PRATIKUM HIDROLOGI
DOSEN PENGANGAMPU
DISUSUN
MURTI WAHYUNI
NIM( 141810075)
KELAS A (PAGI)
SEMESTER 2 (DUA)
IKIP PGRI
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur, Saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan karunia dan Hidayah-
Nya sehingga saya mampu menyelesaikan laporan yang berjudul pratikum hidrologi. Harapan saya
semoga laporan ini bisa membantu, menambah, pengetahuan, dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Terima Kasih
Murti Wahyuni
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
Kata Pengantar..........................................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................................ii
B. Tujuan........................................................................................................................................4
D. Prosedur Kerja...........................................................................................................................5
E. Hasil Pembahasan......................................................................................................................5
A.Landasan Teori.............................................................................................................................6
B.Tujuan...........................................................................................................................................8
D.Prosedur Kerja..............................................................................................................................9
E.Hasil Pembahasan.........................................................................................................................9
B.Tujuan.........................................................................................................................................11
ii
C.Alat Dan Bahan..........................................................................................................................11
D.Prosedur Kerja............................................................................................................................12
E.Hasil Pembahasan.......................................................................................................................12
A.Landasan Teori...........................................................................................................................13
B.Tujuan.........................................................................................................................................23
D.Prosedur Kerja............................................................................................................................23
E.Hasil Pembahasan.......................................................................................................................23
A.Landasan Teori...........................................................................................................................24
B.Tujuan.........................................................................................................................................27
D.Prosedur Kerja............................................................................................................................28
E.Hasil Pembahasan.......................................................................................................................28
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................29
iii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
iv
Gambar 5.5 Ph Air.........................................................................................................................26
v
ACARA 1.PENENTUAN PROFIL SUNGAI
A.Landasan Teori
Air atau sungai dapat merupakan sumber malapetaka apabila tidak di jaga, baik dari segi
manfaatnya maupun pengamanannya. Hal Ini dapat kita lihat sebagaimana yang terjadi pada
Sungai Siak di Propinsi Riau. Sungai Siak memiliki fungsi penting untuk memenuhi berbagai
keperluan, diantaranya; sarana transportasi air, sumber air bersih, dan pusat kegiatan bisnis.
Seiring dengan usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat, perkembangan kawasan untuk
berbagai pemenuhan kebutuhan (sarana pemukiman, perdagangan & industri, perhubungan,
perkantoran, pariwisata dan lain-lain) akan meningkat dengan cepat. Dengan adanya perubahan
penggunaan lahan tersebut maka implikasinya adalah adanya perubahan perilaku sungai, baik
yang menyangkut pola distribusi aliran sungai maupun perubahan kualitas sumberdaya air
sungai. Banjir, kekeringan, erosi, sedimentasi, dan pencemaran air sungai, merupakan respon
atas pengelolaan lahan di DAS Siak (Bapedal Propinsi Riau:2005). Undang-Undang Nomor 7
tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Daerah Aliran Sungai Siak sebagai bagian
dari ruang yang memiliki karakteristik tersendiri, wilayahnya melintasi 4 kabupaten dan 1 kota
yang merupakan satu kesatuan ekologis yang tidak dapat dipisahkan. Keempat kabupaten dan
kota yang termasuk ke dalam wilayah DAS Siak adalah Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten
Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak. Kerusakan sumber daya
alam dan lingkungan di DAS Siak sudah mengarah pada taraf yang dapat mengancam
keberlanjutan pasokan sumberdaya alam untuk pembangunan di masa mendatang atau dengan
kata lain sudah dalam tahap kritis. Beberapa isu penting kerusakan sumber daya alam dan
lingkungan di DAS Siak seperti yang dipaparkan Menteri Pekerjaan Umum dalam seminar
penyelamatan dan pelestarian DAS Siak dan dapat dijadikan indikator kritisnya DAS tersebut
adalah sebagai berikut : 1. Penurunan kualitas dan kuantitas sungai Siak yang sudah berada di
bawah ambang batas ketentuan sungai yang lestari. 2. Tingginya Konversi Lahan 3. Kerusakan
Lingkungan a) Penggundulan Hutan b) Abrasi Tebing c) Sedimentasi d) Pencemaran Air
Profil Sungai adalah kurva yang memperlihatkan hubungan antara jarak dan permukaan
Dasar sungai yang diukur sepanjang sungai, dimulai dari muara sungai sampai hulu sungai.
