Anda di halaman 1dari 19

All About "MERCURY"

Merkuri atau Raksa (dalam bahasa Latinnya Hydrargyrum, air/cairan perak) merupakan salah satu
unsur kimia yang pada tabel periodik mempunyai simbol Hg dan nomor atom 80.

1.Sifat Fisis
Unsur golongan logam transisi ini merupakan logam yang ada secara alami, satu-satunya logam yang
pada suhu kamar berwujud cair. Oleh karena itu merkuri/raksa sering disebut sebagai air raksa.
Raksa merupakan logam yang sangat berat. Logam murninya berwarna keperakan berupa cairan tak
berbau, mengkilap. Bila dipanaskan 010009000sampai suhu 357oC air raksa akan menguap.

2.Sifat Kimia
Raksa merupakan penghantar kalor yang buruk dibandingkan logam lain, dan pengantar listrik yang
biasa saja.
Unsur ini mudah membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain seperti emas, perak,
dan timah (disebut juga amalgam).
Elektron menyebabkan uap raksa terkombinasi dengan neon, argon, kripton, dan xenon. Senyawa
yang terbentuk (terikat oleh gaya van der Waals) adalah HgNe, HgAr, HgKr, dan HgXe.
Densitasnya yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar menjadi terapung jika
diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20% volumenya terendam.

3.Pembuatan (produksi)
Bijih utamanya adalah cinnabar, raksa (II) sulfida - HgS. Unsur ini diperoleh terutama melalui proses
reduksi dari cinnabar mineral.
Logam ini diproduksi dengan cara memanaskan cinnabar dalam arus udara dan dengan cara
mengembunkan uapnya.

4.Kegunaan
Logam ini banyak digunakan di laboratorium untuk pembuatan termometer, barometer, pompa
difusi dan alat-alat lainnya, walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi termometer telah
digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor) dengan alasan kesehatan dan
keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya.
Unsur ini juga digunakan dalam pembuatan lampu uap merkuri, sakelar merkuri, dan alat-alat
elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah dalam membuat pestisida, soda kaustik, produksi gas
khlor, gigi buatan (bahan amalgam gigi), baterai dan katalis. Kemudahannya bercampur dengan
emas digunakan dalam pengambilan emas dari bijihnya.
5.Bahaya
Raksa merupakan racun yang berbahaya dan dapat diserap melalui kulit, saluran pernapasan, dan
saluran pencernaan gastrointestinal tract. Udara yang jenuh (saturated) dengan uap raksa pada suhu
20oC mengandung konsentrasi yang melebihi batas limit keracunan berkali lipat. Lebih tinggi suhu,
lebih berbahaya. Oleh karena itu sangat penting raksa ditangani secara hati-hati. Kontainer raksa
harus benar-benar tertutup rapat dan jangan sampai tertumpah. Jika perlu memanaskan raksa,
harus dilakukan dengan alat ventilasi udara.
Raksa metil (methyl mercury) merupakan polutan yang membahayakan dan sekarang ini diketahui
banyak ditemukan di air dan sungai. Triple point raksa pada suhu -38.8344 oC merupakan titik
standar pada International Temperature Scale (ITS-90).
Disamping itu efek merkuri pada kesehatan terutama juga berkaitan dengan sistem syaraf, yang
sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya
dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih
banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam, garam,
maupun metil merkuri, dapat merusak secara permanen otak, ginjal, maupun janin.
Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran atau
penglihatan dan pengurangan daya ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah atau
denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata. Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan
bahwa merkuri klorida dan metilmerkuri adalah bahan karsiogenik.

6.Reaksi Raksa dengan Karbon


Merkuri bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organomerkuri. Senyawa organomerkuri
yang paling umum adalah metil merkuri, yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di
air dan tanah. Karena bakteri itu kemudian terikut (termakan) oleh ikan, maka di ikan cenderung
konsentrasi merkurinya akan tinggi. Dalam waktu beberapa tahun kemudian kandungan merkuri di
ikan akan terakumulasi dan hal ini akan berdampak pada generasi berikutnya.

7.Garam dari Merkuri


Merkuri bila bergabung dengan khlor, belerang, atau oksigen akan membentuk garam yang biasanya
berwujud padatan putih. Garam merkuri sering digunakan dalam krim pemutih dan krim antiseptik.
Merkuri anorganik (logam dan garam merkuri) terdapat di udara dari deposit mineral, dan dari area
industri. Merkuri yang ada di air dan tanah terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan
aktivitas volkanik.
Garam raksa yang terpenting adalah raksa klorida (racun berbahaya), mercurous chloride (calomel,
digunakan di bidang kedokteran), raksa fulminat (sebagai pemicu bahan peledak), dan raksa sulfida
(vermilion, pigmen cat).

