Anda di halaman 1dari 11

/

LAPORAN KEGIATAN PERCOBAAN FLOTASI


MINERAL SULFIDA

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2019/2020

Disusun Oleh :

Nirmaya Wulandari
10070118016
Kelas A

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1441 H / 2020 M
Laporan Kegiatan Percobaan Flotasi Mineral Sulfida
Report on Sulfide Mineral Flotation Experiment Activities
1
Nirmaya Wulandari
1.2
Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
Email :1wulandarinirmaya@gmail.com

Abstract : Reserves of minerals such as minerals and coal with abundant availability have not been
processed optimally. Sulfide is an example of metal minerals that can be processed using flotation. Flotation
is one of the processing stages of minerals which aims to separate valuable minerals from impurities based
on surface properties in order to improve the quality of a mineral. This flotation process is carried out using
the principle of mineral floatation by administering chemical reagents in the form of a collector, modifier,
and also a frother. This flotation process is influenced by several factors such as pH, particle size, pulp
density, and conditioning and flotation times.
Keywords : Mineral Sulfide, Mineral Processing, Flotation

Abstrak : Cadangan bahan galian seperti mineral dan batubara dengan keterdapatannya yang sangat
melimpah ini belum diolah secara optimal. Sulfida merupakan salah satu contoh mineral logam yang dapat
diolah dengan menggunakan cara flotasi. Flotasi merupakan salah satu tahap pengolahan bahan galian yang
bertujuan untuk memisahkan mineral berharga dari pengotornya berdasarkan sifat permukaan guna
meningkatkan mutu dari suatu bahan galian. Proses flotasi ini dilakukan dengan menggunakan prinsip
pengapungan mineral dengan pemberian reagen – reagen kimia berupa kolektor, modifier, dan juga frother.
Proses flotasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH, ukuran partikel, densitas pulp, serta waktu
conditioning dan flotasi.
Kata Kunci : Mineral Sulfida, Pengolahan Bahan Galian, Flotasi

1
2 | Nirmaya Wulandari

A. Pendahuluan 3. Untuk mengetahui hubungan


%berat dan %berat PbS dengan
Negara Indonesia memiliki recovery atau perolehan pada
potensi sumber daya alam dan juga kegiatan flotasi.
cadangan bahan galian dalam jumlah
yang cukup besar. Namun, kebanyakan B. Tinjauan Pustaka
dari cadangan bahan galian yang
merupakan kekayaan alam ini belum Pengolahan bahan galian
diolah serta pemanfaatannya yang masih merupakan yakni suatu proses
terbatas. Hal ini lah yang menjadi alasan pengolahan dengan memanfaatkan
untuk segera dilakukan paya pengenalan perbedaan sifat fisik bahan galian untuk
serta penelitian yang terencana juga memperoleh produkta bahan galian yang
terarah dalam mengolah bahan – bahan bersangkutan. Adapun tahapan dari
galian ini. Proses pengolahan bahan pengolahan bahan galian ini yakni
galian ini dilakukan guna meningkatkan kominusi atau pengecilan ukuran, sizing
mutu dari bahan galian tersebut. atau penyeragaman ukuran, serta
UU No. 4 Tahun 2009 tentang konsentrasi yang dilakukan dengan
Pertambangan Mineral dan Batubara pemisahan mineral berdasarkan sifat
membagi bahan galian ke dalam dua permukaan, sifat magnet, atau berat
golongan yakni mineral dan juga jenis. Salah satu contoh dari tahapan
batubara. Mineral ini kembali konsentrasi ini yaitu flotasi yang
diklasifikasikan menjadi mineral logam, dilakukan dengan pemisahan mineral
mineral nonlogam, mineral radioaktif, berdasarkan sifat permukaannya.
dan juga batuan. Contoh dari mineral Flotasi merupakan salah satu
logam ini yaitu mineral – mineral sulfida metoda yang dapat digunakan pada
yang tersusun atas sulfur dan juga proses konsentrasi atau pemisahan
mineral logam yang tersebar dialam mineral berharga dari mineral
dalam kadar serta dimensi yang pengotornya dengan memanfaatkan sifat
bervariasi. Mineral sulfida dalam fisik dan juga sifat kimia dari material
dimensi atau kadar yang besar sangat atau mineral tersebut. Flotasi ini dapat
potensial untuk dimanfaatkan bagi usaha digunakan untuk memisahkan mineral
pertambangan. Pemanfaatan mineral logam dan juga mineral non logam.
sulfida ini dilakukan dengan mengolah
atau mengesktrak bijih sulfida menjadi
sesuatu yang bernilai ekonomis
tergantung dari tipe cebakan mineral
sulfida tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang
telah dijelaskan, maka dapat ditarik
rumusan masalah dalam percobaan ini Gambar 1. Proses Flotasi
yaitu : “Bagaimana cara mengolah Adapun definisi yang berkaitan
mineral sulfida agar dapat dimanfaatkan dengan proses flotasi ini yakni flotability
secara optimal dan bernilai ekonomis?”. atau daya apung dimana flotability ini
Adapun beberapa tujuan pada percobaan merupakan kemampuan mengapung
kali ini yaitu: yang dimiliki oleh suatu butiran mineral
1. Untuk mengetahui cara yang juga ditentukan oleh tendensi dari
memisahkan mineral sulfida dari mineral tersebut. Flotability ini
mineral pengotornya. dilakukan dengan tujuan untuk
2. Untuk mengetahui pH optimal yang mengikatkan mineral – mineral tadi
didapatkan dari hasil percobaan. dengan gelembung udara dengan ukuran
Laporan Kegiatan Percobaan Flotasi Mineral Sulfida| 3

