Anda di halaman 1dari 73

KEBIJAKAN

PROGRAM KESEHATAN ANAK

dr. Lily Gracediani, M.Kes


Kabid PPK
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

1
POKOK BAHASAN
2

1. Pendahuluan
2. Visi dan Misi
3. Tujuan
4. Kebijakan dan Strategi
5. Pemenuhan Esensial
Anak
6. Indikator Kinerja
7. Pencapaian Program
2012
SASARAN ANAK
Population by Age and Sex,
Indonesia Census 2000
2010
LANSIA 21,3JT (9%)

75+ PRODUKTIF 149,4 JT (63%)


70-74
65-69 LANSIA TRIPLE
60-64 Ledakan BURDE
55-59 Kelahiran
50-54
(2000- N
45-49
2005)
Age Group

40-44 BALITA-ANAK 0-
35-39
14TH 68 JT (28%)
30-34
25-29
20-24 Dapat di
15-19 tekan
kembali REMAJA
10-14
5-9 (2006-2010) BALITA DAN
0-4 ANAK
20 15 10 5 0 5 10 15 20
Percentage Percentage

Male Female

Perkiraan jumlah anak Indonesia


Laki-laki Perempuan Total
0-4 11,658,856 11,013,204 22,672,060
5-9 11,970,804 11,276,366 23,247,170
10 -14 11,659,310 11,018,180 22,677,490

Sumber : Sensus Penduduk 15-19 10,610,119 10,260,967 20,871,086


2010 Jumlah 45,899,089 3
43,568,717 89,467,806
UUD 1945 Pasal 28B ayat 2
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi

UU KESEHATAN NO 36 TAHUN 2009


TERKAIT TUMBUH KEMBANG

Pasal 126 ayat 1


upaya kesehatan ibu
ibu mampu melahirkan generasi sehat &
Konvensi Hak-hak berkualitas serta menurunkan AKI
Anak (KHA) Pasal 131 ayat 1, 2 SEHAT
(Ratifikasi Upaya kesehatan bayi dan anak HAK ANAK
berlaku dengan mempersiapkan generasi yang sehat,
Keppres No.36 cerdas & berkualitas serta menurunkan AKA &
tahun 1990) AKABA, ANAK SEHAT
dilakukan sejak anak sampai usia 18 tahun. INVESTASI
UU Perlindungan Pasal 133 ayat 1
Anak No.23 Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan
tahun 2002
terhindar dari segala bentuk diskriminasi dan
tindak kekerasan yang dapat mengganggu
kesehatannya.
Pendahuluan

Diperkirakan sekitar 200 juta balita di dunia tidak


tumbuh dan berkembang secara maksimal Hal
tersebut menyebabkan kehilangan 20% tenaga kerja
dewasa setiap tahunan.
Kondisi tersebut diakibatkan karena stunting,
kekurangan zat besi, kekurangan yodium dan
rendahnya stimulasi
(The Lancet Series on Child Development (2007).
Pendahuluan ............................
31% balita di dunia stunting, 50% nya dari Asia
Selatan (SOWC 2007)
Di Indonesia 36.8% balita menderita kurang gizi kronis
(Stunting pendek & sangat pendek) : Riskesdas 2007
Stunting dikaitkan dengan
Jeleknya perkembangan anak (Walker et al., 2007)

46% rendahnya pendapatan pada usia


kerja, keberhasilan pendidikan serta tingkat
intelegensia (Hoddintott et al., 2008).
PEMENUHAN HAK ANAK
RIGHT BASED APPROACH
LIFE CYCLE APPROACH

4 PRINSIP HAK ANAK DALAM KHA:


Non-diskriminasi; PELAYANAN KESEHATAN
Kepentingan yang terbaik bagi anak; YANG BERKUALITAS
Hak untuk hidup, kelangsungan hidup &
perkembangan;
Penghargaan terhadap pendapat anak

IMPLEMENTASI :
o HOLISTIK, KOMPREHENSIF DAN TERINTEGRASI,
o Dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah,swasta, organisasi profesi,
masyarakat, dan keluarga.
Hak anak menurut UU Kesehatan RI no.
36/2009
8

1. Mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir berusia 6


bulan dan mendapat dukungan keluarga, pemerintah
dan masyarakat untuk ASI ekslusif
2. Mendapatkan Imunisasi dasar sesuai ketentuan yang
berlaku untuk mencegah penyakit yang dapat
dihindari melalui imunisasi
3. Mendapatkan upaya pemeliharaan kesehatan anak
sejak masih dalam kandungan, dilahirkan sampai
berusia 18 (delapan belas) tahun
Hak anak menurut UU Kesehatan RI
no. 36/2009 (2)
9

