Anda di halaman 1dari 31

PRAKTIKUM STRATIGRAFI

LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abu Ali Muhammad Al Hasam Bin Al hatsam dalam metodenya


menegaskan bahwa fenomena-fenomena alam berjalan dalam prinsip
kepastian. dalam pengertian, bahwa semua fenomena alam ini tunduk pada
hukum dan aturan-aturan yang tetap, yang memungkinkan orang melakukan
eksperimen dan mengungkap rahasianya, situasi dan kondisi yang
melingkupinya, harus memberitakan hasil yang sama secara aksiomatis
Prinsip stratigrafi merupakan ilmu yang membahas aturan, hubungan dan
kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dengan melihat pertimbangan
umur, waktu pengendapannya serta ciri-ciri litologinya. Dalam penggunaannya
dizaman sekarang stratigrafi merupakan ilmu geologi yang sangat penting dalam
penentuan umur dari suatu lapisan,menjadi penciri adanya kemampuan migas dan
dapat mengetahui sejarah geologi suatu daerah. Untuk mengetahui metode-metode
yang dilakukan dalam penerapan prinsip stratigrafi dilapangan, maka dibuatlah
jadwal praktikum yang membahas materi-materi dan metode yang membahas suatu
perlapisan daerah. Dalam praktikum kali ini membahas tentang
litostratigrafi yaitu studi stratigrafi yang memfokuskan kepada jenis – jenis litologi
yang diamati di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengelompokkan jenis litologi
yang berbeda secara bersistem. Pada satuan litostratigrafi penentuan satuannya
berdasarkan ciri litologi yang teramati di lapangan.
Ciri tersebut meliputi janis batuan, kombinasi antar batuan
(unconformity, superposisi, crosscutting), struktur dan lain-lain. Dalam
pangadaannya secara langsung di lapangan seorang geologist haruslah melakukan
pengamatan lapangan untuk mendapatkan data-data primer mengenai jenis litologi
yang dijumpai pada suatu area penelitian. Tentunya pada daerah pemetaan yang
sangat luas seorang geologis tidak akan mengamati meter demi meter dari daerah
tersebut, melainkan akan menentukan stasiun-stasiun pengamatan tertentu pada

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

daerah tersebut yang dianggap mewakili keseluruhan aerah yang akan dipetakan.
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai pencatatan lapangan dari suatu litologi
yang didapatkan maka sangat penting untuk kemudian kita mengetahui dan mengerti
tentang hakikat dari Litostratigrafi .

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud kami melakukan praktikum ini yaitu sebagai perwjudan
dalam mengamalkan perintah Allah Subhanahu wata ala Dalam QS. Al Mujaddilah
Ayat 11 yang berbunya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
1.2.1 Tujuan
1. Praktikan dapat mengetahui pengertian kolom stratigrafi
2. Praktikan dapat menggambarkan kolom stratigrafi.
3. Praktikan dapat mengetahui tujuan dari pembuatan kolom stratigrafi.

1.3 Alat Dan Bahan


1.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Alat tulis menulis
2. Papan standar
3. Mistar 30 cm
4. Pensil Warna
1.3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada saat pratikum yaiku:
1. Kertas A4

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pengertian kolom stratigrafi

Kolom stratigtafi merupakan kolom yang menggambarkan suatu perlapisan


batuan sehingga dapat dideskripsi umur, ketebalan dan lingkungan pengendapan
suatu batuan dialam.

Gambar 2.1 Stratigrafi daerah sekitar Berau, Kalimantan Timur menurut


Situmorang & Burhan (1995) dengan modifikasi

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

2.2 Stratigrafi Dan Keterdapatan Batubara Pada Formasi Lati Di Sdaerah


Berau, Kalimantan Timur

Gambar 2.2. Peta geologi daerah sekitar Berau, Kalimantan Timur (Situmorang &
Burhan, 1995) dan lokasi pengukuran stratigrafi rinci (Rachmansjah
drr., 2003).

