Abstrak – Praktikum Modul 10 – Praktikum Modul 10 adalah praktikum tentang Flotasi Mineral Sulfida. Praktikum ini yang
mempunyai tujuan untuk, menentukan nilai recovery dan pH kritis dari percobaan. Untuk mencapai tujuan tersebut hal pertama
yang harus dilakukan adalah menyiapkan bijih kompleks yang mengandung Pb, Cu, Zn dengan berat tertentu. Lalu isi sel
flotasi dengan air pada berat tertentu. Umpan kemudian dimasukkan ke sel flotasi yang berisi air kemudian mesin sel flotasi
dinyalakan untuk proses mixing (pengondisian) selama waktu tertentu. Selama pengondisian,atur pH dengan lime dan H2SO4,
kemudian tambahkan xanthate (collector), dan frother untuk mengapungkan Pb selama waktu tertentu. Setelah sampai pada
waktu yang ditentukan, buka keran udara pada sel flotasi selama waktu tertentu lalu ambil zat yang mengapung pada sel flotasi
yaitu zat Pb. Perhatikan gelembung-gelembung udara pada pulp dan Pb saat proses ini. Keringkan konsentrat Pb dan kemudian
timbang beratnya. Lalu hitung nilai recovery yang diperoleh pada percobaan ini. Catat data yang diperoleh kedalam tabel
percobaan dan hitung persentase berat konsentrat dan mineral yang diperoleh lalu pH kritis dapat ditentukan pada kondisi pH
yang memliki jumlah persentase mineral Pb-Cu-Zn terbanyak.
A. Tinjauan Pustaka
Flotasi adalah merupakan metode kimia fisika untuk Reagen kimia yang berfungsi untuk mengubah
memisahkan mineral berharga dengan gangue mineral sifat mineral yang hidrofilik menjadi hidrofobik.
berdasarkan perbedan sifat permukaan mineral. Dosis penggunaan collector bergantung pada total
Mineral berdasarkan sifat permukaannya terdiri atas area permukaan mineral , ion yang berinteraksi
dua yaitu mineral hidrofilik (mineral yang suka dengan collector, dan derajat oksidasi permukaan
terhadap air) dan mineral hidrofobik (mineral yang mineral. Contoh : Xanthate
tidak suka terhadap air, tetapi suka pada udara).
Prinsip kerja flotasi adalah memisahkan mineral 2. Frother (Pembuih)
berharga dan pengotornya dengan mengubah sifat Reagen kimia yang berfungsi untuk menurunkan
permukaan mineral pada mineral tertentu agar terjadi tegangan permukaan air terhadap mineral
perbedaan sifat permukaan mineral dan dapat sehingga gelembung udara yang dibentuk
dipisahkan. Mineral hidrofilik akan tenggelam pada cenderung stabil (tidak mudah pecah).
pulp sementara mineral hidrofobik akan mengapung
pada pulp karena mineral tersebut terbawa oleh 3. Modifier atau regulator
gelembung udara ke atas (pulp= campuran air, udara, Reagen kimia yang berfungsi untuk
dan padatan). Kondisi yang dibutuhkan pada proses mengkondisikan proses flotasi agar dapat berjalan
flotasi adalah ukuran bijih relatif kecil, ukuran dengan baik, collector dapat selektif dengan baik
gelembung udara yang cukup membawa mineral ke proses recovery jauh lebih baik. Modifier terdiri
atas pulp, ada sifat hidrofilik dan hidrofobik dan pada atas pH regulator, depressant, activator,
kondisi hidrodinamik. dispersant.
1. pH regulator
Reagen kiimia yang berfungsi untuk
mengatur pH pada lingkungan flotasi. pH
regulator terdiri atas 2 tipe yaitu Acid pH
regulator untuk mengatur pH flotasi untuk
kondisi asam (ex: H2SO4) dan Base pH
regulatoor untuk mengatur pH untuk kondisi
basa (ex: lime). pH kritis adalah pH dimana
mineral dapat mengapung dengan baik
Gambar 1. Skema Sel Flotasi
tergantung dengan penggunaan kolektor dan
dosisnya.
