Anda di halaman 1dari 11

BUDIDAYA IKAN LELE SISTEM BIOFLOK DENGAN

MENGGUNAKAN KOLAM TERPAL BULAT

1. PERSIAPAN

a. LAHAN
Lahan yaitu pemilihan lokasi untuk dilakukan budidaya ikan lele. Ada beberapa syarat penting
dalam pemilihan lahan ini yaitu :
 Ketersediaan sumber air untuk melakukan budidaya.
 Dasar tanah yang rata. Bila tanah tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dari pasir atau sekam
padi, karena kedua material tersebut dapat berfungsi juga untuk menstabilkan suhu.
 Lokasi lahan cukup aman dari berbagai gangguan, baik hewan liar maupun gangguan
manusia( pencurian dll).
 Tersedia sumber listrik untuk melakukan aktivitas budidaya.

PENTING !
 Jenset diperlukan jika terjadi mati listrik yang lama airator akan tetap hidup.

b. KOLAM
Kolam terpal adalah kolam yang keseluruhan bentuknya, dari bagian dasar hingga sisi-sisi
dindingnya, menggunakan bahan utama berupa terpal. Kolam terpal berbahan terpauline bulat
dengan diameter 2 m, kerangka dari besi wiremesh diameter 8 mm ulir.

Kelebihan dari kolam terpal bulat ini adalah:


1. Semua endapan, bakteri dan massa air akan teraduk sempurna ke semua titik, tidak ada sudut
yang berpotensi menjadi “titikmati” bagi endapan (dari sisa pakan, kotoran ikan dll),
2. Lebih praktis,
3. Harga terjangkau,
4. Serta dapat dipindahkan karena tidak permanen.

PENTING !!
 Untuk persiapan budidaya dengan kolam terpal baru sebaiknya digosok dahulu
menggunakan daun papaya pada keseluruhan terpal, di diamkan selama 5 menit,
kemudian bilas dengan air. Hal ini berfungsi untuk menghilangkan bau dan zat
kimia pada terpal baru.
 Untuk kolam terpal yang sudah pernah terpakai cara membersihkan adalah
sebagai berikut:
1. Sikat seluruh bagian dalam kolam terpal,
2. Kemudian rendam dengan menggunakan Kalium Permanganate (KMnO4) atau
sering disebut dengan PK dengan dosis 5 gram per m3 air selama 2 hari,
3. Bilas dengan air bersih.

c. BENIH
Persiapan benih sangat penting dalam proses budidaya. Persediaan benih yang terbatas
mewajibkan petani budidaya lele harus pesan dahulu jauh-jauh hari sebelum akan menyatakan
siap tebar benih. Biasanya para petani budidaya lele menggunakan benih ukuran 8-10 cm.

Hal yang perlu diperhatikan pada saat memesan benih, adalah sebagai berikut :
1. Pembenih harus memiliki sertifikat CMIB,
2. Asal benih harus jelas,
3. Lama perjalana benih kelokasi penebaran juga berpengaruh.

Ukuran benih hasil sortiran juga harus diperhatikan untuk menghindari pertumbuhan benih
yang bervariasi. Berikut hubungan hasil sortiran dan pertumbuhan benih :
1. Sortiran tahap 1 akan mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga dalam
budidaya besarnya akan tidak bersamaan. Hal ini akan berdampak negative pada proses
panennya, yaitu tidak bisa panen dengan ukuran yang seragam dalam jumlah yang besar.
2. Sortiran tahap 2 pertumbuhan benih yang relative standar dan biasanya digunakan petani
untuk budidaya.
3. Sortiran tahap 3 memiliki persamaan dengan sortiran tahap 2 yaitu pertumbuhan benih
yang relative standar dan biasanya digunakan petani untuk budidaya.
4. Sortiran tahap 4 memiliki hasil tidak memuaskan karena cenderung ikan sulit besar.

PENTING !!
 Maka untuk menghindari pertumbuhan benih yang bervariasi, hendaknya
petani memakai benihdari sortiran tahap 2 dan sortiran tahap 3.

Ciri-ciri benih lele yang baik adalah sebagai berikut ;


1. Ukuran seragam dan warna cerah,
2. Gerakan lincah dan gesit,
3. Tidak ada cacat dan luka,
4. Posisi berenang normal,
5. Menghadap atau melawan arus jika diberi pergerakan air, dan
6. Kumis tidak putus-putus.
d. PAKAN
Penggunaan pakan hendaknya dipilih dari pabrik pakan yang berkualitas seperti, Charoen
Pokphan, Matahari Sakti, dll.

