Anda di halaman 1dari 27

BAB V

BAHAN GALIAN LOGAM

Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu :
- Memahami dan menjelaskan defenisi dan teori-teori mengenai bahan galian logam
- Memahami dan menjelaskan proses pembentukan bahan galian logam
- Memahami dan menjelaskan jenis-jenis mineral logam
- Memahami dan menjelaskan sifat fisik mineral logam

V.1. PENDAHULUAN
Bahan galian logam (bijih) atau ore dapat merupakan senyawa

Misal: Calaverite AuTe2

Sylvanite (Ag.Au)Te2

Atau dalam bentuk unsur logam tunggal

Misal: Native gold (Au)

Ore adalah batuan dan mineral, tidak hanya metal atau mineral yang mengandung
metal, tetapi beberapa non-metalik seperti sulfur dan flourite juga termasuk
disebut ore.

Yang tidak termasuk ore: batuan, pasir untuk bangunan, lempung, garam. Ini adalah
batuan dan mineral industri atau mineral-mineral ekonomis sehingga kita dengan
mudah dapat memisahkan yang mana material industri atau mineral bijih.

70
Teori modern mengenai ore diformulasikan oleh:

1. Georg Bauer atau Georgius Agricola pada abad 16, mengamati dan mengobser-
vasi ore deposit. Beliau juga disebut sebagai BAPAK EKONOMI GEOLOGI. Buku
yang diterbitkan berjudul: De re Metallica (tahun 1556)

2. Nicolaus Steno pada pertengahan abad 18: memberikan pandangan mengenai


tanggung jawab dan kontribusi seorang ahli geologi yang berhubungan dengan
geologi umum harus dihubungkan dengan mineral bijih; di mana sebagai
produksi/ kondensasi dari uap/gas yang naik melalui rekahan-rekahan (fisures).

3. Henkel (tahun 1725 dan 1727) dan Zimmerman (tahun 1746) memberi masukan
tentang pentingnya hydrothermal solution atau uap yang berasal dari bagian
paling dalam (deep seated origin) yang menghasilkan endapan bijih karena
proses metasomatisme (replacement).

4. Von Oppel (tahun 1749) membuat perbedaan antara urat kuarsa (vein) dan
lapisan endapan (bedded deposits), yaitu cross cutting features adalah sekunder
dan open fissure adalah origin (primer), dan kemudian menyesuaikan diri dengan
lapisan interbedded sedimen.

5. Delius (tahun 1770 dan 1773) mempelajari tentang alterasi batuan/bijih oleh
agen atmosfer, beliau juga mengamati perkembangan mineral sekunder pada
zone alterasi sebagai zone supergen.

6. Charpenter seorang profesor dari Jerman (tahun 1778 dan 1779) yakin bahwa
urat kuarsa (vein) terbentuk oleh alterasi dari batuan induk (country rock) dan
memotong batuan-batuan dinding yang di antaranya terjadi silifikasi.

7. Gerhard (tahun 1781) menulis bahwa urat kuarsa (vein) membuka dan terisi oleh
sisa cairan magma atau mineral-mineral yang terbawa (mineral leached)
atau open fissure fillid dari dalam bumi.

71
Teori lateral secretion (batuan ore deposits berasal dari mineral cucian
(mineral leached) dari wall rock oleh air (meteoric origin) dari Charpenter dan
Gerhard ini bertahan + 100 tahun (tahun 1882)
8. James Huton, a Scot dan Abraham Gottlob Wenner dari Jerman, mempredik-
sikan pengaruh yang luas tentang ore deposits. Huton seorang plutonist (tahun
1888 dan 1895) terkenal dengan teorinya: yaitu magma yang berhubungan
dengan endapan mineral logam, berasal dari perputaran cairan sisa magma.

9. Joseph Bruneur (1801), Scipione Breaslak (1811) ahli geologi Italia menyebutkan
bahwa proses segregasi magma dapat menjelaskan bagaimana mineral hadir
terkonsentrasi dalam lapisan batuan beku.