Pada proses flotasi terdapat penambahan reagen kimia
yang berfungsi untuk mendukung proses flotasi agar
2. Depressant
dapat berjalan dengan baik dan optimum. Ada 3
Reagen kimia yang berfungsi untuk
reagen kimia yang utama yaitu collector, frother dan
menghindari collector untuk berinteraksi
modifier yang penjelasannya yakni sebagai berikut.
dengan beberapa mineral tertentu sehingga
1. Collector
mineral tersebut tetap hidrofilik dan tidak pHnya, maka nilai konsentrat dan kandungan
mengapung. Contoh: CuSO4 dan ZnSO4 mineral konsentrat yang dapat diangkat
semakin sedikit.
3. Activator 3. Reagen Kimia flotasi
Reagen kimia yang berfungsi untuk Jumlah pemberian collector, frother, modifier
membantu collector agar collector dapat (pH regulator, dispersant, depresant,
berinteraksi dengan mineral dengan baik. activator) mempengaruhi proses flotasi dan
Activator kerjanya berlawaanan dengan hasil produk dari flotasi.
depressant. Contoh : CuSO4 4. Laju udara
Laju udara ini berfungsi sebagai pengikat
4. Dispersant partikel yang memiliki sifat hidrofob. Laju
Reagen kimia yang berfungsi untuk udara pembilasan berfungsi untuk
menghilangkan slimes coat pada permukaaan mengalirkan konsentrat ke lounder. Besar
mineral yang mengapung atau mencegah laju pengumpanan berpengaruh terhadap
sliming (partikel halus yang dapat kapasitas dan waktu tinggal.
menghalangi mineral berharga yang dapat 5. Persen padatan (%Solid)
menghambat proses flotasi) Untuk proses flotasi kasar diperlukan persen
padatan yang besar dan sebaliknya. Semakin
Flotasi terdiri atas 2 tahap . Tahap yang pertama adalah
kecil persen padatannya maka semakin kecil
pengondisian dan tahap yang kedua adalah proses
nilai recoverynya.
aerasi.
6. Ukuran gelembung udara
1. Pengoondisian Dibutuhkan ukuran gelembung udara yang
Tahap dimana permukaan mineral diolah dalam cukup untuk mengangkat partikel ke
pulp yang dimulai dari pengadukan pulp, permukaan. Jika ukuran gelembung udara
penambahan reagen kimia selama beberapa waktu kecil maka akan sulit gelembut tersebut
tertentu sehingga apabila pulp diberi udara maka untuk mengangkat partikel hidrofob ke
mineral tertentu akan mengapung dan mineral permukaan.
