RESTORASI
CEKATSEBAGIAN/SELURUH JARINGAN
MAHKOTA GIGI ASLILOGAM, AKRILIK
DAN KOMBINASI
MAHKOTA TIRUAN
PASAK=DOWEL CROWN
TUJUAN PEMBUATAN MAHKOTA TIRUAN
KERUGIAN
HANYA DIBUAT GIGI NON VITAL
MELEBARKAN SAL AKAR MELEMAHKAN STRUKTUR JAR.
AKAR
KERUSAKAN GIGI YANG LUAS SERVIKAL PREPARASI
GUSI MUDAH LUKA
BAGIAN-BAGIAN MAHKOTA
PASAK
PASAK/POST BAGIAN TERTANAM DLM
SAL AKAR SUATU KESATUAN DENGAN
INTI
INTI/CORE BAGIAN MEMBANGUN/
MENGANTIKAN JAR, MAHKOTA GIGI YANG
HILANG/RUSAK PARTIAL/FULL CORE
MAHKOTA TIRUAN BAGIAN MENUTUPI
SEMUA PERMUKAAN INTINYA
MACAM-MACAM MAHKOTA
PASAK
ATTACHED DOWEL CROWN
1. SYARAT RETENSI
A. PANJANG PASAK
Indikasi Umum :
1. Usia 20 50 TAHUN
2. Kondisi psikologis
kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama dengan dokter
giginya. Terutama dalam tahap-tahap sulit dan seperti preparasi,
pencatatan gigit atau pemeliharaan gigi tiruan. Kemudian juga
mempengaruhi dalam hal adaptasi/pentesuaian diri terhadap
gigi tiruan yang telah dipasang.
3. Pendidikan dan pekerjaan intektualitas dan sosial ekonomi
kerjasama dengan dokter giginya baik selama peratan dan
pemeliharaan kebersihan mulut setelah insersi.
4. Diastema abnormal karena kehilangan 1 gigi pergeseran gigi
atau dicabut sebelum crowding sehingga besarnya ruangan gigi
tiruan kurang dari normal
Indikasi khusus :
a. Gigi Sisa
1. Gigi penyangga
a. Vital / non vital ( perawatan saluran akar yang sempurna ).
b. Periodontal membran, lamina dura dan jaringan periapikal yang sehat.
c. Bone support yang baik goyang dan perbandingan mahkota akar 2 :
3
d. Bentuk akar yang panjang atau mempunyai divergensi ( post )
e. Posisi dan inklinasi yang baik dalam lengkung rahang.
f. Bentuk dan besar anatomis mahkota gigi baik dan normal.
g. Mahkota gigi mempunyai jaringan email dan dentin yang sehat dan kuat.
2. Gigi lawan/antagonis
Posisi dan inklinasi yang baik dalam lengkung rahang
1. Retainer
2. Pontik/dummy
3. Konektor/joint
4. Abutment/gigi
penyangga
RETAINER
Kerugian
1. Jaringan gigi yang diasah banyak
2. Estetis kurang baik
b. Partial crown
Indikasi :
- jembatan yang pendek
- Tekanan kunyah ringan
/normal
- Bentuk dan besar gigi
penyangga normal
- salah satu gigi
penyangga miring
Keuntungan :
- Pengambilan jaringan gigi sedikit
- Estetis lebih baik
Kerugian :
- Indikasi terbatas
- Kesejajaran preparasi antar gigi
penyangga sulit
- Kemampuan retensi & resistensi kurang
- Pembuatan nya sulit ( dalam ketepatan )
2. Intra coronal retainer
YI : preparasi dan badan retainer
sebagian besar ada di dalam dentin
atau didalam badan mahkota
Bentuk : Inlay ( MO/DO/MOD)
Indikasi :
1. Jembatan yg pendek
2. Tek. Kunyah ringan/normal
3. Gigi penyangga karies kls II
4. Bentuk gigi penyangga normal
Keuntungan :
1. Jaringan gigi yg diasah sedikit
2. Preparasi lebih mudah
3. Estetis cukup baik
Kerugian
1. Indikasi terbatas
2. Retensi dan resistensi kurang
3. Mudah lepas/patah
3.Intra radikular retainer = dowel crown =
mahkota pasak
YI : Preparasi dan retensi sebagian besar
di
dalam sal. akar
Indikasi :
1. Jembatan yg pendek
2. Tek. Kunyah ringan/normal
3. Splint abutment
4. Bentuk gigi penyangga normal
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN RETAINER
SANITARY/
SADLE RIDGE LAP CONICAL
HYGIENE
PONTIC PONTIC PONTIC
PONTIC
Sanitary/hygiene
Dasar pontik mengantung /berjarak 2-
3mm dari mukosa
Indikasi : post bwh
Tipe :
Moderate resorbsi >
jarak serviko-oklusal lebih >
2. Radical jarak serviko-okl pdk
Sanitari pontik
Mengantung /tdk berkontak
Keuntungan :
1. Self cleansing baik
2. Mudah pemeliharaan /
Kerugian :
1. Terbatas hanya post bawah
2. Estetis & comfort kurang
Saddle pontic(never be used)
inflamasi
Disain menyerupai gigi asli
menggantikan seluruh gigi yg
hilang tanpa mengubah bentuk
anatomi
Permukaan lingual &bukal
menempel/kontak
Indikasi : semua bentuk & lokasi
residual ridge
Ridge lap pontic
Bentuk pontik berkontak dengan
dasar mukosa bag labial / bukal
saja dan bag. Palatal/lingual
menggantung.