10. Spurr (1923) memodifikasi bahwa magma bijih (ore magma) diterima sebagai
pembawa/mengandung bodi bijih (ore bodies).

11. Werner seorang Neptunist menerangkan bahwa basalt, sandstone, limestone,


ore deposit terbentuk sebagai sedimen awal dalam lautan. Dalam bukunya yang
berjudul: New teory of the formation of veins. Diterangkan bahwa vein berasal
dari dasar laut. Bermula dari terbentuknya sebagai rekahan/crack yang
disebabkan oleh slumping atau gempa bumi, kemudian crack terisi oleh proses
resapan kimia.

Hutton dan Werner yang terkenal dengan plutonist dan neptunist selama
bertahun-tahun mengadakan observasi dan menghasilkan bahwa lava bukan
suatu formasi sedimen, karena mereka melihat bahwa terdapat mineral-mineral
(termasuk mineral bijih) larut dan tertranspot serta terendapkan dari media
air/cairan. Sehingga dapat diketahui bahwa magmatisme dan singenetis tidak
dapat berdiri sendiri-sendiri.
Sebagai contoh: nikel selalu berasosiasi dengan norites (batuan beku basa) dan
peridotit. Kehadiran monsonit dan atau quartz monzonite stock) akan
ditemukan dissemi-nated copper. Timah akan ditemukan berasosiasi

72
dengan siliceous plutonic rock (granit) Hal ini merupakan bukti dari hubungan
bijih dengan aktivitas volkanik yaitu adanya fumarol atau mataair panas/hot
spring.

12. Pada abad 19 banyak ilmuan terkenal yang menyumbangkan teori tentang trans-
portasi bijih dan pengendapannya. Di antaranya: Von Cotta,
Sandberger dan Stelzner dari Jerman, Danbree dan Launay dari
Perancis, Poepny dari Bohemia, Phillips dari Inggris, Vogt dari Norwegia
dan Emmons dari amerika Serikat.

Secara umum banyak ilmu pengetahuan yang dikemukakan, tetapi para ahli
geologi masih belum mengetahui secara jelas, bahwa tidak ada teori single yang
dapat menjelaskan genesis endapan bijih secara keseluruhan.
13. Pada abad 20, klasifikasi endapan bijih sangat meningkat dengan pesat,
dan Lindgren (tahun 1907, 1913 dan 1922) mempopulerkan Genetic
Classification atau klasifikasi deposit dari produk mekanika atau konsentrasi
kimia dan klasifikasi urat-urat hidrotermal (hydrothermal vein). Dalam group
Lindgren termasuk pirometa-somatik (batuan beku metamorpik) dan deposit
hidrotermal.

Berdasarkan atas proses cara terbentuknya bahan galian logam/mineral


bijih/ore dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Bijih primer = bijih hipogen

Bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses metalisasi

2. Bijih sekunder = supergen

Bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih primer, oleh proses
pelapukan dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.

73
V.2. Proses pembentukan bahan galian:
Proses terbentuknya bahan galian adalah sangat komplek. Sering lebih dari satu proses
bekerja bersama-sama.

Meskipun dari satu jenis bahan galian logam, apabila terbentuk oleh proses yang
berbeda-beda, maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda pula.

Contoh endapan bijih besi dapat dihasilkan oleh:

1. Diferensiasi magmatik

2. Larutan hidrotermal

3. Proses sedimentasi

4. Proses pelapukan

Tiap-tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda dalam:

1. Mutu

2. Besar cadangan

3. Jenis mineral ikutan

Mengenal proses yang membentuk endapan bahan galian akan sangat membantu di
dalam:
1. pencarian

2. Penemuan

3. Pengembangan bahan galian

74
Tabel 5.1. Proses-proses yang dapat membentuk endapan bahan galian
No Proses Deposit yang dihasilkan

1 Konsentrasi magmatik Deposit magmatic

2 Sublimasi Sublimat

3 Kontak metasomatisme Deposit kontak metasomatik

4 Konsentrasi hidrotermal Pengisian celah-celah terbuka


Pertukaran ion pada batuan
5 Sedimentasi Lapisan sedimenter
Evaporit
6 Pelapukan Konsentrasi residual

7 Metamorfisme Deposit metamorfik

8 Hidrologi Airtanah
Garam tanah
Endapan caliche

1. Konsentrasi magmatic

Beberapa mineral dalam batuan beku mempunyai nilai ekonomis, tetapi mem-
punyai konsentrasi kecil. Proses konsentrasi tersebut terjadi pada saat batuan beku
masih berupa magma, oleh sebab itu disebut konsentrasi magmatik.
Deposit bahan galian sebagai hasil proses ini berkaitan erat dengan batuan beku
intrusif.