8.Kontaminasi Raksa terhadap Manusia


Orang dapat terkontaminasi merkuri melalui beberapa cara, diantaranya yaitu karena memakan ikan
atau hewan air lainnya yang telah terkontaminasi metilmerkuri, terkontaminasi karena lepasnya
merkuri dari penambal gigi (banyak pihak mengganggap kasus yang sangat jarang), menghirup udara
yang mengandung merkuri dari tumpahan, atau karena limbah industri (orang-orang pekerja
tambang rawan terhadap kontaminasi ini).
9. Barometer Air Raksa
Pada tahun 1643 Toricelli membuktikan bahwa atmosfir mempunyai berat, dimana atmosfir dapat
menahan kolom air raksa 76 cm panjangnya. Prinsip ini tetap dipakai selama 3 abad dan hingga saat
ini. Alat ukur yang menggunakan prinsip tersebut adalah Barometer Air raksa, dan masih dianggap
alat yang teliti untuk mengukur tekanan udara. Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca berisi air
raksa, dimana ujung atasnya tertutup dan ujung bawahnya terbuka dimasukkan kedalam bejana
yang juga berisi air raksa. Ruang diatas kolom air raksa dalam tabung adalah ruang hampa.
Perbedaan tinggi antara permukaan atas dan bawah dari air raksa tersebut, adalah merupakan
akibat adanya tekanan udara. Jika tekanan udara bertambah, maka sebagian air raksa dalam bejana
akan masuk kedalam tabung, sehingga permukaan air raksa didalam tabung naik. Sebaliknya apabila
tekanan udara berkurang, maka sebagian air raksa dalam tabung akan keluar dan mendesak
permukaan air raksa dalam bejana. Selain disebabkan oleh tekanan udara, panjang kolom air raksa
ini juga tergantung dari suhu air raksa dan gravitasi tempat Barometer. Prinsip Barometer Air Raksa :
Memanfaatkan sifat anomali air raksa dalam tabung hampa.

Dengan adanya perubahan-perubahan yang disebabkan perubahan suhu, perubahan lintang tempat
dan perubahan tinggi tempat pengukuran tekanan udara tersebut, maka didalam meteorologi
ditentukan suatu keadaan sebagai batasan standarnya. Keadaan standard yang dimaksud adalah
suatu keadaan dimana dalam pengukuran tekanan udara, suhu air raksa sama dengan 0C, lintang
tempat pada 45 dimana percepatan gravitasinya = 980.665 cm/detik2 serta pada tinggi permukaan
laut. Pada permukaan laut, udara dapat menahan berat sekolom air raksa setinggi 76 Cm, jadi
tekanan udara yang sama dengan berat tabung air raksa per satuan luas tersebut adalah:

Jika tinggi kolom air raksa 76 cm atau 760 mm = 1013.25 mb, maka :
1 mm kolom air raksa = 1,333 224 mb. dan ini disebut sebagai 1 millimeter air raksa standard.
Berikut adalah factor konversi dari satuan tekanan udara :
Sehubungan dengan hal - hal tersebut diatas, setiap pembacaan barometer air raksa harus selalu
dikoreksi dengan :
a. Koreksi suhu
b. Koreksi gravitasi
c. Koreksi tinggi dan
d. Koreksi indek.

Koreksi Gravitasi atas lintang (latitude) :

Pada daerah lintang 0 dan 45 nilai koreksi dikurangkan , sedangkan pada daerah lintang 45 dan
90 nilai koreksi ditambahkan. Dalam meteorologi penerbangan, kita mengenal 2 istilah dalam
pelaporan data tekanan udara yaitu : QFE dan QFF.
QFE : adalah tenakan udara diatas landasan atau tekanan udara diatas tempat itu, yang didapat dari
tekanan udara yang diamati pada ketinggian bejana barometer kemudian dijabarkan ke tekanan 10
feet diatas landasan.
QFF : adalah tekanan udara pada suatu tempat atau stasiun, yang dijabarkan ke tekanan permukaan
laut sesuai dengan standar meteorologi.

10. Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap


Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap adalah barometer yang mempunyai penunjuk
titik NOL pada bejana air raksanya berupa ujung taji. Jadi apabila ingin membacanya, maka
permukaan air raksa yang didalam bejana bagian bawah harus diatur dulu supaya tepat menyentuh
ujung taji dan kemudian baru dilakukan pembacaan. Barometer jenis ini, pada umumnya keluar dari
pabrik keadaan badannya sudah lengkap terpasang. Petunjuk cara membaca barometer Fortin:

11. Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap


Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap, apabila ingin membaca tidak perlu mengatur
permukaan air raksa dalam bejana, barometer jenis ini disebut juga barometer stasiun. Pada saat
keluar dari pabrik pembuatnya, keadaan badannya, tabung air raksa dan air raksa untuk mengisi
bejana masih dalam keadaan terpisah. Jadi sebelum dioperasikan harus dirakit terlebih dahulu,
kemudian dikalibrasi untuk menentukan koreksi indek. Setelah dikalibrasi dan mendapatkan koreksi
indeknya, lalu dibuatkan koreksi temperatur untuk pembacaan barometer sesuai dengan lokasi
stasiunnya. Terlampir disertakan petunjuk cara pemasangan barometer, dan dapat dilihat gambar
bagian-bagian dari barometer stasiun.

