PENURUNAN PENGOTOR BATUBARA

PENGOTOR DALAM BATUBARA

1. PENGOTOR YANG AKAN MEMBENTUK ABU
2. PENGOTOR YANG MEMBENTUK SULFU
3. PENGOTOR YANG MEMBENTUK FOSFOR DAN
GARAM TERTENTU
PENGOTOR UNTUK PENCUCIA ADA DUA
1. INHERN IMPURITIS
2. EXTRANEOUS IMPURITIS
ABU
SEMUA BATUBARA YANG MENGANDUNG
MINERAL MATTER YANG TERSISA SETELAH
PEMBAKARAN AKAN MENJADI ABU
1. INHERN MINERAL MATTER
2. EXTRANEOUS MINERAL MATTER
SULFUR.
KANDUNGAN SULFUR DALAM BATU BARA 1 – 2%
• KECUALI BEBERAPA DAERAH > 2%
3 BENTUK SULFUR TERDAPAT DALAM BATUBARA
a. SULFUR PIRITIK (FeS2), 20 – 30% DARI
SULFUR TOTAL TERASOSIASI DALAM ABU,
SEBAGAI MAKDEPOSIT (VEIN, LENSA, JOINTS
DLL)
b. SULFUR ORGANIK, 20-80% DARI SULFUR
TOTAL SECARA KIMIA TERIKAT SECARA
SUBTANSI BATUBARA DALAM SULFAT DAN
DAN SULFIDA, TERBENTUK SELAMA PROSES
PEMBATUBARAAN.
C. SULFUR SULFAT, TERBENTUK SEBAGAI KALSIUM
SULFAT DAN BESI SULFAT.
KEBERADAAN SULFAT DALAM BATUBARA
MENYEBABKAN TERBENTUK SLAGGING. SLAGING
MENEMPELNYA ABU BAIL DALAM BENTUK PADAT
MAUPUN LEBURAN MENEMPEL PADA
PERMUKAAN DINDING PADA ZONE PEMBAKARAN
NKIMIAATRIUM (Na)
Na DALAM BATUBARA DIKELOMPOKAN JADI 2
a. NATRIUM PRIMER, TERBENTUK KARENA ADA
AIR LAUT SAAT PENGGAMBUTAN,
TERBENTUK SECARA NaCl DAN SEBAGIAN
LAGI SECARA KIMIA BERSATU DENGAN
MACERAL
b. NATRIUM SEKUNDER, BERASOSIASI DENGAN
TERBENTUK BERASOSIASI DENGAN MINERAL
PENGOTOR BATUBARA BERUPA URAT- URAT
TIPIS ATAU MODUL SETELAH PROSES
PENGGAMBUTAN ATAU SELAMA PROSES
PEMBATUBARAAN.
NATRIUM DAPAT DIBEDAKAN MENJADI 2
1. NATRIUM AKTIF, DALAM GARAM ORGANIK
ATAU KARBONAT TERIKAT DENGAN BAHAN
ORGANIK
2. NATRIUM TIDAK AKTIF, TERBENTUK
BERASOSIASI DENGAN MINERALPENGOTOR
SEPERTI LEMPUNG DAN SILIKAT.
NATRIUM AKTIF, MEMBENTUK LAPISAN YANG
MEMENEMPEL PADA DINDING BOILER
 PENCUCIAN BATUA BARA
• PENCUCIAN BATUBARA DIMAKSUDKAN
UNTUK MENGHILANGKAN SEBAGIAN KADAR
ABU DAN SULFUR YANG ADA DALAM BATUBA.
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. JIGGING
2. DIMENSI MEDIUM SEPARATOR
3. HYDROCICLON
4. MEJA GOYANG/CONSENTRAT TABLE
4. MEJA GOYANG/ CONCENTRAT TABLE
5. PENCUCIAN DENGAN BD CAIRAN TERTEM
1. JIGGING, DELAKUKAN BERDASARKAN
GRAFITASI.
