Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2019/2020
Disusun Oleh :
Nirmaya Wulandari
10070118016
Kelas A
Abstract : Reserves of minerals such as minerals and coal with abundant availability have not been
processed optimally. Sulfide is an example of metal minerals that can be processed using flotation. Flotation
is one of the processing stages of minerals which aims to separate valuable minerals from impurities based
on surface properties in order to improve the quality of a mineral. This flotation process is carried out using
the principle of mineral floatation by administering chemical reagents in the form of a collector, modifier,
and also a frother. This flotation process is influenced by several factors such as pH, particle size, pulp
density, and conditioning and flotation times.
Keywords : Mineral Sulfide, Mineral Processing, Flotation
Abstrak : Cadangan bahan galian seperti mineral dan batubara dengan keterdapatannya yang sangat
melimpah ini belum diolah secara optimal. Sulfida merupakan salah satu contoh mineral logam yang dapat
diolah dengan menggunakan cara flotasi. Flotasi merupakan salah satu tahap pengolahan bahan galian yang
bertujuan untuk memisahkan mineral berharga dari pengotornya berdasarkan sifat permukaan guna
meningkatkan mutu dari suatu bahan galian. Proses flotasi ini dilakukan dengan menggunakan prinsip
pengapungan mineral dengan pemberian reagen – reagen kimia berupa kolektor, modifier, dan juga frother.
Proses flotasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH, ukuran partikel, densitas pulp, serta waktu
conditioning dan flotasi.
Kata Kunci : Mineral Sulfida, Pengolahan Bahan Galian, Flotasi
1
2 | Nirmaya Wulandari
yang relatif lebih besar sehingga mineral 3. Umpan yang digunakan harus dalam
tersebut akan mengapung menuju ke bentuk pulp.
permukaan cairan pulp. Daya apung atau Proses pemisahan mineral
flotability dari suatu mineral ini akan berharga dari mineral pengotornya
bergantung kepada sifat permukaan dari dengan menggunakan metode flotasi ini
mineral tersebut dimana sifat permukaan dilakukan atas dasar perbedaan dari sifat
mineral ini dikendalikan serta diubah permukaan yang dimiliki mineralnya
pada saat proses flotasi berlangsung dimana pada proses ini diperlukan
dengan menggunakan bantuan reagen bantuan dari reagen kimia yang
kimia dengan jenis yang berbeda – beda. berfungsi untuk mengubah permukaan
Dari proses flotasi ini, maka mineral tersebut. Adapun reagen kimia
mineral terklasifikasikan menjadi yang dapat digunakan dalam proses ini,
beberapa jenis, yakni : yakni :
1. Mineral benci air atau hidrophobik, 1. Kolektor
dimana mineral ini merupakan Kolektor merupakan salah satu
mineral yang diinginkan oleh karena bahan kimia yang bersifat organik.
mineral – mineral dalam proses Kolektor ini memiliki fungsi yakni
flotasi ini akan melekat pada untuk mengubah sifat permukaan
gelembung udara dengan mudah. mineral dari yang sifatnya senang
2. Mineral senang air atau hidrophilik air atau hydrophilik menjadi mineral
dimana mineral ini sulit untuk dengan sifat yang benci air atau
melekat pada gelembung udara. hydrophobik. Adapun contoh dari
Adapun prinsip yang digunakan reagen kolektor ini, yaitu solar dan
dalam proses flotasi ini, yakni : sabun. Kolektor terbagi ke dalam
1. Mineral menempel pada gelembung dua bagian, yakni :
udara. a. Kolektor polar, ialah kolektor
2. Stabilnya gelembung udara. yang aktif dari segi kimianya.
3. Sifat float dan sink. Kolektor ini larut di dalam air
Dalam melakukan proses flotasi, dengan baik serta memiliki sifat
terdapat syarat – syarat yang harus hydrophilik.
diperhatikan, yakni : b. Kolektor nonpolar, ialah
1. Adanya gelembung udara yang kolektor yang tidak aktif jika
terdapat pada cairan dengan ukuran dilihat dari segi kimianya.