2.2.1 Stratigrafi Formasi Lati


Dari salah satu formasi tersebut di atas, satuan batuan yang berfungsi sebagai
batuan pembawa batubara adalah Formasi Lati. Bagian atas Formasi Lati ini
terendapkan di lingkungan sungai hingga dataran delta yang berpotensi membawa
lapisan batubara (Suwarna & Hermanto, 2007).
Batubara yang terkandung pada formasi ini secara umum layak tambang
karena nilai pembakarannya mencapai lebih dari 5.600 kal/gr (Annonim, 1983;
1988). Data stratigrafi rinci Formasi Lati di daerah penelitian didapatkan berdasarkan
hasil pengukuran stratigrafi rinci di tiga lokasi, meliputi Lintasan Lati, Lintasan
Binungan dan Lintasan Sambarata (Rachmansyah drr., 2003), dengan ketebalan total
terukur mencapai 400 meter, yang ditindaklanjuti dengan pembahasan proses

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

sedimentologi formasi ini (Maryanto drr., 2005). Lintasan Lati berlokasi sekitar 20
km sebelah timurlaut Tanjungredeb, tebal stratigrafi terukur
mencapai 280 meter, terbagi menjadi empat segmen stratigrafi dan mewakili seluruh
bagian formasi Runtunan batuan diawali dengan hadirnya batulumpur gampingan
dengan sisipan batupasir dan batupasir gampingan, yang mewakili fasies delta
bawah. Di bagian tengah runtunan, batuan berkembang menjadi perlapisan batupasir
dan batupasir gampingan dengan sisipan batulumpur, yang mewakili fasies delta
depan. Fasies delta depan ini tidak terlalu tebal dan segera berganti menjadi fasies
dataran delta yang merupakan bagian atas formasi. Bagian atas runtunan stratigrafi,
yang mewakili fasies dataran delta terdiri atas batulumpur dan batulempung dengan
sisipan batupasir yang kadang-kadang masih bersifat gampingan, serpih batubaraan
dan batubara. Lintasan Binungan berlokasi sekitar 30 km sebelah baratdaya
Tanjungredeb, tebal stratigrafi terukur mencapai 300 meter, dan terbagi menjadi lima
segmen stratigrafi dan mewakili seluruh bagian formasi.

Gambar 2.3 Kolom stratigrafi terukur di Lintasan Sambarata, Berau,


KalimantanTimur (Rachmansjah drr., 2003).

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Bagian bawah runtunan stratigrafi terdiri atas batulempung gampingan,


batulumpur gampingan, sisipan batupasir, batupasir gampingan dan batugamping.
Bagian tengah runtunan stratigrafi kurang teramati dengan baik dan hanya
merupakan sedikit batuan yang terendapkan pada fasies delta depan. Batuannya
terdiri atas batulumpur sedikit karbonan dan gampingan, sisipan batupasir, yang
segera berkembang menjadi perlapisan batupasir dengan sedikit sisipan batulumpur.
Bagian atas formasi terdiri atas batulumpur yang kadang berkembang menjadi serpih
batubaraan dan batulempung, sisipan batupasir dan batubara. Batulumpurnya sering
sangat karbonan di bagian atas lapisan hingga disebut sebagai serpih batubaraan.
Lintasan Sambarata berada sekitar 15 km sebelah barat Tanjungredeb, tebal
stratigrafi terukur mencapai 300 meter, terbagi menjadi tiga segmen stratigrafi yang
mewakili bagian tengah dan atas formasi (Gambar 6). Runtunan batuan diawali oleh
hadirnya batulumpur, batulempung,batupasir, sisipan serpih batubaraan dan batubara.
Runtunan batuan berulang hingga beberapa kali dan sisipan batubara semakin
banyak dijumpai dengan ketebalan cukup berarti.

2.3 Geologi Regional LembarPangkajenedanWatamponebagia Barat (Rab.


Sukamto,1982)

2.3.1 Geologi Regional


Secara regional, daerah penelitian termasuk dalam Peta Geologi Lembar
Pangkajene dan Watampone Bagian Barat Sulawesi, skala 1:250.000 yang
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung
(Sukamto,1982). Kajian mengenai geologi regional lembar ini terbagi atas
geomorfologi regional, stratigrafi regional, dan struktur geologi regional
2.3.2 Geomorfologi Regional
Pada Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat (Rab.
Sukamto,1982) pegunungan bagian barat menempati hampir setengah luas daerah,
yang melebar di bagian selatan (50 kilometer) dan menyempit di bagian utara (22
kilometer) dengan puncak tertingginya 1694 m dan ketinggian rata–ratanya 1500
meter dari permukaan laut. Pembentuknya sebagian besar batuan gunungapi. Di

