Anda di halaman 1dari 9

Karakteristik struktur , sifat keramik

dan Teknik pemerosesan keramik

I. Karakteristik struktur keramik

Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau
minimal terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks
dari semua struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan
kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama
ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih
kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan
ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada
logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal ataudalam bentuk polikristalin.
Ukuran butir mempunyai pengaruh besar terhadap kekuatan dan sifat-sifat
keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan keramik halus),
semakin tinggi kekuatan dan ketangguhannya.
Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen
dan ikatanantara. Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O,
Zn-O dan Si-O dapat dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%.
Yang sangat menarik adalah bahwa pada
ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan
sifat liat ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif
dapat disamakan dengan logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya
merupakan ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian
dapat dimengerti apabila mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi
dari polyhedron koordinasi, dimana satuan kecil dari kation dikelilingi oleh
beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang merupakan bahan
baku penting bagi keramik.
II. Sifat-sifat keramik
Secara umum kramik merupakan paduan antara logam dan non logam ,
senyawa paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen . untuk
lebih jelasnya mengenai sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan lebih
detail.
a. Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain
itu keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan
untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Di dalam keramik,
karena kombinasi dari ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah
bergeser.
Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan
yang cepat.Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans
granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya.
Permukaan tempat putusyang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang
penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan
bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar
terjadi. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur
seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari
kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan
dalam keadaan tertekan
b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal,
dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan
untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan
olehpadatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun
padatantersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan.
Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena
ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan
yang terlalu banyak padakisi kristalnya.
Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada
temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat
bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang
besar dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada
perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.
c. Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik
sebagai solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat
dipolarisasi dan digunakan
ebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi amba
ngnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986,
keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan.
Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan =
0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai
piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik
atau sebaliknya.
Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga
sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat
ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga
akanmempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik,
konduktivitasmeningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini
merupakan bagian bahan canggih yang sering digunakan sebagai sensor.
Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya
akan menginduksipolarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut
mengubah tekananmekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik
digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat
ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar
banyakaplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik
skala besar.Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan
bakar.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi,
ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan
cahaya, danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau
opaque. Material yang transparan, seperti gelas,mentransmisikan cahaya
dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang
opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua mekanisme penting interaksi
cahaya dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi elektronik dan transisi
elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalahdistorsi awan elektron atom
oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia d
ari permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika
gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan
pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C,
permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit,
lempung asam atau S 2O 2 TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner
dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat
asam dan basa pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini
menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian
keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang
keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras
adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal
kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk
memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material
keras lain.

III. Contoh
Keramik adalah material anorganik dan non-
metal. Umumnya keramik adalah senyawa antara logam dan non
logam. Untuk mendapatkan sifat-sifat keramik biasanya diperoleh dengan
pemanasan pada suhu tinggi. Keramik:tradisional , modern .
Keramik tradisional :biasanya dibuat dari tanah liat .
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
Keramik modern : mempunyai ruang lingkup lebih luas dari keramik tradisional
dan mempunyai efek dramatis pada kehidupan manusia seperti
pemakaian pada bidang elektronik, komputer, komunikasi, aerospace dll.

IV. Teknik pemerosesan keramik


a. Pembubukan
Bahan-bahan dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan dasar
tersebut dapat diperoleh dengan metode konvensional atau non konvensional.
Metode konvensional misalnya kalsinasi; yaitu menguraikan suatu
bahan padatan menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana; Milling yaitu
menggiling atau menghaluskan bahan; mixing yaitu mencampurkan beberapa
bahan menjadi satu bahan. Sedangkan metode nonkonvensional misalnya
teknik larutan sepaerti metode sol-gel, metode fase uap, atau dekomposisi
garam. Dalam proses pembubukan tersebut , seringkali harus ditambahkan
bahan penstabil agar suhu dapat diturunkan atatu bahan organik yang
berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan sehingga mudah dibentuk.
b. Pembentukan
Metode pembentukan ini bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik
dan aksial; metode cetak lepas, yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas;
metode cetak balut yaitu bahn dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak
injeksi yaitu bahan dimasukan ke dalam cetakan dengan cara diinjeksikan ke
dalamnya.
c. Penekanan
Penekanan atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk membentuk serbuk
keramik menjadi suatu bentuk padatan berupa pelet mentah. Pelet mentah
adalah serbuk yang telah menjadi bentuk padat tetapi belum disinter.
Prosedur dasar penekanan dibagi menjadi 3 yaitu:

Uniaxial

Serbuk dibentuk dalam cetakan logam dengan penekanan satu arah.