yang lain akan tenggelam. 7. Ketebalan lapisan buih
2. Proses Aerasi 8. Sifat air
Proses memasukkan aliran udara pada pulp 9. Kecepatan impeller
sehingga gelembung udara pada pulp terbentuk. 10. Derajat oksidasi pada permukaan mineral,
11. Sudut kontak permukaan mineral terhadap air
Ada tiga tipe flotasi, yakni sebagai berikut dan gelembung udara. Semakin kecil sudut
kontaknya maka partikel akan semakin susah
1. Bulk flotation
diangkat / diapungkan ke permukaan pulp
Jenis flotasi ini merupakaan flotasi yang
mengapungkan kelompok dari suatu mineral untuk
B. Data Percobaan
memisahkan konsentrat dan tailing
2. Differential flotation Tabel 1. Hasil flotasi dengan variasi pH
Jenis flotasi ini merupakan flotasi yang diawali Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
dengan bulk flotation lalu mineral dipisahkan Konsentrat 23.45 23.32 23.54 21.23
(diflotasi) untuk masing masing mineral. 1
3. Selective flotation Konsentrat 23.56 31.76 33.32 32.56
Flotasi yang mekanismenya hampir sama dengan 2
differential flotation tetapi tidak diawali dengan Konsentrat 47.18 54.03 23.12 48.08
bulk flotation 3
Konsentrat 55.58 59.98 55.12 52.09
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses flotasi adalah 4
sebagai berikut. Tailing 52.66 33.34 67.33 48.47
Umpan 202.43 202.43 202.43 202.43
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel, semakin sulit
partikel tersebut diangkat ke permukaan oleh Tabel 2. Hasil AAS
gelembung udara. Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH
2. pH pulp 11
Partikel lebih mudah mengendap pada pH Pb-Cu-Zn dalam 22.17 24.98 25.32 21.12
yang tinggi sehingga pada pH tinggi partikel Konsentrat 1
Pb-Cu-Zn dalam 12.01 23.21 23.54 22.32
sulit diflotasi. Berdasarkan data praktikum,
Konsentrat 2
pada pH 11, nilai %Pb-Cu-Zn dalam
Pb-Cu-Zn dalam 8.89 7.78 11.54 7.34
konsentrat hanya sedikit. Semakin besar
Konsentrat 3
Pb-Cu-Zn dalam 7.11 6.98 9.53 4.89
Konsentrat 4 C.2 Rumus-Rumus Dasar
Jumlah Pb-Cu-Zn 50.18 62.95 69.93 55.67 1. Menghitung % Solid
dalam konsentrat Berat Solid
Jumlah Pb-Cu-Zn 72.34 78.97 83.43 77.73 % Solid = x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑙𝑢𝑟𝑟𝑦 (𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑+𝑎𝑖𝑟)
dalam umpan
awal 2.Menghitung % Berat Konsentrat
Berat konsentrat yang diperoleh
%Berat Konsentrat =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
C. Pengolahan Data Percobaan
C.1 Langkah Percobaan x 100 %
a. % Berat Konsentrat
% Berat Konsentrat =
Campurkan bijih dan air dengan putaran impeller
Berat konsentrat yang diperoleh
selama 1 menit x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
23.45
Berat konsentrat 1 pada pH 6 = x 100 % =
202,43
Tambahkan sedikit lime untuk mengatur pH 11,58425135%
flotasi dalam keadaan basa selama 2 menit daan
cek pH pulp setelah penambahan lime Tabel 3. % Berat Konsentrat
Produ
pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
k
11.5842 11.5200 11.6287 10.4875
Tambahkan xanthate sebagai collector sebanyak Konse
15 tetes dan kemudian tunggu selama 3 menit ntrat 1 5135 3162 1116 7595
%Berat konsentrat vs pH
%Pb-Cu-Zn di konsentrat vs pH
35
50
30
40
25
30
20
15 20
10 10
5 0
0 2 4 6 8 10 12
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrat 4
Konsentrat 1 Konsentrat 3
Konsentrat 2 Konsentrat 2
Konsentrat 3 Konsentrat 1
Konsentrat 4
c. %Recovery
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑏 𝐶𝑢 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
b. %berat Pb-Cu-Zn dalam konsentrat R ecovery= x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑏 𝐶𝑢 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝑓𝑒𝑒𝑑
Berat Pb Cu Zn di konsentrat 22.17
%Pb-Cu-Zn= x 100 % R ecovery konsentrat 1= x 100% =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 72.34
30.64694498%
F. Daftar Pustaka
1. Wills, B. A, and Napier Munn, T.J. 2007.
Will’s Mineral Processing Technology 7th
Edition. Amsterdam : Elsevier. Hal. 267-283
2. Sanwani, Edy. Handout Kuliah Pengolahan
Bahan Galian MG 2213 Bab XI. Hlm. 1-57
3. https://ptfi.co.id/id/ore-processing-plant
(diakses pada 24/03/19 pukul 12.47)
G. Lampiran
G.1 Jawaban Pertanyaan
Soal
Memasukan bijih ke wadah Konsentrat ditampung