yang relatif lebih besar sehingga mineral 3. Umpan yang digunakan harus dalam
tersebut akan mengapung menuju ke bentuk pulp.
permukaan cairan pulp. Daya apung atau Proses pemisahan mineral
flotability dari suatu mineral ini akan berharga dari mineral pengotornya
bergantung kepada sifat permukaan dari dengan menggunakan metode flotasi ini
mineral tersebut dimana sifat permukaan dilakukan atas dasar perbedaan dari sifat
mineral ini dikendalikan serta diubah permukaan yang dimiliki mineralnya
pada saat proses flotasi berlangsung dimana pada proses ini diperlukan
dengan menggunakan bantuan reagen bantuan dari reagen kimia yang
kimia dengan jenis yang berbeda – beda. berfungsi untuk mengubah permukaan
Dari proses flotasi ini, maka mineral tersebut. Adapun reagen kimia
mineral terklasifikasikan menjadi yang dapat digunakan dalam proses ini,
beberapa jenis, yakni : yakni :
1. Mineral benci air atau hidrophobik, 1. Kolektor
dimana mineral ini merupakan Kolektor merupakan salah satu
mineral yang diinginkan oleh karena bahan kimia yang bersifat organik.
mineral – mineral dalam proses Kolektor ini memiliki fungsi yakni
flotasi ini akan melekat pada untuk mengubah sifat permukaan
gelembung udara dengan mudah. mineral dari yang sifatnya senang
2. Mineral senang air atau hidrophilik air atau hydrophilik menjadi mineral
dimana mineral ini sulit untuk dengan sifat yang benci air atau
melekat pada gelembung udara. hydrophobik. Adapun contoh dari
Adapun prinsip yang digunakan reagen kolektor ini, yaitu solar dan
dalam proses flotasi ini, yakni : sabun. Kolektor terbagi ke dalam
1. Mineral menempel pada gelembung dua bagian, yakni :
udara. a. Kolektor polar, ialah kolektor
2. Stabilnya gelembung udara. yang aktif dari segi kimianya.
3. Sifat float dan sink. Kolektor ini larut di dalam air
Dalam melakukan proses flotasi, dengan baik serta memiliki sifat
terdapat syarat – syarat yang harus hydrophilik.
diperhatikan, yakni : b. Kolektor nonpolar, ialah
1. Adanya gelembung udara yang kolektor yang tidak aktif jika
terdapat pada cairan dengan ukuran dilihat dari segi kimianya.
sekitar 0,5” hingg 1”. Kolektor ini tidak larut dalam air
2. Ukuran material yang digunakan ini serta memiliki sifat
harus dalam kategori yang halus hydrophobik.
yakni sekitar 48 hingga 50 mesh. Berdasarkan sifat ion yang terdapat
3. Derajat liberasi yang didapatkan di suatu molekul yang terionisasi
harus tinggi. ini, kolektor terbgai menjadi dua
4. Umpan yang digunakan dalam yakni :
proses flotasi ini harus dalam bentuk a. Kolektor an-ionik, ialah
pulp atau lumpur. kolektor yang umum digunakan
Sedangkan syarat – syarat yang dalam proses flotasi sulfida uap.
harus diperhatikan dalam penggunaan Namun, kolektor ini juga dapat
alat pada proses flotasi ini sebagai digunakan pada flotasi mineral
berikut : non sulfida.
1. Alat yang digunakan harus memiliki b. Kolektor kationik, ialah kolektor
penerima pulp dan juga pengeluaran yang umum digunakan pada
konsentrat. proses flotasi yang diterapkan
2. Dapat menghasilkan aliran udara. pada mineral non sulfida.