Penenkanan ini dapat memproduksi banyak pelet dan tidak mahal dibanding
metode lain. Berdasarka cara kerjanya, penekanan ini dibagi menjadi 3 yaitu :
single action uniaxial pressing, double action uniaxial pressing, dan uniaxial
pressing with a floating mould or die.

Isostatik: Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.


Hot pressing:Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan
panas pada serbuk.

d. Sintering
Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material (
biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga
menjadi bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu
tersebut partikel-partikel akan saling melekat. Setelah disintering bentuk
porositas berubah cenderung berbrntuk bola. Selain itu semakin lama
dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang
telah disinter akan semakin kecil juga.
Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair
selama proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair
disebut sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut
sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah
dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi.
e. Anneling dan Aging
Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya.
Dengan maksud agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum.
Sedangkan aging adalah proses pendinginan selama beberapa waktu
tertentu.
f. Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga
sipa dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan
tersebut misalnya mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi
mantel untuk perlindungan dan lain-lain.
Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :
Proses pembubukan atau penghalusan > Pembentukan > Pengeringan >
sintering > anealing dan aging > Aplikasi akhir.
Pengertian dan Klasifikasi Keramik

Contoh advanced ceramics pada penggunaan komponen-komponen elektronik


(gambar didownload dari https://www.ceramtec.com/)

Ribuan tahun yang lalu, penggunaan keramik atau porselen hanya sebagai salah
satu furnitur penghias ruangan. Keramik dahulu kalanya dibuat melalui pemberian
tekanan dan temperatur pada tanah liat ataupun lumpur. Sehingga didapat tampilan
keramik yang sangat indah.

Akan tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di


perkembangan teknologi material, keramik dianggap sebagai salah satu material
yang memiliki banyak manfaat. Tak hanya sebagai penghias ruangan, saat ini
keramik digunakan sebagai semikonduktor, konduktor dan berbagai jenis keramik
elektronik lainnya untuk menggantikan fungsi logam yang selama ini digunakan di
alat-alat elektronik.

Apa itu Keramik?


Keramik dapat dikategorikan sebagai salah satu komposit karena disusun atas
material-material organaik yang dipadukan dengan senyawa logam. Atau sering
diistilahkan sebagai kombinasi material logam dengan non logam. Dengan
berdasarkan pemahaman sederhana tersebut artinya interaksi antara material logam
dan non logam mengarah kepada adanya bentuk ikatan ion dan kovalen.

Meskipun keramik disusun atas senyawa logam, tetapi keramik bukanlah merupakan
material logam. Keramik memiliki fasa solid dan ikatan kovalen serta ionik yang
terjadi pada keramik memberikan karakteristik si keramik itu. Adanya perbedaan
antara ikatan kovalen dan ionik yang dominan membuat keramik memiliki
karakteristik-karakteristik tertentu. Seperti yang dilansir oleh kimianet.lipi.go,id,
keramik secara umum memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Memiliki daya tahan panas yang tinggi
Sifat penghantar panas yang dimiliki cenderung rendah sehingga efektif untuk
penyimpan panas
Tidak mudah teroksidasi sehingga susah untuk mengalami korosi
Sifat elektriknya bervariasi sehingga dapat menjadi isolator, konduktor dan bahkan
bahan superkonduktor
Memiliki sifat ferrous dan non-ferrous
Kemampuan mekanis yang kuat namun sangat mudah untuk mengalami kerapuhan
Keramik memiliki sifat kepadatan yang berbeda-beda. Ada jenis keramik yang
memiliki sifat kristal yang tersusun secara rapi. Sementara itu, ada pula jenis kristal
yang bersifat semi-kristal dan keseluruhannya bersifat amorf. Namun, variatifnya
struktur kristal dari keramik menyebabkan adanya proses perpindahan elektron
akibat adanya ikatan ionik dan kovalen tersebut menyebabkan elektron dapat
berpindah dengan mudah sehingga efektif dijadikan sebagai bahan-bahan
elektronik.