5. Dibesarkan dan diasuh secara bertanggung jawab


sehingga memungkinkan anak tumbuh dan
berkembang secara sehat dan optimal
6. Terlindungi dan terhindar dari segala bentuk
diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat
mengganggu kesehatannya
7. Disediakan tempat dan sarana lain yang
diperlukan untuk bermain anak yang
memungkinkan anak tumbuh dan berkembang
secara optimal serta mampu bersosialisasi secara
sehat
AGENDA PEMBANGUNAN SUMBAR
No AGENDA PRIORITAS
1 PENINGKATAN PENERAPAN AJARAN 1. PENGALAMAN AGAMA DAN ABS-SBK DALAM
AGAMA DAN BUDAYA DAERAH KEHIDUPAN MASYARAKAT
2 PERBAIKAN TATA KELOLA 2. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
PEMERINTAHAN DAERAH DALAM PEMERINTAHAN
3 PENINGKATAN KUALITAS 3. PENINGKATAN PEMERATAAN DAN KUALITAS
PENDIDIKAN
SUMBERDAYA MANUSIA DAN
ILMU PENGETAHUAN DAN 4. PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN
TEKNOLOGI MASYARAKAT
4 PENGEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI 5. PENGEMBANGAN PERTANIAN BERBASIS
DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KAWASAN DAN KOMODITI UNGGULAN
6. PENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHAN DAN
PERDAGANGAN
7. PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM
DAN BUDAYA
8. PERCEPATAN PENURUNAN TINGKAT
KEMISKINAN
9. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENUNJANG EKONOMI RAKYAT
5 PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN 10. MITIGASI, PENANGGULANGAN BENCANA
HIDUP ALAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP
VISI

TERWUJUDNYA
PEMERINTAH SUMATERA BARAT
PROVINSI MADANI YANG ADIL,
SUMATERA BARAT SEJAHTERA DAN
(2011-2015 ) BERMARTABAT

TERWUJUDNYA
DINAS KESEHATAN
MASYARAKAT SUMBAR
PROVINSI
PEDULI SEHAT ,
SUMATERA BARAT
MANDIRI, BERKUALITAS
( 2011-2015)
DAN BERKEADILAN
MISI
PEMERINTAH DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA PROVINSI SUMATERA
BARAT BARAT
1. Mewujudkan tata kehidupan
masyarakat yang agamais dan 1. Meningkatkan Derajat Kesehatan
berbudaya berdasarkan Adat Masyarakat Melalui
Basandi Syarak, Syarak Basandi Pemberdayaan Masyarakat,
Kitabullah
Termasuk Swasta Dan
2. Mewujudkan tatapemerintahan Masyarakat Madani
yang baik, bersih dan Profesional
3. 2. Melindungi Kesehatan
Mewujudkan SDM yang Cerdas,
Beriman, dan berkualitas tinggi Masyarakat Dengan Menjamin
4. Tersedianya Upaya Kesehatan
Mewujudkan ekonomi
masyarakat yang sejahtera, Yang Paripurna, Merata, Bermutu
sehat, produktif, berbasis Dan Berkeadilan.
kerakyatan, berdaya saing 3. Menjamin Ketersediaan Dan
regional dan global Pemerataan Sumber Daya
5. Mewujudkan pembangunan yang Kesehatan.
berkelanjutan dan berwawasan 4. Menciptakan Tatakelola
lingkungan
Kepemerintahan Yang Baik
TUJUAN
Tujuan Dinas Kesehatan adalah
terselenggaranya pembangunan
kesehatan secara berhasil-guna dan
berdaya-guna dalam rangka
mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-
tingginya.
PRIORITAS PEMBANGUNAN

1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana;


2. Perbaikan status gizi masyarakat;
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti
penyehatan lingkungan;
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan,
mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan;
6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas);
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan;
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
SASARAN/INDIKATOR 2011-2015
TARGET SUMBAR
No SASARAN/INDIKATOR SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015
1. MENINGKATNYA UMUR HARAPAN HIDUP % 71.12 71.48 71.84 72.20 72.56
2. MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN IBU per 100.000
MELAHIRKAN KH 190 166 142 118 102
3. MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI PER per 1.000
1.000 KELAHIRAN HIDUP KH 22 20 18 16 14
4. ANGKA GIZI KURANG (BB/TB) % 8,2 7,8 7,4 7,0 6,6
5 PENEMUAN KASUS BARU TUBERCULOSIS % 55 60 70 80 90
6 MENURUNNYA KASUS MALARIA ( ANNUAL per 1000 2 2 1 1 1
PARACITE INDEX-API) pdd
7 PERSENTASE ODHA YANG DIOBATI % 90 93 95 100 100
8 MENINGKATNYA CAKUPAN IMMUNISASI % 80 85 90 95 100
DASAR LENGKAP BAYI USIA 0-11 BULAN
9 PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMILIKI % 64 65 66 67 68
AKSES AIR MINUM YANG BERKUALITAS
10 PERSENTASE PENDUDUK YANG % 67 70 73 74 75
MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT
11 JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN % 63,8 78,6 91,3 100 100
(TOTAL COVERAGE)
MDGs 2015 RPJMN 2010-2014
Perpres 5/2010
8 TUJUAN
Peningkatan Menurunnya AKI menjadi 118 per
pelayanan KIA 100.000 KH
Menurunnya AKB menjadi 24 per
1.000 KH
Pemberian Cakupan imunisasi menjadi 90% .
imunisasi dasar
pada balita
Penyediaan akses Tersedianya akses air bersih menjadi
SAB 67%.
Peningkatan Meningkatnya akses sanitasi dasar
akses sanitasi menjadi 75%
dasar berkualitas
Obat Pemberlakuan DOEN dan pembatasan
harga obat generic bermerek.
Asuransi 100% keluarga miskin memperoleh
Kesehatan pelayanan asuransi pada 2011.
Nasional
Pengendalian Menurunnya prevalensi TB menjadi
Penyakit Menular 224 per 100.000 penduduk.
Menurunnya kasus malaria (API)
menjadi 1 per 1.000 penduduk.
Terkendalinya prevalensi HIV pada
populasi dewasa menjadi <0,5.
Perbaikan Gizi Penurunan prevalensi kekurangan gizi
pada anak balita menjadi <15%
RPJMN & Renstra 2010-2014
Keputusan Menkes RI No. HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 - 2014