Teknik Pertambangan
4 | Nirmaya Wulandari

2. Modifier, ialah jenis bahan kimia


yang memiliki sifat anorganik
dengan fungsinya yakni untuk
mempengaruhi kerja dari kolektor.
3. pH regulator, ialah harga pH yang
digunakan untuk menentukan
intensitas serta banyaknya reagen
kimia yang dibutuhkan untuk
menentukan kecepatan reaksi.
4. Aktivator, ialah reagen kimia yang
digunakan untuk meningkatkan Gambar 2. Mekanisme Flotasi
kerja dari kolektor pada permukaan Pada awalnya, proses flotasi ini
partikel mineralnya. dilakukan dengan tujuan untuk
5. Depresan, ialah reagen yang mengambil mineral – mineral logam
digunakan untuk menenggelamkan seperti tembaga, timbal, dan juga seng.
mineral dengan menyelimuti Namun, seiring berkembangnya zaman,
permukaan mineral tersebut agar proses flotasi ini juga dapat digunakan
tidak menempel pada gelembung untuk memisahkan mineral – mineral
udara. logam seperti nikel, molibdenum,
6. Pembusa atau frother, ialah zat – zat mangan, kromium, dan juga kobalt. Dan
yang digunakan dalam proses flotasi sekarang, proses flotasi ini dapat
agar gelembung udara yang terdapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya
pada air ini stabil. Adapun seperti mineral mika, flourit, feldspar,
contohnya yakni detergen. dan jua batubara. Bahkan, proses flotasi
Pada proses flotasi ini, partikel ini dapat digunakan untuk pengolahan
yang lebih besar akan mengendap dan atau penjernihan air. Proses flotasi ini
tenggelam, sedangkan partikel yang pun biasa digunakan untuk mengambil
lebih kecil akan mengapung sebagai mineral – mineral yang bersifat
busa. Mineral yang akan di flotasi ini berbahaya pada air. Adapun perusahaan
akan menempel di permukaan – perusahaan yang melakukan proses
gelembung udara, sehingga mineral ini
pemisahan mineral dengan
akan terangkat menuju ke permukaan menggunakan flotasi ini yakni PT
larutan untuk dipisahkan. Proses flotasi
Freeport Indonesia dan PT Newmont
ini merupakan hasil interaksi dari Nusa Tenggara yakni dalam
gelembung – gelembung udara dengan memisahkan mineral tembaga.
fasa yang terdispersi dimana kecepatan Dilihat dari mineral yang
gaya dorong yang ke atas ini bergantung diapungkannya, flotasi dapat terbagi
kepada gaya gravitasi dan dispersinya. menjadi dua jenis yakni flotasi langsung
Selain itu, proses flotasi juga dan juga flotasi tidak langsung. Pada
dipengaruhi oleh konsenrasi permukaan
flotasi langsung, mineral yang berharga
dari fasa terdispersi juga dipengaruhi akan diapungkan lalu keluar sebagai
oleh bahan kimia yang digunakannya konsentrat dimana mineral yang
sebagai penurun tegangan antar fasa digunakan pada proses flotasi langsung
yang terdispersi dengan media berupa ini yakni mineral hidrofobik. Sedangkan
air. pada flotasi tidak langsung, mineral
pengotor akan diapungkan dan keluar
sebagai tailing dimana mineral
berharganya ini berupa mineral
Laporan Kegiatan Percobaan Flotasi Mineral Sulfida| 5

