Anda di halaman 1dari 9

MODUL PRAKTIKUM

MG 3212
KONSENTRASI FLOTASI

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
MODUL 1
FLOTASI MINERAL SULFIDA

A. Pendahuluan
Flotasi merupakan salah satu proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan
mineral berharga dari pengotornya berdasarkan sifat permukaan/kebasahannya
terhadap air. Mekanisme flotasi didasarkan pada adanya partikel mineral yang
dibasahi (hidrofilik) dengan partikel mineral yang tidak dibasahi (hidrofobik). Bijih
berukuran halus dalam bentuk pulp dihembuskan udara sehingga terbentuk
gelembung udara. Kebanyakan mineral berharga sulit dibasahi air atau bersifat
hidrofobik, sehingga mudah menempel pada gelembung udara dan kemudian terbawa
ke permukaan sel flotasi, sedangkan mineral pengotor yang mudah dibasahi air atau
bersifat hidrofilik tidak akan menempel pada gelembung udara dan tenggelam di
dasar sel flotasi. Proses flotasi ini merupakan proses yang selektif sehingga sering
diaplikasikan untuk memisahkan mineral sulfida dalam bijih kompleks, seperti bijih
yang digunakan pada praktikum ini, yakni bijih yang mengandung mineral galena
(PbS), sphalerite (ZnS) dan kalkopirit (CuFeS2).

Pada praktikum kali ini, dilakukan flotasi bijih kompleks Pb-Cu-Zn, dimana mineral
Zn akan didepress terlebih dahulu sehingga akan mengendap bersama pengotor,
sedangkan Pb dan Cu akan terapungkan. Kemudian konsentrat Pb-Cu akan dilakukan
flotasi lagi, dimana mineral Cu akan didepress sehingga konsentrat Pb terapungkan.
Konsentrat Zn yang masih mengandung pengotor akan dilakukan flotasi kembali
sehingga pengotornya mengendap. Pada akhirnya diperoleh konsentrat Cu, konsentrat
Pb, konsentrat Zn dan tailing akhir masing-masing secara terpisah.

B. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari pengaruh aktivasi oleh activator dan depressant oleh de-activator
pada proses flotasi mineral sulfida.
2. Mempelajari pengaruh pH pada proses flotasi differensial mineral sulfida.

1
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan :
- Tabung ukur
- Penampung konsentrat dan tailing
- Laboratory flotation cell

Bahan :

- Bijih sulfida
- Frother aerofroth
- Depressant NaCN, ZnSO4
- Activator CuSO4
- Lime
- H2SO4
- Kolektor amyl xanthate

D. Prosedur Percobaan
1. Lakukan grinding sampel bijih (hindari overgrinding) kemudian ayak untuk
menghasilkan umpan -65#.
2. Aduk contoh bijih dengan baik dan ambil contoh umpan untuk dianalisis
kandungan mineral/unsurnya.
3. Isi sel flotasi sampai ketinggian 2,5 cm dibawah bibir overflow dan ukur
volumenya dengan bantuan tabung ukur. Hitung umpan yang diperlukan untuk
menghasilkan pulp dengan 25% solid. Masukkan pulp ke dalam sel flotasi.
4. Hidupkan mesin flotasi dan atur kelajuannya menjadi 1500 rpm.
5. Atur pH dengan lime dan H2SO4 sedemikian sehingga pH menjadi 9.
6. Tambahkan depressant NaCN 0,15 gr/kg dan ZnSO4 0,2 gr/kg dan lakukan
conditioning selama 4 menit.
7. Tambahkan kolektor amyl xanthate, lakukan conditioning selama 3 menit.
8. Tambahkan frother aerofroth/ MIBC 0,05 gr/kg, lakukan conditioning selama 3
menit.
9. Tambahkan depressant NaCN 0,15 gr/kg, lakukan conditioning selama 4 menit.
10. Buka kran udara. Kumpulkan apungan (konsentrat 1) selama 1 menit dan segera
tutup kran udara.

2
11. Tambahkan air dan atur pH dengan lime dan H2SO4 sedemikian sehingga pH
menjadi 11.
12. Tambahkan activator CuSO4 dan lakukan conditioning selama 4 menit.
13. Tambahkan kolektor amyl xanthate, lakukan conditioning selama 3 menit.
14. Tambahkan frother aerofroth/ MIBC 0,05 gr/kg, lakukan conditioning selama 3
menit.
15. Buka kran udara. Kumpulkan apungan (konsentrat 2) selama 1 menit dan segera
tutup kran udara.
16. Keringkan konsentrat 1 dan 2 dan tailing akhir. Timbang dan analisis kandungan
mineral sulfidanya.