Jenis-jenis pakan yang digunakan sebagai berikut :


a. Charoen Pokphan
PS-P, PS-C, FF 888, FF 999, 781-1, 781-2, 781, 782
b. Matahari Sakti
PF 500, PF 800, PF 1000, LP 1, LP 2, LP 3, LP 4, LP 5

e. OBAT, SUPLEMAN, DAN PROBIOTIK


Jenis obat, supleman, dan probiotik yang digunakan antara lain:
A. Obat
 Dumoxycline (antibiotic)
Digunakan ketika kumis putus-putus, moncong berwarna putih, dan terjadi pada skala
masal.
 Kalium Permanganate (PK)
Untuk membersihkan kulit yang terkena penyakit dengan cara dicelupkan ikan
selama 2 detik saja.
 Dolomite (kapur pertanian)
Digunakan untuk menetralkan pH dan menjadi obat jika terjadi sakit parah.

B. Suplemen
 Omega protein

C. Probiotik
 Mina bacto (Bacillus)
 Mina pro (Lactobacillus)
 Molase
 Nitrobacter (pengurai NH3)

f. BAHAN DAN MATERIAL


Bahan dan material lain yang dimaksud adalah peralatan-peralatan penunjang kelancaran
budidaya, sebagai berikut:
 Kolam terpal bulat
Berguna untuk budidaya dan diameter kolam sesuai yang diinginkan,
 Pipa autlet
Diameter menyesuaikan
 Pipa filter
Berguna agar ikan tidak ikut keluar
 Blower airator
Disesuaikan dengan banyaknya kolam
 Selang airator
Berguna untuk distribusi oksigen ke kolam
 Airasi
Berguna untuk memecah gelembung udara
 Serok jaring besar
 Serok jaring kecil
 Jaring waring dengan diameter mesh size 4-5 mm
 Timbangan
Digunakan untuk sampling ikan dan pakan ikan
 Pompa air
 Selang
 Ember sortiran

g. PARAMETER
Parameter standar untuk budidaya ikan lele adalah sebagai berikut:
PARAMETER NILAI YANG DIANJURKAN
Suhu 250 – 300 C
pH 6,5 – 8,5
Oksigen terlarut (O2) >3 mg / l
Amonia total Maksimal 1 mg / l total amonia
Kekeruhan Maksimal 50 NTU
Karbon dioksida (CO2) Maksimal 11 mg / l

2. TATA CARA
I. Pembuatan Kolam
i. Bahan
a. Kolam terpal dengan diameter 2 m,
b. Airator
c. Pipa airator
d. Pipa pembuangan
e. Selang airator
f. Airasi (batu pemecah gelembung)
g. Pengatur oksigen
h. Sekam
i. Semen
j. Pasir

ii. Cara pembuatan kolam


a. Sediakan lahan yang akan dibuat kolam.

PENTING !!
 Gunakan lahan yang teduh atau beratap agar jika hujan tidak merubah pH air
serta tidak terkena matahari langsung.

b. Mulai membuat kolam dengan dasar kolam yang mengkerucut atau condong sedikit
ke bawah. Lihat gambar !

Pipa pembuangan

Dasar kolam terpal

c. Kemudian buat pipa pembuangan (amoniak)

PENTING!!
 Pipa pembuangan harus satu arah. Lihat gambar !

Pipa pembuangan

Keran on/ off

d. Buat penyanggah besi ulir untuk keliling kolam agar dapat berdiri kokoh dengan
menggunakan kira-kira 2 bata semen saja. Lihat gambar !

Batubata semen
e. Setelah di pasang besi ulir dan sebelum dipasng terpal maka bagian bwah terpal atau
dasar kolam diberi sekam padi terlebih dahulu. Lihat gambar !

Sekam padi

f. Kemudian terpal dipasang dan dikaitkan dengan besi ulir yang telah terpasang.
g. Setelah terpasang, dibagian luar terpal diukur dari bawah untuk dibuat garis takaran
air dengan satuan ukur sentimeter. Disarankan dari 0- 100cm. Lihat gambar!

30cm

20cm

10cm

h. Setelah kolam siap, pasang airator. Airator dihubungkan ke pipa-pipa atau selang
airator yang akan dimasukkan kedalam kolam. Lihat gambar !

Airator

i. Pasang juga pengatur besar kecil oksigen dan airasi (batu oksigen). Pastikan listrik
tetap hidup 24 jam.

