Anda di halaman 1dari 36

ILMUBEDAH AI,{AK

JAMES L. TALBERT, M.D.

33
Tantangan khusus pada ilmu bedah anak adalah Diagnosis dini jelas memuaskan pada keadaan ini
mengenali dan koreksi spektrum keadaan anatomi dan dan bertambah banyaknya sonografi rbu untuk me-
fisiologi unik yang timbul pada pasien yang tumbuh mantau kehamilan telah memberikan metode baru
dengan cepat dan relatif tidak berbahaya. Karena ke- untuk mendeteksi kelainan padajanin dari minggu
rumitan akibat kecilnya ukuran dan ketidak-ntatangan ke-12 keharnilan dan seterusnya." Dalam beberapa
pasien ini, maka kewaspadaan merupakan kebutuhan kasus, kelambatan pengiriman neonatus yang sakit
utama supaya terapi berhasil. Disertai dengan ketabah- dapat dihilangkan seluruhnya bila diagnosis antepar-
an anak dan penatalaksanaan yang tepat, para ahli ke- tum memungkinkan ibu dibavra ke pusat perinatal re-
sehatan profesional yang terlibat akan merasa men- gional, dirnana dapat dipastikan adanya perawatan be-
dapat penghargaan khusus bila bisa melihat a nak terse- dah optimum untuk neonatus. Daftar keadaan yang da-
but tmbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan pro- pat didiagnosis sebelum lahir dengan ultrasonografi
duktif. ibu, cepat bertambah mencakup atresia usus, gastroski-
sis, onlfalokel, teratoma sakrokoksigeus, kembar siam,
kista intraaMomen dan hernia diafragmatika.
Pada waktu lahir, bila ditemukan arteria umbilika-
lis tunggal bisa menunjukkan adanya anomali lain, se-
KEDARURATAN BEDAH NEONATAL
da ngkan identifi kasi kelainan spesifik menggambar-
kan penyerta yang mungkin ada, seperti seringnya
Pertimbangan ini merupakan contoh pada terapi atresia esofagus timbul bersamaan dengan anomali
bayi neonatus, dimana terdapat struktur yang mini, res- vertebra, anus, jantung, trakeoesofagus, ginjal dan eks-
pon fisiologis yang belum matang serta anomali pe- tremitas (sindrom VACTERL), atresia duodenum de-
nyerta yang sering berbahaya. Risiko ini lebih rumit ngan sindrom Down serta gastroskisis dengan stenosis
lagi denga n sering terdapatnya keda ru rata n bedah neo- atau atresia usus. Diagnosis ileus mekonium bisa juga
natus pada neonafus prematur (usia kehamilan kurang digambarkan oleh riwayat keluarga dimana saudara
dari 37 minggu), dimana terjadi peningkatan morbi- kandung anak tersebut menderita fibrosis kistik.
ditas dan mortalilas, bahkan tanpa malformasi konge-
hital atau keadaan komplikasi lain.
Sebagai akibatnya, kedaruratan bedah neonatal Pe rtimban gan Khusus pada P e natalaksanaan
yang rumit paling baik diterapi pada pusat regional
yang dilengkapi peralaian dan staf khusus untuk me- Perincian yang tampaknya sepele, yang hanya
nangani spektrum total keadaan yang tidak biasa, yang menganggap penting masalah yang berkomplikasi
bisa ditemukan pada bayi ini. Jelas, pertama-tama sa- pada anak dengan usia lebih tua, rhemerlukan per-
lah satu tugas doker puskesmas adalah menentukan hatian rutin pada perawatan neonatus pra- dan pas-
apakah perawatan yang adekuat dapat diberikan oleh cabedah. Batas kesalahan pada usia ini terbatas, dan
fasilitas dan penonil yang tersedia di puskesmas atau dokter ha rus mempertaha nkan kewaspada annya u ntu k
apakah usaha awal harus ditujukan ke anh resusitasi mendeteksi tanda samar yang bisa menandakan peru-
dan segera merujuk pasien ke pusat yang dikenal. bahan serius pada homeostasis. Dalam keadaan ini,

246
ILMU BEDAH ANAK 247

penting sekali untuk memantau secara kontinyu fungsi


Rpcur.esr Clrnan Den Elextnolrt
pernapasan, ka rdiosirkulasi dan mel.abolik.
Walaupun neonatus mempunyai cadangan cairan
tubuh total dan cairan ekstraselular yang lebih besar di-
Fur.rcsr Penrepesex bandingkan dengan orang dewasa, tetapi laju ekskresi
air yang sangat tinggi membuat neonatus lebih sensitif
Ventilasi adekuat pada bayi bisa diganggu oleh terhadap kehilangan cairan pada jumlah besar yang bi-
immaturitas jaringan paru, maupun oleh Iintasan udara
sa ditimbulkan oleh keadaan seperti obstruksi usus, pe-
yang kccil yang mudah tersumbat oleh edema atau ritonitis dan gastroskisis. Dalam keadaan ini, defisit
sekresi. Sebagai akibatnya, pemantauan kadar oksigen
dapat cepat terjadi dan kehilangan cairan maksimum
arteri merupakan segi penting pada penatalaksanaan. yang dapat ditoleransi pada usia ini adalah sampai 20
Salah satu perbedaan fisiologi yang bermakna an- persen berat badan total. Sangat sulit untuk menilai
tara neonatus dengan anak yang lebih besar dan dewa-
'kehilangan cairan yang tersembunyi" pada pasien
sa adalah peningkatan kebutuhan oksigen yang diper- pascabedah, yang bisa terjadi akibat sekuestrasi cairan
Iukan untuk laju metaboliknya yang relatif tinggi (kon- pada jaringan yang mengalami trauma, usus dan rong-
sumsi oksigen pada neonatus 6 ml/kgbb/nenit diban- ga tubuh.
dingkan 3 ml/kgbb/menit pada dewasa). Secara ber- Ginjal yang belum matur pada neonatus, terutama
samaan, proses pematangan alveolus paru belum leng-
bayi prernatur, bisa dilihat dari ketidakmarnpuan ginjal
kap sampai umur 8-10 tahun serta jumlah sakulus dan untuk memekatkan serta menahan cairan dan elektro-
alveoli primitif pada paru neonafus hanya 8 penep di- lit, sebagai akibatnya berat jenis urin bisa tetap ren-
bandingkan dengan jumlah alveoli pada dewasa.' Se- dah (sering menyebabkan berat jenis maksimum L,015
hingga untuk memenuhi peningkatan tuntutan oksi- pada bayi prenatur terhadap berat jenis 1,035 pada
gen, maka ventilasi alveolus harus dua kali orang de-
anak yang lebih besar) bahkan dengan adanya defisit
wasa (100 sampai 150 ml/kgbb/menit pada neonatus cairan yang bermakna. Secara bersamaan, payah ginjal
dibandingkan 60 ml/kgbb/menit pada dewasa). Neona- kongestifbisa cepat terjadi bila diberikan hidrasi yang
tus menyediakan kebutuhan ini terutama dengan mem-
berlebihan, karena penurunan laju fi.ftrasi glomerulus
pertahanlan laju pernapasan yang tinggi. juga bisa membalasi ekskresi ginjal. ' Pada kasus apa-
pun, tidak boleh nrembcrikan jumlah besar cairan in-
Futrcsr Kenuostnxunsl travena tanpa interposisi reservoar plastik kecil pada
jalur sambungan, untuk memastikan bahwa cairan di-
Waktu yang disediakan bagi persiapan prabedah berikan sedikit demi sedikit dan untuk melindungi
bayi yang sakit kritis dapat memberikan manfaat pen- pemberian cairan yang.berlebihan secara tidak sengaja
ting selama dan setelah tindakan bedah. Tetapi per- dari infus yang tidak terkendali. Penggunaan pompa
siapan ini harus dilakukan dengan cepat. Volume da- infus tetap, juga memungkinkan cairan pada jumlah
rah sirkulasi yang memuaskan merupakan faktor ter- kecil dita mba bkan secara bertahap.
penting pada menentukan apakah suatu operasi dapat Kebutuhan cairan berkurang selama beberapa hari
dilakukan dengan aman, dan tanpa payah jantung, se- pertarna kehidupan sebagai akibat kelebihan relatifair
orangbayi akanmentoleransi infus cepat20 sanpai 25 tubuh total, tetapi kemudian dapat diberikan cairan 100
mllkgbb darah lengkap atau plasma tanpa efek yang n'ilkgbbl24 jam (unruk pasien dengan berat badan
merugikan. Volume darah neonatus hampir 10 penen kurang dari 10 kg) dan diberikan'pada bentuk destrosa
berat badan total dan hilangnya darah25 penen dapat 10 penen. Tiga sampai 4 mEq kalium harus tercakup
diantisipasi dengan adanya syok hipovolemik akut. pada tiap 100 ml cairan yang diinfus. Pengeluaran urin
Normalnya hematokrit juga tinggi pada beberapa bari nornral pada bayi yang mendapat cairan secara adekuat
pertama kehidupan (>50 penen) dan kadar hematokrit harus mendekati 1 sampai 2 ml/kgbb/jam.
lebih rendah dari yang dapat diterima pada bayi yang Pengukuran beneri dari gas arteri memungkinkan
lebih besar, bisa berarti kehilangan darah atau anemia. penilaian keefektifan ventilasi aiveolus dan keseim-
Bila diperlukan penggantian darah, maka transfusi 10 bangan asam-basa serta memberikan bantuan penting
ml/kgbb hampir setara dengan pemberian unit tunggal pada resusitasi bayi yang kritis. Peningkatan PCO2
darah lengkap pada orang dewasa dengan berat badan arteri mu ngki n mengindika sikan pemasanga n i ntubasi
70 kg. Bila hematokrit pnbedah sangat tinggi, maka endotrakea dan ventilasi mekanik; penurunan POz ar
infus plasma lebih disukai untuk menurunkan viskosi- teri bisa mencerminkan gangguan perfusi ventilasi se-
tas darah. Intraoperasi, volume darah neonatus yan$ bagai akibat penyakit parenkim paru atau hubungan
terbatas juga memberikan ancaman khusus, karena pintas dari kanan ke kiri. Defisit basa yang dihitung de-
jumlah perdarahan yang tampaknya tidak berbahaya ngan dasar pH dan PCOz serum dengan menggunakan
pada beberapa kassa penyerap bisa terbukti cukup un- nonogram standar Siggaard-Andersen juga mem-
tuk mencetuskan syok (sebanyak 20 ml darah bisa berikan petunjuk yang tepat untuk mengoreksi asidosis
diabsorpsi oleh kassa penyerap). metabolik mela lui infus natrium bikarbonat.
28 BUKUNARBEDAII

Merasolrsr{e Dnru Recunst SuHu

Neonatus mungkin termolabil sebagai akibat pe-


ningkatan luas permukaan tubuh relatifterhadap berat
badan, cadangan lemak yang terbatas dan mekanisme
regulasi suhu yang belum matur. Neonatus prematur
dan bayi sangat rentan terhadap bahaya sepsis dan
syok. Defisiensi alamiah ini diperumit oleh perubahan
pada suhu lingkungan, yang bisa diinduksi oleh pem- kateter pada
berian larutan intravena yang dingin atau darah, pema- v. jugularb ekslerna
SVC
paran pada ruang berudara dingin atau pemberian la- I

rutan peniapan bedah yang dingin atau sangat mudah I

menguap. Pemantauan suhu yang kontinyu harus dibe-


rikan pada keadaan ini dengan menempatkan sonde
termister pada aksilla atau esofagus. Lingkungan
yang hangat juga harus dipertahankan selama fase te-
rapi prabedah, intraoperasi dan pascatcrapi dcngan
rcgulasi suhu kamar serta penggunaan isoleltes, caha-
ya atau penranas ra$iasi di atas kcpala atau bantalan filler berpori banyak -
pcrnanas air hangat.'
Banyak sekali gangguan metabolik bisa timbul pa- Gambar 1. Sislem untuk hiperalimentasi parenleral vena senlral.
Kateler Silastikkecil dimasukkan ke jtatlavena kava supeior melalui
da neonatus yang distres olch trauma bedah atau pe- pmolongan pad.a vena jugularis elaterm dan dibuat terowongan ke
nyakit. Karena defisiensi cadangan glikogen, gang- arah kepala untuk keluar dari kulit tepat posterior terhadap telinga.
guan glukoneogenesis dan kesulilan regulasi insulin, Bila vena jugularis eksterna kzcil sekali, sqterti yangbisa ditemuknn
pada bayi prematur, maka vena fasialis atau vaa jugularis inlerna
maka sering terjadi hipoglikemia. Sebagai akibatnya,
bisa d.igumktn sebagai jalur pengganti untuk kanulasi. Posisi ujung
bayi ini harus rutin dipertahankan dengan larutan in- kateter pada sambungan vena kava superior dan atrium ktnan harus
travcna yang mengandung glukosa 10 persen dengan selalu dikonfrrmasi dengan rontgenogram dada anteroposterior dan
kebutuhan konsentrasi lebih tinggi yang ditentukan Ialeral. Kateter dihubungkan ke susunan infus yang mencakap
saringan berpoi banyak untuk membuang partikel apapun, bakleri
dengan memantau kadar darah secara sering. Perkem-
atau jamur. Gabungan pompa kontinyu dan buretyang dikalibrasi kc
bangan hipoglikemia berikutnya pada pasien yang pad.a susunan ini, memastikan kcepatan aliran tiap jam yang stabil.
stabil sebclumnya, bisa juga menunjukkan nulai tcr- (Dari llolder, 7.M., dan Ashcraft, K.W. (Eds.): Pediatric Surgery.
jadinya sepsis atau hipotermia. Hipokalsemia lazim di- Philadelphia, W.B. SaundersComparry, 1980, hal. j7.)
temukan pada usia ini, terutama pada bayi prematur
dan tambahan kalsium sering diperlukan pada neona-
tus yang menjalani tindakan bedah rumit. Hiperbili-
rubinemia juga sering timbul pada neonatus dan bisa bayi yang perkembangannya cepat. I-arutan yang lebih
diperhebat oleh keadaan yang sama, seperti obstruksi encer dapat diberikan melalui vena perifer, dimana
usus, yang memerlukan intervensi bedah. Sesuai de- infus yang mengandung konsentrasi karbohidrat lebih
ngan itu, pemantauan berseri kadar bilirubin serum dari 15 g per 100 ml, perlu dimasukkan langsung ke
diperlukan pada keadaan ini. vena kava superior melalui jalan kateter sentral, yang
dipasang melalui pemotongan pada vena leher atau tu-
PeuneRreN Mexerl sukan perkutis vena subklavia (Gambar 1).

Karena cadangan kalori yang terbatas dan tetjadi IruRnrsr


peningkatan tuntutan yang ditimbulkan oleh pertum-
buhan dan pematangan yang cepat, maka pemberian Walaupun t'erdapat bukti yang menggambarkan
gizi yang adekuat sangat penting untuk mencapai pe- bahwa fagositosis intrasel untuk membunuh bakteri
nyembuhan yang baik pascabedah pada neonatus. Ke- berlangsung normal pada bayi prematur yang stabil,
majuan teknik untuk memberikan peningkatan kalori tetapi dengan adanya stres sepsis atau operasi, akan
dan substrat penting dengan jalur vena sentral atau terjadi penurunan bennakna pada aktivitas bakterisi-
vena perifir, telah terbukti sangat bermanfaat dan telah dal, mungkin sebagai akibat efek imunosupresif ope-
memungkinkan ahli bedah anak mengatasi sltplberuta- rasi dan anestesi. Sejauh ini, infeksi yang paling serius
ma morbiditas dan mortalit., prr.rb'"-duh.1'5'9'19 D"- dan paling sulit dikenal dan diobati adalah septikemia
ngan pendekatan ini, maka jumlah glu- kosa, hidrolisat gram-negatif. Dimana neonatus yang maturbisa mem-
protein atau asam amino, lipid, mineral dan vitarnin berikan gejala peningkatan suhu, sepsis, terutama pada
yang adekuat, sekarang dapat diberikan secan paren- bayi prematur, sering dimulai dengan letargi dan hipo-
teral untuk mendukung pertumbuhan, bahkan pada termia, yang bisa dengan cepat berlanjut menjadi
ILMU BEDAH ANAK 249

asidosis parah dan kolaps sirkulasi. Karena pening- posterior dan lateral harus segera dibuat danjuga harus
katan kerentanan ini dan karena cepatnya terjadi kom- memperlihatkan leher dan abdomen, karena keadaan
plikasi yang mengancam nyawa, maka antibiotika ber- yang menyebabkan gawat pernapasan pada usia ini bi-
speklrum luas biasanya diindikasikan, jika diperlukan sa dimulai di atas pintu masuk toraks maupun di bawah
tindakan bedah rumit pada neonatus. diafragma.

Kedarurotan P ernapasan N e onatus Keeonen or Lunn Roncce Deon

Fnxron Kennrvrexelr AtresiaKoana

Sejumlah faktor anatomi dan fisiologi yang unik, Atresia koana merupakan anomali nasofaring ter-
membuat 4eonatus sangat rentan terhadap gawat per- lazim dan karena neonafus mutlak bernapas dengan
napasan."" Saat lahir, ventilasi awal mungkin memer- hidung, maka obstruksi bilateral bisa cepat menyeb:rb-
lukan peningkatan sepintas pada tekanan intrapul- kan asfiksia. Penatalaksanaan awal memerlukan pe-
monal setinggi 40 sampai 80 cmHzO untuk mengatasi masangan jalan napas oral dan terapi suportif sampai
viskositas cairan pada jalan pernapasan dan tegangan pola pernapasan mulut dapat dibentuk.
permukaan, maupun untuk meregangkan parenkim
paru. Proses inflasi ini bisa berlanjut tidak rata danjika
Mikrognatia
tekanan tinggi yang berlebihan dipertahankan secara
selektifpada alveoli yang diaerasi sebagai akibat ob-
Hipoplasia mandibula bisa menyertai sirtdroma
struksi menetap dan/atau atelektasis di tempat ma-
Treacher-Col/ins (disostosis mandibulofasial) atau
napun pada paru, maka bisa terjadi ruptura spontan,
sindroma Pierre-Robin Keadaan terakhir ini sering
pneumomediastinum dan pneumotora ks. Kemungkin-
disertai oleh palatum sumbing. Dalam kedua kasus,
an gangguan yang bermakna dari aliran udara melalui
obstrukSi jalan pernapasan akibat glosoptosis yangbila
jalan trakeobronkus yang kecil, sudah terbukti dan
parah, mungkin memerlukan pemasangan trakeos-
resiko diperbesar oleh ancaman selanjutnya pada dia-
tomi.
meter lumen. Pasien muda ini juga terutama terancam
mengalami penyimpangan diafragma pada mencapai
pertukaranudara, yangberbeda dari orang dewasa dan Tumor Kepala danLeher
anak yang lebih besar, yang lebih suka menggunakan
otot-otot dada dan dinding dada untuk bernapas. Seba- Berbagai tumor bisa menimbulkan obstruksi per-
gai akibatnya, distensi abdomen dan fungsi diafragma napasan pada neonatus akibat keterlibatan langsung
yang terganggu bisa menimbulkan gawat pernapasan dinding orofaring, laring dan trakea atau kompresi ja-
yangbermakna. lan napas servikalis. Higroma kistik, teratoma dan stru-
Akhirnya, neonatus sangat rentan terhadap peru- ma kongenital termasuk pada kelompok ini.
bahantekanan intrapleura. Pada orang dewasa, pening- Iligroma kistik. Irsi ini merupakan malformasi
katan unilateral pada tekanan intrapleura dinetralisir kongenital susunan limfe yang biasanya terlihat saat
oleh mediastinum yang stabil, tetapi pada neonatus lahir. Higroma kistikterutama timbul pada leher, tetapi
mediastinumnya relatif mobil dan dapat digeser de- bisa juga timbul pada aksila atau lipat paha serta pa-
ngan mudah oleh lesi intrapleura yang meluas atau da toraks. Walaupun higroma kistik biasanya uniloku-
peningkatan tegangan. Karena itu, keadaan s eperti ten- lar dan terletak posterior terhadap muskulus sterno-
sion pneumolorclcs menunjukkan ancaman khusus kleidomastoideus, tetapi pada beberapa kasus, lesi ini
bagi pasien ini karena mempunyai potensi menekan bisa timbul sebagai massa multilokular dengan konfi-
paru kontralateral dan ipsilateral. Flail mediastinum gurasi seperti jenggot akibat laring dan faring, lidah,
bisa juga memperhebat tidak adekuatnya fungsi dia- glandula parotid serta jaringan lunak wajah bawah dan
fragma, karena terjadi paralisis nervus prenikus unila- leher terlibat secara luas (Gambar 2). Untuk keberha-
teral dan dapat menghalangi pertukaran udara yang silan terapi, diperlukan reseksi bedah, sering benama
efektif. dengan trakeostomi dan gastrostomi untuk memudah-
ka n pemberia n maka na1.da n untuk memperla hankan
Evaluesr jalan napas yang paten.zr Karena proses ini jinak se-
cara histologi dan karena reseksi hasilnya terbukti
Evaluasi neonafus dengan gawat pernapasan harus memuaskan, maka setiap usaha harus ditujukan ke per-
mencakup pemasangan kateter ukuran Perancis No. 8 lindungan jaringan fungsional, yang mencakup saraf
atau No. 10 melalui lubang hidung, faring dan esofagus dan struktur vaskular, yang sering saling terjalin.
ke pada lambung, sehingga dapat menyingkirkan ada- Hemangioma. Hemangioma dapat terjadi pada ke-
nya atresia koana atau esofagus. Foto toraks antero- pala dan leher serta bisa menimbulkan obstruksi jalan
2fi BUKU NAR BEDNI

