Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis diberikan ilmu dan kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal tugas akhir ini dan dapat berkesempatan untuk
bisa mini di PT. Aikona Bima Amarta.
Dalam proposal tugas akhir ini penulis mengajukan judul elakukan tugas
akhir yang berjudul Efektifitas Pengolahan Bijih Emas Placer Antara Sistem
Flotasi dan Amalgamasi di PT. Aikona Bima Amarta.
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tugas akhir di
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam
Bandung. Saya selaku penulis menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh
dari kata sempurna dikarenakan pengetahuan dan kemampuan yang masih
minim. Dengan segala kerendahan hati izinkan saya untuk menyampaikan terima
kasih kepada banyaknya pihak yang telah membantu dalam mengerjakan
proposal ini dan mempermudah segala kegiatan yang dilakukan.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada semua pihak dan semoga proposal ini dapat diterima serta pemohon
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wasalamualaikum Wr. Wb
Aria Rahman
PROPOSAL
TUGAS AKHIR (TTA - 400)
I. Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah sumberdaya mineral yang cukup besar dan
terdiri dari berbagai macam jenis. Bijih Emas merupakan bagian dari
sumberdaya mineral yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Beberapa
provinsi di Indonesia memiliki cadangan emas yang cukup besar sehingga
banyak perusahaan besar tertarik dan bersaing untuk melakukan investasi di
dunia pertambangan. PT. Aikona Bima Amarta merupakan salah satu
perusahaan terdepan dikawasan Indonesia yang terus berpacu meningkatkan
kualitas diri agar mampu bertahan dalam persaingan ini.
Pengolahan Bijih emas yang berlangsung di PT. Aikona Bima Amarta
menggunakan teknologi yang tinggi dan tenaga terampil dengan
mengembangkan berbagai macam inovasi teknologi demi pencapaian target
produksi secara aman dan optimal.
Dengan melihat pentingnya pengolahan bijih emas dengan
pengapungan (flotasi) dan amalgamasi, sehingga inilah yang melatar belakangi
penulis untuk memilih judul ini, agar dapat memberikan pemahaman yang
tepat dan secara langsung melihat proses pemisahan mineral yang dilakukan
pada PT. Aikona Bima Amarta sehingga dapat menghasilkan ide, gagasan dan
pengetahuan yang bersifat profesional.
Pengambilan Tugas Akhir (TA) merupakan persyaratan untuk mengakhiri
studi akhir pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Pertambangan Universitas
Islam Bandung, yang pada hakikatnya bermanfaat bagi mahasiswa, karena
dengan program ini mahasiswa berkesempatan untuk mengamati, mempelajari
dan mengaplikasikan secara langsung teori yang didapat saat kuliah, misalnya
teknologi yang digunakan dalam kegiatan pengolahan pada proses
pemisahan bijih emas. Dalam kegiatan penelitian ini tentunya diharapkan
mendapat bimbingan dari pembimbing di lapangan. Selain itu juga diharapkan
Pengambilan Tugas Akhir ini juga dapat menjadi bekal dan pengalaman
bagi mahasiswa untuk menciptakan atau menghasilkan sarjana yang handal
dan mampu bersaing di dunia kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang telah
didapat di Fakultas Teknik/Program Studi Teknik Pertambangan.
V. TEORI DASAR
5.1 Pengertian Proses Pengolahan
Pengolahan bijih adalah proses dimana bijih diolah sedemikan rupa
dengan mempergunakan sifat fisik dan kimia sehingga menghasilkan produk
yang dapat dijual (konsentrat) dan produk yang tidak berharga (tailing)
dengan tidak mengubah sifat fisika atau sifat kimia mineral yang diolah.
Konsentrasi/ pemisahan adalah suatu proses untuk memisahkan mineral
berharga dan tidak berharga. Konsentrasi merupakan tahap lanjutan setelah
dilakukan preparasi terhadap bijih. Produk yang dihasilkan dari suatu proses
konsentrasi bijih dinamakan konsentrat, sedangkan tailing tidak mengandung
mineral berharga di dalam proses konsentrasi istilah middling dipergunakan
untuk buangan yang masih mengandung mineral berharga, sehingga terhadap
middling ini masih dapat dilakukan kembali proses konsentrasi. Beberapa
proses konsentrasi antara lain konsentrasi gravitasi, flotasi, pemisahan
elektrostatik dan pemisahan magnetik.