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

lereng barat dan di beberapa tempat di lereng timur terdapat topografi karst yang
mencerminkan adanya batugamping. Di antara topografi karst pada lereng barat
terdapat perbukitan yang dibentuk oleh batuan pada zaman Pra-Tersier. Pegunungan
ini dibatasi oleh dataran Pangkajene – Maros yang luas, dan sebagian merupakan
lanjutan di dataran sekitarnya.
Pegunungan yang di timur relatif lebih sempit dan lebih rendah, dengan
puncaknya rata–rata setinggi 700 meter dari permukaan air laut, sedangkan yang
tertinggi adalah 787 meter dimana sebagian besar pegunungan ini tersusun dari
batuan gunungapi. Di bagian selatannya selebar 20 kilometer dan lebih tinggi, tetapi
ke utara menyempit dan merendah dan akhirnya menunjam ke bawah batas antara
lembah Walanae dan dataran Bone. Pada bagian utara pegunungan ini mempunyai
topografi karst yang permukaanya sebagian berkerucut. Batasnya pada
bagian timurlaut adalah dataran Bone yang luas dan menempati hampir sepertiga
bagian timur.

2.3.3 Statigrafi Regional


Pulau Sulawesi dibagi menjadi tiga Mandala geologi, yang didasarkan pada
perbedaan litologi stratigrafi, struktur dan sejarahnya. Ketiga mandala tersebut
adalah Mandala Sulawesi bagian barat, Mandala Sulawesi bagian timur, dan
Mandala Banggai Sula. Dari ketiga mandala tersebut secara orogen yang paling tua
adalah Mandala Sulawesi timur dan yang termuda adalah Mandala Sulawesi
bagian barat. (Rab Sukamto, 1975)
Kelompok batuan tua yang umurnya belum diketahui terdiri dari batuan
ultrabasa, batuan malihan dan batuan melange. Batuannya terbreksikan, tergerus dan
mendaun dan sentuhannya dengan formasi disekitarnya berupa sesar atau
ketidakselarasan. Penarikan radiomteri pada sekis yang menghasilkan 111 juta tahun
kemungkinan menunjukkan peristiwa malihan akhir pada tektonik zaman Kapur.
Batuan tua ini tertindih tak selaras oleh endapan flysch formasi Balangbaru dan
formasi Marada yang tebalnya lebih dari 2000 meter dan berumur Kapur Atas.
Kegiatan magma mulai pada waktu itu dengan bukti adanya sisipan lava
dalam flysch.

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Batuan gunungapi berumur Paleosen (58,5 – 63,0 juta tahun yang lalu) dan
diendapkan dalam lingkungan laut, menindih tak selaras batuan flysch yang berumur
Kapur Atas. Batuan sedimen formasi Mallawa yang sebagian besar dicirikan oleh
endapan darat dengan sisipanbatubara, menindih tak selaras batuan gunungapi
Paleosen dan batuan flysch Kapur Atas. Di atasformasi Malawa ini secara berangsur
beralih ke endapan karbonat formasi Tonasa yang terbentuk secara menerus dari
Eosen Bawah sampai bagian bawah Miosen Tengah. Tebal formasi Tonasa lebih
kurang 3000 meter, dan melampar cukup luas mengalasi batuan gunungapi Miosen
Tengah di barat. Sedimen klastik formasi Salo Kalupang yang Eosen sampai
Oligosen bersisipan batugamping dan mengalasi batuan gunungapi
Kalamiseng Miosen Awal di timur.
Sebagian besar pegunungan, baik yang di barat maupun yang di timur,
mempunyai batuan gunungapi. Di pegunungan yang timur, batuan itu diduga
berumur Miosen Bawah bagian atas yang membentuk batuan Gunungapi
Kalamiseng. Dilereng timur bagian utara pegunungan yang barat , terdapat batuan
Gunungapi Soppeng yang juga diduga berumur Miosen Bawah. Batuan sedimen
berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Bawah berselingan dengan batuan
gunungapi yang berumur antara 8,93 sampai 9,29 juta tahun yang lalu. Secara
bersamaan batuan ini menyusun formasi Camba yang tebalnya sekitar 5000 meter.
Sebagian besar pegunungan yang barat terbentuk dari formasi Camba ini yang
menindih tak selaras dengan formasi Tonasa.
Selama Miosen Atas sampai Pliosen, di daerah yang sekarang jadi lembah
Walanae diendapkan sedimen klastik formasi Walanae. Batuan ini tebalnya sekitar
4500 meter, dengan bioherm batugamping koral tumbuh di beberapa tempat
(Batugamping Anggota Tacipi). Formasi Walanae berhubungan menjari dengan
bagian atas formasi Camba. Kegiatan gunungapi selama Miosen Atas sampai
Pliosen Bawah merupakan sumber bahan bagi formasi Walanae. Kegiatan gunungapi
yang masih terjadi di beberapa tempat selama Pliosen, dan menghasilkan batuan
gunungapi Parepare (4,25 – 4,95 juta tahun) dan Baturape-Cindako, juga merupakan
sumber bagi formasai itu.