hidrofilik sehingga mineral ini akan tetap dari sel flotasi yang digunakan
berada di dalam air. dalam suatu perusahaan.
Melekatnya mineral pada 4. Waktu conditioning dan flotasi
gelembung udara ini akan bergantung Faktor ini dibutuhkan untuk
kepada kemampuan dari mineral serta menetapkan waktu optimum yang
gelembung yang mengatasi gaya – gaya diperlukan guna menghasilkan
pada lapisan tipis airnya. Adapun mineral berharga dan juga pengotor
mekanisme tahapan melekatnya mineral dimana waktu yang digunakannya
dan gelembung udara ini, yakni : ini bergantung pada ukuran partikel
1. Gelembung dan mineral akan saling dna juga reagen yang digunakannya.
mendekat lalu membuat lapisan Selain itu, waktu flotasi ini juga
yang tipis pada air dianaranya. Pada dapat menentukan kapasitas dari
proses ini, mineral akan bergerak perusahaannya
sesuai dengan hukum
hidrodinamika. C. Prosedur dan Data Percobaan
2. Mineral dan gelembung akan saling
mendekat sehingga lapisan tipis air Berikut merupakan langkah –
akan menjadi sangat tipis sehingga langkah yang dapat dilakukan dalam
menyebabkan terjadinya kerusakan melakukan percobaan flotasi, yakni :
yakni dengan pecahnya lapisan tipis 1. Siapkan sampel sebagai feed
tersebut. sebanyak 450 gram;
3. Lapisan tipis yang hilang ini akan 2. Gerulah sampel tersebut hingga
mengakibatkan mineral dan membentuk slime yang minimum;
gelembung saling menempel. 3. Lakukan pengayakan pada sampel
Adapun gaya yang terdapat pada tersebut hingga menghasilkan feed
proses ini, yaitu : dengan ukuran -65 mesh;
1. Gaya tarik menarik antar molekul. 4. Aduklah sampel dengan media air
2. Gaya elektrostatik yang muncul agar sampel berupa pulp;
akibat gaya tarik menarik antar 5. Masukkan sampel berupa pulp tadi
molekul di dalam air. ke dalam sel flotasi;
3. Hydrasi yang dihasilkan dari 6. Nyalakan mesin flotasi dengan
mineral hydrophilik pada kecepatan 1500 rpm;
permukaan mineral. 7. Atur pH dengan cara menambahkan
Berikut merupakan faktor – lime dan juga larutan H2SO4 untuk
faktor yang dapat mempengaruhi proses mendapatkan pH dengan nilai 6, 8,
flotasi ini, yaitu : 9, dan juga 11;
1. pH 8. Tambahkan 0,03 kg/ton kolektor,
Proses flotasi pada umumnya biarkan 2 menit;
dilakukan pada media dengan 9. Tambahkan pula 0,03 kg/ton frother
sifatnya yang basa oleh banyaknya atau pembusa dan biarkan 2 menit;
kolektro yang digunakan. Kondisi 10. Buka kran dan lalu kumpulkan
basa ini dapat meminimalisir korosi apungan tersebut selama 2 menit.
yang terdapat pada tangki. Setelah itu, tutup kembali kran;
2. Ukuran partikel 11. Tambahkan reagen dan ulangi
Ukuran partikel ini berhubungan prosedur pada nomor 5 – 6 – 7 untuk
pada gelembung udara yang mendapatkan konsentrat yang ke-2;
digunakan untuk mengapung. 12. Ulangi prosedur sebanyak 2x lagi
3. Densitas pulp untuk mendapatkan konsentrat ke-3
Faktor ini digunakan untuk dan ke-4;
menentukan ukuran dan juga jumlah

Teknik Pertambangan
1 36,67 35,52 33,02 38,02

konsentra
2 25,48 27,98 37,83 21,12
3 47,18 54,03 23,12 48,08
4 55,58 59,98 55,12 52,09
tailing 138,88 126,28 154,7 144,48
umpan 303,79 303,79 303,79 303,79
6 | Nirmaya Wulandari
Berat PbS dalam konsentrat tertampung

13. Keringkan konsentrat dan juga produk


pH
6 8 9 11
tailing yang dihasilkan lalu 1 23,17 21,98 21,32 20,12

konsentrat
analisalah kadar mineral sulfidanya. 2 11,39 8,32 14,21 11,03
Dari hasil percobaan flotasi pada 3 8,89 7,78 11,54 7,34
mineral sulfida yang dilakukan, maka 4 7,11 6,98 9,53 4,89
jumlah PbS 50,56 45,06 56,6 43,38
didapatkan hasil percobaan sebagai tailing 73,45 75,22 67,9 83,23
berikut : Berat tertampung (gram) umpan 124,01 120,28 124,5 126,61
pH b. %berat PbS
produk 23,17
6 8 9 11
%berat PbS 1 = x100%
1 36,67 35,52 33,02 38,02 303,79
konsentrat