Prioritas pada
peningkatan AKSES &
8 Fokus Prioritas KUALITAS pelayanan Prioritas Kemkes
Pembangunan kesehatan melalui Reformasi
Kesehatan Kesehatan
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, 1. Bantuan Operasional Kesehatan
balita dan KB 9 Program Kementerian (BOK)
2. Perbaikan status gizi masyarakat 2. Penangananan Daerah
3. Pengendalian penyakit menular, 1. Program Kesehatan RI dan
Dukungan Manajemen Bermasalah Kesehatan (PDBK)
penyakit tidak menular dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya; 3. Jaminan Kesehatan Masyarakat
penyehatan lingkungan 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana (Jamkesmas)
4. Pemenuhan pengembangan SDM Aparatur Kementerian Kesehatan; 4. Pelayanan Kesehatan di Daerah
Kesehatan 3. Program Peningkatan Pengawasan dan Tertinggal Perbatasan dan
5. Peningkatan ketersediaan, Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kepulauan (DTPK)
keterjangkauan, pemerataan, Kesehatan; 5. Ketersediaan Obat
keamanan, mutu, penggunaan obat 4. Program Penelitian dan Pengembangan 6. Reformasi Birokrasi
dan pengawasan obat dan makanan Kesehatan 7. World Class Hospital
6. Jamkesmas 5. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan 8. Saintifikasi Jamu
7. Pemberdayaan masyarakat, Anak;
penanggulangan bencana dan krisis 6. Program Pembinaan Upaya Kesehatan;
kesehatan 7. Program Pengendalian Penyakit dan
8. Peningkatan pelayanan kesehatan Penyehatan Lingkungan;
primer, sekunder dan tersier 8. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
9. Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan

Peningkatan Mutu 17
Pelayanan Kesehatan
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)

Terdiri dari 8 goal/tujuan, 18 target dan 48 indikator untuk kurun


waktu 1990-2015

Goal 1 : Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan


Goal 2 : Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Goal 3 : Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
Goal 4 : Menurunkan angka kematian anak
Goal 5 : Meningkatnya kesehatan ibu
Goal 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria serta penyakit menular
lainnya
Goal 7 : Menjamin kelestarian Lingkungan
Goal 8 : Membangun kemitraan global untuk pembangunan
ANGKA KEMATIAN
NEONATAL, BAYI dan BALITA
120
Kematian per 1.000 kelahiran hidup

91
90 81

68
MDG 2015
57 58
60
46 46 44

32 35 34
30 32
26
30 20 19 26
23

0
1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009 2012 2015

Indikator Jumlah Kematian


Pertahun Perhari Perjam
Kematian neonatal (0-28 hari) 19/1000 KH 86.000 236 10
Kematian Bayi (0-12 bulan) 34/1000 KH 146.000 401 17
Kematian Balita (0-60 bulan) 44/1000 KH 193.000 531 22 19
SDKI 2007
PENYEBAB KEMATIAN BAYI
RISKESDAS 2007
Lain-lain
Post matur Kel kongenital (Malnutrisi,
3% 1% TB, Cam pak)
Kelainan Tetanus
5%
darah/ikterus 3%
6% Sepsis
Kel Jantung
4%
Hipotermi kongenital &
7% hidrosefalus
Gangg pernapasan
37% 6%
Diare
Kel Sal
42%
pencernaan
Sepsis
7%
12%

Meningitis/en
sefalitis
9%

SIDS
Prematuritas Defisiensi nutrisi
3%
34% 3%
Tetanus
3% Pneum onia
0-6 HARI Cedera lahir

Kuning
3%
Sepsis, 20.5%
24%

3%

1-11 BULAN
Prematuritas
14%

Kel kongenital
19%

RDS

7-28 HARI
14%

Pneumonia
KEBIJAKAN, PROGRAM DAN
KEGIATAN

21
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

RPJMN I RPJMN II RPJMN RPJMN IV


2005 - 2010-2014 III 2020 -
2009 2015 -2019
AKSES 2025
Bangkes Akses masyarakat Kes masyarakat
diarahkan untuk thp yankes yang masyarakat thp yankes yang
meningkatkan berkualitas telah berkualitas telah
akses dan mutu lebih berkembang terhadap menjangkau dan
yankes dan meningkat YANKES merata di
seluruh wilayah
YANG Indonesia
BERKUALIT
AS semakin
MANTAP
VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
KURATIF PROMOTIF - YANG MANDIRI
DAN
REHABILITATIF PREVENTIF BERKEADILAN
SISTEM KESEHATAN NASIONAL SEBAGAI
LANDASAN PIKIR RPJMN 2015-2019
Manajemen 6
Kesehatan

