Anda di halaman 1dari 9

Laporan Modul 10, MG2213

Flotasi Mineral Sulfida


Muhammad Firhan Fauzi (1257029) / Kelompok 3 / Jumat,
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian 15-03-2019
Prodi Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Asisten : Marshel (12515068)

Abstrak – Praktikum Modul 10 – Praktikum Modul 10 adalah praktikum tentang Flotasi Mineral Sulfida. Praktikum ini yang
mempunyai tujuan untuk, menentukan nilai recovery dan pH kritis dari percobaan. Untuk mencapai tujuan tersebut hal pertama
yang harus dilakukan adalah menyiapkan bijih kompleks yang mengandung Pb, Cu, Zn dengan berat tertentu. Lalu isi sel
flotasi dengan air pada berat tertentu. Umpan kemudian dimasukkan ke sel flotasi yang berisi air kemudian mesin sel flotasi
dinyalakan untuk proses mixing (pengondisian) selama waktu tertentu. Selama pengondisian,atur pH dengan lime dan H2SO4,
kemudian tambahkan xanthate (collector), dan frother untuk mengapungkan Pb selama waktu tertentu. Setelah sampai pada
waktu yang ditentukan, buka keran udara pada sel flotasi selama waktu tertentu lalu ambil zat yang mengapung pada sel flotasi
yaitu zat Pb. Perhatikan gelembung-gelembung udara pada pulp dan Pb saat proses ini. Keringkan konsentrat Pb dan kemudian
timbang beratnya. Lalu hitung nilai recovery yang diperoleh pada percobaan ini. Catat data yang diperoleh kedalam tabel
percobaan dan hitung persentase berat konsentrat dan mineral yang diperoleh lalu pH kritis dapat ditentukan pada kondisi pH
yang memliki jumlah persentase mineral Pb-Cu-Zn terbanyak.

A. Tinjauan Pustaka
Flotasi adalah merupakan metode kimia fisika untuk Reagen kimia yang berfungsi untuk mengubah
memisahkan mineral berharga dengan gangue mineral sifat mineral yang hidrofilik menjadi hidrofobik.
berdasarkan perbedan sifat permukaan mineral. Dosis penggunaan collector bergantung pada total
Mineral berdasarkan sifat permukaannya terdiri atas area permukaan mineral , ion yang berinteraksi
dua yaitu mineral hidrofilik (mineral yang suka dengan collector, dan derajat oksidasi permukaan
terhadap air) dan mineral hidrofobik (mineral yang mineral. Contoh : Xanthate
tidak suka terhadap air, tetapi suka pada udara).
Prinsip kerja flotasi adalah memisahkan mineral 2. Frother (Pembuih)
berharga dan pengotornya dengan mengubah sifat Reagen kimia yang berfungsi untuk menurunkan
permukaan mineral pada mineral tertentu agar terjadi tegangan permukaan air terhadap mineral
perbedaan sifat permukaan mineral dan dapat sehingga gelembung udara yang dibentuk
dipisahkan. Mineral hidrofilik akan tenggelam pada cenderung stabil (tidak mudah pecah).
pulp sementara mineral hidrofobik akan mengapung
pada pulp karena mineral tersebut terbawa oleh 3. Modifier atau regulator
gelembung udara ke atas (pulp= campuran air, udara, Reagen kimia yang berfungsi untuk
dan padatan). Kondisi yang dibutuhkan pada proses mengkondisikan proses flotasi agar dapat berjalan
flotasi adalah ukuran bijih relatif kecil, ukuran dengan baik, collector dapat selektif dengan baik
gelembung udara yang cukup membawa mineral ke proses recovery jauh lebih baik. Modifier terdiri
atas pulp, ada sifat hidrofilik dan hidrofobik dan pada atas pH regulator, depressant, activator,
kondisi hidrodinamik. dispersant.

1. pH regulator
Reagen kiimia yang berfungsi untuk
mengatur pH pada lingkungan flotasi. pH
regulator terdiri atas 2 tipe yaitu Acid pH
regulator untuk mengatur pH flotasi untuk
kondisi asam (ex: H2SO4) dan Base pH
regulatoor untuk mengatur pH untuk kondisi
basa (ex: lime). pH kritis adalah pH dimana
mineral dapat mengapung dengan baik
Gambar 1. Skema Sel Flotasi
tergantung dengan penggunaan kolektor dan
dosisnya.
Pada proses flotasi terdapat penambahan reagen kimia
yang berfungsi untuk mendukung proses flotasi agar
2. Depressant
dapat berjalan dengan baik dan optimum. Ada 3
Reagen kimia yang berfungsi untuk
reagen kimia yang utama yaitu collector, frother dan
menghindari collector untuk berinteraksi
modifier yang penjelasannya yakni sebagai berikut.
dengan beberapa mineral tertentu sehingga