Pengatur oksigen

II. Persiapan Air


i. Bahan
a. Sumber air
b. Pompa air
c. Wadah penampung (tandon)
d. pH meter
ii. Cara persiapan air sebelum tebar
a. Pompa air kedalam wadah penampung (tandon)
b. Air didiamkan selama minimal 1 hari 1 malam.
c. Setelah didiamkan lalu dimasukkan kedalam kolam terpal sesuai dengan takaran air
yang dibutuhkan 50-80 cm. Disarankan 50 cm saja.
d. Tambahkan garam ikan kasar 1 genggam.
e. Kemudian cek pH air dengan syarat pH air hidup ikan adalah 6-8.
iii. Cara perlakuan air setelah tebar
a. Penambahan air setelah 20 hari dengan perbandingan, jika air yang berkurang 5 cm
maka yang ditambahkan ke kolam sebanyak 10 cm. *
b. Setelah usia benih 30 hari maka air ditambahkan sampai ukuran 80cm. *
c. Selalu kontrol pH air jika terjadi :
 pH turun maka diberikan garam krosok (garam pertanian) dengan perbandingan 50
cm air diberikan 1 genggam garam krosok.
 pH tinggi maka ditambahkan air *
*Penambahan air dengan menggunakan air yang sudah didiamkan minimal
selama 1 hari 1 malam, atau diambil dari tandon penampungan yang sudah
lama didiamkan.

III. Tebar benih


i. Bahan
Benih ikan lele

ii. Cara tebar benih


a. Setibanya di likasi tebar, benih dalam kantong plastic langsung dimasukkan ke kolam,
selama 15-30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu.
b. Untuk mempercepat penyesuaian lingkungan baru, bisa dibantu dengan memasukkan
air kolam kedalam kantong plastic, sedikit demi sedikit.
c. Jika suhu dan pH sudah sesuai, kantong benih dapat dimiringkan sedikit, sampai benih
bias keluar dengan sendirinya.
d. Waktu yang tepat untuk tebar benih adalah saat pagi (matahari mulai keluar) atau pada
sire hari. Hal ini demi menghindari benih dari suhu air yang terlalu panas.
Benih ikan lele baru dapat ditebar ke kolam jika sudah memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Kedalaman air kolam dipertahankan sekitar 30-50 cm.
2. Air sudah distabilkan, dengan cara airasi (mengaktifkan mesin aerator/ blower) minimal 6
jam, agar semua gas-gas beracun sudah dinetralkan oleh oksigen dan pergerakan massa air.
3. Kualitas air sudah memenuhi persyaratan untuk budidaya ikan.

IV. PEMBUATAN BIOFLOK


Bioflok dibuat setelah tebar benih ikan lele. Perlakuannya adalah sebagai berikut:
a. Masukkan air dalam kolam setinggi 50 cm (penjelasan terdapat pada bagian
persiapan air sebelum tebar).
b. Masukkan garam ikan kasar kira-kira satu genggam (50-100 gram per m 3 air).
c. Hari berikutnya sudah dapat tebar benih (disarankan sore hari).
d. Ikan dipuasakan dahulu selama 1 hari.
e. Diamati pada hari ke 2, 3, dan 4 (saat-saat krusial pada hari-hari tersebut).
f. Hari ke 4 disarankan air bawah (amoniak dibuang sedikit saja dengan membuka keran
bawah 2 detik saja).
g. Jika ada masalah yang membehayakan (ikan mengumpul, ikan mengambang berdiri,
ikan tidak mau makan, air menjadi bau), disarankan ganti air baru lagi.
h. Diamati hal serupa sampai hari ke 7 dan ke 8.
i. Jika ikan sudah beradaptasi, kolam bisa kita keringkan untuk mengganti dengan air baru,
setinggi 50 cm.
j. Tambahkan garam ikan kasar 1 genggam (diberikan sebelum tebar).
k. Tetap diberi pakan. Tahan 1 hari untuk memberi kesempatan ikan membuang kotoran,
sehingga ada sumber nitrogen.
l. Besok hari (pagi sekitar pukul 9-10), mulai diberi perlakuaan untuk menumbuhkan flok.
m. Masukkan
 Molase (encer) : probiotik = 30 ml : 2 ml
 Molase (kental) ; probiotik = 2-3 sendok makan : 2 ml
Molase dicampurkan dengan 1 gayung air kolam.
probiotik diaduk dengan 2 ml air kolam.
n. Amati dihari ke 3 setelah pembuatan flok dengan menggunakan gelas transparan. Jika
terbentuk flok yaitu terdapat endapan yang tipis dilakukan penambahan molase dan
probiotik dengan perbandingan yang sama.

Ciri-ciri air kolam yang terbentuk bioflok :


1. Air kolam berwarna coklat kekuningan, semakin lama akan coklat kemerahan.
2. Air kolam tidak berbau.
3. Air kolam lebih encer dan tidak kental.
4. Jika diambil sampel airnya didiankan beberapa menit, terdapat endapan coklat kehijauan
yang melayang-layang didalam air.
5. Ikan lele sehat dan gesit.