Secara garis bagian-bagian sungai terdiri dari bagian hulu,tengah, dan hili. Dan memiliki
karakteristik sebagai berikut.
1
1. Sungai Bagian Hulu
Gambar 1.1
Hulu sungai biasanya merupakan mata air yang memancarkan air yang makin lama menyatu dan
membentuksungai. Daerah hulu sungai biasanya tidak terlalu dalam dan arus pada daerah ini
biasanya deras. Adapun karakteristik hulu sungai : Merupakan awal dari aliran sungai (mata
debit) debit air relatif kecil dan dipengaruhi curah hujan kondisi dasar sungai berbatu sering
ditemui air terjun jeram, erosi sungai vertikal, aliran sungai mengalir diatas batuan induk,aliran
sungai cenderung lurus, tidak pernah terjadi banjir, kualitas air masih baik.Adapun ciri-ciri
sungai bagian hulu :
1.Topografi Kasar
2.Terjal /Curam
3.Aliran Deras
2
2.Sungai Bagian Tengah
Gambar 1.2
Bagian sungai tengah ditandai dengan bentuk lembah U disebut sungai dewasa. Banyak terdapat
anak-anak sungai yang menambah jumlah material yang harus disangkut ke hilir. Diwilayah ini
banyak terdapat daerah sisa erosi dan secara perlahan mengakibatkan sungai mulai berkelok-
kelok. Aliran bagian bawah ditandai dengan lembah daerah yang datar disebut sungai tua.
Terdapat beban yang sangat besar berupa material hasil erosi yang sangat banyak yang
diendapkan di kiri-kanan aliran sungai dan kelok-kelokan sungai membentuk dataran. Aliran
sungai sangat perlahan melalui dataran banjir yang diendapkan dimuara sungai dusebut delta.
Material hasil erosi yang lebih halus terbawa sampai laut yang akhirnya mengendap di dasar laut
berupa lempeng di dasar laut. Adapun ciri-ciri sungai bagian tengah :
5.Mulai terjadi proses sedimentasi (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang
3
3.Sungai Bagian Hilir
Gambar 1.3
Hilir merupakan bagian dari sungai yang memiliki bentuk topografi datar sampai dengan
landai.karakteristik : Merupakan bagian akhir sungai menuju laut lembah sungai berbentuk U
aliran air permanen terdapat daerah dataran banjir aliran sungai berkelok-kelok membentuk
meander terdapat didanau tapal kuda (oxbow lake) erosi sungai kearahsamping (lateral) badan
sungai melebar.
B. TUJUAN
1.Meteran
2.Anemometer
3.Objek pengukur
5.ATK
4
D.PROSEDUR KERJA
E.HASIL PEMBAHASAN
Pratikum kali ini kami dapat mengetahui tentang profil sungai,jenis sungai ,karakteristik
sungai.Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui fungsi air bagi kelangsungan hidup manusia
maupun mahluk hidup lainya. Namun ternyata air juga bisa membawa bencana seperti
banjir,tanah longsor,tsunami dll. Banjir teerjadi salah satunya adalah karena pembuangan
sampah sembarangan disungai. Maka akan untuk menjaga lingkungan agar terhindar dari
bencana banjir, hendaklah kita tidak membuang sampah disunga
5
ACARA II.MENGUKUR PH AIR
A.LANDASAN TEORI
Gambar 2.1
pH air standar adalah 7 s/d 8,5 . pH Air dibawah 7 disebutasam, sedangkandiatas 8,5
disebutbasa.
pH yang normal untukberbagaipeggunaanseperti :
Air minum mineral antara 7 s/d 8,5
Air minum Reverse Osmosis / Demineralantara 5,0 s/d 6,5
Ikanhias di aquarium antara 6,5 s/d 7,5
Ph atau derajat kesamaan digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman ( atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan “keasaman” disini adalah konsentrasi
ion hidrogen(H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14.Suatu larutan
dikatakan netral apabila memiliki nilai Ph=7. Nilai ph>7 menunjukkan larutan memiliki sifat
basa,sedangkan nilai ph<7menunjukkan keasaman.