Konsentrasi magmatik digolongkan menjadi 2:

a. Magmatik awal

1) Kristalisasi tanpa konsentrasi: intan

2) Kristalisasi dan segregasi: kromium, platinum

b. Magmatik akhir

75
1) Akumulasi dan atau injeksi larutan residual: besi titan, platinum, kromium

2) Akumulasi dan pemisahan larutan: deposit nikel, tembaga

3) Pegmatit

Hasil dari proses pegmatik dibagi menjadi 4 jenis:

a. Logam tunggal (native metal): Au, Ag, Pb, Fe dan Ni.

b. Oksida: hematit (FeS, tilanit (Ti), chromite (Cr)

c. Sulfida: chalcopirit (Ni-Cu)

d. Batu mulia (gemstone): intan, garnet.

Kerap kali dijumpai satu produk bahan galian /metal berasosiasi dengan metal
yang lain, misal:
Besi dengan titan

Tembaga dengan emas

Emas dengan perak

2. Sublimasi

Proses sublimasi merupakan prose pembentukan bahan galian yang tidak begitu
berarti karena sedikit terjadi. Proses ini menyangkut perubahan langsung dari keadaan
gas atau uap ke keadaan padat tanpa melalui fase cair. Proses ini berhu-bungan erat
dengan kegiatan gunungapi dan fumarol, tetapi sublimat yang dihasilkan jumlahnya
sedikit.

Belerang adalah sebagai salah satu contoh. Misalnya yang didapat di Gunung
Welirang Jawa Timur. Di samping belerang, juga garam-garam klorida dari besi,

76
tembaga zinc dan garam-garam dari logam alkali lainnya.Tetapi pada umumnya dalam
jumlah sangat kecil, sehingga kurang menguntungkan untuk ditambang.

3. Kontak metasomatisme

Pada saat magma cair dan pijar dalam keadaan sangat panas menerobos batuan,
maka magma tersebut panasnya makin lama makin turun dan akhirnya hilang. Hasil
akhir akan membentuk batuan beku intrusif. Proses tersebut dapat terjadi pada
keadaan yang dangkal, menengah ataupun dalam. Sehingga dikenal batuan beku
intrusif dangkal, menengah dan dalam,

Dalam proses tersebut akan terjadi tekanan dan suhu yang sangat tinggi, terutama
pada kontak terobosannya antara magma yang masih cair dengan batuan di seki-
tarnya (country rocks).

Akibat dari kontak ini dapat dibagi menjadi 2 jenis:

a. Akibat dari panas saja, tanpa adanya perubahan-perubahan kimiawi, baik pada
magma maupun pada batuan yang diterobos. Kontak ini disebut kontak
metamorfisme.

b. Akibat panas disertai adanya perubahan-perubahan kimiawi sebagai akibat


pertukaran ion, pertambahan ion dan sebagainya, dari magma ke batuan yang
diterobos dan sebaliknya. Kontak semacam ini disebut kontak metasomatisme.

Kedua jenis kontak tersebut menimbulkan hasil yang sangat berbeda:

a. Kontak metamorfisme: akan menghasilkan bahan galian yang sangat terbatas dan
bukan logam. Misalnya: silimanit, marmer

b. Kontak metasomatisme: akan menghasilkan bahan galian logam yang sangat


bervariasi. Hal ini ini terjadi apabila batuan yang diterobos mudah bereaksi,
penerobosan terjadi cukup dalam.

77
Suhu di daerah kontak akan berkisar 500-1.100°C untuk magma yang bersifat
silikaan (siliceous magma) dan makin jauh dari kontak suhunya menurun.
Terdapatnya mineral-mineral tertentu akan menunjukkan suhu tertentu, di mana
mineral tersebut terbentuk misal:
Mineral wollastonite: tidak lebih 1.125°C
Mineral kuarsa: suhu di atas 573°c

Bahan galian yang terbentuk karena kontak metasomatisme, terjadi karena proses:

a. Rekristalisasi

b. Penggabungan unsur

c. Penggantian ion

d. Penambahan unsur-unsur baru

Dari magma ke batuan yang diterobos.


Secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

Kalau suatu batuan country rock mempunyai komposisi mineral AB dan CD, maka
melauli proses penggabungan kembali akan berubah menjadi mineral AC dan BD. Oleh
proses penambahan unsur-unsur dari magma akan berubah lagi menjadi ACX dan BDX,
di mana X dan Y unsur dari magma.

Penambahan unsur dari magma sebagian berupa logam, silika, boron, klorin, florin,
kalium, magnesium dan natrium. Mineral logam (ore mineral) yang terbentuk dalam
kontak metasomatisme hampir semua berasal dari magma, demikian pula kandungan-
kandungan yang asing pada batuan yang diterobos, melalui proses penambahan unsur.

Jenis magma yang menerobos batuan yang akhirnya akan menghasilkan endapan
bahan galian kontak metasomatisme, pada umumnya terbatas pada magma silika
dengan komposisi menengah (intermediate) seperti: kuarsa monzonit, granodiorit dan
kuarsa diorit. Sedang magma yang kaya akan silika seperti granit, jarang menghasilkan

78
endapan galian, demikian juga magma ultra basa, pada magma yang basa, kadang-
kadang dapat membentuk endapan bahan galian kontak metasomatik.

Hampir semua endapan bahan galian kontak metasomatisme berasosiasi dengan


tubuh batuan beku intrusif yang berupa stock, batholit, dan tidak pernah berasosiasi
dengan dike atau sill yang berukuran kecil. Untuk lacolith dan sill yang besar meskipun
jarang, tetapi kadang-kadang dapat menghasilkan endapan bahan galian kontak
metasomatik.

Melihat tekstur endapan bahan galian metasomatisme ini selalu berhubungan


dengan batuan beku intrusif dengan tekstur granular, yang menunjukkan bahwa
pendinginan magma waktu itu sangat lambat dengan kedalaman yang cukup besar.
Sebaliknya pada batuan intrusif yang bertekstur gelas maupun afanitik, hampir tidak
pernah dijumpai adanya endapan bahan galian kontak metasomatik. Hal ini
membuktikan bahwa endapan kontak metasomatik selalu hanya berhubungan dengan
magma dalam saja. Kedalaman pembekuan magma yang akan menghasilkan batuan
beku intrusif dengan tekstur granular diperkirakan + 1.500 m. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada penerobosan magma dengan komposisi menengah pada
kedalaman sekitar 1.500 m. Batuan country rock yang terterobos oleh magma yang

79
paling besar kemungkinannya untuk dapat menimbulkan deposit kontak metasomatik
adalah batuan karbonat.

Batugamping murni ataupun dolomit dengan segera akan mengalami rekristalisasi


dan rekombinasi dengan unsur yang diintrodusir dari magma. Pada batugamping yang
tidak murni, efek kontak metasomatik yang terjadi lebih kuat, karena unsur-unsur
pengotor seperti silika, alumina dan besi adalah bahan-bahan yang dapat dengan
mudah membentuk kombinasi-kombinasi baru dengan kalsium oksida. Seluruh massa
batuan di sekitar kontak dapat berubah menjadi garnet, silika dan mineral-mineral
bijih.

Batuan yang agak sedikit terpengaruh oleh intrusi magma adalah batupasir. Kalau
mengalami rekristalisasi batupasir akan menjadi kuarsit yang kadang-kadang
mengandung mineral-mineral kontak metasomatisme tersebar setempat-setempat.
Sedang batulempung akan mengalami pengerasan dan dapat berubah menjadi
hornfels, yang umumnya mengandung mineral andalusit, silimanit dan straurolit.

Tingkat perubahan yang terjadi pada batuan sedimen klastis halus tersebut,
tergantung pada tingkat kemurniannya. Paling baik kalau batulempung tersebut
bersifat karbonatan, tetapi secara umum batuan sedimen argilaceous (berbutir halus)
jarang yang mengandung mineral bahan galian.