Obstruksi Laring dan Trakea

Stridor atau gangguan fonasi menggambarkan ke-


lainan anatomi atau fungsional trakea atas atau laring,
bisa akibat selaput laringeal, celah laringotrakeoeso-
fagus, stenosis subglotis, Iaringomalasia, paralisis pita
suara, hemangioma atau limfangioma. Untuk membe-
dakan kelompok lesi ini terutama tergantung pada la-
ringoskopi langsung dan bronkoskopi, terapinya sering
$'' " memerlukan tra keostomi.
\ Celah Laringotrakeoesofagus. Merupakan ano-

sd" mali tidak umum ditemukan, yang menggambarkan


kegagalan pemisahan normal foregut embrio menjadi
trakea dan esofagus, sehingga terjadi satu saluran ber-
sama yang mungkin terbatas pada laring atau sepan-
jang trakea dan esofagus yang berdekatan (suatu esofa-
s gotrakea). Sebagai akibat hubungan yang menetap an-
tara esofagus dan trakea ini, maka aspirasi dan gawat
pernapasan tidak dapat dielakkan.
Stenosis Subglotis. Bisa bersifat kongenital atau
bisa mengikuti intubasi endotrakea yang lama pada
neonatus yang memerlukiin ventilasi mekanik. Jika
diterapi secara dini, maka dilatasi trakea beneri biasa-
nya efektif, sering disertai dengan trakeostomi. Pada

Al'.2'
t.' B. l,,t
s::
.l
( \
*r{ ,l/
,\ '-<-t,lr*- {
-l .'/
/ ) [lJ , t.
-,J-<
11,
Gambar 2. Higroma kistika masif pada neonatus yang kemudian
berhasil diterapi ilengan raeksi bertahap, setelah pmasangan
,/ i

semenlara trakeostomi dan gastroslomi unluk menghilangkan I E


it/
obslruksi jalan napas serta unluk memudahkan pembeian makan- ,/
(Dari Haller, J.4.,Jr., ilanTalbert,J.L.: Surgiul Emergacia in the
Nuborn. Philadelphia, Lea & Febiger' 1972' hal. 38)
>-I
'-=
napas bila melibatkan laring atau trakea. Ciri khas tu-
mor adalah cepat membesar selama beberapa bulan Gambar 3.Teknik lrakeostomi untukbayi dan anak.
A. Setelah pemasangan pipa endoktrakea, ptsien liletukkan
pertama kehidupan, tetapi kemudian mengalami in- dangan leher eksterei.
volusi spontan. Oleh karena, terapi harus terutama ber- B. Ircisi ktlil transversa setinggi istmus thiroida lebih disukai
sifat suportif, dengan pemasangan trakeostomi bila ja- untuk digunakan bersama pipa Silastik.
lan napas sangat terancam (Gambar 3). Pemberian se- C. Otot infrah;oid dipisahkan secara vertikal secara lumpul dan
istmus thiroidea dibalik ke arah kepala selelah pemotongan fasia
cara sistemik atau suntikan langsung kortikosteroid, te- prelrakealis. Kemudian dinding trakea anlerior diinsisi vertikal
lah digunakan pada sejumlah kasus untuk mempcrce- memolong karlilago lrakea kedua, ketiga, krempal dan jika perlu,
pal proses regresi sponlan. kelima, pada garis tengah. Kontrainsisi tidak digtnakan, dan lidak
Teratoma. Teratoma leher jarang ditemukan, teta- ada llap trakea atau jend.ela yang disingkirkan pada bayi atau anak
kecil.
pi bisa timbul pada hubungannya dengan glandula thi- D. Pipa endotrakea kemudian ditarik ke trakea proksimal, tepi
roid dan menimbulkan obstruksi jalan napas scbagai trakeoslomi dibalik ke lateral oleh kaitan kecil dan dipasang pipa
akibat kompresi trakea. Identifikasi roentgenografi ba- Silastik dengan ttlatran yang lepat.
gi kalsifikasi di pada massa leher pada neonatus mem- E. Pipa diikat dengan aman di tempatnya dengan leher lleksi, untuk
memaslikan kelepatan dan untuk melindungi terhadap pelepasan
bcrikan diagnosis teratoma alau neuroblastoma servi- secara tidak sengaja. (Dari Haller, J.A., Jr., dan Talbert, J.L.;
kalis. Tumor terakhir ini biasanya tcrlclak lcbih late- Surgica! Emergettcia in the Newborn. Philadelphia, Lea & Febiger,
ral dan postcrior. 1972, hal.20.)
ILMU BEDAH ANAK 251

kasus yang parah, bedah beku atau terapi laser mung- berlebihan, gawat pernapasan dan tercekik pada'saat
kin juga diperlukan untuk mereseksi parut subglotis. pemberian makan. Diagnosis dapat dikonfirmasi de-
Laringomalasia dan Trakeomalasia. fl eksibilita s ngan kateter Perancis No. 10 yang dimasukkan melalui
nornal yang berlebihan dari struktur tulang rawan pa- mulut dan esofagus ke lambung. Rontgenogram
da bayi kecil, bisa menimbulkan kolaps dan obstruksi dada yang dibuat dengan kateter terpasang, memper-
jalan napas pada berbagai tingkatan. Biasanya keadaan lihatkan tingkat yang tepat dari obstruksi esofagus
ini sembuh spontan sesuai dengan pertumbuhan dan proksimal. Sejumlah kecil media kontras yang dima-
pematangan; tetapi jarang, bagaimanapun juga tra- sukkan dengan cermat melalui kateter, akan dengan
keostomi bisa diperlukan untuk terapi sementara, bila jelas mengidentifikasi fistula yang jarang di antara
obstruksi parah. kantong esofagus proksimal dan trakea atas. Rontge-
nogram dada awal harus mencakup abdomen atas, ka-
Keaoaen or Dalev RoNcca Daoa rena terlihatnya udara pada lambung mengkonfirmasi
adanya fistula trakeoesofagus distal, sedangkan tidak
Atres ia E s ofagus da n F b tula Trakeoe sofagus adanya udara secara efektif menyingkirkan diagnosis
ini (Gambar 5). Penjelasan adanya fistula mempunyai
Diagnosis atresia esofagus biasanya disertai de- arti penting pada penatalaksanaan, karena pada atresia
ngan gawat pernapasan sebagai akibat melimpahnya lengkap tanpa fistula trakeoesofagus, biasanya memer-
sekresi dari kantong esofagus proksimal yang buntu lukan koreksi transtorasik dini. Pada waktu yang sama,
dengan lintasan pada trakhea yangberdekatan, serta gastrostomi pada pasien ini mernungkinkan pemberian
bisa terjadi bersamaan dengan fistula trakeoesofagus makanan segera. Pada pasien dengan fistula trakeo-
distal, akibat refluks isi lambung yang asam ke pada esofagus distal yang mempunyai risiko khusus karena
batang bronkopulmonalis. Ancaman obstruksi dan faktor komplikasi (sepeni prematuritas, anomali pe-
kontaminasi jalan napas ditingkatkan oleh tingginya nyerta, atau pneumonia), pemasangan gastrostomi se-
irsiden prematuritas dan oleh adanya anomali konge- gera, juga akan memudahkan dekompresi lambung
nital serius lainnya. Cacat kardiovaskuler bermakna dan akan mencegah refluks getah lambung ke pada ba-
sangat penting dan bila terjadi benama gangguan per- tang trakeobronkus. Secara bersamaan, sekresi pada
napasan, dapat sangat berbahaya. kantong esofagus buntu proksimal, dapat dibersihkan
Bentuk anomali ini yang tenering ditemukan, yang dengan pengisapan kontinyu dan gizi dipertahankan
timbul pada sekitar 87 penen pasien, terdiri dari kan- dengan pemberian makanan secara parenteral, sehing-
tong esofagus yang buntu pada bagian proksimal diser- ga memungkinkan terapi bedah definitif ditunda sam-
tai fistula trakegesofagus distal yang berhubungan de- pai keadaa n pasien bena r-benar stabil.
ngan lambung." Jarang, fistula juga bisa menghubung- Unfuk meminimumkan ancaman kebocoran anas-
kan trakea atas dengan kantong esofagus proksimal. tomosis dan empiema yang merupakan akibatnya, ma-
Atresia esofagus lengkap tanpa disertai fistula, dilemu- ka pendekatan ekstrapleura sering digunakan pada saat
kan pada sekitar 8 persen pasien; .fistula trakeoesofa- memotong fistula trakeoesofagus dislal dan melaku-
gus bentuk H- atau N- saja tanpa disertai atresia esofa-
kan anastomosis esofagus. Pada pasien dengan kan-
gus, timbul pada 4persenpasien (Gambar4).
tong atas yang sangat pendek dan akibatnya tidak dite-
Adanya atresia esofagus diketahui saat lahir de- mukan segrnen esofagus yang panjang, maka miotomi
ngan adanya hidramnion ibu, sekresi orofaring yang melingkar dapat digunakan untuk memperpanjang

p!
kantong atas tanpa mengancarn suplai darah. Pasien
dengan atresia lengkap tanpa fistula, secara khas diser-

5rl 'lr'-. tai dengan absennya segmen panjang esofagus, tetapi


kadang-kadang anastomosis primer bisa dilakukan
dcngan mengkombinasi teknik miotomi sirkular de-

>- .l; , [==


ngan businasi prabedah dan dilatasi kantong atas.
Tetapi, anastomosis prirner sering terbukti tidak layak
dan penyambungan gastrointestinalis terbaik dilaku-

?)7r kan pada sekitar usia 1 tahun. Pada usia ini, cacat eso-
fagus dihubungkan oleh interposisi segmen kolon atau
tabung lambung. Sementara itu dekompresi kantong
6olag6 Atresia
Atresia Fistula Atresia sotagG Atresia 6olagG proksimal dapat dicapai melalui esofagostomi servi-
dengantistuh esotags trakeesola- dengantistula denganlistula kalis dan pasien dapat dirawat dengan aman di rumah
trak*sotagG saia 8% gussaja4% trakecsolag6 trakeGofagc
distalST% proksiml <l % ganda <t % dengan pemberian makan melalui gastrostomi.
Kasus yang jarang dari fistula trakeoesofagus ko-
Gambar 4. Jenis atresia esofagus dan fistula trakaaofagus dangan
ngenital tipe H- atau N- saja tanpa disertai atresia eso-
frekuensi relatif. (Dari Holdo,T.M., danAshcraft, K.W.: Surg. Clin.
North Am., 6 I : 105 1, 198 1.) fagus, bisa rnenyebabkan gejala segera kongesti jalan
252 BUKUNARBEDAIT

Gamfur 5, Foto toraks atresia esofagus dan/atau futuh


trakeoesofagts.
A. Memasukkan sejumlah kecil meilia l<ontras melalui
pipa orofaring untuk mengkonfirmasi kanlong atas yang
buntu, sementara ud,ara paila lambung menunjukkan
a da nya fi s t ul a t r a k eo es ofa 6;us.
B. Kateter tergulung pada aofagus atas, menglanfir-
masikan adanya kantong buntu, sementara tiilak adanya
ud.ara pad.a lambung menggambarkan atresia saja tanpa
fi s tul a tr akem ofa gu s di s t a I.
C.Injeksi media kontras melalui kateter l<zpaila esofogus
normal yang paten mengkotfirmasikan fistula bentuk-N,
menuju ke atas dari aofagus ke patla trakca. (Grosfeld,
J.L., (Ed.): Symposium on peiliatric surgery. Surg. CIin.
North Am. 6l : 1053, 1054, 198 1.)
(C dari Holder,T.M., danAshcraft, K.W (Etls.): pediatric
Surgery. Philadelphia,W.B. Saunders Company, 1980, hal.
273.)
ILMU BEDAH ANAK 243

napas dan tercekik pada saat pemberian makan, atau


bisa juga menjadi jelas nantinya, dengan berulangnya
serangan pneumonia. Konfirmasi diberikan oleh sine-
esofagogram (Gambar 5). Bila fistula trakeoesofagus
bentuk H- yang dicurigai tidak berhasil diperliharkan
secara rontgenograf, maka bronkoskopi kaku dan eso-
fagoskopi dengan sistem lensa serat optik, bisa sangat
bermanfaat. Teknik ini juga memudahkan pemaparan
saluran fistula pada waktu operasi dengan memasang
gelung kateter prabedah melalui trakea dan esofagus
sebagai pemandu. Berbeda dari kebanyakan fistula tra-
keoesofagus yang disertai atresia esofagus yang biasa-
nya terletak intratoraks, maka fistula jenis N- atau H-
saja biasanya terletak pada leherbawah.

CincinVaskular

Cincin vaskular merupakan penyebab terlazim Gamlnr 6. Anomali cincin vaskular arlars aorta ganda yong me-
kompresi dan obstruksi jalan napas intratoraks pada Iingkari esofagus dan trakea, serta bisa menimbulkan gejala stridor
dan disfagia. (Dari Holder, 7.M., and Ashcraft, K.W. (Eds.): pe-
neonatus. Walaupun konfigurasi tepat bervariasi, tra- diatric Surgery. Philadelphia, W.B. Sauntlers Company, 1980, hal.
kea dan esofagus ditekan oleh arkus aorta embrionik 190.)
(Gambar 6). Gejala khasnya adalah stridor inspirasi
dan retraksi suprasternum. Anomali yang paling lazim
adalah afkus aorta ganda atau arkus aorta di sebelah
kongenital atau tension hidrotoraks yang ditimbulkan
kanan yang menyertai ligamentum atau duktus arterio-
oleh ekstravasasi cairan dari kateter hiperalimentasi
sus penisten. Diagnosis ini dikonfirmasi oleh bariurn
vena sentral bisa meniru keadaan ini.
esofa gogra m, yang memperlihatkan indentasi dind i ng
posterior esofagus.
H ern ia D i afro gma Kongenita I
MassaMediastinum
Rangkaian pergeseran mediastinum dan akibatnya
yaitu kompresi paru ipsilateral dan kontralateral, bisa
Massa mediastinum juga bisa menyebabkan ob- juga diinduksi oleh herniasi isi intra-abdomen melalui
struksi dan dibahas pada Bab 44.
ca co t d iafra gma poster ola teral kon genital B ocldal ek.
Karena merupakan malformasi kongenital yang ber-
M asalah Tegangan I ntraple ur a kembang pada uterus., maka bisa te$adi hipoplasia
paru. Hernia sirntomatik hampir selalu ditemukan di
Karena strukfur mediastinum relatif tidak stabil pa- kiri (5 : 1), sedangkan adanya hati juga cenderung
da awal kehidupan, maka proses intrapleura apapun membalasi luas hemiasi visera dan kompresi paru di
yang meluas tidak hanya mengancam paru ipsilateral,
tetapi juga melalui pergeseran mediastinurn - mene-
-
-Y
kan paru kontralateral dan menghalangi aliran balik ,", 4
d@.
vena kejantung. Dalam keadaan demikian, pengenal-
an segera dan terapi dini adalah penting.
%;
Bukti rontgenografi yangsering ditemukan dari de- '&''il
rajat ringan emfisema mediastinum dary'atau udara in-
trapleura pada neonatus, memperlihatkan tingginya in-
siden ruptura alveolus spontan sebagai akibat stres me-
kanik unik yang ditimbulkan selama proses penber-
sihan jalan napas dan peftukaran ventilasi. Kebocoran AB
bisa diperkuat dengan usaha resusitasi yang memerlu- Gambar 7. A, Tension Pneumotoraks pada neorwtrc, yang me-
kan peniupan mekanik, dengan akibat terjadinya ten- nimbulkan pergeserail mediastinum yang jelre, disertai kompresi
sion pneumotoraks yang menimbulkan gawat perna- kedua paru. B, Pemulihan segera anatomi normal setelah pema-
pasanparah (Gambar 7). Pemasangan segera pipa drai- sangan pipa lorakostomi. (Dari Haller, JA., Jr., tlan Talbert, J.L.:
Surgical emergancia in the Newborn. Philailelphia, Lea & Febiger,
nase torakoskopi benifat kuratif. Jarang, kilotoraks 1972, h41.51.)
2g BUKU NAR BEDAH

Gambar 6. Cacat diafragma. A, Rontgaogram khas pada


neonalus dengan cacat diafragma posterolateral kiri jais
Bochdalek, yang ditunjukkan oleh adanya udara atau cairan
pada usus yang terletak pada hemitoraks kiri dan tidak
adanya udara pada usus yang lerlelak pada abdoma. Per'
gaeran jelas mediaslinum ke kanan, menyebabkan perubahan
baluk batang lrakeobronlats dan komprai paru kanan. B,
Foto loraks pusca bedah pada pasienyang sama, menunjukknn
n kemba li mediastinam
panulupa n caca I iliafra gma, pelelaka
pada posisi normal d.an pengembangan kembali paru kamn.

&", (Dari llaller, JA., Jr., dan Talbert, J.L.: Surgical Emer'
gancies in lhe Newborn. Philadelphia, Lea & Febiger, 1972,
hal.53.)

Viseraabdomen
berherniasi ke
dalam kavilas
pleurasinistra
Ganbar 9. Perbaikan cacat dia'
ftagma kongenital jenis Brchdalek
melalui pendekatan. abdomen de- Cacat diafragma
ngan cara relnstst vrsera ttird'
toraks ilan penutupan lubang
posterolateral pada diafragma.
(Dari Gross, R,E.: An Atlas of
C hildren's Surgery. Philadelphia,
W.B. SaundersCompany, 1970, hal.
61.)

M \+
\
Kaleler

..,'i.