Indikasi :
1. Bentuk residual ridge ovoid,
rata serta tahanan jar. Rendah
2. serviko-okl. Normal/
3. Semua regio
Ridge lap pontik
Pontik bag. Labial kontak dan palatal
mengantung
Keuntungan :
1. Efek self cleansing
2. Estetis baik
Conical pontic
Bentuk & dasar pontik yg
berkontak dengan muk. lebih
kecil daripada ridge lap ( bag.
Tengah saja yg kontak )
Indikasi :
1. Residual ridge tapering ant bawah.
2. Jarak seviko-okl. Normal/>
3. Immediate bridge
Keuntungan :
Estetis seperti gigi asli
Kerugian :
1. Sukar pemeliharaan
2. Kelainan jar. periodontal
Conical pontik
Mengerucut
Konektor
Bag. Gt yg menghub. Pontik dg
retainer, pontik dg pontik,
retainer dg retainer sehingga
menyatukan bag. Tsb berfungsi
beban kunyah
1. Rigid connector = kaku
Indikasi : Efek splinting mak
Keuntungan :
1. Kuat
2. Mudah dibersihkan
Pembuatan :
1. Pengecoran ( casting ) serviko-okl.pdk
ketebalan konektor yg optimal sulit dicapai
hasil lebih kuat & homogen
2. Pematrian ( Soldering ) gt yg panjang
ketepatan sukar sifat kontraksi logam.
2. Non rigid connector
Konektor dg gerak terbatas
bentuk key way / male dg
female yg tdk disemenkan
Indikasi :
1. Salah satu gigi penyangga tidak sejajar
inklinasinya
2. Menggunakan intermediate abutmet
Keuntungan : mengurangi efek ungkit
Kerugian : efek splinting tdk optimal
pembuatan sulit
kemungkinan patah lebih >
Gigi penyangga
1. single
2. Double
3. Multiple
4. Terminal
5. Intermediate
6. Splinted
Faktor yg mempengaruhi penentuan gigi
penyangga
1. Hukum ante luas ligamen periodontal
2. Gunakan gigi penyangga pd ke 2 sisi diatema
3. Perbandingan mahkota & akar
4. Span ukuran panjang diastema
5. Lengkung rahang
6. Tek. Kunyah
7. Anatomi gigi & posisi gigi
8. Vitalitas gigi
HUKUM ANTE
LUAS LIGAMENT PERIODONTAL GIGI
PENYANGGA BESAR ATAU SAMA
DIBANDINGKAN GIGI YG HILANG
Tipe bridge
Fixed fixed bridge
Fixed movable bridge
Cantilever bridge
Compound bridge
Spring bridge
Minimal preparation ( MARYLAND. ADHESIVE
DAN ROHETTE)
REMOVABLE BRIDGE ( ANDREW BRIDGE
Preparasi gigi penyangga
Prinsip preparasi
1. Mempertahankan struktur bangun gigi
( biologis )
2. Retensi & resistensi ( mekanis
3. Mempertahankan struktur eksternal
( estetis )
Langkah 2 preparasi
1. Pembuatan groove labial & insisal
2. Pengurangan permuk. insisal
3. Pengurangan permuk. Labial
4. Pengurangan permuk prok
5. Pengurangan permuk.palatal
6. Finishing cervikal line/finishing line
tumpulkan sudut preparasi
Labial dan insissal groove
Pemotongan bagian insisal dan
labial
Pengurangan permukaan prok.