12. Amalgam dari Raksa

Amalgam yang digunakan di bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam yaitu suatu campuran
air raksa (Hg) dengan satu atau lebih logam lain yaitu perak (Ag), timah (Sn), tembaga (Cu) dan
sejumlah kecil seng (Zn). Gabungan sejumlah logam ini disebut aloi dental amalgam. Pengadukan
aloi amalgam dengan Hg disebut triturasi.
Ada dua macam cara triturasi amalgam yaitu cara masinal dan cara manual. Cara masinal, triturasi
dilakukan memakai alat yang disebut amalgamator atau triturator. Alat ini mempunyai tombol
pengatur waktu lamanya triturasi dan pengatur kecepatan. Aloi dan Hg ditriturasi dalam kapsul yang
digetarkan secara masinal. Triturasi amalgam secara manual dilakukan dengan tangan memakai alat
yang disebut lumpang dan alu (mortar and pestle). Aloi dan Hg yang sudah ditentukan jumlahnya,
ditriturasi di dalam lumpang memakai alu dengan gerakan memutar sambil ditekan.
Triturasi secara masinal mempunyai beberapa keuntungan, yaitu waktu triturasi relatif pendek dan
dapat dikontrol, kecepatan dan tekanan selama triturasi adalah konstan, dapat mencegah terjadinya
kontaminasi kelembaban udara dan memerlukan lebih sedikit Hg untuk mendapatkan adukan yang
memuaskan sehingga adukan yang dihasilkan lebih homogen daripada amalgam yang ditriturasi
secara manual.

13. Dampak Penggunaan Kosmetik yang Mengandung Merkuri


Dampak negatif yang dialami masyarakat jika menggunakan kosmetik mengandung merkuri yakni
munculnya iritasi kulit dan mata, juga dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Bahkan dalam jangka
panjang, penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri dapat menimbulkan gangguan saluran
pencernaan dan gangguan ginjal. Pasalnya, meski hanya dioleskan ke permukaan kulit, merkuri
mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu menyerang sistem syaraf tubuh.
Penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri dalam jangka panjang tidak hanya dapat
menimbulkan gangguan ginjal dan pencernaan. Namun dikhawatirkan masyarakat akan terserang
penyakit minamata. penyakit minamata tersebut pernah menyerang masyarakat yang bermukim di
sekitar Teluk Buyat, Sulawesi Utara. Hal ini disebabkan sumber air mereka telah tercemar air raksa
dan logam berat. Pada tingkat ringan, serangan penyakit minamata mengakibatkan indra perasa dan
pencium tidak lagi berfungsi, penderita mudah lelah dan sering sakit kepala. Pada tingkat yang lebih
berat, penderita tidak bisa mengendalikan gerakan tangan dan kaki, tuli, daya pandang menyempit
dan sulit berbicara.

14. Cara Mengaktifkan dan Menggunakan Raksa Kembali


Kumpulkan butiran air raksa, letakkan dalam wadah plastik atau gelas kaca.
Tambahkan air dan 1 (satu) sendok makan garam pada raksa yang ada.
Sambungkan kutub negatif dari baterai (12-volt) pada raksa secara langsung.
Sambungkan kutub positif ke air, jangan sampai terkena raksa.
Butiran-butiran tersebut akan menyatu dalam 2-3 menit.
Raksa ini telah aktif dan siap digunakan kembali.

15. Pengaruh Bola Lampu yang Mengandung Raksa Terhadap Lingkungan


Bola lampu fluoresen yang menggunakan uap air raksa dan fosfor, ketika dialiri listrik elemen ini
saling bereaksi menimbulkan cahaya dengan hanya sedikit melepas panas. Uap air raksa ini,
walaupun konsentrasinya rendah, bila penanganan pembuangan tidak dilakukan dengan benar
dapat merusak lingkungan.
Beberapa sumber mengatakan, bila pembuangan bola lampu fluoresen tidak dilakukan dengan
benar dapat menyebabkan air raksa terlepas ke udara atau meresap ke tanah. Pada akhirnya karena
proses alam, air raksa tersebut akan masuk ke dalam air, proses biologi akan mengubahnya menjadi
racun berbahaya yang dapat bertahan lama.
Air raksa dalam air diubah oleh bakteri menjadi metilmerkuri, semacam racun yang akhirnya
menumpuk pada binatang (ikan) dan yang mengkonsumsi ikan. Umumnya manusia akan teracuni air
raksa akibat mengkonsumsi ikan yang tercemar dengan tanda-tanda keracunan: mati rasa pada
bagian lengan dan kaki, berkurangnya daya ingat, pendengaran dan penglihatan serta akibat-akibat
lainnya.