SDM K 1

Farmasi, Alkes dan 5 Derajat


2 Kesehatan
Makanan
Upaya Perlindungan
Kesehatan finansial
Litbang Responsivenes
3 s yankes
Pemberdayaan
Masyarakat
4
(Perpres No 72/2012)
Pembiayaan
Kesehatan
(termasuk JKN)
7
23
Performance on selected essential newborn care indicators
PENDEKATAN Lansia
Continuum of Care Pelayanan bagi
anak SMP/A & Kualitas
remaja Degeneras
i

Kespro
Pelayanan remaja
bagi anak Konseling:
SD Gizi
Pelayanan HIV/AIDS,
bagi NAPZA dll
balita Fe
Penjaringan
Pelayanan Bln Imunisasi Anak
Persalinan,
bagi bayi Sekolah
nifas & Upaya Kes Sklh
Pemeriksaa neonatal PMT
n Pemantauan
pertumbuhan
Kehamilan
Pelayanan &
PUS & ASI eksklusif perkembangan
PMT
Imunisasi dasar
WUS Rapor
lengkap
P4K Inisiasi Menyusu Dini Kesehatan
Pemberian
Buku KIA Vit K 1 inj
Imunisasi Hep B
makan Buku ku
ANC terpadu Penimbangan
Kelas Ibu Hamil Rumah Tunggu KIA
Konseling Vit A
Fe & asam folat Kemitraan Bidan Dukun
Pelayanan MTBS
PMT ibu hamil KB pasca persalinan
KB
TT ibu hamil PONED-PONEK
PKRT
8 INDIKATOR PROGRAM
Cakupan Kunjungan Neonatal MDGS, RPJMN 2010-
Pertama (KN1) 2014
continuum of care Cakupan Kunjungan Neonatal
throughout the lifecycle Lengkap (KN lengkap) MDGS

-Peningkatan Cakupan Penanganan


Neonatal Komplikasi MDGS, SPM
kelangsungan hidup Cakupan Pelayanan MDGS, RPJMN 2010-
Kesehatan Bayi 2014 , SPM
- Peningkatan kualitas Cakupan Pelayanan MDGS, RPJMN 2010-
hidup Kesehatan Anak Balita
2014 , SPM
Cakupan SD/MI, SMP, SMA dan SPM BIDANG
- Peningkatan sederajat melaksanakan KESEHATAN
perlindungan kesehatan penjaringan siswa kelas 1
anak % Kab/kota miliki min 4 pusk
mampu laksana PKPR
% Kab/kota miliki min 2 pusk SPM BIDANGPP&PA
mampu tatalaksana kasus KtA
Indikator terpilih untuk pelaksanaan pelayanan Kesehatan
Neonatus Essensial
Indikator terpilih:
1. Terdapat dokter atau bidan atau perawat
2. Tersedia pedoman APN atau Manajemen asfiksia
3. Tersedia timbangan bayi
4. Tersedia tetrasiklin salap mata
5. Tersedia vit K inj
6. Tersedia HB Uniject
Indikator Terpilih untuk Pelaksanaan MTBS
Fasilitas dasar: Peralatan MTBS
1. Ruangan MTBS 1. Terdapat timbangan bayi dan
2. Melakukan pelayanan MTBS dewasa atau bayi dan anak
3. Melakukan Penanganan
2. Formulir MTBS
Diare pada balita dengan Obat-Obatan MTBS
dehidrasi
1.Amoxicillin tab atau syrup
2.Ampicillin injeksi
3.Gentamicyn injeksi
Pedoman dan Pelatihan:
4.Phenobarbital injeksi
1.Petugas puskesmas dilatih MTBS
5.Diazepam inj atau rectal
2.Terdapat modul MTBS
6.Kotrimoxazole susp atau tab
7.Paracetamol
8.Zink tab
9.Tetracyclin salap mata
Indikator terpilih untuk pelaksanaan SDIDTK
Indikator terpilih:
1. Tersedia Ruangan Poli KIA
2. Melaksanakan kegiatan SDIDTK
3. Pelatihan SDIDTK
4. Tersedia buku KIA
5. Tersedia buku pedoman SDIDTK
6. Terdapat timbangan bayi dan dewasa atau bayi dan anak
7. Pengukur panjang bayi dalam gedung
8. Pengukur tinggi anak dalam gedung
9. Terdapat timbangan bayi dan dewasa kegiatan di luar gedung
10. Terdapat pengukuran panjang badan bayi kegiatan luar gedung
Rencana Aksi Percepatan Penurunan AKI 2012 - 2015
Program Utama:
Tantangan : Strategi: 1. Penjaminan kompetensi
1.Akses 1.Peningkatan Bidan di desa sesuai
masyarakat cakupan dan standar
ke fasyankes kualitas 2.Penjaminan ketersediaan
sudah pelayanan fasilitas pelayanan
membaik kesehatan ibu kesehatan mampu
tetapi 2.Peningkatan pertolongan persalinan
cakupan dan peran 24/7 sesuai standar
kualitas pemerintah 3.Penjaminan seluruh RS
belum daerah dan Kabupaten/ Kota mampu
optimal swasta dalam PONEK 24/7 sesuai standar
2.Terbatasnya upaya 4.Penjaminan terlaksananya
ketersediaan kesehatan ibu rujukan efektif pada kasus
sumber daya komplikasi
3.Pemberdayaa 5.Penjaminan dukungan
strategis utk n keluarga
kesehatan PEMDA thd regulasi yang
dan dapat mendukung secara
ibu dan masyarakat
neonatal efektif pelaksanaan
AKI Program
3.Rendahnya 102/100.0 6.Peningkatan Kemitraan dg
pengetahuan 00 KH
Lintas Sektor dan Swasta
& kesadaran (2015)
7.Peningkatan pemahaman
masyarakat
dan pelaksanaan program
tentang
KEBIJAKAN TEKNIS
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU, BAYI & BALITA