2 25,48 27,98 37,83 21,12 = 7,63%


3 47,18 54,03 23,12 48,08 11,39
4 55,58 59,98 55,12 52,09 %berat PbS 2 = 303,79 x100%
tailing 138,88 126,28 154,7 144,48
= 3,75%
umpan 303,79 303,79 303,79 303,79 8,89
%berat PbS 3 = 303,79 x100%
Tabel 1. Berat Tertampung
Berat PbS dalam konsentrat tertampung = 2,93%
pH 7,11
D. produkPengolahan 6
Data 8
Percobaan
9 11
%berat PbS 4 = 303,79 x100%
1 23,17 21,98 21,32 20,12 = 2,34%
konsentrat

Tabel 2. Berat 2 PbS dalam


11,39 8,32 Konsentrat
14,21 11,03
c. Recovery
Tertampung 3 8,89 7,78 11,54 7,34
23,17
4 7,11 6,98 9,53
Data yang dihasilkan 4,89dari R1 = 124,01 x100% = 18,68%
jumlah PbS 50,56 45,06 56,6 43,38
percobaan flotasi 11,39
tailing 73,45dengan
75,22 menggunakan
67,9 83,23 R2 = 124,01 x100% = 9,18%
sampel
umpan berupa 124,01
mineral 120,28sulfida
124,5 ini126,61
akan 8,89
diolah guna mendapatkan nilai kadar R3 = 124,01 x100% = 7,17%
serta perolehan atau recovery dari 7,11
R4 = 124,01 x100% = 5,73%
mineral tersebut. Adapun rumus – rumus
yang digunakan dalam pengolahan data
ini yakni :
C.c
Recovery= x 100%
F.f
Berat PbS
Kadar PbS= x 100%
Berat Konsentrat Tabel 3. Tabel Pengolahan pH 6
wkonsentrat
% Solid konsentrat= ×100%
wumpan
ArPb
BeratPb konsentrat = x wPbS konsentrat
MrPbS
Berikut merupakan hasil
pengolahan data flotasi mineral sulfida,
yakni :
1. pH 6
a. %berat Gambar 3. Grafik %Recovery
36,67
%berat1 = 303,79 x100% Terhadap %Berat pada pH 6
= 12,07%
25,48
%berat2 = x100%
303,79
= 8,39%
47,18
%berat3 = 303,79 x100%
= 15,53%
55,58
%berat4 = 303,79 x100%
Gambar 4. Grafik %Recovery
= 18,30%
Terhadap %Berat PbS pada pH 6
Laporan Kegiatan Percobaan Flotasi Mineral Sulfida| 7

2. pH 8
a. %berat
35,52
%berat1 = x100%
303,79
= 11,69%
27,98
%berat2 = 303,79 x100%
= 9,21%
54,03
%berat3 = 303,79 x100% Gambar 6. Grafik %Recovery
= 17,79% Terhadap %Berat PbS pada pH 8
59,98 3. pH 9
%berat4 = 303,79 x100%
a. %berat
= 19,74% 33,02
%berat1 = 303,79 x100%
b. %berat PbS
21,98 = 10,87%
%berat PbS 1 = 303,79 x100% 37,83
%berat2 = 303,79 x100%
= 7,24%
8,32 = 12,45%
%berat PbS 2 = 303,79 x100% 23,12
%berat3 = 303,79 x100%
= 2,74%
7,78 = 7,61%
%berat PbS 3 = 303,79 x100% 55,12
%berat4 = 303,79 x100%
= 2,56%
6,98 = 18,14%
%berat PbS 4 = 303,79 x100%
b. %berat PbS
= 2,30% 21,32
%berat PbS 1 = 303,79 x100%
c. Recovery
21,98 = 7,02%
R1 = 120,28 x100% = 18,27% 14,21
8,32 %berat PbS 2 = 303,79 x100%
R2 = x100% = 6,92%
120,28 = 4,68%
7,78 11,54
R3 = 120,28 x100% = 6,47% %berat PbS 3 = 303,79 x100%
6,98
R4 = 120,28 x100% = 5,80% = 3,80%
9,53
%berat PbS 4 = 303,79 x100%
= 3,14%
c. Recovery
21,32
Tabel 4. Tabel Pengolahan pH 8 R1 = 124,5 x100% = 17,12%
14,21
R2 = 124,5 x100% = 11,41%
11,54
R3 = 124,5 x100% = 9,27%
9,53
R4 = 120,28 x100% = 7,65%