16. Mengapa Raksa Berwujud Cair?

Sebagaimana yang telah kita ketahui, elektron bergerak mengelilingi inti atom pada orbital tertentu
yang sesuai dengan tingkat energi elektron. Orbital merupakan daerah atau ruang yang peluang
menemukan elektronnya terbesar dan dalam teori klasik disebut lintasan. Karena elektron
bermuatan negatif sedangakan inti atom bermuatan positif, terjadi gaya tarik antara inti ataom
dengan elektron yang disebut gaya Coloumb. Semakin besar muatan inti atom (jumlah proton makin
banyak) maka gaya tarik ini akan makin besar.
Dari sistem periodik kita dapat menentukan konfigurasi elektron untuk raksa adalah
[Kr]4f145d106s2. Sebagaimana kita ketahui ikatan logam terbentuk dari penggunaan bersama
seluruh elektron valensi dari suatu material. Semakin banyak elektron valensi yang terlibat maka
ikatan logam akan semakin kuat. Berdasarkan konfigurasi elektron di atas maka terlihat bahwa raksa
memiliki dua elektron valensi sama dengan barium (Ba) yang memilki konfigurasi [Kr]6s2, tetapi titik
leleh yang mencerminkan kekuatan ikatan logam berbeda jauh yaitu barium meleleh pada suhu 727
0C sedangkan raksa -38,30C.
Hal ini disebabkan ada efek relativitas pada raksa. Konsep relativitas dikemukakan oleh Albert
Einstein. Sebenarnya ada dua macam relativitas yaitu umum dan khusus, tetapi yang akan kita
gunakan adalah relativitas khusus. Asas dasar dari teori ini adalah hukum fisika harus berlaku sama
dimana-mana (bukan bermaksud menyombongkan fisika, tetapi memang begitu adanya) dan
kecepatan cahaya harus sama kapanpun dan dimanapun kita mengamatinya. Hal ini akan
menyebabkan ada fenomena baru yaitu kontraksi panjang ( panjang suatu benda yang teramati
menjadi lebih kecil), massa benda membesar dan waktu menjadi lebih panjang. Akan tetapi, gejala
ini baru teramati secara nyata pada benda yang bergerak dengan kecepatan tinggi yang mendekati
kecepatan cahaya.
Merkuri memiliki jumlah proton yang jauh lebih banyak dibandingkan barium sehingga gaya
coloumb antara inti dan elektron 6s di raksa lebih besar. Agar elektron 6s tidak jatuh ke inti maka
elektron tersebut harus bergerak lebih cepat. Pada raksa, kecepatan elektron 6s tersebut mendekati
kecepatan cahaya sehingga massa elektron 6s pada raksa akan membesar. Hal ini mengakibatkan
energi elektron 6s tersebut semakin rendah (semakin besar, tapi tandanya negatif). Karena energi
elektron 6s makin negatif maka jarak inti dan elektron 6s semakin dekat. Hal ini menyebabkan
elektron 6s pada raksa yang seharusnya menjadi elektron valensi tertarik ke dalam atom mendekati
inti bahkan menjadi elektron dalam (bukan lagi elektron valensi) dan orbital 5d menjadi di luar.
Karena elektron valensi raksa menjadi elektron dalam dan orbital 5d raksa sudah penuh maka ikatan
logam pada raksa menjadi sangat lemah sehingga raksa pada suhu kamar berwujud cair.

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Raksa
http://www.chem-is-try.org/
http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=1638
http://www.borneomercury.com/media/campaign/rumahemas/indonesian/3_GMP%20Newsletter_
Dec%2006.pdf
http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/BEDA%20KADAR%20Hg.pdf
http://www.infusionclinic.com/images/pics/infusions-dental.jpg
http://positiveinfo.wordpress.com/2009/01/06/risiko-bola-lampu-pada-lingkungan
http://www.khabib06.files.wordpress.com/
Raksa (air raksa/merkuri) merupakan unsur logam yang sangat berat. Logam ini berbentuk cair pada
suhu ruangan, mengkilap, berwarna putih keperakan, mudah menguap pada suhu kamar, dan tidak
berbau. Raksa terbentuk secara alami di alam dan terdapat dalam berbagai bentuk. Dalam bentuk
murni

raksa dikenal sebagai logam raksa (Hg (O) atau HgO). Di alam, raksa dibebaskan

dari gunung berapi, penguapan dari tanah dan permukaan air, melalui endapan mineral, dalam batu
bara dan kebakaran hutan.

