Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT


(STUDI PADA RSUD KOTA MATARAM)

NADYA HIJRIANI

A1C014083

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2018
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................7
BAB II........................................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................................9
2.1.5.1 Sistem Pengendalian Manajemen........................................................................9
2.1.1 Pengertian Sistem.............................................................................................9
2.1.2 Pengertian Pengendalian................................................................................10
2.1.3 Pengertian Manajemen..................................................................................12
2.1.4 Pengertian Pengendalian Manajemen...........................................................14
2.1.5 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen................................................15
BAB III.....................................................................................................................................25
METODE PENELITIAN.............................................................................................................25
3.1 Desain Penelitian....................................................................................................25
3.1.1 Pendekatan Penelitian....................................................................................25
3.1.2 Fokus Penelitian.............................................................................................25
3.1.3 Sumber Data...................................................................................................26
3.1.4 Tahapan Penelitian.........................................................................................26
3.2 Teknik Analisi Data.................................................................................................28
3.3 Kerangka Penelitian................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................31

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, masyarakat memiliki kebutuhan yang semakin tinggi akan jasa

layanan kesehatan, hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran

masyarakat akan artinya kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan

jasa layanan kesehatan tersebut, rumah sakit merupakan salah satu pilihan yang

tepat. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

kesehatan yang dikembangkan melalui perencanaan pembangunan kesehatan bagi

masyarakat.

Peningkatan kebutuhan kesehatan dan perkembangan teknologi berdampak

pada pertumbuhan rumah sakit yang terus berkembang, baik dalam jumlah,

kapasitas maupun sarana prasarana. Pertumbuhan rumah sakit yang pesat akan

berakibat pada persaingan antar rumah sakit yang menjadi semakin ketat. Bagi

pengelola maupun pemilik rumah sakit agar kegiatannya tetap survive, maka

peningkatan dilakukan dengan menambah teknologi kedokteran yang ada, tenaga

medis, tenaga medik, tenaga ahli dibidang kesehatan, serta tenaga lainnya yang

menunjang operasional rumah sakit.

Pengelolaan sebuah rumah sakit ini sangatlah berbeda dengan bidang usaha

lainnya, selain rumah sakit itu merupakan institusi yang padat modal, padat

teknologi, dan padat tenaga sehingga pengelolaan rumah sakit tidak bisa sebagai

2
unit sosial semata, melainkan juga menjadi unit sosio-ekonomi dan tetap

mempunyai tanggung jawab sosial tetapi dalam pengelolaan keuangannya

menerapkan prinsip-prinsip ekonomi (Yudhistira dkk, 2015). Kegiatan

pengelolaan rumah sakit adalah kompleks dengan disiplin-disiplin ilmu, antara

lain disiplin ilmu kedokteran, keperawatan, teknik, ekonomi, hukum maupun

humnas.

Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan layanan

kesehatan dan semakin banyak munculnya rumah sakit, maka Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Mataram harus dapat beroperasi secara efektif dan efisien

agar dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Mataram dapat beroperasi dengan efektif dan efisien apabila fungsi

manajemen dilaksanakan dengan baik oleh para manajer professional.

Pekerjaan seorang manajer profesional dapat dipisahkan ke dalam 4 (empat)

fungsi, yaitu :

a. Planning (perencanaan)

b. Organizing (perorganisasian)

c. Actuating (pelaksanaan)

d. Controlling (Pengendalain)

Pada dasarnya keempat fungsi tersebut saling berhubungan yang merupakan

bagian dari seluruh proses pengelolaan suatu unit usaha. Operasi perusahaan yang

dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaannya harus selalu

3
dikendalikan dan diawasi oleh manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin

tercapainya tujuan perusahaan (Yudhistira dkk, 2015).

Keberhasilan manajer dalam mengelola rumah sakit sulit tercapai jika tidak

didukung oleh seluruh karyawan rumah sakit. Agar terjadi keselarasan antara

tujuan pribadi dengan tujuan rumah sakit maka diperlukan penerapan

pengendalian manajemen yang baik yang disebut Sistem Pengendalian

Manajemen. Menurut penelitian Rusbianti (2013) pengendalian manajemen

merupakan proses dengan mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi

lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Pengendalian

manajemen merupakan keharusan dalam suatu organisasi yang mana sistem

pengendalian harus sesuai dengan strategi organisasi.

