Pendahuluan
Mineral yang berharga ( konsentrat ) dan tidak berharga ( tailing )
dipisahkan dengan mengguanakan proses konsentrasi. Pemisahannyapun dapat
dibedakan menurut ukuran bijih atau umpan yang sangat bervariasi. Ada empat
faktor yang perlu diperhatikan dalam proses ini, yakni sifat-sifat mineral,
karakteristik alat pemisah, persyaratan tingkat produksi dan recovery. Mineral
dapat dipisahkan berdasarkan sifat fisik dan kimiawinya, akan tetapi pemisahan
berdasarkan sifat fisik dapat dilakukan dengan cara mengamati kilap, kemagnetan,
tingkal radiasi, konduktivitas, warna, dll.
Selain konsentrat dan tailing, dihasilkan pula middling dimana kadar
mineral berharganya diantara konsentrat dan tailing. Middling dapat diolah kembali
menjadi konsentral. Tahap pengolahan bahan galian merupakan bagian yang
penting dari rangkaian proses ekstrasi metalurgi. Pada laporan ini akan membahas
salah satu proses konsentrasi yakni flotasi dimana penggunaan flotasi
menggunakan perbedaan berat jenis dari suatu sampel yang akan diolahnya.
Adapun tujuan mengenai flotasi ini, diantaranya :
1. Pengertian flotasi dan kegunaannya.
2. Pengaruh nilai dari mineral sulfida.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja flotasi.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan bahan galian merupakan proses pemisahan mineral berharga
dan ini mineral tidak berharga, yang dilakukan secara mekanis sehingga akan
mengahasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat). Proses
pemsiahan ini didasarkan atas sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika
permukaan mineral. Dengan melakukan pengolahan bahan galian diharapkan
akan didapatkan beberapa keuntungan baik secara ekonomis maupun teknis,
antara lain:
a. Secara ekonomis
Mengurangi ongkos angkut tiap ton logam dari lokasi penambangan ke
pabrik peleburan karena sebagaian mineral tidak berharga telah terbuang
selama proses pengolahan dan kadat bijih telah ditingkatkan serta
mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan serta
mengurangi metal yang hilang bersama slag dan sapat menurunkan biaya
peleburan tiap ton logam yang dihasilkan.
b. Secara teknis
Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang
mempunyai kadar mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih
memudahkan untuk diambil metalnya. Adanya kemungkinan konsentrat
mengandung lebih dari satu mineral berharga maka ada kemungkinannya
dapat diambil logam lain sebagai sampingan.
konsentrat
produk
2 25,48 6 27,98 8 37,83 921,12 11
13 36,67
47,18 35,52 23,12
54,03 33,0248,08 38,02
konsentrat
24 55,58
25,48 59,98
27,98 55,12 37,8352,09 21,12
tailing 3 138,88
47,18 126,28
54,03 154,7 144,48
23,12 48,08
umpan 4 303,79
55,58 303,79
59,98 303,79 303,79
55,12 52,09
tailing 138,88 126,28 154,7 144,48
D. Pengolahan Data Percobaan
umpan Berat PbS dalam konsentrat 303,79
303,79 tertampung 303,79 303,79
Tabel 2. pH produk
Berat PbSBerat
dalam 6
Konsentrat
PbS dalam 8 tertampung
konsentrat 9
Tertampung11
1 23,17 21,98 21,32 20,12
konsentrat
Data yang didapat dari percobaan flotasi ini dengan menggunakan sampel