Apabila batuan beku ataupun metamorf mengalami terobosan magma, hampir


tidak akan mengalami perubahan yang berarti, kecuali kalau antara magma yang
menerobos dengan batuan beku yang diterobos mempunyai komposisi yang sangat
berbeda. Misal magma granodiorit menerobos gabro, maka kemungkinan besar akan
ada perubahan-perubahan besar pada gabronya. Secara umum dapat dikatakan bahwa
batuan yang paling peka terhadap kontak metasomatisme dan paling cocok untuk
terjadinya pembentukan endapan bahan galian bijih, adalah batuan sedimen,
terutama yang bersifat karbonatan dan tidak murni.

80
Bentuk posisi ataupun penyebaran dari bahan galian yang terjadi pada proses
metasomatisme banyak tergantung pada struktur batuan yang diterobos. Akan tetapi
umumnya berbentuk ireguler dan terpisah-pisah. Bentuk ireguler tersebut lebih sering
terjadi pada batugamping yang tebal, sedang pada batugamping berlapis-lapis ataupun
terkekarkan, maka endapan bijih tersebut dapat berbentuk menjari atau melidah.

Volume deposit kontak metasomatisme pada umumnya kecil antara puluhan


sampai beberapa ratus ribu ton saja, dan jarang yang sampai jutaan ton berat.

4. Konsentrasi hidrotermal

Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut
larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang
dahulunya berada dalam magma.

Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung
logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di
tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi.

Larutan ini makin jauh dari magma, akan makin kehilangan panasnya sehingga
dikenal:

a. Deposit hidrotermal suhu tinggi: di tempat terdekat dengan intrusi.

b. Deposit hidrotermal suhu menengah: di tempat-tempat yang agak jauh.

c. Deposit hidrotermal suhu rendah: ditempat yang jauh

Deposit tersebut juga dinamakan deposit hidrotermal, mesotermal dan epitermal,


tergantung dari suhu, tekanan dan keadaan geologi di mana mereka terbentuk, seperti
yang ditunjukkan oleh mineral-mineral yang dikandungnya.
Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan
mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk deposit

81
celah (cavity filling deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk deposit
pergantian (replacement deposit).

Secara umum deposit replasemen terjadi pada kondisi suhu dan tekanan tinggi,
pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya yang merupakan deposit
hipotermal, sedang deposit celah lebih banyak terjadi di daerah dengan suhu dan
tekanan rendah, yang merupakan deposit epitermal yang terletak agak jauh dari
batuan intrusifnya.

Syarat penting terjadinya deposit hidrotermal adalah:

a. Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral.

b. Adanya rekahan/rongga pada batuan, di mana larutan dapat lewat.

c. Adanya tempat, di mana larutan akan mendepositkan kandungan mineralnya.

d. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineral

e. Konsentrasi mineral yang cukup di dalam deposit, sehingga menguntungkan kalau


ditambang.

5. Sedimentasi

V.3. JENIS-JENIS MINERAL LOGAM

Mineral-mineral terpenting adalah yang menghasilkan logam, yang sangat kita


perlukan. Mineral logam ini terdiri atas logam dasar seperti emas dan platina, maupun
cebakan-cebakan logam lain. Dari cebakan ini dapat diolah secara menguntungkan
logam-logam yang sangat berguna untuk manusia.Hanya beberapa diantara mineral
yang mengandung logam bermanfaat sebagai cebakan. Felspar banyak didapat,
mengandung aluminium dan logam lain, tetapi tidak ada cara yang murah dan mudah

82
untuk memisahkan logam itu daripadanya. Cebakan aluminium yang berguna hanyalah
bauksit, batuan yang mengandung aluminium oksida.

Banyak cebakan yang sesungguhnya adalah oksida. Cebakan utama besi, yaitu
hematit dan magnetit adalah oksida. Cebakan Timah yang terpenting adalah juga
oksida: yaitu Kasiterit. Banyak cebakan lain yang berbentuk Sulfida atau ikatan logam
dengan sulfur atau belerang. Cebakan tembaga yang terpenting yaitu Kalkopirit adalah
sulfida dari tembaga dan besi. Karbonat adalah jenis cebakan yang lain lagi. Siderit
yaitu karbonat dari besi, adalah cebakan besi yang penting. Azurit yang berwarna biru
tua dan malachit yang berwarna hijau adalah karbonat cebakan tembaga yang sering
kita jumpai.