6
Nilai ph 7 dikataka netral karena pada air murni ion H+ terlarut dari ion OH terlarut ( sebagai
tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada kesetimbangan.
Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri
(ion OH akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan
meningkatan konsentrasinya. Pengukuran senyawa asam dan basa dapat dilakukan
menggunakan kertas lakmus.indikator asam basa (ph paper) dan ph meter. Pada saat itu kami
juga sungai di danau sentarum(DANSEN) :
Gambar 2.2
a).Kertas lakmus
Ada dua macamkertas lakmus yang biasa digunakan untuk mengenali senyawa asam atau
basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Gambar 2.3
7
b).Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan
larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan untuk
mengetahui apakah suatu zat bersifat asam dan basa.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengenal sifat asam atau basa suatu larutan serta
menentukan harga ph dapat digunakan indikator universal. Berikut cara penggunaan indikator
universal/kerta lakmus dalam menentukan ph suatu larutan.
Gambar 2.4
Ganbar diatas.Pengukuran sampel dengan ph paper (a) gambar indikator universal digunakan
dengan cara mencelupkan indikator universal sampai batas warna kedalam larutan yang akan
ditentukan pHnya, akan terlihat perubahan warna pada kertas indikator, (c) kemudian cocokan
perubahan warna dengan warna indikator kotak. Dan dapat ditentukan ph larutan. Adapun
COTOH GAMBAR saat pengukur ph air di danau sentarum(DANSEN) :
B.TUJUAN
8
C.ALAT DAN BAHAN
1.Sampel air
2.Mangkok sampel
3.ATK
4.PH meter
D.PROSEDUR KERJA
E.HASIL PEMBAHASAN
Dalam pratikum ini kami memperoleh data yang ditunjukan seperti gambar diatas, kami
dapat mengklasifikasikan setiap larutan yang sudah diuji kedalam jenis asam ,basa, atau
netral berdasarkan perubahan warna lakmus yang digunakan. Seperti yang telah disebutkan
pada penjelasan diatas mengenai sifat asam basa, asam memiliki untuk sifat untuk
membirukan warna lakmus (memerahkan lakmus biru) dan memiliki rentang Ph kurang
dari tujuh dan lebih dari tujuh dan kurang dari atau sama dengan nol (0< pH > 7 ).
Sedangkan basa memiliki sifat untuk membirukan warna lakmus (membirukan lakmus
merah) dan memiliki rentangan ph lebih dari tujuh dan kurang dari atau sama dengan
empat belas (7 <pH sama dengan 14).Untuk zat yang tidak mempengaruhi perubahan
warna lakmus dan memiliki pH sama dengan tujuh (Ph = 7 ) digolongkan sebagai zat yang
netral.
9
ACARA III.MENGUKUR PH TANAH /CARANYA SAMA DENGAN PH AIR
A. LANDASAN TEORI
Gambar 3.1
Tanah dapat berperan penting bagi tumbuhan jika tanah memiliki kondisi yang baik untuk
kebutuhan tanaman. Salah satu faktor yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah pH tanah
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung
unsur hara seperti seperti Nitrogen (N) ,Kalium (K), dan pospor (P) dimana tanaman
membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap
penyakit. Jika pH larutan tanah meningkat hingga diatas 5,5 Nitrogen (dalam bentuk nitrat)
menjadi tersedia bagi tanaman. Jika pH larutan antara 6,0-7,0 pospor akan tersedia bagi
tanaman. pH tanah sekitar netral (5<pH <8), kelarutan untuk unsur hara makro seperti P dan
K tinggi, sedangkan kelarutan unsur hara mikro seperti AI dan Fe rendah. Penentuan pH tanah
dapat dikerjakan secara elektromagnetik dan kalorimetrik, baik di dalam laboratorium
maupun dilapangan. Ada juga pada saat kami ke SMAN 8 MENGUKUR Ph tanah, adapun
contoh gambar saat mengukur ph tanah di SMAN 8 :
Ph>8 termasuk ke dalam golongan basa. Jika tanah tersebut tergolong basa. Jika tanah
tersebut tergolong basa maka tanah mengandung banyak unsur hara akan tetapi masih terikat
dan tidak mudah tersedia untuk digunakan oleh tanaman.