Sistem pengendalian manajemen merupakan salah satu faktor penting bagi

kesuksesan perusahaan. Anthony dan Govindarajan (2007) dalam Ilias Norazlina,

dkk (2016) mengidentifikasi sistem pengendalian manajemen sebagai perilaku

informal dari orang-orang yang mencakup nilai-nilai, kesetiaan, dan komitmen

bersama diantara anggota organisasi, budaya organisasi, dan norma-norma tidak

tertulis tentang perilaku yang dapat diterima dari orang-orang dalam organisasi.

Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh

organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources)

yang digunakan, baik manusia, alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang

4
diperoleh organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan

lancar.

Melihat tingkat kepentingan sistem pengendalian manajemen pada

perusahaan, serta adanya kesenjangan penelitian tentang evaluasi dari sistem

pengendalian manajemen, maka evaluasi tentang sistem pengendalian manajemen

perusahaan yang lebih komperhensif merupakan hal yang sangat menarik dan

perlu dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini akan bertujuan menutupi celah

tersebut dengan harapan mampu untuk mengembangkan area riset dan praktek

dalam sistem pengendalian perusahaan serta konsekuensi dari sistem

pengendalian manajemen.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka penelitian ini akan mengevaluasi

sistem pengendalian manajemen pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Mataram. Penelitian ini akan menganalisis secara deskriptif tentang fenomena dan

dinamika yang nyata dalam penerapan sistem pengendalian manajemen di

perusahaan. Evaluasi secara deskriptif diharapkan memberikan gambaran yang

komperhensif yang dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan pengambilan

keputusan dan evaluasi perusahaan kedepan.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasrkan pada uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut: “Bagaimana Hasil Evaluasi terhadap Penerapan Sistem

Pengendalian Manajemen pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk Mengevaluasi Penerapan

Sistem Pengendalian Manajemen pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Mataram”.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram:

Memberikan masukan bagi para manajer tentang pentingnya Sistem

Pengendalian Manajemen untuk menunjang tumbuh kembang perusahaan.

2) Manfaat bagi Pembaca

Memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang berguna bagi pembaca dan

sebagai bahan pertimbangan yang dapat memberikan ide untuk

pengembangan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.

3) Manfaat bagi Penulis

6
Sebagai bahan untuk mengevaluasi bagaimana ilmu yang diterima selama

masa perkuliahan dengan praktek yang ada di lapangan, dalam hal ini adalah

RSUD Kota Mataram.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pengendalian Manajemen

2.1.1 Pengertian Sistem

McLeoad (2001) menyatakan bahwa sistem merupakan sekelompok elemen

yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut

McLeod, suatu organisasi seperti perusahaan atau suatu bidang fungsional sesuai

dengan definisi ini. Dimana organisasi terdiri dari sejumlah sumber daya yang

bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditentukan oleh pemilik atau

pihak manajemen. Sistem dapat pula diartikan sebagai suatu kegiatan yang telah

ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang (Suadi, 1995: 3).

Dalam pengertiannya, sistem seharusnya dijalankan secara ritmik, berulang-

ulang dan terkoordinasi dalam rangka pencapaian sebuah tujuan. Namun pada

kenyataannya, dalam kegiatan manajemen sebuah organisasi, tidak jarang manajemen

yang tindakannya justru menyimpang dari sistem yang ada. Penyimpangan ini

mungkin saja terjadi apabila lingkungan dan kondisi tidak mendukung bagi

pelaksanaan sistem tersebut, sehingga manajer akan cenderung berpikir secara tidak

rasional dalam bertindak. Dalam kondisi seperti diatas, ketepatan sebuah sistem

bukan lagi ditentukan berdasarkan aturan dalam sistem tersebut, melainkan pada

sejauh mana manajer mampu menggunakan kemampuannya untuk mengatur dan

mempengaruhi seseorang untuk melakukan apa yang diperintahkannya.

8
2.1.2 Pengertian Pengendalian

Manajer harus yakin bahwa tindakan yang dilakukan anggota organisasi

benar-benar menggerakkan organisasi ke arah dan sasaran yang telah dirumuskan.

Jadi pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai

dengan aktivitas yang direncanakan (McLeod, 2001).