Bijih utama raksa adalah cinnabar. Bijih cinnabar telah disaring untuk kandungan raksanya sejak
abad ke-15 atau 16 sebelum Masehi. Logam ini diproduksi dengan cara memanaskan cinnabar pada
suhu di atas 540 oC dan dengan cara mengembunkan uapnya. Bijih raksa akan menguap, dan uap-
uap tersebut kemudian diambil dan didinginkan untuk membentuk logam cair raksa. Logam ini
mudah membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain seperti emas, perak, dan timah
(disebut juga amalgam). Logam raksa banyak digunakan di laboratorium untuk pembuatan
termometer, barometer, pompa difusi dan alat-alat lainnya. Raksa juga digunakan dalam pembuatan
lampu uap merkuri, pembuatan baterai, dan alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah
untuk pembuatan pestisida, gigi buatan, pelapis cermin dan lainnya. Walaupun mempunyai banyak
kegunaan, namun raksa merupakan racun yang berbahaya karena dapat diserap melalui kulit,
saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Raksa merupakan sumber polusi yang membahayakan
dan sekarang ini diketahui banyak ditemukan di air dan sungai. Oleh karena itu, penggunan raksa
telah dilarang atau sangat dibatasi di sejumlah negara karena dampaknya terhadap manusia dan
lingkungan. Secara alamiah, pencemaran raksa berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air
tanah yang melewati tumpukkan raksa di dalam tanah. Apabila masuk ke dalam perairan, raksa
mudah berkaitan dengan klor yang ada dalam air laut dan membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk
ini, raksa mudah masuk ke dalam plankton. Jika plankton ini dimakan oleh ikan ataupun hewan laut
lainnya dan hewan laut ini dimakan manusia, maka akan menimbulkan keracunan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Raksa mencemari lingkungan (udara, air dan tanah) terutama melalui
pembakaran batu bara, insinerator limbah medis, produksi besi baja, produksi semen,
pertambangan emas, limbah sampah yang mengandung raksa, dan sebagainya. Logam raksa sangat
beracun karena dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf. Keracunan yang dapat
membahayakan oleh raksa dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernafasan.
Uap air raksa sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan otak. Senyawa air raksa dan
logam air raksa dapat mengakibatkan kerusakan susunan saraf pusat (otak), kerusakan ginjal,
kerusakan hati, gangguan mental, kebutaan, gangguan pada sistem reproduksi (perkembangan
janin).
Pada dasarnya, merkuri/raksa (Hg) adalah unsur logam yang sangat penting dalam teknologi di abad
modern saat ini merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom 80 serta mempunyai massa
molekul relatif 200,59. Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal
dari bahasa Yunani Hydrargyricum, yang berarti cairan perak (Alfian, 2006). Kebanyakan merkuri
yang ditemukan di alam terdapat dalam bentuk gabungan dengan elemen lainnya, dan jarang
ditemukan dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang,
tanah, udara, air dan organisme hidup melalui proses-proses fisik, kimia dan bahan biologi yang
kompleks. Beberapa sifat merkuri adalah sebagai berikut: 1) Merkuri merupakan satu-satunya logam
yang berbentuk cair pada suhu kamar (25

C) dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam, yaitu -39

C. 2) Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam. 3) Ketahanan listrik merkuri
sangat rendah sehingga merupakan konduktor yang terbaik dari semua logam. 4) Banyak logam yang
dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang disebut amalgam (alloy). 5) Merkuri dan
komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup (Fardiaz, 1992). Merkuri
terdapat sebagai komponen renik dari banyak mineral, dengan bantuan continental yang rata-rata
mengandung sekitar 80 ppb atau lebih kecil lagi. Sinabor, merkuri sulfida, HgS, yang berwarna merah
merupakan bijih merkuri utama yang diperdagangkan. Bahan bakar batu bara fosil dan lignit sering
mencapai 100 ppb merkuri, bahkan lebih (Achmad, 2004:100). Hampir semua merkuri diproduksi
dengan cara pembakaran merkuri sulfida (HgS) di udara, dengan reaksi berikut: HgS + O

==> Hg + SO

Merkuri dilepaskan sebagai uap, yang kemudian mengalami kondensasi, sedangkan gas-gas lainnya
mungkin terlepas di atmosfer atau dikumpulkan. Merkuri di alam terdapat dalam berbagai bentuk
sebagai berikut: 1) Merkuri anorganik, termasuk logam merkuri (Hg

++

) dan garam-garamnya seperti merkuri klorida (HgCl

2
) dan merkuri oksida. 2) Kompleks merkuri organik atau organomerkuri terdiri dari: a) Aril merkuri,
mengandung hidrokarbon aromatik seperti fenil merkuri asetat b) Alkoksi alkil merkuri (R

O Hg) c) Alkil merkuri, mengandung hidrokarbon alifatik dan merupakan paling beracun, misalnya
metil merkuri dan etil merkuri.