1. Collector
mineral tersebut tetap hidrofilik dan tidak pHnya, maka nilai konsentrat dan kandungan
mengapung. Contoh: CuSO4 dan ZnSO4 mineral konsentrat yang dapat diangkat
semakin sedikit.
3. Activator 3. Reagen Kimia flotasi
Reagen kimia yang berfungsi untuk Jumlah pemberian collector, frother, modifier
membantu collector agar collector dapat (pH regulator, dispersant, depresant,
berinteraksi dengan mineral dengan baik. activator) mempengaruhi proses flotasi dan
Activator kerjanya berlawaanan dengan hasil produk dari flotasi.
depressant. Contoh : CuSO4 4. Laju udara
Laju udara ini berfungsi sebagai pengikat
4. Dispersant partikel yang memiliki sifat hidrofob. Laju
Reagen kimia yang berfungsi untuk udara pembilasan berfungsi untuk
menghilangkan slimes coat pada permukaaan mengalirkan konsentrat ke lounder. Besar
mineral yang mengapung atau mencegah laju pengumpanan berpengaruh terhadap
sliming (partikel halus yang dapat kapasitas dan waktu tinggal.
menghalangi mineral berharga yang dapat 5. Persen padatan (%Solid)
menghambat proses flotasi) Untuk proses flotasi kasar diperlukan persen
padatan yang besar dan sebaliknya. Semakin
Flotasi terdiri atas 2 tahap . Tahap yang pertama adalah
kecil persen padatannya maka semakin kecil
pengondisian dan tahap yang kedua adalah proses
nilai recoverynya.
aerasi.
6. Ukuran gelembung udara
1. Pengoondisian Dibutuhkan ukuran gelembung udara yang
Tahap dimana permukaan mineral diolah dalam cukup untuk mengangkat partikel ke
pulp yang dimulai dari pengadukan pulp, permukaan. Jika ukuran gelembung udara
penambahan reagen kimia selama beberapa waktu kecil maka akan sulit gelembut tersebut
tertentu sehingga apabila pulp diberi udara maka untuk mengangkat partikel hidrofob ke
mineral tertentu akan mengapung dan mineral permukaan.
yang lain akan tenggelam. 7. Ketebalan lapisan buih
2. Proses Aerasi 8. Sifat air
Proses memasukkan aliran udara pada pulp 9. Kecepatan impeller
sehingga gelembung udara pada pulp terbentuk. 10. Derajat oksidasi pada permukaan mineral,
11. Sudut kontak permukaan mineral terhadap air
Ada tiga tipe flotasi, yakni sebagai berikut dan gelembung udara. Semakin kecil sudut
kontaknya maka partikel akan semakin susah
1. Bulk flotation
diangkat / diapungkan ke permukaan pulp
Jenis flotasi ini merupakaan flotasi yang
mengapungkan kelompok dari suatu mineral untuk
B. Data Percobaan
memisahkan konsentrat dan tailing
2. Differential flotation Tabel 1. Hasil flotasi dengan variasi pH
Jenis flotasi ini merupakan flotasi yang diawali Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
dengan bulk flotation lalu mineral dipisahkan Konsentrat 23.45 23.32 23.54 21.23
(diflotasi) untuk masing masing mineral. 1
3. Selective flotation Konsentrat 23.56 31.76 33.32 32.56
Flotasi yang mekanismenya hampir sama dengan 2
differential flotation tetapi tidak diawali dengan Konsentrat 47.18 54.03 23.12 48.08
bulk flotation 3
Konsentrat 55.58 59.98 55.12 52.09
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses flotasi adalah 4
sebagai berikut. Tailing 52.66 33.34 67.33 48.47
Umpan 202.43 202.43 202.43 202.43
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel, semakin sulit
partikel tersebut diangkat ke permukaan oleh Tabel 2. Hasil AAS
gelembung udara. Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH
2. pH pulp 11
Partikel lebih mudah mengendap pada pH Pb-Cu-Zn dalam 22.17 24.98 25.32 21.12
yang tinggi sehingga pada pH tinggi partikel Konsentrat 1
Pb-Cu-Zn dalam 12.01 23.21 23.54 22.32
sulit diflotasi. Berdasarkan data praktikum,
Konsentrat 2
pada pH 11, nilai %Pb-Cu-Zn dalam
Pb-Cu-Zn dalam 8.89 7.78 11.54 7.34
konsentrat hanya sedikit. Semakin besar
Konsentrat 3
Pb-Cu-Zn dalam 7.11 6.98 9.53 4.89
Konsentrat 4 C.2 Rumus-Rumus Dasar
Jumlah Pb-Cu-Zn 50.18 62.95 69.93 55.67 1. Menghitung % Solid
dalam konsentrat Berat Solid
Jumlah Pb-Cu-Zn 72.34 78.97 83.43 77.73 % Solid = x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑙𝑢𝑟𝑟𝑦 (𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑+𝑎𝑖𝑟)
dalam umpan
awal 2.Menghitung % Berat Konsentrat
Berat konsentrat yang diperoleh
%Berat Konsentrat =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
C. Pengolahan Data Percobaan
C.1 Langkah Percobaan x 100 %