Pengendalian (pengawasan) atau controlling adalah bagian terakhir dari

fungsi manajemen, fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan

proses manajemen. Karena itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Fungsi manajemen

yang dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian itu sendiri.

Dasar fungsi pengawasan dalam islam muncul dari pemahaman tanggung

jawab individu, amanah dan keadilan. Islam memerintahkan setiap individu untuk

menyampaikan amanah yang diembannya, jabatan merupakan amanah yang harus

dijalankan. Allah berfirman:

Sebuah organisasi berdiri karena ingin mencapai sebuah tujuan tertentu.

Dalam proses pencapaian suatu tujuan, organisasi bertindak menurut aturan dan garis

besar yang telah ditetapkan manajemen, disamping itu manajemen memberikan suatu

motivasi dan pengarahan. Jadi manajemen harus memastikan apakah aturan-aturan

yang telah ditetapkan tersebut dilaksanakan dengan baik dan teratur oleh para

anggotanya. Oleh karena itu manajemen perlu melaksanakan sebuah proses yaitu

9
pengendalian. Pengendalian sebagai salah satu fungsi utama manajemen merupakan

suatu sistem yang bertujuan untuk mencapai atau mempertahankan suatu kondisi

tertentu yang digunakan. Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses

penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan

mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara

signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Menurut Anthony dan Govindarajan (1995: 3), proses pengendalian memiliki

empat elemen utama, yaitu:

1. Pelacak (Detector)

Detector adalah komponen yang berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi

apa yang sedang terjadi dalam suatu proses.

2. Penilai (Assesor)

Assessor adalah komponen yang berfungsi sebagai alat untuk menentukan

ketepatan. Biasanya ukurannya dengan membandingkan kenyataan dengan

standar yang telah ditetapkan,

3. Umpan Balik (Effector)

Effector yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari

assessor.

4. Jaringan Komunikasi

Jaringan Komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detector dan

assessor dan antara assessor dan effector.

10
2.1.3 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, Handoko (2011: 8)

dalam Romadhani (2016). Selain itu manajemen adalah kegiatan yang menghasilkan

konsekuensi dan pengaruh yang muncul dengan berlalunya waktu. Abdul Halim (Hal:

5) memandang manajemen sebagai seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain.

Abdul Halim (Hal: 6) juga menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan anggota

organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi. Manajemen adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus

menerus dalam membentuk organisasi.

Fungsi-fungsi manajemen menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter

yang dialihbahasakan oleh T. Hermaya dan Harry Slamet (2004:8) adalah sebagai

berikut:

1. Fungsi perencanaan

2. Fungsi pengorganisasian

3. Fungsi kepemimpinan

4. Fungsi pengendalian

Fungsi-fungsi manajemen diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

11
1. Fungsi oerencanaan yaitu fungsi manajemen yang mencakup proses menentukan

tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana cara

mengelompokkan tugas-tugas itu, siapa harus melapor ke siapa, dan dimana

keputusan harus dibuat.

2. Fungsi pengorganisasian yaitu fungsi manajemen yang mencakup proses

memotivasi bawahan, mempengaruhi individual atau tim sewaktu mereka bekerja,

memiliki saluran komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan dengan

berbagai cara masalah perilaku karyawan.

3. Fungsi kepemimpinan yaitu fungsi manajemen yang mencakup proses memantau

kinerja actual, membandingkan actual dengan standar, dan membuat koreksinyam

jika perlu.

4. Fungsi pengendalian yaitu fungsi manajemen yang mencakup proses

mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai sasaran itu dan

menyusun rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan sejumlah

kegiatan.

Pengertian Proses Manajemen menurut Stephen P. Robbins & Mary Coulter yang

dialihbahasakan oleh T. Hermaya dan Harry Slamet (2004:8) yaitu:

“Proses manajemen adalah serangkaian keputusan dan kegiatan kerja yang

sedang terjadi yang dialami oleh para manajer sewaktu mereka merencanakan,

mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan.”

12
2.1.4 Pengertian Pengendalian Manajemen

Pengendalaian manajemen adalah proses dimana organisasi berusaha

mencapai hasil yang telah direncanakan atau yang diinginkan. Dengan demikian,

organisasi dapat mengambil berbagai tindakan untuk meminimalkan dampak negatif

yang timbul dari lingkungan eksternal dan internal, Sljivic Slavolju, dkk (2015).