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Terobosan batuan beku yang terjadi di daerah ini semuanya berkaitan erat
dengan kegiatan gunungapi tersebut. Bentuknya berupa stok, sil dan retas bersusun
beraneka ragam dari basal, andesit, trakit, diorit dan granodiorit yang berumur
berkisar dari 8,3 – 19, 2 juta tahun yang lalu.
Setelah Pliosen Atas, rupanya tidak terjadi pengendapan yang berarti di daerah
ini, dan juga tidak ada kegiatan gunungapi. Endapan undak di utara Pangkajene dan
di beberapa tempat ditepi sungai Walanae, rupanya terjadi selama Pliosen. Endapan
Holosen yang luas berupa aluvium terdapat di sekitar danau Tempe, di dataran
Pangkajene-Maros dan di bagian utara dataran Bone.

2.3.4. Batuan Sedimen.


1. Formasi Balangbaru
Formasi Balangbaru merupakan formasi batuan sedimen
tipe flysch; batupasir berselingan dengan batulanau, batulempung dan serpih,
bersisipan konglomerat, batupasir konglomeratan, tufadan lava, batupasirnya
bersusunan grewake dan sarkosa, sebagian tufaan dan gampingan. Pada umumnya
menunjukkan struktur turbidit, di beberapa tempat ditemukan konglomerat dengan
susunan basal, andesit, diorit, serpih, tufa, terkersikkan, sekis, kuarsa, dan
bersemen batupasir. Dibawah miskroskop,batupasir dan batulanau terlihat
mengandung pecahan batuan beku, metasedimen dan rijang radiolaria.
Formasi ini tebalnya sekitar 2000 meter, tertindih tak selaras batuan formasi
Mallawa dan batuan Gunungapi Terpropilitkan, dan menindih tak selaras Komplek
tektonika Bantimala.
2. Formasi Mallawa
Formasi Mallawa merupakan batupasir, konglomerat, batulanau, batulempung,
dan napal, dengan sisipan lapisan atau lensa batubara dan batulempung, batupasirnya
sebagian besar batupasirkuarsa, ada pula yang arkosa, grewake, dan tufaan,
umumnya berwarna kelabu muda dan coklat muda, bersifat rapuh, dan kurang
padat.Batulempung dan batugamping umumnya mengandungMollusca. Dan batubara
berupa lensa setebal beberapa sentimeter dan lapisan sampai 1,5 meter.
Tebal formasi ini tidak kurang dari 400 meter, tertindih selaras

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

oleh batugamping Temt, dan menindih tak selaras batuan sedimen Kb, dan batuan
gunungapi Tpv.
3. Formasi Tonasa

Formasi ini beranggotakan batugamping koral pejal sebagian terhablurkan,


berwarna putih dan kelabu muda, batugamping bioklastika dan kalkarenit, berwarna
putih, coklat muda dan kelabu muda, sebagian berlapis baik, berselingan dengan
napal globigerina tufaan, bagian bawahnya mengandung batugamping berbitumen,
setempat bersisipan breksi batugamping dan batugamping pasiran; di dekat Malawa
daerah Camba terdapat batugamping yang mengandung glaukonit dan di beberapa
tempat di daerah Ralla ditemukan batugamping yang mengandung banyak
sisipan sekisdan batuanultramafik,batugamping berlapis sebagian mengandung
banyak foraminifera kecil dan beberapa lapisan napal pasiran mengandung banyak
kerang (Pelecypoda) dan siput (Gastropoda).
4. Formasi Camba.
Formasi Camba merupakan batuan sedimen laut berselingan dengan batuan
gunungapi, batupasir tufaan berselingan dengan tufa, batupasir, batulanau,
dan batulempung, bersisipan dengan batunapal, batulempung, konglometar
dan breksi gunungapi. Dan setempatbatubara. Pada formasi ini ditemukan fosil-
fosil foraminifera, ganggang dan koral. Kemungkinan sebagian dari formasi Camba
diendapkan dekat daerah pantai. Satuan ini tebalnya sekitar 5000 meter, menindih tak
selarasbatugamping dari formasi Tonasa dan batuan dari formasi Mallawa, mendatar
berangsur berubah menjadi bagian bawah daripada formasi Walanae, diterobos oleh
retas, sil dan stok bersusunan Basal piroksin, Andesit dan Diorit.