SUMBER:

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI Alfian, Z. 2006. Merkuri: Antara Manfaat
dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. [Online]. Avaliable:
http://library.usu.ac.id/download/e-book/zul%20alfian.pdf. [7 Mei 2008] Fardiaz, S. 1992. Polusi Air
dan Udara. Yogyakarta:Konisius

Raksa sangat beracun, menyebabkan kerusakan pada sistem saraf di bahkan relatif rendah tingkat
eksposur. Hal ini terutama berbahaya bagi perkembangan anak-anak yg belum lahir. Ia
mengumpulkan dalam tubuh manusia dan hewan dan dapat terkonsentrasi melalui rantai makanan,
terutama dalam beberapa jenis ikan. Komisi dari Direktorat Jenderal Kesehatan dan Perlindungan
Konsumen merekomendasikan bahwa perempuan yang sedang menyusui atau yang hamil atau
mungkin mereka harus membatasi konsumsi ikan buas yang besar, seperti ikan todak, shark, Marlin,
seligi dan tuna. Hal ini dikenal raksa yang tidak memiliki rasa hormat terhadap nasional atau daerah
perbatasan, jarak perjalanan panjang melalui udara, dan memiliki kedua kejangkitan Eropa dan
global persediaan makanan di tingkat hal risiko yang signifikan untuk kesehatan manusia, menurut
World Health Organisation, makanan otoritas keselamatan, kesehatan dan profesional kesehatan
masyarakat di seluruh dunia. Bahkan arktik, yang tidak memiliki sumber-sumber pencemaran raksa,
mengalami tingkat kontaminasi berbahaya dalam mamalia laut dan spesies lainnya yang merupakan
bagian dari makanan yang bersih. The chemistry dari raksa dan formulir di lingkungan (1) Mercury
terjadi secara alami di lingkungan dan terdapat dalam berbagai bentuk. Dalam bentuk murni itu

dikenal sebagai kekuatan atau logam raksa (Hg (0) atau Hg0). Mercury jarang ditemukan di alam

sebagai murni, cair logam, tetapi dalam compounds anorganik dan garam. Mercury dapat terikat
lainnya compounds sebagai monovalent raksa atau divalent (juga dinyatakan sebagai Hg (I) dan Hg
(II) atau Hg2 +, masing-masing). Banyak anorganik dan organik dari compounds raksa dapat dibentuk
dari Hg (II). Beberapa bentuk raksa terjadi secara alami di lingkungan. Alam yang paling sering
ditemukan bentuk raksa di lingkungan adalah logam raksa, mercuric sulfida, mercuric khlorida, dan
methylmercury. Beberapa mikro-organisme dan alam proses dapat mengubah raksa di lingkungan
dari satu bentuk lain. Raksa adalah beranjau sebagai mercuric sulfida (bijih cinnabar). Melalui
sejarah, deposito dari cinnabar telah menjadi sumber ores untuk pertambangan komersial dari
logam raksa. Logam yang paling sederhana adalah bentuk halus dari bijih sulfida mercuric dengan
memanaskan bijih ke suhu yang di atas 540 C. Ini vaporises raksa di dalam bijih, dan vapours
kemudian diambil dan didinginkan untuk membentuk logam cair raksa. Elemental raksa adalah
mengkilap, perak-putih yang merupakan logam cair pada suhu kamar dan biasanya digunakan dalam
beberapa termometer dan listrik aktif. Jika tidak ditutupi, pada suhu kamar beberapa logam raksa
akan menguap dan formulir raksa vapours. Mercury vapours adalah warna dan tanpa bau. Semakin
tinggi suhu, semakin vapours akan dibebaskan dari logam raksa cair. Beberapa orang yang telah
meniupkan raksa vapours lapor logam rasa di mulut mereka. Elemental raksa di atmosfer dapat
mengalami transformasi dalam bentuk anorganik raksa, memberikan jalan bagi yang signifikan dari
endapan emitted kekuatan raksa. Inorganic compounds mercuric termasuk mercuric sulfida (HgS),
mercuric oksida (HgO) dan mercuric khlorida (HgCl2). Mercury compounds ini juga disebut raksa
garam. Paling raksa anorganik compounds are white powders atau kristal, kecuali mercuric sulfida,
yang merah dan hitam ternyata setelah terpapar cahaya. Beberapa raksa garam (seperti HgCl2) yang
cukup volatile ada sebagai atmospheric gas. Namun, air dan kelarutan kimia anorganik reactivity ini
(atau divalent) raksa gas yang jauh lebih cepat dari endapan suasana daripada untuk kekuatan raksa.
Ini hasil yang signifikan dalam singkat atmospheric lifetimes untuk divalent raksa gas dari kekuatan
untuk raksa gas.

Ketika menggabungkan dengan raksa karbon, yang dibentuk compounds disebut organik raksa
atau

compounds organomercurials. Ada kemungkinan besar jumlah raksa organik compounds (seperti
methylmercury, dimethylmercury, phenylmercury, dan ethylmercury), namun jauh yang paling
umum raksa organik kompleks di lingkungan adalah methylmercury. Anorganik seperti mercuric
compounds,

baik methylmercury dan phenylmercury ada sebagai garam (misalnya, methylmercuric khlorida
atau

phenylmercuric acetate). Ketika murni, kebanyakan bentuk methylmercury dan phenylmercury


adalah kristal putih solids. Dimethylmercury Namun, merupakan warna cair. Yang paling umum raksa
organik kompleks yang mikro-organisme dan alam menghasilkan proses dari bentuk-bentuk lain
adalah methylmercury. Methylmercury merupakan hal yang khusus karena dapat
Merkuri sulfida bereaksi dengan udara pada suhu tinggi (12000C), menghasilkan uap logam merkuri
dan gas SO2. Pada suhu ini, reaksi yang terjadi menghasilkan panas yang sangat tinggi, dan mampu
melelehkan beberapa jenis logam lainnya.