Abdul Halim (hal: 11) menyatakan pengendalian manajemen melibatkan hubungan

antara atasan dan bawahan. Pengendalian dilakukan mulai dari tingkat atas hingga

kebawah. Proses ini meliputi tiga aktivitas:

1. Komunikasi, dimaksudkan agar bawahan bertindak secara efektif.

2. Motivasi, dimana bawahan harus diberi motivasi untuk menyelesaikan tugasnya.

3. Evaluasi, dimana efisien atau efektifnya seorang bawahan melakukan tugasnya

harus dievaluasi terlebih dahulu oleh manajer.

Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke

berbagai upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi

sitem pengendalian manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi,

sebab hakikatnya setiap organisasi mempunyai komponen sama, yaitu :

W = Work (Pekerjaan)

E = Employe (Tenaga Kerja)

R = Relationship (Hubungan)

E = Environment (Lingkungan)

13
2.1.5 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

2.1.5.1 Definisi Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen merupakan bagian integral dari tanggung

jawab manajemen. Sistem ini memberikan informasi kepada para manajer untuk

membantu dalam membuat keputusan sesuai dengan rencana dan tujuan

perusahaan, Mohamed Rapiah, dkk (2013). Marciariello & Kirby mendefinisikan

Sistem Pengendalian Manajemen sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling

berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu

manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan

organisasi secara terus menerus. Sistem ini memberikan informasi kepada manajer

untuk membantu dalam membuat keputusan sesuai dengan rencana dan tujuan

perusahaan. Menurut R. Simon dalam Mohamed Rapiah (2013), Sistem Pengendalian

Manajemen merupakan prosedur atau control kebijakan yang memfasilitasi

organisasi untuk memastikan bahwa tujuan dan sasaran yang diharapkan telah

terpenuhi.

Selain itu Anthony, dkk (2001, 6) mengidentifikasi sistem pengendalian

manajemen (SPM) sebagai suatu proses atau struktur yang tertata secara sistematik

yang digunakan manajemen dalam pengendalian manajemen. Sumarsan (2013:4)

dalam Oktariani (2015) menyatakan sistem pengendalian manajemen adalah suatu

rangkaian tindakan dan aktifitas yang terjadi pada seluruh kegiatan organisasi dan

14
berjalan secara terus-menerus. Pengendalian manajemen sangat penting dilakukan

oleh perusahaan.

Sumarsan (2013:7) dalam Oktariani (2015) menyatakan tujuan perancangan

suatu sistem pengendalian manajemen, antara lain:

1. Diperolehnya keandalan dan intergritas.

2. Kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan ketentuan yang

berlaku. Kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan ketentuan

yang berlaku dapat dicapai melalui sistem pengendalian manajemen.

3. Melindungi harta perusahaan, pada umumnya pengendalian disusun dan

diimplementasikan untuk melindungi harta perusahaan.

4. Pencapain kegiatan yang ekonomis dan efisien, sumber daya bersifat terbatas

mendorong organisasi menerapkan prinsip ekonomi.

Menurut Anthony & Govindarajan (2000: 60) dalam Adhitama dan Rahma

(2017), faktor informal dalam sistem pengendalian manajemen meliputi:

a. Faktor-faktor eksternal.

Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma tentang perilaku yang diharapkan di

dalam masyarakat, dimana organisasi perusahaan menjadi bagian di dalamnya.

Norma ini mencakup etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai

terhadap organisasi perusahaan, keuletan mereka semangat mereka dan juga

kebanggaan yang mereka miliki dalam menjalankan tugas (daripada sekadar

menjalankan tugas tepat waktu).

15
b. Faktor-faktor internal.

Faktor-faktor internal dalam sistem pengendalian manajemen terdiri dari:

1) Budaya

Meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma

perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima, dan yang secara

eksplisit dimanifestasikan diseluruh jajaran organisasi.

2) Gaya manajemen.

Para manajer memiliki kualitas dan gaya yang beragam. Biasanya sikap-sikap

bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan

mereka.

3) Organisasi informal.

Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan

formal yaitu. Pemegang otoritas resmi dan bertanggungjawab dari setiap

manajer. Kenyataan-kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya proses

pengendalian manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti penting

dari hubungan-hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat informal.