Memproses cebakan menjadi logam harus terlebih dahulu melalui proses


pengolahan biji dengan cara memurnikan dan mengkonsentrasikan cebakan tersebut.
Banyak cebakan dikonsentrasikan dengan cara flotasi yaitu digunakan larutan
pembasah khusus yang hanya membasahkan batuan, dan cebakan akan terapung
dalam buih dan terpisah.

Ada 3 cara terpenting untuk memisahkan logam dari cebakannya, yaitu :

Pertama : Peleburan, dengan memanaskan cebakan dalam sebuah tanur yang biasanya
menggunakan batubara. Dalam cara ini mineral oksida dan karbonat diubah menjadi
logam.

Kedua : Elektrolisa yaitu dengan mengalirkan listrik melalui cebakan yang telah
dipersiapkan. Aluminium dimurnikan dengan elektrolisa aluminium oksida yang
diperoleh dari biji bauksit. Arus listrik akan memisahkan cebakan itu menjadi
aluminium dan oksigen.

Ketiga : Pelindian yaitu unsur logam dari cebakan dilarutkan dalam larutan kimia.
Tembaga sering dimurnikan dengan memakai larutan asam sulfida.Hasilnya adalah

83
larutan tembaga sulfat. Kemudian unsur tembaganya dipisahkan melalui proses
elektrolisa. Perak dan emas juga sering dimurnikan dengan pelindian.

Berikut ini adalah cebakan mineral dari jenis logam yaitu :

1. Azurit (Tembaga Karbonat) berwarna biru tua, merupakan cebakan tembaga yang
sering didapat bersama malachit yang banyak persamaan dalam susunan kimianya.

Gbr 5.1. Azurit

2. Besi (Logam dasar) jarang ditemukan dalam batuan. Terdapat dalam meteorit yang
jatuh dari angkasa luar. Di dalam meteorit itu biasanya besi ditemukan sebagai paduan
dengan nikel.

Gbr 5.2. Besi

84
3. Blende (Zink sulfida) Cebakan zink yang utama, juga dinamakan sfalerit atau Black
Jack. Berwarna coklat, hitam atau merah, biasanya pejal juga berbentuk kristal kubus
dengan kilap intan.

Gbr. 5.3. Blende

4. Bornit (Campuran tembaga dan besi sulfida) Salah satu biji tembaga yang paling
umum. Kadang-kadang ditemukan dengan kalkosit.Seringpula dinamakan cebakan
burung merak karena permukaan yang merah tembaga cepat berubah menjadi
berbintik-bintik oleh reaksi dengan udara.

Gbr. 5.4. Bornit

5. Galena (Timah sulfida) Cebakan Timah hitam utama yang sering ditemukan
bersama blende. Kebanyakan tubuh cebakan gelena mengandung unsur perak
yang bernilai. Berwarna abu-abu dengan kilap metalik dan bentuk kristal kubus.

85
Gbr. 5.5. Galena

6. Hematit (Besi Oksida) Mineral besi utama yang mendapat nama sesuai dengan
warnanya yang merah darah dengan kilap metalik.

Gbr. 5.6. Hematit

7. Kalkopirit (Tembaga dan besi sulfida) Sering juga dinamakan pirit tembaga. Mineral
tembaga yang penting berwarna kuning suram, lebih lunak dari pirit dan dapat
digores dengan pisau saku.

86
Gbr 5.7. Kalkopirit

8. Kalkosit (Tembaga sulfida) Mineral tembaga yang penting, terdapat bersama bornit
dan mineral-mineral tembaga lainnya. Warnanya abu-abu timbal.

Gbr 5.8. Kalkosit

9. Kasiterit (Timah Oksida) Dinamakan pula batu Timah, kasiterit yang berwarna
hitam adalah cebakan Timah yang utama. Endapannya terdapat sebagai butir-butir
mineral berat dan ditambang sebagai endapan plaser

Gbr 5.9. Kasiterit

10. Uranium Oksida, Penghasil utama logam radioaktif uranium. Digunakan sebagai
bahan bakar dalam reaktor nuklir.Juga mengandung sedikit logam radium dan
torium yang radioaktif, zirkon dan Timah. Berwarna hitam tetapi dapat berubah
menjadi Kuning dan Hijau.