Pengurangan bag palatal
Pembentukan cervical line
Bentuk preparasi dari labial dan
palatal
Macam-macam cervikal line
1. Shoulder spt bahu
2. Shoulder less knife edge
3. Shoulder bevel
4. Chamfer form
Preparasi gigi post
Permukaan okl
Permukaan prok
Permukaan buk/ling
Cervical line
Cervical bentuk campher
Pengecekan hasil preparasi
Paralisme dinding aksial
1. Makin paralel makin kuat
2. Pengerucutan preparasi dinding
aksial 5-6 derajat
3. Bila sudut >6 derajat makin mudah
lepas
4. Bila sudut < 5 pada waktu
penyemenan semen tdk dpt keluar
5. Pengecekan sudut preparasi dilihat dg 1
mata
Teknik pencetakan
( persiapan pencetakan / retraksi
gingiva)
Menentukan : value
color
hue
Penentuan warna dengan 3 tingkat
warna
Temporary crown & bridge
Tujuan
1. Melindungi pulpa
2. Mencegah fraktur gigi penyangga
3. Mengembalikan estetis
4. Kestabilan posisi stabilisasi ruangan hasil
preparasi dari kemungkinan pergerakan gigi
penyangga, gigi tetangga / lawan
5. Mengembalikan fungsi oklusi dan bicara
Syarat temporary crown &
bridge
Mudah dibersihkan
Tidak mengiritasi tepi gingiva
Kuat
estetis
Bahan : ethyl metacrylate,
epimine resin, methyl
methacrylate
Cara pembuatan :
1. Indirect > 1X kunjungan
cetak gigi sebelum preparasi
( 1 ) preparasicetak gigi sudah
preparasi (2) (model) isi cetakan (1) dg
self curing msk cetakan 1 kemodel 2
Teknik direct
Keuntungan 1 X kunjungan
Cetak 1 isi dg self curing gigi
preparasi cetak 2 masukan
cetakan 1 pada gigi preparasi
Penyemenan sementara
Tahapan yang diperhatikan sebelum
penyemenan ( try in )
1. Tidak boleh menekan gingiva ( tanda
pucat )
2. Permukaan tepi mahkota tidak kasar
3. Estetis baik
PROSES LAB
1. PEMBUATAN DIE
bagian dari model kerja yang slicing untuk
dapat dibuka dan dipasangkan lagi pada
model yang bertujuan untuk membuat
mahkota terutama bagian proksimal
Die
Proses laboratorium
2. Pembuatan pola malam retainer dan
pontik diusahakan :
1. Permukaan oklusal
a. Membuat kontak oklusal merata dg
gigi lawan
b. Pengurangan dimensi buko-palatal
utk mengurangi beban kunyah
long span bridge
2. Pembuatan pontik
tergantung macam & bahan yg dipakai
a. sanitari pontik yg seluruhnya logam
ketebalan sesuai bahan & pjg span
optimal 3 mm
b. Ridge lap pontik bahan kombinasi
menyiapkan kontak bentuk garis antara
logam dg mukosa lab/buk btk
cembung/lurus self cleansing
3. Pembuatan bidang buk dan lingual
retainer/pontik syarat estetis,
persiapan
cukup dan merata.
- Facing akrilik undercut
- seluruh logam bag bukal/lingual
memiliki kecembungan pengaruh
pada
kesehatan gingiva & self cleansing
Syarat pembuatan pola malam
pada GT jembatan
1. mekanis
- Mempunyai ketebalan yg cukup
menahan beban kunyah
- Tepat & sesuai baik dg bag.dalam
maupun daerah servikal/margin
retensi baik
- Mempunyai retensi mekanis yg
sempurna facing akrilik
2. Fungsi
Pola malam bag. Okl/insisal bentuk sesuai dg
oklusi & artikulasi , bicara
3. Estetis
Pola malam mempunyai btk, besar, inklinasi
serta dapat menyembunyikan logam jika facing
4. Biologis
Pola malam tidak over/under contour, tepat,
halus dan homogen
5. Higyenis
Pola malam pada servikal & dasar pontik rata,
halus, mempunyai ruangan embrasurre, ttk
kontak baik
Prosedur pembuatan mahkota
/jembatan logam
1. Casting short span bridge
pembuatan sprue yang berfungsi untuk
mengalir logam waktu casting
Tahap spuiring
1. Jumlah sesuai besar & jumlah unit
2. Besar sesuai gd ketebalan pola malam &
casting
3. Panjang Sprue utama umumnya 7-10 mm
4. Bentuk Bulat & merata utk menghindari
turbulensi logam cair
5. Pertemuan dg pola malam tidak bersudut
( Flaring ) utk mendapatkan pengaliran