Contoh warna air bioflok yang berhasil

V. PEMBERIAN PAKAN
Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan, dengan tujuan pertumbuhan ikan akan
rata. Ukuran pakan setiap umur ikan berbeda-beda. Cara pemberian makan :
a. Hari 1 - 7 pakan diberi 10gram / 1000 ekor benih.
Dibagi 3 waktu dengan jarak waktu 6 jam. Misal pemberian pakan jam 07.00, siang
13.00, dan malam 19.00.
Disarankan pagi diberi makan setelah pukul 7.00 dan malam sebelum pukul
21.00
b. Hari 8 – 14 pakan mulai ditakar dengan cara (pilih salah satu cara saja):
 Beri makan ikan misal diberi 500 gram pakan kemudian ditebar dikolam
perlahan-lahan. Perhatikan ikan makan, jika masih memberikan respon
terhadap makanan maka diberi terus makan sampai ikan tidak lagi merespon
makanan. Jika ikan tidak merespon lagi maka timbang sisa makanannya.
 Jumlah pakan awal – sisa pakan = pakan ikan (gram)
 Pakan ikan x 80% = pakan ikan perhari (gram)
 Pakan ikan perhari ; 3 waktu pemberian makan = 1 waktu pemberian
makan (gram)
 Cara sampling ikan, misal ambil 10 ekor ikan kemudian timbang masing-
masing ikan dan rata-rata berat ikan
rata−rata berat ikan
x jumlah ikan dalam kolam=hasil A
berat pakan
Hasil A x 80 % = pakan ikan untuk 1 hari
Pakan ikan 1 hari : 3 = pakan ikan perwaktu dalam satu hari

c. Hari 15-21, hari 22-30, hari 31- panen, selanjutnya pemberian pakan mengikuti
petunjuk diatas.
d. PENTING !!
 Setiap pergantian ukuran makan dicampur dengan ukuran pakan sebelumnya untuk
beradaptasi.
e. Jika di tebar pakan belum dimakan dikondisikan selama ½ jam, kalau tidak dimakan
maka diambil pakan menggunakan serok.
f. PENTING !!
 Disarankan untuk pakan selama 20 hari diseduh dengan air hangat, untuk
mempermudah ikan menangkap pakan.
g. Pemberian pakan harus dengan waktu yang sama tidak boleh berubah-ubah. Karena
jika berubah-ubah akan mengganggu jam biologis makan ikan.
h. Program puasa 1 kali makan setiap minggu setelah hari ke 20. Misalkan setiap hari
senin ikan dipuasakan maka senin berikutnya ikan dipuasakan. Berulang setiap
minggu sampai panen.

VI. Penanganan masalah


Beberapa masalah yang sering terjadi pada budidaya lele dengan teknik bioflok adalah
sebagai berikut:
a. Jika air kolam bau maka ditambah molase (kental) 2 sendok makan atau dikurangi
air.
b. Ikan tidak mau makan dan berdiri ditambah molase (kental) 2 sendok makan atau
dikurangi air.
c. Ikan muntah karena paka, maka puasakan minimal 6 jam dan air muntahan diambil.
d. Ikan tidak sehat dengan tanda menggantung, maka diangkat kemudian di masukkan
dalam air garam. Jika ikan sehat kembali akan hidup normal dan dapat dimasukkan
kedalam kolam lagi.
CATATAN PENTING !!
 Penerangan sangat penting pada percepatan pertumbuhan ikan. Ikan yang aktif akan
cepat tumbuh besar.
 Airasi harus sering dicek untuk menghindari adanya lumut pada batu oksigen.
 Hari 1 – 15 pertumbuhan lele harus lebih diperhatikan, karena pada waktu tersebut
rentan terkena masalah.
 Cek adanya kematian pada ikan dengan cara aerator di pindah-pindahkan keliling agar
yang mati akan mengambang dan segera angkat.
 Alat-alat yang sudah digunakan seharusnya disterilkan terlebih dahulu jika akan
dipakai kembali.
 Ikan disortir setelah berumur 1 bulan antaa yang besar dan kecil dipisahkan. Jika yang
besar lebih banyak makan dapat segera dipanen ( yang besar saja).
 Setelah panen kolam harus langsung dibersihkan. Kolam tidak boleh kosong,
setidaknya terisi sedikit air agar tidak dimakan tikus.
 Saat penambahan air tetap ditambahkan garam.
 Puasakan ikan selama 12 – 24 jam sebelum sortir atau panen, terutama bila berencana
mengganti ukuran pakan yang lebih besar.
 Puasakan benih yang baru terbar selama 3 – 4 jam sebelum diberi pakan. Misal tebar
benih dipagi hari maka diberi makan sore hari (sedikit saja) atau ditebar sore hari
maka diberi makan sore besoknya.

3. PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
Tanggal Keadaan ikan pH air Ketebalan bioflok Kematian ikan Keterangan

-TERIMA KASIH-
SEMOGA BERHASIL

Anda mungkin juga menyukai