87
Gbr 5.10. Uranium oksida

11. Kuprit (Tembaga Oksida) Cebakan tembaga penting yang berwarna merah.
Kristalnya biasanya persegi delapan, tetapi salah satu jenis berbentuk gabungan
beberapa kristal.

Gbr 5.11. Kuprit

12. Magnesit (Magnesium Karbonat) Cebakan utama dari metal magnesium yang
ringan. Biasanya didapatkan dalam bentuk pejal seperti pada Kapur.

Gbr 5.12. Magnesit

88
13. Magnetit (Besi Oksida) Mendapat namanya karena sifat-sifat magnet alam yang
dimilikinya. Cebakan besi yang berharga. Mineral ini berwarna hitam dengan kristal
berbentuk segi delapan

Gbr 5.13. Magnetit


14. Markasit (Besi Sulfida) Mempunyai rumus kimia yang sama dengan pirit, dengan
kristal yang berwarna kuning ungu.

Gbr 5.14. Markasit

15. Logam Emas (Logam dasar) Mineral berwarna kuning ini sejak awal peradaban
manusia bernilai tinggi karena langka, indah dan tahan lama.Emas terdapat
didalam urat-urat kwarsa atau dalam endapan plaser berbentuk pipih, butir atau
nuget.Tahun 1872 ditemukan nuget terbesar didunia yang beratnya mencapai 214
Kg.

89
Gbr 5.15. logam emas

16. Molibdenit (Molibdenum disulfida) Cebakan utama logam molibden unsur yang
banyak dipakai sebagai logam paduan. Berwarna abu-abu dan biasanya berbentuk
pipih, seperti grafit.

Gbr 5.16. Molibdenit

17. Perak (Logam dasar) Salah satu logam mahal yang ditemukan berbetuk cabang-
cabang atau sebagai nuget. Berwarna putih perak yang akan berubah menjadi
coklat karena reaksi udara kota. Sebuah nuget yang beratnya lebih dari satu ton
pernah ditemukan di Meksiko.Kebanyakan perak berasal dari argentit dan
beberapa mineral yang ditemukan bersama cebakan Timah, tembaga dan Zink
sulfida.

90
Gbr 5.17. Perak

18. Pirit (besi sulfida) Mineral sulfida yang paling banyak ditemukan dalam kerak bumi.
Terdapat dalam kebanyakan endapan mineral sulfida.Sering juga dinamakan emas
orang tolol karena rupanya yang mirip emas.Kristalnya berbentuk kubus.

Gbr 5.18 Pirit

19. Rutile (Titanium dioksida) Salah satu mineral penghasil titanium yang penting
disamping mineral Ilmenit. Berwarna merah kecoklatan dan sering terdiri dari kristal
kembar. Digunakan juga untuk pewarna cat.

Gbr 5.18. Rutile

91
20. Siderit (besi karbonat) Cebakan besi penting yang ditemukan baik didalam urat
maupun dalam endapan sedimen. Berwarna coklat dengan kilap mutiara.

Gbr 5.20. Siderit

21. Sinabar (air raksa sulfida) Cebakan air raksa yang utama. Karena warnanya yang
merah cerah, mineral ini dipakai sebagai pewarna sejak jaman batu.Sering
ditemukan dalam bentuk pejal.Didalam cebakan ini kadang-kadang ditemukan
butir-butir air raksa.

Gbr 5.21. Sinabar

22. Sphalerit berwarna abu-abu sampai kehitaman, bentuk kristalnya tidak beraturan ,
ditemukan dalam cebakan bersama-sama mineral Bornit.

Gbr 5.22. Sphalerit

92
23. Tembaga (Logam dasar) Kadang-kadang berbentuk padat atau bercabang didalam
cebakan tembaga. Warna Kuning kemerah-merahan yang khas tetapi berangsur-
angsur menjadi gelap.

Gbr 5.23. Tembaga

24. Uraninit (uranium dioksida) bahan dasar Uranium yang mengandung radio aktif,
digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan bahan peledak nuklir. Berwarna
hitam namun bisa berubah menjadi warna kuning.