sekitar 0,5” hingg 1”. Kolektor ini tidak larut dalam air
2. Ukuran material yang digunakan ini serta memiliki sifat
harus dalam kategori yang halus hydrophobik.
yakni sekitar 48 hingga 50 mesh. Berdasarkan sifat ion yang terdapat
3. Derajat liberasi yang didapatkan di suatu molekul yang terionisasi
harus tinggi. ini, kolektor terbgai menjadi dua
4. Umpan yang digunakan dalam yakni :
proses flotasi ini harus dalam bentuk a. Kolektor an-ionik, ialah
pulp atau lumpur. kolektor yang umum digunakan
Sedangkan syarat – syarat yang dalam proses flotasi sulfida uap.
harus diperhatikan dalam penggunaan Namun, kolektor ini juga dapat
alat pada proses flotasi ini sebagai digunakan pada flotasi mineral
berikut : non sulfida.
1. Alat yang digunakan harus memiliki b. Kolektor kationik, ialah kolektor
penerima pulp dan juga pengeluaran yang umum digunakan pada
konsentrat. proses flotasi yang diterapkan
2. Dapat menghasilkan aliran udara. pada mineral non sulfida.
Teknik Pertambangan
4 | Nirmaya Wulandari
hidrofilik sehingga mineral ini akan tetap dari sel flotasi yang digunakan
berada di dalam air. dalam suatu perusahaan.
Melekatnya mineral pada 4. Waktu conditioning dan flotasi
gelembung udara ini akan bergantung Faktor ini dibutuhkan untuk
kepada kemampuan dari mineral serta menetapkan waktu optimum yang
gelembung yang mengatasi gaya – gaya diperlukan guna menghasilkan
pada lapisan tipis airnya. Adapun mineral berharga dan juga pengotor
mekanisme tahapan melekatnya mineral dimana waktu yang digunakannya
dan gelembung udara ini, yakni : ini bergantung pada ukuran partikel
1. Gelembung dan mineral akan saling dna juga reagen yang digunakannya.
mendekat lalu membuat lapisan Selain itu, waktu flotasi ini juga
yang tipis pada air dianaranya. Pada dapat menentukan kapasitas dari
proses ini, mineral akan bergerak perusahaannya
sesuai dengan hukum
hidrodinamika. C. Prosedur dan Data Percobaan
2. Mineral dan gelembung akan saling
mendekat sehingga lapisan tipis air Berikut merupakan langkah –
akan menjadi sangat tipis sehingga langkah yang dapat dilakukan dalam
menyebabkan terjadinya kerusakan melakukan percobaan flotasi, yakni :
yakni dengan pecahnya lapisan tipis 1. Siapkan sampel sebagai feed
tersebut. sebanyak 450 gram;
3. Lapisan tipis yang hilang ini akan 2. Gerulah sampel tersebut hingga
mengakibatkan mineral dan membentuk slime yang minimum;
gelembung saling menempel. 3. Lakukan pengayakan pada sampel
Adapun gaya yang terdapat pada tersebut hingga menghasilkan feed
proses ini, yaitu : dengan ukuran -65 mesh;
1. Gaya tarik menarik antar molekul. 4. Aduklah sampel dengan media air
2. Gaya elektrostatik yang muncul agar sampel berupa pulp;
akibat gaya tarik menarik antar 5. Masukkan sampel berupa pulp tadi
molekul di dalam air. ke dalam sel flotasi;
3. Hydrasi yang dihasilkan dari 6. Nyalakan mesin flotasi dengan
mineral hydrophilik pada kecepatan 1500 rpm;
permukaan mineral. 7. Atur pH dengan cara menambahkan
Berikut merupakan faktor – lime dan juga larutan H2SO4 untuk
faktor yang dapat mempengaruhi proses mendapatkan pH dengan nilai 6, 8,
flotasi ini, yaitu : 9, dan juga 11;
1. pH 8. Tambahkan 0,03 kg/ton kolektor,
Proses flotasi pada umumnya biarkan 2 menit;
dilakukan pada media dengan 9. Tambahkan pula 0,03 kg/ton frother
sifatnya yang basa oleh banyaknya atau pembusa dan biarkan 2 menit;
kolektro yang digunakan. Kondisi 10. Buka kran dan lalu kumpulkan
basa ini dapat meminimalisir korosi apungan tersebut selama 2 menit.