,s, Cr'rulJ
ILMU BEDAH ANAK

kanan. Setelah persalinan, maka derajat pergeseran


mediastinum mengbebat dan fungsi kardiorespirasi
terancam lebih lanjut oleh terperangkapnya udara yang
ditelanpadabagianusus yang tcrletak pada toraks.
Setiap neonatus yang memperlihatkan gambaran klinis
gawat pernapasan yang berhubungan dengan aMomen
skafoid, harus dicurigai menderita hernia diafragma
kongenital. Foto abdomen dan toraks yang segera di-
buat, mengkonfirmasi diagnosis ini dengan terlihatnya
udara dan cairan pada usus pada hemitoraks yang ter-
kena, dantidak adanya gas pada usus (Gambar8),
Pasien dengan hernia Bochdalek hampir selalu . *";
simtomatik dan mungkin mempunyai prognosis yang
buruk karena berhubungan dengan hipoplasia paru Gamfor 10. Emfisema intralobaris akibat penutupan bronkus oleh
yang panh. Koreksi prabedah bagi asidosis, hiperkar- sumbat mulus kental. (Dari Haller, J.A., Jr., dan Talbert, J.L.:
bia dan hipoksia, tampaknya memperbaiki kelang- Surgical Emergencies in the Newborn. Philadelphia, Lea & Febiger,
1972, hal.57.)
sungan hidup, dan akhir-akhir ini terdapat teknik untuk
menyokong bayi dengan oksigenasi membrana ekstra-
korporal (ECMO: extracorporeal membrane oxygena-
tion) yang mungkin penting unruk perbaikan di masa kongenital yang paling umun ditemukan adalah em-
yang akan datang pada kelompok pasien ini.""
fisema lobaris.
Penutupan cacat diafragma dengan jahitan lang- Emfisema l-obaris Kon genital. Emfisema lobaris
sung atau dengan pemasangan protesa, bisa dicapai kongenital mengikuti hipe rinflasi progresif lobus su-
melalui dada atau abdomen. Kebanyakan ahli menyu- perior atau medius paru, yang tirnbul spontan atau se-
kai pendekatan abdomen karena menawarkan kemam- bagai akibat kelainan anatomi bronkus. Yang terakhir
puan untuk mengoreksi malrotasi usus yang sering me-
timbul pada 50 persen kasus. Pada bayi yang menggu-
nyertai pergeseran ekstraabdomen dari visera. Jika di- nakan intubasi endotrakea yang Iama dan ventilasi me-
perlukan, maka insisi ini dapat ditutup dengan pem- kanik, keadaan ini serupa dengan obstruksi mukus atas
bentukan hernia ventralis dengan hanya n.rerapatkan segmen bronkus. Sebagai hasil dari terperangkapnya
kulit dan jaringan subkutis (Gambar 9). Sementara 60 udara dan hiperinflasi progresifpada paru yangterkena
sampai 70 penen bayi dengan keadaan ini bertahan hi- pada emfisema lobaris, maka dapat terjadi rangkaian
dup, lainnya menderita hipertensi pulmonalis progre- pergeseran mediastinum dan kompresi paru bilateral
sif, yang sering berakhir fatal. yang membutuhkan torakotomi dan lobektomi gawat
daru rat. Rontgenogram dada memperlihatkan keadaan
EventrasiDiafragma ini, dan dapat dibedakan dari kista paru kongenital dan
pneun.rotoraks dengan identifikasi tanda bronkovas-
Eventrasi unilateral atau paralisis diafragma ditole- kularpada daerah yang terkena (Gambar 10).
ransi dengan buruk pada masa bayi sebagai akibat ke-
Malformasi Adenomatoid Paru (Penyakit Kis-
tidak-stabilan mediastinum, yang memungkinkan ge-
tik Kongenital). Malformasi paru adenomatoid ditan-
rakan maju mundur seperti pendulum, yang timbul sin-
dai oleh adanya kista multipel, yang rnemberikan
kron dengan gerakan diafragma normal dan meng- gambaran sarang tawon (lrcneycomb appearance) pa-
halangi pertukaran udara efektif. Walaupun keadaan da paru yang terkena, paling sering lobus inferior.
yang sebanding pada bayi besar dan anak-anak bisa di-
Gambaran rontgenografi bisa dikelirukan dengan her-
toleransi dengan baik,'tetapi pada bayi kecil sering nia diafragma kongenital, tetapi adanya usus yang ter-
simtomatik dan kematian bisa terjadi, kecuali jika dila-
isi udara normal di bawah diafragma pada penyakit
kukan plikasi diafragma. Fiksasi diafragma juga men-
kistik kongenital, memberikan tanda yang jelas.
stabilkan mediastinum dan memperbaiki venti lasi.

K e da ru r at a n G a str oi nt e st i na li s N e onat al
Lesi yang Mengisi Ruang Dalam Paru
Oasrnuxsl Usus Neot{ereI.
lrsi pada paru yang meluas bisa menimbulkan
perubahan anatomi dan fisiologi yang identik dengan Tanda dan gejala dari obstruksi usus neonatal men-
yang menyertai peningkatan tegangan intrapleura. cakup hidramnion ibu, cairan lambung yang berle-
Walaupun pneumonia stafilokokus kadang-kadang bihan, nruntah yang mengandung empedu, distensi ab-
bisa menimbulkan pneumatokel besar, tetapi masalah domen serta obstipasi.
256 BI]KUNARBEDNT

@z
"'w.w Gambar 11. Gambaran
rontgen pada atresia usus.
A,Tanda klasik "balon gan-
da" yang dihrcilkan oleh
distensi gas duodenum dan
Iambung serta pato4nomo-
nik untuk alraia duode-
num. B, Atraia jejumm
digambarkan oleh balon
multipel yang berisi udara
pada lsus yang lerdisterci,
terbatas pada abdomen
atas. (Dari Haller, J.A., Jr.,
dan Talbert, J.L.: Surgical
Emergencies in the Nn-
born. Philadelphia, Lea &
F ebiger, 1972, hal. 87, 88.)

Perkembangan hidramnion ibu sering menunjuk- tinja yang mengental tidak nenyingkirkan adanya lesi
kan obstruksi traktus gastrointestinalis proksimalis ktus gastrointestina lis proksimal.
su mbata n pa da tra

pada janin, karena selama kehamilan cairan amnion se- Biasanya folo abdornen akan memberikan konfir-
cara kontinyu ditelan dan diabsorpsi dari usus. Nor- masi obstruksi usus, dan pada bebcrapa kasus bisa ter-
malnya cairan ini dipindahkan ke sirkulasi ibu melalui bukti patognomonik (misalnya obstruksi duodenum,
plasenta dan sebagian diekskresikan pada urin ibu. dimana terlihat "dua balon" akibat distensi duodenum
Dengan adanya obstruksi gastrontestinalis atas, maka dan lambung). Obstuksi usus tinggi ditunjukkan oleh
siklus ini terpufus dan cairan amnion tertimbun. Oleh distensi jejunum yang lerisi udara dan tidak adanya gas
karena itu ahli kandungan dan dokter spesialis anak pada usus distal (Gambar 11). Derajat yang tepat dari
harus waspada selama perjalanan kehamilan atau pada obstruksi usus rendah sulit ditentukan, karena pada
waktu kelahiran. Sonde lambung harus dipasang pada usia ini gambaran rontgenografi usus halus dan usus
keadaan ini, dan aspirasi lebih dari L5 sampai 20 ml besar yang terdistensi adalah sama. Pada ileus meko-
cairan, terutama bila diwarnai empedu, lebih mem- nium, foto abdomen bisa memperlihatkan gelembung
perkuat kemungkinan obstruksi usus. gas kecil yang bercampur dengan mekonium pada lu-
rnen usus dan memberikan gambaran granular sepcrti
Observasi muntah yang mengandung empedu juga "dasar botol". Adanya kalsifikasi intraperitoneum darV
sangat bermakna, karena neonatus sehat cukup scring atau skrotum mcnggambarkan perforasi antenatal de-
"meludahkan" sejumlah kecil makanan, tetapi jarang ngan akibat pcritonitis mekonium (Garnbar 12. Insu-
memuntahkan empedu. flasi udara ke dalam lambung melalui sonde lambung,
bisa membantu ntenentukan sccara radiografi bentuk
D is te ns i abdomen bisamuncul seba ga i gas ya ng d i- obstruksi "tinggi", tctapi pentberian media kontras lain
telan yang terkumpul pada usus yang tenumbat dan jarang dipcrlukan pada keadaan ini. Barium enema
akibatnya terjadi konfigurasi dinding abdomen yang bisa menrpcrlihatkan mikrocolon yang tak berguna
n'renonjol, yang bisa menggambarkan tingkat obstruksi pada obstruksi letak rendah, atau bisa mengkonfirmasi
(misalnya, penonjolan epigastrium yang timbul de- malrotasi usus dengall adanya sekum pada abdomen
ngan obstruksi lambung atau duodenum, senlentara atas. Pada kasus malrotasi usns yang diragukan, seri
distensi abdomen genenlisata yang biasanya terjadi rontgenografi gastrointestinalis atas, mengkonfirma-
setelah 12-24 jam sesudah lahir, bisa berarti obstruksi sikan pcrgescran ke bawah sambungan duodenoje-
lraktus gastrointestinalis distal). Kegagalan neonatus nunalis dan melctakkan jejunum pada sisi kanan ab-
cukup bulan yang jelas sehat untuk mengeluarkan me- donrcn. Pada ileus mekonium, pembe rian enema me-
koniu nr dalam 24 ja m ju ga mengga mba rka n bebera pa glumin diatrizoat (Gastrografin) di bawah pemantauan
bentuk obstruksi usus, walaupun pengeluaran sedikit fluoroskopi bisa bcrsifat diagnostik dan terapi.
ILMU BEDAH ANAK
257

&,

Gambqr 12. Folo abdomat pad-a neonatus yang memperlihalkon kalsifikasi, menggambarkatt peritonilis mekonittm sebagai
etiologi obstruksi
usus penyerla. (DariHoldo, T.M., danAshcraft, K.W. (Eds.): Pediat ric Surgery. ni;ladelphia, ri.B. Saunders
Co.pa,ty,
to"g0, hal. 36g.)

Obstruksi Lambung Pada kebanyakan pasien dengan obstruksi duode-


num akibat atresia, stenosis atau pankreas anular, maka
Obstruksi Iambung jarang ditemukan pada saat la- koreksi bedah dapat dicapai dengan melakukan anas-
hir, karena mulainya gejala stenosis pilonts hipcrtro- tomosis langsung antara seglnen duodenum proksi-
fikans biasanya terfunda sampai setelah minggu pcr- malis dan distalis dengan menghindari cedera pada
tama kehidupan dan sumbatan lengkap atau sebagian pankreas dan pada saluran empedu. Gastrostomi juga
dengan membrana pilorus kongenital sangat tidak la- memudahkan penatalaksanaan pada pasien ini, mem-
zim. Tetapi, kemungkinan obstruksi lambung digam- berikan mekanisme yang dapat diandalkan untuk de-
barkan oleh muntah non-empedu dan oleh distensi gas kompresi lambung dan pemberian makan pascabedah
yang terlokalisasi pada lambung. yang aman.

ObstruksiDuodenum MalrotasiUsus

Obstruksi duodenum pada neonatus bisa ditimbul- Malrotasi usus bisa menirnbulkan obstruksi seba-
kan oleh atresia atau stenosis duodenum kongenital, gian sebagai akibat kornpresi ekstrinsik duodenum dis-
pankrcas anular atau pita peritoneum lateral (pita talis olch pita fibrosa yang melekatkan sekum mal-
hdd) yang menyertai malrotasi usus. Muntah cnlpedu posisi ke dinding peritoneum lateral dan hati. peng-
memberikan ciri khas masing-masing ntasalab ini, hilangan obstruksi bisa didapat dengan memotong pita
karena bahkan pada keadaan ampula Vateri mengalir ini, bersama dengan mobilisasi duodenum dan usus
distal terhadap obstruksi, duktus asesorius biasanya halus ke kanan, serta sekum dan usus besar ke kiri ab-
memungkinkan empedu mengalir ke dalam duodenum domen (tindakan Ladd). Apendektomi harus dilaku
proksimalis. Pankreas anular sering disertai dengan kan, karena diagnostik yang membingungkan bisa
prematuritas; atresia duodenum timbul bersama sin- muncul kernudian sebagai akibat perubahan bentuk
droma Down pada 25 sampai 30 persen pasien. Ano- anatomi.
mali lain (terutama jantung) juga sering ditemukan Secara embriologi, malrotasi usus mencerminkan
pada sindroma Down. kejadian yang timbul pada minggu kesepuluh keha-
BUKUNARBEDAH
258

milan, sewakfu midgutkembali ke kavitas abdominalis maka diagnosis dan intervensi bedah harus segera dila-
dari posisi prolapsus di dalam tali pusat (Gambar 13). ktl<an. Kemungkinan v olvulus tnidgut harus selalu per-
Dalam perjalanan proses ini, sekum dan duodenum tama-tama dipikirkan pada neonatus manapun yang
melakukan rotasi melawan arah jarum jam mengelili- muntah empedu, karcna jika terapi terlambat diberi-
ngi arteri mesenterika superior, yang kemudian me- kan, akan terjadi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki
nyebabkan perlekatan luas mesenteriurn pada usus dan sering mematikan.
hilus, yang biasanya memanjang ke bawah dan miring Pada saat operasi, volvulus dapat dihilangkan de-
dari ligamentum Treitz ke kuadran kanan bawah. Te- ngan memutar usus ke arah yang berlawanan dari arah
tapi jika proses ini terganggu, dan sekum tetap terletak janrm jam, setelah itu malrotasi usus yang mendasari
tinggi pada abdomen atas, maka keseluruhan midgut dikoreksi dengan tindakan I-add (Gambar 14). Usus
nanya iergantung pada pedikel vaskular yang sempit, nekrotik apapun harus direseksi. Tetapi jika luas, usus
yang mudah terpuntir, sehingga bisa menimbulkan yang tidak dapat dipertahankan lagi dapat ditunda
volvulus yang mengakibatkan iskemia usus. Bencana reseksinya selama 24 sampai 36 jam, saat eksplorasi
ini harus diduga pada neonatus yang memberikan gam- ulang untuk menentukan dengan jelas segmen gang-
baran klinis obstruksi duodenum, distensi abdomen, renosa.
massa abdomen yang dapat dipalpasi, serta tinja yang
berdanh. Pada keadaan ini, bisa cepat terjadi perito- Atresia (Jsus
nitis dan syok. Karena ancaman timbulnya infark usus,
Atresia usus merupakan penyebab kongenital ter-
sering dari obstnrksi usus neonatus, dengan ileum ter-
kena pada 50 persen pasien" yang diikuti oleh duo-
denum, jejunum dan kolon pada tingkat keterlibatan.
Atresia jejunum dan ileum telah dikonfirmasikan oleh
percobaan antcnatal pada anak anjing, yang meru-
pakan kelanjutan dari oklusi suplai darah mesenterium
janin, dengan akibat infark usus yang menimbulkan
spektrum deformitas, (bervariasi dari selaput lokal
setempat sampai cacat luas pada usus dan mesenterium
yang berdekatan). Koreksi bedah yang berhasil sering
dipenulit oleh tantangan dalam anastomosis segmen
proksimal yang tersunlb,?t dan jelas berdistensi ke lu-
men distal yang kecil.t't'Dalam keadaan tenebut, di-
mana peregangan dinding usus proksimal begitu besar
sehingga menghalangi peristalsis efektif, maka reseksi
segmen yang terkena atau dekompresi sernentara me-
Stadiumlll lalui enterostomi mungkin diperlukan. Kemudian akan
d ilakukan a nastomosis ujung-ke-ujung atau ujung-ke-
oblik pada kasus tenebut, dengan pengecilan usus
proksirnal kadang-kadang diperlukan untuk memu-
dahkan pembentukan penyatuan fungsional (Gambar
15). Karena kemungkinan disertai oleh stenosis distal,
yang mungkin tidak mudah terlihat pada inspeksi usus,
maka kepatenan usus harus dikonfirmasikan dulu se-
belurn melakukan anastomosis, dengan suntikan la-
rutan salin intraoperasi atau pemeriksaan kontras
Gambar T3.Enbriologi rotasi wus danfiksasi normal' rontgenografi prabeda h.'
Stailium I menggimba*an protrusio midgut ke ilalam basis
funikulrc umbiliktlis.
Stadir;rrt II manuniul&an peraikan duoilanum di dalam abd'omen,
yang diihtti oleh'rotasi tlan kemuilian lnnempatan sambungan Ileus Mekonium
'duottanum
j ej unalis ili kiri bawah pembuluh ilarah ma enterika'
Stailiumili morunjukkan lagkapnya rotui usus ilengan penarikan Ileus mekonium terjadi pada sekitar 10 persen neo-
midgut yang masih-aila dan kolon iti ilalam abilomen serta lintasan natus dengan fibrosis kistika. Sebagai akibat tidak ada-
ii oi" p" buluh ilarah mesenleikt superior ke lanan bawah'
""ki^
Fit<sasi sdcui nanlinya paila kaailran ktnan bawah, menstabilisasi
nya enzim pankreas, maka mekonium sulit dilarutkan
mesenterium usus sepanjang dasar yang lebar, yang meluas le dan tertimbun sebagai timbunan liat kental, yang me-
medial ata s li ga mentum Tr eit z. nyumbat ileum distalis dan sekum (Gambar 16)' Ke-
(Dari HoIiIer, TJII., and Asfuraft, K- W. (Eds.): Pedatric Surgery' luarnya tinja setelah lahir, tertunda dan massa meko-
Philailelphia,W3. Saunilers Company, 1980, hal- 347.)
]LMU BEDAH ANAK

Obslruksi
duodenum

\ Lipatan
.. periloneum

Sekum dan ibum


lerminalis terpuntir
m€ngelilingimesenlerium

Pel€pasan puntiran I
massausus (biasanya
dengan memular rnela-
wan arahlarum jam)
\\ i

Kobnasenden
bergeser ke kiri pasien

Reposisi rrolvulus

lpenghihngan
obstruksi duo-
denum tolal

Pemolongan lipat-
an periloneum

Gamfur 11. Malrotrci rcus dagan obstruksi yang ditimbulkan oleh pita duodenum dan oleh volvults midgut. Volwlus dikoreksi ilagan
membuka puntiran massa usus dengan arah melawan jarum jam, ,"^"rrloro kompresi dan obstruksi duodenuidihilangkan dengan m"^oiong
pita peritoneum lateral. Operasi dilengkapi dengatt tintlakan Ladd, dimana duodinum d.an jejunum ditempatkan di
kanin abdomln serta sekui
dan kolon acenda di kiri abdomen, sehingga mencegah kekambuhan da ri obstruki duodarum atau volvius midgut. (Dari Gross, R.E.: AnAtlas
of C hildren's Surgery. Philadelphia,W.B. Saund.ers Company, 1970, hat. 19.)
BUKUNARBEDAH
2ffi

Gambar 15. Korel<si bedah atresia usus.


Distensi kantong prol<simalyang atonik dire-
sel<si sampai ustts kzmbali relatif tarmal-

i i.
Kemuilian dilaktkan anastomosis kc luman
2,.n;r ilistal yang kecil ilengan cara ujung-kz'oblilg
yang manggunakan j ahitan satu lapis ter4ltus.
-ilengan
benang halus, ttinversi. (Dai
il Hokler, 7.M., and Ashcraft. K.W. (Eds.):
Pediatric Surgery. Philadelphia. Wts.
S aurulers C ompatry, 1980, ha l. 342.)
trk

ts
ie
Jahitan satu lapis terptiG
\3 terinveGi pada amstoreis

nium seperti karet dengan bentuk yang tidak teratur Bila diketahui adanya obstruksi anatomi yang menyer-
sering dapat dipalpasi pada usus yang terobstruksi' tai atau bila enema meglumin diatrizoat tidak berguna'
Keadian inijuga bisa disertai atresia dan stenosis ltsus, maka eksplorasi bcdah merupakan indikasi. Evakuasi
sebagai akibat volvulus antenatal atau perforasi usus intraopcnsi bagi mekonium dan gambaran anastomo-
yang terdistensi. sis usus primer sering harus dilakukan, tetapi pada
- beberapa kasus, pendekatan bertahap yang melibatkan
biagnosis ileus mekoniurn dibantu dengan terlihat-
nyt guitbt.tn 'dasar gelas' yang khas pada rontge- pembentuka n enterostomi pera lihan sementara dengan
nogtint abdomen. Pada keadaan ini, encura kontras pembenihan usus b€rikutnya dan anastomosis lambat,
mengkonfirmasi mikrokolon distal yang tidak diguna- iebih disukai. Pemberian enziln pankreas diperlukan
kan,-<lengan obstruksi sekum dan ileum termina lis oleh pada pasien ini, setelah pemberian kembali makanan
mekonirtm yang mengental. Jika pemeriksaan dilaku- yang biasa.
kan denga n meglu mi n diatrizoat di bawa h pema nta ua n Hasil selanjutnya pada ileus mekonium terutama
fluoroskopi, mika mungkin tidak hanya untuk diag- tergantung pada keparahan fibrosis kistika yang men-
nostik, tetapi bisa juga untuk memobilisasi mekonium dasari dan penyakit paru yang menyertai, walaupun
yang mengental dan menginduksi keluarnya meko- kemungkinan kelangsungan hidup jangka lama terbuk-
niutn. tlnOtt tn ini bisa diulangi pada beberapa ke- ti bcrniakna akhir-akhir ini, karena kemajuan pada
sempatan sampai evakuasi lengkap mekonium dicapai' penatalaksanaan keadaan ini.

,{\

Gambar 16, Ilans mekonium. Gambaran pe' \,_,,


trcmuan khas paila elcsplorasi abdomen dengan
dislensi yang jelas ilari nsus proksimal .dan Cairan kental
sumbalai ileum ilistalis serta selarm oleh batu Penemuan Pada
'- dalam ileum
mekonimum keras. (Disailur dari Gross, R.E': An eksplorasi abdomen
Atlas of Children's Surgery' Philadelphia, W'B'
S auntlers C ompanY' hal. 23.)