Gbr 5.24. Uranit

Persebaran mineral logam yang dibedakan menjadi logam besi, logam dasar,
logam radioaktif, logam mulia, dan logam ringan antara lain sebagai berikut.
1. Logam besi terdiri dari Khrom (Cr), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan (Mn),
Molibdenum (Mo), Nikel (Ni), dan Wolfram (W). Persebaran jenis logam ini
antara lain besi anyak dijumpai di Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan

93
Barat, dan Kalimantan Timur. Nikel banyak dijumpai di Sulawesi Tenggara,
mangan di P. Timor, Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
2. Logam dasar terdiri dari Antinom (Sb), Bismut (B), Tembaga (Cu), Timbal (Pb),
Seng (Zn), Air raksa (Hg), Timah putih (Sn). Persebaran jenis logam ini antara
lain Timbal banyak ditemukan di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
dan Papua.Air raksa banyak ditemukan di Sumatra Barat, Jambi, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, dan Jawa Barat. Tembaga banyak ditemukan di
Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara
Timur. Timah putih banyak ditemukan di P. Batam, PBintan, Kep. Lingga, P.
Bangka, Riau, dan Jambi.
3. Logam radioaktif hanya terdapat di Papua.
4. Logam mulia dibedakan menjadi Emas (Au), Perak (Ag), dan Platina (Pt). Emas
banyak ditemukan di P. Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Perak
banyak ditemukan di Aceh, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Jawa Barat,
Sulawesi Utara, dan Papua.Platina hanya dapat ditemukan di Riau.

Gbr 5.25. Logam mulia

94
5. Logam ringan dibedakan menjadi Alumunium (Al) yang banyak ditemukan
hanya di Kalimantan Tengah dan Magnesium (Mg) yang banyak ditemukan
hanya di Lampung.

SOA L-SOA L

Latihan 1

Jawablah pertanyaan dibawah ini :

1. Apa yang dimaksud dengan


a. Ore
b. Waste
c. Gangue mineral
d. Mineral bijih
2. Apa yang dimaksud dengan hipogen dan supergen ? Dan berikan contoh
masing- masing

3. Sebutkan proses-proses yang dapat membentuk bahan galian dan sertakan


deposit yang dihasilkan !

4. Sebutkan syarat penting terjadinya deposit hidrotermal !


5. Sebutkan minimal 20 contoh mineral logam!

Latihan 2

Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar

1. Berdasarkan atas proses cara terbentuknya bahan galian logam/mineral


bijih/ore dibagi menjadi 2 yaitu:

95
a. ……………….
b. ………………..
2. Akibat dari panas saja, tanpa adanya perubahan-perubahan kimiawi, baik pada
magma maupun pada batuan yang diterobos. Kontak ini
disebut kontak ...................
3. Akibat panas disertai adanya perubahan-perubahan kimiawi sebagai akibat
pertukaran ion, pertambahan ion dan sebagainya, dari magma ke batuan yang
diterobos dan sebaliknya. Kontak semacam ini disebut
disebut kontak ......................
4. Kalkopirit (Tembaga dan besi sulfida) Sering juga dinamakan pirit tembaga.
Mineral tembaga yang penting berwarna …………, lebih lunak dari pirit dan dapat
digores dengan pisau saku.
5. Siderit (besi karbonat) Cebakan besi penting yang ditemukan baik didalam urat
maupun dalam endapan sedimen. Berwarna coklat dengan kilap …………...
6. Pirit (besi sulfida) Mineral sulfida yang paling banyak ditemukan dalam kerak
bumi. Terdapat dalam kebanyakan endapan mineral sulfida. Kristalnya berbentuk
………..
7. Logam Emas (Logam dasar) mineral berwarna kuning ini sejak awal peradaban
manusia bernilai tinggi karena langka, indah dan tahan lama. Emas terdapat
didalam ……………atau dalam endapan ………..berbentuk pipih, butir atau nuget.
8. Uranit (uranium dioksida) bahan dasar Uranium yang mengandung ………,
digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan bahan peledak nuklir.
9. Sphalerit berwarna abu-abu sampai kehitaman, bentuk kristalnya tidak ………..
ditemukan dalam cebakan bersama-sama mineral Bornit.
10. Logam besi terdiri dari ………… (Cr), …………(Co), ……………(Fe), ………… (Mn),
……………. (Mo), …………. (Ni), dan Wolfram (W).

96

Anda mungkin juga menyukai