Meningkatkan universal access & coverage untuk


1 pelayanan KIA termasuk KB

Intervensi prioritas untuk mengatasi penyebab


2 utama kematian ibu, bayi dan balita

Mendorong persalinan nakes di fasilitas kesehatan


3

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan


4 emergensi PONEK dan PONED
Kebijakan Teknis
Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi & Balita
Meningkatkan kualitas in service training &
distribusi tenaga kesehatan: bidan PTT,
perawat, dokter PTT (dr dg kewenangan
1 tambahan), dokter spesialis (tugas belajar,
pengiriman residen, sister hospital)

Kontrak kinerja dokter spesialis dengan Pemda


Kab/Kota
2

Meningkatkan ketersediaan SD kesehatan:


obat program & BHP, sarana/alat PONED &
3 PONEK
Kebijakan Teknis
Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi & Balita

Menerapkan standar pelayanan kesehatan di


1 Poskesdes/Polindes, Pustu, Puskesmas dan RS.

Memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam


2 KIA untuk meningkatkan health care seeking

Penguatan jejaring KIA


3

Peningkatan kerja sama dengan organisasi profesi,


4 LSM, Perguruan Tinggi dan swasta
Intervensi yg terbukti efektif
Intervensi % reduksi kematian neonatal atau
morbiditas atau faktor risiko
utama
Pre-konsepsi
Suplementasi asam folat Insidens neural tube defects: 72% (42-
87%)
Antenatal
Imunisasi TT 33-58% (Insidens: 88-100%)

Penapisan & pengobatan Sifilis Tergantung prevalensi


Pencegahan pre-eklampsia & eklmapsia Insidens prematuritas: 34% (-1 57%)
(suplementasi kalsium) Insidens BBLR: 31% (-1 53%)

Pengobatan malaria presumtif 32% (-1 54%)


intermiten PMR: 27% (1-47%)

Deteksi & pengobatan bakteriuria tanpa 40% (20-55%)


gejala (asimptomatik)
Intervensi yg terbukti efektif
Intervensi Intrapartum % reduksi kematian neonatal
atau morbiditas atau faktor
risiko utama

Antibiotika untuk ketuban pecah dini Insidens infeksi: 32% (13-47%)

Kortikosteroid u/ kelahiran prematur 40% (25-52%)

Deteksi & manajemen letak lintang Kematian peri/neonatal: 71% (14-


(operasi Caesar) 90%)

Survelens persalinan (termasuk Kematian neonatal dini: 40%


partograf) u/ deteksi dini komplikasi

Persalinan bersih 58-78%


Insidens tetanus neonatorum: 55-
99%
Intervensi yg terbukti efektif
Intervensi Postnatal % reduksi kematian neonatal
atau morbiditas atau faktor
risiko utama

Resusitasi bayi baru lahir 6-42%


Pemberian ASI 55-87%
Menjaga bayi tetap hangat 18-42%
Metode Kanguru (BBLR di fasilitas) Insidens infeksi: 51% (7-75%)
Manajemen kasus pneumonia 27% (18-35%)
berbasis masyarakat

Intervensi lebih baik dilakukan dalam bentuk paket bukan


secara terpisah-pisah
Intervensi di tingkat pelayanan dasar
1) Pemeriksaan kehamilan: Screening TT pada ANC 10T
2) Persalinan nakes di fasilitas yankes:
3) Penanganan balita sakit (MTBM)
5) Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar minimal 4
pusk/Kab & Kota
6) Pelayanan nifas dan bayi baru lahir

Intervensi di tingkat pelayanan rujukan


1) Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif, 24 jam
seminggu di Kab/Kota
2) Pelayanan rujukan nifas dan bayi baru lahir
3) Pelayanan rujukan
4) Pelayanan level 3 di tingkat regional
5) Transportasi rujukan
Intervensi di tingkat keluarga &
masyarakat
1) Buku KIA : promotif, preventif, rujukan & identifikasi
masalah KIA
2) Fe & asam folat ibu hamil
3) Program Perencanaan Persalinan & Pencegahan Komplikasi
4) Kelas Ibu hamil
5) Penyuluhan PHBS : cuci tangan pakai sabun
6) Deteksi dini neonatal sakit
7) Kunjungan rumah
8) KMC (Kangoro Mother Care)
9) Oralit bila diare
KELUARGA MASYARAKAT dan PELAYANAN
LINTAS SEKTOR KESEHATAN