5.2.2.1 Kolektor
Kolektor merupakan reagen kimia yang dapat mengubah permukaan
mineral yang semula hidrofilik (dapat dibasahi) menjadi hidrofobik (tidak dapat
dibasahi). Banyaknya pemakaian (dosis) kolektor yang dipakai tergantung pada
faktor-faktor berikut :
1. Total luas permukaan partikel yang akan diselimuti (merupakan fungsi
dari kadar dan ukuran partikel). Semakin besar kadar maka
pemakaian akan semakin banyak dan semakin halus ukuran partikel
maka pemakaian juga semakin banyak;
2. Ion-ion yang ada dalam pulp yang berinteraksi dengan kolektor. Ion-
ion ini mengganggu sehingga perlu dihilangkan terlebih dulu sebelum
penambahan kolektor. Ion-ion ini disebut ion-ion pengganggu;
3. Tingkat oksidasi permukaan mineral. Jika seluruh permukaan mineral
teroksidasi maka kolektor tidak lagi bekerja dengan baik (tidak berfungsi).
Jadi bijih sulfida yang masih segar harus disimpan dengan baik agar tidak
teroksidasi.
5.2.2.3 Modifier
Modifier atau regulator merupakan reagen kimia lain (selain kolektor
dan frother) yang ditambahkan dalam proses flotasi yang berfungsi mengatur
lingkungan yang sesuai dengan lingkungan flotasi sehingga selektifitas kolektor
menjadi bertambah baik dan dengan demikian dapat memperbaiki recovery
(perolehan) proses flotasi. Modifier terdiri dari macam-macam reagen, yaitu:
pH regulator, depresant, activator, dan dispersant.
1. pH Regulator
pH Regulaor yaitu reagen kimia yang berfungsi untuk mengatur pH
lingkungan flotasi. pH regulator perlu ditambahkan dalam proses
flotasi karena mineral mengapung dengan baik pada pH tertentu, reagen
lebih stabil pada pH tertentu, dan kolektor juga bekerja dengan baik
pada pH tertentu. pH dimana mineral-mineral dapat mengapung
dengan baik disebut pH kritis. pH kritis dari suatu mineral tergantung
pada macam kolektor yang dipakai dan konsentrasi (jumlah pemakaian)
dari kolektor. Ada dua jenis pH regulator, yaitu:
a. pH regulator asam, yaitu pH regulator dalam lingkungan asam.
Contoh: H SO4;
b. pH regulator basa, yaitu pH regulator dalam lingkungan basa.
Contoh: lime (CaO), soda abu (Na CO ), NaOH.
2. Depresant
Depresant yaitu reagen kimia yang berfungsi untuk mencegah
interaksi kolektor terhadap mineral tertentu sehingga mineral tersebut
tetap bersifat hidrofilik agar tidak terapungkan. Beberapa contoh
depresant adalah:
a. ZnSO4 untuk mendepress sphalerit (ZnS) pada pH cukup tinggi
(sekitar pH = 9-11);
b. NaCN untuk mendepress sphalerit, pirit, Au, Ag.
3. Activator
Activator yaitu reagen yang berfungsi membantu kolektor agar
interaksi kolektor dengan mineral tersebut bekerja dengan baik. Contoh
activator adalah:
a. CuSO4 ion-ion diadsorpsi (diserap) oleh permukaan mineral yang
sebelumnya bekerja kurang baik dengan kolektor. Dengan diserapnya
ion-ion Cu++ pada permukaan mineral akhirnya mineral tersebut
menjadi hidrofobik (suka udara;
b. Na2S9 H2Oion-ion S2 diadsorp oleh permukaan mineral sulfida
yang berubah menjadi oksida sehingga permukaan mineral menjadi
sulfida lagi.
4. Dispersant
Dispersatn yaitu reagen kimia yang berfungsi untuk melepas
penempelan partikel- partikel halus (slimes coating) pada permukaan
mineral yang akan diapungkan. Contoh sodium silikat (mNa2O.nSiO2)
penambahan sodium silikat tidak boleh berlebihan karena mempunyai
efek terhadap gelembung udara (gelembung udara cepat pecah).