Anda di halaman 1dari 38

ORE DEPOSIT MODELS

(Model-model Cebakan Bijih)


Tujuan Instruksional
Tujuan akhir perkuliahan ini adalah diharapkan agar para
mahasiswa :

Mengetahui batasan dan arti endapan bijih


Mengerti konsep terjadinya bijih dan cebakan bijih
Mampu mengerjakan dan meng create model dan jenis
cebakan bijih

- Baca textbooks, journals, papers, research, websites


- Tugas-tugas, presentasi
- Ujian paper / soal
- Kehadiran tidak masalah
REFERENCES
Barnes, H.L.,1979. Geochemistry of Hydrothermal Ore Deposits. New York :A
Wiley Interscience Publishing John Wiley & Sons.
Bateman, A.M.,1956. The Formation Mineral Deposits. London : JohnWiley &
Sons,Inc New York : Chapman & Hall, Limited.
Fyfe, W.S., Price,N.J. & Thompson A.B. 1978. Fluids in the Earths crust.
Developments in Geochemistry.New York : Elsevier Scentific Publishing Company
Jensen, M.L & Bateman,A.M. 1981. Economic Mineral Deposits. John Wiley &
Sons. New York.
John M.Guilbert & Charles F.park,Jr.1986. The Geology of Ore deposits, W.H.
Freeman and Company.
Mitchell,A.H.G & Garson, M.S. 1981. Mineral deposits and global tectonic settings.
London. Academic Press Inc.
Park, C.F.Jr.& Mac Diarmid, R.A. 1975. Ore Deposits. W.H.Freeman and Company.
San Francisco and London.
Pirajno, F. 1992. Hydrothermal Mineral Deposit. Berlin Heiderberg : Springer-
Verlag.
Roberts, R.G & Sheahan, P.A., 1970. Ore Deposit Models. Geoscience Canada.
SEJARAH DEPOSIT BIJIH

ABAD 16 - Georgius Agricola, mengamati tentang Ore Deposit


- De Re Metallica (1556), buku pertama mineral, membagi
klasifikasi berdasarkan genesis (alluvial & In situ).

ABAD 17 - Nicolaus Steno (geologi itu berhubungan dng mineral bijih)


- Henkel (1725-1727), Zimmermann (1746), memberikan
masukan tentang adanya hydrothermal solution dan proses
metasomatism (replacement).
- Delius (1770), mempelajari alterasi dan mineral sekunder.
- Charpentier (1778),Gerhard (1781), urat kuarsa terbentuk krn
alterasi dan rekahan yg terisi sisa magma dan ada mineral
leached (teori minerals leached dari meteoric water).
..LANJUTAN SEJARAH DEPOSIT BIJIH

ABAD 18 - Hutton (1788,1795), mineral bijih berasal dari cairan sisa magma
- Joseph Brunuer (1801), Scipione Breislak (1811), menyebutkan
bahwa segregasi magma dapat menjelaskan kehadiran mineral
dlm batuan beku.
- Werner (1791), vein berasal dari dasar laut, krn proses resapan
kimia yg mengisi crack (Theory of the Formation of Veins).

ABAD 19 - Beberapa ilmuwan mulai menyumbangkan teori-teori tentang


transportasi bijih dan pengendapannya, seperti Von Cotta,
F.Sandberger (German), L.de Launay (Perancis), J.A.Phillips
(Inggris) dan S.F Emmons (USA).
.LANJUTAN SEJARAH DEPOSIT BIJIH

ABAD 20
Perkembangan mineral dan deposit bijih ke arah cabang ilmu tersendiri.