Balu ketas selengah-kenyal


sepenidempul,
yang dapat dibentuk
ILMU BEDAH ANAK 261

S indrom "M ec onium Plu g " petunjuk penting untuk membedakan megakolon ko-
ngenital dari megakolon akuisita yang bisa terjadi ke-
Sindrom nmeconium plug" berarti obstruksi loka- mudian, sering pada waktu latihan buang air. Penyakit
lisata kolon distalis oleh massa liat dari mekonium Hirschsprung bisa juga bermanifestasi sebagai kon-
yang mengental tanpa fibrosis kistik. Pada kebanyakan stipasi dan diare yang bergantian atau bahkan diare
kasus, pemeriksaan dengan jari tangan pada rektum saja, disertai kegagalan pertumbuhan. Catatan khusus,
dan/atau enema barium akan menginduksi keluarnya bayi yang menderita penyakit Hinchsprung, men-
silinder mekonium yang menyumbat secara spontan punyai kemungki nan menderita enterokol itis fu I mi nan
disertai dengan hilangnya gejala lengkap. Tetapi pe- yang biasanya didahului oleh diare eksplosif, disertai
nyakit Hirschsprung harus dicurigai sebagai etiologi kehilangan cairan, elektrolit dan protein yang masif,
yang mungkin mendasari pada semua bayi yang men- yang secara cepat dan progresif menjadi sepsis dan
derita sindrom nmeconium plugn. syok. Enterokolitis merupakan komplikasi parah pe-
nyakit Hinchsprung dengan angka mortalitas tinggi.
Penyakit H irsc hsprung (Megakolon Kongenita l) Diagnosis penyakit Hirschsprung diberikan oleh
enema barium, yang dilakukan tanpa persiapan usus
Penyakit Hinchsprung khas timbul pada bayi laki-
dan memperlihatkan dilatasi serta hipertrofi kolon
laki sebagai akibat tidak adanya ganglia parasimpatis
proksimal yang mempunyai inervasi saraf normal,
yang berkembang sebagai respon terhadap obstruksi
mienterikus kongenital pada rektum dan kolon, dima-
fungsional distal (Gambar l7). Rontgenogram selan-
na defisiensi ini hampir selalu dimulai pada anus dan
jutnya setelah 24 jam, sangat bermanfaat dalam meng-
meluas ke proksimal pada dinding usus dengan jarak
yang bervariasi. Jarang, tetapi proses ini bisa melibat-
konfirmasi keterlambatan pengosongan normal dan
dalam menentukan tingkat obstruksi yang tepat. Tetapi
kan seluruh kolon dan bahkan usus halus. Obstruksi
diagnosis rontgenografi bisa tidak dapat diandalkan
fungsional yang ditimbulkan oleh persarafan abnormal
pada neonhtus, karena dilatasi dan hipertrofi yang ber-
usus distal biasanya bermanifestasi sebagai konstipasi
makna belum be rkembang pada usus proksimal.
kronis sejak lahir. Keluarnya tinja mekonium pertama
tertunda sampai 24 jam dan obstruksi yang menetap Diagnosis definitif penyakit Hinchsprung diberi-
mungkin memerlukan kolostomi gawat darurat. Mu- kan oleh biopsi seluruh tebal dinding rektum, yang
lainya gejala khas ini pada awal masa bayi, merupakan mengkonfinrrasi tidak adanya sel ganglion pada plek-
sus mienterikus. Modifikasi berharga dari teknik ini,
yang menawarkan metode penyaring yang aman dan
dapat diandalkan, mencakup fragmen mukosa dan sub-
nrukosa yang didapat dengan biopsi hisap dan pengu-
jian histologis menggambarkan ada atau tidaknya sel
ganglion pada pleksus submukosus.
Pada bayi kecil dengan obstruksi usus dary'atau
enterokolitis fulminan, maka kolostomi peralihan ha-
rus segera dilakukan. Setelah pasien mempunyai hrat
badan 10 kg, naka koreksi definitif dapat dilakukan,
menggunakan satu dari tiga tindakan pull-through
standar (Swenson, Duhamel atau Soave) untuk men-
ciptakan anastomosis antara usus proksimal yang per-
sarafannya normal dan anus. Walaupun perincian tek-
nik spesifik dari operasi ini berbeda, tetapi pada ahli
bedah yang berpengalarnan, hasil masing-masing tek-
nik terbukti baik dan prognosis jangka lama bagi pa-
sicn yang telah nreryjalani koreksi bedah yang berhasil
akan memuaskan.'" Tetapi pengenalan dini dan inter-
vensi segera jelas penting pada keadaan ini, jika ingin
menghindari komplikasi retardasi pertumbuhan dan
enterokolitis yang mematikan. Sebagai akibatnya,
kemungkinan penyakit Hirschsprung harus selalu
Gambar 17. Penyakit Hirschsprung. Pada operasi, usus aganglionik dipertimbangkan pada bayi yang memberikan gam-
yang relatif kolaps berbeda dengan kolon proksimal yang
baran konstiposi menahun, diare menetap, konstipasi
persarafamya normal, yang jelas berdilatasi dan hipertrof sebagai
respon lerhadap obstruksi fungsional distal. (Dari Holder,7.M., dan
don diare bergantian sertalatau kegagalan pertum-
Ashcraft, K.W. (Eds.): Pediatric Surgery. Philadelphia, W.B. buhan.
Sa unders C ompany. 1 980, ha I. 389.)
262 BUKU NAR BEDAH

Anus Imperforata (Ate s ia Anu s)

Walaupun kelainan Iubang anus akan irudah ter-


bukti walilu lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila
tidak ada pemeriksaan cermat atau pemeriksaan peri-
neum. Secara fungsional, pasien dengan anus imper-
forata bisa dibagi menjadi dua kelompok besar:
1. Yang tanpa anus, tetapi dengan dekompresi ade- Gambar 16, Jenis utama anusl^p.r|oroto. a, ,q,n:o^oti kantong
rendah dagan rektum berjalan melewati ambin puborel<lalis dan
kuat traktus gastrointestinalis dicapai melalui saluran tanpa fistula. B, Anomali kanlong rendahpada wanita denganrehum
fistula eksterna. berjalan melewati ambin ptrboreHalis dan fistula yang berhubungan
2.Yang tanpa anus dan tanpa fistula atau traktus dengan fourchelte vagim. C, Anomali kanlong randah pada pria
yang tidak adekuat untuk jalan keluar tinja (Gambar dagan rektum berjalan meluati ambin puborektalis dan fistula
yang menghubungkan kc perinum. D, Anomali kantong tinggi paila
18). pria dengan rektum terletak kranial terhadap ambinpuborelaalis dan
Kelompok pertama terutama melibatkan bayi pe- fstula yang menghubungkan ke urelhra. (Dari Leape, L.L., dan
rempuan dengan fistula rektovagina atau rectofour- Holda, T.M.: Pediatric Surgery. Pada Sabiston, D.C., tr. (Ed.):
Davis-Christopher Tatbook of Surgery, 12th ed. Philadelphia, W.B.
chetteyangrelatif besar, dimana melalui fistula ini, se- Saunders C ompany, 198 1, hal. I 378.)
ring dengan bantuan dilatasi, maka bisa didapat de-
kompresi usus yang adekuat sementara waktu. Pada
kelompok kedua, tidak adanya mekanisme apapun un-
tuk menghasilkan dekompresi spontan kolon, tueurer- pcrnasangan jarum transperineum, yang melalui jarum
lukan beberapa bentuk intervensi bedah segcra, Pasien ini rnedia kontras dapat disuntikkan untuk menentukan
tenebut bisa diklasifikasikan lebih lanjut ntcnjadidua posisi anatomi tepat dari kantong ini.
subkelompok analomi: Pada umunnya, rencana yang dapat diterima bagi
L. Kantong rektum yang terletak rendah memung- penatalaksanaan pasien anus imperforata adalah me-
kinkan ano-proktoplasti yang memuaskan mudah lanjutkan dengan kolostomi proksimal peralihan, bila
dicapai melalui pendekatan bedah transperi neu m. kemungkinan kantong rektum terletak tinggi tidak da-
2. Kantong rektum yang terletak tinggi, yang ter- pat disingkirkan dengan pemeriksaan prabedah, kare-
letak ke arah kepala dari ambin puborektalis dan dia- na gagalnya usaha untuk melakukan anoproktoplasti
fragma urogenitalis, serta hampir selalu disertai de- transperineal bisa menrbahayakan secara serius ke-
ngan fistula ke urethra, vesika urinaria alau vagina manrpuan untuk mcnrperbaiki pada masa yang akan
atas, menghalangi operasi melaIui perineum. datang. Pada bayi yang mempunyai fistula yang ber-
Subkelompok kedua mencakup sebagian besar (60 hubungan dengan traktus urinarius, maka kolostomi
penen) bayi laki-laki dengan anus imperforata, yang peralihan tidak hanya memastikan dekompresi adekuat
paling baik mula-mula ditangani dengan membenluk usus yang terobstruksi, tetapi juga melindungi ter-
kolostomi abdominal peralihan. Karena ditemukannya hadap kontaminasi urina, infeksi dan kerusakan ginjal
fistula ke traktus urinarius pada pria hantpir sclalu yang mungliin serius.
berarti kantong rektum yang terletak tinggi, maka pen- Sebagian besar bayi perempuan (70 penen) dengan
ting agar semua contoh urin diperiksa adanya meko- cacat.ini mempunyai kantong rektum letak rendah,
nium. Rontgenogram abdonen dan pelvis juga bisa yang biasanya diserlai dengan fistula rektovagina atau
mengkonfirmasi adanya fistula yang berhubungan de- rectofourchel/e. Fistula ke traktus urinarius hampir ti-
ngan traktus urinarius, dengan terlihatnya udara dak pernalr terjadi padh wanita, karcna dilindungi oleh
pada vesika urinaria. Pada pasien dengan fistula peri- organ reproduksi.
neun atau vagina, masukkan kateter kecil melalui fis- Anus imperlorata diseftai dengan anomali konge'
tula dan penyuntikan media kontras akan jclas nte- nital lain dengan perscntase yang tinggi. Karena ting-
nentukan anatomi cacat ini dan memudahkan perenca- ginya frckuensi kclainan urologi, maka pielogram in-
naan untuk koreksi bedah nantinya. Tanpa fistula yang travcna harus dibuat pada semua pasien. Anomali ver-
tak terlihat, maka pemeriksaan rontgenografi Wan- tcbra juga sering menyertai dan penyaringan secara
gensteen-Rice dari abdomen dan pelvis telah diguna- rontgenografi pada vertebra lumbosakralis sangat diin-
kan di masa lampau untuk nenjclaskan tingkat dari dikasika n. Pendckata n transperitoneum untuk koreksi
kanlong rektum yang buntu. Sayangnya teknik ini bisa kantong rektum letak rendah bisa dilakukan pada ham-
menyesatkan, terutama pada beberapa hari pertama pir 40 penen pria dan 70 persen wanita serta dapat
kehidupan, karena udara bisa belum mempunyai ke- mencapai tingkat keberhasilan fungsional yang tinggi,
sempatan adekuat melintasi seluruh usus atau bisa di- karena pada pasien seperti itu otot sfingter dan anato-
cegah oleh mekonium liat yang mengisi kantong distal' minya relatif nomral. Pada pasien dengan fistula peri-
Dalam bcberapa kasus, sonografi pelvis bisa rnemban- neum atau vagina yang cukup paten untuk memper-
tu untuk mengenal kantong ini dan untuk membimbing tahankan dekompresi sementara traktus intestinalis,
ILMU BEDAH ANAK 263

maka koreksi definitif dapat ditunda sampai usia 3-6 yang bisa diperlihatkan secara rontgenografi oleh kal-
bulan. Bila kolostomi sementara diperlukan untuk pe- sifikasi intraabdomen atau skrotum jika tumpahan pe-
natalaksanaan awal kantong rektum letak tinggi, maka ritoneum mendahului penutupan prosesus vaginalis
prosedur pull-through definitif bisa ditunda sampai (lihat Gambar 12). Dalam beberapa kasus, kebocoran
berat badan pasien mendekati 10 kg. Secara klasik yang nenetap akan menyebabkan pembentukan kisra
pendekatan abdominosakroperineum di guna kan untuk mekonium yang besar, yang bisa timbul pada neonatus
memudahkan identifikasi dan pemotongan fistula serta sebagai massa abdomen dan yang bisa disertai dengan
untuk memastikan penggunaan optimum dan perlin- obstruksi usus.
dungan muskulus levator ani dan komponen ambin Perforasi pa sca persalinan biasanya ditunjukkan
puborektalisnya. Tetapi menetapnya insiden yang olch pneumoperitoneum dan bisa mengikuti cedera
tinggi dari inkontinensia feses dan prolapsus nrukosa iatrogenik atau perforasi segmen usus yang iskemik,
anus pasca bedah telah membawa Pena dan deVries meradang atau terobstruksi. Keadaan ini menyebabkan
untuk menganjurkan pendekatan sagitalis posterior kontaminasi peritoneum oleh isi usus dan harus dibe-
dengan pemotongan muskulus levator ani dan sfingter dakan dari pneumoperitoneum spontan yang kadang-
eksternus pada garis tengah unfuk memudahkan mo- kadang timbul pada neonatus yang menggunakan ven-
bilisasi kantong rektum,proksimal dan pemotongan tilasi mekanik, dan pada pasien dengan udara diekstra-
fistula penyerta apapun." Setelah transposisi kantong vasasikan ke jaringan mediastinum dan intraperi-
ke perineum, maka struktur pelvis direkorutruksi de- toneum, kemudian bisa masuk ke kavum peritonealis.
ngan tepat. Hasil awal dengan tindakan ini telah ter- Kemungkinan sumber trauma iatrogenik mencakup
bukti membesarkan hati, walaupun diperlukan penga- perforasi kolon oleh termometer yang bisa secara cero-
wasan lebih lanjut untuk menentukan tingkat kebcr- boh dimasukkan di luar batas kanalis rektalis yang
hasilan yang tepat dalam mencapai kontinensia feses pendek pada neonatus, dan oleh penetrasi traktus
jangka lama. gastrointestinalis proksimalis, paling sering duode-
num, karena kateter untuk memasukkan makanan.
Penronesr Usus Neountnl

Karena isi usus fetus steril dan tetap demikian sela- P e rfora si L am bu n g Sp on ta n
ma beberapa hari pertama kehidupan, maka perforasi
selama masa ini hanya menimbulkan bentuk reaktif Perfora si la n'rbu ng spontan menunjukkan keada an
peritonitis. Tetapi jika kemudian timbul kebocoran, tidak lazim, yang khas muncul pada minggu pertama
maka terjadi pola peritonitis bakterialis yang biasa. kchidupan pada bayi, setelah masa awal distres ringan,
Perforasi antepartum bisa timbul selama pcrkcm- kemudian membaik sampai tirnbul distensi abdomen
bangan fetus setelah obstruksi atau iskemia usus intra- masif setelah dimulainya pemberian makan (Gambar
uterus dan menyebabkan peritonitis mekonium steil, 19). Tension pneumoperitoneum bisa menimbulkan

Gambar 19. Tansion pneu-


moperitoneum pada bayi
yang berusia 2 hai akibat
perforasi lambung spontan
dan dikonfirmasi oleh (A)

F
foto abdomen tegok dan
dekubitus lateral (B), yang
memperlihatkan penam-
pilan"kantong pelana"
yang ditimbulkan oleh tim-
bunan udara bebas, ante-
rior dan lateral terhadap
visera abdomen. (Dari
Haller, JA., Jr., and
Talbert, J.L: Surgical
Emergencies in the New-
born. Philadelphia, Lea &
Febiger, 1972, hal. 108.)

ffi
2il BUKUNARBEDAH

gangguan kardiorespirasi parah dan memerlukan de- dimulainya pemberian makanan formula. Bayi akan
kompresi segera. Pada eksplorasi, biasanya robekan menderita letargi, muntah mengandung empedu, dis-
dapat ditemui sepanjang kurvatura gastrika mayor; te- tensi abdomen dan tinja berdarah. Walaupun diagnosis
tapi etiologinya masih tetap belum jelas pada keba- bisa dicurigai atas dasar penyajian klinis yang khas, te-
nyakan kasus. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh tapi konfirmasi tergantung pada pembuktian rontge-
sonde lambung atau akibat tekanan yang tinggi pada nografi adanya pneumatosis intestinslis ataru gas intra-
lambung setelah resusitasi, ha rus dipertimba ngka n. hepatik (Gambar 20). Ileum terminalis dan kolon asen-
den terutama terkena dan pemeriksaan histologi pada
kasus ini menunjukkan perdarahan intramural dan nek-
Ent er okolitis Nelcr ot ikans N e onatal
rosis disertai gas subseK,sa dan submukosa.
Walaupun etiologi tetap kabur, tetapi hipotesis se-
Enterokolitis nekrotikars neonatal menunjukkan
gejala sisa dari kemajuan teknik canggih untuk menun- makin difokuskan atas tiga penyebab yang mungkin,
jang perawatan bayi prematur, dan sekarang merupa- yang secara terpisah atau dalam kombinasi: (1) iske-
kan bentuk kedaruratan gastrointestinalis neonatal mia usus, (2) kolonisasi bakteri abnormal oleh flora
yang paling lazim ditemukan." Walaupun insiden ke-
yang sangat patogen dan (3) pe4i.mbunan kelebihan
substrat protein pada lumen usus.t' Iskemia usus bisa
seluruhan mendekati 2 persen dari semua yang dirawat
pada unit perawatan intensif neonatal, tetapi frekuen- mengikuti vasospasme, trombosis vaskular atau pe-
sinya berbanding terbalik terhadap usia kehamilan, ngurangan curah jantung. Vasospasme mungkin me-
yaitu te{adi pada 12 persen bayi dengan berat badan nunjukkan respon fisiologi terhadap asfiksia, yang di-
rendah.
namai "refleks penyelaman", dimana aliran darah se-
ca ra selektif dialihka n ke otak dan jantung dengan me-
Secara khas masalah ini timbul di antara hari ketiga
ngorbankan organ lain, sedangkan trombosis bisa me-
dan kesepuluh pada bayi prematur yang stres setelah
ngikuti mikroemboli atau infus larutan hipertonik me-
lalui kateter pembuluh darah umbilikalis. Timbulnya
flora patogen telah dihubungkan dengan kelambatan
pada kolonisasi, ya ng dibantu dengan merawat bayi ini
pada lingkungan yang relatif steril (unit perawatan
intensif neonatal) dan tidak adanya faktor imunopro-
tektif pada formula komersial.
Terapi medis enterokolitis ini mencakup dekom-
presi nasogaster, pemeliharaan hidrasi adekuat dengan
ekspansi vaskular, dan didukung oleh ventilasi serta
pemberian antibiotika benpektrum luas secara paren-
teral. Pemantauan rcrntgenografi yang sering unfuk
pneumoperitoneum atau komplikasi serius lain harus
dilakukan setiap 6 jam selama fase akut. Walaupun in-
tervensi bedahjelas dibutuhkan bila ada perforasi usus,
seperti yang ditandai oleh garnbaran pneumoperito-
neum, indikasi lain intervebnsi bedah mencakup me-
netapnya massa abdomen yang dapat dipalpasi (bia-
sanya terletak pada kuadran kanan bawah), pembuk-
tian rontgenografi berulang adanya usus yang berdi-
latasi, eritema dinding abdomen, perdarahan gastroin-
testinalis yang parah serta/atau kegagalan respon ter-
hadap terapi medis seperti dimanifestasikan oleh trom-
bositopenia progresif, asidosis dan syok. Parasentesis
telah terbukti merupakan teknik yang bermanfaat, ter-
utama dengan adanya asites, untuk mengkonfirmasi
nekrosis usus dengan memberikan cairan peritoneum
bcrwarna coklat, dimana bakteri dapat dikenali oleh
pewarnaan Gram dan biakan.
Gamfur 20, Enlerokolitis nekrotikans yang dikonfirmasikan dangan Tantangan khusus bagi ahli bedah pada waktu
ailanya pneumatosis inlatinalis. (Panah menggambarkan garis- eksplorasi bagi penyakit ini adalah memberdakan usus
garis linear ilari gas inlramural dalam dinding reus.) (Dari Leape, yang mungkin dapat diselamatkan dari usus yang telah
LL, and Holder, T.lut.: Pediatric Surgery. Pada Sabiston, D.C., Jr. mengalami nekrosis transmural lengkap. Jika me-
(Ed.): Davis-Christophcr Tabookof Surgery, 12th ed. Philafulphia.
W.B. Saunders Company, 1981, hal. 1385.) mungkinkan, maka segmen gangren harus direseksi
ILMU BEDAH ANAK 265

dan enterostomi defrrngsionalisasi dibentuk. Pada pa-


sien dengan nekrosis yang terlokalisir, reseksi dan
anastomosis primer jarang bisa dicapai. Tetapi bila
proses gangrenosa tampak begitu luas, sehingga resek-
si semua usus yang terlibat tidak cocok dengan kelang-
sungan hidup jangka lama, maka laparotomi kedua
yang diulangi dalam waktu 24 jam, bisa membantu
menentukanbatas cedera dengan lebih jelas.
Mortalitas bedah pada Enterokolitis Nekrotikans
Neonatal telah dilaporkan pada 20 sampai 40 penen
kasus. Komplikasi jangka lama yang utama mencakup
(1) pembentukan striktura pada 10 sampai 40 penen
kasus, serta (2) sindrom usus pendek pada 10 persen
pasien yang bertahan hidup. Dengan tingginya fre-
kuensi strikfura, maka pemeriksaan kontras rontge-
nografi usus distal harus didapatkan sebelum penu-
tupan bedah enterostomi peralihan dan reanastomosis
usus. Walaupun Penyakit ini memberikan gambaran
klinis yang berat dan mungkin sangat berbahaya, tetapi
pengawasanjangka lama pada bayi yang telah berhasil
diterapi telah membesarkan hati, karena pertumbuhan
danperkembangannya sesuai dengan kontrol.