Material keramik banyak digunakan dalam keseharian tak hanya sebagai lantai
rumah. Sebagai contoh, gelas kaca, bahan komposit pesawat ruang angkasa dan
komponen komputer atau laptop yang digunakan sekarang ini dibuat berdasarkan
teknologi keramik.

Klasifikasi Keramik
Keramik yang dimanfaatkan pada bidang-bidang tertentu dibuat tidak hanya
berdasarkan fungsi dan tujuannya. Melainkan juga digunakan berdasarkan
senyawa-senyawa penyusun dan ikatan-ikatan yang terjadi pada material keramik
tersebut. Oleh karenanya, keramik diklasifikasikan sebagai dua jenis yaitu:

Keramik Kristalin. Adalah jenis keramik yang disusun atas susunan keramik secara
periodik. Keramik jenis ini dibuat untuk mendapatkan keramik dengan bentuk
tertentu. Proses pembuatan keramik jenis ini menggunakan reaksi in situ atau
dengan membentuknya melalui tekanan. Selanjutnya agar keramik terbentuk
dengan bentuk yang diinginkan, keramik dimasukan pada proses sintering untuk
mendapatkan struktur solid.

Keramik Non-Kristalin. Salah satu keramik non-kristalin itu ada pada gelas kaca.
Maka, untuk mendapatkan keramik non-kristalin dilakukan peleburan untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan. Setelah mengalami peleburan, material
menjadi cair namun memiliki viskositas yang tinggi. Lalu, material tersebut
didinginkan secara perlahan demi perlahan sehingga menjadi kaku.

Berdasarkan bahan-bahan penyusunnya keramik dibedakan menjadi dua hal yaitu


keramik tradisional dan fine keramik. Keramik tradisional dibuat melalui metode
tradisional yaitu dengan mengambil bahan lalu dipulen dan diberi bentuk. Kemudian
material dimasukkan ke dalam sintering sehingga terjadi pemanasan dan kandungan
air hilang. Sementara pada fine keramik dibuat dengan cara merekayasa tekniknya
melalui pembuatan komposit menggunakan logam ataupun logam-logam oksida.
Material Keramik (Ceramic)
Keramik merupakan material dengan komposisi logam (semi logam) dan non logam.
Keramik berasal dari bahasa Yunani yaitu keramos yang berarti peralatan yang terbuat dari
tanah liat yang dibakar. Keramik penting sebagai material teknik karena mudah dijumpai di
alam dan sifat fisiknya sangat berbeda dibanding dengan logam.

Gambar 1. Produk Keramik

Contoh-contoh Material Keramik


Material keramik sangat banyak dijumpai di bumi ini. Berikut beberapa contoh material
keramik:

Silica atau silicon dioxide, sebagai bahan baku produk-produk kaca/beling/cermin.


Alumina atau aluminium oxide, dapat digunakan untuk membuat tulang buatan.
Hydrous aluminium silicate, dikenal sebagai kaolinite di mana digunakan sebagai
bahan pokok dalam pembuatan produk-produk tanah liat atau porselin.

Aplikasi Produk-produk Keramik


Berikut beberapa aplikasi produk keramik:

Produk tanah liat, seperti batu bata, pipa tanah liat, ubin, genteng, dll.
Keramik tahan panas, keramik ini memiliki ketahanan pada suhu yang tinggi dan
digunakan sebagai cetakan pengecoran logam, tungku perapian, dapur peleburan, dll.
Semen, sebagai bahan baku pembuatan beton untuk jalan maupun konstruksi.
Perabot berwarna putih seperti china, porselin, vas, pottery, stoneware, dll.
Kaca, sebagai bahan pembuatan kacamata, gelas, botol, jendela, bolam lampu, dll.
Abrasif seperti aluminium oxide, silicon carbide, dll.
Bahan bakar nuklir.
Bio keramik sebagai bahan baku pembuatan tulang dan gigi palsu.
Glass fiber untuk penguat plastik atau fiberglass, saluran komunikasi optik fiber, dll.
Isolator keramik yang digunakan pada komponen transmisi listrik.
Keramik magnetis, seperti pada memori komputer.
Material alat potong, tungsten carbide, cubic boron nitride, aluminium oxide, dll.

Anda mungkin juga menyukai