HgS (s) + O2 (g) ====> Hg (s) + SO2 (g) (i)

Penerapan persamaan reaksi di atas tak semudah teori, karena memerlukan beberapa rekayasa
sains dan teknologi, mulai dari pengoptimalan suhu, hingga pengamanan terhadap kemungkinan
bocornya uap merkuri dan pencemaran gas beracun SO2.

Penyulingan Merkuri Secara Tradisional.

Saat ini di beberapa tempat banyak ditemukan pengolahan cinnabar yang dilakukan secara
pyrometallurgy, yang melibatkan logam besi (Fe) sebagai reduktor, dan kapur (CaO atau CaCO3)
sebagai penapis kemungkinan terbentuknya gas sulfur dioksida. Gambar 1. Menampilkan alat proses
penyulingan merkuri secara tradisional, yang biasa dipakai oleh kalangan perajin merkuri tradisional.

Gbr 1. Tabung Penyulingan Merkuri Secara Tradisional

Penjelasan reaksi kimia atas proses ini sebagai berikut :

HgS (s) + Fe (s) ========> Hg (s) + FeS (s) ..(ii)

Pada reaksi (ii), senyawa cinnabar yang bersentuhan secara fisik dengan logam besi bereaksi redoks
pada suhu tinggi (7000C 9000C). Untuk mencapai suhu ini, dibutuhkan panas dari lingkungban
(pemanasan dari luar tabung). Bagian yang tak bersentuhan dengan besi tak bereaksi pada suhu ini.
Pemanasan tabung yang terus dilakukan (hingga di sebagian sisi di dalam tabung terbentuk suhu
12000C) ada kemungkinan juga berhasil menimbulkan reaksi kimia, yang terjadi disebabkan
tertinggalnya sebagian udara di dalam tabung (tabung tidak divakumkan), sehingga menghasilkan
reaksi kimia seperti berikut ini.

HgS (s) + O2 (g) =======> Hg (s) + SO2 (g) .(iii)

Gas SO2 yang terbentuk pada reaksi (iii) bereaksi dengan kapur masak (iv) atau kapur mentah (lime /
CaCO3) pada reaksi (v), menghasilkan tepung gypsum dan gas CO2(jika menggunakan kapur mentah).

SO2 (g) + CaO (s) =======> CaSO3 (s) ...(iv)

SO2 (g) + CaCO3 (s) =========> CaSO3 (s) + CO2 (g) (v)

Pada proses ini, agar kontak fisik antara cinnabar dan logam besi dalam jumlah yang luas, maka
logam besi yang digunakan harus berupa serbuk besi halus, dalam jumlah yang besar juga.
Berdasarkan beberapa praktek yang telah dilakukan, untuk memperoleh hasil maksimal, maka
perbandingan berat antara besi dan batuan cinnabar harus berada di angka 1 : 2 hingga 2 : 3 berat /
berat. Artinya, dalam setiap 2 kg cinnabar memerlukan 1 kg serbuk besi, dan perolehan maksium
berada di 3 kg cinnabar berbanding lurus dengan 2 kg serbuk besi. Kontak fisik yang intens juga
mensyaratkan ukuran partikel cinnabar yang harus halus, untuk mendapatkan luasan kontak yang
maksimum.

Proses ekstraksi merkuri yang dilakukan menggunakan cara tradisional rentan terhadap
kemungkinan kerugian, yang terjadi disebabkan hal-hal berikut ini :

Tingkat recovery yang rendah. Dari hasil beberapa percobaan, pengolahan yang
menggunakan bahan baku cinnabar yang memiliki kandungan merkuri 68%, ternyata
merkuri yang dihasilkan hanya mencapai maksimum 85% dari total kandungannya dalam
bahan baku. Pada bahan baku dengan kandungan merkuri yang lebih rendah, maka tingkat
recovery pun turun, sehingga jika menggunakan bahan baku yang berkadar merkuri di
bawah 30%, hampir tak terdeteksi terjadinya recovery merkuri.

Biaya produksi yang sangat mahal, karena melibatkan banyaknya serbuk besi dan kapur yang
digunakan selama proses ekstraksi. Pada kondisi kandungan merkuri dalam batuan yang
hanya berkisar 40% 50%, maka pengolahan menggunakan sistem ini dapat dikatakan tidak
layak untuk dilakukan.

Cara tradisional mensyaratkan perlunya batuan sebagai bahan baku merkuri dihaluskan
terlebih dahulu, untuk memperluas kontak fisik antara molekul HgS dan logam besi. Proses
penghalusan memakan biaya dan waktu, sehingga menambah besar komponen produksi.