PonneneHlrl GesrnoIrvrEsrrNar.ls NeoNnrnL

Perdarahan gastrointestinalis neonatal yang ber-


makna bedah biasanya menyertai keadaan seperti vol- Gambar 21. A, Cacat gastrul<isis khas dari dinding abdomen yang
vulus, intususepsi atau Enterokolitis nel<rotiknns neo- terletak tepat di sebelah kanan umbililats, dan melalui usus yang
lebal,hilam, ktsut danmemandekini, usus menonjolsecara bebas. B,
natal,dinrana erosi dan ulserasi timbul sebagai akibat Omfalokel raksasa yang ditandai oleh kantong peritoneum utuh dan
iskemia usus darVatau kongesti. Jarang ulkus stres lam- besar,yang terletakpada basis umbiliku serta mangandunghati dan
bung alau duodenum bisa timbul pada usia ini dan usw. (Dari Grosfeld, J.L., Dawes, L., and Weber, T.R.: Symposium
memerlukan eksplorasi bedah dan Iigasi jahitan lang- onpediatric surgery. Surg. Clin NorthAm. 61 : 1038, 1939, 198 1.)
sung pada pembuluh darah yang berdarah pada basis-
nya untuk mengendalikan eksanguinasi yang cepat.

CacatDindingAbdomen kompresi dan oklusi pembuluh darah mesen-terika de-


ngan adanya distensi usus. Kemungkinan ini dikonfir-
masi dengan seringnya ditemukan atresia dan stenosis
Cacat kongenital dinding abdomen pada seluruh
usus pada keadaan ini.
tebalnya mernberikan ancaman yang mematikan bagi
neonatus sebagai akibat terpaparnya visera dan ke- Insiden omfalokel telah dilaporkan antara L : 3000
mungkinan kontaminasi bakteri. Dua yang terlazim dan 1 : 10.fi)0 kelahiran hidup, sedangkan insiden gas-
dari cacat tenebut meliputi gastroskisis dan omfalokel trokisis telah mengalami perubahan dengan jelas pada
yang terakhir biasanya dibedakan oleh kantong peri- dua dasawarsa yang lalu, dengan peningkatan fiekuen-
toneum ufuh yang menufupi visera intra-aMomen si dari 1 : 150.000 kelahiran hidup pada tahun 1960-an
yang berherniasi ke dalam basis tali pusat (Gambar sampai saat ini, dimana pada beberapa pusat, seband-
2I).Pada gastroskisis, tidak ada bukti kantong perito- ing dengan omfalokel. Gastroskisis cenderung timbul
neum dan visera menonjol secara bebas melalui cacat pada bayi dari ibu primigravida muda dan dengan insi-
pada dinding aMomen, yang sering relatif kecil dan den prematuritas yang tinggi (60 penen). Anomali lain
biasanya terletak lateral dan kanan dari tali pusat yang ditemukan pada 15-20 persen pasien gastroskisis dan
utuh. Usus yang terpapar sering mempunyai penam- biasa nya terbatas pada traktus gastrointesti nalis. Seba-
pilan gelap, menebal, memendek dan kusut, khas seba- liknya sebagian besar omfalokel yang ditemukan, di-
gai akibat pemaparan dengan cairan amnion pada ra- sertai anomali dengan frekuersi sangat tinggi bagi ca-
him. Pada kebanyakan kasus, ukuran cacat gastroskisis cat kardiovaskular dan gastrointestinalis maupun tim-
yang terbatas memungkinkan eviserasi hanya pada bulnya sindrom Beckwith-Wiedemann serta berbagai
lambung dan usus, dan bisa memberikan ancaman kelainan kromosom (Tabel 1).
266 BUKUNARBEDAH

TABEL 1. S indrom yang Lazim Menyertai Omfalokel' ke dalam nkantong ususn steril. Sonde orogaster harus
dimasukka n untuk mendekompresi traktus gastrointes-
Pentelogi Cutrell (Cecet drhm Lipeten Ernbrionik Sefelik) tinalis proksimal, dan dalam kasus dimana cacatnya
1. Omfalokel garis tengah atas sangat ketat memberikan ancaman bennakna bagi alir-
2. Hemia diafragma anterior an darah mesenterika di dalam usus yang dikandung-
3. Cacatstemum nya, maka cacat ini harus segera diperbesar dengan
4. Ektopia kordis
.5. Cacatdalamjantung
Sindroma Geris Tengrh Brwrh (Cecet drlem Lipeten Ern-
brionikKeudel) A
1. Ekstrofi vesika urinaria atau kloaka
2. Anus imperforata
3. Atresia kolon
4. Fisura vesikoi ntestinalis
5. Anomali vertebra sakralis
6. Meningomielokel
S indrom Beckwith-Weidemrnn
1. Gigantisme
2. Makroglosis
3. Omfalokel atau hemia umbilikalis
4. Hiperplasia sel pulau pankreas
SindromTrisomi
1. Trisomi 13-15
2. Trisomi 16-18

Disadur dari Grosfeld, J.L.: Surg. Clin. North Am. 61:1039, 1981.

Etiologi tepat gastroskisis masih tetap belum jelas,


walaupun telah ada hipotesa yang menyatakan gastros-
kisis diakibatkan oleh pecahnya selaput ketuban dalam
uterus pada basis tali pusat. Etiologi embriologi om-
falokel dianggap akibat kegagalan frrsi lipatan dinding
abdomen sefalik, kaudal dan lateral dengan qrcat sen-
tral yang mengakibatkan penghambatan lipatan din-
ding lateral, dan terjadi omfalokel pada garis tengah
yang rendah dan epigastrium. Masing-masing akibat
gangguan migrasi lipatan sefalik dan kaudal. Omfao-
kel epigastrium bisa disertai dengan cacat sternum ba-
wah, diafragma dan jantung, sedangkan omfalokel
kaudal bisa disertai dengan anomali genitourinarius
dan gastrointestinalis, yang mencakup ekstrofi kloaka
(fisura vesikointesti nalis).
Peniapan prabedah pasien dengan cacat dinding
abdomen kongenital harus segera ditujukan pada pen-
cegahan hipotermia, hipovolemia, asidosis, kontami-
nasi bakteri dan ancaman vaskular pada usus yang die-
viserasi. Kantong utuh omfalokel memberikan sejum-
lah derajatperlindungan untuk visera yang dikandung-
nya, tetapi dalam gastroskisis, usus yang terpapar me-
rupakan sumber hilangnya air yang bermakna melalui
penguapan dan pendinginan badan yang cepat. Oleh Gamfur 22. Penutupan bertahap ilari gastroskisis paila iliniling
karena itu, pasien harus segera ditempatkan pada ling- abdomen, menggunakan nsilo" Silastik Dalaon. Vsera yang keluar
kungan yang dipanaskan. Organ yang terpapar juga dimasukkan kc dalam si Io dan ksnud.ian secara bertahap dimasul<kan
harus ditutup dengan balutan salin steril lembab dan ke dalam kavum abdoman selama 7 sampai 10 hari, sampai ilapat
ilicapai panutupan luka secara lengkap. (dari Grosfeld., f.L. (Ed):
dilindungi dengan menutupnya dalam balutan plastik Symposium on peiliatic surgery. Surg. Clin. North An. 61:1041,
atau dengan memasukkan dua pertiga distal badan bayi 1e81).
ILMU BEDNI ANAK 267

menginsisi tepinya. Cairan intravena dan antibiotika ting, dan penatalaksanaan bedah yang tepat tergantung
berspektrum luas harus diberikan, serta asidosis meta- pada keadaan masing-masing individu.
bolikharus dikoreksi.
Reduksi intra-abdomen ''isera yang terpapar dan IklerusNeonatus
penutupan primer krlit atau bahkan fasia, biasanya
akan terbukti layak dalanr :4autroskisis, setelah usus di- Walaupun ikrerus sepintas relatif sering timbul da-
dekompresi dengan adekuat dan kavitas peritoneum lam beberapa minggu pertama kehidupan, namun me-
diperbesar dengan peregangan manual dinding abdo- netapnya atau mulainya ikterus nantinya bisa berarti
men. Bila ada atresia usus, maka diperlukan anasto- ada obstruksi saluran empedu yang dirimbulkan oleh
mosis primer atau lebih sering enterostomi peralihan atresia saluran empedu alau kista koledokus kongeni-
untuk sementara waktu. Jika penutupan primer gas- tql.Keadaanterakhir ini ditemukan paling sering pada
troskisis terbukti tak layak atau tampak menimbulkan bayi perempuan yang kecil, dimana terdapat massa
tekanan intra-abdomen dalam tingkat yang tak dapat abdomen kuadran kananatas yang dapat dipalpasi di-
ditoleransi, maka penutupan ber.tahap bisa dicapai de- sertai dengan hiperbilirubinemia. Kebanyakan sebab
ngan membentuk kantong prostesis ("silo" Silastik lain ikterus yang timbul pada bayi di bawah usia 2
atau ncerobong asapn), dimana di dalam prostesis ini minggu, dapat dikenali atas dasar anamnesis dan pe-
visera yang terpapar dapat dibungkus. Silo yang me- meriksaan laboratorium yang tepat, tetapi perbedaan
nonjol progresif memendek dalam 7 sampai L0 hari be- antara hepatitis neonatal dan atresia saluran empedu.
rikutnya sebagai peregangan spontan otot dinding ab- adalah sangat sulit. Perlunya untuk segera menegak-
domen dan dekompresi usus bertahap memungkinkan kan diagnosis atresia dicerminkan oleh fakta bahwa
visera yang dikandungnya ditempatkan kembali ke da- koreksi bedah yang dilakukan pada usia 8 minggu me-
lam kavitas peritonealis. Penutupan fasia darVatau ku- nyebabkan angka keberhasilan relatif tinggi, sedang-
lit kemudian dapat dicapai (Gambar 22).Karena mal- kan kelanrbatan terapi pgtelah 12minggt memberikan
fungsi usus yang lama sering terjadi, maka perbaikan prognosis yang suram.''" Sidik nuklida radioaktif pada
teknik bagi pemberian makan secara parenteral dan
ventilasi mekanik menunjang perbaikan dranratik be-
lakangan ini dalam angka mortalitas, yang telah menu-
run dari 80 persen pada tahun 1950-an dan 1960-an ke
hanya 10 penen saat ini.
Anomali serius lainnya yang menyertai darVatau
ornfalokel besar memberikan tantangan khusus dalam
keberhasilan penatalaksanaan masalah ini. Kecuali
bila telah terjadi ruptura antenatal kantong ini, maka
usus yang terletak di dalamnya dilindungi dari kontak
dengan cairan amnion, sehingga terhindar dari peru-
bahan khas yang terlihat pada gastroskisis. Teknik
yang digambarkan untuk koreksi gastroskisis biasanya
berhasil dalam rnencapai penutupan omfalokel, tetapi
penatalaksaan non-bedah juga telah dianjurkan bila
kantong utuh, dengan diameter lebih dari 8 cm atau
bila ada anomali penyerta yang mengancam nyawa,
yang menuntut koreksi segera. Pendekatan ini paling
sering digunakan tersering pada pusat-pusat medis di
Eropa. Kantong omfalokel diselubungi dengan zat
bakteriostatik untuk mencegah infeksi dan ditutup de-
ngan balutan steril sampai peflutupan dicapai dengan
perfumbuhan epitel ke dalam secara bertahap dari tepi Gambar 23, Tel<nik hepatoportoanteroslomi untuk atresia saluran
cacat ini. Kemudian hernia ventralis yang dihasilkan empedu. A, Traktus biliais rudimenler ekstrahepatik, lermasuk
dapat ditutup secara elektif. kandung empedu, diisolaii, dilafukan trarceksi pada bagian distal,
dan direfleksiknn ke arah atas. B, Verw porta ilan arteri hepatis yang
Berbeda dari perbaikan dramatik dalam kelang- terletak di bawahnya, dirdlel<siknn kc arah bawah, memperlihatktn
sungan hidup pasien gastroskisis yang telah terjadi le- selaput jaringan fibrosa berbentuk kipas pada d.asar tralaus biliarb
bih dari 2 dasawana yang lalu, mortalitas keseluruhan yang berobliterasi, yang kemudian ditransel<si (titik-titik) dan
bagi pasien omfalokel tetap relatif stabil sekitar 20 diperiksa secara histologi untuk mikroduklulrc. C, Bila telah
dikonfirmasikan adanya duklus biliaris rudimenter, bagian jejunum
sampai 30 penen, sebagian besar karena seringnya dj; yang diisolrci d,ianutomosis secaro cermat kc ujung fibrosa yang
seai anomili serius lain yang mengancam oyr*".16 ditranseksi, pada porta hcpatis. (Dai Grosfelil, f.L. (Ed.): Synpo-
Karcna ifu, evaluasi prabedah yang tepat adalah pen- sium onpediatic surgery. Surg. Clin. NorthAm.61:1084, 1981.)
BUKUNARBEDAH

tologi akan mengkonfirmasi menetapnya salunn em-


pedu paten secarir mikroskopik (Gambar 23). Dalam
keadaa n ini, modifi kasi hepatoportoenterostomi Kasai
menawarkan kemungkinan yang memuaskan dalam
menghilangkan obstruksi saluran empedu dan ikterus.
Pada tindakan ini, cabang jejunum terisolasi dianas-
tomosiskan pada porta hepatis ke sisa fibrosa yang me-
ngandung saluran empedu rudimenter dan dilakukan
drainase eksterna melalui enterostomi distal (Gambar
24). Kolangitis pascabedah dengan akibat fibrosis pro-
gresif menunjukkan ancaman bermakna jangka lama
untuk bayi yang menjalani portoenterostomi yang ber-
hasil, tetapi frekuensi dan keparahan masalah ini dapat
dikurangi dengan membuat lubang eksterna saluran
empedu dan dengan antibiotika profilaksis selama 2
sampai 3 tahun pertama kehidupan. Pada pasien dima-
na aliran empedu yang adekuat telah dipertahankan
selama 18 sampai 24bulan, maka enterostomi peralih-
an kemudian dapat ditutup dan drainase interna dicapai
dengan anastomosis ke cabang Roux-en-Y usus. Pe-
Gambar 24. P ortoenkrostomi Kasai (moilifi kasi Sawa guchi) sdelah ngalaman saat ini menunjukkan bahwa jika hepatopor-
dilala*an ilengan lengkap. Setelah lengkapnya anastomosis prok- toenterostomi dilakukan sebelum usia 3 bulan, maka
simal paila porta hepatis, bagian jejunum yang diisolasi didrainase restitusi segera aliran empedu dapat diantisipasi da-
pada bagian distal melalui anterostomi katqnerc, sehingga bisa lam sekitar dua pertiga pasien, dengan sepertiga pasien
ililalukan pengumpulan dan pengolahan empedu yang diekskrai.
Saelah 18-24 bulan,eileroslomi dapatld,ibukt dan drainrce inlerru kemudian mencapai yang hasil baik untuk jangka
dari empeilu bisa ilicapai melalui amstomois langsung dan lama. Walaupun pengalaman ini menekankan morbi-
ilrainase bagian jejuml ke dalam tral<trc intatinalis. (Dari Vy'ebwe, ditas serius kontinyu yang menyertai atresia empedu,
7.R., ilanGrosfelil,JL: Sympuium onpediatric surgery. Syrg. Clin. namun hrbeda secara dramatis dengan data yang dila-
NorthAm., 61 : 1085, 198 1.)
porkan sebelum ditemukannya hepatoportoenteros-
tomi Kasai, dimana hanya 5 Fersen pasien yang ber-
hasil diselamatkan dalam jangka lama.
Walaupun ada perbaikan bermakna dalam penata-
hati telah terbukti merupakan metode paling berman- laksanaan bedah, namun sebagian besar pasien atresia
faat untuk mengkonfirmasi patensi saluran empedu, saluran empedu kemudian memerlukan transplantasi
serta munculnya isotop dalam traktus gastroi ntestina lis hati untuk koreksi kelainan, dan kemampuan untuk
secara efektif menyingkirkan adanya obetruksi saluran berhasil melakukan tindakan ini pada anak telah di-
empedu lengkap. Ketetapan diagnostik dari teknik ini tingkatkan oleh paduan obat imunosupresif yang
bisa diperkuat oleh praterapi bayi dengan fenobarbital. menggabu-ngkan siklosporin dan steroid dosis ren-
Pada pasien yang isotopnya dipekatkan dalam hati, dah.tr 15' 2rD.ng np"od"krt n ini, maka komplikasi
tetapi tak ada yang diekskresikan ke dalam usus, serta infeksi yang sebelumnya merupakan sumber utama
pada pasien yang diagnosis atresia saluran empedunye morbiditas dan mortalitas setelah transplantasi hati
tak dapat disingkirkan, maka laparotomi terbatas de- menjadi tidak begitu sering. Komplikasi lain yang se-
ngan biopsi hati serta kolangiogram operatif, diindi- belumnya ditimbulkan oleh penggunaan steroid ndo-
kasikan. Bila kglangiogram mengkonfirmasi patensi sis-tinggi" seperti retardasi pertumbuhan, gambaran
saluran empedu dan biopsi hati memperlihatkan hepa- seperti Cushing dan penyakit tulang, juga telah dimini-
titis, tak diperlukan pembedahan lebih lanjut. Bila tak mumkan. Angka kelangsungan hidup pascabedah 1 ta-
ada vesika biliaris atau kolangiogram memperlihatkan hun telah meningkat menjadi 65 penen dan pasien usia
obstruksi duktus koledokus, maka eksplorasi bedah muda pasien tidq( lagi merupakan kontraindikasi
pada saluran empedu ekstrahepatik harus dilakukan. transplantasi hati.ru Pada anak yang telah berhasil
Dalam sekitar 10 penen kasus seperti itu, maka konfi- menja la ni hepa toportoenterostomi, maka transplantasi
gurasi anatomi yang ditemukan, akan memungkinkan harus ditunda sampai kolestasis progresif, dekompen-
anastomosis duktus hepatikus atau koledokus ke ca- sasi sel hati atau hipertensi porla parah ditanggulangi.
bang R oux -en -Y j ejunum denga n kemungki na n ti nggi Tetapi beberapa usaha pada hepatoportoenterostomi
untuk berhasil. Dalam pasien sisanya, sisa fibrosa duk- atau pintas vena portosistemik bedah nantinya bisa
tus koledokus harus di-diseksi dengan cermat ke dalam membuat pembedahan transplantasi lebih sulit secara
porta hepatis, dimana transeksi dan pemeriksaan his- teknik dan harus dihindari.
IIJ,{U BEDAH ANAK 260