Volcanic- Plutonic Classification


(Niggli,1929)

Genetic Classification Ore- Association Classification

- W.Lindgren (Schneiderhohns, 1941)


- Rickard
Depth & Temperature Classification
( Lingrens, 1933,1968)
STUDI PEMBENTUKAN MINERAL

OBSERVASI LAPANGAN DATA TEORI GENESA

MODEL ENDAPAN BIJIH


(ORE DEPOSIT MODELS)
Terdapat 2 komponen dari pembagian ore deposit model ;

- The Empirical Model


- The Conceptual Model

The Empirical Model adalah model yang berdasarkan data yang


banyak, termasuk data observasi, karakteristik deposit.
The Conceptual Model adalah model yang berdasarkan tentang
usaha untuk menginterpretasi, dengan melalui data dan
menyatukan dengan teori genesa terbentuknya cebakan.
Empiris Model adalah perkembangan dari komparasi data
(termasuk data geokimia) dan contoh-contoh tipe bijih dan
faktor geologi.
Empiris Model akan berkembang menjadi Konsep Model dan
menghasilkan structural model atau geochemical model for
a deposit.
Cairan memegang peranan
penting dalam pengendapan
atau penghabluran mineral
bijih.
Sifat magma (basa,
intermediate dan asam)
sangat mempengaruhi
mineralisasi
Komposisi cairan sangat
berpengaruh pada
jenis`mineral yang akan
terhablurkan
Kontrol struktur geologi
akan berpengaruh pada
jenis cebakan mineral yang
didapatkan
THE ORE-BEARING FLUIDS

Terdapat 4 pertanyaan How do ore deposits form ?


1. The source and character of ore-bearing fluids
2. The sources of the ore constituents and how they are
placed in fluids or in solution
3. The migration of those ore-bearing fluids
4. The manner of deposition of the ore mineral from them
THE ORE-BEARING FLUIDS

1. MAGMATIC FLUIDS
2. HYDROTHERMAL FLUIDS
3. METEORIC WATER
4. SEAWATER
5. CONNATE WATER
6. METAMORPHIC FLUIDS
1. CAIRAN MAGMATIC
Adalah cairan alamiah dari material pembentuk batuan yang
bergerak secara alamiah dalam bumi (Glossary of Geology,
1980). Secara umum disebut sebagai cairan pembentuk
batuan dng temperatur tinggi.
Magma tidak homogenous composition, beberapa bagian kaya
akan unsur pokok ferromagnesian, silica, sodium, potasium
dan volatile.
Late magmatic

Crystallization & differentiation

Segregation of Injection of
sulfide,oxides ore magma
(dikes,sills)

MAGMA
Apabila terjadi proses defferensiasi, maka beberapa bagian cairan akan
keluar menyimpang jalur atau filter pressing (Daly,1933).
SKEMA PROSES AWAL MAGMA-DEFFERENSIASI-MAGMA BIJIH-PENGENDAPAN
2. CAIRAN HIDROTHERMAL
Cairan yang bergerak membawa elemen-elemen dan mengandung
bijih, yang dapat menyebabkan proses alterasi dalam batuan,
dalam pergerakannya biasanya pH nya 5-10 (sulfide sulphur).
Elemen-elemen dan ion yang terbawa biasanya; sulphur, chlorine,
fluorine, boron, phosphorous, carbon dioxide dan arsenic dan
dalam jumlah sedikit diantaranya mika, clay mineral, zeolite.

3. METEORIC WATER
Air yang berasal dan telah melalui keseimbangan/persenyawaan
dengan atmosfer, diantaranya air hujan, es, kabut dan embun.
Hasil persenyawaan dengan atmosfer, maka air akan mengandung
nitrogen, oksigen, carbon dioksida (menjadi ion carbonic acid,
bicarbonat ion HCO3 dan hidrogen ion H+) dan sedikit NaCl, pH
meteoric water 5 5,5.
4. SEAWATER
Karekteristiknya adalah sebagai pembentuk cairan bijih dalam
kontek evaporite, phosphorites, sub-marine exhalite dan
manganese nodule.