E. Tugas
1. Jelaskan secara rinci mekanisme flotasi bijih sulfida!
2. Jelaskan prinsip kerja depressant dan activator, serta pengaruh keduanya terhadap
proses!
3. Jelaskan bagaimana pH berpengaruh terhadap proses flotasi ini!
4. Lakukan perhitungan berat dan rekoveri seng pada konsentrat 1 dan 2 serta tailing
akhir, kemudian bahas apa yang terjadi!

F. Pertanyaan
1. Jelaskan bagaimana terjadinya pemisahan pada pengolahan bijih Pb-Zn!
2. Bagaimana mekanisme :
a. Pengaktifan sphalerite dengan CuSO4
b. Pendepressan pyrite dengan NaCN
c. Pendepressan sphalerite dengan ZNSO4
3. Bagaimana ion cyanide mendepress sphalerite yang telah diaktifkan dengan ion
Cu?
4. Bila anda diberikan bijih yang mengandung galena, sphalerite, pyrite,
chalcopyrite dan gangue silicate, coba berikan prosedur bagaimana mendapatkan
konsentrat galena, konsentrat pyrite dan konsentrat chalcopyrite.

3
MODUL 2
FLOTASI MINERAL OKSIDA

A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari karakteristik flotasi mineral oksida (pengaruh pH)
2. Mempelajari hubungan antara %recovery kumulatif dengan berat kumulatif umpan,
waktu flotasi, dan kadar kumulatif
3. Mempelajari pengaruh penambahan depressant (starch) dalam flotasi mineral oksida
4. Mempelajari pengaruh %solid terhadap recovery flotasi

B. Teori Dasar
Flotasi telah sukses diterapkan selama lebih dari satu abad sebagai metode untuk
memisahkan berjuta-juta bijih setiap taunnya. Beberapa mineral ksida dan silikat yang
dapat dilakukan proses flotasi antara lain rutile, mica, quartz, dan besi oksida (hematite
dan magnetite). Mekanisma flotasi dari mineral oksida dan silikat diketahui bergantung
pada sifat kelistrikan dan kelarutan dari mineral, muatan dan panjang rantai kolektor
yang digunakan. Flotasi dapat terjadi apabila terdapat interaksi elektrostatik antara
permukaan dan kolektor (lebih dikenal sebagai phyical adsorption) ataupun interaksi
kimia tertentu (chemical adprosrtion). Dalam banyak kasus ditemukan bahwa physical
adsorption lebih dominan karena permukaan dari mineral akan menghasilkan muatan
listrik yang kemudian digunakan untuk menarik ujung yang bermuatan dari kolektor.
Variabel proses yang umumnya mengatur muatan permukaan adalah pH. Muatan
permukaan dapat diukur dengan metode elektrokinetik dan hasilnya lebih dikenal dengan
sebagai Zeta Potential[1.2].

C. Peralatan dan Bahan


Alat
- Tabung ukur
- Wadah penampung
- Flotation Cell
- Kertas Lakmus

6
Bahan
- Bijih oksida
- Depressant (starch)
- Lime
- Kolektor Sodium Oleat
- Frother Aerofroth
- H2SO4

D. Prosedur Percobaan
1. Masukkan umpan mineral oksida dengan persen solid 25%, 35%, 45%
2. Atur pH dengan menggunakan lime dan H2SO4
3. Ukur pH dengan kertas lakmus. Apabila belum sesuai ulangi langkah 2
4. Tambahkan depressant starch 0,2gr/kg kemudian conditioning selama 3 menit
5. Tambahkan kolektor Sodium Oleat, conditioning selama 2 menit
6. Tambahkan frother aerofroth 0,05 gr/kg, conditioning selama 2 menit
7. Siapkan wadah. Buka kran udara. Kumpulkan apungan (konsentrat 1) selama 2 menit
dan segera tutup kran udara
8. Kumpukan apungan (konsentrat 2) selama 2 menit dan segera tutup kran udara
9. Keringkan dan analisis kadar SiO2

E. Tugas
1. Hitung recovery kadar SiO2 kemudian buat grafik hubungan persen recovery SiO2
kumulatif dengan berat kumulatif, waktu flotasi dan kadar kumulatif
2. Jelaskan pengaruh pH, waktu, % solid dan kuantitas kolektor pada percobaan ini