SELURUH KELUARGA Sehat, BB Naik (N),


perkembangan sesuai umur
1. Mempraktekkan:
a.Pemberian ASI eksklusif
serta MP-ASI BGM, Gizi buruk,
b.Pemberian gizi seimbang POSYANDU
c.Pemeliharaan kesehatan mslh perkembangan,
Penimbangan balita sakit
d.Pola asuh & stimulasi balita (D)
perkembangan
e.Perlindungan anak emua
Konseling
2. Memantau pertumbuhan dan Balita Suplementasi Gizi kurang,
perkembangan anak Punya gizi BB Tidak
3. Menggunakan garam Buku YANKES, naik, perlu
beryodium deteksi Puskesmas
KIA stimulasi
4. Memanfaatan pekarangan intervensi dini
5. Meningkatkan daya beli /KMS perkembangan
RS
KELUARGA MISKIN PMT pemulihan
6. Menerima bantuan pangan Stimulasi fisik-
darurat; psikososial
a. PMT balita, ibu hamil
b. Raskin
TFC, TPA, KB, BKB, Post PAUD
comprehensive home care
JANGKAUAN YANKES
Biaya Operasional
bidan/perawat untuk
kunjungan BBL, Bayi, Balita

KUALITAS YANKES
Pelatihan berbasis
PEMBERDAYAAN kompetensi bagi
KELUARGA & petugas kesehatan
MASYARAKAT, puskesmas &
AKB & AKBAL
KEMITRAAN jaringannya :
LP/LS manajemen Asfiksia,
Pemanfaatan
buku KIA, manajemen BBLR,
orientasi kader MTBS dan SDIDTK

PENGUATAN MANAJEMEN
PROGRAM
Pengelolaan Program
(perencanaan, Bintek dan monev),
Pengelolaan Data/RR, Sosialisasi
dan Advokasi, dan Kerjasama
LP/LS, Profesi
Apa itu MTBS ?

Suatu PENDEKATAN
keterpaduan dalam
tatalaksana balita sakit
di fasilitas kesehatan tingkat
dasar

Bukan program vertikal


TUJUAN MTBS
Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait
dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan
fasilitas kesehatan dasar.
Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan anak
Kombinasi perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit
(kuratif) dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif
dan preventif).
Penyakit anak dipilih merupakan penyebab utama kematian
dan kesakitan bayi dan anak balita.
MTBS sebagai Key Strategy
untuk meningkatkan kesehatan anak

Manajemen Gizi Imunisasi Pencegahan


balita sakit berbagai
penyakit dan
promosi
tumbuh
kembang

MTBS
Indikator dalam newborn & child survival:

GIZI: BAYI BARU LAHIR:


1. ASI eksklusif 6 bulan 9. Persalinan oleh tenaga
kesehatan
2. Pemberian ASI dan MP ASI pada
usia 6 9 bulan 10. Perlindungan terhadap TN
3. Menyusui hingga 24 bulan 11. Inisiasi Menyusu Dini
12. Perawatan post partum
13. PMTCT
IMUNISASI:
4. Cakupan imunisasi campak. TATA LAKSANA
5. Cakupan imunisasi DPT 3 14. Pengobatan dengan antibiotik
yang tepat pada Pneumonia
UPAYA PREVENTIF: 15. Pemberian oralit pada diare
16. Pengobatan malaria
6. Cakupan suplementasi vitamin A
pada balita.
7. Penggunaan sumber air bersih &
sanitasi.
8. Penggunaan kelambu yang
berinsektisida
MTBS
Pelayanan Kesehatan & Gizi
bagi anak sejak dlm kandungan 5 tahun
1. Antenatal Care dapat BUKU KIA, digunakan sampai usia 5 tahun
2. Persalinan oleh tenaga kesehatan
3. Essential Newborn care
4. Penanganan neonatus dengan komplikasi
5. ASI Eksklusif
6. Kunjungan neonatal dengan menggunakan form MTBM (Manajemen
Terpadu Balita Muda)
7. Imunisasi Dasar; BCG,HB 0-3, DPT 1-3, Polio 1-4 dan Campak
8. Vitamin A dosis tinggi (6-11 bln; 100.000 IU dan 12-59 bln; 200.000
IU)
9. Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
10. Tatalaksana balita sakit dengan pendekatan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS)
11. Tata laksana gizi buruk
12. Kunjungan bayi dan balita resiko tinggi
STANDAR PELAYANAN MINIMAL KABUPATEN/
KOTA
TERKAIT LANGSUNG KESEHATAN BALITA (1)
1.Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan
atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
2. Cakupan kunjungan nifas
3.Neonatus dengan komplikasi yang
ditangani
4.Cakupan kunjungan bayi
5.Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
6.Cakupan pelayanan anak balita:
Cakupan anak balita yg ditimbang min 8x/thn
Cakupan anak balita dpt Vit A 2x/thn
Cakupan anak balita dipantau perkembangan
2x/thn
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
KABUPATEN/KOTA
TERKAIT LANGSUNG KESEHATAN BALITA (2)

