Anda di halaman 1dari 2

http://herydotus.wordpress.

com/2011/03/10/perang-vietnam/
10 Maret 2011 · 9:15 pm

Perang Vietnam
Pembagian Vietnam menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan berdasarkan keputusan
Perjanjian Jenewa menjadikan wilayah tersebut menjadi ajang pertempuran hebat. Ho Chi Minh,
tokoh Pergerakan Nasional Vietnam dan tokoh yang berkeinginan supaya Vietnam bersatu, tidak
mau menerima hasil Perjanjian Jenewa. Pembentukan Vietnam Selatan dianggapnya sebagai
penghalang tercapainya persatuan seluruh Vietnam. Untuk keperluan menghancurkan Vietnam
Selatan, Ho Chi Minh mengirimkan pasukan Viet Minh menyusup ke selatan. UsahaPembagian
Vietnam menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan berdasarkan keputusan Perjanjian Jenewa
menjadikan wilayah tersebut menjadi ajang pertempuran hebat. Ho Chi Minh, tokoh Pergerakan
Nasional Vietnam dan tokoh yang berkeinginan supaya Vietnam bersatu, tidak mau menerima
hasil Perjanjian Jenewa. Pembentukan Vietnam Selatan dianggapnya sebagai penghalang
tercapainya persatuan seluruh Vietnam. Untuk keperluan menghancurkan Vietnam Selatan, Ho
Chi Minh mengirimkan pasukan Viet Minh menyusup ke selatan. Usaha menghancurkan
Vietnam Selatan mendapat bantuan dari negara komunis, Uni Soviet dan Cina. Blok Barat yang
mengetahui tindakan kedua negara komunis terhadap Vietnam Utara dan merasa mempunyai
kepentingan di Vietnam Selatan juga berusaha mempertahankan wilayah tersebut. Amerika
Serikat memerintahkan pasukannya membantu Vietnam Selatan. Dengan demikian, Perang
Vietnam merupakan contoh konkret perebutan pengaruh dua negara adidaya.
Pemerintah Vietnam Utara selain mengirim pasukan juga menyusupkan kader-kader komunisnya
ke Vietnam Selatan. Selain berhasil memengaruhi rakyat Vietnam Selatan untuk menentang
pemerintahannya sendiri, mereka juga berhasil membentuk dan membantu gerilyawan komunis
di Vietnam. Gerilyawan komunis dari Vietnam Selatan dikenal sebagai Vietkong. Pasukan
Amerika Serikat yang ditugaskan di Vietnam Selatan ternyata tidak mampu menjalankan
tugasnya dengan baik. Banyaknya tentara Vietkong yang menyamar menjadi rakyat biasa,
membuat Amerika Serikat sulit membedakannya di lapangan.
Pasukan Vietkong selain bergerilya juga membuat terowongan bawah tanah (jalur tikus) dalam
mematahkan perlawanan Amerika Serikat. Ranjau dan jebakan dari bambu runcing juga dipakai
untuk mengalahkan Amerika Serikat. Sebaliknya, pasukan Amerika Serikat dengan persenjataan
modern membabi buta menyerang pertahanan Vietkong. Pasukan Amerika Serikat dan Vietnam
Selatan juga berusaha menghancurkan Jalur Ho Chi Minh dan kubu-kubu pertahanan komunis
dengan pemboman. Jalur Ho Chi Minh adalah jalan-jalan yang dibuat di hutan-hutan sepanjang
perbatasan Vietnam Selatan–Laos– Kampuchea yang digunakan pasukan Viet Minh menyusup
ke Vietnam Selatan. Salah satu pertempuran hebat antara pasukan Vietnam Utara dan pasukan
Vietnam Selatan yang dibantu Amerika Serikat terjadi pada Tahun Baru Tet 1968 (The Tet
Offensive). Penyerbuan pasukan komunis itu dapat dipatahkan, tetapi kedua belah pihak
menderita kerugian dalam jumlah yang besar. Menyadari bahwa Perang Vietnam telah
berlangsung lama dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit, usaha mencapai perdamaian pun
digelar pada sekitar tahun 1970. Pemerintah Vietnam Utara, pemerintah Vietnam Selatan, dan
pemerintah Amerika Serikat melakukan perundingan di Paris. Pada tahun 1972 pemerintah
Amerika Serikat mengumumkan bahwa Indonesia, Kanada, Polandia, dan Hongaria pada
prinsipnya sepakat untuk menjadi pengawas gencatan senjata di Vietnam.
Namun, kesepakatan itu menjadi berantakan karena Viet Minh dan Vietkong secara tiba-tiba
pada tanggal 3 April 1972 melakukan serangan besar-besaran dan hampir saja menguasai
Saigon, ibu kota Vietnam Selatan. Atas tindakan tersebut, Presiden Amerika Serikat, Richard
Nixon bersikap tegas dan mengeluarkan perintah, antara lain:

