentuk kapak sehingga organisme ini dapat
diklasifikasikan kedalam kelas Pelecypoda, ordo carditoida, family

18
carditidae. Nama spesiesnya sendiri adalah Aviculopecten subcardiformis.
Hidup pada zaman Ordovisium bawah-sekarang..
3.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum dilaksanakan, praktikan harus sudah
memahami materi sehingga pendeskripsian dapat berlangsung dengan baik
Dalam pendeskripsian harus hati-hati sehingga tidak merusak fosil peraga

19

Anda mungkin juga menyukai