7.Cakupan pemberian makanan pendamping


ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga
miskin
8.Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan
9.Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit:
Penemuan Penderita Pneumonia Balita
Penderita DBD yang ditangani
Penemuan penderita diare
Pemenuhan Kebutuhan Esensial Anak Usia Dini
USIA 1-12 BULAN
Pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 1-6 bulan
Pemberian makanan gizi seimbang & suplementasi gizi mikro pada ibu
Pemberian ASI & MP-ASI mulai usia 6 bulan, makanan keluarga gizi
seimbang mulai usia 12 bulan.
Suplemetasi Vitamin A (1 x usia 6 12 bln & 2x/th setelah usia 1 thn)
Pemantauan pertumbuhan minimal 8x/ thn
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 4x/ thn
Stimulasi Dini Tumbuh Kembang melalui pemberian rangsangan
sesuai tahap perkembangan dan potensi anak baik di PAUD maupun
di rumah (Pola Asuh yg baik)
Pencegahan & pengobatan dari penyakit dgn pemberian imunisasi &
melakukan Manajemen Tatalaksana Bayi Sakit (MTBS)
Perawatan gizi buruk & pencegahan penyakit menular
Perawatan bagi bayi dari ibu penderita HIV/AIDS & kelainan menurun
lainnya
48
Pemenuhan Kebutuhan Esensial Anak Usia Dini

USIA 1-6 TAHUN


Pemberian makanan dengan gizi seimbang, suplementasi
gizi mikro (vitamin A 2 x/ tahun) s/d usia 5 tahun.
Pemantauan pertumbuhan minimal 8x/ tahun, sampai
usia 5 tahun
Stimulasi Dini melalui pemberian rangsangan sesuai tahap
perkembangan & potensi anak yg mencakup antara lain:
pengembangan sensori motor, main peran, main
pembangunan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 x/
tahun
Pencegahan dan pengobatan & penyakit dengan
memberikan imunisasi dan melakukan Manajemen
Tatalaksana Balita Sakit (MTBS)
49
Maksud Kegiatan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita

Penapisan /penjaringan termasuk menindak


lanjuti keluhan orang tua terhadap masalah
tumbuh kembang anaknya dan pengkajian
faktor risiko yang mempengaruhi

Tindakan intervensi dapat dilakukan sedini


mungkin anak tumbuh dan berkembang
secara optimal
Stimulasi, Deteksi dan Intervisi Dini
SDIDTK Tumbuh Kembang

STIMULASI Tumbuh Kembang


Merangsang perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian anak secara optimal sesuai umur anak dan potensinya
DETEKSI DINI Tumbuh Kembang
PERTUMBUHAN :
Berat badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Kepala (LK)
Dilihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
PERKEMBANGAN :
Perkembangan dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
TDD (Tes Daya Dengar), TDL (Tes Daya Lihat)
Masalah perilaku dengan kuesioner MME, autis dengan CHAT, gangguan
pemusatan perhatian & hiperaktif dengan kuesioner Conners
PELAKSANA :
tenaga kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar (dokter, bidan, perawat, ahli
gizi atau tenaga kesehatan lain) dan atau
petugas dari sektor lain pada layanan peduli anak (pendidik PAUD, BKB, TPA dll)
yang terlatih SDIDTK
Tempat pelaksanaan :
Posyandu, PAUD formal informal, TK, BKB, TPA, dll
TUMBUH KEMBANG
52
Ukuran fisk

Anak yg sehat akan tumbuh


&
berkembang dengan baik
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

8/11/2017
Umur Anak bulan ASI Untuk TUMBANG Alma Ata
Yogya/ Lauren IBI
Tujuan upaya pemenuhan pelayanan kesehatan, nutrisi dan
stimulasi psikososial (sejak konsepsi sampai 5 tahun)

Kelangsungan hidup anak


Meningkatkan kualitas hidup anak melalui pelayanan SDIDTK

Tumbuh kembang optimal (fisik, mental, emosional, sosial)


Memiliki intelegensia majemuk sesuai potensi genetik

Indikator keberhasilan:
201190% balita, anak prasekolah terjangkau kegiatan SDIDTK
Peningkatan kualitas hidup anak

Perkembangan seoptimal mungkin

Aktivitas sehari - hari tanpa


bantuan
atau bantuan seminimal mungkin

Pendekatan yang digunakan dalam upaya meningkatkan


kualitas anak-anak gangguan tumbuh kembang dimulai
dengan deteksi dini dan evaluasi fungsi perkembangan
STIMULASI TUMBUH KEMBANG
BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
Definisi:
oStimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan
dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan
berkembang secara optimal

Dilakukan oleh Ibu dan Ayah, pengganti Ibu / pengasuh anak, anggota
keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah:


Kemampuan gerak dasar
Kemampuan gerak halus
Kemampuan bicara dan bahasa
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak

Definisi :
Kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak prasekolah

Tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat


dikerjakan oleh tenaga kesehatan di
puskemas/jaringan
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
Deteksi dini penyimpangan perkembangan
Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Deteksi Dini
Penyimpangan Pertumbuhan Anak
Dilakukan di semua tingkat pelayanan
Tingkat Pelaksana Alat yang
Pelayanan digunakan
Keluarga, Orangtua KMS
masyarakat Kader kesehatan Timbangan
Petugas PADU, BKB, TPA, dan Guru dacin
TK
Puskesmas Dokter Tabel BB/TB
Bidan Grafik LK
Perawat Timbangan
Ahli gizi Alat ukur TB
Petugas lainnya Pita pengukur
LK
Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak
Dilakukan di semua tingkat pelayanan
Tingkat Pelaksana Alat yang
Pelayanan digunakan
Keluarga, Orangtua Buku KIA
masyarakat Kader kesehatan BKB, TPA
Petugas pusat PADU terlatih KPSP
Guru TK terlatih TDL
TDD
Puskesmas Dokter KPSP
Bidan TDL
Perawat TDD
Deteksi Dini Penyimpangan
Mental Emosional Anak
Definisi :
Kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya masalah mental emosional, autisme dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada
anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi

Dilakukan oleh tenaga kesehatan

Alat yang digunakan :


Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) 36 72
bulan
Checklist Autis Anak Prasekolah (Checklist for Autism in
Toddlers/CHAT) 18 36 bulan
Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas (GPPH) dengan Abreviated Conner
Rating Scale > 36 bulan
Intervensi Dini Penyimpangan
Perkembangan Anak

Tindakan tertentu pada anak yang


perkembangan kemampuannya
menyimpang karena tidak sesuai dengan
umurnya

Berupa stimulasi perkembangan


terarah yang dilakukan secara intensif di
rumah selama 2 minggu, yang diikuti
dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi
perkembangan
Rujukan Dini Penyimpangan
Perkembangan Anak

Rujukan diperlukan jika


masalah/penyimpangan perkembangan
anak tidak dapat ditangani meskipun
sudah dilakukan tindakan intervensi dini

Rujukan dilakukan secara berjenjang


Tingkat keluarga dan masyarakat
Tingkat puskesmas dan jaringannya
Tingkat RS rujukan
SKEMA RUJUKAN
GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

RS Rujukan / di 13 provinsi :
klinik tumbuh Sumut, Sumbar, Sumsel, DKI,
Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali,
kembang Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulsel

Puskesmas
menggunakan di 33 provinsi
SDIDTK

Keluarga / masyarakat / kader


(Kelas Ibu Balita/Posyandu
dll)
menggunakan buku KIA
INDIKATOR KINERJA
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Definisi Operasional:
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah anak usia 12-
59 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar,
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dalam
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali dalam
setahun dan pemberian vitamin A 2 kali dalam setahun

Cakupan Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan


Pelayanan = sesuai standar disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun X 100%
Anak Balita Jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
NSPK

Direktorat Bina Kesehatan Anak


Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
2012

IDAI
UPAYA KESEHATAN ANAK
Lampiran 1 Pedoman Bayi Baru Lahir

Kes
Jiwa

Direktorat Bina Kesehatan Anak


Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
2012
Kes Jiwa

E di tiap faskes Capacity building:


Pedoman Pedoman M TOOLS - manequin
PONED PONEK
A SOP - Test, sertifikat
S
IDAI
IDAI
di tiap faskes
Lampiran 2 TOOLS
SOP
Pedoman Bayi, Anak Balita dan Pra
Sekolah Capacity building:
- manequin
- Test, sertifikat
-
di tiap faskes
TOOLS
Lampiran 3 SOP
Pedoman Anak Usia Sekolah dan
Capacity building:
Remaja - manequin
- Test, sertifikat
-
di tiap faskes
TOOLS
Lampiran 4 SOP
Pedoman Perlindungan Kesehatan
Capacity building:
Anak - manequin
- Test, sertifikat
-
Buku KIA : instrumen integrasi pelayanan KIA
Keputusan Menteri Kesehatan No
284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku
Kesehatan Ibu dan Anak, bahwa:
Buku KIA merupakan satu-satunya alat
pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak
sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas
hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun,
termasuk pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh
kembang anak dan KB.
Deteksi dini ibu hamil melalui
kegiatan P4K (stiker tersedia
dalam Buku KIA)

Alat skrining pertumbuhan dan perkembangan anak


dan cara stimulasi perkembangan anak 70
Beri Anak Kebebasan. Biarkan mereka berkembang.
Melompat, bergerak dan berteriak, jika memang itu yang
mereka inginkan. Jangan selalu memaksa anak.
Jangan selalu mengkritik dan merasa tidak puas terhadap anak
(Jean Jacques Rousseau, 1712-1778) 71
Bermain adalah bagian dari kehidupanku
Dengan Bermain, aku melatih otot dan gerakan
Aku belajar bersahabat
Aku belajar pengertian baru
Aku belajar mengenal bermacam- macam aturan
72

Anda mungkin juga menyukai