F. Pertanyaan
1. Jelaskan pengaruh pH dalam flotasi mineral oksida (studi mineral silicate, goethite,
dan hematite)
2. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam flotasi mineral oksida
3. Sebutkan perbedaan kationik kolektor dan anionik kolektor, tuliskan jenis-jenisnya
dan berikan contoh penggunaan (minimal 3) untuk kationik kolektor dan anionik
kolektor pada flotasi mineral-mineral oksida
4. Jelaskan mengapa mineral oksida sulit untuk diflotasi dan jarang digunakan
konsentrat flotasi pada mineral oksida

7
G. Daftar Pustaka
[1]
Crundwell, F. K., 2016. On the mechanism of the flotation of oxides and silicates.
Mineral Engineering, 7 July, Issue 95, pp. 185-186.
[2]
Quast, K., 2017. Literature review on the use of natural products in the flotation of iron
oxides ores. Mineral Engineering, Issue, pp. 12-24

8
MODUL 3
FLOTASI KOLOM

A. Pendahuluan

Dalam proses konsentrasi flotasi saat ini, ada 2 tipe alat flotasi yang digunakan, yaitu : alat
flotasi mekanik dan alat flotasi pneumatik. Salah satu contoh alat flotasi pneumatik adalah
flotasi kolom. Flotasi kolom ini diperkenalkan dan diaplikasikan Flinn dan Towne di plant
site Inspiration Copper Company pada pertengahan tahun 1910-an yang akhirnya menjadi
komersial di Les Mines Gapes, Canada pada tahun 1980.

Flotasi ini disebut kolom karena alat ini berbentuk silinder dengan dimensi tertentu yang
berdiri tegak dengan ketinggian tertentu. Material umpan dimasukkan ke bagian tengah
kolom. Flotasi kolom ini bekerja dengan cara gelembung yang dibuat dengan
menginjeksikan udara ke dalam diffuser placed yang berada di dasar kolom dan naik ke
atas sesuai arah arus untuk menurunkan aliran slurry. Dalam pergerakan menuju atas,
gelembung-gelembung ini berbenturan dengan partikel-partikel mineral yang ada.
Kemudian partikel-partikel mineral yang bersifat hidrofobik akan menempel pada
gelembung udara tersebut sehingga akan dikeluarkan sebagai overflow, sedangkan mineral
yang hidrofilik menjadi material underflow.

B. Tujuan Percobaan

1. Memahami prinsip cara kerja flotasi kolom


2. Mempelajari perbedaan antara flotasi konvensional dan flotasi kolom

C. Alat dan Bahan

Peralatan :

- Sel flotasi kolom


- Penampung material konsentrat dan tailing
- Kertas lakmus
- Pipet tetes
- Sel flotasi Denver 2,5 L

9
Bahan :

- Batubara
- Kolektor Minyak Diesel
- Frother MIBC
- CaO
- H2SO4

D. Prosedur Percobaan

1. Buatlah pulp batubara dengan persen solid sebesar 10%


2. Atur nilai pH pulp menjadi 6-8
3. Tambahkan kolektor dengan rasio 2,5ml/kg dan kemudian dilakukan conditioning
selama 10 menit
4. Tambahkan frother dengan rasio 2,5ml/kg dan kemudian dilakukan conditioning
selama 10 menit
5. Atur kecepatan putar impeller menjadi 1400 rpm
6. Siapkan rangkaian alat flotasi kolom
7. Umpankan batubara ke dalam alat flotasi dengan laju pengumpanan sebesar 200-400
mL/menit
8. Masukkan udara dengan laju sebesar 2L/menit
9. Alirkan air pembilas dengan laju sebesar 100-200 mL/menit

E. Tugas

1. Hitunglah nilai recovery proses flotasi kolom batubara dan bandingkan dengan flotasi
konvensional batubara! Jelaskan hasil perbandingannya!

F. Pertanyaan

1. Jelaskan mengapa flotasi kolom jarang digunakan dalam skala industri!


2. Jelaskan perbedaan antara flotasi kolom dengan konvensional!
3. Sebutkan zona kolom pada flotasi kolom dan jelaskan fungsi masing-masing zona
tersebut!
4. Jelaskan parameter-parameter flotasi kolom dan pengaruhnya pada proses flotasi!

10

Anda mungkin juga menyukai