5. CONNATE WATER
Air yang terjebak dalam sedimen, air tersebut telah terendapkan
dalam lapisan sedimen yang sangat dalam.
Lane (1908), menyebutnya sebagai fosil water, biasanya
connate water digunakan dalam observasi didunia
perminyakan.
Connate water kaya sodium dan chlorid, tetapi juga mengandung
calcium, magnesium, bicarbonate, strontium, barium dan
nitrogen (White, 1957, 1968).
6. METAMORPHIC FLUIDS
Air yang berada di bumi (connate water, meteoric
waters dll) yang telah mengalami tekanan dan
temperatur yang tinggi, yang disebabkan karena
intrusi atau regional metamorphism (Shand,1943).
Air mengalami tekanan secara regional, shng
mengalami migrasi dan setelah deformasi
berkurang maka terendapkan volatile dan elemen-
elemen termasuk kandungan metallic.
Upper crustal sub-
volcanic magma
chamber formed at
basement-supracrustal
contact due to
buoyancy or rheology
contrasts
ORE DEPOSITE MODEL

ORE / BIJIH adalah mineral yang dapat


ditambang, diproses dan dapat dipasarkan
atau secara teknologi menguntungkan.
Secara umum dapat di bagi dalam katagori
non-metallic, energy dan air, tetapi banyak
yang membagi kedalam metal/logam atau
mineral yang mengandung logam dan mineral
non-logam, seperti sulfur dan fluorite.
Ore minerals adalah jumlah percampuran
secara alamiah bahan yang mengandung
logam dan melalui proses penambangan
(extractive metallurgy, smelting & refining).
Industrial minerals adalah mineral-mineral
yang digunakan untuk keperluan industri
(fisika atau kimia) diantaranya garam,
garnet, asbestos.
Economic minerals adalah mineral-mineral
yang dapat diaplikasikan/digunakan untuk
keperluan industri dan teknologi ( mineral
industri dan mineral bijih).
Tidak semua mineral yang mengandung unsur tertentu
dimasukkan / diklasifikasikan sebgai Ore Mineral.
Contoh : Iron Silicates, Fayalite, mineral tersebut tdk bisa
ditambang untuk diambil besinya , tetapi kalau mau
diambil besinya dicari mineral Hematite dan magnetite

Mineral terdapat umumnya pada Veinlets, Disseminations,


Massive, Solid Metal Sulfide atau Oxide.
Cupola processes

Shinohara & Hedenquist (1997)


THE CLASSIFICATION OF ORE
DEPOSITS

1. DEPOSITS RELATED TO MAFIC IGNEOUS ROCKS


2. DEPOSITS RELATED TO OCEANIC CRUST
3. DEPOSITS RELATED TO INTERMEDIATE TO FELSIC INTRUSIONS
4. DEPOSITS RELATED TO SUBAERIAL VOLCANISM
5. DEPOSITS RELATED TO SUBMARINE VOLCANISM
6. DEPOSITS RELATED TO SUBMARINE VOLCANISM AND
SEDIMENTATION
7. DEPOSITS RELATED TO CHEMICAL SEDIMENTATION
8. DEPOSITS RELATED TO CLASTIC SEDIMENTATION
9. DEPOSITS RELATED TO REGIONAL METAMORPHISM
PERKEMBANGAN ABAD 20

Genesa klasifikasi endapan bijih sangat meningkat, Wademar


Lindgren (1907,1913,1922) mempopulerkan Genetic Classification
berdasarkan mekanika/konsentrasi kimia dan klasifikasi
hydrothermal veins.
Lindgren (1933), Hydrothermal deposits terbentuk oleh panas, aliran
air yg dibagi Hypothermal (300O-500O), Mesothermal (150O-200O) dan
epithermal (50O-150O).
Graton (1933), mengidentivikasi endapan dangkal dekat dng jalan
keluarnya cairan disebut Telethermal.
Boddington (1935), memperkenalkan Xenotheremal Zone, yaitu
deposit terbentuk dng temperatur tinggi tetapi kedalamannya rendah.
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI ENDAPAN BIJIH