Gambar 5. Grafik %Recovery


Terhadap %Berat pada pH 8 Tabel 5. Tabel Pengolahan pH 9

Teknik Pertambangan
8 | Nirmaya Wulandari

4,89
R4 = 126,61 x100% = 3,86%

Tabel 6. Tabel Pengolahan pH 11

Gambar 7. Grafik %Recovery


Terhadap %Berat pada pH 9

Gambar 8. Grafik %Recovery


Terhadap %Berat pada pH 11

Gambar 8. Grafik %Recovery


Terhadap %Berat PbS pada pH 9
4. pH 11
a. %berat
38,02
%berat1 = 303,79 x100%
= 12,52% Gambar 9. Grafik %Recovery
21,12 Terhadap %Berat PbS pada pH 11
%berat2 = 303,79 x100%
= 6,95% E. Pembahasan Percobaan
48,08
%berat3 = 303,79 x100%
Berdasarkan grafik pengolahan
= 15,83% data diatas, maka dapat ditarik
52,09
%berat4 = 303,79 x100% kesimpulan bahwa nilai dari recovery
= 17,15% atau perolehan mineral berharga yang
b. %berat PbS didapatkan ini berbanding lurus dengan
20,12 nilai kadar dari PbS dan juga berat
%berat PbS 1 = 303,79 x100%
konsentratnya yakni semakin tinggi nilai
= 6,62% kadar PbS juga berat konsentratnya,
11,03
%berat PbS 2 = 303,79 x100% maka akan semakin tinggi pula nilai
= 3,63% recovery atau perolehan yang
7,34 didapatkan. Oleh karena itu, mineral
%berat PbS 3 = 303,79 x100% dengan pH 9 akan sangat efektif untuk
= 2,42% dilakukannya suatu kegiatan percobaan
4,89 flotasi pada mineral sulfida ini.
%berat PbS 4 = 303,79 x100%
Kehadiran pH ini akan
= 1,61% berpengaruh pada keoptimalan dari nilai
c. Recovery
20,12 banyaknya perolehan yang didapat
R1 = 126,61 x100% = 15,89% karena semakin kritis pH yang
11,03 digunakan maka akan semakin banyak
R2 = x100% = 8,71%
126,61 pula perolehan yang didapatkan. pH
7,34
R3 = 126,61 x100% = 5,80% yang kritis ini akan mempengaruhi suatu
konsentrasi dari kolektor yang
Laporan Kegiatan Percobaan Flotasi Mineral Sulfida| 9