Dinding bagian dalam dari tabung mengalami korosi yang cepat, disebabkan kontak fisik
antara dinding dengan serbuk / tepung cinnabar pada suhu tinggi mengakibatkan terjadinya
reaksi kimia seperti reaksi (i). Oleh karena itu factor usia tabung juga menjadi komponen
biaya produksi yang sangat penting, dikarenakan cepatnya terjadi penyusutan akibat
kerusakan alat.
Tingginya penggunaan bahan bakar selama proses penyulingan. Untuk mengekstrak secara
maksium, dibutuhkan lama pembakaran (dari luar tabung) antara 8 12 jam, di mana para
pengrajin merkuri melakukan ini menggunakan kayu sebagai bahan pemanas tabung.

Penyulingan Merkuri Menggunakan Aluminium

Gbr 2. Alat Penyulingan Menggunakan Aluminium

Aluminium memiliki karakteristrik yang sangat khusus terhadap merkuri, di mana jika logam ini
teramalgamasi, akan menghasilkan panas yang sangat tinggi. Penyulingan merkuri yang dilakukan
menggunakan aluminium mirip dengan penyulingan menggunakan besi sebagai reduktor merkuri,
dengan beberapa perbedaan sebagai berikut :

Kontak fisik antara aluminium dan cinnabar akan menimbulkan panas yang tinggi, oleh
karena itu kita tak memerlukan panas tambahan dari luar tabung (aluminium mengeliminasi
/ meniadakan penggunaan bahan bakar selama berlangsungnya proses penyulingan).

Batuan cinnabar tidak perlu dihaluskan selama proses penyulingan. Hali ini juga berarti
penghematan biaya penggerusan dan penghalusan bahan baku.

Waktu proses penyulingan yang cepat ( proses penyulingan hanya memakan waktu 20
menit). Bandingkan dengan penyulingan yang dilakukan menggunakan besi, dimana waktu
proses diperkirakan antara 8 12 jam.

Kapasitas tabung yang besar, karena cinnabar hanya memerlukan sedikit aluminium untuk
menghasilkan panas yang tinggi. Perbandingan aluminium : cinnabar berkisar antara 1 : 5
hingga 1 : 10, berat / berat. Bandingkan perbandingan antara besi dan cinnabar yang 2 : 3
berat / berat.

Valensi electron + 3 ( besi umumnya + 2) dan kerapatan atom aluminium yang tinggi,
membuat penggunaan aluminium menimbulkan efisiensi yang sangat tinggi.

Tingkat recovery yang tinggi (99%), dalam kondisi berapapun persentase merkuri di dalam
batuan. Tingkat recovery tak berubah, meskipun kita menggunakan batuan dengan
kandungan merkuri yang sangat rendah (proses ini mampu mengekstrak merkuri yang hanya
memiliki kandungan 1% dari total berat batuannya).

Alat yang awet, karena tak diserang oleh sulfur. Ini terjadi disebabkan adanya jembatan
galvanis dan factor udara masuk yang mengoksidasi belerang menjadi gas SO2. Gas
SO2 merupakan reduktor kuat, sehingga keberadaannya justru lebih baik bagi keawetan
dinding bagian dalam dari tabung penyulingan.

Ekstraksi Merkuri Menggunakan Resin Penukar Ion Purolite A 500/2788

Ekstraksi Merkuri menggunakan resin penukar ion memiliki resiko kesehatan terkecil, dengan tingkat
recovery tertinggi. Disamping itu, proses pengolahan metode ini membutuhkan biaya pengolahan
yang relatif kecil, dan berbanding lurus dengan hasil yang di dapatkan, dalam setiap jenis batuan dan
tingkatan kandungan merkuri di dalam batuan yang akan diolah.

Materi Pelatihan Pengolahan Cinnabar :

I. Ekstraksi Merkuri Menggunakan Kombinasi Aluminium dan Udara Kering

1. Penentuan atau pengujian kadar atau kandungan logam merkuri di dalam sampel batuan
cinnabar (raw material).

2. Pencampuran dengan sedikit serbuk aluminium

3. Proses penyulingan menggunakan kombinasi aluminium dan udara.

4. Penyulingan gas SO2 menjadi larutan H2SO4 atau gypsum (CaSO4).

5. Proses pemurnian logam merkuri (hingga mencapai 99,999).

6. Pembuatan Peralatan Pengolahan.

7. Analisa Biaya Produksi.

8. (Option) Ekstraksi Sisa Logam Merkuri dari limbah pengolahan cinnabar secara tradisional

II. Ekstraksi Merkuri Menggunakan Anion Exchange Resin Purolite A 500/2788

1. Proses leaching cinnabar atau limbah menggunakan alkali sulfida, dimana leaching bisa
dilakukan dengan cara RIP (Resin In Pulp) maupun Heap Leach (penyiraman).

2. Ekstraksi anion kompleks merkuri menggunakan Resin A 500/2788

3. Elusi dan Regenerasi Resin


4. Sementasi merkuri menggunakan reaksi redoks, yang menghasilkan logam merkuri cair

5. Analisa Biaya Produksi

Anda mungkin juga menyukai