4) Persepsi dan komunikasi

Dalam upaya meraih tujuan organisasi, para manajer operasi harus

mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk

mencapainya. Para manajer menyerap informasi ini dari berbagai jalur, baik

itu jalur formal maupun informal. Pesan-pesan yang diserap dari berbagai

16
sumber ini bisa jadi bertentangan satu sama lain sehingga dapat menimbulkan

interpretasi yang berbeda.

2.1.5.2 Struktur Sistem Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen sebenarnya merupakan suatu proses. Dalam proses

tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Dua aspek penting dari

lingkungan tersebut adalah eksternal dan internal. Faktor internal dalam hal ini adalah

struktur organisasi, struktur program, strktur rekening, faktor administrative, faktor

perilaku, dan faktor budaya. Satu faktor penting adalah baik lingkungan internal

maupun eksternal bervariasi pada setiap organisasi sehingga pengaruhnya terhadap

proses pengendalian manajemen juga akan berbeda. Suatu organisasi mempunyai

tujuan dan fungsi pengendalian manajemen yaitu mendorong anggota organisasi

mencapai tujuan. Disinilah faktor keselarasan tujuan masing-masing anggota

organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian manajemen

dipusatkan pada berbagai jenis pusat pertanggungjawaban.

Definisi pusat pertanggungjawaban menurut Abdul Halim, Achmad Tjahjono,

dan Muh. Fakhri Husein (2003:74):

“Pusat pertanggungjawaban adalah satu unit organisasi yang dipimpin

oleh seorang manajer pertanggungjawaban.”

17
Jenis-jenis pusat pertanggungjawaban menurut Abdul Halim, Achmad

Tjahjono, dan Muh. Fakhri Husein (2003:74), adalah sebagai berikut:

1. Pusat Pendapatan

2. Pusat Biaya

3. Pusat Laba

4. Pusat Investasi

Pusat-pusat pertanggungjawaban diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban yang manajernya

diukur prestasinya berdasarkan pendapatannya. Manajer pusat pendapatan

tidak dimintai pertanggungjawabannya mengenai masukannya, karena dia

tidak mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Pusat pendapatan

bertanggung jawab terhadap pencapaian pendapatan yang ditargetkan

tanpa harus dibebani tanggung jawab pencapaian pendapatan yang

ditargetkan tanpa harus dibebani tanggung jawab mengenai biaya yang

terjadi di departemennya. Karena biaya seringkali tidak mempunyai

hubungan dengan pendapatan yang diperoleh oleh departemen tersebut.

Pada umumnya, biaya-biaya yang terjadi dalam pusat pendapatan

merupakan biaya kebijakan, maka pusat pendapatan umumnya juga

merupakan pusat biaya kebijakn.

18
2. Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang manajernya

diukur prestasinya atas dasar biayanya (nilai masukannya). Setiap pusat

pertanggungjawaban mengkonsumsi masukan dan menghasilkan

keluarannya tidak perlu diukur dalam bentuk pendapatan. Hal ini

disebabkan karena kemungkinan keluaran pusat biaya tersebut tidak

bertanggung jawab atas keluaran pusat biaya tersebut. Berdasarkan

hubungan antara keluaran dan masukannya, pusat biaya dapat dibagi lagi

menjadi:

 Pusat Biaya Teknik

Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang sebagian

besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan

keluarannya. Manajer pusat biaya teknik diukur prestasinya atas dasar

seberapa jauh dia dapat mepertahankan efisiensinya.

 Pusat Biaya Kebijakan

Pusat biaya kebijakan adalah pusat pertanggungjawaban yang

sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubungan dengan

keluarannya. Pusat biaya kebijakan tidak dapat diukur prestasinya

dari susut efisiensinya. Pengendalian pusat biaya kebijakan

dilakukan dengan menggunakan anggaran sebagai pedoman bagi

manajer.

19
3. Pusat laba merupakan pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur

dari selisih antara pendapatan dengan biaya untuk memperoleh

pendapatan tersebut. Dalam pusat laba, masukan dan keluarannya diukur

dalam satuan uang untuk menghitung laba yang merupakan dasar

pengukuran prestasi manajer. Dalam akuntansi keuangan, pendapatan

diakui dan dicatat pada saat terjadi transaksi penjualan. Suatu pusat

pertanggungjawaban merupakan pusat lab ajika manajemen menghendaki

untuk mengukur keluaran pusat pertanggungjawaban tersebut dalam

satuan uang dan manajer pusat pertanggungjawaban tersebut diukur

prestasinya atas dasar selisih antara pendapatan dengan biayanya.

