Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM STRATIGRAFI

LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abu Ali Muhammad Al Hasam Bin Al hatsam dalam metodenya


menegaskan bahwa fenomena-fenomena alam berjalan dalam prinsip
kepastian.dalam pengertian, bahwa semua fenomena alam ini tunduk pada
hukum dan aturan-aturan yang tetap, yang memungkinkan orang melakukan
eksperimen dan mengungkap rahasianya, situasi dan kondisi yang
melingkupinya, harus memberitakan hasil yang sama secara aksiomatis
Prinsip stratigrafi merupakan ilmu yang membahas aturan, hubungan dan
kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dengan melihat pertimbangan
umur, waktu pengendapannya serta ciri-ciri litologinya. Dalam penggunaannya
dizaman sekarang stratigrafi merupakan ilmu geologi yang sangat penting dalam
penentuan umur dari suatu lapisan,menjadi penciri adanya kemampuan migas dan
dapat mengetahui sejarah geologi suatu daerah. Untuk mengetahui metode-metode
yang dilakukan dalam penerapan prinsip stratigrafi dilapangan, maka dibuatlah
jadwal praktikum yang membahas materi-materi dan metode yang membahas suatu
perlapisan daerah.Dalam praktikum kali ini membahas tentang litostratigrafi
yaitu studi stratigrafi yang memfokuskan kepada jenis – jenis litologi yang diamati
di lapangan.Hal ini bertujuan untuk mengelompokkan jenis litologi yang berbeda
secara bersistem.Pada satuan litostratigrafi penentuan satuannya berdasarkan ciri
litologi yang teramati di lapangan.
Ciri tersebut meliputi janis batuan, kombinasi antar batuan
(unconformity, superposisi, crosscutting), struktur dan lain-lain. Dalam
pangadaannya secara langsung di lapangan seorang geologist haruslah melakukan
pengamatan lapangan untuk mendapatkan data-data primer mengenai jenis litologi
yang dijumpai pada suatu area penelitian. Tentunya pada daerah pemetaan yang
sangat luas seorang geologis tidak akan mengamati meter demi meter dari daerah
tersebut, melainkan akan menentukan stasiun-stasiun pengamatan tertentu pada
daerah tersebut yang dianggap mewakili keseluruhan aerah yang akan dipetakan.
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai pencatatan lapangan.

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud kami melakukan praktikum ini yaitu agar dapat
meningkatkan kecerdasan intektual kami dan sebagai bekal saat terjun didunia
industry pertambangan nanti.
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan kami melakukan praktikum ini yaitu
1. Kami dapat mengetahui pengertian keselarasan dan ketidak selarasan
2. kami dapat mengetahui jenis-jenis ketidak selarasan.

1.3 Alat dan bahan


1.3.1 Alat
Adapun alat yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Alat tulis menulis ;
2. Penggaris 30 cm.
1.3.2 Bahan
Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Kertas HVS ;
2. Kertas Kalkir ;
3. Problem set ;
4. Pensil warna.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keselarasan Dan Ketidak Selarasan

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)


Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), Secara umum di
lapangan ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir
sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu. Conformable contact
(Selaras): - Batas antara lapisan yang berdekatan- Tidak ada substantial gap in time-
Rangkaian lapisan yang diendapkan menerus; umur sama- Rangkaian lapisan yang
diendapkan menerus; umur sama
Ketidak selarasan (Unconformity): hubungan antara satu lapis batuan dengan
lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang tidak menerus, terdapat selang
waktu (rumpang waktu) pengendapan. (Tidak selaras/ unconformity):
Memperlihatkan adanya interupsi sedimentasi- Adanya substantial gap in time
(called hiatus)- Kontak dapat berupa : kontak erosi atau tidak ada pengendapan
lapisan sedimen.