PROSES, ADANYA HEMBUSAN AIR, MAKA
KOTORAN AKAN TENGGELAM SEDANGKAN
BATUBARA TIMBUL DIPER PERMUKAAN
- UKURAN BATUBARA 10 – 35 mm
- SPESIGRAFITY 1,5 – 1,6
2. DENSE MEDIUM SEPARATOR (DMS)
- DILAKUKAN BERDASAR S.G DENGAN MEDIA
CAMPURAN AIR DAN MEGNETIT
- SG TERLETAK ANTARA AIR DAN KOTORAN
SG MAGNETIK DALAM AIR 1,8
SG BATUBARA YG DICUCI 1,3 – 1,9
3. HYDROCYCLON
4. CONCENTRATE TABLE
MEMPUNYAI RIFFLE
MEKANISME KERJA ALAT INI BERGERAK MAJU
MUNDUR
• FEED DIMASUKAN DALAM HOPER LALU
DIALIRKAN AIR MAKA PARTIKEL BATUBARA
AKAN BERGERAK MENGIKUTI RIFFLE.
• BATUBARA BERSIH BERGERAK KE
BAWAH MEJA, KOTORAN BERKUMPUL PADA
RIFFLE DAN BERGERAK PADA BAGIAN AKHIR
MEJA GOYANG
5.PENCUCIAN DWNGAN MENGGUNAKAN AIR
DAN ZAT KIMIA GUNA MENDAPATKAN MEDIA
AIR + KIMIA DWNGAN DENSITY YANG LEBIH
KECIL DENGAN DENSITY BATUBARA UNTUK
UKURAN TERTENTU GUNA MENDAPATKAN
KADAR ABU YANG SESUAI DENGAN
PERMINTAAN DARI PEMBELI, MISALNYA
KADAR ABU YANG DIMINTA PEMBELI 13%,
SEDANGKAN KADAR ABU YANG DI TAMBANG
• MEMPUNYAI KADAR ABU 15 % UNTUK
UKURAN TERTENTU DENGAN DENSITY MEDIA
AIR PENCUCIAN TERTENTU.
• UNTUK ITU DILAKUKAN SUATU STUDI
PENCUAIAN DARI TAMBANG TERSEBUT
SEHINGGA MEMUDAHKAN PELAKSANAAN
UNTUK MEMENUHI KADAR ABU TERTENTU
DENGAN DENDITY MEDIA CAIRAJ TERTENTU.
• LANGKAH LANGKAH YANG DILAKUKAN
a. DILAKUKAN PEMBUATAN PRAGA SAMPLE
POLECING SECTION DENGAN CARA
MEMOTONG BATUBARA TERSEBUT DALAM
BENTUK SELINDER ATAU KUBUS
b. BAGIAN PERMUKAAN SALAH SATU SISI UJUNG
SAMPLE DI ASAH, SELANJUTNYA DI BERI ALAT
POLES SALAH SATU PASTA DIAMOND
 SUPAYA MENGKILAP
c. BILA PRAGA SAMPEL TELAH DIPAKAI MAKA
DIBUNGKUS UNTUK MENGHINDARI DEBU,
GORESAN PADA PERMUKAAN SEHINGGA
MEMUDAHKAN DALAM ABSORPASI.
d. SAMPEL DI LETAKKAN DIBAWAMIKROSKOP
e. MENGGUNAKAN MIKROSKOP UNTUK
MENGETAHUI UKURAN BESAR PENGOTOR
YANG BERADA DALAM MACERAL BATUBARA,
DENGAN MEMENFAATKAN PEMBESARAN
TERTENTU YANG ADA PADA MIKROSKOP.
• UNTUK SKALA PRODUKSI
BATUBARA DARI TAMBANG DILAKUKAN
a.REDUKSI UKURAN DENGAN MENGGUNAKAN
ALAT CRUSHER, JUGA DAPAT MENGGUNAKAN
BOLL MILL DENGAN PROSES GRINDING
UNTUK MENDAPATKAN UKURAN YANG HALUS
SUPAYA PENGOTOR TERSEBUT DAPAT BEBAS
(TERLIBRASI) DARI IKATAN BATUBARA.
b. SELANJUTNYA BATUBARA UNTUK UKURAN
TERTENTU DIMASUKAN KE DALAM BAK
YANG BERISI (AIR + LARUTAN REAGEN)
DENGAN BD TERTENTU.
c. BATUBARA YANG MENGAPUNG DIATAS
CAIRAN MENANDAKAN BATUBARA BERSIH
DISEBUT FLOAT YANG bd NHYA LEBIH KECIL
DENGAN CAIRAN YANG DIGUNAKAN,
SEDANGKAN
• YANG TENGGALAM ADALAH BATUBARA
KOTOR (SINK) YANG MEMPUNYAI BD > DARI
BD CAIRAN YANG DIGUNAKAN