GenitaliaMendua Etiologi tepat tetap tak jelas, walaupun pemberian


makanan formula yang menyebabkan pembentukan
Genitalia mendua walaupun jarang disertai kea- dadih susu bisa mencetuskan obstnrksi dan memper-
daan yang mengancam nyawa, menunjukkan kedaru- hebat spasme dan edema pilonrs. Keadaan ini timbul
ratan bedah neonatal karena pentingnya evaluasi se- empat kali lebih seringpada pria dibandingkanwanita,
gera dan penetapan jenis kelamin yang tepat untuk dengan insiden I : ?-OO kelahiran hidup dalam ras
menpegah gejala sisa emosional dan sosial yang bu- Kaukasus dan 1 : 2000 kelahiran hidup dalam kulit
ruk.' Dalam kebanyakan kasus, penetapan jenis kela- hitam. Ada riwayat keluarga positif bagi stenosis pilo-
min dapat dicapai dalam beberapa hari pertama kehi- nrs dalam 6,9 persen pasien dan ibu yang terkena,
dupan dan perbaikan bedah dilengkapi sebelum usia 1 mempuyai kesempatan empat kali lebih besar untuk
tahun. menurunkan stenosis pilorus hipertrofi kongenial pa-
da keturunannya dibandingkan bila yang terkena
adalah ayah.
-Secara khas, mula timbul gejala dalam beberapa
minggu pertama difunjukkan oleh muntah bukan em-
MASAIA^H KHASUS PADA BAYI pedu, yang rnenjadi progresif lebih sering dan kemu-
DAN ANAK.ANAK dian proyektil. Diikuti oleh konstipasi, emasiasi dan
dehidrasi. hmbung menjadi besar dan hipertrofi, serta
AsphasiBendaAsing gelombang peristaltik yang dapat dilihat akan terlihat
berjalan melintasi abdomen atas setelah pemberian
Gawat pernapasan pada bayi yang sudah besar dan makan. Sering pemeriksaan fisik menunjukkan bayi
anak, yang menuntut diagnosis dan terapi bedah se- kurus kelaparan, yang mungkinjuga tampak dehidrasi.
gera, sering disebabkan oleh aspirasi benda asing. Se- Pilorus hipertrofi biasanya dapat ditentukan dengan
bagian besar kasus timbul pada pasien antara usia 6 palpasi dalam pada abdomen kanan atas dan ditandai
bulan sampai 3 tahun serta ditandai oleh trias klinig oleh noliven yang kenyal, mobil dan agak memanjang.
tercekik pida waktu makan, batuk dan wheezing.lT Identifikasi noliven merupakan indikasi yang mencu-
Diagnosis mula-mula terlewatkan dalam banyak ka- kupi untuk intervensi bedah. Tetapi bila massa ini tak
sus, tetapi riwayat positif aspirasi dapat ditemukan dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik, maka
dalam lebih dari dua pertiga pasien. Etiologi ini juga sonognm abdomen atau seri rontgenografi gastroin-
harus dipertimbangkan dalam pasien manapun dengan testinalis atas yang memperlihatkan penyempitan
pnemonia menetap atau berulang serta/atau atelekta- saluran pilorus seperti benang akan memberikan diag-
sis. Dalam aspirasi benda asing, gambaran fisik yang nosis definitif.
sering ditemukan adalah wft eezing yangberlokasi pada Persiapan prabedah dari pasien, mencakup hidrasi
tempat anatominya. Konfirmasi penangkapan udara dan koreksi alkalosis hipokloremik, hipokalemi yang
dan emfisema obstrulitif dengan foto toraks inspirasi sering terjadi sebagai akibat kehilangan ion hidrogen
dan ekspirasi juga sangat mengesankan. dan klorida di dalam muntahan dan ekskresi kompen-
Walaupun fisioterapi prabedah dan drainase pos- sasi kalium di dalam urina. Karena itu, resusitasi cairan
tural telah dianjurkan dalam usaha mencapai ekspulsi yang adekuat mencakup replesi kekurangan kalium
spontan benda asing, prosedur ini diikuti oleh angka dan klorida dengan pemberian larutan salin yang me-
keberhasilan yang rendah dan bisa membahayakan. ngandung kalium yang ditambahkan.
Sebaliknya ekstraksi endoskopi benda asing dapat di- Koreksi bedah pada stenosis pilorus hipertrofi di-
capai dengan aman dan cepat, terutama bila dilakukan capai dengan piloromiotomi (operasi Fredet-
di pusat media yang melakukan hal tersebut secara Ramstedt), dimana lapisan seromuskular diinsisi se-
rutin dan diperlengkapi secara khusus dengan bronkos- cara longitudinal dan diperluas secara tumpul ke basis
kop pediatri yang menggabungkan susunan lensa tele- submukosa, yang memungkinkan mukosa di bawah-
kopik dan fonep optik. nya rnenonjol melalui cacat (Gambar 25). Tanpa per-
forasi tak sengaja mukosa duodenum atau lambung,
maka pemberian makan dapat diberikan dalarn 8 sam-
S te nosi s P ilorus H ip e rtroft
pai 12 jam setelah operasi dengan jadwal normal yang
cepat dimulai dalam beberapa hari berikutnya.
Stenosis pilorus hipertrofi menunjukkan contoh
dramatik dari masalah serius dalam bayi muda, yang
dapat secara cepat dan aman dikoreksi dengan inter- R efl uks Ga str oe s ofo gu s
vensi bedah. Obstruksi saluran keluar lambung, ber-
kembang antara usia 2 minggu dan 2 bulan sebagai Refluks gastroesofagus (RGE) atau nkalasian telah
akibat penyempitan progresif saluran pilorus oleh otot dikenal sebelumnya sebagai kelainan yang relatif
yanghipertrofi. lazim dalam masa bayi, yang mengakibatkantak kom-
270 BUKUNARBEDNI

ada peningkatan pengenalan RGE bermakna secara


klinis setela'h perbaikan atresia esofagus kongenital
dan fistula trakeoesofagus. Esofagogram barium bisa
mengkonfirmasi diagnosis RGE dan bisa juga meng-
identifikasi hernia hiatus, yang kadang-kadang me-
nyertai keadaan ini dalam bayi besar dan anak, serta
menyebabkan esofagitis dan pembentukan striktura.
Tetapi pemantauan pH esofagus 24 jam, menggunakan
peralatan dikecilkan ukurannya, merupakan metode
yang paling tepat untuk membenarkan adanya RGE,
maupun untuk mengevaluasi hasil pascabedah. Esofa-
goskopi dan biopsi dapat membantu dalam mengkon-
firmasi kehadiran dan luas esofagitis yang menyertai
RGE dalam pasien yang lebih besar. Sekitar 50 penen
pasien dengan RGE simtomatik juga disertai dismo-
tilitas lambung, dan pemeriksaan radionuklida dengan
teknesium sulfur koloid dalam makanan setengah
padat telah digunakan untuk menentukan besarnya re-
tensi lambung pascamakan dan untuk mengenal anak
ya ng memerlula n piloroplasti bersama dengan tindak-
an antirefluks.r
Jika gejala RGE gagal berespon terhadap penata-
laksanaan konservatif atau tampak menunjukkan an-
caman kesehatan bermakna, setelah konfirmasi diag-
nosis, maka harus dilakukan koreksi bedah. Fundo-
pli kasi gastroesofa gus transabdomen (nbungkus' Ms-
Mukosa Mukosa sen) telah digunakan dalam kebanyakan kasus. Kar.ena
Gamfur 25 . Piloroniolotni Freild ' Ramstelt- Lapisan seromuslailar seringnya hubungan dismotilitas esofagus dalam bayi
'tonjolan'pilorus d.i ittsisi secara longituilinal dan dihtka secara dan anak yang memerlukan tindakan ini, maka penting
lumpul sampai lapisan submul<osa A. Penonjolan mukosa yang a ga r konstriksi sa mbunga n gastroesofa gus dihindari,
meidasai melalui cacatyang ilibuat, secara dektif maryhilanglun
dan bungkus Nissen harus relatif longgar. Pada anak
semua obstrul<si B dan C' Pemisahan serat otd yanS bqkonstrilcsi
paling sulit dilafukan ili ilistal, ilimana pilor*s manonjol ke tlalam kecil, pemasangan gastrotomi sementara secara bersa-
-iluodenum
(ll) seperti sniks menonjok le ilalam vagitw. Sebagai maan, dapat membantu mencegah nkembung gasn dan
akibatnya, perforasi mukosa iluoderulyang tumpang tirulih (l) dapat dalam pemberian makanan awal. Karena sering terja-
terjadi relatif mudah dan harus selalu ilisingkirkan dengary meniup
dinya RGE pada anak dengan kerusakan otak, dengan
lambung dan duodawm menggunakan udara. (Dari Haliler, T-M-,
and Ashcraft, K.W. (Eds.): Pediatric Surgery. Philailelphia, W3. akibat aspirasi dan gagal tumbuh, maka fundoplikasi
Saunders Company, 1980, p. 320) serenta k telah direkomendasikan sewaktu pemasangan
gastrostomi pemberian makan dalam pasien demikian.
RGE simtomatik yang tak berespon terhadap terapi
medis telah semakin dikenal dalam bayi berusia ku-
petennya sfingter esofagus bawah yang biasanya sem- rang dari 1 tahun, serta saat ini lebih dari 50 penen
buh spontan dengan pematangan dan pertumbuhan. tindakan antirefluks yang dilakukan dalam anak meli-
Tetapi kemungkinan masalah ini untuk menimbulkan batkan kelompok ini. Hasil klinis yang memuaskan
malgiz| retardasi pertumbuhan, aspirasi berulang de- dicapai dengan firndoplikasi pada lebih dari 95 persen
ngan pneumonia serta asma, esofagitis, strikfura eso- kasus, dengan pembuktian berulang morbiditas dan
fagus dan bahkan episode apne dan kematian men- mortalitas bedah sangat rendah, banyak yang mem-
dadak (SIDS). telah semakin ditekankan selama da- benarkan dilakukannya tindakan ini secaradini dalam
..*ro.' yang iatu.3' 22 Gr-br..n klinis ditandai oleh bayi dan anak dengan RGE simtomatik.
muntah non-empedu pascamakan yang menetap, gagal
berespon dengan pengentalan dan penurunan volume Intususepsi
makanan serta terhadap penempatan bayi pada posisi
tegak60 derajat. Intususepsi adalah suafu keadaan, dimana segmen
Hubungan muntah dalam bayi muda dengan gagal usus proksimal (intususeptum) berinvaginasi ke dalam
fumbuh pesat, gejala pernapasan bermakna atau epi- segmen distal (intususipien) serta kemudian didorong
sode apne, menunjukkan indikasi khusus untuk eva- ke distal oleh peristalsis usus. Enam puluh lima penen
luasi intensifdan kemungkinan intervensi bedah. Juga kasus timbul dalam bayi berusia kurang dari 1 tahun,
ILMU BEDAH ANAK 271

densan insiden puncak antara bulan kelima dan ke- informasi apa-apa, kecuali dapat diraba massa panjang
*.rribilrn kehidupan.g' 19 wrlrupun keadaan ini bisa pada abdomen kuadnn kanan atas atau epigastrium,
timbul pascabedah, yang hanya melibatkan usus halus tanpa bisa meraba sekum pada kuadran karun bawah
dalam 86 persen pasien demikian, alau bisa timbul (tanda Dance). Kemudian dalam perjalanannya, tanda
pada anak yang lebih besar, bila lesi seperti polip atau peritonitis dan syok bisa terjadi. Jarang, intususeptum
divertikulum Meckel bertindak seba gai titik pembawa, bisa tampil sebagai suatu massa, yang prolaps dari
biasanya tak ada sebab yang diketahui pada bayi. Pada anus atau dipalpasi dengan jari tangan pada pemerik-
anak di bawah usia 4 tahun, 95 persen intususepsi di- saan rekfum.
mulai pada alau dekat katup ileosekalis. Sebagai akibat Pada kasus yang tak berkomplikasi, reposisi enema
segmen usus proksimal masuk ke dalam usus distal, barium hidrostatik seperti digambarkan Ravitch, meru-
maka terjadi pembendungan vena, mula-mula menye- pakan metode yang diterima untul! Jnengkonfirmasi
babkan obstruksi usus dan menyebabkan tinja gelap, diagnosis dan untuk memulai terapi.^'Tetapi tindakan
berdarah, mukoid (currant jelly) serta kemudian ber- ini harus dilakukan hanya denganpartisipasi gabungan
lanjut menjadi iskemia, infark dan perforasi usus. Se- ahli radiologi dan ahli bedah, karena kegagalan repo-
cara klasik, mulainya intususepsi ditandai oleh sema- sisi hidrostatik atau perforasi usus tak sengaja memer-
kin seringnya senngan kolik abdomen dan kemudian lukan eksplorasi abdomensegera. Benama dengan tin-
timbul distensi abdomen, muntah, demant, letargi dan dakan rontgenografi, ahli bedah seharusnya melaku-
akhirnya rinja atrrent jelly yang khas. Selama fase kan dekompresi gastrointestinalis dan resusitasi cairan,
dini, pemeriksaan abdomen mungkin tidak mcnrbcri dan seharusnya mempersiapkan kamarbedah. Bila ada

lnlususepsidibebaskan
dengan iarilangan

.J----. .*,:..

Gambar 26, Prosedur operatif dari intususepsi. Redul<si dilalukan d.engan membebaskan intusttsepsi distal secara lembut untuk menghasilkan
ekstrusi prolsimal dari intususeptum. Traki patla usus proksimal dan dislal harus dicegah karena akan menggailSSu ttsus yang edematus.
Reilul<si manual jangan tlilakakatt bila ada prosa Ean7re,rcsa. (Dinodif.kasi dari Gross, R.E.: An Atlas of Children's Surgery. Philadelphia,
W..8. Saunders Company, 1970, p.29.)
BUKUNAR BEDAH

divertikulum Mcckel, yang timbul sebagai kantong


antimesenterika dari ileum terminali^s dalam sekitar 1,5
19
sampai 3 persen populasi umum.9' Birrrny, diverti-
kulum ini tetap asimtomatik, tetapi bisa bertindak se-
bagai titik awal untuk intususepsi atau sebagai tempat
peradangan, perforasi atau perdarahan, dengan kom-
plikasi terakhir yang berhubungan dengan sering tim-
bulnya mukosa lambung ektopik, yang dapat menim-
bulkan ulserasi peptikum pada ileum di dekatnya.
Gambar 27. D uktus omfalomaanterik yang meretap pada neonalus. Enam puluh penen pasien yang mempunyai gejala ter-
A, Bermanifestasi sebagai saluran sims umbilikus dimana (B) sebut dalam 2 tahun pertama kehidupan. Anak laki-
melalui sinogram, bahubungan dengan usus kecil dislal melalui laki lebih sering tcrkena daripada anak perempuan.
duktus yang paten dan kista. (Dari Halla, J.A.,Jr., dan Talberl,J.L.:
Surgical emergencia in the Nuborn Philadelphia, Lea & Febiger, Penyajian klinis yang paling sering adalah per-
1972,p.14j.) darahan reklum yang tak nyeri, sering bermakna dalam
j umla hnya da n ka da ng-kadang memerluka n tra nsfusi.
Episode ini cenderung berulang; bila menetap atau bila
intususepsi, maka barium menggambarkan segmcn jumlah mukosa lambung yang tcrka ndungcukup untuk
usus yang terinvaginasi dan memberikan gambaran pembuktian dcngan sidik radioisotop ""'teknesium,
'seperti per" (coiled qpring). Dengan tingkat tekanan maka rcseksi bedah harus dilakukan (Gambar 28). Sa-
gravitasi terbatas tidak lebih dari 3 ll2 kaki, maka yangnya pemeriksaan kontras barium pada tnktus gas-
reposisi yang berhasil dapat dicapai dalam sekitar dua trointestinalis jarang mengkonfirrnasi adanya diver-
pertiga kasus dan akan dikonfirmasi oleh refluks bebas tikulum Meckel. Peradangan dan/alau perforasi diver-
media kontras ke dalam ileum maupun oleh perbaikan tikulum Meckcl bisa juga mcniru apendisitis dan ke-
simtomatik segera pada pasien. Sayangnya pengguna- mungkinan nrasalah ini harus disingkirkan bila apen-
an teknik ini tidak memungkinkan deteksi intu-suscpsi diks nornral didapatkan dalanr perjalanan eksplo-rasi
yang terbalas pada usus halus dan tidak bolch dicoba bcdah untuk nyeri abdomen bawah.
bila ada tanda yang menggambarkan nekrosis usus
atau peritonitis.
Apendisitis
Bila reposisi enema barium tak berhasil atau nlem-
berikan hasil yang samar-samar, maka eksplorasi ab-
Diagnosis ape ndisitis memberikan tantangan pada
domen segera dilakukan melalui insisi transversal kua-
bayi atau anak yang sangat lnuda, karena terjadinya

"U{-
dran kanan bawah dan reposisi dengan dekonrpresi re-
trograd dan membebaskan usus, yang dimulai di distal (
pada sisi pembawa massa invaginasi untuk mengin-
duksi ekstrusi proksimalnya (Gambar 26). Traksi tidak
boleh digunakan untuk memisahkan usus proksinlal
dan dislal karena kemungkinan usus bisa purus. Bila
t\ hq ff,
ffi

ditemukan perubahan gangrenosa, maka reseksi dan


anastonosis primer biasanya dapat dilakukan. De- ltt
ngan pengenalan segera, maka terapi dan hasil dalam ft
1t
keadaan ini adalah memuaskan, dan tingkat morbiditas h\,
serta mortalitas yang sangat rendah dapat diantisipasi.

Divc rtikulum M e ckel dsn S isa D uktu s Vil elli na


( O n fa I orn e s e nt e r ika) La i n

Normalnya duktus omfalomesenterika embrionik


berinvolusi, tetapi bisa menetap mekipun jarang pada C),--(-t^r-=---- ,
neonatus dengan lewatnya mekonium dari sinus utu-
Gambar 2E. Komplikasi dari sisa duktus titellina. A, Obstrul<si
bilikalis (Gambar 27). Sinogram mengkonfirmasi inlestinal akibat pita ),ang menetap mengait ujung divertikulum
diagnosis dengan refluks media kontras ke dalan usus Meckel ke umbilikus. B, Duklw omfalomesetiterikyang matetap. C,
halus. Pada pasien lain, involusi sebagian bisa dimani- Kista yang menetap di bawah umbililats, D, Perdarahan dan ulserasi
festasikan oleh pita fibrosa sisa yang menghubungkan akibat mukosa gastrik ektopik di dalam divertihtlum Meckel. E,
Di,ertikulitis. F, Di,ertil<tilum Meckel bertindak sebagai titik awal
ileum ke umbilikus dan merupakan fokus potensial ba-
dari inlwusepsi. G, Torsi dan infark dari ilivertikalum Meckel. (Dari
gi hernia interna atau volvulus nantinya. Tetapi sisa Gross, R. E.: An Atlas of Children's Surgery. Philadelphia, W.B.
duktus omfalomesenterika yang paling lazim adalah Saunders Company, 1970, p.172.)
ILMU BEDAH ANAK 273

relatifjarang, ketidak-mampuan pasien dalam menga- watan kesehatan anak. Trauma fumpul paling sering
takan gejalanya, posisi anatomi sekum dan apendiks ditemukan dan penatalaksanaan bedah bagi cedera
tinggi yang tak diantisipasi, serla terbatasnya kemam- limpa (visera intra-abdomen yang paling sering ruptur)
puan omentum yang berkembang buruk untuk melo- berbeda dalam beberapa hal dengan penatalaksanaan
kalisasi proses peradangan intra-abdomen. Sebagai pada onng dewasa. Walaupun splenektomi umunnya
akibatnya, perforasi dan peritonitis generalisata sering diterima sebagai penanganan yang tepat untuk cedera
menjadi komplikasi, dan harus dicurigai oleh pemerik- limpa dalam pasien yang lebih tua, namun penyela-
sa, jika ingin melakukan diagnosis dan terapi dini. matan limpatelah terbukti layak dalam 90 persen anak.
Masalah ini akan dibahas dalam Bab 25. Perlindungan limpa juga terlihat sangat penting dalam
kelompok usia ini karena risiko bermakna sepsis pas-
casplenektomi, dengan 4danya ancaman infeksi berat
Hernia yang sering mematikan.' Karena alasan ini, maka pa-
sien dengan kecurigaan trauma limpa harus diawasi
Hernia umbilikalis jarang simtomatik pada bayi secara cermat, dengan harapan tidak perlu dilakukan
dan anak kecil, serta biasanya menutup spontan bila operasi.
mencapai usia 5 tahun; tetapi hernia inguinalis, fre-
kuensi inkanerasinya sangat tinggi pada usia ini. Stra-
PnNvrxsaeu Auex
ngulasi usus yang terperangkap jelas menunjukkan
ancaman dalam keadaan ini, tetapi komplikasi yang
Penyiksaan anak merupakan bentuk trauma unik,
lebih seriirg adalah kerusakan testis sebagai akibat in- yang sering melibatkan anak di bawah usia 3 tahun.
fark kongesti, jika reposisi ditunda. Oleh karena ilu, Dokter harus menrpertahankan indeks kecurigaan
bila tidak ada beberapa kontraindikasi medis, maka yang tinggi, karena kegagalan mengenal masalah ini
identifikasi hernia inguinalis pada bayi aiau anak kecil
sering nrenyebabkan traulna berulang, kepincangan fi-
berarti kebutuhan untuk perbaikan bedah segera. Da- sik dan emosional serius atau bahkan kematian." Tiap
lam sebagian besar kasus, hernia inkarserata dapat di- tahun lebih dari satu juta anak di Amerika Serikat di-
reposisi dengan kompresi manual, kemudian dilaku-
siksa secara serius oleh orang tuanya, penjaga atau in-
kan perbaikan bedah dalam beberapa hari berikutnya dividu lain, serta 2fi)0 sarnpai 5000 anak meninggal
sebagai tindakan terencana, setelah pasien dipersiap-
akibat trauma ini. Dokter dan profesional lain yang
kan secara optimum untuk operasi. Pemaparan kan- memberikan pelayanan anak diperlukan oleh hukum
tong hernia dalam kanalis inguinalis dengan ligasi negara bagian untuk melaporkan kecurigaan peristiwa
tinggi dan eksisi kantong ini, umumnya sudah cukup penyiksaan dan penyia-nyiaan anak, dan sebagai
untuk bayi, dan tidak diperluka n perbai ka n hernia yang
pelapor yang diberi mandat, memberikan kekebalan
resmi.
hukum.