mineral sulfida yang diolah agar mendapatkan nilai kadar serta perolehan atau
recovery dari mineral tersebut. Adapun rumus – rumus yang digunakan dalam
pengolahan data ini yakni :
1. Material Balance
F = C + T....................................................................(1)
2. Metallurgical Balance
F.f = C. c + T . t..........................................................(2)
3. Recovery (R)
C.c
R= F.f
x 100%........................................................…(3)
4. Ratio of concentration (K)
F
K= ...........................................................................(4)
C
Keterangan :
F = Berat Feed (gr)
f = Kadar Feed (%)
C = Berat Konsentrat (gr)
c = Kadar Konsentrat (%)
T = Berat Tailing (gr)
t = Kadar Tailing (%)
Berikut ini merupakan hasil dari pengolahan data flotasi mineral sulfida,
diantaranya :
1. pH 6
a. %berat
36,67
%berat1 = x100%
303,79
= 12,07%
25,48
%berat2 = x100%
303,79
= 8,39%
47,18
%berat3 = x100%
303,79
= 15,53%
55,58
%berat4 = x100%
303,79
= 18,30%
b. %berat PbS
23,17
%berat PbS 1 = x100%
303,79
= 7,63%
11,39
%berat PbS 2 = x100%
303,79
= 3,75%
8,89
%berat PbS 3 = x100%
303,79
= 2,93%
7,11
%berat PbS 4 = x100%
303,79
= 2,34%
c. Recovery
23,17
R1 = x100% = 18,68%
124,01
11,39
R2 = x100% = 9,18%
124,01
8,89
R3 = x100% = 7,17%
124,01
7,11
R4 = x100% = 5,73%
124,01
2. pH 8
a. %berat
35,52
%berat1 = x100%
303,79
= 11,69%
27,98
%berat2 = x100%
303,79
= 9,21%
54,03
%berat3 = x100%
303,79
= 17,79%
59,98
%berat4 = x100%
303,79
= 19,74%
b. %berat PbS
21,98
%berat PbS 1 = x100%
303,79
= 7,24%
8,32
%berat PbS 2 = x100%
303,79
= 2,74%
7,78
%berat PbS 3 = x100%
303,79
= 2,56%
6,98
%berat PbS 4 = x100%
303,79
= 2,30%
c. Recovery
21,98
R1 = x100% = 18,27%
120,28
8,32
R2 = x100% = 6,92%
120,28
7,78
R3 = x100% = 6,47%
120,28
6,98
R4 = x100% = 5,80%
120,28
3. pH 9
a. %berat
33,02
%berat1 = x100%
303,79
= 10,87%
37,83
%berat2 = x100%
303,79
= 12,45%
23,12
%berat3 = x100%
303,79
= 7,61%
55,12
%berat4 = x100%
303,79
= 18,14%
b. %berat PbS
21,32
%berat PbS 1 = x100%
303,79
= 7,02%
14,21
%berat PbS 2 = x100%
303,79
= 4,68%
11,54
%berat PbS 3 = x100%
303,79
= 3,80%
9,53
%berat PbS 4 = x100%
303,79
= 3,14%
c. Recovery
21,32
R1 = x100% = 17,12%
124,5
14,21
R2 = x100% = 11,41%
124,5
11,54
R3 = x100% = 9,27%
124,5
9,53
R4 = x100% = 7,65%
120,28
4. pH 11
a. %berat
38,02
%berat1 = x100%
303,79
= 12,52%
21,12
%berat2 = x100%
303,79
= 6,95%
48,08
%berat3 = x100%
303,79
= 15,83%
52,09
%berat4 = x100%
303,79
= 17,15%
b. %berat PbS
20,12
%berat PbS 1 = x100%
303,79
= 6,62%
11,03
%berat PbS 2 = x100%
303,79
= 3,63%
7,34
%berat PbS 3 = x100%
303,79
= 2,42%
4,89
%berat PbS 4 = x100%
303,79
= 1,61%
c. Recovery
20,12
R1 = x100% = 15,89%
126,61
11,03
R2 = x100% = 8,71%
126,61
7,34
R3 = x100% = 5,80%
126,61
4,89
R4 = x100% = 3,86%
126,61
E. Pembahasan Percobaan
Flotasi merupakan suatu metode dalam pemisahan bahan galian mineral
berharga terhadap pengotornya berdasarkan sifat permukaan mineral. Alat ini
memilik ciri khas sebagai salah satu alat konsentrasi dengan data yang diperoleh.