Menyiapkan umpan bijih kompleks dengan berat 3.Menghitung %Pb-Cu-Zn di konsentrat


tertentu Berat Pb Cu Zn di konsentrat
%Pb-Cu-Zn= x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Mengisi sel flotasi dengan air 1. .Menghitung % Recovery


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑏 𝐶𝑢 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
R ecovery= x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑏 𝐶𝑢 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝑓𝑒𝑒𝑑

Masukkan bijih tersebut ke dalam sel flotasi yang


telah diisi air C.3 Perhitungan Data

a. % Berat Konsentrat

% Berat Konsentrat =
Campurkan bijih dan air dengan putaran impeller
Berat konsentrat yang diperoleh
selama 1 menit x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
23.45
Berat konsentrat 1 pada pH 6 = x 100 % =
202,43
Tambahkan sedikit lime untuk mengatur pH 11,58425135%
flotasi dalam keadaan basa selama 2 menit daan
cek pH pulp setelah penambahan lime Tabel 3. % Berat Konsentrat
Produ
pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
k
11.5842 11.5200 11.6287 10.4875
Tambahkan xanthate sebagai collector sebanyak Konse
15 tetes dan kemudian tunggu selama 3 menit ntrat 1 5135 3162 1116 7595

11.6385 15.6893 16.4600 16.0845


Konse
ntrat 2 9112 741 1087 7244
Tambahkan depresant berupa CuSO4 dan ZnSO4
sebanyak 0,01 gram untuk mengapungkan Pb 23.3068 26.6907 11.4212 23.7514
Konse
dan tunggu selama 5 menit 2211 079 3203 2024
ntrat 3

27.4564 29.6299 27.2291 25.7323


Konse
ntrat 4 0468 9555 6564 5192
Tambahkan Frother 15 tetes dan tunggu selama
2 menit
73.9860 83.5301 66.7391 76.0559
Total 6926 0917 197 2057

Tambahkan udara dari pipa setelah itu angkat


bagian yang mengapung pada pulp (dominan Pb)
selama 2 menit

Keringkan konsentrat yang diambil dan


tailing lalu timbang berat keduanya dan
catat hasilnya dalam tabel pengamatan.
Tentukan nilai recovery dan pH kritis
pada percobaan ini
Grafik 1 Grafik 2

%Berat konsentrat vs pH
%Pb-Cu-Zn di konsentrat vs pH
35
50
30
40
25
30
20
15 20

10 10

5 0
0 2 4 6 8 10 12
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrat 4
Konsentrat 1 Konsentrat 3
Konsentrat 2 Konsentrat 2
Konsentrat 3 Konsentrat 1
Konsentrat 4
c. %Recovery
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑏 𝐶𝑢 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
b. %berat Pb-Cu-Zn dalam konsentrat R ecovery= x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑏 𝐶𝑢 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝑓𝑒𝑒𝑑
Berat Pb Cu Zn di konsentrat 22.17
%Pb-Cu-Zn= x 100 % R ecovery konsentrat 1= x 100% =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 72.34
30.64694498%