TraumaKecelaluan KenecuNaN oeN MeNer-AN KAusrlx

Trauma tidak hanya bertanggungjawab bagi sepa- Keracunan merupa kan sumber utama trauma kece-
ruh kematian dalam masa kanak-kanak di Amerika lakaan pada anak. Trauma yang melibatkan penelanan
Serikat, tetapi sedikitnya satu dalam setiap lima anak kaustik memerlukan perhatian bedah segera, karena
yang dirawat di runlah sakit tiap tahun adalah karena kemungkinan menimbulkan kerusakan serius pada
trauma kecelakaan.* Bayi dan remaja belasan tahun, jalan pernapasan dan traktus gastrointestinalis atas."-
lebih cenderung mendapat cedera, dan anak lakilaki Sering melibatkan kaustik alkali (larutan alkali), koro-
mengalami kecelakaan lebih sering dibandingkan anak sif asam atau seperti asam, atau bahan pembersih ru-
perempuan. Sekitar dua pertiga dari semua kecelakaan mah tangga. Tetapi beberapa luka bakar esofageal
yang melibatkan anak prasekolah timbul di runtah, yang parah dapat juga akibat menelan tablet Clinitest,
sedangkan trauma mematikan biasanya berhubungan yang digunakan untuk memeriksa gula di dalam urina
dengan kendaraan bermotor, terbakar, jatuh dan kera- dan mengandung sejumlah natrium hidroksida anhi-
cunan. Proporsi besardari trauma kecelakaan ini dapat drosa dalam jumlah yang bermakna, atau akibat mene-
dihindari, dan diperkirakan bahwa insiden kematian lan batere alkali berbentuk cakram (kancing) kecil,
masa kanak-kanak akibat trauma dapat dikurangi seba- yang bisa terperangkap di dalam esofagus anak kecil
nyak29 persen tiap tahun melalui.pelakslnagp dua dan kemudian membocorkan isinya yang sangat ko-
belas strategi pencegahan yang tersedia saat ini.- rosif.
Terapi trauma serius yang berhasil pada bayi dan Unsur terpenting dalam penatalaksanaan luka ba-
anak kecil, sering rnemerlukan tingkat keterampilan kar korosif esofagus adalah pembuktian segera agen
dan pengalaman yang baik, yang bisa didapatkan pada etiologi danpenilaian tepat kedalaman dan luas cedera.
pusat medis dengan tim multidisiplin dari ahli pera- Induksi muntah dan bilas lambung merupakan kon-
274 BUKUNARBEDAH

tnindikasi karena bahaya kerusakan laring. Nyeri sub- sisanya. Tetapi walaupun ada statistik yang suram ini,
sternum serta punggung atau nyeri dan rigiditas abdo- penatalaksanaan multidisiplin, dimana pembedahan
men menggambarkan perforasi mediastinum atau peri- sering memainkan peran utama, telah memberikan
toneum; serak, stridor dan dispne menenfukan sifat perbaikan dramatik, dan kelangsungan hidup memuas-
trauma laring. kan dapat diharapkan dal.am lgrapi dari banyak kega-
Tak adanya bukti luka bakar yang terlihat pada oro- nasan masa kanak-kanak
faring tidak menyingkirkan kemungkinan trauma eso- Walaupun penting untuk mengetahui spektrum
fagus, serta penting agar esofagoskopi dilakukan da- neoplasma yang bisa ada dalam berbagai tempat ana-
lam12 sampai 24 jampertama untuk mengkonfirmasi tomi, namun diagnosis banding yang paling sering
Iuas dan keparahan luka bakar. Satu-satunya keke- melibatkan anak dengan massa abdomen yang dapat
cualian bagi hukum ini adalah pasien dengan perforasi dipalpasL Massa tersebut bisa menunjukkan tumor
esofagus atau lambung, atau adanya bukti ancaman kistik atau padat, dan sering muncul dari susunan geni-
obstruksi saluran pernapasan. Tujuan,dari endoskopi tourinarius. Urinalisis dan pemeriksaan kontras atau
hanya untuk rnengkonfirmasi ada atau takadanya luka ginjal, susunan ekskresi dan vesika urinaria dianggap
bakar kaustik, penting untuk tidak mencoba melewat- penting untuk mencapai diagnosis yang tepat. Akhir-
kan esofagoskop melebihi titik proksimal cedera. Kea- akhir ini, sonogram dan sidik tomografi komputerisasi
daan esofagus distal kemudian dapat dinilai dengan (CT) abdomen, frekue ns i penggunaannya meni ngkat.
sine-esofagogra m. Kadang-kadang pemeriksaan rontgenografi traktus
Bila telah terbukti adanya luka bakar kaustik pada gastrointestinalis da n angiogram juga diperlukan.
esofagus, maka pasien harus diberikan terapi 3 minggu
dengan steroid dan antibiotika dalam usaha mencegah Messe AsnoMEN yANc BeRAser. oanr GeNnountNnnrus
pembentuka n striktura mela lu i modi fi ka si fa rma kologi
pada penyembuhan luka. Pada akhir 3 minggu, dosis MassaGinjal
steroid harus diturunkan pelan-pelan dan akhirnya di-
hentikan, karena pemanjangan terapi melebihi waktu Massa ginjal pada usia ini sering tampil sebagai (1)
ini tampak hanya menunda pembentukan striktura dan kista jinak, (2) hidronefrosis, (3) trombosis vena re-
tidak mengubah hasil nantinya. nalis dan (4) tumorWilms.
Jika bukti pembentukan striktura timbul selama Kista Jin ak. Pe ny o kitpol ik is t ik infa nt il pada ginjal
perjalanan terapi steroid, maka paduan terapi tersebut muncul pada saat lahir dengan pembesaran ginjal bila-
dihentikan dan dilakukan businasi esofageal. Jika teral dan harnpir selalu rnenyebabkan kematian dini
striktur tetap refrakter terhadap businasi, maka harus aiau lahir mati. Irsi yang lebih menguntungkan, ginjal
dipertimbangkan sejumlah bentuk rekonstruksi eso- multikistik unilateral, bisa terlihat dalam neonatus,
fagus, paling scring melibatkan interposisi segmen sering disebabkan oleh atresia ureter. Diagnosis ini
kolon atau pipa lambung antiperistaltik terbalik, de- digambarkan oleh urinalisis normal, adanya massa
nga n dasa r di proksi ma I pada ku rva tura mayor gastrika panggul unilateral (yang bisa terletak ektopik), serta
dan rncndlpat pc^nyediaan darah dari artcri gastro- tak adanya fungsi ginjal yang terkena pada pielograf
cpiploitika sinislrav. Masing-urasing uretocle ini mem- intravena.
bcrikan fungsi jangka lama yaug memuaskan serta Hidronefros is. H idr onefrosk unilateral bisa ter-
nrcnrungkinkan perluurbuhan dan pcrkernbangan yang jadi akibat stenosis kongenital sambungan ureteropel-
normal. Konrplikasi lanjut luka bakar korosif pada vik atau kornpresi ekstrinsik oleh pembuluh darah
csolagus mcncakup pcrkembangan hernia hiatus se- abnonnal; hidronefrosis bilateral menggambarkan
bagai akibat pembentukan parut dan kontraksi eso- obstruksi urelhra atau serviks vesika urinaria.
fagus, scrta ribuan kali lipat dalarn frekuensi kanker
Trombosis Vena Renalis. Trornbosis vena renalis
esofagus sebagai akibat degenerasi ganas dalam ja-
akut dalam neonafus bisa menyertai diabetes maternal
riugan yang meirdapat cedera sebelumnya.
dan bisa rnuncul sebagai massa panggul disertai
hematuria dan trombositopenia.
Tumor Tumor Wilms. Tumor Wilms merupakan sekitar 6
persen dari semua neoplasma ganas dalam masa ka-
Makna relatif tumor sebagai sumber ntorbiditas nak-kanak dengan insiden ter.tinggi dalam2 tahun per-
dan mortalitas pada anak-anak ditekankan olch fakta tama kehidupan. Walaupun bilateralitas timbul (dalam
bahwa walaupun trauma kecelakaan merupakan sebab 5 perscn), namun penyajian biasanya merupakan
primer kenatian, namun sekarang kanker berada di massa panggul unilateral, sering sangat besar, yang
alas senua penyakit lain, dan bertanggung jawab bagi terdeteksi kebetulan oleh ibu atau dokter dalam rang-
1l persen mortalitas keseluruhan antara usia L sampai kaia4^ pemeriksaan bayi atau anak untuk keadaan
15 tahun. Hampir setengah kematian ini akibat leuke- lain.l8 baoa pasien lain, tumor bisa bermanifestasi se-
mia dan limfoma, sedangkan tumor padat merupakan bagai nyeri abdomen, demam, hematuria, hipertensi
ILMU BEDAH ANAK 27s

atau dispne karena metastasis paru. Kenyataannya, 20


persen pasien menderita metastasis paru pada waktu
diagnosis awal. Metastasis ke bati, otak dan tulang ku-
rang sering terjadi.
Pemeri ksaan dia gnostik prabedah menca kup eva -
luasi abdomen menyeluruh dengan sonografi dan pie-
lografi intravena darVatau sidik CT benama dengan
foto toraks dansidik CTdada. Diagnosis tumorWilms
ditegakkan dengan memperlihatkan massa dalam gin-
jal yang padat, yang merubah bentuk susunan kalises
(Gambar 29). Jarang tumor ini menginvasi pelvis re-
nalis dan menimbulkan obstruksi ureter lengkap de-
Gambar 30. Tumor ovarium. A dan B, Teratoma kislik baar dan
ngan nonvisualisasi oleh pielogram. jimk, yang timbul sebagai massa inlra-abdominal pada seorang
Kemajuan yang telah dicapai dalam tahun bela- a nak per empua n berusia I I ta hun. (D a ri H ol der, 7.M., da n As h craft ,
kangan ini melalui terapi kanker masa kanak-kanak K.W. (Erls.): Pediatric Surgery. Philadelphia, W.B. Saunders
yang terkoordinasi oleh pendekatan multidisiplin, me- Company, 1980, p. 1012.)
liputi ahli onkologi medis, ahli radioterapi dan ahli be-
dah, dapat dilihat pada hasil dalam tumor Wilm, de-
ngan kesembuhan yang dicapai lebih dari 90 persen
pasien tanpa penyakit metastatik. Dasar dari terapi mor dcngan ncfrektorui radikal, bersama dengan di-
yang berhasil adalah pembuangan lengkap nlassa tu- seksi nodi limfatisi periaorta dan hilum di dekatnya.
Ruptura dan penyebaran tumor harus dihindari dengan
cennAt, dan ginjal kontralateral harus selalu dipcriksa
untuk melihat keterlibatannya. Senua pasien harus
rnenerinla kemotcrapi pascabedah, terutama aktino-
rnisin-D dan vinkristin dcngan nrasa tcrapi yallg ter-
gaulung pada stadiunr pcnyakit. Tcrapi radius harus
d ibcrika n pa da pa sicn dcnga n urcla stasis kclcnja r I im[e
yang dapat dilihat scrla pcuycbaran alau pcrluasan
lulnor yang bcrnrakna. Mclastasis paru paling scring
bcrcspon tcrhada p kcnrotcrapi ya ng d ibcrika n bcrsa rlra
dcngan rcscksi bcdah alau radiasiparu.
Gambaran mikroskopik merupakan faktor prog-
nostik yang sangat bcrmakna, karena turnor anaplastik
dan sarkomatosa, walaupun jumlahnya relatif kecil,
namun sangat mempengaruhi angka kekambuhan dan
mortalitas keseluruhan. Walaupun n.rasa resiko maksi-
mum bagi kekambuhan atau nletastasis tumor Wihns
adalah dalam 2 tahun pertana setelah tcrapi awal, na-
nrun kepcntingan pengawasan jangka lama pasien
kankcr pediatri tclah semakin ditckankan untuk memu-
dahkan dctcksi awal dan kemungkinan koreksi gejala'
sisa terapi yang mcrugikan.
Walaupun tumor Wilms yang ganas merupakan
ncoplasma ginjal padat yang paling lazim pada anak-
anak, tetapi variasi hamartouratosa jinak-nef'roma
mesoblostik-timbul palingsering pada bayi berusia di
bawah 1 bulan dan hanya mcmerlukan cksisi lebar
scbagai terapi adekuat.

Kel o ina n S usuna n G eni tour inarius D istal

Gambar 29. Tumor Wlms pada ginjal knnan. Khas distorsi dan Massa abdomen bisa juga muncul sebagai akibat
berpindahnya sistem kalises oleh massa inlrarenal, seperti yang kelainan sistem genitourinarius distal. Karena ruang
iliperlihatkan pada pielografi intravem. (Dari Haller, Ju4., Jr., dan dalam pelvis terbatas pada usia ini, maka massa padat
Talbert, J.L.: Surgical emugencies in the Newborn. Philadelphia,
atau kistik yang ccpat meluas tergeser ke intraabdomen
La & Febiger, 1972, p. 1j3.)
276 BUKUNAR BEDAH

atau melibatkan strukturberdekatan, serta bisa menon- Pasien yang tumor primernya dapat dieksisi, de-
jol ke dalam perineum (Gambar 30). Vesika urinaris ngan atau tanpa sisa mikroskopik, mempunyai prog-
yang terdistensi dapat dikeli ruka n dengan tumor pelvis nosis jauh lebih baik dibandingkan pasien yang masih
dan dapat terjadi akibat obstruksi urethra atau saluran mempunyai tumor n akroskopik. Pascabedah, terapi
keluar apapun, seperti yang ditimbulkan oleh katup yang terdiri dari vinkristin, aktinomisin-D dan sik-
urethra kongenital. Pada wanita, himen imperforata lofosfamid (VAC) biasanya diberikan selama 2 tahun.
atau utresia vagina bisa bermanifestasi dalam masa Jika fokus mikroskopik tetap ada setelah operasi atau
neonatal atau setelah menarke, sebagai akibat sekresi jika kelenjar limfe terlibat, maka diindikasikan radio-
atau aliran menstruasi yang tertahan di dalam uterus terapi lokal. Pasien yang tumornya telah dieksisi se-
dan vagina yang terobstruksi, yang menimbulkan cara makroskopik mempunyai angka kelangpungan
hidr ome tr okolp o s atau hem at o m e t r o ko Ip os. hidup sekitar 75 penen. Penyebaran metastatik teru-
tama timbul pada kelenjar limfe regional dan paru.
Walaupun ekstirpasi bedah dan penentuan sta-
NeoplasmaOvarium
dium tetap penting dalam keberhasilan terapi, tetapi
belakangan ini perhatian dipusatkan pada perlindung-
Neoplasma ovarium merupakan 1,5 persen dari se- an fungsi. Sebagai contoh, penghindaran eksenterasio
mua tumor masa kanak-kanak dan sering timbul seba-
pelvis pada bayi dan anak dengan lesi ini terbukti se-
gai massa abdomen, sering sebagai kista sederlwna
makin layak dan bersama dengan paduan yang meng-
pada neonatus atav tetatoma kistik jinak pada anak gunakan kemoterapi dan radioterapi, maka penye-
perempuan yang lebih besar. Tetapi, dengan keke-
lamatan vesika urinaria dapat dicapai pada 50 persen
cualian neonatus, ada insiden kanker ovarium bermak-
pasien. Dengan penatalaksanaan yang tepat, pasien
na yang berbanding terbalik dengan usia pasien (yaitu
tumor vagina, paratestis dan orbita memberikan respon
82 persen fumor ovarium ganas pada anak perempuan yang sangat memuaskan (80 sampai 90 penen kelang-
di bawah usia 9 tahun). Keterlibatan bilateral juga se-
sungan hidup); dengan neoplasma dalam lokasi lain
ring timbul pada neoplasma ovarium jinak dan ganas. pada kepala dan leher mempunyai kelangsungan hidup
Kadang-kadang, tumor yang aktif secara endokrin, bi-
50 penen. Di antara semua tempat utama, rabdomio-
sa bermanifestasi sebagai pubertas prekok, perdarahan
sa rkoma ekstremitas da n tubuh paling sulit penafalak-
per vaginam atau maskulinisasi, dan analisis contoh
sanaarulya, mungkin karena 50 penen dari fumor ini
darah dan urin mengkonfirmasi aktivitas hormon. Pe-
adalahjenis alveolus.
ningkatan kadar gonadotropin korion manusia (HCG)
dalam plasma dan alfa fetoprotein (AFP) bisa juga
NeunoeLAsroMA
mengisyaratkan adanya tumor sel benih ganas, seperti
tumor sinus endodermis (tumor yolk sac), karsinoma
Neuroblastoma merupakan sekitar 7 sampai 8 per-
embrional dan koriokarsinoma. Ada 10 sampai 30 per-
sen dari semua neoplasma ganas dalam masa kanak-
sen insiden keganasan dalam neoplasma ovarium pada
kanak dan muncul dari adrenal atau ganglia paraver-
anak, serta penting diagnosis dan terapi segera.
tebral simpatis. Usia rcla-rata saat diagnosis adalah 2
ll2 tahun, dengan 40 persen lesi muncul dalam tahun
Rabdomiosarktma pertama kehidupan. Sebagian besar neuroblastoma
muncul pada abdomen; tempat lain mencakup medias-
Rabdomiosarkoma merupakan tumor embrionik tinum, pelvis dan leher dalam urutan frekuensi. Gam-
yang bisa muncul di seluruh tubuh, dari otot seran baran autopsi pada bayi yang lahir mati, menggam-
lintang atau jenis jaringan mesenkim, dan merupakan 4 barkan bahwa insiden neuroblastoma bisa berkali-kali
sampai 8 persen dari semua keganasan masa kanak- lebih tinggi dalam neonatus dibandingkan yang gam-
kanak. Timbulnya dua puncak terlihat pada tunror ve- baran klinisnya muncul kemudian.
sika urinaria, prirstat, vagina, kepala din leher, sering Secara histologi, neuroblastoma bervariasi dari
timbul dalam 4 tahun pertama kehidupan, sedangkan bentuk sangat ganas tak berdiferensiasi sampai lesi
yang melibatkan paratestis, uterus, ekstremitas dan yang lebih matang dan jarang diamati berkembang
badan biasanya muncul setelah usia 5 tahun, dan men- menjadi ganglioneuroma jinak. Karena berasal dari
capai insiden puncak pada sekitar 15 tahun. Bila asal- krista neuralis, tumor ini sering menghasilkan kateko-
nya vagina, maka neoplasma bisa menonjol sebagai lamin dan metabolitnya asam vanililmandelat
kelompok jaringan seperti anggur multilobulasi, sar- -
(VMA), asarn homovanilat (HVA) dapat ditemukan
koma botribides. Jenis histologi utama rabdomio- - untuk senyawa
di dalam urin. Penyaringan contoh urin
sarkoma adalah embrional dan alveolar, dengan keba- ini pada pasien yang dicurigai, membantu dalam
nyakan kematian terbatas pada kategori terakhir, wa- mengkonfi rmas i d ia gnosi is da n juga memberika n ja lan
laupun hanya mewakili 20 sampai 25 persen dari untuk memantau respon terapi dan mengidentifikasi
kelompok total. kekambuhan.
ILMU BEDNT ANAK 277