Tanah mineral masam banyak dijumpai di wilayah beriklim tropis basa. Luar areal tanah
bereaksi asam seperti podsolik,ultisol,oxisols dan spodol. Tanah masam biasanya adalah tanah
10
dengan Ph rendah karena kandungan Htmbh yang tinggi. Tanah asam biasanya dijumpai pada
tanah rawa.Contoh gambar sampel tanah yang telah dimasukkan dalam mangkok sbb:
Gambar 3.4
B.TUJUAN
1.Sampel tanah
2.Mangkkok sampel
11
3.ATK
4.PH meter
D.PROSEDUR KERJA
E.HASIL PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini kami melakukan pegukuran Ph tanah 3 jenis tanah yang berbeda.
Contohnya tanah Gembur,Gambut, Tanah liat dll. Pratikum ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan tingkat Ph dari contoh tanah yang diambil dari daerah ketinggian yang berbeda .
Dilihat dari hasil pratikum yang telah dilakukan dari 3 jenis tanah daerah yang berbeda memiliki
kisaran 5-7. Ph tanah dikategorikan dalam kondisi baik. Yaitu sekitar 5<pH <7 yang bearti dapat
diperoleh contoh tanah dari tanah Gembur Ph = 5 dan dan contoh dari tanah Gambut Ph =
6,contoh tanah tersebut dikategorikan asam.
Ph>7 dikategorikan sebagai netral yang bearti di dapat dari tanah liat ph=7. Nilai ph
tanah menentukan subur atau tidaknya suatu tanah. Dengan penentuan ph juga dapat menjadi
patokan untuk memilih tanaman yang cocok pada tanah tertentu.
12
ACARA IV.KUJUNGAN KE BMKG
A.LANDASAN TEORI
Gambar 4.1
c.Lingkaran besar dengan warna dasar hijau tua dan garis luar bewarna hitam.
d.Satu tangkai padi bewarna kuning yang jumlah 21 bulir, terletak disebelah kanan dan
bunga kapas yang berjumlah 7 tangkai, terletak disebelah kiri yang diikat dengan 2
simpul pita bewarna putih.
e.Lingkaran kecil dengan warna dasar biru muda dan garis luar bewarna hitam,
didalamnya terdapat payung bewarna kuning, pena bewarna bewarna hitam dan buku bci-
warna putih serta pahar atau bokor bewarna kuning.
13
Contoh gambar kegiatan saat berada di BMKG, bertanya kepada narasunber
tentang alat-alat yang di lokasi praktikum :
Gambar 4.2
14
2. Anemometer Fungsi: Pencatat Arah dan Cara Pengamatan:
Kecepatan Angin Sesaat Satuan: Arah Angin (8 mata angin)
Kecepatan Angin: Knots. (1 Knots =
1.8 Km/Jam)
Keterangan: Yang dimaksud arah
angin yaitu Arah dari mana angin
berhembus.
15
4. Cup Counter Anemometer Fungsi: Pengukur Kecepatan Cara Pengamatan: Prinsip kerja
Angin Rata-rata harian seperti gerakan Spedometer sepeda
motor dalam satuan km/jam
Kecepatan angin rata-rata harian
selisih pembacaan angka dibagi 24
jam.