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Problem Set 1

Adapun pada problem set 1 akan di kerjakan, antara lain:


1. Mengukur dasar kolom stratigrafi dengan menggunakan skala 1 : 1000 pada HVS
2. Menggambarkanl perlapisan batuan sesuai dengan ketebalan dan hukum super posisi
pada geologi ragional lembar pangkajene dan watampone bagian barat
3. Memberikan simbol batuan sesuai dengan perlapisan pada geologi ragional lembar
pangkajene dan watampone bagian barat
4. Mewarnai simbol batuan sesuai dengan warna batuannya
5. Cara penggambaran Kolom stratigrafi dengan rumus:
Tebal (t) = Sin {180 -(Slope +Dip)} x Jarak
Cara Pengambaran (CP) = Tebal (t) x 100
Skala petaSkala

STASIUN
DARI KE SLOPE () JARAK (M) DIP
1 2 20 50 70
12 45 71
15 60 68
23 60 68
30 52 72
28 62 64
2 3 15 32 60
37 68 60
32 80 59
27 56 54
34 72 55
5 72 53
22 61 51
3 4 18 70 50
24 56 45
27 67 45
34 62 43
40 48 40
40 72 34

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

45 64 37
42 60 37
4 5 39 40 35
35 39 32
25 35 32
20 30 30
18 15 27
8 70 25
3 97 25
-1 60 25
5 6 -5 60 27
-10 30 24
-12 37 20

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Diketahui . Slope = 100


Jarak = 2 m
Dip = 860
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak
= Sin {180-(10 + 86)} x 2 m
= Sin (180-96) x 2 m
= Sin 84 x 2 m
= 1,98 m
Cara Pengambaran (CP) = Tebal (t) x 100
Skala petaSkala

1,98 x 100
= 3,96 cm
50
2. Diketahui . Slope = 15o
Jarak = 1,5 m
Dip = 89o
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak
= Sin {180-(15 + 89)} x 1,5 m
= Sin (180-104) x 1,5 m
= Sin 76 x 1,5 m
= 1,455 m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

1,455 x 100
= 2,91 cm
50

3. Diketahui . Slope = 45o


Jarak = 1,5 m
Dip = 88o
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak
= Sin {180-(45 + 88)} x 1,5 m
= Sin (180-83) x 1,5 m
= Sin 47 x 1,5 m
= 1,097 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

1,097 x 100
= 2,19 cm
50

4. Diketahui . Slope = 50o


Jarak = 1 m
Dip = 90o
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak
= Sin {180-(50 + 90)} x 1 m
= Sin (180-140) x 1 m
= Sin 40 x 1 m
= 0,642

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

0,642 x 100
= 1,2 cm
50

5. Diketahui . Slope = 410


Jarak = 1,2 m
Dip = 870
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak
= Sin {180-(41 + 87)} x 1,2 m
= Sin (180-128) x 1,2 m
= Sin 52 x 1,2 m
= 0,945 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

0,945 x 100
= 1,89 cm
50

6. Diketahui . Slope = 300


Jarak = 1,8 m
Dip = 880
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak
= Sin {180-(30 + 88)} x 1,8 m
= Sin (180-118) x 1,8 m
= Sin 62 x 1,8 m
= 1,5 m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

1,5 x 100
= 3 cm
50

7. Diketahui . Slope =50 0


Jarak = 2m
Dip = 890
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak
= Sin {180-(50 +89 )} x 2 m
= Sin (180-139) x 2 m
= Sin 41 x 2m
= 1,312 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

1,312 x 100
= 2,624 cm
50

8. Diketahui . Slope = 40o


Jarak = 1,3 m
Dip = 87o
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-( 40+87 ) x 1,3m


= Sin (180-127) x 1,3m
= Sin53 x 1,3m
= 1,032m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