2.2 Jenis-Jenis Ketidak Selarasan

Gambar 2.1 Jeni-jenis ketidak selarasan


2.2.1 Diskonformity
Perlapisan ini juga terbentuk karena erosi diantara dua lapisan sedimen,
namun lapisan paling bawah dari sedimen tidak miring sebelum terjadi deposisi pada
sedimen lapisan atas. Urutan terjadinya adalah sebagai berikut:
1. subsidence dan sedimen mengalami deposisi
2. terjadi uplift dan erosi
3. subsidence baru dan deposisi terjadi

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

Gamabar 2.2 Diskonformiti

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

Gambar 2.3 Ilustrasi Diskonformiti

Karena perlapisan ini arahnya sejajar maka disconformity ini lebih sulit untuk
dikenali dalam catatan sedimen.Geolog harus teliti melihat batas kasar diantara dua
lapisan tersebut.

Gambar 2.4 Gamabran Diskonformiti

2.2.2 Nonconformity
Ketidaselarasan ini memisahkan batuan beku atau batuan metamorf dengan
batuan sedimen. Jenis ini menunjukkan bahwa ada erosi dalam jangka panjang
sebelum pengendapan sedimen terjadi.

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

Gambar 2.5 Nonconformiti

2.2.3 Angular Unconformitu


Adalah fenomena dimana beberapa lapisan sedimen memiliki perbedaan
sudut yang tajam dengan lapisan di atasnya (ketidakselarasan menyudut).

Gambar 2.6 Ilustrasi Angular Unconformitu

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

Gambar 2.7 Angular Unconformitu

2.2.4 Para Conformity


Hubungan dua lapisan batuan yang sejajar bidang perlapisan, karena proses
erosi yang mendatar. Jenis ketidakselarasan ini adalah jenis yang rumit, karena tidak
mempunyai bidang erosi yang tegas akibat dari lapisan batuan yang terakhir tidak
mengalami erosi, sehingga kenampakan perlapisan batuan terlihat normal, dan tidak
nampak menonjol, tetapi berdasarkan umur terjadi loncatan .

Gamabar 2.8 Para Conformity

2.3 Hukum Nicolas Steno,1669

Nicolaus Steno (1665) dikenal sebagai orang yang pertama kali


memperkenalkan prinsip prinsip dasar geologi yang hingga saat ini masih dipakai
dalam penafsirkan lapisan lapisan batuan sedimen. Niel Stensen merupakan nama
asli dari Nicolaus Steno yang lahir di Copenhagen, Denmark pada 10 Januari 1638.
Pada tahun 1656 belajar di Universitas Copenhagen yang kemudian
melanjutkan ke Amsterdam dan Leyden di Belanda.Pada tahun 1665 Stensen pindah
ke Florence di Itali menjadi ahli fisika pada Grand Duke of Tuscany. Disini Niel
Stensen merubah namanya kedalam bahasa latin menjadi Nicolaus Steno. Adapun
prinsip prinsip dasar geologi yang sangat penting dalam ilmu geologi adalah prinsip

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

horisontalitas, superposisi dan kesinambungan lateral pada perkapisan batuan


sedimen.
1. Superposisi (Superposition): Dalam kondisi normal (belum terganggu),
perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan
batuan yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan
batuan diatasnya.
2. Horizontalitas (Horizontality): Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan
batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut
kemiringan asli (initial-dip) karena dasar cekungannya yang memang
menyudut
3. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity): Pelamparan suatu lapisan
batuan akan menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain
bahwa apabila pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus
perlapisannya berbeda litologinya maka dikatakan bahwa perlapisan batuan
tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep perubahan facies terjadi
apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia, dan biologi yang
berbeda satu dengan lainnya..