Prinsip dasar flotasi yaitu dengan memisahkan dua jenis mineral antara mineral
suka air dan mineral yang tidak suka air, Mineral tidak suka air akan menempel
pada permukaan gelembung dan terbawa menuju atas permukaan, sedangkan
mieral suka air akan mengendap di dasar dan tidak terbawa gelembong udara.
F. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang diperoleh dari hasil flotasi ini yaitu sebagai
berikut :
1. Flotasi merupakan salah satu cara pemisahan mineral berharga dengan
pengotornya menggunakan prinsip berat jenis dari suatu sampel yang akan
diuji kadarnya.
2. Berdasarkan nilai PbS nya, jika PbS nya semakin besar nilai nya maka nilai
recovery tersebut akan semakin besar pula hasil yang didaptkan.
3. Hal – hal yang mempengaruhi kinerja dari flotasi ini diantaranya : ukuran
partikel yang akan diuji, persen solid, pH, reagen, kecepatan pengaduk dan
oksidasi.
G. Jawaban Pertanyaan
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, antara lain beserta
jawabannya :
1. Tujuan dari desliming ini pada flotasi digunakan untuk menghilangkan slime,
karena ini akan mengganggu proses flotasi yang akan digunakan dalam
pengujian slime sendiri dapat mengurangi daya penyerapan yang dilakukan
oleh kolektor.
2. Tujuan adanya proses conditioning pada pengujian flotasi agar
mempertahankan sifat dari mineral–mineral yang digunakan secara hidrofobik
ataupun hidrofilik.
3. Reaksi yang terjadi tahap flotasi pada mulanya, yaitu :
4. Zat surface aktif adalah suatu zat yang dapat menyerap udara maupun air di
dalam permukaan, dimana zat tersebut dapat bereaksi dengan air, maka air
akan bersatu dengan polar – polar nya.
5. Mekanisme aksi merupakan proses flotasi yang terjadi bila dibantu dengan
pemberian reagen kimia secara kebutuhannya, pemberian kolektor juga dapat
mengubah sifat mineral, dan juga pembusa atau frother yang akan menjaga
kestabilan pada saat pembuihan berlangsung
6. Berikut merupakan jenis – jenis flotation cell dalam flotasi komersial, yaitu :
a. Agitation machine cell, yakni jenis sel flotasi dimana gelembung udara
akan bergerak menuju ke atas karena gelembung udara yang dihasilkan
dari alat ini berasal dari impeler yang terletak di tengah mesin flotasi.
b. Pneumatic machine cell, yakni jenis sel flotasi dimana gelembung
udaranya ini berasal dari proses injeksi yang dilakukan dari luar ke dalam
sel flotasi. Pada sel flotasi ini tidak ditemukan adanya impeller sehingga
alat ini akan bekerja dengan cara mengompres udara untuk agitasi.
c. Cascade machine cell, dimana pada saat copebble jatuh ke dalam air,
maka gelembung udara yang dihasilkannya akan berasal dari mekanisme
yang sama.
d. Sub aeration machine cell, dimana alat ini dapat mengatur banyaknya
jumlah udara yang dikeluarkan oleh alat.
7. Contoh reagen flotasi
a. Kolektor :sabun, solar, oleic acid, xanthate, ditioposfat
b. Modifier : NaOH, asam sulfat, HCl, lime CaO, soda ash Na2CO3, glue,
dekstrin
c. Frother : dowfroth, pine oil, deterjen, metil isobutil karbinol, polioksiparafin,
xilenol, polilikol
H. DAFTAR PUSTAKA
1. Basset, j.et 1994. “ Buku Ajar Pengolahan Batuan “ EGC : Jakarta
3. Gaudin, AM, 1939.” Principles of Mineral Dressing”, Mc. Graw Hill Book
Company Inc, New York