4. Pusat investasi adalah pusat laba yang presrati manajernya diukur dengan

menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut

dengan investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat

investasi dapat berupa rasio antara laba dengan investasi yang digunakan

untuk memperoleh laba (ROI = Return On Investment). Prestasi dapat juga

diukur dengan menggunakan residual income ( laba dikurangi beban

modal / capital charge)

20
2.1.5.3 Proses Sistem Pengendalian Manajemen

Seperti diungkapkan diatas, sistem pengendalian manajemen terdiri dari

struktur dan proses. Struktur merupakan hubungan antara komponen yang dinyatakan

dalam bentuk organisasi dan sifat informasi yang mengalir diantara unit-unit tersebut.

Sedangkan proses merupakan seperangkat tindkan yang dilakukan untuk memastikan

bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya melibatkan banyak komunikasi.

Komuniasi ini dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi informal dapat berupa

percakapan, memo, pertemuan, dan lain-lain. Komunikasi formal meliputi tahap-

tahap yang terstruktur yang saling terkait.

Menurut Abdul Halim, Achmad Tjahjono, dan Muh. Fakhri Husein (2003:15)

menyatakan bahwa proses sistem pengendalian manajemen formal meliputi tahap-

tahap sebagai berikut:

1. Perencanaan Strategi

2. Penyusunan Anggaran

3. Pelaksanaan

4. Evaluasi Kinerja

Proses sistem pengendalian manajemen diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan strategi (pemrograman) adalah proses memutusakan program-

program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi

strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap

21
program jangka panjang beberapa tahun yang akan dating. Keluaran dari proses

perencanaan strategi berbentuk dokumen yang dinamakan strategic plan (atau

sering juga disebut program). Informasi tentang program meliputi beberapa tahun

yang akan datang, biasanya meliputi tiga atau lima tahun. Dalam perusahaan yang

berorientasi laba, setiap utama atau lini produk disebut sebagai program.

Sedangkan dalam organisasi nirlaba, bentuk utama jasa organisasi yang

ditawarkan merupakan suatu program.

2. Penyusunan anggaran adalah proses pengoprasionalan rencana dalam bentuk

pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu.

Hasil dari penyusunan anggaran adalah anggaran. Anggaran merupakan rencana

yang diungkapkan secara kuantitatif, biasanya dalam unit moneter, meliputi

periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Program atau strategic plan yang

telah disetujui pada tahap sebelumnya, merupakan titk awal dalam

mempersiapkan anggaran. Anggaran menunjukkan jabaran dari program dengan

menggunakan informasi terkini. Dalam anggaran, program dihubungkan terhadap

pusat pertanggungjawaban, bukannya programa secara individual. Anggaran

menggambarkan biaya-biaya yang dilakukan oleh setiap manajer yang

bertanggungjawab terhadap sebuah program atau bagian dari program. Proses

penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan suatu proses negosiasi antara

manajer pusat pertanggungjawaban dan atasannya. Hasil akhir proses negosiasi

adalah persetujuan tentang perkiraan biaya yang akan terjadi selama satu tahun

22
(untuk pusat biaya), atau anggaran laba atau ROI yang disyaratkan (untuk pusat

laba atau pusat investasi).

3. Pelaksanaan

Selama tahun anggaran manajer melakukan program atau bagian dari program

yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan

dapat menyediakan informasi tentang program dan pusat pertanggungjawaban.

Laporan pusat pertanggungjawaban juga harus menunjukkan informasi untuk

mengukur kinerja keuangan maupun non keuangan, informasi internal maupun

informasi eksternal.

4. Evaluasi Kinerja

Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai kinerja

manajer pusat pertanggungjawaban. Prestasi kerja pada intinya bias dilihat dari

efisien dan efektif tidaknya suatu pusat oertanggungjawaban menjalankan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya. Evaluasi dilakukan dengan cara

membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan

sebelumnya.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan mengenai penerapan sistem

pengendalian manajaemen di RSUD Kota Mataram. Menurut sugioyono (2012: 13)

penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable

mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan,

atau menghubungkan dengan variable yang lain.