digunakannya pada saat berlangsungnya penyerapan yang dilakukan oleh


pengapungan pada mineral. Selain itu, kolektor.
pH ini juga akan mempengaruhi 2. Proses conditioning pada percobaan
kestabilan dari reagen kimia dan juga flotasi dilakukan guna
kolektor yang dibutuhkan dalam mempertahankan akan sifat dari
pengerjaan flotasi ini. mineral – mineral yang digunakan
Penambahan kolektor serta baik yang bersifat hidrofobik
frother atau pembusa pada percobaan maupun hidrofilik. Proses
flotasi akan mempengaruhi nilai dari conditioning juga dilakukan guna
%berat konsentrat, %berat PbS, dan juga mengendapkan adanya ion
recovery dari PbS itu sendiri. Hal ini pengganggu dan mineral yang tidak
disebabkan oleh konsentrat yang dapat diangkat menggunakan alat
bercampur dengan pembusa dan juga depresan, membuat kondisi flotasi
kolektor dengan jumlah yang tergolong agar tetap pada pH yang optimal
banyak, maka ketiga nilai tersebut pun serta untuk memisahkan mineral
akan semakin kecil. berharga dari pengotornya dengan
menggunakan dispersan. Dengan
kata lain, proses ini dilakukan
F. Kesimpulan
dengan tujuan untuk memberikan
Berdasarkan teori yang telah kondisi yang ideal selama
dipaparkan diatas, maka dapat ditarik percobaan flotasi ini berlangsung.
sebuah kesimpulan sebagai berikut ini : Adapun tujuan yang lannya yakni
1. Pemisahan mineral berharga dari guna membuat reagen kimia
mineral pengotornya ini dilakukan tersebar secara merata pada saat
dengan cara flotasi dengan penambahan reagen.
berdasarkan pada perbedaan dari 3. Pada proses flotasi, reaksi yang
sifat permukaannya juga dengan terjadi di awal yakni :
menggunakan prinsip pengapungan
mineral.
2. Berdasarkan grafik pengolahan
data, flotasi ini akan baik jika
digunakan pada pH optimum yakni
pada pH 9.
3. Semakin tinggi nilai kadar PbS juga
berat konsentratnya, maka akan 4. Zat surface aktif merupakan suatu
semakin tinggi pula nilai recovery zat yang dapat diserap di dalam
atau perolehan yang didapatkan permukaan udara maupun air
dimana jika zat tersebut bereaksi
dengan air, maka dipol air akan
G. Jawaban Pertanyaan bersatu dengan polar – polar nya.
Pada zat surface aktif ini, zat
Berikut merupakan jawaban dari
molekul memiliki sifat hidrofilik
pertanyaan – pertanyaan yang telah
dan juga hidrofobik sekaligus.
diberikan, yakni :
5. Berikut merupakan mekanisme aksi
1. Desliming pada percobaan flotasi
pada proses flotasi yang terjadi
digunakan untuk menghilangkan
dengan bantuan dari pemberian
slime dimana adanya slime ini akan
reagen kimia, pemberian kolektor
mengganggu proses flotasi tersebut
untuk mengubah sifat mineral, dan
yakni dengan mengurangi daya
juga pembusa atau frother guna

Teknik Pertambangan
10 | Nirmaya Wulandari

menjaga kestabilan pada saat c. Frother : deterjen, metil isobutil


pembuihan berlangsung, yakni : karbinol, dowfroth, pine oil,
a. Flotasi sebenarnya, yakni polilikol, polioksiparafin,
dengan menambahkan selektif xilenol
terhadap gelembung udara.
b. Pertukaran yang terjadi di dalam H. Daftar Pustaka
air dengan melewati buih.
c. Penambahan perangkap fisik 1. Bulatovic. 2007. Handbook of
antar partikel yang terdapat di Flotation Reagents Vol. 1.
dalam buih ke dalam gelembung Elsevier Science and Tech.
udara atau biasa disebut dengan Books
agregasi.
6. Berikut merupakan jenis – jenis 2. Kusnawan. 2012. Tinjauan
flotation cell dalam flotasi Sumber Daya Bahan Galian
komersial, yaitu : Logam Sulfida di Kabupaten
a. Agitation machine cell, yakni Cianjur dan Sukabumi.
jenis sel flotasi dimana Puslitbang Teknologi Mineral
gelembung udara akan bergerak dan Batubara.
menuju ke atas karena
gelembung udara yang 3. Sabirin N, Mahler A. 2008. Dari
dihasilkan dari alat ini berasal Grasberg Sampai Amamapere,
dari impeler yang terletak di Proses Penambangan Tembaga
tengah mesin flotasi. dan Emas Mulai Hulu Hingga
b. Pneumatic machine cell, yakni Hilir. Jakarta : Gramedia Pustaka
jenis sel flotasi dimana Utama
gelembung udaranya ini berasal
dari proses injeksi yang 4. Wills, B. A. 2007. Mineral
dilakukan dari luar ke dalam sel Processing Technology. Elsevier
flotasi. Pada sel flotasi ini tidak Ltd. (hal 267 – 268)
ditemukan adanya impeller
sehingga alat ini akan bekerja
dengan cara mengompres udara
untuk agitasi.
c. Cascade machine cell, dimana
pada saat copebble jatuh ke
dalam air, maka gelembung
udara yang dihasilkannya akan
berasal dari mekanisme yang
sama.
d. Sub aeration machine cell,
dimana alat ini dapat mengatur
banyaknya jumlah udara yang
dikeluarkan oleh alat.
7. Contoh reagen flotasi
a. Kolektor : solar, sabun,
xanthate, ditioposfat, oleic acid
b. Modifier : lime CaO, soda ash
Na2CO3, NaOH, asam sulfat,
HCl, glue, dekstrin

Anda mungkin juga menyukai