16
6. Lysimeter Fungsi: Untuk mengukur Cara Pengamatan:
evapotranspirasi Sedot air perkolasi dan diukur
Jika sebelum pengamatan ada hujan
lebih besar atau sama dengan 10 mm
lysimeter tidak perlu disiram. Jika
hujan 5-10 mm siram lysimeter
dengan air 5 liter.
Jika tidak ada hujan, siram lysimeter
dengan air 10 Liter.
Hitung evapotranspirasi.
17
8. Penakar Hujan Otomatis Fungsi: Pencatat Instensitas Cara Pengamatan:
Curahhujan / tingkat Jika terjadi hujan air masuk ke
(Hellman)
kelebatannya corong
Air mengalir ke tabung pelampung
melalui selang dan mengangkat
pelampung
Pena yang terhubung ke pelampung
merekam data ke kertas pias
Kertas pias berputar seirama dengan
gerakan clock drum
Jika jumlah curah hujan yang
tertampung mencapai 10 mm maka
air tsb tumpah melalui pipa hevel dan
mereset pena keposisi nol
Demikian proses ini terjadi berulang.
18
10. Psycrometer Standar Fungsi Alat: Untuk mengukur Cara Pengamatan:
suhu udara dan kelembaban Thermometer BK menunjukan suhu
udara dengan satuan derajat udara
celciun serta persen Thermometer BB digunakan mencari
kelembaban udara dengan bantuan
Table.
Thermometer BB, bola air raksa
harus selalu basah dengan
menggunakan Kain muslin yang
selalu basah oleh air murni
Thermometer maksimum digunakan
untuk mencari suhu maksimum
dalam sehari. Pembacaan jam 12.00
UTC atau jam 20.00 Wita
Thermometer minimum digunakan
untuk mencari suhu minimum dalam
sehari. Pembacaan jam 00.00 UTC
atau jam 08.00 Wita.
19
12. Hook Gauge dan Still Fungsi Hook Gauge: Alat Cara Pengamatan :
untuk mengukur perubahan Hook Gauge :
Well
tinggi permukaan air dalam Alat ini berupa batang berskala dan
panci. sebuah sekrup ulir yang berada pada
batang tersebut yang digunakan untuk
mengatur letak letak ujung jarum
pada permukaan air di dalam panci.
Sekrup ulir ini berfungsi sebagai
mikrometer dengan 50 bagian skala.
Satu putaran penuh mikrometer
menunjukkan perubahan ujung jarum
setinggi 1 mm.
Cara pengukuran Putar sekrup
pengatur pada hook gauge pelan-
pelan sampai ujung jarum tepat
berada pada permukaan air.
Angkat hook gauge dan catat sekala
yang ditunjukkan pada sekrup
mikrometer.
Still Well : Bejana ini membuat air
dalam bejana menjadi tenang
dibandingkan dengan air pada panci,
sehingga penyetelan ujung pancing
dapat lebih mudah di lakukan.
13. Thermometer Apung Fungsi: Mencatat suhu Cara Pengamatan:
maksimum dan minimum air Suhu maksimum ditunjukkan oleh
Maksimum dan Minimum
yang terjadi selama 24 jam. ujung kanan indeks dlam
thermometer atas dan suhu minimum
ditunjukkan oleh ujung kanan indeks
dalam tabung bawah. Untuk menyetel
kedudukna indeks kembali, setelah
suhu dibaca di gunakan magnet
batang.
20
14. Thermometer Tanah Fungsi: Pengukur Suhu tanah Satuan: Derajat Celcius
gundul Keterangan: Kedalaman 0 cm,2 Cm,
Gundul
5 Cm. 10 Cm, 20 Cm, 30 Cm,50 Cm,
100 cm.
Benda kuning pada thermometer 50
cm dan 100 cm adalah parapin yang
berfungsi agar ketika alat tersebut
dibaca maka suhu tidak berubah.
Data suhu tanah ini digunakan dalam
kegiatan pemupukan tanah.