22.17 Tabel 5. %Recovery


%Pb-Cu-Zn pada konsentrat 1 = x100% =
50.18
Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
44.18094859%
%Recovery 30.646 31.632 30.348 27.170
Tabel 4. %Pb-Cu-Zn dalam Konsentrat Konsentrat 94498 26542 7954 97646
Produ 1
pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
k %Recovery 16.602 29.390 28.215 28.714
%Pb- 44.1809 39.6822 36.2076 37.9378 Konsentrat 15648 90794 27029 78194
Cu-Zn 4859 8753 3621 4803 2
dalam
%Recovery 12.289 9.8518 13.831 9.4429
Konse
Konsentrat 18994 42472 95493 43522
ntrat 1
3
%Pb- 23.9338 36.8705 33.6622 40.0934
Cu-Zn %Recovery 9.8285 8.8387 11.422 6.2910
3818 3217 3366 0758 Konsentrat
dalam 87227 99544 74961 07333
Konse 4
ntrat 2 69.366 79.713 83.818 71.619
%Pb- 17.7162 12.3590 16.5022 13.1848 Total 87863 81537 77023 70925
Cu-Zn 216 1509 165 3923
dalam
Konse
ntrat 3
%Pb- 14.1689 11.0881 13.6279 8.78390
Cu-Zn 9163 6521 1363 5155
dalam
Konse
ntrat 4
Total 100 100 100 100
Grafik 3 persentase konsentrat 2 < persentase konsentrat 3
< persentase konsentrat 4 tetapi nilai recovery
yang diperoleh sebaliknya recovery konsentrat 4 <
%Recovery vs pH recovery konsentrat 3 < reccovery konsentrat 2 <
35 recovery konsentrat 1. Hal ini menandakan pada
30 proses pengambilan konsentrat yang pertama,
25 hanya sedikit tailing yang masuk ke dalam
20 konsentrat. Oleh karena itu nilai recoverynya
besar. Semakin pengambilan konsentrat dilakukan
15
terus menerus atau bertahap maka semakin sedikit
10
konsentrat yang diperoleh karena sebelumnya
5 konsentrat sudah diambil pada tahap sebelumnya
0 sehingga akan semakin banyak tailing yang masuk
0 2 4 6 8 10 12 pada pengambilan konsentrat pada tahap
selanjutnya yang mengakibatkan nilai recoverynya
Konsentrat 1 kecil.
Konsentrat 2
Berdasarkan data hasil percobaan, proses flotasi
Konsentrat 3
mineral sulfida berada di rentang pH 6-11 yang
Konsentrat 4 berarti bahwa mineral sulfida adalah senyawa yag
basa dan proses flotasi mineral sulfida adalah basa.
d. %Total Recovery pH yang meningkat sampai 11 disebabkan
penambahan lime sebagai pH regulator basa untuk
Total Recovery = Recovery konsentrat 1 + Recovery menambah sifat basa pada pulp sehingga pH pada
konsentrat 2 + Recovery konsentrat 3 + Recovery pulp relatif tinggi. pH kritis adalah pH dimana
konsentrat 4 mineral dapat mengapung dengan baik. pH kritis
dapat dilihat pada grafik dan tabel tiap pH dengan
Tabel 6. Total %Recovery mengambil data persentase dari %Pb-Cu-Zn
Total dengan mempertimbangkan persentase dari
pH
%Recovery konsentrat yang diperoleh pada kondisi tiap pH.
Pada pH 9, nilai persentase Pb, Cu, Zn lebih besar
6 69.36687863 dibanding pada kondisi pH yang lain kecuali pada
pengambilan konsentrat yang pertama yang
8 79.71381537 jumlah persentasenya lebih banyak pada pH 8.
Dapat disimpulkan, pH kritis atau optimum pada
percobaan flotasi ini adalah pH 9 karena nilai
9 83.81877023 persentase Pb-Cu-Zn yang diperoleh cukup
banyak yang hal itu menyatakan mineral Pb, Cu,
11 71.61970925 dan Zn, mampu mengapung dengan baik dan
dalam jumlah yang banyak saat pH 9. Saat kondisi
pH yang lain, mineral Pb, Cu, Zn dapat mengapung
Grafik 4
namun pada kondisi itu tidak optimal karena
jumlah mineral yang mengapung sedikit masih
%Recovery vs pH banyak mineral yang tenggelam dan jumlah tailing
yang terbawa mengapung pada pulp cukup
100
banyak.
80
60 Untuk meningkatkan recovery pada sel flotasi
40 selain dengan cara memodifikasi pH adalah
20
dengan cara memodifikasi persen padatan (persen
solid) , Persen solid merupakan faktor yang perlu
0
diperhatikan. Persen solid yang tinggi akan
0 2 4 6 8 10 12
meningkatkan recovery namun menurunkan nilai