sempurna logam cair
6. Metode yg dipakai transverse/runner bar
utk mengalir logam cair yg sama dan merata
Casting logam
2. Soldering long span bridge
Insersi /sementasi
1. Znpo4
2. Reinforced zinc oxide
3. Polycarboksilate
4. Glass ionomer cement
Zinc pospat semen
Sifat bahan mengandung asam
Mudah larut dengan saliva
Penggunaan zn Po4, 7-10 hari setelah
preparasi supaya tubulus dentin mengecil
Sisa Semen dibersihkan setelah
mengeras
Cara mengaduk ZnPo4
Letakkan powder dan liguid pada glass plate 1:1
Aduk dengan semen spatel powder mencapai
liguid sedikit demi sedikit sampai homogen
Siap masuk kedalam crown apabila semen
ditarik sudak terbentuk benang dan tidak putus
Semenkan pada gigi penyangga dengan ditekan
dan pasien disuruh menggigit kapas
Bersihkan sisa semen setelah mengeras
insersi
Instruksi untuk pemeliharaan Gt
Menjaga kebersihan mulut dg :
1. penyikatan yg baik
digukan untuk daerah yg mudah terlihat,
dapat membersihkan sisa makanan
tanpa merusak tekanan ringan & sikat
yg lunak
2. Pemakaian dental floss,oral irigating &
alat pembersih lainnya.
daerah yg sukar terlihat interdental
/dasar pontik
Personal oral hygiene
1. Menghilangkan plak brushing, flossing
& irigasi disclosing solution sebagai
kontrol plak & menghindari
makanan/minuman mengandung
sukrose, asam nitrat
2. Pengunaan obat kumur
3. Pemeriksaan ulang 3 6 bulan
Kegagalan pembuatan bridge
1. Kegagalan sementasi
2. Jembatan patah secara mekanikal
3. Orotasi & resesi gingiva
4. Kelainan jaringan periodontal
5. Karies
6. Nekrose pulpa
1. sementasi
Penyebab :
a. Adanya flexion (pd span panjang,logam
pontiknya tipis & lunak ) gt
melengkung tepi servikal retainer
terbuka semen larut
b. Retensi yg kurang pada mahkota klinis
pendek preparasi konus
c. Teknik sementasi yg tidak sempurna
d. Semen kadaluarsa
2. Kegagalan mekanik
Proses lab, disain yg salah serta pemakaian
1. melengkung, patah
a. metal kurang tebal & keras ( long
span )
b. porositas internal dari metal
2. Patahnya daerah penyolderan ( solder joint )
terlalu besa/lebar bahan soldernya tidak
bersatu sempurna (bahan tidak sama, pen
cairan logam tidak sempurna, adanya kotoran
pada bag.logam yg disolder.
3. Pecahnya lapisan porselen
3. Terjadinya iritasi & resesi
a. berkaitan dg kesehatan mulut & proses
pemeliharaan yg tidak sempurna
b. disain yg salah spt overcontur tidak
baik titik kontak, dasar pontik
menekan mukossa atau pemilihan
dasar pontik yg salah kunyah
c. resesi terlalu besarnya beban kunyah
(over loading )
4. Kelainan jar. Periodontal
Klinis terlihat pergeseran gigi/goyangnya
gigi penyangga penyebab :
Adanya premature kontak atau hambatan
gerakan artikulasi over loading
4. Karies sc/karies kecil
5. Nekrose pulpa lebih lanjut dapat
menimbulkan kelainan periapikal
Perawatan kegagalan
1. Perlunya kontrol rutin untuk mencegah
kerusakan lebih parah
2. Seandainya perlu dilepadkan
3. Apabila penyebab dapat diatasi
4. diganti
Melepas crown/bridge
1. Innersia force c. retraktor / c. remover
2. Reciprocal force tang
3. Retainer devition bor
Faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pembuatan bridge
1. Faktor biologis
2. Faktor fisiologis
3. Faktor mekanis
4. Faktor estetis
5. Teknik lab/pembuatan
Faktor biologis
Pulpa waktu preparasi
Jar. Lunak dan keras
Desain daerah interproksimal, sub gingiva
margin, bahan, solder joint
Fisiologis
Batas anatomis pada gigi asli
Fungsi oklusi; inter-maxillary relationship,
harmony dan keseimbangan oklusi
Teknik dan estetis
Good construction
Konstruksi yang baik
Mengetahui tentang bahan-bahan
Jaringan dalam mulut memperhatikan
aspek restorasi secara biologis
TERIMA KASIH