a. meranjau semua lalu lintas laut yang menuju Vietnam Utara;


b. menghancurkan semua jalur komunikasi dan transportasi Vietnam Utara.

Untuk melaksanakan tindakan pembersihan jalur laut Vietnam Utara, Amerika Serikat meminta
semua kapal asing untuk keluar dari wilayah Vietnam Utara. Tindakan itu akan terus
dilaksanakan sampai Vietnam Utara setuju melakukan gencatan senjata dan membebaskan
tawanan perang Amerika Serikat. Tindakan Amerika Serikat tentu saja menimbulkan pro dan
kontra dunia. Australia dan Filipina yang merupakan sekutu Amerika Serikat jelas mendukung
rencana tersebut. Namun, Uni Soviet dan Cina yang merupakan lawan Amerika Serikat sangat
menentangnya. Amerika Serikat membatalkan secara sepihak niat melakukan pemboman ke
Vietnam Utara karena adanya kemajuan dalam perundingan. Perundingan gencatan senjata yang
seharusnya ditandatangani pada tahun 1970, akhirnya baru ditandatangani pada tahun 1973.
Meskipun persetujuan damai telah ditandatangani, pada praktiknya masih sering terjadi
pelanggaran.
Keadaan dalam negeri Vietnam Selatan sendiri sedang terjadi keretakan. Presiden Nguyen Van
Thiew mengundurkan diri dan menunjuk Wakil Presiden Tran Van Huong sebagai peggantinya.
Ketika mengundurkan diri Presiden Nguyen Van Thiew mengecam Presiden Amerika Serikat,
Nixon karena mendesaknya menandatangani Persetujuan Paris. Padahal itu artinya Vietnam
Selatan menyerah pada Vietnam Utara. Selain itu, ia bersedia menandatangani persetujuan itu
karena Amerika Serikat berjanji mengirim pesawat pembom B-52 apabila terjadi pelanggaran
oleh Vietnam Utara. Namun, nyatanya Amerika Serikat mengingkari hal itu. Pelanggaran
persetujuan damai makin sering terjadi. Komunis pun makin mendekati kemenangan. Pada
tanggal 18 April 1975 pasukan pelopor komunis dalam serangannya berhasil mendekati Saigon
sampai jarak kurang 5 km. Pasukan komunis terus bergerak maju dan mendekati ibu kota.
Rakyat Vietnam Selatan panik dan berebut untuk mengungsi. Sehubungan dengan keadaan itu,
sejak tanggal 20 April 1975 Amerika Serikat mengirimkan lima buah kapal induk dari Armada
VII untuk mengangkut para pengungsi tersebut.
Pada tanggal 30 April 1975, Presiden baru Vietnam Selatan, Duong Van Minh yang baru dilantik
tanggal 28 April 1975 menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Vietkong. Untuk merayakan
kemenangan itu, Vietkong mengubah nama Saigon, ibu kota negara Vietnam Selatan menjadi Ho
Chi Minh.

Anda mungkin juga menyukai