TABE L 2. Kl asi fi kasi Stadi um dari Neurobl astoma Probabilitas keberhasilan keseluruhan dalam me-
ngobati neuroblastoma berhubungan dengan tempat
I Tumor terbatas pada organ asal asal, stadium penyakit, usia pasien, dan derajat pema-
II Tumor menyebar ke luar orgqn.asal, tetapi tangan sel. Hasilnya sangat menguntungkan dalam
tidak menyeberang garis tengah (kelenjar neoplasma yang terlokalisir dan dapat dibuang dengan
limfe regional mungkin terkena) pembedahan, dengan angka kelangsungan hidup lebih
III Tumor menyebar menyeberangi garis tengah
IV Metastasis jauh (tulang, organ lain, jaringan
dari 90 persen. Tumor seperti itu sering ditemukan
lunak, kelompok kelenjar limfe jauh) dalam mediastinum, leher dan pelvis. Sayangnya lebih
IV.S Primer terlokalisir (Stadium I atau II) dengan dari setengah anak dengan neuroblastoma (55 sampai
penyakitjauh terbatas pada hati, kulit, atau 60 penen) menderita penyakit d.iseminata pada waktu
sumsum tulang (tidak ada bukti metastasis penyajian awal. Dalam kelompok ini maupun dalam
tulang) pasien tumor intraabdomen, yang telah menginvaSi
struktur yang berdekatan, mortalitas lebih dari 90 per-
sen. Usia pasien juga merupakan faktor prognostik
penting, karena prospek kelangsungan hidup adalah
baik pada pasien di bawah usia 1 tahun (74 penen),
agak kurang mengunlungkan pada pasien antara usia 1
dan 2 tahun (43 persen) dan buruk pada anak yang
Neuroblastoma merupakan tumor yang tidak ber-
lebih besar (14 penen). Waliupun radioterapi pen-
kapsul, yang menyebar dengan perluasan langsung ke
dalam jaringan di dekatnya dan bermetastasis melalui
saluran limfe dan aliran darah ke tulang, daerah retro-
orbita, hati dan jaringan subkutis. Berbeda dari tumor
Wilms, penyebaran metastatik ke parenkinr paru ja-
rang terjadi. Metastasis tulang bisa dikonfirmasi de-
ngan sidik tulang, rontgenogram rangka dan aspirasi
surnsum tulang. Bila ditemukan keterlibatan tulang
berarti prognosis buruk, sedangkan metastasis ke hati
dan kulit pada bayi berusia kurang dari 1 tahun dengan
tumor primer terlokalisir (Stadium IV-S) (Tabel 2)
sering terbukti sembuh nantinya, sebagai akibat regresi
spontan atau sebagai respon terhadap terapi.
Walaupun penemuan awal yang paling umum ada-
lah massa yang dapat dipalpasi, pasien-pasien ini se-
ring memberikan gejala demam, diare, anoreksia, pe-
nurunan berat badan dan nyeri tulang, dengan yang
terakhir rcencerrni nka n kete rlibatan metastatik. Ga m-
baran fisik abnormal mencakup limfadenopati, no-
dulus subkutan, hepatomegali, proptosis, sindrom Hor-
ner dan paraplegia.
Seba gai akibat seringnya penyaj ia n i ntra abdomen,
maka diagnosis banding melibatkan tumor Wilms dari
ginjal. Neuroblastoma dibedakan dari kecenderungan-
nya menginfiltrasi struktur garis tengah; oleh konsis-
tensinya yang nodular halus kenyal; oleh identifikasi
kalsifikasi pada rontgenogram; oleh penyebaran yang
khas ke tulang dan hati; dan oleh deteksi VMA dan
HVA di dalam urin. Pergeseran ginjal ekstrinsik yang
dibuktikan dengan rontgenografi, biasanya lateral dan
inferior, juga berbeda dengan perubahan bentuk kaliks Gambar 31, Neuroblastoma. Mielogram dan arteriogrampada bayi
yang manunjukkan massa panggul katun dan paraplegia. Ginjal
intrinsik yang secara klasik terlihat pada tumor Wilms
kanan terdorong ke lateral oleh tumor, yang berlokasi tepat inferior
(Gambar 31). Kadang-kadang, neuroblastoma bisa di bawah arteri renalis. Mielogram (tanda panah) mengkonfir-
meluas melalui foramen intervertebralis di sekatnya ke masikan ekslensi inlrupina dari tumor dumbbell,yang maryob*uksi
dalam ruangan intrateka, yang menimbulkan kompresi ruang subaraknoid. Setelah pengobatan, pasien matdapatkan
medulla spinalis dan paraplegia. Untunglah, respon kembali fungsi motorik normal dari tungkainya dan tiilak ilitemukan
bukti adan-va kekambuhan tumor selama lebih dari 15 tahun. (Dari
ttmor dumbbel/ ini terhadap terapi cukup baik dan Haller, JA., Jr., dan Talbert, J.L.: Surgicbl Emergencies in thc
fu ngs i ekstremita s yang terkena seri ng pu I ih ke mba I i. Noborn Philadelphia, Lea & Febiger, 1972, p. 133.)
278 BUKUNAR BEDAII

dukung dan kemoterapi multiobat telah digunakan bila Teratoma sakrokoksigeus merupakan bentuk neo-
eksisi lengkap tak mungkin dilakukan, namun efek plasma ini yang paling sering ditemukan, dan terutama
jangka lama agen ini belum ditetapkan dengan jclas tampil sebagai massa prasakrum atau pelvis, atau lebih
dan hasilnya tidak sedramatis seperti sejumlah neo- sering menonjol dari bokong dan daerah koksigeus
plasma masa kanak-kanak lain. (Ga mba r 32). Da la m beberapa kasus, besarnya ukuran
tumor ini bisa menghalangi persalinan fetus, dan de-
Tenetoue teksi prakelahiran dengan sonognfi adalah berman-
faat. Walaupun mempunyai gambaran yang aneh, na-
' Teratoma merupakan neoplasma kongenital yang mun eksisi lengkap teratoma sakrokoksigeus bahkan
dibcntuk dari turunan ketiga lapisan benih ekto- yang sangat besar, hampir selalu dapat dicapai dalam
derm, mesoderrn dan endoderm - derajat
dengan kesinambungan dengan koksigektomi. Hasil kosmetik
- dan kemung-
bervariasi dalam diferensiasi histologi memuaskan dapat diharapkan dengan merapatan kem-
kinan keganasan. Tumor ini biasanya berlokasi dekat bali jaringan pelvis dan menutup cacat ini dengan flap
garis tengah dan bisa ditcmukan dalam daenh sakro- kulit. Bila telah terjadi perluasan pelvis dari tumor ini,
koksigeus dan retroperitoneum, gonad dan medias- maka pendekatan kombinasi abdominosakrum mung-
tinum anterior, thiroidea dan nasofaring. Teratoma kin diperlukan. Bentuk jarang yang sering familial dari
intraabdomen biasanya timbul sebagai neoplasnta ga- tcratoma prcsakrum bisa juga disertai dengan stenosis
ris tcngah atas berkapsul, dimana unsur tulang atau atau atresia anorektum yang memerlukan koreksi be-
gigi bisa terlihat secara rontgenografi. dah benamaan.
Sebagian besar teratoma sakrokoksigeus adalah ji-
nak, tetapi mempunyai potensi yang tinggi untuk ber-
degenerasi ganas. Setelah bulan kedua kehidupan, ba-
nyak tumor mcngandung komponen ganas dengan
mortalitas 55 penen dalam pasien yang berusia lebih
dari 2 tahun pada waktu terapi. Oleh karena itu, iden-
tilikasi awal dan intervensi bedah segera penting dila-
kukan dan biasanya dapat dicapai dalam beberapa hari
pcrtama kehidupan, sewaklu insiden keganasan jarang
dilcmukan, tanpa mcrusak struktur genitourinarius
atau rektum di dckatnya.

Tu uon H r,pnroBrLr.ARrs

Tumor hepatobilier bayi dan anak mencakup jenis


lesi kistik dan padat. Kista soliter besar pada hati
jarang timbul dan memerlukan terapi eksisi segmen
yang terlibat atau dengan marsupialisasi dan drainase
eksterna, tergantung pada ukuran dan lokasi anatomik.
Kista koledohu. kongenital juga dapat timbul sebagai
massa abdomen pada kuadran kanan atas, terjadi ter-
utama pada wanita (4:1) dan berhubungan dengan ik-
terus, tergantung pada keparahan obstruksi anatomi
pcnyerta pada drainase saluran empedu ekstra-hepatik
(Gambar 33). Bila layak, maka eksisi kista atau pele-
pasan lapisannya dibenarkan, karena kemungkinan ke-
ganasan sudah pernah dilaporkan, dengan drainase
duktus hepatikus proksimal yang ditegakkan dengan
anastornosis ke loop Roux-en-Y jejunum. Konfirmasi
diagnosis kista koledokus dipermudah dengan sidik
hati, ultrasonografi atau sidik CT abdomen. Hasil me-
nruaskan dapat diantisipasi dengan koreksi bedah.
Gambar 32. Teratoma sakrokokigeal. Perhatikan ukurannva yang
besar dan gambaran yang aneh dari neoplasma kongenital ini, eksisi Neoplasma padat jinak pada hati yang bisa timbul
bedah yang berhasil hampir selalu dapat dicapai dalam kesinam- pada bayi dan anak, mencakup hamqrtoma, adenoma,
bungan dengan koksigektomi. Pada neonahrs, hasil kosmetik dan limfangioma dan hemongioma. Henangioma di tem-
fitngsional yang baik bisa didapatkatt, dengan kemmgkinan ke- pat lain khas mengikuti perjalanan jinak pembesaran
Banasan yang kecil. (Dari Holder,7.M., dan Ashcraft, K.W. (Eds.):
Perliatric Surgery. Philadelphia, W.B. Saunders Company, 1980, p. progresif selama tahun pertama kehidupan dengan in-
ee.) volusi bertahap nantinya, tetapi hemangioma hati bisa
ILMU BEDAH ANAK 279

&

Gambar 33. Kista koletlokts kongenital. A, Bayi permpuan berrcia 3 bulan dengan ildqus dan massa abdomen baar yang bisa dipalpasi. B,
Penyeliilikan preoperatif magkonfirmasi massa yang merupakan kista koledokus besar yang mengandung lebih dari 500 ml cairan, dan
kemudian loreksi bedah berhrcil dagan baik, (Dari Haller, J.A., dan Talbert, J.L.: Surgical Emergucia in rhe Nuborn. Philadelphia, La &
Febiger, 1972, p. 141.)

Gamhar 34. Hepatoblastoma. A, Bayi berusia 3 bulan dengan massa abdomen kuadran katan atas yang besar, dimatw (B) pada arterigram,
menggambarkan tumor pailat yang muncul pada lobus kanan hati. C, Neopluma telah direseki dengan lagkap bersama dengan lobus l<anan
dansegmen metlial ilari lobus kiri hati, dantelah dikonfirmui secara histologi merupakan hepatoblastoma. (DariHaller,JA., danTalbert,il.:
SurgicalEmergencia in theNewborn. Philadelphirt, Lea & Febiger, 1972, p.140.)
280 BUKUNAR BEDAH

mengancam nyawa karena disertai hubungan arterio-


venosa intrahepatik yang besar, yang dapat menimbul-
kan payah jantung bercu.rah tinggi yang refnkter ter-
hadap penatalaksanaan medis. Walaupun terapi non-
bedah disertai dengan mortalilas 90 penen, namun li-
gasi arteria hepatika atau e,mbolisasi memberikan tek-
nik yang dapat diandalkan untuk pengendalian dra-
matis payah jantung, dengan efek samping yang dapat
diabaikan..
Tumor ganas primer pada hati merupakan 1,2 per-
sen neoplasma ganas dalam masa kanak-kanak, paling
lazim adalah hepatoblastoma, yang biasanya asalnya
unisentrik dan terutama timbul pada bayi, dan hepa-
toma multisenlik (karsinoma lrcpatoselular), yang
biasanya timbul pada anak yang lebih besar. Deteksi
Gamfor 35. Kista duplikasi dari ilam ini, mangakibatknn obstruksi
alfa fetoprotein di dalam serum pasien hepatoblastoma usrc sebagian melalui komprai ekstircik ilari lumen usrc. (Dari
memberikan penanda biolpgi yang bergranfaat, untuk' Haller, JA., Jr., dan Talbert, J.L.: Surgical emergencies in the
diagnosis dhn untuk pemantauan respon pascabedah. N ewborn. Phi Ia delphia, Lea& F ebi ger, 197 2, p. 1 42.)

Di samping tindakan biasa untuk menilai massa ab-


domeq arteriografi selektif bermanfaat dalam menen-
tukan lokasi anatomi tumor intrahepatik dan meren- Kista urakus menunjukkan sisa urakus yang mene-
canakan ekstirpasi bedah yang berhasil (Gambar 34). tap, yang selama perkembangan fetus memberikan hu-
Kelangsungan hidup lebih dari 90 persen, telah dila- bungan bebas antara vesika urinaria dan dinding
porkan dalam hepatoblastoma Stadium I, bila pem- abdomen, dan keluardekatdukfus omfalomesenterika.
buangan bedah yang lengkap diikuti oleh kemoterapi Patensi menetap saluran ini setelah lahir diisyaratkan
multi-obat pascabedah. Tetapi karena asalnya sering oleh keluarnya urin dari umbilikus atau sebagai akibat
multisentrik, maka hasil pada kaninoma hepatoselular obliterasi sebagian, melalui gambaran massa kistik
kurang memuaskan. ekstraperitoneum di da Iam dinding abdomen bawah, di
Hepatomegali juga timbul sebagai akibat keterli- antara vesika urinaria dan umbilikus.
batan melastalik neuroblastoma, telapi penyebaran ke
hati pada pasien yang berusia kurang dari 1 tahun tak
perlu berarti prognosis buruk. KEPUSTAKAAN TERPILIH

Holder, T.M., and Ashcraft, K.W. (Eds.): Pediatric Surgery.


M,qssl A-eooprnx Jnex LeruNvn
Philadelphia, W.B. Saunders C-ompany, 1980.
Teks yang sangat menarik tentang pembedahan pediatri
Kista dup likas i ga str ointestinalis palingla zi m dite- . ini, memberikan sumber kepustakaan mutakhir yang me-
mukan dalam ileum terminalis dan sekum, telapi bisa muaskan bagi profesi kesehatan atau mahasiswa yang
juga timbul di dalam duodenum dan kolon. ksi ini mencari pembahasan lebih luas untuk bidang umum
bisa menimbulkan obstruksi usus akibat kompresi usus ata.u subyek tersendiri yang tercalatp dalam kekhususan
di dekatnya, atau perdarahan usus sebagai akibat ul-
serasi peptikum yang diinduksi oleh mukosa Iambung Welch, K.J., Randolph, J.G., Ravitch, M.M., O'Neil, J.A.,
yang dikanoungnyul Dalam kasus terakhi,r, sidikggffi Jr., and Rowe, M.l. (Eds.): Pediatric Surgery, 4th ed.
teknesium bisa terbukti bermanfaat dalam mengkon- Chicago, Year Book Medical Publishers, Inc., 1986.
firmasi adanya pukosa lambung. Secara khas, dupli- Dua volume "Ensiklopedia" bedah anak ini, menunjuk-
kasi tirnbul sebagai massa kistik di dalam mesenterium kan sumber rujukan definitif bila penyajianterpadu topik
dan memilih dinding benama dengan usus di dekatnya khusus diperlukan.
(Gambar 35). Terapi mungkin memerlukan eksisi dari
kista yang terlokalisir dalam kesinambungannya de- KEPUSTAKAAN
ngan usus di dekatnya atau dengan kista berbenruk
tubular yang lebih luas, maka enterotomi majeinuk de- 1. Coran, A.G., Behrendt, D.M., Weintraub, W.H., et al:
ngan pelepawsan mukosa atau marsupialisasi dengan Surgery of the Neonate. Boston, Little, Brown and C.om-
pembentukan jendela dinding ke usus berdekatan pany,1978.
rnungkin diperlukan. 2. de Vries, P.A.: The surgery o[ anorectal anomalies: Its
Kista omentum dan mesenterilcnbisa timbul akibat evolution, with evaluations o[ procedures. ln Ravitch,
perkembangan pembuluh limfe anomali, dan bisa M.M., Steichen, F.M., Austen, W.G., et al. (Eds.): Cur-
rent Problems in Surgery, vol. XXI. Chicago, Year Book
mengandung cairan serosa atau kilosa.
Medical Publishers, Inc., L984.
ILMU BEDNI ANAK 281

3. Fonkalsrud,8.W., Ament, M.E., and Berquist, W.: Surgi- vation and a review of the literature. Pediatrics, 74:1086,
cal management of the gastroesophageol reflux 1984.
syndrome in childhood. Surgery,9T :42, 1985. 14. l*ape, L.L., and Holder, T.M.: Pediatric surgery. In
4. Gallagher, S.S., Finison, K., Guyer,8., at al: The incidenoe Sabiston, D.C., Jr. (Ed.): Davis-Christopher Textbook of
of injuries among 87,00O Massachusetts children and surgery, 12th ed. Philadelphia, W.B. Saunders Company,
adolescents: Results of the 1980-81 statewide childhood 1981,p.1351.
injury prevention program surveillance system. Am. J. 15. Liver transpl antation. Consensrs conferenoe. J.A.M.A.,
Publ ic Health, 7 4:1340, 1984. 25O2961,1983.
5. Grosfeld, J.L. (Ed.): Symposium on pediatric surgery. 16. Mabogunje, O.A., and Mahour, G.H.: Omphalocele and
Surg. Clin. North Am., 61:995, 1981. gastro3chisis:_ Trends in survival across two decades.
6. Gross, R.E.: An Atlas of Children's Surgery. Philadelphia, Am. J. Surg., 148:679,1984.
W.B. Saunders Company, 1970. 17. Moaiam, F., Talbert, J;L., and Rodgers, B,M.: Foreign
7. Haller, J.A., Jr., and Talbert, J.L.: Surgical emergencies in ' bodies in the pediatric tracheobronchial tree. Clin.
the Newborn. Phi I adelphia, tr a & F ebi ger, 197 2. P eAi atr., 22: I 48, 1983.
8. Hays,D.M.,and Kimura,K: Billiary atresia: Newconcepts 18. Randolph, J. (Ed.): Progress in the treatment of malignant
of management..In Ravitch, M.M., Steichen, F.M., Aus- tumors of childhood. World J. Surg.,4:1, 1,980.
ten, W.G., et al (Eds.): Current Problem In Surgery, vol. 19. Ravitch, M.M., Welch, K.J., Benson, C.D., et al. (Eds.):
XWII. Chicago, Year Book Medical Publishers, Inc., Pediatric surgery, 3rd ed. Chicago, Year Book Medicrl
1981. Publ ishers, Inc ., 1979 .

9. Holder, T.M., and Ashcraft, K.W. (Eds.): Pediatric 20. Rivara, F.P.: Traunratic deaths of children in the ljiiited
Surgery. Philadelphia, W.B. Saunders C-ompany, 1980. States: Cunently available prevention strategies.
10. Iwatsuki, S., Shaw, 8.W., and Starzl, T.E.: Liver Pediatrics, ?5:456, 1985.
transplantation for biliary atresia. World J. Surg., 8:51,, 21. Rodgers, B.M., Rooks, J.J., amd Talbert, J.L.: Pediatric
1984. tracheostomy: lrng-term evaluation. J. Pediatr. Surg.,
L1. Kempe, C.H., Silverman, F.N., Steele, 8.F., et al: The 14:258,1979.
batteredchild syndrome. J.A.M.A., l8l:17, L962; 22. Shaw, A. (Ed.): Frontiers in pediatric surgery. Pediatr.
reprinted ?51:3288,1984, with commentatory by tteins, Ann. 11:877, 1982.
M. 23. Talberl, J.L.: Corrosive strictures of the esophagus. In
1.2. Kliegman, R.M., and Fanaroff, A.A.: Necrotizing Sabiston, D. C., Jr. (Ed.): Davis Christopher Textbook of
enterocolitis. N. Engl. J. Med., 310:1093, 1984. surgery,1981, p.834.
13. Kosloske, A.M.: Pathogenesis and prevention of necritiz- 24.Talberl,J.L., Seashore, J.H., and Ravitch, M.M.: Evalua-
ing enterooolitis: A hypothesis based on personal obser- tion of a modified Duhamel operation for correction of
Hirschprung's disease. Ann. Surg., I79:67 l, 197 4.

Anda mungkin juga menyukai