3.1.2 Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman terhadap visi dan misi perusahaan.

b. Pemahaman terhadap lingkungan strategi mnajaemen puncak Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Mataram.

c. Evaluasi sistem pengendalian manajemen pada Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Mataram

24
3.1.3 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang ditujukan pada para manajer yang ada

di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram dan kemudian hasilnya

dikonfirmasi ulang dengan contact person yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Mataram dengan melakukan wawancara secara terstruktur. Para

manajer ini dipilih mengingat posisi atau kedudukan mereka di perusahaan adalah

menduduki jabatan yang sangat strategis.

2. Data Sekunder

yaitu data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram tentang

latar belakang perusahaan, struktur organisasi, fasilitas, produk dan layanan yang

ditawarkan, dan daftar manajer yang digunakan dalam penulisan penelitian ini.

3.1.4 Tahapan Penelitian

Secara garis besar, tahapan riset yang akan dilakukan adalah:

a. Tahap Orientasi

Tahap orientasi berupa survei pendahuluan ke lokasi riset dan melakukan

wawancara dengan contact person RSUD Kota Mataram. Orientasi juga

meliputi pengamatan dan pembelajaran dokumen yang dimiliki oleh para

responden. Dari tahapan ini diharapkan akan didapat gambaran secara

umum tentang fokus yang akan diriset,

25
b. Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi berisi pengumpulan data yang lebih relevan dan spesifik

disesuaikan dengan tujuan dan masalah riset. Wawancara yang akan

dilakukan dalam tahap ini didesain lebih terstruktur dengan responden

yang lebih representative.

c. Tahap Pengumpulan Data

1. Persiapan Memasuki Obyek Penelitian

Sebelum memasuki obyek penelitian secara intensif, peneliti beberapa

kali melakukan kunjungan awal berupa penjajagan untuk melakukan

hubungan informal dan memupuk kepercayaan dengan contact person

di RSUD Kota Mataram.

2. Metode Pengumpulan Data

(a) Studi Pustaka

Yakni dilakukan dengan membaca dan mempelajarai buku-buku

dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu mengenai

sistem pengendalian manajemen. Dari usaha ini diharapkan akan

diperoleh data yang bersifat teoritis yang sesuai dengan penelitian

ini.

(b) Wawancara

Dalam proses pengumpulan data, peneliti menjadi instrument

utama yang terjun ke lokasi penelitian dan mengumpulkan

informasi melalui wawancara. Metode wawancara dilakukan

26
secara terstruktur yang ditunjukan pada contact person RSUD

Kota Mataram. Dengan tujuan memperoleh informasi rinci dan

mendalam mengenai pandangan responden dan untuk mengetahui

hal-hal yang terkandung dalam hati dan pemikiran responden.

(c) Kuesioner

Dilakukan dengan cara menyerahkan daftar pertanyaan kepada

para manajer melalui contact person RSUD Kota Mataram

mengenai sistem pengendalian manajemen dari sudut pandang

persepsi para manajer RSUD Kota Mataran.

(d) Dokumentasi

Dokumentasi dalam riset ini berupa data tertulis yang dimiliki

responden, meliputi:

(1) Company profile yang berupa latar belakang Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Mataram

(2) Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram

(3) Fasilitas-fasilitas, produk dan layanan yang ditawarkan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Mataran

(4) Daftar Manajer Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram

3.2 Teknik Analisi Data

Adapun langkah-langkah dalam mengevaluasi sistem pengendalian manajemen

adalah sebagai berikut:

27
a. Studi kepustakaan dimulai pertengahan Maret 2018-selesai

Peneliti mencari literature yang mendukung penelitian yang akan dilakukan

sampai selesainya penelitian ini.

b. Penelitian pra lapangan (periode bulan April 2018)

Peneliti mengadakan pertemuan informal untuk memperoleh izin mengadakan

penelitian dan membicarakan materi yang akan dibahas dengan contact person

(Ketua Komite Perencanaan dan Pengembangan) Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Mataram.

c. Kuesioner kepada para manajer (Mei-Juni 2018) untuk mengetahui Sistem

Pengendalian Manajemen yang terdiri dari: Mekanisme Governance, Perencanaan

dan Penganggaran, Alokasi Biaya, dan Pengukuran Kinerja.