1,032 x 100
= 3,225 cm
50

9. Diketahui . Slope = 550


Jarak = 1,9m
Dip = 850
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-(55 +85 ) x 1,9m


= Sin (180-140) x 1,9 m
= Sin 40 x 1,9 m
= 1,221 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

1,221 x 100
= 2,442 cm
50

10. Diketahui . Slope = 370


Jarak = 1,6m
Dip = 840
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-( 37 + 84 )} x 1,6 m


= Sin (180-121) x 1,6 m
= Sin 59 x 1,6m
= 1,599 m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

1,599 x 100
= 3,198cm
50

11. Diketahui . Slope = 220


Jarak = 1.7m
Dip =820
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-(22 + 82)} x 1,7 m


= Sin (180-104) x 1,7 m
= Sin 76 x 1,7 m
= 1,649 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

1,649 x 100
= 3,298 cm
50

12. Diketahui . Slope = 350


Jarak = 1m
Dip = 790
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-( 35+ 79)} x 1m


= Sin (180-58) x 1m
= Sin 114 x 1m
= 0,913m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

0,913 x 100
= 1,826 cm
50

13. Diketahui . Slope = 490


Jarak = 1,2m
Dip = 870
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-(49 + 87 )} x 1,2 m


= Sin (180-136) x 1,2 m
= Sin 44 x 1,2 m
= 0,833m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

0,833 x 100
= 1,666 cm
50

14. Diketahui . Slope = 430


Jarak = 0,8m
Dip = 860
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-(43 + 86) x 0,8 m


= Sin (180-129) x 0,8 m
= Sin51 x 0,8 m
= 0,777 m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

0,777 x 100
= 1,554 cm
50

15. Diketahui . Slope = 890


Jarak = 1m
Dip = 490
Skala 1 : 50
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( 89+49 )} x 1 m


= Sin (180-138) x 1 m
= Sin 42 x 1 m
= 0,669m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

0,669 x 100
= 1,338cm
50

16. Diketahui . Slope = 270


Jarak = 67m
Dip = 450
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - (27 + 45 )} x 67 m


= Sin (180-72) x 67 m
= Sin108 x 67 m
= 63,717m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

6,3717 x 100
= 6,3717cm
1.000

17. Diketahui . Slope =34 0


Jarak = 62m
Dip = 430
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-(34 + 43)} x 62m


= Sin (180-) x 62m
= Sin103 x 62m
= 60,388m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

60,388 x 100
= 6,0388cm
1.000

18. Diketahui . Slope = 400


Jarak = 48m
Dip = 400
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( 40+ 40)} x 48 m


= Sin (180 - 80) x 48 m
= Sin 100 x 48 m
= 47,232 m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

47,232 x 100
= 4,7232 cm
1.000

19. Diketahui . Slope = 400


Jarak = 72m
Dip = 340
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180-(40 +34 )} x 72 m


= Sin (180-74) x 72m
= Sin106 x 72 m
= 69,192 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

69,192 x 100
= 6,9192 cm
1.000

20. Diketahui . Slope = 450


Jarak = 64m
Dip = 370
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - (45 +37 )} x 64 m


= Sin (180-82) x 64 m
= Sin98 x 64 m
= 63,36m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

63,36, x 100
= 6,336 cm
1.000

21. Diketahui . Slope = 420


Jarak = 60m
Dip = 370
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - (42 +37 )} x 60 m


= Sin (180-79) x 60 m
= Sin x 60 m
= 58,86 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

58,86 x 100
= 5,886cm
1.000

22. Diketahui . Slope = 390


Jarak = 40m
Dip = 370
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( 38+ 37)} x 40 m


= Sin (180-76) x 40 m
= Sin 104 x 40 m
= 38,44 m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

38,44 x 100
= 3,844cm
1.000

23. Diketahui . Slope = 35 0


Jarak = 40 m
Dip = 32 0
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( 35 + 32 )} x 40 m
= Sin (180-67) x 40 m
= Sin 133 x 40m
= 28,509m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

28,509 x 100
= 2,8508cm
1.000

24. Diketahui . Slope = 25 0


Jarak = 39m
Dip = 320
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - (25 +32 )} x 39 m


= Sin (180- 57) x 39 m
= Sin 123x 39m
= 29,33m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

29,33 x 100
= 2,933cm
1.000

25. Diketahui . Slope = 200


Jarak = 30m
Dip = 300
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - (20 + 30)} x 30 m