2.4 Regresi dan Transregresi

Ada beberapa jenis laut, menurut cara terjadinya kita mengenal adanya laut
Transgresi, laut Ingresi dan laut Regresi.Laut

2.4.1 Transgresi (laut yang meluas)


Transgresi (laut yang meluas) adalah, terjadi karena adanya perubahan
permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi
karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-
bagian daratan yang rendah tergenang air laut.Perubahan ini terjadi pada zaman
es.Contoh laut jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara.
2.4.2 Laut Ingresi
Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar
laut.Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah di
dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin adalah
penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat.Contohnya lubuk Sulu, lubuk Sulawesi,
lubuk Banda dan lubuk Karibia.Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya palung Mindanau yang


dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, palung Jepang yang
dalamnya 9.433 m serta palung Mariana yang dalamnya 10.683 m (terdalam di
dunia).
2.4.3 Laut Regresi
Laut Regresi adalah laut yang menyempit.Penyempitan terjadi karena adanya
pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh
sungaisungai yang bermuara di laut tersebut.Penyempitan laut banyak terjadi di
pantai utara pulau Jawa.Menurut letaknya, laut dibedakan menjadi tiga yaitu laut
tepi, laut pertengahan dan laut pedalaman.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun prosedur kerja selama praktikum yaitu pertama kami menerima materi
dari asisten setelah itu kami menginterprestasi soal cerita yang diberikan asisten baik
dari jenis batuan yang terendapkan maupun ukuran butir batuan kemudian
menggambarkannya sesuai dengan hukum superposisi. Menentukan jenis ketidak
selaasan yang terjadi pada soal tersebut.

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

4.2 Pembahasan

Pada problem set kali ini kita membahas tentang ketidakselarasan yang terjadi
yaitu angular unconformity atau batuan yang terangkat dan menyudut diakibatkan
pergerakan lempeng seperti Divergen, Konvergen, Transform. Divergen yaitu adanya
pergerakan lempeng yang saling menjauh satu sama lainnya atau terpecah, lapisan
lithosfer menipis dan akan terbelah membentuk batas Divergen. Konvergen yaitu
pergerakan lempeng yang saling bertabrakan, dan Transform yaitu pergerakan
lempeng yang terjadi pada dua bagian lempeng bumi yang bergerak secara horizontal
atau berlawanan arahnya atau saling bergeser satu sama lainnya. Kediannya saling
mendekat ataupun saling menjauh namun hanya berpapasan.
Pada gambar bagian a yang mula mengalami divergen namun seiring
berjalannya waktu telah terjadi kembali pegerakan lempeng konvergen yang
mengakibatkan batuan tersebut bertumbukan dn membentuk sudut. Sehingga terjadi
ketidakselarasan angular unconformity.
pada gambar bagian b setelah selang beberapa waktu terjadi kembali cekungan
yang tempat terendapanya batubara yang yang ter-transform. Pada bagian c itu
terendapkan kembali batupasir, bagian d lempug yang kaya CaCO3 (yang terdapat
pada laut dangkal. Bagian e terdapat batuan sedimen yang telah mengalami baking
efect atau pemanggangan yang tidak sempurna sehingga menjadi batugamping. Dan
pada bagian f terdapat batuan piroklastik yang mengandung debu vulkanik yang
dikeluarkan selama letusan gunung berapi.

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

keselarasan adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan
lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), Secara umum di lapangan
ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan
ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu. sedangkan Ketidak selarasan):
hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau
dibawahnya yang tidak menerus, terdapat selang waktu (rumpang waktu)
pengendapan. Adapun jenis-jenis ketidak selarasan yairu disconformity,
nonconformity, angular conformity dan paraconformity.

5.2 Saran
5.2.1 Saran buat laboratorium
Sebaiknya disediakan ruangan laboratorium stratigrafi
5.2.2 Saran buat Asisten
Tetap jadi asisten yang baik dan sabar dalam membimbing praktikannya

DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, Noor., 2010., “Pengantar Geologi”., Fakultas Teknik., Universitas Pakuan.


Bogor.

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETIDAKSELARASAN

Korps Asisten., 2016.,“Penuntun Praktikum stratigrafi”.,Makassar: Universitas


Muslim Indonesia

Widada, S.,2002, Petunjuk Praktikum Geologi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas


Teknologi Mineral, UPN”V”Y, Yogyakarta, Indonesia.

MUH. TALIB A. FARID


09320150162 09320160028

Anda mungkin juga menyukai