15. Thermometer Tanah Fungsi: Pengukur Suhu tanah Satuan: Derajat Celcius
Berumput Keterangan: Kedalaman 0 cm, 2 cm,
Berumput
5 cm, 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm,
100 cm.
Benda kuning pada thermometer 50
cm dan 100 cm adalah parapin yang
berfungsi agar ketika alat tersebut
dibaca maka suhu tidak berubah.
Data suhu tanah ini digunakan dalam
kegiatan pemupukan tanah.
21
16. Thermometer Minimum Fungsi: Untuk mengukur Cara Pengamatan:
suhu terendah/minimum Dilakukan pada pukul 07.00 WS.
Rumput
rumput pada suatu periode Jika suhu turun, alkohol akan
pengamatan. menyusut dan naik, permukaan
alkohol akan naik sedangkan indeks
tetap tertinggal menunjukkan skala
terendah yg dicapai suhu udara.
Setelah dilakukan
pengamatan/pembacaan skala, posisi
indeks harus di kembalikan ke posisi
suhu pada waktu itu.
22
B.TUJUAN
1.Mahasiswa dapat informasi langsung dari BMKG terkait kegiatan langsung dari BMKG
D.PROSEDUR KERJA
E.HASIL PEMBAHASAN
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang
kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan geofisika,seperti penelitian dan
pelayanan dibidang iklim,cuaca,gempa bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan
cuaca.
Dari pengamatan hasil BMKG kita dapat mengetahui alat – alat yang ada di BMKG
KABUPATEN MEMPAWAH, selain itu kita juga mendapatkan ilmu pengetahuan tentang
bagaimana cara pengguanaan alat yang baik dan benar yang ada di BMKG tersebut.
23
ACARA V.PENGAMBILAN DATA DISUNGAI RENGAS
A. LANDASAN TEORI
Gambar 5.1
Sungai merupakan jalan air alami yang mengalir menuju samudera, danau atau laut, atau ke sungai
yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah
sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi
air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti
danau. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya
terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa
negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan
sedimen dan polutan.
Dalam pengambilan data disungai rengas pertama kami mendengarkan ibu dosen dalam
penggunaan alat tersebut,dari situ kita dapat mengetahui alat kecepatan angin, alat pengukur
sungai, alat pengukur ph tanah, dan mengumpulkan semua data yang ada di lapangan tersebut.
24
Pertama ibu memberikan cara menggunakan alat – alat tersebut, Bisa dilihat contoh gambar
dibawah ini :
Gambar 5.2
Adapun contoh gambar dalam pengukuran ph tanah, air dan lain sebagainya :
1.
Gambar 5.3
25
2.
- Ph air : 5.9
- Warna : coklat
- Keterangan : basa
3. Ph tanah : 7 (netral)
Warna : coklat
Lokasi : ditepian sungai
4.
Gambar 5.6
- Ph tanah : 6.1
- Keterangan : asam
26
- Warna : coklat tua
- Lokasi : darat
- No. 6
5.
Gambar 5.7
- Angin = 0,4
- Suhu C = 32, 75˚
B.TUJUAN
2.ATK
27
D.PROSEDUR KERJA
E.HASIL PEMBAHASAN
Dapat kita simpulkan bahwa dari data survei dilapangan tersebut kita dapat mengetahui
panjang dan lebar sungai,mengukur kecepatan aliran permukaan sungai, mengukur PH air dan PH
tanah, dan membuat gambar profil sungai.Laporan ini bermanfaat untuk mengetahui bahwa sungai
sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia karena sungai mempunyai peranan penting
seperti, sumber air rumah tangga, irigasi, perikanan, rekreasi, dan sumber bahan bangunan (batu
dan pasir). Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah irigasi, pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembungan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan
objek wisata sungai.
28
DAFTAR PUSTAKA
https://anggiwilianandini.wordpress.com/larutan-asam-basa/ph-larutan-asam-basa/pengukuran-
ph/. (Diakses pada hari Rabu, 31 Juli 2019 pukul 17:00 WIB).
Br. Sri Harto., 1993, Analisis Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
29