ekonomis. Saat bijih relatif halus, flotasi dilakukan
pada persen solid yang rendah sekitar 15-30%.
D. Analisis Data Percobaan
PT Freeport Indonesia menggunakan proses flotasi
Berdasarkan hasil perhitungan dalam pengolahan dalam pengolahan mineralnya, proses pemisahan
data, nilai persentase berat konsentrat 1 < yang digunakan untuk menghasilkan konsentrat
tembaga-emas. Reagen yang digunakan adalah 1. Apa tujuan desliming pada flotasi?
kapur, pembuih (frother) dan kolektor. Pembuih 2. Tuliskan persamaan kimia yang menunjukkan
membentuk gelembung yang stabil, yang ionisasi kalium ethyl xanthate ke dalam air!
mengapung ke permukaan sel flotasi sebagai buih. 5. Apa yang dimaksud zat surface aktif?
Reagen kolektor bereaksi dengan permukaan 6. Jelaskan mengapa air murni tidak membentuk
partikel mineral sulfida logam berharga sehingga froth!
menjadikan permukaan tersebut bersifat menolak
air (hydrophobic). Butir mineral sulfida yang Jawaban
hidrofobik tersebut menempel pada gelembung 1. Desliming bertujuan untuk menghilangkan
udara yang terangkat dari zona slurry ke dalam partikel halus karena over grinding sehingga
buih yang mengapung di permukaan sel. Buih proses flotasi berjalan dengan optimum
yang bermuatan mineral berharga tersebut, yang 2. CH3CH2OCS2K + H2O→CH3CH2OCS2H
menyerupai buih deterjen metalik, meluap dari +KOH
bibir atas mesin flotasi kedalam palung (launders) CH3CH2OCS2H → CS2 + CH3CH2OH
sebagai tempat pengumpulan mineral berharga.
Mineral berharga yang terkumpul di dalam palung 2. Zat surface aktif merupakan zat aktif permukaan
tersebut adalah 'konsentrat'. Konsentrat (dalam yang memiliki sifat hidrofilik dan hidrofobik.
bentuk slurry, 65% padat menurut berat) dipompa Contoh : frother
ke Portsite melalui empat jaringan pipa slurry
sepanjang 115 km. Sesampainya di Portsite, 3. Froth tidak terbentuk pada air murni karena
konsentrat ini dikeringkan sampai kandungannya tegangan permukaan air murni sangat besar
hanya 9% air dan kemudian dikapalkan untuk sehingga sulit untuk membentuk gelembung.
dijual. Pasir yang tak bernilai dikumpulkan di Supaya froth/gelembung dapat terbentuk, maka
dasar sel flotasi yang terakhir sebagai limbah yang pada pulp ditambahkan frother untuk menurunkan
disebut 'tailing'. Tailing akhir ini disalurkan tegangan permukaan air agar froth atau gelembung
menuju suatu sistem pembuangan alami yang udara terbentuk.
mengalir dari Mill menuju Daerah Pengendapan
Ajkwa yang diModifikasi (ModADA).
G.2 Foto Percobaan
E. Kesimpulan
• Berdasarkan hasil percobaan, dapat
disimpulkan bahwa nilai recovery dari
proses flotasi pada masing-masing pH
adalah 69.37 % pada pH 6, 79.71% pada
pH 8, 83.82% pada pH 9, dan 71.62%
pada pH 11.
• Berdasarkan hasil percobaan, dapat
disimpulkan bahwa pH kritis pada
percobaan ini adalah pada pH 9. Pada pH
ini, jumlah persentase Pb-Cu-Zn yang
diperoleh sangat besar dibandingkan pada
kondisi pH lain. pH kritis adalah pH
dimana mineral dapat mengapung dengan
baik yang ditandai dengan banyakanya
persentase mineral yang terangkat Menimbang bijih
menjadi konsentrat.

F. Daftar Pustaka
1. Wills, B. A, and Napier Munn, T.J. 2007.
Will’s Mineral Processing Technology 7th
Edition. Amsterdam : Elsevier. Hal. 267-283
2. Sanwani, Edy. Handout Kuliah Pengolahan
Bahan Galian MG 2213 Bab XI. Hlm. 1-57
3. https://ptfi.co.id/id/ore-processing-plant
(diakses pada 24/03/19 pukul 12.47)

G. Lampiran
G.1 Jawaban Pertanyaan
Soal
Memasukan bijih ke wadah Konsentrat ditampung

Pemasangan wadah ke alat sel flotasi


Hasil konsentrat

Pengadukan dan penambahan ragen kimia


Konseentrat (Ditiriskan)
Contoh sel flotasi di industri

Anda mungkin juga menyukai