yang terdapat pada tangki. Setelah itu, tutup kembali kran;
2. Ukuran partikel 11. Tambahkan reagen dan ulangi
Ukuran partikel ini berhubungan prosedur pada nomor 5 – 6 – 7 untuk
pada gelembung udara yang mendapatkan konsentrat yang ke-2;
digunakan untuk mengapung. 12. Ulangi prosedur sebanyak 2x lagi
3. Densitas pulp untuk mendapatkan konsentrat ke-3
Faktor ini digunakan untuk dan ke-4;
menentukan ukuran dan juga jumlah
Teknik Pertambangan
1 36,67 35,52 33,02 38,02
konsentra
2 25,48 27,98 37,83 21,12
3 47,18 54,03 23,12 48,08
4 55,58 59,98 55,12 52,09
tailing 138,88 126,28 154,7 144,48
umpan 303,79 303,79 303,79 303,79
6 | Nirmaya Wulandari
Berat PbS dalam konsentrat tertampung
konsentrat
analisalah kadar mineral sulfidanya. 2 11,39 8,32 14,21 11,03
Dari hasil percobaan flotasi pada 3 8,89 7,78 11,54 7,34
mineral sulfida yang dilakukan, maka 4 7,11 6,98 9,53 4,89
jumlah PbS 50,56 45,06 56,6 43,38
didapatkan hasil percobaan sebagai tailing 73,45 75,22 67,9 83,23
berikut : Berat tertampung (gram) umpan 124,01 120,28 124,5 126,61
pH b. %berat PbS
produk 23,17
6 8 9 11
%berat PbS 1 = x100%
1 36,67 35,52 33,02 38,02 303,79
konsentrat
2. pH 8
a. %berat
35,52
%berat1 = x100%
303,79
= 11,69%
27,98
%berat2 = 303,79 x100%
= 9,21%
54,03
%berat3 = 303,79 x100% Gambar 6. Grafik %Recovery
= 17,79% Terhadap %Berat PbS pada pH 8
59,98 3. pH 9
%berat4 = 303,79 x100%
a. %berat
= 19,74% 33,02
%berat1 = 303,79 x100%
b. %berat PbS
21,98 = 10,87%
%berat PbS 1 = 303,79 x100% 37,83
%berat2 = 303,79 x100%
= 7,24%
8,32 = 12,45%
%berat PbS 2 = 303,79 x100% 23,12
%berat3 = 303,79 x100%
= 2,74%
7,78 = 7,61%
%berat PbS 3 = 303,79 x100% 55,12
%berat4 = 303,79 x100%
= 2,56%
6,98 = 18,14%
%berat PbS 4 = 303,79 x100%
b. %berat PbS
= 2,30% 21,32
%berat PbS 1 = 303,79 x100%
c. Recovery
21,98 = 7,02%
R1 = 120,28 x100% = 18,27% 14,21
8,32 %berat PbS 2 = 303,79 x100%
R2 = x100% = 6,92%
120,28 = 4,68%
7,78 11,54
R3 = 120,28 x100% = 6,47% %berat PbS 3 = 303,79 x100%
6,98
R4 = 120,28 x100% = 5,80% = 3,80%
9,53
%berat PbS 4 = 303,79 x100%
= 3,14%
c. Recovery
21,32
Tabel 4. Tabel Pengolahan pH 8 R1 = 124,5 x100% = 17,12%
14,21
R2 = 124,5 x100% = 11,41%
11,54
R3 = 124,5 x100% = 9,27%
9,53
R4 = 120,28 x100% = 7,65%
Teknik Pertambangan
8 | Nirmaya Wulandari
4,89
R4 = 126,61 x100% = 3,86%
Teknik Pertambangan
10 | Nirmaya Wulandari