3.3 Kerangka Penelitian

Untuk evaluasi sistem pengendalian manajemen pada Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Mataram, dilakukan dengan cara menganalisis deskriptif dari hasil

pengumpulan persepsi para manajer Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.

Untuk mengukur Sistem Pengendalian Manajemen, setiap pertanyaan diberi nilai 1

sampai dengan 5, sebagai berikut:

a. Sangat tidak mendetail, bila mempunyai nilai 1

b. Tidak mendetail, bila mempunyai nilai 2

c. Netral, bila mempunyai nilai 3

d. Mendetail, bila mempunyai nilai 4

28
e. Sangat mendetail, bila mempunyai nilai 5

Hasil interpretasi akan diulas dan diambil kesimpulan sebagai hasil penelitian.

29
DAFTAR PUSTAKA
Adhitama, Satria dan Dwi Rahma R. 2017. “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian
Manajemen Dengan Model Four Levers of Control Di Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Bea Dan Cukai”. Jurnal Info Artha Vol.1, No.1, Hal.35-46

Anthony, Robert N., Jhon Dearden dan Norton M. Bedford. 2001. “Sistem
Pengendalian Manajemen”. Alih bahasa oleh Agus Maulana, Jilid 1. Edisi keenam.
Jakarta Binarupa Aksara

Bin-Nashwan, et. al., 2017. “A Review of Literature In Management Control System


(MCS), Business Strategy, And Firm’s Performance”. The International Journal of
Management Research & Review Volume 7/Issue 2/Article No-4/99-112

Halim, Abdul, Achmad Tjahjono, dan Muhammad Fakhri Husein. 2003. “Sistem
Pengendalian Manajemen”. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Ilias, Norazlina, et. al., 2016. “The Effects of Management Control Systems on
Service Quality Performance in Malaysian Local Authorities: Management
Perspective”. The International Review of Management and Marketing | Vol 6 • Issue
4 • 2016

Jolanda, Veronica dan Yovan Budianto. 2017. “Interactive Control System dalam
Implementasi Strategi Penyelesaian Masalah Perusahaan”. JIBEKA VOLUME 11
NOMOR 2, Hal: 59 – 65

Karsman. 2017. “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen pada Perilaku


Disfungsional (Survei pada BUMN Kategori Industri Strategis di Indonesia Tahun
2015-2016)”. Journal of Applied Accounting and Taxation Vol. 8, No. 2, Hal.83-92

Lakumani, Oktariani Kadista. 2015. “Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian


Manajemen Pada Hotel Gran Puri Manado”. Jurnal EMBA Vol.3 No.2 Juni 2015,
Hal. 1023-1031

Mohammed, Rapiah dan Che Zuriana Muhammad Jami. 2013. “The Effect of
Management Control System on Performance Measurement System at Small Medium
Hotel in Malaysia”. The International Journal of Trade, Economics and Finance,
Vol. 4, No. 4

30
McLeod, Raymond. 2001. “Sistem Informasi Manajemen”. Edisi ketujuh.
Terjemahan. Jakarta: Pearson Edication Asia Pte. Ltd. dan PT. Prenhallindo

Obinozie, Raymond Onyema. 2016. “Effects of Management Control Systems and


Strategy on Performance of Minority-Owned Businesses”.

Robbins, Stephen P., dan Mary Coulter. 2004. Manajemen. Edisi Ketujuh.
Terjemahan T. Hermaya dan Harry Slamet. Jakarta : PT. Prenhallindo.

Romadhani, Putri Nur. 2016. “Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian


Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Kabupaten Sukoharjo)”.

Slavoljub, Sljivic, Skorup Srdjan and Vukadinovic Predrag. 2015. “Management


control in modern organizations”. The International Review, No.3-4

Yudhistira, Helmy Febry. 2015. “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen, Sistem


Pengukuran Kinerja, Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajer Unit
(Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo)”.

Yustien,
Struktur Reni, Andi Mirdah
Pengendalian dan Ratih
Manajemen Kusumastuti.
Melalui Proses 2013. “PengaruhManajemen
Pengendalian Penerapan
Terhadap Kinerja Manajerial Pada Rumah Sakit Pemerintah Di Kota Jambi”. Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora Volume 15, Nomor 1, Hal. 98-112

31

Anda mungkin juga menyukai