= Sin (180-50) x 30m
= Sin 130 x 30m
= 22,98 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

22,98 x 100
= 2,298 cm
1.000

26. Diketahui . Slope = 180


Jarak = 15m
Dip = 270
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( 18+ 27)} x 15m


= Sin (180-45) x 15m
= Sin 135 x 15m
= 10,605m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

10,605 x 100
= 1,0605 cm
1.000

27. Diketahui . Slope = 80


Jarak = 70m
Dip = 250
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( 8+25 )} x 70 m


= Sin (180-33) x 70m
= Sin147 x 70m
= 38,08 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

38,08 x 100
= 3,808cm
1.000

28. Diketahui . Slope = 30


Jarak = 97m
Dip = 250
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( 3+ 25)} x 97 m


= Sin (180-28) x 97 m
= Sin 152 x 97 m
= 45,493m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

45,493 x 100
= 4,5493 cm
1.000

29. Diketahui . Slope = -10


Jarak = 60 m
Dip = 250
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( -1+25 )} x 60m


= Sin (180-24) x 60 m
= Sin 156 x 60m
= 24,36 m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

24,36 x 100
= 2,436cm
1.000

30. Diketahui . Slope = -50


Jarak = 60m
Dip = 270
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( -5+27 )} x 60 m


= Sin (180- 22) x 60 m
= Sin 158 x 60 m
= 22,44 m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

22,44 x 100
= 2,244m
1.000

31. Diketahui . Slope =-10 0


Jarak = 30m
Dip = 240
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( -10+24 )} x 30 m


= Sin (180-14) x 30 m
= Sin 166 x 30m
= 7,23m
Tebal (t)x 100
Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

7,23 x 100
= 0,723 cm
1.000

32. Diketahui . Slope = -120


Jarak = 37 m
Dip = 200
Skala 1 : 1000
Dip tidak searah dengan slope
Ditanya. Ketebalan (t) =………….?
Penyelesaian : t = Sin {180-(Slope + Dip)} x Jarak

= Sin {180 - ( -12 + 20 )} x 37m


= Sin (180-8) x 37 m
= Sin 172 x 37 m
= 5,143 m

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

Tebal (t)x 100


Cara Pengambaran (CP) =
Skala pada peta

5,143 x 100
= 0,5143m
1.000

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kolom stratigrafi adalah suatu gambaran ketebalan urutan vertical lapisan-lapisan


batuan sedimen pada lintasan batuan yang dipilih, setiap titik dalam urutan stratigrafi
mengikuti kaidah hukum superposisi
Adapun rumus yang digunakan dalam mencari ketebalan batuan yaitu dengan
menggunakan rumus trigonometri pada segitiga siku-siku. Pertama-tama yang harus kita cari
yaitu dengan mencar sudut kemiringan dip dan slop, dan juga mengetahui jarak kemiringan
lerennya, setelah itu baru bisa menggunakan dalam rumus segitiga siku-siku dengan cara
mencari terlebih dahulu sudut segitiga siku-siku dari dari sudut slop dan dip.

4.2. Saran

4.1.1 Saran buat laboratorium


Adapun saran untuk laboratorium yaitu agar kiranya memperbanyak mikroskop dan
memperbaiki mikroskop yang telah rusak sehingga dalam kegiatan praktikum tiap-tiap
praktikan dapat memperoleh mikroskop masing-masing. Sehingga praktikum mineragrafi
bisa terlaksana secara efektif dan efesien.
4.1.2 Saran buat Asisten
Teruslah berkarya dan tingkatkan kualitas diri agar dapat mencetak
generasi yang lebih berkualitas.

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008
PRAKTIKUM STRATIGRAFI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENAMPANG STRATIGRAFI TERUKUR DAN KOLOM STRATIGRAFI

DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, Noor., 2010., “Pengantar Geologi”., Fakultas Teknik., Universitas Pakuan.


Bogor.
Korps Asisten., 2016., “Penuntun Praktikum stratigrafi”., Makassar: Universitas
Muslim Indonesia
Widada, S., 2002, Petunjuk Praktikum Geologi Minyak Bumi, Jurusan Teknik
Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, UPN”V”Y, Yogyakarta, Indonesia.

ANJASMARA ANDRI SAPUTRA


09320150093 09320160008

Anda mungkin juga menyukai