Klasifikasi dari endapan bijih yg baik tidak memberikan


batasan definisi yg sangat tepat dan kaku, tetapi harus
tepat dan fleksibel.
Klasifikasi endapan bijih suatu daerah tidak dpt
dikontrol oleh satu parameter.
Pada umumnya klasifikasi endapan bijih menjelaskan
tentang bentuk, texture, kandungan mineral dan
assosiasi dari endapan bijih itu sendiri.
3 sistem klasifikasi : 1/ Klasifikasi Nigglis, 2/ Klasifikasi
Schneiderhohns, 3/ Lindgrens
Klasifikasi Nigglis (menitik beratkan pada Volkanik
Plutonik/Volcanic-Plutonic Classification). Membagi grup bijih
Epigenetik ke dlm volkanik atau dekat permukaan dan endapan
bijih Plutonik terdpt pada bagian dalam (deep-seated). Dibagi
dalam 1/ Plutonik/Intrusif : a. Orthomagmatic, b. Pneumatolytic-
Pegmatic, c. Hydrothermal, 2/ Volcanic/Ekstrusif.
Schneiderhohn (1941),klasifikasi bijih berdasarkan : - Cairan
bijih yg alamiah, - Assosiasi mineral, - Perbedaan antara deep-
seated dan near-surface deposition, - Tipe endapan, host dan
mineral gangue.
Klasifikasi bijih Schneiderhohn (1941) : 1/ Intrusi dan Liquid-
Magmatic Deposits, 2/ Pneumatolytic Deposits, 3/ Hydrothermal
Deposits, 4/ Exhalation Deposits.
KLASIFIKASI LINDGREN (33), MODIFIED RIDGE (68)

I. Endapan dihasilkan oleh kimia proses


A. Dalam magma dng proses Differentiation
1. Magmatic deposits proper, magmatic segregation deposits,
injection deposits (temp.700-1500, tekanan tinggi).
2. Pegmatites, temperature dan tekanan sangat tinggi.
B. In Body Rocks
1. Konsentrasi penggantian mineral asing pada batuan (epigenitik).
a. Origin dependent upon the eruption of igneous rock
- Volcanogenic, Volcanic piles (T 100-600, tekanan moderate)
- From effusive bodies, fumaroles, Temp 100-600, P moderate
- From intrusive bodies (metamorphic deposits) Temp 500-800, P
sangat tinggi
b. By hot ascending water of uncertain orogin, possibly magmatic,
metamorphic
- Hypothermal deposits, great depths, T 300-500, P sangat tinggi.
- Mesothermal deposits, intermediate depth, T 200-300, P tinggi.
- Ephithermal deposits, slight depth, T 50-200, P sedang
- Telethermal deposits, nearly spent solution, T & P rendah
- Xenothermal deposits, shallow depth, T tinggi-rendah, P mod.

c. Origin by circulating meteoric water at moderate or slight depth, T


sampai 100, tekanan sedang.

2. By concentration of substance contained in the geologic body itself.


a. Concentratioan by dynamic & regional methamorphism, T 400, P >
b. Concentration by ground water of deeper circulation, T 100, P mod
c. Concentration by rock decay and residual weathering near surface,
T 100, P moderate.
DEPOSITS RELATED IGNEOUS ROCKS

1. Diskripsi dng menggunakan ;


- Thin-section, polished-section, geochemistry.
2. Deposits terbentuk selama fractional crystallization magma, deep-
seated intrusive bodies.
3. Magma chamber, nantinya terbentuk menjadi dikes, sill dll
4. Terbentuknya mineral bijih bisa diawal atau di akhir fraksinasi
magma.
5. Bijih yg ditemukan pada mafic rocks, diantaranya chromite, ilmenite,
apatite, diamond, nickel, copper & platinum.
6. Bijih yg ditemukan pada intermediate rocks, diantaranya magnetite,
hematite, ilmenite, vanadium etc.
7. Bijih yg ditemukan pada siliceous rocks, diantaranya magnetite,
hematite, dng accessories zircon, cassiterite

Anda mungkin juga menyukai